www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Kesultanan Palembang berita surat kabar buku cendekiawan JSTORKesultanan Palembang Darussalam adalah suatu kerajaan Melayu Islam di Sumatra yang berpusat di Kota Palembang Sumatera Selatan sekarang Kesultanan ini diproklamirkan oleh Sri Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam seorang bangsawan Palembang pada tahun 1659 1 dan dihapuskan keberadaannya oleh pemerintah kolonial Belanda pada 7 Oktober 1823 3 Maret 1666 1823Bahasa yang umum digunakanBahasa yang umum digunakan didalam Kesultanan Palembang adalah Bahasa Melayu Palembang yang terbagi menjadi dua dialek yaitu Bahasa Palembang Alus yang biasanya digunakan oleh Wong Jero keluarga Sultan dan Bangsawan dan Palembang Sari Sari yang biasa digunakan oleh Wong Jabo rakyat biasa AgamaIslamPemerintahanMonarkiSultan 1659 1706Sri Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Imam Bin Pangeran Sedo Ing Pesarean 1724 1758Sultan Mahmud Badaruddin bin Sultan Mansyur Jayo ing Lago 1776 1803Sultan Muhammad Bahauddin Bin Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin Adi Kesumo 1804 1812 1813 1818 1821Sultan Susuhunan Ratu Mahmud Badaruddin Khalifatul Mukminin Sayidul Imam Bin Sultan Muhammad Bahauddin 1821 1823Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom Bin Sultan Susuhunan Husin DhiauddinSejarah Didirikan3 Maret 1666 Dihapus Belanda7 Oktober 1823Mata uangPitis Palembang Gulden Hindia Belanda RupiahDidahului oleh Digantikan olehKesultanan DemakKesultanan BantenKerajaan PalembangKerajaan MajapahitKesultanan Aceh Darussalam Hindia BelandaIndonesiaAzmatkhan WalisongoMalthe Conrad Bruun 1755 1826 seorang petualang dan ahli geografi dari Prancis mendeskripsikan keadaan masyarakat dan kota kerajaan waktu itu yang telah dihuni oleh masyarakat yang heterogen terdiri dari Tiongkok Siam Melayu dan Jawa serta juga disebutkan bangunan yang telah dibuat dengan batu bata hanya sebuah vihara dan istana kerajaan Daftar isi 1 Kekuasaan 2 Pendirian 3 Ekonomi 4 Ulama di Masa Kesultanan Palembang 4 1 Syekh Abdus Somad Al Falimbani 14 4 2 Masagus Abdul Hamid Kyai Marogan 16 4 3 Kiagus Muhammad Saleh Kyai Saleh Lateng Banyuwangi 17 5 Peperangan 6 Para Penguasa Palembang 1455 1823 19 7 Rujukan 8 Bacaan Lanjut 9 Pranala luarKekuasaan SuntingKesultanan yang pernah berkuasa dari tahun 1659 7 Oktober 1823 2 ini merupakan Kesultanan terbesar di Sumatera Bahagian Selatan Daerah Kekuasaan Kesultanan Palembang Darussalam ini sekarang mencakup Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Bengkulu dulu Bangka Hulu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Provinsi Jambi dan Provinsi Lampung 3 Diluar Sumatera Kasultanan ini juga menjalin hubungan diplomatik dengan Kesultanan Banten 4 Kesultanan Demak 5 dan Kerajaan Blambangan 6 di Banyuwangi Sedangkan dalam Kesultanan Kubu Kesultanan Palembang Darussalam menikah dengan Yang dipertuan Besar Kubu I Sayyid Idrus melakukan pernikahan dengan putri Sultan Mahmud Badaruddin I Jaya Wikrama 7 Dalam Tarsilah Kesultanan Brunei Darussalam disebutkan bahwa Tumenggung Mancanegara Pangeran Manchu Negoro yang merupakan kakek dari Sultan Abdurrahman pendiri kesultanan Palembang Darussalam adalah isteri dari Sultan Brunei Sultan Abdul Jalilul Akbar dengan masa periode pemerintahan 1598 1659 8 nbsp Replika masjid agung kesultanan PalembangPendirian Sunting nbsp Replika takhta sultan PalembangBerdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan 9 disebutkan seorang tokoh Anak brawijaya sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343 Sejarawan Prof C C Berg menganggapnya identik dengan Adityawarman 10 Begitu juga dalam Nagarakretagama nama Palembang telah disebutkan sebagai daerah jajahan Majapahit meski belum ada bukti tertulis dijajah serta Gajah Mada dalam sumpahnya yang terdapat dalam Pararaton juga telah menyebutkan Palembang sebagai sebuah kawasan yang akan ditaklukannya meski pada kenyataanya tidak ada bukti tertulis Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa lin fong yang terdapat pada buku Chu fan chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou Ju Kua dirujuk kepada Palembang dan kemudian sekitar tahun 1513 Tome Pires seorang petualang dari Portugis menyebutkan Palembang telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis Kemudian pada tahun 1596 Palembang juga ditaklukan oleh VOC Seterusnya nama tokoh yang dirujuk memimpin kesultanan Palembang dari awal adalah Sri Susuhunan Abdurrahman tahun 1659 Walau sejak tahun 1601 telah memiliki hubungan dengan VOC dari yang mengaku Sultan Palembang 11 Ekonomi SuntingSituasi di Palembang mengalami naik turun setelah kejatuhan Kerajaan Palembang Pada masa Pangeran Sedo Ing Rejek Jamaluddin Mangkurat VI 1652 1659 Palembang muncul kembali dalam wujud Kesultanan Palembang dan kondisi perkenomiannya yang kembali bangkit pada abad ke 16 berkat pengiriman hasil panen lada oleh petani lada dari Minang ke pasar Palembang melalui sungai Musi Hal itu berhasil menarik perhatian pembeli lada dari Cina Portugis Belanda dan Inggris 12 Kesultanan Palembang berada kawasan yang strategis dalam melakukan hubungan dagang terutama hasil rempah rempah dengan pihak luar Kesultanan Palembang juga berkuasa atas wilayah kepulauan Bangka Belitung yang memiliki tambang timah dan telah diperdagangankan sejak abad ke 18 13 Ulama di Masa Kesultanan Palembang SuntingSyekh Abdus Somad Al Falimbani 14 Sunting Informasi lebih lanjut Abdus Samad al Palimbani Syaikh Abdus Shamad al Palimbani adalah seorang tokoh sufi penulis kitab kitab sufi yang berasal dari Palembang 15 Abdus Shamad lahir pada 1116 H 1704 M dan wafat pada 1203 H 1789 M dalam usia 85 tahun 15 di Palembang butuh rujukan Tentang nama lengkap Syeikh Al Falimbani yang tercatat dalam sejarah ada tiga versi nama Yang pertama seperti yang diungkapkan dalam Ensiklopedia Islam dia bernama Abdus Samad Al Jawi Al Falembani Versi kedua merujuk pada sumber sumber Melayu sebagaimana ditulis oleh Azyumardi Azra dalam bukunya Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII Mizan 1994 ulama besar ini memiliki nama asli Abdul Samad bin Abdullah Al Jawi Al Falembani Sementara versi terakhir tulisan Rektor UIN Jakarta itu bahawa apabila merujuk pada sumber sumber Arab nama lengkap Syeikh Al Falembani ialah Sayyid Abdus Al Samad bin Abdurrahman Al Jawi Dari ketiga nama itu yang diyakini sebagai nama Abdul Samad Azyumardi berpendapat bahawa nama terakhirlah yang disebut Syeikh Abdul Samad Perbedaan pendapat mengenai nama ulama ini dapat difahami mengingat sejarah panjangnya sebagai pengembara baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam menuntut ilmu Apabila dilihat latar belakangnya ketokohan Al Falembani sebenarnya tidak jauh berbeda dari ulama ulama Nusantara lainnya seperti Hamzah Fansuri Nuruddin Al Raniri Abdurrauf as