www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini mengandung Surat Batak Tanpa dukungan perenderan yang baik Anda mungkin akan melihat tanda tanya kotak atau simbol lain Suku Batak merupakan salah satu kelompok etnik terbesar di Indonesia berdasarkan sensus dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Pantai Barat dan Pantai Timur di Provinsi Sumatra Utara Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah Angkola Karo Mandailing Pakpak Dairi Simalungun Toba dan Pardembanan 1 Batak adalah rumpun suku suku yang mendiami sebagian besar wilayah Sumatra Utara Suku Batak Toba ᯅᯖᯂ Karo ᯆᯗᯂ Simalungun ᯅᯖᯃ Pakpak Dairi ᯅᯗᯂ Angkola Mandailing ᯅᯖᯄ Daerah dengan populasi signifikanSumatra Utara5 785 716Riau691 399Jawa Barat467 438DKI Jakarta326 645Sumatra Barat222 549Kepulauan Riau208 678Aceh147 259Banten139 259Jambi106 249Jawa Timur56 339Lampung52 311Sumatra Selatan45 709Kalimantan Timur37 145Bengkulu32 972Kalimantan Barat26 486Jawa Tengah24 357Kalimantan Selatan12 408Kalimantan Tengah12 324D I Yogyakarta9 858Bangka Belitung9 452Malaysia5 400BahasaAngkola Karo Mandailing Pakpak Simalungun TobaAgamaProtestan Islam Katolik Parmalim 2 Kelompok etnik terkaitAlas Kluet Singkil Gayo NiasSaat ini pada umumnya orang Batak menganut agama Kristen Protestan Kristen Katolik dan Islam Tetapi ada pula yang menganut kepercayaan tradisional yakni Ugamo Malim dan juga kepercayaan animisme Daftar isi 1 Sejarah 2 Identitas Batak 3 Sebaran di wilayah Indonesia 4 Agama 4 1 Kepercayaan 4 2 Penyebaran agama 4 2 1 Masuknya Islam 4 2 2 Misionaris Kristen 4 3 Gereja HKBP 4 4 Gereja Katolik di Tanah Batak 5 Salam khas Batak 6 Kekerabatan 7 Falsafah dan sistem kemasyarakatan 7 1 Ritual kanibalisme 8 Tarombo 9 Aksara Batak 10 Kalender Batak 11 Kontroversi 12 Pakaian 12 1 1800 an 13 Lihat pula 14 Referensi 14 1 Daftar pustakaSejarahOrang Batak adalah penutur bahasa Austronesia tetapi tidak diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatra Timur Bahasa dan bukti bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2 500 tahun lalu yaitu pada zaman batu muda Neolitikum 3 Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum Zaman Batu Muda yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatra Utara pada zaman logam Pada abad ke 6 pedagang pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang bernama Barus yang terletak di pesisir barat Sumatra Utara Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani petani di pedalaman Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan Pada abad ke 10 Barus diserang oleh Sriwijaya Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang pedagang Tamil dari pesisir Sumatra 4 Pada masa masa berikutnya perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang mendirikan koloni di pesisir barat dan timur Sumatra Utara Koloni koloni mereka terbentang dari Barus Sorkam hingga Natal 5 Berdasarkan penuturan dari seorang kepala suku batak Silindung saat kunjungandari tiga misionaris dari Baptist Missionary Society yaitu Nathan Ward Evans Meers dan Richard Burton pada tahun 1824 suku batak dipercaya merupakan orang orang yang pertama menetap di Pulau Sumatra sekitar wilayah timur dari Danau Toba yang berasal dari wilayah timur jauh melewati lautan Kemudian mereka berpindah ke Silindung dan terus bertambah seiiring waktu Beberapa penduduk pindah ke Kabupaten Dairi dan sisanya ke Angkola Penduduk angkola pindah ke Sumatra Barat dan menguasai wilayah tersebut Mereka percaya bahwa sultan dari Kerajaan Pagaruyung merupakan anak dari anak ketiga dari Alexander Agung Pada masa ini kepala kepala suku langsung di bawah pemerintahanya yang merupakan bawahan dari Sultan dan harus patuh kepada perintahnya secara penuh 6 Hingga saat ini teori teori masih diperdebatkan tentang asal usul dari Bangsa Batak Mulai dari Pulau Formosa Taiwan Indochina Mongolia Mizoram dan yang paling kontroversial Sepuluh Suku yang Hilang dari Israel Identitas BatakIdentitas Batak populer dalam sejarah Indonesia modern setelah di dirikan dan tergabungnya para pemuda dari Angkola Mandailing Karo Pakpak Simalungun dan Toba di organisasi yang di namakan Jong