www.wikidata.id-id.nina.az
Biografi ini memerlukan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian Bantulah untuk menambahkan referensi atau sumber tepercaya Materi kontroversial atau trivial yang sumbernya tidak memadai atau tidak bisa dipercaya harus segera dihapus khususnya jika berpotensi memfitnah Cari sumber Abdus Samad al Palimbani berita surat kabar buku cendekiawan JSTOR Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia Bantulah memperbaikinya berdasarkan panduan penulisan artikel Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Syaikh Abdus Shamad al Palimbani adalah seorang tokoh sufi penulis kitab kitab sufi yang berasal dari Palembang 1 Abdus Shamad lahir pada 1116 H 1704 M dan wafat pada 1203 H 1789 M dalam usia 85 tahun 1 di Palembang butuh rujukan Tentang nama lengkap Syeikh Al Falimbani yang tercatat dalam sejarah ada tiga versi nama Yang pertama seperti yang diungkapkan dalam Ensiklopedia Islam dia bernama Abdus Samad Al Jawi Al Falembani Versi kedua merujuk pada sumber sumber Melayu sebagaimana ditulis oleh Azyumardi Azra dalam bukunya Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII Mizan 1994 ulama besar ini memiliki nama asli Abdul Samad bin Abdullah Al Jawi Al Falembani Sementara versi terakhir tulisan Rektor UIN Jakarta itu bahawa apabila merujuk pada sumber sumber Arab nama lengkap Syeikh Al Falembani ialah Sayyid Abdus Al Samad bin Abdurrahman Al Jawi Dari ketiga nama itu yang diyakini sebagai nama Abdul Samad Azyumardi berpendapat bahawa nama terakhirlah yang disebut Syeikh Abdul Samad Perbedaan pendapat mengenai nama ulama ini dapat difahami mengingat sejarah panjangnya sebagai pengembara baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam menuntut ilmu Apabila dilihat latar belakangnya ketokohan Al Falembani sebenarnya tidak jauh berbeda dari ulama ulama Nusantara lainnya seperti Hamzah Fansuri Nuruddin Al Raniri Abdurrauf as Singkili Yusuf Al Makasari Dari Persegi silsilah nasab Syeikh Al Falembani berketurunan Arab dari sebelah ayah Syeikh Abdul Jalil bin Syeikh Abdul Wahhab bin Syeikh Ahmad Al Mahdani ayah Al Falembani adalah ulama yang berasal dari Yaman yang dilantikmenjadi Mufti negeri Kedah pada awal abad ke 18 Sementara ibunya Radin Ranti adalah wanita Palembang yang diperisterikan oleh Syeikh Abdul Jalil setelah sebelumnya menikahi Wan Zainab puteri Dato Sri Maharaja Dewa di Kedah Daftar isi 1 Pendidikan 2 Karya Tulis 3 Pulang ke Nusantara untuk Kedua Kalinya 4 Wafatnya 5 Catatan kaki 5 1 Referensi 6 RujukanPendidikan suntingSyeikh Abdus Shamad mendapat pendidikan dasar dari ayahnya sendiri Syeikh Abdul Jalil di Kedah Kemudian Syeikh Abdul Jalil mengantar semua anaknya ke pondok di negeri Patani Zaman itu memang di Patani lah tempat menempa ilmu ilmu keislaman sistem pondok yang lebih mendalam lagi Mungkin Abdus Shamad dan saudara saudaranya Wan Abdullah dan Wan Abdul Qadir telah memasuki pondok pondok yang terkenal antaranya ialah Pondok Bendang Gucil di Kerisik atau Pondok Kuala Bekah atau Pondok Semala yang semuanya terletak di Patani Di antara para gurunya di Patani yang dapat diketahui dengan jelas hanyalah Syeikh Abdur Rahman bin Abdul Mubin Pauh Bok Demikianlah yang diceritakan oleh beberapa orang tokoh terkemuka Kampung Pauh Bok itu 1989 serta sedikit catatan dalam salah satu manuskrip terjemahan Al Urwatul Wutsqa versi Syeikh Abdus Shamad bin Qunbul al Fathani yang ada Kepada Syeikh Abdur Rahman Pauh Bok itulah sehingga membolehkan pelajaran Syeikh Abdus Shamad al