Rumpun bahasa Batak adalah sekelompok bahasa berkerabat yang dituturkan di bagian utara Sumatra, Indonesia. Rumpun ini merupakan bagian dari sub-kelompok Sumatra Barat Laut–Kepulauan Penghalang bersama bahasa Mentawai dan bahasa Nias di dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia.
Rumpun bahasa Batak | |
---|---|
Etnis | |
Persebaran | Sumatra; Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Aceh dan signifikan di Malaysia. |
Penutur | lebih dari 3.318.360 jiwa penutur jati (2010) |
Penggolongan bahasa | Austronesia
|
Subcabang |
|
Kode bahasa | |
ISO 639-2 / 5 | btk |
Glottolog | toba1265 |
Lokasi penuturan | |
Peta persebaran rumpun bahasa Batak di Sumatra bagian utara. | |
Portal Bahasa L • B • PW |
Pembagian
K. Alexander Adelaar (1981) mengelompokkan bahasa-bahasa Batak sebagai berikut:
- Batak
- Batak Utara
- Alas-Kluet
- Singkil
- Karo
- Dairi (Pakpak)
- Batak Selatan
- Simalungun
- Toba
- Toba
- Angkola-Mandailing
- Batak Utara
Petrus Voorhoeve (1955) sebelumnya menggolongkan Simalungun sebagai cabang ketiga bahasa Batak yang memiliki ciri dari kelompok utara maupun selatan. Akan tetapi, Adelaar berpendapat bahwa ciri-ciri utara yang ada di Simalungun merupakan pinjaman. Secara fonologi, Simalungun lebih dekat dengan bahasa-bahasa Batak Selatan; kedekatan ini juga didukung dengan beberapa bukti leksikal. Kajian leksikostatistik menunjukkan bahwa kosakata dasar bahasa Karo 76% kognat dengan Alas, 81% dengan Pakpak, dan 80% dengan Simalungun. Penutur bahasa Karo dan Toba tidak dapat saling memahami.
Klasifikasi Adelaar di atas telah diadopsi oleh Glottolog (per edisi 4.3).
Rekonstruksi
Proto-Batak | |
---|---|
Reka ulang dari | Rumpun bahasa Batak |
Leluhur reka ulang | Proto-Austronesia
|
Portal Bahasa L • B • PW |
Adelaar (1981) telah merekonstruksi fonologi bahasa Proto-Batak, leluhur dari seluruh bahasa-bahasa Batak, berdasarkan data dari kelompok utara maupun selatan.
Labial | Alveolar | Palatal | Velar | Glotal | |
---|---|---|---|---|---|
Hambat | taksuara | *p | *t | *c | *k |
bersuara | *b | *d | *j | *ɡ | |
Desis | *s | *h | |||
Sengau | *m | *n | *ŋ | ||
Semivokal | *w | *y | |||
Lateral | *l | ||||
Getar | *r |
Depan | Tengah | Belakang | |
---|---|---|---|
Tertutup | *i | *u | |
Sedang | *ə | ||
Terbuka | *a |
Selain vokal di atas, terdapat pula tiga diftong di posisi akhir, yaitu *-uy, *-ey, dan *-ow.
Beberapa bunyi Proto-Batak mengalami perubahan pada bahasa-bahasa turunannya, sebagaimana diringkaskan di bawah ini:
- Proto-Batak *k menjadi h di posisi awal dan tengah pada bahasa-bahasa Batak Selatan.
- Proto-Batak *h hilang di Toba, Angkola and Mandailing.
- Konsonan hambat *b, *d, dan *g di posisi akhir hanya dipertahankan di bahasa Simalungun. Di bahasa Toba, Angkola dan Mandailing, konsonan ini berubah menjadi taksuara (/p/, /t/, /k/) sementara di bahasa-bahasa Batak Utara, konsonan ini berubah menjadi bunyi sengau yang homorganik (yakni diucapkan pada tempat artikulasi yang sama): *b > /m/, *d > /n/, *g > /ŋ/.
- Vokal *ə bergeser ke /o/ di bahasa-bahasa Selatan. Bunyi ini dipertahankan di Utara, walaupun bergeser ke /o/ di kosakata monosilabis dan sebelum -h dalam bahasa Dairi.
- Diftong Proto-Batak hanya bertahan di Simalungun, dan bergeser menjadi monoftong pada bahasa-bahasa Batak yang lain.
Rujukan
Keterangan
- Adelaar (1981) memasukkan bahasa Alas dalam rumpun ini, tetapi tidak mengkajinya karena kurangnya data pada bahasa tersebut.
- Glottolog menggunakan istilah "Batakic" untuk rumpun Batak secara keseluruhan dan "Tobaic" untuk Toba-Angkola-Mandailing.
Catatan kaki
- (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 36–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal 28 Janurai 2022.
- Adelaar 1981, hlm. 17–18.
- Voorhoeve, Petrus (1955). Critical survey of studies on the languages of Sumatra. Den Haag: Nijhoff. hlm. 9.
- Adelaar 1981, hlm. 14–15.
- Woollams, Geoff (2005). "Karo Batak". Dalam K. Alexander Adelaar; Nikolaus Himmelmann. The Austronesian Languages of Asia and Madagascar. London dan New York: Routledge. hlm. 535. ISBN 9780700712861.
- Adelaar 1981.
- ^ Adelaar 1981, hlm. 18.
- ^ Adelaar 1981, hlm. 14.
- Adelaar 1981, hlm. 13–14.
- Adelaar 1981, hlm. 11–12.
- Adelaar 1981, hlm. 12.
Daftar pustaka
- Adelaar, K. Alexander (1981). "Reconstruction of Proto-Batak Phonology" (PDF). Dalam Robert A. Blust. Historical Linguistics in Indonesia: Part I. NUSA: Linguistic Studies in Indonesian and Languages in Indonesia. 10. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. hlm. 1–20.