Batak tahun 1926 tanpa membedakan agama dalam satu kesepahaman Bahasa Batak kita begitu kaya akan Puisi Pepatah dan Pribahasa yang mengandung satu dunia kebijaksanaan tersendiri Bahasanya sama dari Utara ke Selatan tapi terbagi jelas dalam berbagai dialek Kita memiliki budaya sendiri Aksara sendiri Seni Bangunan yang tinggi mutunya yang sepanjang masa tetap membuktikan bahwa kita mempunyai nenek moyang yang perkasa Sistem marga yang berlaku bagi semua kelompok penduduk negeri kita menunjukkan adanya tata negara yang bijak kita berhak mendirikan sebuah persatuan Batak yang khas yang dapat membela kepentingan kita dan melindungi budaya kuno itu 7 R W Liddle mengatakan bahwa sebelum abad ke 20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren Menurutnya sampai abad ke 19 interaksi sosial di daerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu antar kelompok kekerabatan atau antar kampung Dan hampir tidak ada kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan satuan sosial dan politik yang lebih besar 8 Pendapat lain mengemukakan bahwa munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada zaman kolonial 9 Dalam disertasinya J Pardede mengemukakan bahwa istilah Tanah Batak dan rakyat Batak diciptakan oleh pihak asing Sebaliknya Siti Omas Manurung seorang istri dari putra pendeta Batak Toba menyatakan bahwa sebelum kedatangan Belanda semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sebagai Batak dan Belandalah yang telah membuat terpisahnya kelompok kelompok tersebut Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi menyatakan bahwa Pusuk Buhit salah satu puncak di barat Danau Toba adalah tempat kelahiran bangsa Batak Selain itu mitos mitos tersebut juga menyatakan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga keluarga dari wilayah lain di Sumatra Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J H Neumann berdasarkan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting Menurut Pustaka Kembaren daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil Orang orang dari Suku Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat lari ke pedalaman Sumatra akibat serangan pasukan Minangkabau yang datang pada abad ke 14 untuk menguasai Barus 10 Sebaran di wilayah Indonesia Kabupaten kabupaten di Sumatra Utara yang diwarnai memiliki mayoritas penduduk Batak Ulos dan Ruma Bolon Orang Batak kebanyakan berada di Sumatra Utara dan sebagai suku asli di provinsi tersebut Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010 jumlah penduduk Indonesia dari suku Batak sebanyak 8 446 969 jiwa atau 3 58 dari seluruh penduduk Indonesia dan berada di urutan ke tiga setelah suku Jawa dan Sunda Suku Batak mencakup semua sub suku yakni Angkola Karo Mandailing Pakpak Simalungun dan Toba Berikut ini jumlah orang Batak di Indonesia menurut provinsi berdasarkan Sensus 2010 11 No Provinsi Jumlah 2010 1 Sumatra Utara 5 785 716 68 49 2 Riau 691 399 8 19 3 Jawa Barat 467 438 5 53 4 DKI Jakarta 326 645 3 87 5 Sumatra Barat 222 549 2 63 6 Kepulauan Riau 208 678 2 47 7 Aceh 147 295 1 74 8 Banten 139 259 1 65 9 Jambi 106 249 1 26 10 Jawa Timur 56 339 0 67 11 Lampung 52 311 0 62 12 Sumatra Selatan 45 709 0 54 13 Kalimantan Timur 37 145 0 44 14 Bengkulu 32 972 0 39 15 Provinsi lain 127 265 1 51 Indonesia 8 446 969 100 Catatan Data di Kalimantan Timur masih bergabung dengan Kalimantan Utara AgamaKepercayaan Sebuah kalender Batak yang terbuat dari tulang dari abad ke 20 Dimiliki oleh Museum Anak di Indianapolis Sebelum suku Batak menganut agama Kristen dan Islam mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi terhadap Mula Jadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaannya terwujud dalam Debata Natolu Menyangkut jiwa dan roh suku Batak Toba mengenal tiga konsep yaitu Tondi adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia Tondi didapat sejak seseorang di dalam kandungan Bila tondi meninggalkan badan seseorang maka orang tersebut akan sakit atau meninggal maka diadakan upacara mangalap menjemput tondi dari sombaon yang menawannya Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang Semua orang memiliki tondi tetapi