Falimbani dilanjutkan ke Mekah dan Madinah Walau bagaimanapun mengenai Syeikh Abdus Shamad al Falimbani belajar kepada Syeikh Abdur Rahman Pauh Bok al Fathani itu belum pernah ditulis oleh siapa pun namun sumber asli didengar di Kampung Pauh Bok sendiri Sistem pengajian pondok di Patani pada zaman itu sangat terikat dengan hafalan matan ilmu ilmu Arabiyah yang terkenal dengan llmu Alat Dua Belas Dalam bidang syariat Islam dimulai dengan matan matan fiqh menurut Mazhab Imam Syafi i Di bidang tauhid dimulai dengan menghafal matan matan ilmu kalam usuluddin menurut paham Ahlus Sunah wal Jamaah yang bersumber dari Imam Syeikh Abul Hasan al Asy ari dan Syeikh Abu Mansur al Maturidi Dia juga mempelajari ilmu sufi daripada Syeikh Muhammad bin Samman selain mendalami kitab kitab tasawuf daripada Syeikh Abdul Rauf Singkel dan Samsuddin Al Sumaterani kedua duanya dari Aceh Oleh sebab dari kecil dia lebih banyak mempelajari ilmu tasawuf maka dalam sejarah telah tercatat bahawa dia adalah ulama yang memiliki kepakaran dan keistimewaan dalam cabang ilmu tersebut Setelah Syeikh Abdus Shamad banyak hafal matan lalu dilanjutkan pula dengan penerapan pengertian yang lebih mendalam lagi Sewaktu masih di Patani lagi Syeikh Abdus Shamad telah dipandang alim kerana dia adalah sebagai kepala thalaah tutor menurut istilah pengajian pondok Namun ayahnya berusaha mengantar anak anaknya melanjutkan pelajarannya ke Makkah Memang merupakan satu tradisi pada zaman itu walau bagaimana banyak ilmu pengetahuan seseorang belumlah di pandang memadai jika tak sempat mengambil barakah di Mekah dan Madinah kepada para ulama yang dipandang Wali Allah di tempat pertama lahirnya agama Islam itu Belajar Di MakkahOrang tua Al Falembani kemudian menghantar anaknya itu ke Arab yaitu Makkah dan Madinah Tidak jelas bilakah dia diantar ke salah satu pusat ilmu Islam pada waktu itu Setakat yang terakam dalam sejarah dia dikatakan menganjak dewasa ketika berhijrah ke tanah Arab Di negeri barunya ini dia terlibat dalam masyarakat Jawa dan menjadi teman seperguruan menuntut ilmu dengan ulama Nusantara lainnya seperti Muhammad Arsyad Al Banjari Abdul Wahhab Bugis Abdul Rahman Al Batawi dan Daud Al Fatani Walaupun dia menetap di Mekah tidka bermakna dia melupakan negeri leluhurnya Syeikh Al Falembani menurut Azyumardi tetap memberikan perhatian besar pada perkembangan sosial politik dan keagamaan di Nusantara Sejak perpindahannya ke tanah Arab itu Syeikh Al Palembani mengalami perubahan besar berkaitan dengan intelektualitas dan spiritual Perkembangan dan perubahan ini tidak terlepas dari proses pencerahan yang diberikan para gurunya Beberapa gurunya yang masyhur dan berwibawa dalam proses tersebut antara lain Muhammad bin Abdul Karim Al Sammani Muhammad bin Sulayman Al Kurdi dan Abdul Al Mun im Al Damanhuri Selain itu tercatat juga dalam sejarah Al Palembani berguru kepada ulama besar antaranya Ibrahim Al Rais Muhammad Murad Muhammad Al Jawhari dan Athaullah Al Mashri Tidak sia sia perjuangannya menuntut ilmu di Masjidil Haram dan tempat tempat lainnya mengangkat dirinya menjadi salah seorang ulama Nusantara yang disegani dan dihormati di kalangan ulama Arab juga Nusantara Mengkritik Tarekat yang BerlebihanMeskipun mendalami tasawuf tidak bermakna Syeikh Al Palembani tidak kritis Dia dikatakan kerap mengkritik kalangan yang mempraktikkan tarekat secara berlebihan Dia selalu mengingatkan akan bahaya kesesatan yang diakibatkan oleh aliran aliran tarekat tersebut khususnya tarekat Wujudiyah