www.wikidata.id-id.nina.az
Indonesia dengan jumlah penduduk yang tinggi memiliki prospek bisnis telekomunikasi seluler yang menarik Pendapatan tahunan operator seluler di Indonesia tidak kurang dari Rp 100 triliun Telekomunikasi seluler di Indonesia sudah mengadopsi 5G LTE Daftar isi 1 Teknologi 2 Industri 3 Sejarah 3 1 1985 1993 Perkembangan awal 3 2 1993 2000 Kemajuan dan penurunan 3 3 2000 2005 Deregulasi dan perubahan teknologi 3 4 2005 2008 Era reformasi Pertelekomunikasian Indonesia 3 5 2009 sekarang Perkembangan mutakhir 4 Referensi 5 Pranala luarTeknologi SuntingTelekomunikasi seluler di Indonesia mulai dikenalkan pada tahun 1985 walaupun baru mulai beroperasi pada 1986 dan hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang pertama mengadopsi teknologi seluler versi komersial Hingga 1993 teknologi seluler yang digunakan adalah NMT Nordic Mobile Telephone dari Eropa sejak 1986 disusul oleh AMPS Advanced Mobile Phone System dari Amerika Serikat sejak 1991 keduanya dengan sistem analog Teknologi seluler yang masih bersistem analog itu sering kali disebut sebagai teknologi seluler generasi pertama 1G Pada tahun 1995 diluncurkan teknologi E TDMA Extended Time Division Multiple Access melalui operator Ratelindo yang hanya tersedia di beberapa wilayah Jakarta Jawa Barat dan Banten Sementara itu di dekade yang sama diperkenalkan teknologi GSM Global System for Mobile Communications yang membawa teknologi telekomunikasi seluler di Indonesia ke era generasi kedua 2G Pada masa ini Layanan pesan singkat Inggris short message service menjadi fenomena di kalangan pengguna ponsel berkat sifatnya yang hemat dan praktis Teknologi GPRS General Packet Radio Service juga mulai diperkenalkan dengan kemampuannya melakukan transaksi paket data Teknologi ini kerap disebut dengan generasi dua setengah 2 5G kemudian disempurnakan oleh EDGE Enhanced Data Rates for GSM Evolution yang biasa disebut dengan generasi dua koma tujuh lima 2 75G Telkomsel sempat mencoba mempelopori layanan ini tetapi kurang berhasil memikat banyak pelanggan 1 Pada akhir 1990 an sebenarnya di Indonesia telah dikenal teknologi CDMA generasi kedua 2G dengan awalnya masih berjenis CDMAOne Kemudian sejak 2002 muncul operator sistem CDMA yang lebih mutakhir yaitu CDMA2000 2 Pada 2006 mulai muncul operator 3G pertama yaitu Telkomsel pada 15 Agustus 2006 sebenarnya yang pertama mendapatkannya adalah PT Cyber Access Communication dan PT Natrindo Telepon Seluler pada 2003 dan 2004 namun keduanya baru mengoperasikannya pada 2007 3 Selanjutnya operator operator lain juga meluncurkan jaringan ini pada 2006 2007 dan selanjutnya juga menjadi 3 5G dengan teknologi HSDPA High Speed Downlink Packet Access yang mampu memungkinkan transfer data secepat 10 Mbps Pada tahun 2011 lewat teknologi WiMAX BWA mulai diperkenalkan sistem 4G namun pemakaiannya baru masif setelah sistemnya menjadi LTE yang diluncurkan pada 2013 pertama kali oleh BOLT Setelah Bolt operator yang sudah ada juga ramai ramai menggelar jaringan 4G dengan kini Smartfren merupakan yang cakupannya terluas 4 Smartfren juga menjadi pionir akan perkembangan sistem termutakhir saat ini yaitu 4 5G pada 20 Agustus 2015 dan selanjutnya disusul oleh operator lain seperti Indosat dan XL pada akhir 2016 5 6 7 Saat ini sistem 4 5G merupakan sistem terbaru yang digunakan di Indonesia dan banyak operator yang mengoperasikannya paralel dengan sistem GSM 2G 3G Di masa depan diperkirakan Indonesia juga bisa menikmati 5G teknologi termutakhir jaringan seluler dalam beberapa tahun kedepan Berikut ini teknologi jaringan seluler yang digunakan di Indonesia dicetak tebal berarti saat ini masih beroperasi 1G NMT Nordic Mobile Telephone 1986 2006 AMPS Advanced Mobile Phone System 1991 2003 2G 2 5G GSM Global System for Mobile Communication 1994 sekarang GSM 900 MHz 1994 sekarang GSM 1800 MHz dahulu DCS 1800 2001 sekarang GPRS General Packet Radio Service 2001 sekarang EDGE Enhanced Data Rates for GSM Evolution 2004 sekarang CDMAOne 1999 2003 D AMPS Digital AMPS 1995 2003 CT2 Telepoint 1996 1999 3G 3 5G CDMA2000 1x 2002 2017 EVDO Evolution Data Optimized 2006 2017 UMTS Universal Mobile Telecommunications System 2006 2022 HSPA High Speed Packet Access 2006 2022 4G 4 5G WiMAX Worldwide Interoperability for Microwave Access 2011 2015 LTE Long Term Evolution 2013 sekarang 5G NR New Radio 2021 sekarangIndustri SuntingArtikel utama Daftar produk telekomunikasi di Indonesia nbsp nbsp nbsp nbsp Penyedia layanan telekomunikasi seluler yang mendominasi saat ini di Indonesia dari atas ke bawah Telkomsel Indosat Ooredoo Hutchison XL Axiata dan Smartfren Saat ini ada 5 operator telekomunikasi seluler di Indonesia dengan 4 yang mendominasi Hampir semuanya mengoperasikan jaringan