tidak semua orang memiliki sahala Sahala sama dengan sumanta tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula hula Begu adalah tondi orang telah meninggal yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia hanya muncul pada waktu malam Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi tetapi orang Batak belum mau meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka 12 Penyebaran agama Masuknya Islam Dalam kunjungannya pada tahun 1292 Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sebagai orang orang liar dan tidak pernah terpengaruh oleh agama agama dari luar Meskipun Ibn Battuta mengunjungi Sumatra Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al Malik Al Dhahir masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau Bersamaan dengan usaha dagangnya banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin mawin dengan perempuan Batak Hal ini secara perlahan telah meningkatakan pemeluk Islam di tengah tengah masyarakat Batak 5 Pada masa Perang Paderi di awal abad ke 19 pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola 13 Kerajaan Aceh di utara juga berperan dalam mengislamkan sebagian masyarakat Karo dan Pakpak Sementara Simalungun banyak terkena pengaruh Islam dari masyarakat Melayu di pesisir Sumatra Timur Misionaris Kristen Lihat pula Sejarah masuknya Kekristenan ke suku Batak Pada tahun 1824 dua misionaris Baptist asal Inggris Richard Burton dan Nathaniel Ward berjalan kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak 14 Setelah tiga hari berjalan mereka sampai di dataran tinggi Silindung dan menetap selama dua minggu di pedalaman Dari penjelajahan ini mereka melakukan observasi dan pengamatan langsung atas kehidupan masyarakat Batak Pada tahun 1834 kegiatan ini diikuti oleh Henry Lyman dan Samuel Munson dari Dewan Komisaris Amerika untuk Misi Luar Negeri 15 Pada tahun 1850 Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk untuk menerbitkan buku tata bahasa dan kamus bahasa Batak Belanda Hal ini bertujuan untuk memudahkan misi misi kelompok Kristen Belanda dan Jerman berbicara dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi sasaran pengkristenan mereka 12 Misionaris pertama asal Jerman tiba di lembah sekitar Danau Toba pada tahun 1861 dan sebuah misi pengkristenan dijalankan pada tahun 1881 oleh Dr Ludwig Ingwer Nommensen Kitab Perjanjian Baru untuk pertama kalinya diterjemahkan ke bahasa Batak Toba oleh Nommensen pada tahun 1869 dan penerjemahan Kitab Perjanjian Lama diselesaikan oleh P H Johannsen pada tahun 1891 Teks terjemahan tersebut dicetak dalam huruf latin di Medan pada tahun 1893 Menurut H O Voorma terjemahan ini tidak mudah dibaca agak kaku dan terdengar aneh dalam bahasa Batak 16 Berikutnya Misi Katolik di tanah Batak terhitung sejak Pastor Misionaris pertama yakni Pastor Sybrandus van Rossum OFM Cap masuk ke jantung tanah Batak yakni Balige tanggal 5 Desember 1934 Masyarakat Toba Karo Simalungun Pakpak dan sebagian Angkola menyerap agama Kristen dengan cepat dan pada awal abad ke 20 telah menjadikan Kristen sebagai identitas budaya 17 Pada masa ini merupakan periode kebangkitan kolonialisme Hindia Belanda dimana banyak orang Batak sudah tidak melakukan perlawanan lagi dengan pemerintahan kolonial Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang orang Batak Toba berakhir pada tahun 1907 setelah pemimpin kharismatik mereka Sisingamangaraja XII wafat 18 Gereja HKBP Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP telah berdiri di Balige pada bulan September 1917 Pada akhir tahun 1920 an sebuah sekolah perawat memberikan pelatihan perawatan kepada bidan bidan disana Kemudian pada tahun 1941 Gereja Batak Karo Protestan GBKP didirikan 19 Gereja Katolik di Tanah Batak Misi Katolik masuk ke tanah Batak setelah Zending Protestan berada di sana selama 73 tahun Daerah daerah yang padat penduduknya serta daerah daerah yang subur sudah menjadi milik Protestan Menurut Sybrandus van Rossum dalam tulisannya berjudul Matahari Terbit di Balige bahwa pada tahun 1935 orang Batak yang sudah dibaptis di Protestan mencapai lebih kurang 450 000 orang Lembaga pendidikan dan kesehatan