Stasiun Manggarai (MRI) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan; pada ketinggian +13 meter; termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar di DKI Jakarta dengan luas ±2,47 ha.
A01B09C13
| ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bangunan Stasiun Manggarai dari arah barat pada 2022 | ||||||||||||||
Lokasi | Jalan Manggarai Utara 1 Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, 12850 Indonesia | |||||||||||||
Ketinggian | +13 m | |||||||||||||
Operator | KAI Commuter | |||||||||||||
Letak dari pangkal |
| |||||||||||||
Jumlah peron | 7 (satu peron sisi dan dua peron pulau rendah yang bertangga di jalur 1-3, serta empat peron pulau tinggi di antara jalur 3-4, 5-6, 10-11, dan 12-13) | |||||||||||||
Jumlah jalur | 13
| |||||||||||||
Konstruksi | ||||||||||||||
Arsitek | Ir. J. van Gendt | |||||||||||||
Gaya arsitektur | Nieuw Indische Bouwstijl | |||||||||||||
Informasi lain | ||||||||||||||
Kode stasiun |
| |||||||||||||
Klasifikasi | Besar tipe A | |||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||
Dibuka | 1 Mei 1918 | |||||||||||||
Elektrifikasi | 1 Mei 1927 | |||||||||||||
Operasi layanan | ||||||||||||||
Kereta bandara: Commuter Line Basoetta Komuter: KRL Commuter Line
| ||||||||||||||
| ||||||||||||||
Fasilitas dan teknis | ||||||||||||||
Fasilitas | | |||||||||||||
Tipe persinyalan |
| |||||||||||||
Cagar budaya Indonesia Stasiun Kereta Api Manggarai | ||||||||||||||
Kategori | Bangunan | |||||||||||||
No. Regnas | KB000123 | |||||||||||||
No. SK | 011/M/1999 | |||||||||||||
Tanggal SK | 1993 dan 1999 | |||||||||||||
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia (Persero) | |||||||||||||
Pengelola | KAI Commuter | |||||||||||||
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | ||||||||||||||
Lokasi pada peta | ||||||||||||||
Stasiun ini melayani KAI Commuter tujuan Bogor, Depok, Jatinegara, Jakarta Kota, Cikarang dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Letak stasiun berada di persimpangan tujuh: ke Jatinegara, Jakarta Kota, Tanah Abang, Bogor, Depo KRL Bukit Duri, Pengawas Urusan Kereta, serta Balai Yasa Manggarai.
Stasiun ini pernah memiliki lorong bawah tanah, seperti di Stasiun Pasar Senen, supaya memudahkan penumpang untuk berpindah antarperon. Akan tetapi, lorong bawah tanah di stasiun ini kini telah ditutup seiring dengan proyek pembangunan stasiun yang saat ini tengah berlangsung. Saat ini, tidak ada kereta api jarak jauh yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan dan antrian antarkereta api.
Sejarah
Wilayah Manggarai sudah dikenal sejak abad ke-17, merupakan tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores yang kemudian berkembang menjadi Gementee Meester Cornelis. Meskipun jalur Batavia—Buitenzorg dibangun oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada tahun 1873, Stasiun Manggarai dibangun pada tahun 1914 dan selesai pada 1 Mei 1918.
Sejak dibangun, tidak ada perubahan yang mencolok pada bangunan stasiun ini. Pada saat diresmikan, bangunan ini sebenarnya belum selesai secara keseluruhan—atap besi tidak dapat didatangkan karena terjadi Perang Dunia I. Sejak 1913, Staatsspoor en Tramwegen (SS) menguasai seluruh jalur KA di Batavia dan Meester Cornelis, kemudian menata ulang jalur KA di kedua kotapraja tersebut, antara lain membongkar Stasiun Bukit Duri eks-NIS (depo KRL saat ini) dan membangun stasiun baru di Manggarai. Pembangunan dipimpin oleh arsitek Belanda, Ir. J. van Gendt, yang juga merancang bangunan sekolah pendidikan perkeretaapian dan rumah-rumah dinas pegawai di sekitar kawasan stasiun.
Stasiun ini menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, yakni pada 3 Januari 1946, ketika kereta luar biasa (KLB) mengangkut rombongan Presiden Soekarno ke Kota Yogyakarta. Berbagai persiapan yang bersifat rahasia dilakukan. Deretan gerbong barang diletakkan di jalur 1. Sekitar pukul tujuh malam, KLB melintas dengan sangat perlahan dari arah Pegangsaan melalui jalur 4.
Pembangunan stasiun pusat
Pada 12 Agustus 2016, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) bersama komunitas pecinta KRL Commuter Line menyelenggarakan diskusi mengenai rencana pengembangan Stasiun Manggarai. Untuk menjawab keluhan antrean penumpang KCI yang terus meningkat setiap tahunnya, penyelesaian jalur dwiganda Cikarang—Manggarai dikebut. Selain itu, stasiun ini akan dibuat bertingkat yang dapat mengakomodasi kereta api jarak jauh dan KRL Commuter Line dengan jalur masing-masing. Stasiun ini diharapkan akan menjadi stasiun pusat bagi KRL Commuter Line dan juga terminus untuk KRL Bandara Soekarno-Hatta.
