www.wikidata.id-id.nina.az
Dalam matematika perkalian matriks adalah suatu operasi biner dari dua matriks yang menghasilkan sebuah matriks Agar dua matriks dapat dikalikan banyaknya kolom pada matriks pertama harus sama dengan banyaknya baris pada matriks kedua Matriks hasil perkalian keduanya akan memiliki baris sebanyak baris matriks pertama dan kolom sebanyak kolom matriks kedua Perkalian matriks A dan B dinyatakan sebagai AB 1 Agar perkalian matriks dapat dilakukan matriks A perlu memiliki jumlah kolom yang sama dengan jumlah baris pada matriks B Hasil perkalian keduanya adalah matriks dengan jumlah baris yang sama dengan matriks A dan jumlah kolom yang sama dengan matriks B Perkalian matriks didefinisikan pertama kali oleh matematikawan Prancis Jacques Philippe Marie Binet pada tahun 1812 2 Definisi ini digunakannya untuk merepresentasikan komposisi dari pemetaan pemetaan linear yang dinyatakan dalam bentuk matriks Perkalian matriks selanjutnya menjadi konsep dasar dalam aljabar linear dan memiliki banyak penerapan di berbagai bidang matematika matematika terapan statistika fisika ekonomi dan teknik 3 4 Menghitung hasil perkalian matriks adalah operasi yang penting dalam semua penerapan komputasi dari bidang allabar linear Daftar isi 1 Notasi 2 Definisi 2 1 Ilustrasi 3 Penggunaan yang fundamental 3 1 Pemetaan linear 3 2 Sistem persamaan linear 4 Sifat sifat umum 4 1 Tidak komutatif 4 2 Sifat distributif 4 3 Perkalian dengan skalar 4 4 Transpos 4 5 Sifat asosiatif 4 5 1 Kompleksitas tidak asosiatif 5 Detail 6 Catatan kakiNotasi SuntingArtikel ini akan menggunakan konvensi penulisan berikut matriks dinyatakan oleh huruf kapital dengan cetak tebal contohnya A displaystyle mathbf A nbsp vektor dinyatakan oleh huruf kecil dengan cetak tebal contohnya a displaystyle mathbf a nbsp dan entri entri elemen dari vektor dan matriks akan dinyatakan dalam huruf miring karena mereka anggota dari suatu lapangan contohnya A displaystyle A nbsp dan a displaystyle a nbsp Notasi indeks sering digunakan untuk menyatakan suatu definisi dan dipakai sebagai format baku dalam literatur literatur Entri ke i j displaystyle i j nbsp dari matriks A displaystyle mathbf A nbsp umumnya dinyatakan sebagai A i j displaystyle mathbf A ij nbsp A i j displaystyle A ij nbsp atau a i j displaystyle a ij nbsp sedangkan label yang menyatakan bahwa matriks merupakan sebuah elemen dari suatu koleksi dari matriks umumnya hanya ditulis sebagai A 1 displaystyle mathbf A 1 nbsp A 2 displaystyle mathbf A 2 nbsp dan lain lain Definisi SuntingJika A displaystyle mathbf A nbsp adalah matriks berukuran m n displaystyle m times n nbsp dan B displaystyle mathbf B nbsp adalah matriks berukuran n p displaystyle n times p nbsp dengan elemen elemen sebagai berikut A a 11 a 12 a 1 n a 21 a 22 a 2 n a m 1 a m 2 a m n B b 11 b 12 b 1 p b 21 b 22 b 2 p b n 1 b n 2 b n p displaystyle mathbf A begin pmatrix a 11 amp a 12 amp cdots amp a 1n a 21 amp a 22 amp cdots amp a 2n vdots amp vdots amp ddots amp vdots a m1 amp a m2 amp cdots amp a mn end pmatrix quad mathbf B begin pmatrix b 11 amp b 12 amp cdots amp b 1p b 21 amp b 22 amp cdots amp b 2p vdots amp vdots amp ddots amp vdots b n1 amp b n2 amp cdots amp b np end pmatrix nbsp Hasil perkalian kedua matriks tersebut C A B displaystyle mathbf C mathbf AB nbsp dinyatakan tanpa menggunakan tanda kali atau titik adalah sebuah matriks berukuran m p displaystyle m times p nbsp 5 6 7 8 C c 11 c 12 c 1 p c 21 c 22 c 2 p c m 1 c m 2 c m p displaystyle mathbf