sudah berada di tangan Zending Zending juga sudah mempunyai kader kader yang tangguh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan Dalam situasi seperti itulah misi Katolik masuk ke tanah Batak Salam khas BatakTiap etnis Batak memiliki salam khasnya masing masing Beberapa salam yang biasa dituturkan oleh tiap etnis adalah Angkola dan Mandailing Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu Sayur Matua Bulung Karo Mejuah juah Kita Krina Pakpak Njuah juah Mo Banta Karina Simalungun Horas banta Haganupan Salam Habonaran Do Bona Toba Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna atau Horas Tondi Matogu Pir Ma Tondi Madingin Kekerabatan Laki laki dan perempuan Batak Toba Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak yakni berdasarkan garis keturunan genealogi dan berdasarkan sosiologis sementara kekerabatan teritorial tidak ada Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan genealogi terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian padan antar marga tertentu maupun karena perkawinan Dalam tradisi Batak yang menjadi kesatuan Adat adalah ikatan sedarah dalam marga kemudian Marga Artinya misalnya Harahap kesatuan adatnya adalah Marga Harahap vs Marga lainnya Berhubung bahwa Adat Batak Tradisi Batak sifatnya dinamis yang sering kali disesuaikan dengan waktu dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar daerah Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga karena merekalah teman terdekat Namun dalam pelaksanaan adat yang pertama dicari adalah yang satu marga walaupun pada dasarnya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan Adat Falsafah dan sistem kemasyarakatan Ruma Bolon rumah tradisional masyarakat Batak Toba Bendera yang digunakan oleh suku Batak Masyarakat Batak memiliki falsafah asas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam bahasa Batak Toba disebut Dalihan Na Tolu Berikut penyebutan Dalihan Na Tolu menurut keenam puak Batak Dalihan Na Tolu Batak Toba Somba Marhula hula Manat Mardongan Tubu Elek Marboru Dalian Na Tolu Batak Angkola dan Mandailing Hormat Marmora Manat Markahanggi Elek Maranak Boru Tolu Sahundulan Batak Simalungun Martondong Ningon Hormat Sombah Marsanina Ningon Pakkei Manat Marboru Ningon Elek Pakkei Rakut Sitelu Batak Karo Nembah Man Kalimbubu Mehamat Man Sembuyak Nami nami Man Anak Beru Daliken Sitelu Batak Pakpak Sembah Merkula kula Manat Merdengan Tubuh Elek Marberru Hulahula Mora adalah pihak keluarga dari istri Hula hula ini menempati posisi yang paling dihormati dalam pergaulan dan adat istiadat Batak semua sub suku Batak sehingga kepada semua orang Batak dipesankan harus hormat kepada Hulahula Somba marhula hula Dongan Tubu Hahanggi disebut juga Dongan Sabutuha adalah saudara laki laki satu marga Arti harfiahnya lahir dari perut yang sama Mereka ini seperti batang pohon yang saling berdekatan saling menopang walaupun karena saking dekatnya kadang kadang saling gesek Namun pertikaian tidak membuat hubungan satu marga bisa terpisah Diumpamakan seperti air yang dibelah dengan pisau kendati dibelah tetapi tetap bersatu Namun kepada semua orang Batak berbudaya Batak dipesankan harus bijaksana kepada saudara semarga Diistilahkan manat mardongan tubu Boru Anak Boru adalah pihak keluarga yang mengambil istri dari suatu marga keluarga lain Boru ini menempati posisi paling rendah sebagai parhobas atau pelayan baik dalam pergaulan sehari hari maupun terutama dalam setiap upacara adat Namun walaupun berfungsi sebagai pelayan bukan berarti bisa diperlakukan dengan semena mena Melainkan pihak boru harus diambil hatinya dibujuk diistilahkan Elek marboru Namun bukan berarti ada kasta dalam sistem kekerabatan Batak Sistem kekerabatan Dalihan na Tolu adalah bersifat kontekstual Sesuai konteksnya semua masyarakat Batak pasti pernah menjadi Hulahula juga sebagai Dongan Tubu juga sebagai Boru Jadi setiap orang harus menempatkan posisinya secara kontekstual Sehingga dalam tata kekerabatan semua orang Batak harus berperilaku raja Raja dalam tata kekerabatan Batak bukan berarti orang yang berkuasa tetapi orang yang berperilaku baik sesuai dengan tata krama dalam