Singkili Yusuf Al Makasari Dari Persegi silsilah nasab Syeikh Al Falembani berketurunan Arab dari sebelah ayah Syeikh Abdul Jalil bin Syeikh Abdul Wahhab bin Syeikh Ahmad Al Mahdani ayah Al Falembani adalah ulama yang berasal dari Yaman yang dilantikmenjadi Mufti negeri Kedah pada awal abad ke 18 Sementara ibunya Radin Ranti adalah wanita Palembang yang diperisterikan oleh Syeikh Abdul Jalil setelah sebelumnya menikahi Wan Zainab puteri Dato Sri Maharaja Dewa di Kedah Masagus Abdul Hamid Kyai Marogan 16 Sunting Kyai Marogan adalah seorang ulama yang berasal dari Palembang Kyai Marogan lahir pada tahun 1082 M dan wafat pada tahun 1091 M dalam usia 89 tahun di Palembang Pada usia muda Kiai Marogan dikenal giat berbisnis di bidang saw mill atau perkayuan Beliau memiliki dua buah pabrik penggergajian kayu Bakat beliau ini diperoleh dari ibunya yang berdarah Tionghoa Berkat suksesan dalam bisnis kayu ini membuat Kiai Marogan untuk berangkat ke tanah suci dan dan sepulangnya dari tanah suci beliau menjalankan kegiatan penyebaran dakwah di pedalaman Sumatera Selatan Dari hasil bisnis usaha kayunya Kiai Marogan mampu mendirikan sejumlah masjid yang dipergunakan sebagai pusat kajian dan dakwah Banyak ajaran Kiai Marogan yang masih dilantunkan oleh sebagian penduduk Palembang di antaranya adalah sebuah dzikir La ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin Muhammadur Rasulullah Shadiqul Wa dul Amin yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah Raja Yang Benar dan Nyata Muhammad adalah Rasulullah Yang Jujur dan Amanah Dzikir yang diamalkan oleh Kiai Marogan di atas ternyata berasal dari hadis yang berbunyi Dari Sayyidina Ali Ra Karramallahu wajhahu berkata Rasulullah SAW bersabda Barangsiapa setiap hari membaca la laha illallahul malikul haqqul mubin maka bacaan itu akan menjadi keamanan dari kefakiran dan menjadi penenteram dari rasa takut dalam kubur HR Abu Nu aim dan Ad Dailami Konon amalan zikir ini selalu dibaca oleh Kiai Marogan beserta murid murid beliau dalam perjalanan di atas perahu Sambil mengayuh perahu beliau menyuruh murid murid beliau untuk mengucapkan zikir tersebut berulang ulang sepanjang perjalanan dengan suara lantang Selain amalan dzikir ini Kyai Marogan juga memiliki karomah diantaranya Ikan dalam Buah Kelapa Dapat Menahan Perahu Agar Tak Karam Ikan Mati Hidup Kembali dll Dari Persegi silsilah nasab Kyai Marogan berketurunan Arab dari sebelah ayah Masagus H Mahmud Kanang bin Masagus Taruddin ayah Kyai Marogan adalah ulama yang merupakan keturunan Sultan Palembang Darussalam yang bernama Susuhanan Abdurrahman yang nasabnya sampai Rasululllah Sementara ibunya Radin Ranti adalah wanita Keturunan Tionghoa yang bernama Perawati Kiagus Muhammad Saleh Kyai Saleh Lateng Banyuwangi 17 Sunting Informasi lebih lanjut Kyai Saleh Lateng nbsp Kyai Saleh LatengKyai Saleh Lateng adalah seorang ulama yang datuknya Kiagus Abdurrahman berasal dari Kesultanan Palembang Darussalam Kyai Saleh Lateng lahir pada tanggal 7 Maret 1862 M di Banyuwangi Jawa Timur Ketika kecil Kyai Saleh belajar mengaji pada kedua orang tuanya hingga sampai usia 15 tahun Kemudian beliau pergi menimba ilmu di beberapa Pondok Pesantren di Kyai Mas Ahmad Kebon Dalem Surabaya Tak Lama kemudian beliau melanjutkan mondok ke Syaikhona Khalil Bangkalan Madura Kyai Saleh memiliki banyak murid yang tidak hanya murid itu datang ke Kyai Saleh untuk menimba ilmu agama bahkan banyak