Matius 6:13 (disingkat Mat 6:13) adalah ayat ketigabelas dari pasal keenam Injil Matius, yaitu kitab pertama dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ayat ini termasuk ke dalam rangkaian Khotbah di bukit yang diucapkan oleh Yesus Kristus di Galilea (~29 M), yang dicatat oleh Matius, salah seorang dari keduabelas Rasul pertama. Merupakan salah satu ayat yang paling sering dikutip dari Alkitab Kristen, karena memuat doksologi Doa Bapa Kami.
"dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)" Matius 6:13 (Terjemahan Baru)
Konteks Alkitab sunting
Ayat ini adalah bagian dari nas Alkitab dalam Matius 6 terutama ayat Matius 6:9–13 yang memuat Doa Bapa Kami. Nas ini merupakan sebagian dari rangkaian pasal Matius 5:1–7:29, yang biasanya disebut Khotbah Kristus di Bukit, berisi penyataan dari prinsip-prinsip kebenaran Allah dengan mana semua orang Kristen harus hidup oleh iman kepada Anak Allah (Galatia 2:20) dan oleh kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam diri orang beriman (Roma 8:2–14; Galatia 5:16–25). Semua orang yang menjadi anggota Kerajaan Allah harus lapar dan haus akan kebenaran yang diajarkan dalam Khotbah Kristus (lihat Matius 5:6).
Konteks Doa Bapa Kami sunting
Ayat ini memuat contoh suatu doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Dengan contoh doa ini, Kristus menunjukkan apa saja yang harus menjadi pokok doa orang Kristen. Ada enam permohonan dalam doa itu: tiga yang pertama berkaitan dengan kekudusan dan kehendak Allah; tiga sisanya berkaitan dengan kebutuhan orang beriman sehari-hari. Singkatnya doa ini tidak berarti bahwa orang beriman harus berdoa secara singkat saja mengenai kebutuhannya. Kristus kadang-kadang berdoa sepanjang malam (Lukas 6:12).
Doa melibatkan penyembahan kepada Bapa sorgawi.
- 1) Sebagai Bapa, Allah mengasihi kita, memperdulikan kita, dan dengan gembira menyambut persekutuan dan keakraban dengan kita; melalui Kristus kita dapat menghampiri Dia pada setiap saat untuk menyembah Dia dan membawa persoalan kita kepada-Nya (Matius 6:25–34).
- 2) Allah sebagai Bapa tidak berarti bahwa Dia seperti seorang Bapa manusiawi yang membiarkan anak-anak-Nya berbuat salah atau yang tidak mendisiplinkan mereka dengan benar. Allah adalah Bapa yang kudus yang harus menentang dosa. Allah tidak akan membiarkan dosa sekalipun di dalam diri mereka yang menyebut-Nya Bapa. Nama-Nya harus "dikuduskan".
- 3) Sebagai Bapa sorgawi, Ia dapat memberi berkat dan juga dapat menghukum, menahan atau memberi, bertindak dengan adil atau dengan murah hati. Cara Allah menanggapi kita sebagai anak-anak-Nya tergantung pada iman dan ketaatan kita kepada-Nya.
Membawa ke dalam pencobaan sunting
Salah satu topik penting dari ayat ini adalah sepertinya menyiratkan bahwa Allah membawa manusia ke dalam pencobaan, yang tampaknya bertentangan dengan kepercayaan Kristen bahwa sifat manusia yang berdosa yang membawa orang ke dalam pencobaan dosa. Pembacaan harfiah ayat ini juga dapat menyiratkan Allah sebagai sumber kejahatan.