sistem kekerabatan Batak Maka dalam setiap pembicaraan adat selalu disebut Raja ni Hulahula Raja ni Dongan Tubu dan Raja ni Boru Ritual kanibalisme Pejuang Batak Ritual kanibalisme telah terdokumentasi dengan baik di kalangan orang Batak yang bertujuan untuk memperkuat tondi pemakan itu Secara khusus darah jantung telapak tangan dan telapak kaki dianggap sebagai kaya tondi Dalam memoir Marco Polo yang sempat datang berekspedisi dipesisir timur Sumatra dari bulan April sampai September 1292 ia menyebutkan bahwa ia berjumpa dengan orang yang menceritakan akan adanya masyarakyat pedalaman yang disebut sebagai pemakan manusia 20 Dari sumber sumber sekunder Marco Polo mencatat cerita tentang ritual kanibalisme di antara masyarakat Battas Walau Marco Polo hanya tinggal di wilayah pesisir dan tidak pernah pergi langsung ke pedalaman untuk memverifikasi cerita tersebut tetapi dia bisa menceritakan ritual tersebut Niccolo Da Conti 1395 1469 seorang Venesia yang menghabiskan sebagian besar tahun 1421 di Sumatra dalam perjalanan panjangnya untuk misi perdagangan di Asia Tenggara 1414 1439 mencatat kehidupan masyarakat Dia menulis sebuah deskripsi singkat tentang penduduk Batak Dalam bagian pulau disebut Batech kanibal hidup berperang terus menerus kepada tetangga mereka 21 22 Thomas Stamford Raffles pada 1820 mempelajari Batak dan ritual mereka serta undang undang mengenai konsumsi daging manusia menulis secara detail tentang pelanggaran yang dibenarkan 23 Raffles menyatakan bahwa Suatu hal yang biasa dimana orang orang memakan orang tua mereka ketika terlalu tua untuk bekerja dan untuk kejahatan tertentu penjahat akan dimakan hidup hidup daging dimakan mentah atau dipanggang dengan kapur garam dan sedikit nasi 24 Para dokter Jerman dan ahli geografi Franz Wilhelm Junghuhn mengunjungi tanah Batak pada tahun 1840 1841 Junghuhn mengatakan tentang ritual kanibalisme di antara orang Batak yang ia sebut Battaer Junghuhn menceritakan bagaimana setelah penerbangan berbahaya dan lapar ia tiba di sebuah desa yang ramah Makanan yang ditawarkan oleh tuan rumahnya adalah daging dari dua tahanan yang telah disembelih sehari sebelumnya 25 Namun hal ini terkadang dibesar besarkan dengan maksud menakut nakuti orang pihak yang bermaksud menjajah dan atau sesekali agar mendapatkan pekerjaan yang dibayar baik sebagai tukang pundak bagi pedagang maupun sebagai tentara bayaran bagi suku suku pesisir yang diganggu oleh bajak laut 26 Oscar von Kessel mengunjungi Silindung pada tahun 1840 an dan pada tahun 1844 mungkin orang Eropa pertama yang mengamati ritual kanibalisme Batak di mana suatu pezina dihukum dan dimakan hidup Menariknya terdapat deskripsi paralel dari Marsden untuk beberapa hal penting von Kessel menyatakan bahwa kanibalisme dianggap oleh orang Batak sebagai perbuatan berdasarkan hukum dan aplikasinya dibatasi untuk pelanggaran yang sangat sempit yakni pencurian perzinaan mata mata atau pengkhianatan Garam cabe merah dan jeruk nipis harus diberikan oleh keluarga korban sebagai tanda bahwa mereka menerima putusan masyarakat dan tidak memikirkan balas dendam 27 Ida Pfeiffer mengunjungi Batak pada bulan Agustus 1852 dan meskipun dia tidak mengamati kanibalisme apapun dia diberitahu bahwa Tahanan perang diikat pada sebuah pohon dan dipenggal sekaligus tetapi darah secara hati hati diawetkan untuk minuman dan kadang kadang dibuat menjadi semacam puding dengan nasi Tubuh kemudian didistribusikan telinga hidung dan telapak kaki adalah milik eksklusif raja selain klaim atas sebagian lainnya Telapak tangan telapak kaki daging kepala jantung serta hati dibuat menjadi hidangan khas Daging pada umumnya dipanggang serta dimakan dengan garam Para perempuan tidak diizinkan untuk mengambil bagian dalam makan malam publik besar 28 Pada 1890 pemerintah kolonial Belanda melarang kanibalisme di wilayah kendali mereka 29 Rumor kanibalisme Batak bertahan hingga awal abad ke 20 dan tampaknya kemungkinan bahwa adat tersebut telah jarang dilakukan sejak tahun 1816 Hal ini dikarenakan besarnya pengaruh agama pendatang dalam masyarakat Batak 30 Menurut Franz Wilhelm Junghuhn dalam bukunya yang berjudul