Terkait dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Perkeretaapian mulai melakukan renovasi stasiun ini pada tahun 2017 dengan menambahkan bangunan baru dengan arsitektur modern minimalis futuristik menjadi sebanyak tiga lantai—lantai 1 stasiun merupakan emplasemen KRL Commuter Line dan KRL bandara, lantai 2 merupakan tempat penyediaan fasilitas penumpang dan kios (area komersial), dan lantai 3 digunakan untuk pemberhentian KRL Commuter Line dan juga kereta api jarak jauh. Bangunan lama stasiun ini, peninggalan Staatsspoorwegen, akan tetap dipertahankan karena berstatus sebagai cagar budaya. Dengan selesainya proyek Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral ini, direncanakan semua kereta penumpang jarak jauh dan menengah dengan terminus di Stasiun Gambir akan dipindahkan ke Stasiun Manggarai.
Untuk mengakomodasi pelayanan KRL Bandara Railink, perjalanan yang semula hanya melayani rute Sudirman Baru/BNI City—Bandara Soekarno-Hatta diperpanjang menjadi Manggarai—Bandara Soekarno-Hatta—sebelumnya sempat diperpanjang menjadi Bekasi—Bandara Soekarno-Hatta selama beberapa bulan. Dengan selesainya bangunan KA Bandara, Stasiun Manggarai sudah resmi melayani penumpang KRL Bandara tersebut sejak 5 Oktober 2019.
Hak penamaan
Sebagai inovasi dalam mengoptimalkan asetnya, KAI menawarkan program hak penamaan (Exclusive Naming Rights). Program ini dijalankan kembali setelah terakhir dilaksanakan pada Stasiun BNI City pada 2018 dan Stasiun Metland Telagamurni pada 2019. Melalui program ini, jenama (brand) dari mitra yang menjalin kontrak dapat diterapkan pada berbagai aspek media KAI meliputi papan petunjuk (signage, wayfinding), peta jalur, hingga pengumuman (announcement) baik di stasiun maupun di dalam kereta.
KAI menargetkan program hak penamaan stasiun fase 1 dapat selesai tahun ini. Oleh karena itu pada 20 September 2022, KAI melaksanakan Exclusive Meeting Gathering bagi para calon mitra di Hotel Mulia, Jakarta. Untuk fase 1 ini, hak penamaan ditawarkan bagi Stasiun Manggarai serta beberapa stasiun lain di Jakarta antara lain Stasiun Pasar Senen, Stasiun Jatinegara, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Tebet, Stasiun Cikini, Stasiun Sudirman, Stasiun Juanda, Stasiun Gondangdia, dan Stasiun Palmerah.
Bangunan dan tata letak
Bersebelahan dengan depo dan bangunan stasiun terdapat Balai Yasa Manggarai, yang merupakan bengkel untuk melakukan perawatan rutin dan reparasi kereta penumpang. Tidak jauh di selatan stasiun ini terletak depo KRL Bukit Duri, tempat penyimpanan dan perawatan harian aneka kereta rel listrik. Pada awalnya, depo ini juga menyimpan lokomotif diesel, tetapi semuanya dipindahkan ke depo di Cipinang dan Tanah Abang.
Stasiun Manggarai awalnya memiliki sembilan jalur kereta api yang digunakan untuk pemberhentian KRL ditambah masing-masing satu jalur untuk langsiran menuju Pengawas Urusan Kereta, Depo Bukit Duri, maupun ke Balai Yasa Manggarai. Jalur 1 dan 2 digunakan untuk pemberhentian Lin Cikarang. Jalur 3 dan 4 digunakan sebagai sepur lurus untuk kereta api jarak jauh serta untuk pemberhentian Lin Cikarang. Jalur 5-7 digunakan untuk pemberhentian Lin Sentral (Lin Bogor). Jalur 8 dan 9 digunakan untuk pemberhentian KRL Bandara Soekarno Hatta.
Per 25 September 2021, pengembangan tahap pertama stasiun ini sudah selesai dikerjakan. Pengembangan tersebut berupa bangunan baru bertingkat yang dibangun di sisi barat stasiun beserta jalur atas yang terdiri dari empat jalur kereta api sehingga jumlah jalur stasiun bertambah menjadi tiga belas jalur. Bersamaan dengan itu, layanan Lin Sentral diubah namanya menjadi Lin Bogor serta jalurnya dipindahkan melalui jalur atas Stasiun Manggarai yang diberi nomor jalur 10 sampai 13. Jalur 10 dan 11 berturut-turut merupakan sepur belok dan sepur lurus pemberhentian KRL tersebut untuk arah Jakarta Kota, sedangkan jalur 12 dan 13 berturut-turut merupakan sepur lurus dan sepur belok pemberhentian KRL tersebut untuk arah Bogor. Selain itu, akses peron melalui pintu utama di sisi barat stasiun juga terintgrasi dengan Transjakarta melalui Halte Manggarai.