berbasis 4G LTE dan 5G kecuali PSN yang menggunakan telepon satelit PT Telekomunikasi Seluler Telkomsel beroperasi sejak 1995 175 juta pengguna pada Mei 2022 8 sistem GSM 4G LTE dan 5G PT Indosat Tbk Indosat Ooredoo Hutchison beroperasi sejak 1994 dahulu dibawah Satelindo dan Indosat M3 102 2 juta pengguna pada akhir 2022 9 sistem GSM 4G LTE dan 5G PT XL Axiata Tbk XL beroperasi sejak 1996 57 5 juta pengguna pada akhir 2022 10 sistem GSM 4G LTE dan 5G PT Smartfren Telecom Tbk Smartfren beroperasi sejak 2002 35 5 juta pengguna pada akhir 2022 11 sistem 4G LTE dulu CDMA2000 dan 5G 12 PT Pasifik Satelit Nusantara ByRU Sistem telepon satelit Selain itu pernah ada berbagai pemain dalam industri ini yang tidak lagi beroperasi PT Rajasa Hazanah Perkasa dikenal dengan merek Era Mobitel NMT 1986 1995 sejak 1995 dialihkan ke PT Mobile Selular Indonesia kini PT Net Satu Indonesia PT Elektrindo Nusantara AMPS 1991 1995 sejak 1995 dialihkan ke PT Komunikasi Selular Indonesia Komselindo PT Centralindo Panca Sakti Centralindo Pancasakti Cellular AMPS 1991 1995 sejak 1995 dialihkan ke PT Metro Selular Nusantara Metrosel PT Telekomindo Primabhakti AMPS 1993 1996 sejak 1996 dialihkan ke PT Telekomindo Selular Raya Telesera PT Komunikasi Selular Indonesia Komselindo AMPS D AMPS 1995 2003 CDMAOne 2000 2003 Digabungkan ke Mobile 8 Telecom pada 2003 PT Metro Selular Nusantara Metrosel AMPS 1995 2003 Digabungkan ke Mobile 8 Telecom pada 2003 PT Telekomindo Selular Raya Telesera AMPS 1996 2003 Digabungkan ke Mobile 8 Telecom pada 2003 PT Telepoint Nusantara Telepoint CT2 1996 1999 PT Axis Telekom Indonesia dikenal dengan merek AXIS dahulu NTS dan Lippo Telecom GSM 2001 2013 merger dengan XL Axiata pada 2013 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dikenal dengan merek Flexi CDMA2000 2002 2014 PT Bakrie Telecom Tbk dikenal dengan merek Esia AHA Wifone Wimode Ratelindo CDMA2000 2003 2014 dan ETDMA 1995 2006 PT Satelit Palapa Indonesia Satelindo GSM 1993 2003 merger dengan Indosat pada 2003 PT Indosat Multimedia Mobile Indosat M3 GSM 2001 2003 merger dengan Indosat pada 2003 PT Smart Telecom dikenal dengan merek Smart CDMA2000 2006 2010 operasional digabungkan ke Mobile 8 Telecom pada 2010 2011 PT Internux dikenal dengan merek BOLT 4G LTE 2013 2018 PT First Media Tbk dikenal dengan merek Sitra WiMAX 2010 2013 PT Net Satu Indonesia dikenal dengan merek Mobisel Ceria Neo n dan Net1 NMT 1995 2006 CDMA2000 2004 2017 4G LTE 2017 2021 PT Hutchison 3 Indonesia dikenal dengan merek 3 GSM 2007 2022 4G LTE 2013 2022 merger dengan Indosat Ooredoo pada 2022 PT Berca Global Access dikenal dengan merek WiGO dan Hinet WiMAX 2010 2012 2015 4G LTE 2015 2022 Sejarah Sunting1985 1993 Perkembangan awal Sunting Teknologi komunikasi seluler mulai diperkenalkan pertama kali di Indonesia di tahun 1985 ketika Perumtel bersama dengan PT Rajasa Hazanah Perkasa mulai menyelenggarakan layanan komunikasi seluler dengan mengusung teknologi NMT 450 yang menggunakan frekuensi 450 MHz Telkom mendapat 30 sedangkan Rajasa 70 Layanan yang diluncurkan pada 1986 ini kemudian berubah menjadi NMT 470 modifikasi NMT 450 berjalan pada frekuensi 470 MHz khusus untuk Indonesia Rajasa merupakan operator tunggal dari sistem NMT dengan merek Era Mobitel Selanjutnya di tahun 1991 teknologi AMPS mempergunakan frekuensi 800 MHz dengan sistem analog mulai diperkenalkan ke publik Teknologi AMPS ditangani oleh tiga operator PT Elektrindo Nusantara PT Centralindo Panca Sakti dan PT Telekomindo Primabhakti yang pertama adalah Centralindo pada Juli 1991 disusul oleh Elektrindo dan Telekomindo selanjutnya 13 Regulasi yang berlaku saat itu mengharuskan para penyelenggara layanan telepon dasar bermitra dengan Perumtel umumnya dengan sistem bagi hasil Pada saat itu telepon seluler yang beredar di Indonesia masih belum bisa dimasukkan ke dalam saku karena ukurannya yang besar dan berat rata rata 430 gram atau hampir setengah kilogram Harganya pun masih mahal sekitar Rp10 juta Operasi sistem AMPS dan NMT ini pada umumnya ditujukan bagi pengguna telepon mobil dan cakupan layanannya terbatas bagi setiap operator 1993 2000 Kemajuan dan penurunan Sunting Pada Oktober 1993 PT Telekomunikasi Indonesia Telkom memulai pilot project pengembangan teknologi generasi kedua 2G GSM di Indonesia Sebelumnya Indonesia dihadapkan pada dua pilihan melanjutkan penggunaan teknologi AMPS yang dikembangkan ke Digital AMPS serta NMT atau beralih ke GSM yang menggunakan frekuensi 900 MHz Akhirnya Menristek saat itu B J Habibie memutuskan untuk mulai menggunakan teknologi GSM pada sistem telekomunikasi digital Indonesia Ide penerapannya muncul saat Habibie diundang ke Jerman pada tahun 1990 untuk melihat teknologi tersebut yang didemonstrasikan