Die Battalander auf Sumatra kemungkinan ritual kanibalisme suku Batak hanyalah kabar angin yang ingin menakuti Belanda agar tidak berani memasuki tanah Batak TaromboArtikel utama Tarombo Silsilah atau tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai orang Batak kesasar nalilu Orang Batak diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya dongan tubu Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya partuturanna dalam suatu klan atau marga Aksara BatakArtikel utama Surat Batak Aksara dasar ina ni surat dalam tulisan bahasa Batak merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren a Terdapat 19 aksara dasar yang dimiliki semua varian aksara Batak sementara beberapa aksara dasar yang hanya digunakan pada varian tertentu Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut Ina ni Surat a ha ka ba pa na wa ga ja da ra ma ta sa ya nga la nya ca nda mba i uKaro AngkolaMandailing Pakpak Simalungun Toba Bentuk bentuk di atas merupakan bentuk yang digeneralisasi tidak jarang suatu naskah menggunakan varian bentuk aksara atau tarikan garis yang sedikit berbeda antara satu sama lainnya tergantung dari daerah asal dan media yang digunakan 31 Aksara i ᯤ dan u ᯥ hanya digunakan untuk suku kata terbuka misal pada kata ina ᯤᯉ dan ulu ᯥᯞ Untuk suku kata tertutup yang diawali dengan bunyi i atau u digunakanlah aksara a ᯀ atau ᯁ bersama diaktirik untuk masing masing vokal misal pada kata indung ᯀᯉ ᯑ dan umpama ᯀᯔ ᯇᯔ 32 Kalender BatakNama bulanNo Penanggalan Toba Penanggalan Karo Lama Hari1 Sipaha sada Paka sada Kambing 302 Sipaha dua Paka dua Lembu 293 Sipaha tolu Paka telu Gaya 304 Sipaha opat Paka empat Padek 295 Sipaha lima Paka lima Arimo 306 Sipaha onom Paka enem Kuliki 297 Sipaha pitu Paka pitu Kayu 308 Sipaha ualu Paka waluh Tambok 29 309 Sipaha sia Paka siwah Gayo 29 3010 Sipaha sampulu Paka sepuluh Baluat 2911 Sipaha li Paka sepuluh sada Batu 3012 Sipaha hurung Paka sepuluh dua Binurung 2913 Lamadu 30 Total 353 355 383 384 PenanggalanHari Penamaan hari Toba Penamaan hari Karo Penamaan hari Simalungun 1 Aditia Aditia Aditia2 Suma Suma Suma3 Anggara Nggara Anggara4 Muda Budaha Mudaha5 Boraspati Beraspati Boraspati6 Singkora Cukra Enem Berngi Sihora7 Samisara Belah Naik Samisari8 Artia ni Aek Aditia Naik Aditia Turun9 Suma ni Mangadop Suma Siwah Suma ni Siah10 Anggara Sampulu Nggara Sepuluh Anggara ni Sapuluh11 Muda ni Mangadop Budaha Ngadep Mudaha ni Mangadop12 Boraspati ni Mangadop Beraspati Tangkep Boraspati ni Takkop13 Singkora ni Purnama Cukra Dudu Lau Sihora Duduk Bah 14 Samisuru ni Purasa Belah Purnama Raya Samisara Purnama Raya15 Tula Tula Tula16 Suma ni Holom Suma Cepik Suma ni Holom17 Anggara ni Holom Nggara Enggo Tula Anggara ni Tula18 Muda ni Holom Budaha Gok Mudaha Gok 19 Boraspati ni Holom Beraspati 19 Boraspati 1920 Singkora Maraturun Cukra Si 20 Sihorasi 2021 Samisara Maraturun Belah Turun Samisara Maraturun22 Aditia ni Angga Aditia Turun Aditia Turun23 Suma ni Mate Sumana Mate Suma ni Mate24 Anggara ni Begu Nggara Simbelin Anggarana Bod 25 Muda ni Mate Budaha Medem Mudaha Bod 26 Boraspati ni Gok Beraspati Medem Boraspati Bod 27 Singkora Dudu Cukrana Mate Sihora 2728 Samisara Bulan Mate Mate Bulan Matei ni Bulan29 Hurung Dalin Bulan Dalan ni Bulan30 Ringkar Sami Sara RikkarKontroversiSebagian orang Karo Mandailing dan Angkola sempat tidak menyebut dirinya sebagai bagian dari suku Batak Meski mayoritas masih mengakui dirinya bagian dari suku Batak wacana identitas itu sempat muncul disebabkan karena pada umumnya kategori Batak dipandang primitif dan miskin oleh etnik lain masa Orde Baru Selain itu perbedaan agama juga menyebabkan sebagian orang Tapanuli tidak ingin disebut sebagai Batak Di pesisir timur laut Sumatra khususnya di Kota Medan perpecahan ini sangat terasa Terutama dalam hal pemilihan pemimpin politik dan perebutan sumber sumber ekonomi Sumber lainnya menyatakan kata Batak ini berasal dari rencana Gubernur Jenderal Raffles yang membuat etnik Kristen yang berada antara Kesultanan Aceh dan Kerajaan Islam Minangkabau di wilayah Barus pedalaman yang dinamakan Batak Generalisasi kata Batak terhadap etnik Mandailing