C begin pmatrix c 11 amp c 12 amp cdots amp c 1p c 21 amp c 22 amp cdots amp c 2p vdots amp vdots amp ddots amp vdots c m1 amp c m2 amp cdots amp c mp end pmatrix nbsp dengan setiap entri pada matriks C displaystyle mathbf C nbsp didefinisikan sebagaic i j a i 1 b 1 j a i n b n j k 1 n a i k b k j displaystyle c ij a i1 b 1j cdots a in b nj sum k 1 n a ik b kj nbsp untuk nilai i 1 m displaystyle i 1 dots m nbsp dan nilai i 1 p displaystyle i 1 dots p nbsp Dengan kata lain entri c i j displaystyle c ij nbsp adalah hasil yang didapatkan dengan mengalikan secara berpasang pasangan entri di baris ke i displaystyle i nbsp matriks A displaystyle mathbf A nbsp dengan entri di kolom ke j displaystyle j nbsp matriks B displaystyle mathbf B nbsp lalu menjumlahkan semua hasil perkalian ini Intepretasi lain dari proses ini entri c i j displaystyle c ij nbsp adalah hasil perkalian titik baris ke i displaystyle i nbsp matriks A displaystyle mathbf A nbsp dengan kolom ke j displaystyle j nbsp matriks B displaystyle mathbf B nbsp Dengan demikian A B displaystyle mathbf AB nbsp juga dapat ditulis sebagaiC a 11 b 11 a 1 n b n 1 a 11 b 12 a 1 n b n 2 a 11 b 1 p a 1 n b n p a 21 b 11 a 2 n b n 1 a 21 b 12 a 2 n b n 2 a 21 b 1 p a 2 n b n p a m 1 b 11 a m n b n 1 a m 1 b 12 a m n b n 2 a m 1 b 1 p a m n b n p displaystyle mathbf C begin pmatrix a 11 b 11 cdots a 1n b n1 amp a 11 b 12 cdots a 1n b n2 amp cdots amp a 11 b 1p cdots a 1n b np a 21 b 11 cdots a 2n b n1 amp a 21 b 12 cdots a 2n b n2 amp cdots amp a 21 b 1p cdots a 2n b np vdots amp vdots amp ddots amp vdots a m1 b 11 cdots a mn b n1 amp a m1 b 12 cdots a mn b n2 amp cdots amp a m1 b 1p cdots a mn b np end pmatrix nbsp Hal ini menyebabkan hasil perkalian A B displaystyle mathbf AB nbsp hanya terdefinisi jika dan hanya jika banyaknya kolom di A displaystyle mathbf A nbsp sama dengan banyaknya baris di B displaystyle mathbf B nbsp 1 yang dalam kasus ini sebanyak n displaystyle n nbsp Dalam sebagian besar kasus entri dari matriks akan berupa bilangan Namun entri dari matriks dapat berupa sembarang objek matematika asal memiliki sifat penjumlahan dan perkalian Sifat ini mengartikan objek matematika tersebut haruslah asosiatif penjumlahannya komutatif dan perkaliannya distributif terhadap penjumlahan Sebagai contoh entri dari matriks dapat berupa matriks lihat artikel tentang matriks blok Ilustrasi Sunting nbsp Gambar berikut memberikan diagram hasil perkalian dari dua matriks A displaystyle mathbf A nbsp dan B displaystyle mathbf B nbsp menunjukkan bagaimana setiap perpotongan di matriks hasil perkalian berkorespodensi dengan sebuah baris di A displaystyle mathbf A nbsp dan sebuah kolom di B displaystyle mathbf B nbsp a 11 a 12 a 31 a 32 matriks 4 2 b 12 b 13 b 22 b 23 matriks 2 3 c 12 c 13 c 32 c 33 matriks 4 3 displaystyle overset text matriks 4 times 2 begin bmatrix a 11 amp a 12 cdot amp cdot a 31 amp a 32 cdot amp cdot end bmatrix overset text matriks 2 times 3 begin bmatrix cdot amp b 12 amp b 13 cdot amp b 22 amp b 23 end bmatrix overset text matriks 4 times 3 begin bmatrix cdot amp c 12 amp c 13 cdot amp cdot amp cdot cdot amp c 32 amp c 33 cdot amp cdot amp cdot end bmatrix nbsp Nilai pada matriks hasil perkalian yang ditandai dengan simbol lingkaran adalah c 12 a 11 b 12 a 12 b 22 c 33 a 31 b 13 a 32 b 23 displaystyle begin aligned c 12 amp a 11 b 12 a 12 b 22 c 33 amp a 31 b 13 a 32 b 23 end aligned nbsp Penggunaan yang fundamental SuntingSecara historis perkalian matriks diperkenalkan untuk