oleh Siemens di Muenchen Bersama Setyanto Santosa direktur PT Industri Telekomunikasi Indonesia yang selanjutnya menjadi direktur utama Telkom keduanya kemudian tertarik mengembangkan teknologi tersebut di Indonesia yang dirasa penerimaannya luas dan menguntungkan secara komersial 14 Adapun Habibie dan Setyanto memilih sistem tersebut dari alternatif seperti sistem Amerika CDMA dan Jepang 15 16 Pada waktu itu dibangun 3 BTS Base Transceiver Station satu buah di Batam dan dua di Bintan Pada 31 Desember 1993 pilot project tersebut selesai dibangun infrastrukturnya dan sistem GSM nya resmi diujicoba untuk yang pertama kali pada 2 Juli 1994 oleh Habibie 17 Daerah Batam dipilih sebagai lokasi dengan beberapa alasan Batam adalah daerah yang banyak diminati oleh berbagai kalangan termasuk warga Singapura Jarak yang cukup dekat membuat sinyal seluler dari negara itu bisa ditangkap pula di Batam Alhasil warga Singapura yang berada di Batam bisa berkomunikasi dengan murah meriah lintas negara tapi seperti menggunakan telepon lokal Jadi pilot project ini juga dimaksudkan untuk menutup sinyal dari Singapura sekaligus memberikan layanan komunikasi pada masyarakat Batam Menyusul keberhasilan proyek tersebut operator GSM pertama di Indonesia kemudian diberi izin pemerintah lewat Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No PM108 2 MPPT 93 untuk beroperasi dengan nama Satelindo PT Satelit Palapa Indonesia Adapun Satelindo awalnya dimiliki oleh PT Telkom Indonesia 30 PT Indosat 10 dan PT Bimagraha Telekomindo 60 18 dan cakupan layanannya meliputi Jakarta dan sekitarnya Tidak lama kemudian operator GSM kedua di Indonesia didirikan yaitu Telkomsel PT Telekomunikasi Seluler pada 26 Mei 1995 yang daerah operasionalnya dimulai dari Medan Surabaya Bandung dan Denpasar dengan produk Kartu Halo Tercatat dalam waktu setahun 29 Desember 1996 Telkomsel sudah menjangkau provinsi ke 27 Maluku Selanjutnya mulai beroperasi juga PT Excelcomindo Pratama Excelcom sekarang XL Axiata sebagai operator GSM ketiga pada akhir tahun 1996 Untuk membantu pengembangan teknologi GSM pada saat itu tiga operatornya sama sama mengundang partner dari investor asing Satelindo menggandeng Deutsche Telekom pada 3 April 1995 dengan 25 kepemilikan 19 Telkomsel menggandeng KPN dengan 17 2 kepemilikan pada 1996 20 sedangkan pada tahun sebelumnya Oktober 1995 Excelcomindo sudah menggandeng NYNEX dan Mitsui dengan masing masing 23 dan 4 saham 21 Pada periode inilah jumlah pengguna telepon seluler mulai menunjukkan pertumbuhan yang baik yang didorong oleh beberapa faktor seperti ukuran perangkat yang makin kecil dan ringan sehingga mudah dibawa dan mulai munculnya operator GSM yang menawarkan kelebihan dibanding teknologi sebelumnya AMPS dan NMT seperti kartu SIM yang memungkinkan pelanggan untuk berganti perangkat tanpa mengganti nomor Kebijakan pemerintah seperti pembebasan bea masuk telepon genggam ikut menekan harga menjadi lebih terjangkau Belum lagi upaya deregulasi industri telekomunikasi demi mendorong investor swasta dengan mengubah regulasi perusahaan telekomunikasi yang awalnya harus berupa sistem bagi hasil dan bangun guna serah BOT menjadi diizinkan dalam bentuk perusahaan patungan bersama Telkom 22 Sebenarnya tidak hanya teknologi GSM ada teknologi komunikasi nirkabel lainnya yang berusaha diterapkan di Indonesia saat itu yaitu CT2 TDMA dan PHS Penggunaan teknologi GMH 2000 ETDMA diperkenalkan oleh Ratelindo Layanan yang diberikan oleh Ratelindo berupa layanan fixed cellular network operator yaitu telepon rumah nirkabel Teknologi CT2 diperkenalkan oleh PT Telepoint Nusantara pada 12 November 1996 dengan modal awal 1 000 base station 23 PHS berusaha diperkenalkan oleh PT Indoprima Mikroselindo Primasel pada 1996 dengan wilayah layanan awal di Jawa Timur walaupun akhirnya tidak pernah dioperasikan 24 Baik PHS maupun CT2 merupakan teknologi telepon nirkabel walaupun tidak sama kompatibel dengan jenis GSM Selain itu teknologi analog yaitu AMPS dan NMT tercatat juga masih memiliki peminat di era 1990 an dengan kini juga tidak lagi untuk telepon mobil melainkan juga telepon seluler Operasionalnya tidak lagi berbentuk bagi hasil melainkan kini berupa perusahaan patungan bersama Telkom Pada 1995 operator tunggal NMT di Indonesia yaitu PT Rajasa Hazanah Perkasa mentransformasikan proyek bagi hasilnya menjadi perusahaan patungan bernama PT Mobile Selular Indonesia Mobisel Jumlah penggunanya ada 24 200 dan tersebar di Jakarta dan Jawa Barat Kemudian Mobisel mermperluas operasionalnya hingga ke pulau Sumatra seperti Lampung 25 Operator AMPS pertama yang mengubah proyek bagi hasilnya menjadi perusahaan patungan yaitu adalah PT Elektrindo Nusantara pada awal 1995 Perusahaannya bernama PT Komunikasi