Sejak pengoperasian KRL Commuter Line, stasiun ini menjadi semakin padat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah penumpang naik-turun, serta banyak perusahaan restoran dan pertokoan waralaba internasional yang membuka cabang di sini.
Berikut tata letak peron di Stasiun Manggarai beserta layanan kereta komuter yang melayaninya per 31 Mei 2022:
Lantai 2 | Jalur 10 | ← (Cikini) Lin Bogor tujuan Jakarta Kota |
Peron pulau, pintu peron 10 terbuka di sisi kiri pintu peron 11 terbuka di sisi kanan | ||
Jalur 11 | ← (Cikini) Lin Bogor tujuan Jakarta Kota Sepur lurus langsung arah Jakarta Kota | |
Jalur 12 | Lin Bogor tujuan Bogor/Nambo (Tebet) → Sepur lurus langsung arah Bogor | |
Peron pulau, pintu peron 12 terbuka di sisi kanan pintu peron 13 terbuka di sisi kiri | ||
Jalur 13 | Lin Bogor tujuan Bogor/Nambo (Tebet) → | |
Lantai G | Pintu tiket barat, mesin tiket, dan loket (KA komuter dan bandara) | |
G | Gerbang timur, pintu tiket, mesin tiket, loket, dan kios retail (KA komuter), bangunan cagar budaya | |
Peron sisi | ||
Jalur 1 (Baru) | Dalam pembangunan | |
Peron pulau | ||
Jalur 2 (Baru) | Sepur lurus langsung arah Gambir | |
Jalur 3 | Sepur lurus langsung arah Jatinegara ← (Sudirman) Jalur cadangan Lin Lingkar Cikarang tujuan Cikarang (via Angke) | |
Peron pulau | ||
Jalur 4 | Sepur belok langsung arah Jatinegara ← (Sudirman) Jalur cadangan Lin Lingkar Cikarang tujuan Cikarang (via Angke) | |
Peron pulau (temporer dan parsial) | ||
Jalur 6 | ← (Sudirman) Lin Lingkar Cikarang tujuan Cikarang (via Angke) | |
Peron pulau, pintu peron terbuka di sisi kiri atau kanan | ||
Jalur 7 | ← (Sudirman) Lin Lingkar Cikarang tujuan Cikarang (via Angke) dan feeder tujuan Angke/Kampung Bandan Sepur langsung arah Tanah Abang | |
Jalur 8 | Lin Lingkar Cikarang tujuan Cikarang (Matraman) → Sepur langsung arah Bogor | |
Peron pulau (khusus KA komuter), pintu peron terbuka di sisi kanan (hanya jalur 8) | ||
Jalur 9 | ← (Sudirman Baru) Lin Soekarno-Hatta tujuan Bandara Soekano-Hatta | |
Peron sisi (khusus KA bandara), pintu terbuka di sebelah kiri | ||
Jalur akses Balai Yasa Manggarai | ||
Gerbang barat | ||
Kontroversi
Setelah menjalani perombakan dan renovasi besar-besaran, pada sentuhan terakhirnya, pihak Direktorat Jenderal Perkeretaapian memasang huruf timbul aksesori yang berbunyi "I Love DJKA", yang juga dipasang di Stasiun Matraman. Pemasangan ini menimbulkan kontroversi karena para pengguna jasa KRL Commuter Line mempertanyakan seberapakah kepentingannya pemasangan huruf timbul tersebut. DJKA menganggap bahwa aksesori tersebut hanya berfungsi untuk memotivasi pegawai DJKA agar bekerja lebih giat lagi. Seorang anggota komunitas Anak Kereta (pengguna jasa KRL Commuter Line) menanggapi persoalan ini bahwa DJKA hanya merasa ingin mengapresiasi dirinya sendiri, sementara pengguna jasa terus mengkritik sejumlah kinerja yang harus dievaluasi seperti eskalator yang sering mengalami gangguan. Setelah mendapatkan kritikan tajam, huruf timbul yang terpasang di lantai 2 Stasiun Manggarai dicopot pada 22 Februari 2023.
Layanan kereta api
Komuter
Nama kereta api | Relasi perjalanan | Keterangan | |
---|---|---|---|
Lantai atas | |||
B Commuter Line Bogor | Bogor Depok Nambo (sebagian jadwal) | Jakarta Kota | – |
Lantai bawah | |||
C Commuter Line Cikarang (half racket) | Cikarang Bekasi Tambun (sebagian jadwal) | Angke | Via Tanah Abang–Manggarai |
Kampung Bandan | |||
C Commuter Line Cikarang (full racket) | Kampung Bandan | Perjalanan searah jarum jam via Tanah Abang | |
Perjalanan berlawanan arah jarum jam via Manggarai |
Kereta api bandara
Nama kereta api | Relasi perjalanan | Keterangan | |
---|---|---|---|
Lantai bawah | |||
A Commuter Line Basoetta | Manggarai | Bandara Soekarno-Hatta | – |
Antarmoda pendukung
Stasiun kereta api di Jakarta | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|