Mulhid yang terbukti telah membawa banyak kesesatan di Aceh Untuk mencegah apa yang diperingatkannya itu Syeikh Al Palembani menulis intisari dua kitab karangan ulama dan ahli falsafah agung abad pertengahan Imam Al Ghazali yaitu kitab Lubab Ihya Ulumud Diin Intisari Ihya Ulumud Diin dan Bidayah Al Hidayah Awal Bagi Suatu Hidayah Dua karya Imam Al Ghazali ini dinilainya secara moderat dan membantu membimbing mereka yang mempraktikkan aliran sufi Berkaitan dengan ajaran tasawufnya Syeikh Al Palembani mengambil jalan tengah antara doktrin tasawuf Imam Al Ghazali dan ajaran wahdatul wujud Ibnu Arabi bahwa manusia sempurna insan kamil adalah manusia yang memandang hakikat Yang Maha Esa itu dalam fenomena alam yang serba aneka dengan tingkat makrifat tertinggi sehingga mampu melihat Allah s w t sebagai penguasa mutlak Di Nusantara khususnya di Indonesia pengaruh Al Palembani dianggap cukup besar khususnya berkaitan dengan ajaran tasawuf Banyak meriwayatkan cerita yang menarik ketika Sheikh Abdus Shamad berada di negerinya Palembang Oleh karena rasa bencinya kepada Belanda ditambah pula dengan peristiwa di atas kapal itu dia bertambah kecewa karena melihat pihak Belanda yang kafir telah memegang pemerintahan di lingkungan Islam dan tiada kuasa sedikit pun bagi Sultan Maka dia merasa tidak betah untuk tinggal di Palembang walaupun dia kelahiran negeri itu Sheikh Abdus Shamad mengambil keputusan sendiri tanpa musyawarah dengan siapa pun semata mata memohon petunjuk Allah dengan melakukan sholat istikharah Keputusannya dia mesti meninggalkan Palembang kembali ke Mekah Lantaran anti Belanda dia tidak mau menaiki kapal Belanda sehingga terpaksa menebang kayu di hutan untuk membuat perahu bersama sama orang orang yang patuh sebagai muridnya Walaupun sebenarnya dia bukanlah seorang tukang yang pandai membuat perahu namun dia sanggup mereka bentuk perahu itu sendiri untuk membawanya ke Mekah Tentunya ada beberapa orang muridnya mempunyai pengetahuan membuat perahu seperti itu Ini membuktikan Sheikh Abdus Shamadal Falimbani telah menunjukkan keteguhan pegangan tawakal adalah merupakan catatan sejarah yang tidak dapat dilupakan Penulis Produktif dan Karya KaryanyaKarya Sheikh Abdus Shamad al Falimbani tidak sebanyak karya sahabatnya Sheikh Daud bin Abdullah al Fathani Ini karena Sheikh Daud bin Abdullah al Fathani memperoleh ilmu pengetahuan dalam usia muda dan umurnya juga panjang Sedangkan Sheikh Abdus Shamad al Falimbani maupun Sheikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al Banjari umumnya jauh lebih tua daripada Sheikh Daud bin Abdullah al Fathani bahkan boleh dijadikan ayahnya Walau bagaimanapun Sheikh Abdus Shamad al Falimbani dan Sheikh Muhammad Arsyad al Banjari termasuk dalam klasifikasi pengarang yang produktif Sheikh Muhammad Arsyad al Banjari terkenal dengan fiqhnya yang berjudul Sabilul Muhtadin Sheikh Abdush Shamad al Falimbani adalah yang paling menonjol di bidang tasawuf dengan dua buah karyanya yang paling terkenal dan masih beredar di pasaran kitab sampai sekarang Hidayatus Salikin dan Siyarus Salikin Karya Tulis suntingZahratul Murid fi Bayani Kalimatit Tauhid 1178 H 1764 M Risalah Pada Menyatakan Sebab Yang Diharamkan Bagi Nikah 1179 H 1765 M Hidayatus Salikin fi Suluki MaslakilMuttaqin 1192 H 1778 M Siyarus Salikin ila Ibadati Rabbil Alamin 1194 H 1780 M 1203 H 1788 M Al Urwatul Wutsqa wa Silsiltu Waliyil Atqa Ratib Sheikh Abdus Shamad al Falimbani Nashihatul Muslimina wa Tadzkiratul Mu minina fi Fadhailil Jihadi wa