Selular Indonesia Komselindo dengan wilayah operasional di Jawa Barat Sulawesi Selatan Jabodetabek Sumatera Utara serta Aceh 26 Operator AMPS kedua yaitu PT Centralindo Panca Sakti mengubah proyek bagi hasilnya menjadi perusahan patungan bernama PT Metro Selular Nusantara Metrosel pada akhir 1995 Wilayah operasionalnya ada di Jawa Tengah Jawa Timur Irian Jaya dan Maluku 27 28 Operator AMPS terakhir dan terkecil yaitu PT Telekomindo Primabhakti melakukan transformasi bentuk usahanya pada tahun 1996 dengan kini dibawah PT Telekomindo Selular Raya Telesera Wilayah layanannya ada di Bali Kalimantan dan Sumatera Selatan 29 Telesera merupakan satu satunya operator analog yang bukan perusahaan patungan dan tetap mempertahankan skema bagi hasil bersama Telkom 30 31 Pada periode 1997 1999 Indonesia mengalami guncangan hebat akibat krisis moneter Walaupun sempat menurun dari akhir 1997 sebesar 1 juta menjadi 162 000 pada September 1998 22 minat masyarakat kemudian berhasil naik kembali untuk menikmati layanan telepon seluler meskipun masih tercatat rendah saat itu hanya 4 telepon seluler per 1 000 penduduk jauh dibanding misalnya Singapura yang terdapat 110 telepon seluler 1 000 penduduk 22 Untuk memenuhi keinginan konsumen maka beredarlah jenis kartu prabayar untuk pertama kalinya pada era ini Di tahun 1998 Telkomsel memperkenalkan produk prabayar pertama yang diberi nama Simpati sebagai alternatif layanan pascabayar Kartu Halo Lalu Excelcom meluncurkan Pro XL sebagai jawaban atas tantangan dari para kompetitornya dan pelengkap layanan pascabayar GSM XL dengan layanan unggulan roaming pada tahun 1998 Pada tahun tersebut Satelindo tak mau ketinggalan dengan meluncurkan produk Mentari dengan keunggulan perhitungan tarif per detik Produk Mentari yang diluncurkan Satelindo pun mampu dengan cepat meraih 10 000 pelanggan Padahal harga kartu perdana saat itu termasuk tinggi mencapai di atas Rp 100 ribu dan terus naik pada tahun berikutnya Hingga akhir 1999 jumlah pelanggan seluler di Indonesia telah mencapai 3 6 juta pelanggan yang sebagian besar merupakan pelanggan layanan prabayar Mengantisipasi keinginan konsumen pemerintah juga berusaha memperbanyak operator seluler menggunakan jenis Personal Communications Service Network PCS N PCS menggunakan dua sistem yaitu GSM atau bisa disebut juga DCS 1800 dan PHS Lisensi layanan PCS N berbasis GSM 1800 pertama kali diberikan pada awal 1997 kepada PT Selnet Nasional Indonesia dengan merek Selnas dimiliki Sudwikatmono dan Mamiek Soeharto lewat PT Cellnet Nusantara dan PT Indomedia Telephone Cellular National dengan merek Indophone milik Bob Hasan dan Titiek Soeharto lewat PT Nusamba Indopacific Telekomunikasi Belakangan PT Indopacific Central Media Communications dengan merek Indocomm milik Bob Hasan dan Grup Salim juga sempat mendapatkan izin untuk layanan CDMA 32 33 34 Masing masing operator berkongsi dengan Telkom 35 di Indophone dan 10 di Selnas dan ada yang sudah mengujicoba sistem ini di Jakarta Selnas namun kemudian ketiganya dibatalkan pemerintah setelah kejatuhan Orde Baru karena terkesan menampilkan unsur KKN yang kuat 22 35 36 37 Pada pertengahan 1998 pemerintah kemudian mengadakan tender untuk sistem DCS GSM 1800 lagi secara regional yang diumumkan pada Oktober November 1998 dengan pemenangnya yaitu 38 PT Astratel Nusantara dimiliki oleh Astra Internasional dengan wilayah layanan pulau Sumatra Mereknya direncanakan bernama AstraCell 39 Beberapa waktu kemudian izinnya dialihkan ke PT Nuvia Mitra Swarnabhumi yang merupakan patungan grup Astra bersama Milicom yang direncanakan menggunakan merek Tango 40 41 PT Indonesia Selular wilayah layanan di Jakarta dengan merek Indosel PT Natrindo Global Telekomunikasi dimiliki oleh Grup Lippo dan Hutchison Telecommunications untuk wilayah Jawa Timur Sejak 2000 izinnya dialihkan kepada PT Natrindo Telepon Seluler PT Kodel Margahayu Telindo dimiliki oleh Grup Kodel memiliki wilayah layanan Indonesia Timur PT Primarindo Sistel memiliki wilayah layanan pulau Kalimantan PT Ariawest Internasional memiliki wilayah layanan Jawa Barat Seiring waktu pemerintah juga memberi izin pada 2000 2001 kepada sejumlah operator baru Tiga dari operator baru ini berasal dari BUMN PT Telekomunikasi Indonesia Telkom diberikan izin untuk beroperasi nasional pada 16 Agustus 2000 Direncanakan dengan merek TelkoMOBILE 42 PT Indonesian Satellite Corporation Indosat diberikan izin untuk beroperasi nasional pada 14 Agustus 2000 43 PT Inti Mitratama Abadi di bawah PT Industri Telekomunikasi Indonesia berpatungan dengan sejumlah pihak termasuk Grup Lippo untuk wilayah layanan Jakarta pengganti Indosel diberi izin pada 2001 PT Mitra Perdana dengan wilayah operasional Jawa Tengah diberi izin pada 2001 44 