Angkola dan Karo umumnya tak dapat diterima oleh keturunan asli wilayah itu Demikian juga di Angkola yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir akibat pelaksanaan dari pembuatan Afdeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut Konflik terbesar adalah pertentangan antara masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli mengenai identitas Batak dan Mandailing Bagian utara menuntut identitas Batak untuk sebagain besar penduduk Tapanuli bahkan juga wilayah wilayah di luarnya Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak dengan bertumpu pada unsur unsur budaya dan sumber sumber dari Barat Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sebagai bagian dari etnis Batak sempat mencuat ke permukaan dalam kasus syarikat Tapanuli 1919 1922 kasus pekuburan Sungai Mati 1922 33 dan kasus pembentukan Provinsi Tapanuli 2008 2009 Dalam Sensus Penduduk tahun 1930 dan 2000 pemerintah mengklasifikasikan Angkola Karo Mandailing Pakpak Simalungun dan Toba sebagai etnis Batak 34 Pakaian1800 an Pada kunjungan oleh dari misionaris dari Baptist Missionary Society yaitu Nathan Ward Evans Meers dan Richard Burton mereka bertiga mencatat pakaian yang dipakai warga di sana dalam jurnalnya Jurnal tersebut menjelaskan bahwa lelaki dari suku ini memakan dua jenis pakaian dengan garis garis yang memiliki beragam warna berukuran dua setengah yard Satu pakaian diikat di pinggang menggunakan ikat pinggang yang teruntai hingga di kaki dan satunya lagi dipakai dengan agak longgar melewati pundak sebagai sebuah syal Ada perbedaan pakaian antara kepala suku dan orang biasa pakaian yang digunakan oleh kepala suku memiliki umbai dengan bordir yang tebal di ujungnya dijahit dengan rapi menggunakan jarum Kepala suku juga menggunakan anting berbahan dasar emas Sedangkan warga biasa hanya memakai bumban yang terbuat dari ranting atau dedaunan semak yang mengelilingi bagian kepala di atas telinga dan bertelanjang dada Untuk orang orang yang dituakan selain kepala suku mereka mengunakan pakaian berwarna biru atau putih dengan ukuran 5 hasta yang diikat seperti kepala suku yang ujungnya menonjol hingga ke kedua telinga Perempuan di suku ini tidak memiliki atasan bila sudah menikah dengan hanya pakaian yang menutupi selangkangannya Untuk perempuan yang belum menikah mereka memiliki tambahan pakaian yang menutup dada mereka tetapi kebiasaan ini berkebalikan dengan orang orang yang berada di dekat danau karena wanita yang belum menikah tidak menggunakan penutup untuk dada mereka sedangkan yang sudah menikah harus ditutup Anak perempuan kepala suku terkadang memiliki kawat kuningan yang berada di pergelangan tangannya dan beberapa kalung manik manik di sekitar lehernya untuk menandakan bahwa dia belum menikah Anak anak dibiarkan telanjang hingga berumur 6 8 tahun 35 Pakaian tradisional Batak Angkola Pakaian tradisional Batak Karo Pakaian tradisional Batak Mandailing Pakaian tradisional Batak Simalungun Pakaian tradisional Batak TobaLihat pulaSurat Batak Rumpun bahasa Batak Daftar marga Batak Daftar tokoh Batak Hidangan BatakReferensi Tobing Philip Oder Lumban 1963 The Structure of the Toba Batak Belief in the High God dalam bahasa Inggris South and South East Celebes Institute for Culture hlm 13 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Aris Ananta Evi Nurvidya Arifin M Sairi Hasbullah Nur Budi Handayani Agus Pramono Demography of Indonesia s Ethnicity Singapore ISEAS Institute of Southeast Asian Studies p 271 2015 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Peter Bellwood Prehistory of the Indo Malaysian Archipelago Revised edition University of Hawaii Press Honolulu 1997 Munoz Paul Michel 2006 Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula a b Dobbin Christine Gejolak Ekonomi Kebangkitan Islam dan Gerakan Paderi Minangkabau 1784 1847 XXVI Report of a Journey into the Batak Country in the interior of Sumatra in the year 1824 By Messrs BURTON and WARD Baptist Missionaries Communicated by the late Sir STAMFORD RAFFLES Kt Transactions of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland dalam bahasa