pemuda yang datang ke Kyai Saleh untuk Mempelajari ilmu kanuragan Kyai Saleh juga pernah berguru ke Tuan Guru Muhammad Said Jembrana Bali untuk menimba Ilmu Agama bahkan untuk mendalami Ilmu Agama Kyai Saleh rela pergi ke Tanah Suci Mekkah untuk meneruskan pelajaran Ilmu Agamanya Setelah usia 38 Tahun Kyai Saleh pulang ke kampung halamannya di Lateng untuk menyebarkan pemikiran agamanya hingga ke pelosok Banyuwangi Dulunya Banyuwangi terkenal sebagai daerah yang penuh dengan pertikaian namun dengan pencerahan terus menerus dari Kyai Saleh perkelahian itu dapat disingkirkan dan beliau juga telah membuat insaf bromocorah Kyai Saleh pernah mengikuti Jihad di Surabaya melawan Belanda bersama santrinya Bahkan beliau juga anti terhadap Belanda Hal itu dapat dibuktikan dari sikap Kyai Saleh yang melarang keluarganya meniru kebiasaan Belanda seperti memakai jas celana serta sekolah di sekolah Belanda 18 Van Der Plass yang notabenenya ialah Residen Belanda di Banyuwangi pernah mendatangi Kyai Saleh untuk memberikan bantuan terhadap pondoknya Namun Kyai Saleh menolaknya dengan mentah mentah Beliau juga merupakan pencetus berdirinya Departemen Agama karena Kyai Saleh saat itu men yumbang buku buatannya yaitu Kitab Mu jamul Buldan kepada Departemen Agama dan hingga saat ini masih menjadi rujukan Kyai Saleh Lateng merupaasabkan tipikal kyai penggerak Beliau memegang peranan startegis dalam mengkonsolidasi jaringan ulama santri untuk berdakwah dan mengawal kemerdekaan Indonesia Kyai Saleh Lateng juga menjadi kyai penting pada masa awal pendirian Nahdlatul Ulama bersama Hadratus Syaikh Hasyim Asy ari Kyai Wahab Chasbullah Kyai Bisri Syansuri dan beberapa kyai lainnya di penjuru Nusantara Pada awalnya Kyai Saleh Lateng menggerakkan Sarekat Islam Hal ini merupakan hal yang lumrah karena pada awal abad 20 pergerakan Sarekat Islam menjadi gerbong bagi para kyai santri untuk menyuarakan kemerdekaan dan mengorganisasi diri Meski pada akhirnya para kyai memisahkan diri dari pergerakan Sarekat Islam Hal ini juga terjadi pada Kyai Wahab Chasbullah yang pernah menjadi penggerak Sarekat Islam sewaktu mengaji di Hijaz Ketika kembali ke tanah air Kyai Wahab Chasbullah membentuk organisasi sendiri dengan merangkul kyai santri dalam Tashwirul Afkar Nahdlatut Tujjar Nahdlatul Wathan hingga kemudian terbentuklah Nahdlatul Ulama Kyai Saleh Lateng yang pada awalnya menggerakkan Sarekat Islam di Banyuwangi kemudian menjadi tokoh penting dalam pendirian Nahdlatul Ulama Bahkan pada 1913 Kyai Saleh Lateng memimpin Rapat Umum Sarekat Islam di Kawedanan Glenmore Banyuwangi Dengan demikian peranan Kyai Saleh dalam menggerakkan jaringan Islam di awal abad 20 diakui memiliki kontribusi penting Ketika Komite Hijaz dibentuk Kyai Saleh Lateng bergabung bersama barisan kyai Ikatan emosional ketika mengaji di beberapa pesantren terutama pesantren Bangkalan dan Makkah menambah kekuatan komunikasi antara Kyai Saleh dengan beberapa kyai lainnya Ketika masa awal pendirian Nahdlatul Ulama yakni pada 16 Rajab 1344 H 31 Januari 1926 Kyai Saleh Lateng ditunjuk oleh Hadratus Syaikh Kyai Hasyim Asy ari dan Kyai Wahab Chasbullah menjadi anggota muassis mukhtasar formatur pendirian Nahdlatul Ulama Pada Muktamar NU ke 9 di Banyuwangi yang dipimpin oleh Kyai Saleh Lateng tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934 ANO diterima dan disahkan sebagai bagian departemen pemuda NU dengan pengurus