Dari calon calon operator telekomunikasi tersebut tidak banyak yang bisa beroperasi Yang dapat mengoperasikan sistemnya hanyalah Natrindo Indosat dan Telkom Natrindo merupakan operator pertama yang layanannya diluncurkan pada 27 April 2001 menggunakan merek Lippo Telecom 45 Indosat kemudian izinnya dialihkan ke anak usahanya yaitu PT Indosat Multimedia Mobile yang dikenal dengan merek SMART dan BRIGHT dan diluncurkan pada 31 Agustus 2001 di Batam Sedangkan Telkom mengalihkan izin DCS 1800nya ke anak usahanya Telkomsel pada 2002 46 Sementara itu bagi operator lain mereka ada yang menyerahkan izinnya kepada pihak lain Indosel mengembalikan izinnya pada 2000 ke pemerintah sedangkan izin Astratel Nuvia Inti Mitratama Mitra Perdana Primarindo dan Ariawest kemudian digabungkan dengan izin Lippo Telecom pada November 2002 sehingga Lippo Telecom bisa beroperasi nasional 47 Beberapa perusahaan tersebut juga ada yang diambilalih Grup Lippo Satu paket dengan tender GSM 1800 pemerintah juga melakukan tender untuk membangun jaringan PHS Sebenarnya tender ini sudah berusaha dilakukan pada 1997 untuk 10 operator PHS DCS namun krisis moneter 1998 membuat rencana itu batal Seiring waktu tender yang dibuka pada pertengahan 1998 kemudian berhasil mendapatkan 36 peminat dari target 11 operator 5 PHS dan 6 DCS Akan tetapi walaupun target calon operator GSM DCS 1800 kemudian berhasil terpenuhi yang ditunjukkan di atas tidak halnya dengan PHS yang hanya menghasilkan empat pemenang saja yaitu PT Bima Investa Utama Jawa Tengah PT Telkom Jakarta direncanakan dengan merek Telkom Personal PHS 22 48 49 PT Patria Caraka Jawa Barat PT Jaya Telesarana Intisel Sumatra 40 Keempat operator ini ditambah Primasel sebelumnya awalnya ditargetkan memulai operasionalnya dalam waktu 12 bulan dari tahun 1998 namun pada akhirnya tidak ada yang mampu menjalankannya sama sekali Bagaimanakah dengan CT2 Layanan ini akhirnya juga bernasib tidak baik yaitu dihentikan pada 1999 setelah hanya beroperasi 3 tahun 50 2000 2005 Deregulasi dan perubahan teknologi Sunting Di tahun 2000 industri telepon seluler menunjukkan perbaikan terkhususnya bagi operator GSM yang terus mengalami kenaikan signifikan Pada tahun yang sama layanan pesan singkat bahasa Inggris Short Message Service SMS mulai diperkenalkan dan langsung menjadi primadona layanan seluler saat itu Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile Indosat M3 yang kemudian menjadi pelopor layanan GPRS General Packet Radio Service dan MMS Multimedia Messaging Service di Indonesia Pada 8 Oktober 2002 Telkomsel menjadi operator kedua yang menyajikan layanan tersebut dan selanjutnya Satelindo pada awal 2003 juga meluncurkan layanan yang sama Masih pada tahun 2001 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas Telkom tak lagi memonopoli telekomunikasi ditandai dengan dilepasnya saham Satelindo kepada Indosat Pada akhir 2002 Pemerintah Indonesia juga melepas 41 94 saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd Kebijakan ini menimbulkan kontroversi yang pada akhirnya membuat Pemerintah terus berupaya melakukan aksi beli kembali buyback Sebelumnya pada akhir 2001 Indosat sudah mengakuisisi Bimagraha Telekomindo bekas induk Satelindo dan mendirikan Indosat M3 Pada November 2003 Indosat menyatukan Bimagraha Satelindo dan Indosat M3 dengan induknya merger Di sisi lain penurunan justru dialami oleh operator AMPS dan NMT Pada tahun 1999 pengguna AMPS sudah menurun menjadi 4 4 dari seluruh pengguna telepon seluler dan operator terbesarnya Komselindo mengalami penurunan yang besar menjadi 36 500 pengguna saja 51 52 Hal yang sama juga ditemui operator tunggal NMT Mobisel yang pada 2003 hanya memiliki 5 000 pengguna 53 Dengan munculnya sistem CDMA maka operator teknologi analog juga berusaha mengubah sistemnya menjadi CDMA Layanan CDMA pertama di Indonesia dihadirkan dengan sistem CDMAOne IS 95 oleh beberapa operator seperti Komselindo mulai Mei 2000 di sejumlah daerah 54 Telkom C phone mulai 1999 di Surabaya dan CityTel di Makassar 55 atau yang merencanakan ikut masuk seperti Telselindo Nusantara 56 walaupun semuanya tidak sukses Seiring dengan kemajuan CDMAOne menjadi CDMA2000 maka kemudian langkah konversi lebih ditujukan ke sistem mutakhir ini Operator pertama yang mengadakan sistem CDMA2000 adalah Flexi milik Telkom pada Desember 2002 menggunakan frekuensi 800 1900 MHz dengan lisensi FWA Fixed Wireless Access Artinya sistem penomoran untuk tiap pelanggan menggunakan kode area menurut kota asalnya seperti yang dipergunakan oleh telepon berbasis sambungan tetap dengan kabel milik Telkom Setelah Flexi kemudian bermunculan operator CDMA2000 lain Operator kedua yang meluncurkan sistem CDMA2000 adalah Bakrie Telecom yang telah berganti