Karaamatil Mujtahidina fi Sabilillah 2 Ar Risalatu fi Kaifiyatir Ratib Lailatil Jum ah Mulhiqun fi Bayani Fawaidin Nafi ah fi Jihadi fi Sabilillah Zatul Muttaqin fi Tauhidi Rabbil Alamin Ilmut Tasawuf Mulkhishut Tuhbatil Mafdhah minar Rahmatil Mahdah Alaihis Shalatu was Salam Kitab Mi raj 1201 H 1786 M Anisul Muttaqin Puisi Kemenangan KedahPulang ke Nusantara untuk Kedua Kalinya suntingSetelah perahu siap dan kelengkapan berlayar cukup maka berangkatlah Sheikh Abdus Shamad al Falimbani dari Palembang menuju Mekah dengan beberapa orang muridnya Selama di Mekah dia bergiat dalam pengajaran dan penulisan kitab kitab dalam beberapa bidang pengetahuan keislaman terutamanya tentang tasauf fikah usuluddin dan lain lain Untuk menunjukkan sikap antinya kepada penjajah dikarangnya sebuah buku tentang jihad Buku yang penting itu berjudul Nasihatul Muslimin wa Tazkiratul Mu minin fi Fadhail Jihadi fi Sabilillah wa Karamatul Mujtahidin fi Sabilillah Kegiatan kegiatannya di bidang penulisan akan dibicarakan pada bagian lain Di sini terlebih dahulu diceritakan kepulangan dia ke nusantara Kepulangan Sheikh Abdus Shamad al Falimbani kali ini tidak ke Palembang tetapi ke Kedah Saudara kandungnya Sheikh Wan Abdul Qadir bin Sheikh Abdul Jalil al Mahdani ketika itu ialah Mufti Kerajaan Kedah Seorang lagi saudaranya Sheikh Wan Abdullah adalah pembesar Kedah dengan gelar Seri Maharaja Putera Dewa Meskipun Sheikh Abdus Shamad al Falimbani lama menetap di Mekah namun hubungan antara mereka tidak pernah terputus Sekurang kurangnya mereka berkirim surat setahun sekali yaitu melalui mereka yang pulang setelah melaksanakan ibadah haji Selain hubungan dia dengan adik beradik di Kedah Sheikh Abdus Shamad al Falimbani turut membina hubungan dengan kaum Muslimin di seluruh Asia Tenggara Pada zaman itu hampir semua orang yang berhasrat mendalami ilmu tasawuf terutama Tarekat Sammaniyah Tarekat Anfasiyah dan Tarekat Khalwatiyah menerima ilmu daripada dia Dia sentiasa mengikuti perkembangan di Tanah Jawi dunia Melayu dengan menanyakan kepada pendatang pendatang dari Pattani Semenanjung Tanah Melayu dan negeri negeri Nusantara yang di bawah penjajahan Belanda pada zaman itu masih disebut Hindia Belanda Ini terbukti dengan pengiriman dua pucuk surat kepada Sultan Hamengkubuwono I Sultan Mataram dan kepada Susuhunan Prabu Jaka atau Pangeran Singasari Putera Amengkurat IV Surat surat tersebut jatuh ke tangan Belanda di Semarang tahun 1772 M Sheikh Abdus Shamad al Falimbani telah lama bercita cita untuk ikut serta dalam salah satu peperangan pemberontakan melawan penjajah Namun setelah dipertimbangkan dia lebih tertarik membantu umat Islam di Pattani dan Kedah melawan keganasan Siam yang beragama Buddha Sebelum perang itu terjadi Sheikh Wan Abdul Qadir bin Sheikh Abdul Jalil al Mahdani Mufti Kedah mengirim sepucuk surat kepada Sheikh Abdus Shamad di Mekah Surat itu membawa maksud agar diumumkan kepada kaum Muslimin yang berada di Mekah bahawa umat Islam Melayu Pattani dan Kedah sedang menghadapi jihad mempertahankan agama Islam dan watan tanah air mereka Dalam peperangan itu Sheikh Abdus Shamad al Falimbani memegang peranan penting dengan beberapa panglima Melayu lainnya Ada catatan menarik mengatakan dia bukan berfungsi sebagai panglima sebenarnya tetapi dia bertindak sebagai seorang ulama sufi yang sentiasa berwirid bertasbih bertahmid bertakbir dan berselawat setiap siang dan malam Banyak orang menuduh bahawa orang sufi adalah orang orang jumud yang tidak menghiraukan dunia Tetapi