membantu dan memperjelas perhitungan perhitungan dalam aljabar linear Pemetaan linear Sunting Jika suatu ruang vektor memiliki basis yang terbatas semua vektornya dapat dinyatakan secara unik oleh sebuah barisan skalar yang terhingga Barisan ini dinamakan vektor koordinat dengan entri entrinya adalah koordinat dari vektor terhadap vektor vektor basis Vektor vektor koordinat juga membentuk suatu ruang vektor lain yang isomorfik dengan ruang vektor asalnya Vektor koordinat umumnya disusun sebagai matriks kolom juga disebut dengan vektor kolom yakni sebuah matriks yang berisi satu kolom Jadi sebuah vektor kolom menyatakan suatu vektor koordinat sekaligus vektor di ruang vektor asalnya Sebuah peta linear A displaystyle A nbsp dari suatu ruang vektor berdimensi n displaystyle n nbsp ke suatu ruang vektor berdimensi m displaystyle m nbsp akan memetakan suatu vektor kolomx x 1 x 2 x n displaystyle mathbf x begin pmatrix x 1 x 2 vdots x n end pmatrix nbsp Menjadi vektor kolom y A x a 11 x 1 a 1 n x n a 21 x 1 a 2 n x n a m 1 x 1 a m n x n displaystyle mathbf y A mathbf x begin pmatrix a 11 x 1 cdots a 1n x n a 21 x 1 cdots a 2n x n vdots a m1 x 1 cdots a mn x n end pmatrix nbsp Dengan demikian peta linear A displaystyle A nbsp dapat didefinisikan oleh sebuah matriks A a 11 a 12 a 1 n a 21 a 22 a 2 n a m 1 a m 2 a m n displaystyle mathbf A begin pmatrix a 11 amp a 12 amp cdots amp a 1n a 21 amp a 22 amp cdots amp a 2n vdots amp vdots amp ddots amp vdots a m1 amp a m2 amp cdots amp a mn end pmatrix nbsp dd dan pemetaan vektor kolom x displaystyle mathbf x nbsp dapat dinyatakan sebagai perkalian matriks y A x displaystyle mathbf y mathbf Ax nbsp Misalkan B displaystyle B nbsp adalah suatu peta linear yang lain yang memetakan ruang vektor berdimensi m displaystyle m nbsp ke suatu ruang vektor berdimensi p displaystyle p nbsp Peta linear B displaystyle B nbsp dapat direpresentasikan sebagai sebuah matriks B displaystyle mathbf B nbsp berukuran p m displaystyle p times m nbsp Dengan menjabarkan perhitungan dapat ditunjukkan matriks yang dihasilkan komposisi pemetaan B A displaystyle B circ A nbsp adalah matriks hasil perkalian B A displaystyle mathbf BA nbsp Sistem persamaan linear Sunting Bentuk umum dari sebuah sistem persamaan linear adalah a 11 x 1 a 1 n x n b 1 a 21 x 1 a 2 n x n b 2 a m 1 x 1 a m n x n b m displaystyle begin matrix a 11 x 1 cdots a 1n x n b 1 a 21 x 1 cdots a 2n x n b 2 vdots a m1 x 1 cdots a mn x n b m end matrix nbsp Dengan menggunakan notasi yang dijelaskan di atas sistem tersebut setara dengan persamaan matriks A x b displaystyle mathbf Ax mathbf b nbsp Sifat sifat umum SuntingPerkalian matriks memiliki berapa sifat yang sama dengan perkalian pada umumnya Namun perkalian matriks tidak terdefinisi jika jumlah kolom pada faktor yang pertama berbeda dengan jumlah baris pada faktor yang kedua Perkalian matriks juga tidak komutatif 9 bahkan jika hasil perkalian tetap terdefinisi setelah urutan perkalian ditukar 10 11 Tidak komutatif Sunting Suatu operasi dikatakan komutatif jika untuk sebarang dua elemen A displaystyle mathbf A nbsp dan B displaystyle mathbf B nbsp dengan hasil perkalian A B displaystyle mathbf A mathbf B nbsp yang terdefinisi maka hasil perkalian B A displaystyle mathbf B mathbf A nbsp juga terdefinisi dan memenuhi hubungan A B B A displaystyle mathbf A mathbf B mathbf B mathbf A nbsp Jika A displaystyle mathbf A nbsp dan B displaystyle mathbf B nbsp masing masing adalah matriks berukuran m n displaystyle m times