nama dari PT Radio Telepon Indonesia Ratelindo dengan merek Esia yang diluncurkan pada 12 September 2003 57 Lalu bermunculan tiga operator lain PT Mobile 8 Telecom dengan merek Fren yang diluncurkan pada 8 Desember 2003 dan merupakan hasil konversi dari jaringan AMPS Komselindo Metrosel dan Telesera yang telah diakuisisinya 58 kemudian ada PT Mandara Selular Indonesia dengan merek Neo n hasil konversi dari jaringan NMT Mobisel sebelumnya yang diluncurkan pada Mei 2004 lalu pada 1 Maret 2006 berganti nama lagi menjadi Ceria 59 60 dan terakhir ada Indosat dengan StarOne yang diperkenalkan pada bulan yang sama StarOne dan Esia berbasis FWA sedangkan Fren dan Neo n Ceria berbasis CDMA nasional Melalui Keputusan Dirjen Postel No 253 Dirjen 2003 tanggal 9 Oktober 2003 pemerintah akhirnya memberikan lisensi kepada PT Cyber Access Communication sekarang PT Hutchison 3 Indonesia sebagai operator seluler 3G pertama di Indonesia melalui proses tender 61 menyisihkan 11 peserta lainnya CAC memperoleh lisensi pada jaringan UMTS Universal Mobile Telecommunications System atau juga disebut dengan W CDMA Wideband Code Division Multiple Access pada frekuensi 1900 MHz sebesar 15 MHz Lalu pada 17 September 2004 Natrindo juga mendapatkan izin 3G kedua dengan alokasi frekuensi sebesar 10 MHz 62 Walaupun demikian keduanya kemudian baru mengoperasikan jaringannya setelah perubahan kepemilikan pada 2007 Pada Februari 2004 Telkomsel meluncurkan layanan EDGE Enhanced Data Rates for GSM Evolution dan menjadikannya sebagai operator EDGE pertama di Indonesia EDGE sanggup melakukan transfer data dengan kecepatan sekitar 126 kbps kilobit per detik dan menjadi teknologi dengan transmisi data paling cepat yang beroperasi di Indonesia saat itu Bahkan menurut GSM World Association EDGE dapat menembus kecepatan hingga 473 8 kilobit detik Lalu sejak April 2004 para operator seluler di Indonesia akhirnya sepakat melayani layanan MMS antar operator Pada akhir tahun 2004 jumlah pelanggan seluler sudah menembus kurang lebih 30 juta Melihat perkembangan yang begitu pesat diprediksi pada tahun 2005 jumlah pelanggan seluler di Indonesia akan mencapai 40 juta 2005 2008 Era reformasi Pertelekomunikasian Indonesia Sunting Pada Mei 2005 Telkomsel berhasil melakukan ujicoba jaringan 3G di Jakarta dengan menggunakan teknologi Motorola dan Siemens sedangkan CAC baru melaksanakan ujicoba jaringan 3G pada bulan berikutnya CAC melakukan ujicoba layanan telepon video akses internet kecepatan tinggi dan menonton siaran MetroTV via ponsel Sony Ericsson Z800i Setelah melalui proses tender akhirnya tiga operator telepon seluler ditetapkan sebagai pemenang untuk memperoleh lisensi layanan 3G yakni PT Telekomunikasi Seluler Telkomsel PT Excelcomindo Pratama XL dan PT Indosat Tbk Indosat pada tanggal 8 Februari 2006 Dan pada akhir tahun yang sama ketiganya meluncurkan layanan 3G secara komersial Pada Agustus 2006 Indosat meluncurkan StarOne dengan jaringan CDMA2000 1x EV DO di Balikpapan Pada saat yang sama Bakrie Telecom memperkenalkan layanan ini pada penyelenggarakan kuliah jarak jauh antara Institut Teknologi Bandung ITB dengan California Institute for Telecommunication and Information Calit2 di San Diego State University UCSD California Pemerintah melalui Depkominfo mengeluarkan Permenkominfo No 01 2006 tanggal 13 Januari 2007 tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 2 1 GHz Untuk Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler IMT 2000 menyebutkan bahwa penyelenggaraan jaringan tetap lokal dengan mobilitas terbatas hanya dapat beroperasi di pita frekuensi radio 1900 MHz sampai dengan 31 Desember 2007 Jaringan pada frekuensi tersebut kelak hanya diperuntukan untuk jaringan 3G Operator dilarang membangun dan mengembangkan jaringan pada pita frekuensi radio tersebut Maka berdasarkan keputusan tersebut para operator seluler CDMA berbasis FWA yang menghuni frekuensi 1900 MHz harus segera bermigrasi ke frekuensi 800 MHz Saat itu ada dua operator yang menghuni frekuensi CDMA 1900 MHz yaitu Flexi dan StarOne Akhirnya Telkom bekerjasama dengan Mobile 8 dalam menyelenggarakan layanan Fren dan Flexi sedangkan Indosat dengan produk StarOne bekerja sama dengan Esia milik Bakrie Telecom Walaupun demikian sebuah operator baru yaitu Smart Telecom yang menggunakan sistem CDMA 1900 MHz tapi bukan FWA sejak 3 September 2007 justru tidak terkena peraturan ini 63 Jumlah pengguna layanan seluler di Indonesia mulai mengalami ledakan Jumlah pelanggan layanan seluler dari tiga operator terbesar Telkomsel Indosat dan Excelcom saja sudah menembus 38 juta Itu belum termasuk operator operator CDMA Hal ini disebabkan oleh murahnya tarif layanan seluler jika dibandingkan pada masa sebelumnya yang masih cukup mahal