jika kita kaji beberapa biografi ulama sufi termasuk Sheikh Abdus Shamad yang diriwayat ini adalah orang orang yang bertanggungjawab mempertahankan agama Islam dan tanah air dari hal hal yang dapat merosakkan Islam itu Golongan ini adalah orang yang berani mati dalam menegakkan jihad fi sabililah Mereka tidak terikat dengan sanak keluarga material duniawi pangkat dan kedudukan dan sebagainya mereka semata mata mencintai Allah dan Rasul dari segala apa pun juga Kepulangan Sheikh Abdus Shamad al Falimbani ke Kedah memang pada awalnya bertekad demi jihad bukan karena mengajar masyarakat mengenai hukum hukum keislaman walaupun dia pernah mengajar di Mekah Akhirnya Sheikh Abdus Shamad al Falimbani dan rombongan pun berangkat menuju ke Pattani yang bergelar Cermin Mekah Sayangnya kedatangan dia agak terlambat pasukan Pattani telah hampir lemah dengan keganasan Siam Sementara itu Sheikh Daud bin Abdullah al Fathani dan pengikut pengikutnya telah mengundurkan diri ke Pulau Duyung Terengganu untuk menyusun semula langkah perjuangan Pattani telah patah dan kekuatan lenyap dengan itu Sheikh Abdus Shamad pun berkhalwat di salah sebuah masjid di Legor Ada orang mengatakan dia berkhalwat di Masjid Kerisik yang terkenal dengan Pintu Gerbang Hang Tuah itu Para pengikut tasawuf percaya di sanalah dia menghilang diri tetapi bagi kalangan bukan tasawuf perkara ini adalah mustahil dan mereka lebih percaya bahawa dia telah mati dibunuh oleh musuh musuh Islam Wafatnya suntingDr M Chatib Quzwain menulis dalam kertas kerja dan bukunya berjudul Mengenal Allah Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Sheikh Abdus Shamad al Palimbani halaman 180 181 Bahwa dalam tahun 1244 H 1828 M dikatakan umur Sheikh Abdus Shamad al Falimbani 124 tahun Baik pendapat Dr M Chatib Quzwain maupun pendapat Dr Azyumardi Azra perlu disanggah berdasarkan fakta sejarah Azra menulis Meskipun saya tidak dapat menentukan secara pasti angka angka tahun di seputar kehidupannya semua sumber bersatu kata bahwa rentang masa hidup Al Palimbani adalah dari dasawarsa pertama hingga akhir abad kedelapan belas Al Baythar menyatakan Al Palimbani meninggal setelah 1200 1785 Tetapi kemungkinan besar dia meninggal setelah 1203 1789 tahun ketika dia menyelesaikan karyanya yang terakhir dan paling masyhur Sayr Al Salikin Ketika dia menyelesaikan karya ini mestinya umurnya adalah 85 tahun Dalam Tarikh Salasilah Negeri Kedah diriwayatkan dia terbunuh dalam perang melawan Thai pada 1244 1828 Tetapi saya sukar menerima penjelasan ini sebab tidak ada bukti dari sumber sumber lain yang menunjukkan Al Palimbani pernah kembali ke Nusantara Lebih jauh lagi waktu itu mestinya umurnya telah 124 tahun terlalu tua untuk pergi ke medan perang Walaupun Al Baythar tidak menyebutkan tempat di mana Al Palimbani meninggal ada kesan kuat dia meninggal di Arabia Menurut Ustaz Wan Mohd Shaghir sumber dari Al Baythar yang menyebut tahun kewafatan Sheikh Abdus Shamad al Falimbani 1200 H 1785 M seperti yang disebut oleh Dr Azyumardi Azra itu adalah ditolak Dengan disebutkannya bahawa Sheikh Abdus Shamad al Falimbani wafat tahun 1200 H 1785 M adalah sebagai bukti bahawa Al Baythar tidak banyak tahu tentang Sheikh Abdus Shamad al Falimbani Bahkan tulisannya sendiri bertentangan antara satu sama lainnya Coba perhatikan kalimat Dr Azyumardi Azra dalam buku yang sama halaman 250 Al Baythar meriwayatkan pada 1201 1787 Al Palimbani mengadakan perjalanan ke Zabid di mana dia mengajar murid murid terutama dari keluarga Ahdal