n nbsp dan p q displaystyle p times q nbsp maka A B displaystyle mathbf A mathbf B nbsp terdefinisi ketika n p displaystyle n p nbsp dan B A displaystyle mathbf B mathbf A nbsp terdefinisi ketika m q displaystyle m q nbsp Jadi secara umum jika salah satu hasil perkalian terdefinisi hasil perkalian yang lain dengan urutan yang ditukar tidak terdefinisi Pada kasus m q n p displaystyle m q neq n p nbsp maka kedua perkalian terdefinisi tapi menghasilkan matriks dengan ukuran yang berbeda sehingga tidak mungkin sama Hanya pada kasus m q n p displaystyle m q n p nbsp yakni ketika A displaystyle mathbf A nbsp dan B displaystyle mathbf B nbsp adalah matriks persegi dengan ukuran yang sama kedua perkalian terdefinisi dan juga memiliki ukuran yang sama Namun bahkan untuk kasus ini secara umum berlakuA B B A displaystyle mathbf A mathbf B neq mathbf B mathbf A nbsp Sebagai contoh 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 displaystyle begin pmatrix 0 amp 1 0 amp 0 end pmatrix begin pmatrix 0 amp 0 1 amp 0 end pmatrix begin pmatrix 1 amp 0 0 amp 0 end pmatrix nbsp tapi 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 displaystyle begin pmatrix 0 amp 0 1 amp 0 end pmatrix begin pmatrix 0 amp 1 0 amp 0 end pmatrix begin pmatrix 0 amp 0 0 amp 1 end pmatrix nbsp Satu kasus khusus sifat komutatif terjadi ketika D displaystyle mathbf D nbsp dan E displaystyle mathbf E nbsp adalah matriks persegi diagonal yang berukuran sama maka D E E D displaystyle mathbf DE mathbf ED nbsp 9 Sifat distributif Sunting Perkalian matriks bersifat distributif terhadap penjumlahan matriks Misalkan A displaystyle mathbf A nbsp B displaystyle mathbf B nbsp C displaystyle mathbf C nbsp dan B displaystyle mathbf B nbsp masing masing adalah matriks berukuran m n displaystyle m times n nbsp n p displaystyle n times p nbsp n p displaystyle n times p nbsp dan p q displaystyle p times q nbsp Sifat distributif mengartikan matriks memiliki sifat distributif kiri A B C A B A C displaystyle mathbf A mathbf B mathbf C mathbf AB mathbf AC nbsp dan sifat distributif kanan B C D B D C D displaystyle mathbf B mathbf C mathbf D mathbf BD mathbf CD nbsp 9 Sifat distributif ini dapat dituliskan dalam bentuk entri pada matriks sebagai k a i k b k j c k j k a i k b k j k a i k c k j displaystyle sum k a ik b kj c kj sum k a ik b kj sum k a ik c kj nbsp k b i k c i k d k j k b i k d k j k c i k d k j displaystyle sum k b ik c ik d kj sum k b ik d kj sum k c ik d kj nbsp Perkalian dengan skalar Sunting Jika A displaystyle mathbf A nbsp adalah sebuah matriks dan c displaystyle c nbsp adalah sebuah skalar maka matriks c A displaystyle c mathbf A nbsp dan A c displaystyle mathbf A c nbsp dihasilkan dengan mengalikan dari kiri atau dari kanan semua entri di A displaystyle mathbf A nbsp dengan c displaystyle c nbsp Ketika skalar c displaystyle c nbsp bersifat komutatif didapatkan hubungan c A A c displaystyle c mathbf A mathbf A c nbsp Pada kasus hasil perkalian A B displaystyle mathbf AB nbsp terdefinisi dengan kata lain banyaknya kolom di A displaystyle mathbf A nbsp sama dengan banyaknya baris di B displaystyle mathbf B nbsp akan berlaku c A B c A B displaystyle c mathbf AB c mathbf A mathbf B nbsp dan A B c A B c displaystyle mathbf A mathbf B c mathbf A mathbf B c nbsp Jika skalar bersifat komutatif keempat matriks tersebut sama Sifat ini muncul dari ke bilinear an bilinearity hasil kali skalar c k a i k b k j k c a i k b k j k a i k b k j c k a i k b k j c displaystyle c left sum k a ik