Walaupun demikian jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 220 juta pada saat itu angka 38 juta masih cukup kecil Para operator masih melihat peluang bisnis yang besar dari industri telekomunikasi seluler itu Maka untuk meraih banyak pelanggan baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama para operator memberlakukan perang tarif yang membuat tarif layanan seluler di Indonesia semakin murah Namun di balik gembar gembor tarif murah itu BRTI Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia dan KPPU Komisi Pengawas Persaingan Usaha menemukan fakta menarik ternyata para operator seluler telah melakukan kartel tarif layanan seluler dengan memberlakukan tarif minimal yang boleh diberlakukan di antara para operator yang tergabung dalam kartel tersebut 64 Salah satu fakta lain yang ditemukan BRTI dan KPPU adalah adanya kepemilikan silang Temasek Holdings sebuah perusahaan milik Pemerintah Singapura di Indosat dan Telkomsel yang membuat tarif layanan seluler cukup tinggi Maka pemerintah melalui Depkominfo akhirnya mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan para operator seluler menurunkan tarif mereka 5 40 sejak bulan April 2008 termasuk di antaranya penurunan tarif interkoneksi antar operator Penurunan tarif ini akan dievaluasi oleh pemerintah selama 3 bulan sekali Salah satu hal yang cukup menjadi sorotan dalam era ini adalah banyaknya pengalihan kepemilikan atas izin operator telekomunikasi terutama kepada pihak asing Walaupun pemerintah beberapa kali menunjukkan kekecewaannya namun tetap saja semuanya berjalan mulus Pihak asing tampak mendominasi industri telekomunikasi seluler terutama GSM yang masih berlangsung sampai sekarang Perubahan kepemilikan itu yaitu Telkomsel 35 sahamnya dimiliki oleh perusahaan komunikasi milik Temasek Holdings Singtel sejak 2002 65 Indosat dahulu Indosat M3 dan Satelindo mayoritas sahamnya sejak 2002 dimiliki oleh Temasek Holdings 41 94 Lalu pada 2008 sahamnya dijual lagi pada perusahaan Qatar Ooredoo PT Excelcomindo Pratama sejak 27 Oktober 2005 dimiliki oleh Telekom Malaysia sebesar 56 9 yang dibeli dari pemilik lama Sejak 2009 saham ini kemudian dialihkan ke perusahaan afiliasi Axiata 66 PT Cyber Access Communication sejak Juli 2005 dimiliki oleh Hutchison Telecommunications sebesar 60 menjadi 65 pasca 2013 Pada 2007 layanannya diluncurkan dengan nama 3 Tri 67 PT Natrindo Telepon Seluler sejak 22 Januari 2005 dimiliki oleh Maxis Communications 51 lalu menjadi 95 pada 2007 Pada 2007 51 sahamnya dijual lagi pada Saudi Telecom Company 68 69 2009 sekarang Perkembangan mutakhir Sunting Di Indonesia pada tahun 2009 telah beroperasi sejumlah 10 operator dengan perkiraan jumlah pelanggan sekitar 175 18 juta Berikut ini adalah Tabel Perolehan pelanggan per tahun 2009 pada setiap Operator Operator Produk Jaringan Jumlah Pelanggan Q1 2009 kecuali ada catatan 70 Bakrie Telecom Esia CDMA2000 800 MHz 10 6 juta Q4 2009 71 Hutchison 3 GSM 1800 MHz 6 4 jutaIndosat IM3 Indosat Matrix Indosat Mentari GSM 900 1800 MHz 33 1 juta Q4 2009 72 StarOne CDMA2000 800 MHz 570 000Mobile 8 Fren Mobi Hepi CDMA2000 800 MHz 3 jutaNatrindo AXIS GSM 1800 MHz 5 jutaSampoerna Telekom Ceria 73 CDMA2000 450 MHz 780 000Smart Telecom Smart CDMA2000 1900 MHz gt 2 jutaTelkom Flexi CDMA2000 800 MHz 13 49 jutaTelkomsel Kartu AS kartuHalo dan simPATI GSM 900 1800 MHz 81 644 juta Q4 2009 74 XL Axiata XL GSM 900 1800 MHz 31 437 juta Q4 2009 75 Sebagian besar operator telah meluncurkan layanan 3G dan 3 5G Seluruh operator GSM telah mengaplikasikan teknologi UMTS HSDPA dan HSUPA pada jaringannya dan operator CDMA juga telah mengaplikasikan teknologi CDMA2000 1x EV DO Akibat kebijakan pemerintah tentang penurunan tarif pada awal 2008 serta gencarnya perang tarif para operator yang makin gencar kualitas layanan operator seluler di Indonesia terus memburuk terutama pada jam jam sibuk Sementara itu tarif promosi yang diberikan pun sering kali hanya sekadar akal akalan bahkan cenderung merugikan konsumen itu sendiri Melihat jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan penetrasi seluler yang baru hampir mencapai 50 maka masih ada peluang yang terbuka lebar untuk meraih banyak pelanggan baru Pada 2012 diperkirakan penetrasi seluler di Indonesia akan mencapai 80 76 Jumlah pengguna seluler di Indonesia hingga bulan Juni 2010 diperkirakan mencapai 180 juta pelanggan atau mencapai sekitar 80 persen populasi penduduk Dari 180 juta pelanggan seluler itu sebanyak 95 persen adalah pelanggan prabayar Menurut catatan ATSI Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia pelanggan Telkomsel hingga bulan Juni 2010 mencapai 88 juta nomor XL sekitar 35 juta Indosat sekitar 39 1 juta selebihnya merupakan pelanggan Axis dan Three