antara lain Ketua H M Thohir Bakri Wakil Ketua Abdullah Oebayd Sekretaris H Achmad Barawi dan Abdus Salam tanggal 24 April itulah yang kemudian dikenal sebagai tanggal kelahiran Gerakan Pemuda Ansor Kyai Saleh Lateng menghembuskan napas terakhir pada malam Rabu 29 Dzulqo dah 1371 H 20 Agustus 1952 pada usia 93 tahun Jenazahnya dikebumikan di sebelah musholla Langgar tempat Kyai Saleh Lateng biasa memberikan pengajian kepada santri santrinya Pada tahun 1956 DPRD Kabupaten Banyuwangi memberikan keputusan penggunaan nama Kyai Saleh Lateng untuk sebuah ruas jalan Keputusan DPRD Banyuwangi ini untuk menghormati perjuangan dan pengabdian Kyai Saleh Lateng dalam mendidik warga sekaligus berjuang untuk negeri Peperangan SuntingInformasi lebih lanjut Perang MentengPara Penguasa Palembang 1455 1823 19 SuntingRujukan Sunting Bruun M C 1822 Universal geography or A description of all the parts of the world hlm 441 Kisah Berdiri dan Hancurnya Kesultanan Palembang Darussalam di Indephedia Bincang Bincang bersama SMB IV di RRI Net Palembang Hubungan Kesultanan Banten dengan Kesultanan Palembang Darussalam Hubungan Kesultanan Demak dengan Kesultanan Palembang Darussalam Kyai Saleh Lateng Islamkan Kerajaan Blambangan Hubungan Kesultanan Kubu dengan Kesultanan Palembang Darussalam Hubungan Brunei Darussalam dengan Kesultanan Palembang Darussalam Darta A A Gde A A Gde Geriya A A Gde Alit Geria 1996 Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan Denpasar Upada Sastra Berg C C 1985 Penulisan Sejarah Jawa terj Jakarta Bhratara Poesponegoro M D Sejarah nasional Indonesia Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan kerajaan Islam di Indonesia hlm 46 Reid Anthony 2014 Sumatera Tempo Doeloe Depok Komunitas Bambu hlm 146 ISBN 979 3731 94 X Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Ricklefs M C A history of modern Indonesia since c 1300 hlm 139 Abdus Samad Al Palimbani di Wikipedia Bahasa Indonesia a b Samsul Munir Amin 2008 Karomah para kiai PT LKiS Pelangi Aksara hlm 311 ISBN 978 979 8452 49 9 Kyai Marogan di Laduni id Kyai Saleh Lateng di Wikipedia Bahasa Indonesia Latief 1995 Soetadji Nanang S 1996 Kesultanan Palembang Perang Palembang Melawan VOC Palembang Pemerintah Kotamadya Palembang hlm 27 30 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Bacaan Lanjut SuntingBruun M C 1822 Universal geography or A description of all the parts of the world Edinburgh Balfour amp Clarke Andaya B W 1993 To live as brothers southeast Sumatra in the seventeenth and eighteenth centuries University of Hawaii Press ISBN 0 8248 1489 4 Ricklefs M C 1993 A history of modern Indonesia since c 1300 California Stanford University Press ISBN 0 8047 2194 7 Poesponegoro M D 1992 Sejarah nasional Indonesia Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan kerajaan Islam di Indonesia jakarta PT Balai Pustaka ISBN 979 407 409 8 Parameter coauthor yang tidak diketahui mengabaikan author yang disarankan bantuan Pranala luar Sunting Indonesia Bahasa Jawa Arab dan Melayu di Palembang Indonesia Palembang Sebuah Negeri yang Hilang Refleksi Hari Jadi Palembang ke 1319 Diarsipkan 2007 03 10 di Wayback Machine Indonesia Benteng Kuta Besak Diarsipkan 2007 03 12 di Wayback Machine Indonesia Sultan Mahmud Badaruddin III Prabu Diradja Al Hajj Sultan Palembang 2003 Kini Diarsipkan 2021 04 16 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kesultanan Palembang amp oldid 24510333