Sejumlah penjelasan telah diberikan. Yang pertama adalah istilah "pencobaan". Fowler menerangkan bahwa istilah bahasa Yunani peirasmos memang dapat diterjemahkan sebagai "pencobaan" (Inggris: temptation , tetapi juga dapat bermakna "ujian karakter" ("test of character"). Pada beberapa peristiwa yang dicatat di Alkitab, Allah menguji para pengikut-Nya, dan kalimat ini merupakan permohonan untuk menghindari ujian yang tidak menyenangkan ini. Schweizer mencatat bahwa hal ini merupakan perubahan dari ajaran Yudaisme pada periode tersebut, dimana orang percaya berdoa minta diuji, supaya mereka dapat membuktikan kesetiaan mereka kepada Allah. Penjelasan kedua, diberikan oleh Morris, adalah pencobaan atau ujian dapat merujuk secara eskatologis kepada ujian ketat yang akan diberikan Allah untuk semua orang pada akhir zaman. Luz menolak pandangan ini dengan menunjukkan bahwa tidak ada dalam Perjanjian Baru istilah "pencobaan" dikaitkan dengan penghakiman terakhir, dan dalam sastra Yahudi periode itu, pencobaan merujuk kepada sandungan kehidupan sehari-hari. Hill berpendapat bahwa kalimat Yunani ini merupakan terjemahan bebas dari bahasa Aram (yaitu bahasa dialek di daerah Galilea pada zaman Yesus), dimana asalnya Yesus menggunakan frasa "jagalah kami untuk tidak masuk", yang tidak menyiratkan Allah sebagai penyebab pencobaan, melainkan hanya pelindung untuk masuk ke dalamnya.
Lepaskanlah dari yang jahat sunting
Semua orang percaya merupakan sasaran khusus dari permusuhan Iblis dan maksudnya yang jahat. Oleh karena itu, orang beriman sekali-kali tidak boleh lupa untuk berdoa agar mereka dibebaskan dari kuasa dan rencana jahatnya (lihat Luk 11:26; Luk 18:1; Luk 22:31; Yoh 17:15; 2Kor 2:11).
Para penerjemah dan sarjana masih berdebat apakah doa ini meminta perlindungan dari kejahatan secara umum atau dari yang oknum jahat, yaitu iblis, secara khusus. Istilah bahasa Yunani tidak memberikan kejelasan, meskipun kebanyakan versi Alkitab menggunakan terjemahan "yang jahat" (Inggris: "evil one" ) karena dianggap lebih mencerminkan teologi abad pertama. Rujukan yang lebih awal dari pencobaan pada Matius 4 dapat juga memberikan petunjuk bahwa yang dirujuk adalah iblis. Matius 13:19 jelas merujuk kepada iblis ketika membahas topik yang sama. Namun, Hill mengamati bahwa istilah "yang jahat" tidak digunakan dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Aram untuk menyebut iblis, dan pada Matius 5:39 terdapat perkataan yang mirip, yang jelas merujuk kepada kejahata secara umum, bukan kepada iblis. John Calvin melihat ketidakjelasan ayat ini, tetapi tidak menganggapnya penting karena hanya ada sedikit perbedaan makna yang sesungguhnya di antara kedua tafsiran tersebut.
Doksologi (ayat 13b) sunting
Kalimat terakhir dari ayat ini, yaitu bagian yang diapit tanda kurung pada Terjemahan Baru, umumnya disebut sebagai doksologi dari Doa Bapa Kami, atau akhir dari versi Protestan untuk Doa Bapa Kami. Gereja Katolik Roma dan banyak terjemahan Alkitab modern biasanya tidak memuatnya. Ucapan pujian penutup (doksologi) yang indah ini secara keliru dianggap sebagai tambahan kemudian karena tidak dijumpai pada dua naskah Alkitab kuno bahasa Yunani paling lengkap yang tertua yang memuat Injil Matius, yaitu Codex Sinaiticus dan Codex Vaticanus, keduanya dari abad ke-4 M, sehingga banyak sarjana yang tidak menganggapnya sebagai bagian teks asli. Namun bagian ini dijumpai pada naskah tertua bahasa Yunani yang ketiga yaitu Codex Washingtonensis dari abad ke-4/ke-5, jadi hanya berbeda sekitar setengah abad. Doksologi ini terdapat dalam kebanyakan naskah Bizantin.