dan Al Mizjadi Bagaimana bisa terjadi pada tempat lain Al Baythar mengatakan Al Palimbani wafat setelah 1200 H 1785 M Di tempat yang lain disebutnya Al Palimbani ke Zabid tahun 1201 H 1787 M Oleh itu persoalan persoalan lain yang bersumber dari Al Baythar mengenai Sheikh Abdus Shamad al Falimbani yang menyalahi sumber sumber yang telah dianggap benar oleh tradisi mutawatir dunia Melayu ditolak juga Sumber wafat 1200 1785 M menurut Ustaz Wan Shaghir adalah tidak tepat karena menyalahi dengan tulisan Sheikh Abdus Shamad al Falimbani sendiri Kitab kitab yang dikarang diselesaikan oleh Sheikh Abdus Shamad al Falimbani sesudah tahun 1200 H 1785 M itu ialah Risalah Isra wa Mi raj yang dicatat oleh Sheikh Abdus Shamad al Falimbani sendiri selesai menulisnya pada tahun 1201 H kira kira bersamaan 1786 87 M Umumnya juga diketahui ialah Siyarus Salikin jilid ke IV diselesaikan pada malam Ahad 20 Ramadhan 1203 H di Taif kira kira bersamaan tahun 1789 M Pendapat Dr Azyumardi Azra pada kalimatnya Ketika dia menyelesaikan karya ini mestinya umurnya adalah 85 tahun tertolak karena tahun kelahiran Sheikh Abdus Shamad al Falimbani yang dikemukakan oleh kedua sarjana tersebut ternyata salah seperti yang telah disebutkan sebelum ini Banyak yang menduga kewafatan Sheikh Abdus Shamad al Falimbani tahun 1203 H 1789 M Malah menurut Ustaz Wan Shaghir lagi dia tetap yakin bahawa Sheikh Abdus Shamad al Falimbani memang terlibat langsung dalam peperangan di antara Kedah Patani melawan Siam yang terjadi jauh sesudah tahun 1203 H 1789 M itu Ini berdasarkan cerita yang mutawatir dikuatkan sebuah manuskrip salinan Haji Mahmud bin Muhammad Yusuf Terengganu murid Sheikh Abdus Shamad al Falimbani telah diketemukan kubur dia dan lain lain yang perlu dikaji dengan lebih teliti Dr M Chatib Quzwain menyebut bahawa kubur Sheikh Abdus Samad al Falimbani di Palembang Dr Azyumardi Azra pula menyebut ada kesan kuat dia meninggal di Arabia kedua dua pendapat tersebut bertentangan dengan Al Tarikh Silsilah Negeri Kedah Juga bertentangan dengan cerita populer masyarakat Islam di Kedah di Patani Banjar Mempawah Pontianak dan tempat tempat lain yang ada hubungan pertalian penurunan keilmuan tradisional Islam dunia Melayu Selain itu bertentangan pula dengan manuskrip Al Urwatul Wutsqa karya Sheikh Abdus Shamad al Falimbani yang disalin oleh Haji Mahmud bin Muhammad Yusuf Terengganu salah seorang murid Sheikh Abdus Shamad al Falimbani Bertentangan pula dengan pembuktian bahawa diketemukan kubur Sheikh Abdus Shamad al Falimbani di perantaraan Kampung Sekom dengan Cenak termasuk dalam kawasan Tiba yaitu di Utara Patani Menurut Ustaz Wan Shaghir lagi tidak dipastikan sumber manakah yang digunakan oleh Dr Azyumardi Azra yang menyebut ada kesan kuat dia meninggal di Arabia itu Catatan kaki suntingReferensi sunting a b Samsul Munir Amin 2008 Karomah para kiai PT LKiS Pelangi Aksara hlm 311 ISBN 978 979 8452 49 9 Abdullah Malan 2019 01 07 Syaikh Abdus Samad Al Palimbani Elex Media komputindo ISBN 978 602 04 8773 1 Rujukan suntingAzra Azyumardi 2004 Edisi Revisi Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII amp XVIII Prenada Media ISBN 979 3465 46 8 Mengenal Syeikh Abdush Shamad al Palimbani http www yadim com my Ulama UlamaFull asp Id 51 Diarsipkan 2011 01 22 di Wayback Machine http ulama nusantara baru blogspot com 2007 12 syeikh abdus shamad al falimbani ulama html pranala nonaktif permanen Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Abdus Samad al Palimbani amp oldid 24058960