Inggris Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland The Society 22 April 1826 hlm 495 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Hans Van Miert 2003 Dengan Semangat Berkobar Hasta Mitra Pustaka Utan Kayu KITLV hlm 475 ISBN 9799665736 Liddle R W 1970 Ethnicity party and national integration an Indonesian case study New Haven Yale University Press Castles L Statelesness and Stateforming Tendencies Among the Batak before Colonial Rule Kuala Lumpur Monograph no 6 of MBRAS hlm 67 66 Tideman J Hindoe Invloed in Noordelijk Batakland Amsterdam Uitgave van het Bataksche Institut no 23 hlm 56 Kewarganegaraan Suku Bangsa Agama Bahasa 2010 PDF demografi bps go id Badan Pusat Statistik 2010 hlm 23 31 36 41 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2017 07 12 Diakses tanggal 28 Oktober 2021 a b Tuuk H N van der Bataksch Leesbok Stukken in het Mandailingsch Stukken in het Dairisch Amsterdam 1861 Kipp 1990 Burton R and Ward N Report of a Journey into the Batak Country in the interior of Sumatra in the year 1824 Transactions of the Royal Asiatic Society London 1 485 513 Missionaries The Martyrs of Sumatra in The Most of It Essays on Language and the Imagination by Theodore Baird Amherst Mass Amherst College Press 1999 Voorma H O The Encounter of the Batak People with Rheinische Missions Gesellschaft in the Field of Education 1861 1940 A Historical Theological Inquiry 2000 p 173 PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2003 04 18 Diakses tanggal 2010 04 16 Ooi KG Southeast Asia A Historical Encyclopedia from Angkor Wat to East Timor Santa Barbara Calif ABC CLIO 2004 Sherman George Rice Rupees and Ritual Cornell University Press Ithaca NY 1990 Kushnick G Parent Offspring Conflict Among the Karo of Sumatra Doctoral dissertation University of Washington Seattle 2006 p 7 PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2011 03 31 Diakses tanggal 2010 04 19 Polo M Yule H Cordier H The Travels of Marco Polo The Complete Yule Cordier Edition Dover Pubns 1993 Vol II Chapter X p 366 The Travels of Nicolo Conte sic in the East in the Early Part of the Fifteenth Century Hakluyt Society xxii London 1857 Sibeth A Kozok U Ginting JR The Batak Peoples of the Island of Sumatra Living with Ancestors New York Thames and Hudson 1991 p 16 Nigel Barley ed The Golden Sword Stamford Raffles and the East British Museum Press 1999 exhibition catalogue ISBN 0 7141 2542 3 Barley N The Duke of Puddle Dock Travels in the Footsteps of Stamford Raffles 1st American ed New York H Holt 1992 p 112 Junghuhn F Die Batta lander auf Sumatra 1847 Vol II p 249 Junghuhn p 87 Von Kessel O Erinnerungen an Sumatra Das Ausland Stuttgart 1854 27 905 08 Pfeiffer Ida A Lady s Second Journey Around the World From London to the Cape of Good Hope Borneo Java Sumatra Celebes Ceram the Moluccas etc California Panama Peru Ecuador and the United States New York Harper amp Brothers 1856 p 151 Sibeth p 19 Kipp RS The early years of a Dutch Colonial Mission the Karo Field Ann Arbor University of Michigan Press 1990 Kozok 2009 Kozok 1999 hlm 109 Perret Daniel La Formation d un Paysage Ethnique Batak amp Malais de Sumatra Nord Est Paris Ecole Francaise d Extreme Orient hlm 316 325 Inggris Leo Suryadinata Evi Nurvidya arifin Aris Ananta Indonesia s Population Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape Institute of Southeast Asian Studies Singapura hal 48 XXVI Report of a Journey into the Batak Country in the interior of Sumatra in the year 1824 By Messrs BURTON and WARD Baptist Missionaries Communicated by the late Sir STAMFORD RAFFLES Kt Transactions of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland dalam bahasa Inggris Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland The Society 22 April 1826 hlm 496 497 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Daftar pustaka Kozok Uli 1999 Warisan Leluhur Sastra Lama dan Aksara Batak Jakarta Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 9799023335 Kozok Uli 2009 Surat Batak Sejarah Perkembangan Tulisan Batak Jakarta Gramedia ISBN 9799101530 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Suku Batak amp oldid 23764036