b kj right sum k ca ik b kj sum k a ik b kj c left sum k a ik b kj right c nbsp Transpos Sunting Jika entri pada matriks bersifat komutatif maka transpos dari hasil perkalian matriks matriks adalah hasil perkalian dengan urutan yang dibalik dari transpos dari matriks matriks tersebut Secara simbolis ini dinyatakan sebagai A B T B T A T displaystyle mathbf AB mathsf T mathbf B mathsf T mathbf A mathsf T nbsp dengan T menyatakan operasi transpos yakni operasi yang mengubah kolom matriks menjadi baris dan sebaliknya Hal ini tidak berlaku bagi matriks dengan entri yang tidak komutatif karena entri entri yang dihasilkan dari perkalian akan berubah ketika urutan perkalian dibalik Sifat asosiatif Sunting Untuk sebarang matriks A displaystyle mathbf A nbsp B displaystyle mathbf B nbsp dan C displaystyle mathbf C nbsp hasil perkalian A B C displaystyle mathbf AB mathbf C nbsp dan A B C displaystyle mathbf A mathbf BC nbsp terdefinisi jika dan hanya banyaknya kolom di A displaystyle mathbf A nbsp sama dengan banyaknya baris di B displaystyle mathbf B nbsp dan banyaknya kolom di B displaystyle mathbf B nbsp sama dengan banyaknya baris di C displaystyle mathbf C nbsp Jika salah satu hasil perkalian tersebut terdefinisi hasil perkalian yang lain juga terdefinisi Dalam kasus ini matriks memiliki sifat asosiatif A B C A B C displaystyle mathbf AB mathbf C mathbf A mathbf BC nbsp Seperti sembarang operasi asosiatif lainnya penggunaan tanda kurung tidak diperlukan sehingga cukup menulis hasil perkalian tersebut sebagai A B C displaystyle mathbf ABC nbsp Sifat ini dapat diperumum ke perkalian yang melibatkan banyak matriks asal dimensi mereka memungkinkan perkalian terjadi Dengan kata lain jika A 1 A 2 A n displaystyle mathbf A 1 mathbf A 2 dots mathbf A n nbsp adalah matriks matriks dengan banyaknya kolom A i displaystyle mathbf A i nbsp sama dengan banyak baris A i 1 displaystyle mathbf A i 1 nbsp untuk i 1 n 1 displaystyle i 1 dots n 1 nbsp maka hasil perkalian i 1 n A i A 1 A 2 A n displaystyle prod i 1 n mathbf A i mathbf A 1 mathbf A 2 cdots mathbf A n nbsp terdefinisi dan hasilnya tidak bergantung pada urutan perkalian yang dilakukan selama urutan dari matriks matriks tidak berubah Sifat ini dapat dibuktikan secara langsung tapi rumit dengan melakukan manipulasi penjumlahan Sifat ini juga merupakan hasil dari fakta matriks menyatakan pemetaan linear Dengan demikian sifat asosiatif matriks adalah kasus spesifik dari sifat asosiatif komposisi fungsi Kompleksitas tidak asosiatif Sunting Walaupun hasil perkalian matriks tidak bergantung pada urutan operasi yang dilakukan selama urutan matriks matriks tidak diubah kompleksitas komputasi perkalian dapat sangat bergantung pada urutan operasi Sebagai contoh misalkan A displaystyle mathbf A nbsp B displaystyle mathbf B nbsp dan C displaystyle mathbf C nbsp masing masing merupakan matriks berukuran 10 30 displaystyle 10 times 30 nbsp 30 5 displaystyle 30 times 5 nbsp dan 5 60 displaystyle 5 times 60 nbsp Menghitung A B C displaystyle mathbf AB mathbf C nbsp memerlukan 10 30 5 10 5 60 4500 displaystyle 10 times 30 times 5 10 times 5 times 60 4500 nbsp operasi perkalian sedangkan menghitung A B C displaystyle mathbf A mathbf BC nbsp memerlukan 30 5 60 10 30 60 27000 displaystyle 30 times 5 times 60 10 times 30 times 60 27000 nbsp perkalian Algoritma algoritma telah dikembangkan untuk mencari urutan perkalian yang terbaik Ketika banyaknya matriks yang perlu dikali n displaystyle n nbsp meningkat dapat ditunjukkan