Bagian ini sudah ada dalam bentuk lebih pendek pada Didache sekitar tahun 130 M dan ditemukan dalam paling sedikit sepuluh bentuk berbeda pada teks-teks awal, sehingga menimbulkan teori bahwa bagian ini bukan termasuk bagian Injil yang asli. Satu teori populer menganggap doksologi ini asalnya ditambahkan pada doa tersebut pada ibadah jemaat, karena merupakan standar penutup doa orang Yahudi waktu itu. Hill mengamati bahwa bagian ini didasarkan pada 1 Tawarikh 29:11. Begitu frasa ini menjadi bagian penutup baku untuk doa tersebut dalam ibadah, para penyalin kemungkinan terbiasa menambahkannya pada teks Injil itu sendiri. Teori ini ditolak oleh sejumlah pakar. Penjelasan lain adalah doksologi ini penting dan sangat dikenal sehingga edisi-edisi awal tidak seragam memuatnya, karena dianggap sudah jelas. Secara pasti, bagian ini sangat kuno. Tulisan bapa gereja terkenal Yohanes Krisostomus(347–407) memuat bagian ini dalam karyanya, Homily 19 mengenai St. Matthew, pada alinea 10, di mana ia memperlakukan bagian ini sebagai perkataan Kristus dan tidak meragukan adanya kalimat ini. Uskup ini pasti mempunyai naskah Injil yang lebih kuno lagi sebagai sumbernya.
Bahasa Kuno sunting
Bahasa Yunani sunting
Textus Receptus/Novum Testamentum Graece
Transliterasi (dengan pranala konkordansi Strong):
Terjemahan harfiah:
Sumber naskah kuno: Codex Vaticanus (~325-250 M), Codex Sinaiticus (~330-360 M), Codex Washingtonensis (abad ke-4/ke-5) dan ribuan naskah Bizantin.
Varian tekstual, khususnya bagian doksologi
Bahasa Suryani/Aram sunting
Teks bahasa Suryani yang terdapat dalam Pesyita dari abad ke-2 M
Bahasa Latin sunting
Vulgata (abad ke-4 M)
Bahasa Indonesia sunting
Versi | Matius 6:9 |
---|---|
Terjemahan Baru (1974) | dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) |
BIS (1985) | Janganlah membiarkan kami kehilangan percaya pada waktu kami dicobai tetapi lepaskanlah kami dari kuasa si Jahat. (Engkaulah Raja yang berkuasa dan mulia untuk selama-lamanya. Amin.)' |
Terjemahan Lama (1958) | Dan janganlah membawa kami kepada pencobaan, melainkan lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. |
AYT Draft | Dan, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat. [Karena Engkaulah sang pemilik kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]ʼ |
MILT (2008) | Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat; karena punya-Mulah kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selamanya. Amin. |
WBTC Draft (2006) | Janganlah biarkan kami dicobai, tetapi selamatkanlah kami dari yang jahat, [karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]' |
FAYH (1989) | Janganlah kami dibawa ke dalam cobaan, melainkan lepaskanlah kami dari si Jahat. {Karena Engkaulah yang memiliki kerajaan, kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.}' |
ENDE (1969) | djanganlah masukkan kami kedalam pertjobaan, tetapi bebaskanlah kami dari jang djahat. |
Shellabear Draft (1912) | Janganlah membawa kami masuk pencobaan, melainkan lepaskanlah kami daripada yang jahat.' |
Shellabear 2000 (2000) | Janganlah bawa kami ke dalam pencobaan, melainkan lepaskanlah kami dari yang jahat.’ [Karena Engkaulah yang empunya kerajaan, kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.] |
Melayu BABA (1913) | Jangan-lah bawa kami masok dalam pnchoba'an, ttapi lpaskan-lah kami deri-pada yang jahat.' |