pemilihan urutan perkalian yang terbaik memiliki kompleksitas O n log n displaystyle mathcal O n log n nbsp Detail Suntingperkalian matriks adalah suatu operasi biner yang menghasilkan suatu matriks dari dua matriks dengan entri dalam suatu medan atau secara lebih umum dalam suatu gelanggang atau bahkan suatu semigelanggang Produk matriks dirancang untuk menampilkan komposisi peta linear yang diwakili oleh matriks matriks Oleh sebab itu pengalian matriks merupakan operasi paling mendasar dalam bidang aljabar linier dan karena itu banyaknya penerapannya di bidang matematika Pengalian matriks juga merupakan operasi yang penting dalam matematika terapan fisika dan teknik 12 13 Secara lebih rinci jika A adalah suatu matriks n m dan B adalah suatu matriks m p hasil pengalian matriks AB adalah suatu matriks n p dimana entri m di sepanjang baris A dikalikan dengan entri m di sepanjang kolom B dan dijumlahkan untuk menghasilkan suatu entri dari AB Apabila dua peta linear diwakili oleh matriks matriks maka pengalian matriks mewakili komposisi dua peta Definisi produk matriks membutuhkan adanya entri entri dari suatu semigelanggang dan tidak membutuhkan pengalian unsur unsur semigelanggang agar komutatif Dalam banyak penerapan unsur unsur matriks menjadi bagian suatu medan meskipun semigelanggang tropikal juga merupakan suatu pilihan umum untuk masalah jarak terpendek 14 Bahkan dalam kasus matriks matriks atas medan medan hasil pengaliannya pada umumnya tidak komutatif meskipun dalam penjumlahan matriks bersifat asosiatif dan distributif Matriks matriks identitas yaitu matriks persegi dimana entri entrinya bernilai nol di luar diagonal utama dan 1 pada diagonal utama adalah unsur unsur identitas dari pengalian matriks Maka dari itu matriks n x n pada suatu gelanggang membentuk suatu gelanggang yang tidak komutatif kecuali jika n 1 dan gelanggang dasarnya komutatif Catatan kaki Sunting a b Nykamp Duane Multiplying matrices and vectors Math Insight Diakses tanggal September 6 2020 O Connor John J Robertson Edmund F Jacques Philippe Marie Binet Arsip Sejarah Matematika MacTutor Universitas St Andrews Lerner R G Trigg G L 1991 Encyclopaedia of Physics edisi ke 2nd VHC publishers ISBN 978 3 527 26954 9 Parker C B 1994 McGraw Hill Encyclopaedia of Physics nbsp edisi ke 2nd ISBN 978 0 07 051400 3 Lipschutz S Lipson M 2009 Linear Algebra Schaum s Outlines edisi ke 4th McGraw Hill USA hlm 30 31 ISBN 978 0 07 154352 1 Riley K F Hobson M P Bence S J 2010 Mathematical methods for physics and engineering Cambridge University Press ISBN 978 0 521 86153 3 Adams R A 1995 Calculus A Complete Course edisi ke 3rd Addison Wesley hlm 627 ISBN 0 201 82823 5 Horn Johnson 2013 Matrix Analysis edisi ke 2nd Cambridge University Press hlm 6 ISBN 978 0 521 54823 6 a b c Weisstein Eric W Matrix Multiplication mathworld wolfram com dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 09 06 Lipcshutz S Lipson M 2009 2 Linear Algebra Schaum s Outlines edisi ke 4th McGraw Hill USA ISBN 978 0 07 154352 1 Horn Johnson 2013 0 Matrix Analysis edisi ke 2nd Cambridge University Press ISBN 978 0 521 54823 6 Lerner R G Trigg G L 1991 Encyclopaedia of Physics edisi ke 2nd VHC publishers ISBN 3 527 26954 1 Parker C B 1994 McGraw Hill Encyclopaedia of Physics edisi ke 2nd ISBN 0 07 051400 3 Motwani Rajeev Raghavan Prabhakar 1995 Randomized Algorithms Cambridge University Press hlm 280 ISBN 9780521474658 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Perkalian matriks amp oldid 23187779