Klinkert 1879 (1879) | Dan djangan bawa akan kami kadalam penggoda, melainkan lepaskanlah kami daripada jang djahat, karena engkaulah jang mempoenjai karadjaan dan koewasa dan kamoeliaan pada salama-lamanja. Amin. |
Klinkert 1863 (1863) | Dan bijar Toehan djangan bawa sama saja kadalem pertjobaan, melainken lepasken saja dari {Mat 13:19} jang djahat. Karna Toehan jang ampoenja karadjaan, dan koewasa, dan kamoeliaan sampe salama-lamanja Amin. |
Leydekker Draft (1733) | Dan djanganlah membawa kamij kapada pertjawba`an, hanja lepaskanlah kamij deri pada jang djahat. Karana 'angkaw punja karadja`an, dan kamulija`an sampej salama 2 nja, 'Amin. |
Bahasa-bahasa Daerah di Indonesia sunting
Bahasa Jawa sunting
Versi lain:
Versi lain:
Bahasa Jawa Suriname
Bahasa Sunda sunting
Bahasa Batak Toba/Tapanuli sunting
Bahasa Batak Karo sunting
Versi lain
Bahasa Simalungun sunting
Bahasa Aceh sunting
Bahasa Bali sunting
Bahasa Bugis sunting
Bahasa Makassar sunting
Bahasa Madura sunting
Bahasa Kei sunting
Bahasa Tagalog sunting
Bahasa Nias sunting
Versi Katolik:
Versi Protestan:
Bahasa Tountemboan Tumompaso (Ma'kele'i) (Minahasa) sunting
Versi lain:
Bahasa Dayak Ma'anyan sunting
Dayak Dusun Witu versi Katolik sunting
Bahasa Tombulu (Minahasa) sunting
Bahasa asing sunting
Bahasa Inggris sunting
Versi Raja James (1610)
Lihat pula sunting
- Doa Bapa Kami
- Khotbah di bukit
- Yesus Kristus
- Bagian Alkitab yang berkaitan: Matius 6, Lukas 11, Galatia 4
Referensi sunting
- ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Fowler, Harold. The Gospel of Matthew: Volume One. Joplin: College Press, 1968
- Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975
- Morris, Leon. The Gospel According to Matthew. Grand Rapids: W.B. Eerdmans, 1992.
- Luz, Ulrich. Matthew 1-7: A Commentary. trans. Wilhlem C. Linss. Minneapolis: Augsburg Fortess, 1989.
- ^ Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
- ^ Apakah Doksologi Doa Bapa Kami pada Matius 6:13 adalah tambahan kemudian? pada KJV Today
- Doksologi ini tidak dimasukkan ke dalam Alkitab bahasa Indonesia versi Ende (1969) terbitan gereja Katolik Roma, juga dalam sejumlah terjemahan bahasa Inggris modern: American Standard Version Contemporary English Version English Standard Version GOD'S WORD Translation Good News Translation New International Reader's Version New International Version New Living Translation Today's New International Version. Diapit oleh tanda kurung persegi "[" dan "]" pada Holman Christian Standard Bible New American Standard Bible New Century Version. Dua terbitan yang memperbarui Versi Raja James tetap mempertahankannya: 21st Century King James Version dan New King James Version; meskipun pada NKJV terdapat catatan: " "NU-Text omits For Yours through Amen." (Teks NU menghilangkan Karena Engkaulah sampai Amin)
- Nicholas Ayo, The Lord's Prayer: A Survey Theological and Literary, University of Notre Dame Press (1993), p. 7, ISBN 978-0-268-01292-2
- David E. Aune, The Blackwell Companion to the New Testament (Blackwell 2010 ISBN 978-1-4051-0825-6), p. 299
- Kurt Aland and Barbara Aland, The Text of the New Testament (Eerdmans 1998 ISBN 0-8028-4098-1), p. 306
- Nestle-Aland: Novum Testamentum Graece, 27th revised edition (2006))
- France, R.T. The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary. Leicester: Inter-Varsity, 1985. pg. 136
- Analysis of Peshitta verse Matthew 6:13
- Matius 6:13
- ^ SabdaWeb Matius 6:13