Menurut Direktur Utama Telkomsel Sarwoto dari sisi pendapatan seluruh operator seluler sudah menembus angka Rp100 triliun Industri ini diperkirakan terus tumbuh investasi terus meningkat menjadi sekitar US 2 miliar per tahun dengan jumlah BTS mencapai lebih 100 000 unit Seiring perkembangan zaman juga muncul teknologi 4G yang mulai diperkenalkan dengan dikembangkannya WiMAX Worldwide Interoperability for Microwave Access oleh pemerintah 77 Pemerintah selaku regulator telah menerbitkan tiga peraturan pada bulan Februari 2008 melalui keputusan Dirjen Postel No 94 95 96 mengenai persyaratan teknis mengenai alat dan perangkat telekomunikasi pada frekuensi 3 3 Ghz sebagai frekuensi yang akan ditempati WiMAX di Indonesia Pemerintah sendiri telah menyiapkan dana sebesar Rp18 miliar untuk penelitian dan pengembangan teknologi WiMAX di Indonesia bekerjasama dengan beberapa lembaga penelitian dan perguruan tinggi 78 Pemerintah membuka akses internet untuk publik sembari menguji coba teknologi WiMAX lokal selama tiga bulan berturut turut mulai 15 Oktober hingga akhir 2008 WiMAX sendiri adalah teknologi telekomunikasi terbaru yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan koneksi internet berkualitas dan melakukan aktivitas dan teknologi nirkabel telekomunikasi berbasis protokol internet yang berjalan pada frekuensi 2 3 dan 3 3 GHz Telkomsel telah menggunakan frekuensi 5 8 GHz untuk menguji coba teknologi WiMAX tersebut Namun karena tak punya izin lisensi operator ini mengklaim meminjam perangkat dan izin penggunaan frekuensi dari penyelenggara lain Telkomsel sendiri mengklaim mereka tak akan mengkomersilkan WiMAX sebab mereka lebih memilih LTE Long Term Evolution sebagai teknologi masa depan mereka Telkomsel menggunakan teknologi WiMAX ini untuk backhaul saja Sementara itu Indosat melalui produk IndosatM2 bekerja sama dengan Intel untuk menawarkan program pengadaan komputer beserta koneksi internet nirkabelnya di sekolah sekolah Program itu nantinya jadi cikal bakal untuk membidik peluang WiMAX di sekolah Pada 27 April 2009 pemerintah memulai melakukan tender untuk membangun sistem WiMAX Hasilnya ada sejumlah perusahaan yang mememangkan tender pembangunan jaringan ini secara regional di 15 zona terbanyak oleh Berca Hardyaperkasa dengan 7 zona Namun dari banyak perusahaan itu hanya ada dua yang bisa menyelenggarakannya PT First Media dengan merek Sitra pada 28 Juni 2010 dan PT Berca meluncurkan layanannya yang diberi nama WiGO pada 20 September 2010 79 80 Walaupun demikian prospek WiMAX kemudian tidak berkembang sehingga banyak operator lebih memfokuskan untuk membangun sistem LTE Pada tanggal 14 November 2013 perusahaan telekomunikasi Internux meluncurkan layanan 4G LTE pertama di Indonesia yaitu Bolt Super 4G LTE Teknologi yang diterapkan adalah Time Division Duplex TDD LTE pada frekuensi 2300 MHz Bolt menawarkan kecepatan akses data hingga 72 Mbps 81 Operator kedua sistem ini adalah Berca Hardayaperkasa dengan merek Hinet pada tanggal 3 Juli 2015 Teknologi yang diterapkan adalah Time Division Duplex TDD LTE pada frekuensi 2300 MHz Hinet menawarkan kecepatan akses data hingga 72 Mbps Pada tanggal 27 Juni 2017 perusahaan telekomunikasi Sampoerna Telekomunikasi Indonesia meluncurkan layanan 4G LTE ketiga di Indonesia yaitu Net1 Teknologi yang diterapkan adalah Time Division Duplex TDD LTE pada frekuensi 450 MHz Net1 menawarkan kecepatan akses data hingga 30 Mbps Ketiga operator ini bukan merupakan operator murni baru melainkan hasil konversi dari sistem lain yang ditinggalkan Bolt merupakan konversi dari jaringan WiMAX Internux dan First Media begitu juga Hinet yang merupakan konversi jaringan WiGO Berca Sementara Net1 merupakan hasil konversi jaringan CDMA2000 dengan merek Ceria sebelumnya Belakangan muncul operator lain seperti XL Telkomsel Indosat Tri dan Smartfren yang juga meluncurkan jaringannya Terkecuali Smartfren keempat operator sebelumnya saat ini juga mengoperasikan sistem 3G GSM dan 4G secara paralel Era pasca 2009 juga ditandai dengan berbagai aksi konsolidasi dalam industri telekomunikasi Berbagai merek dan operator menghilang atau bergabung dengan yang lain meninggalkan 4 pemain utama Ada juga operator yang mengubah sistemnya terutama CDMA agar bisa kompetitif di pasaran 82 Konsolidasi tersebut didorong oleh beberapa faktor seperti mulai ditinggalkannya penggunaan operator berbasis CDMA oleh masyarakat dan produsen telepon seluler dibanding GSM munculnya teknologi baru seperti LTE perang harga pada 2008 2009 yang justru menggerogoti keuntungan perusahaan penyelenggara jaringan seluler dan Biaya Hak Penggunaan BHP jaringan yang makin mahal 83 Belum lagi pertumbuhan bisnis sejumlah operator yang melambat belakangan ini upaya menerapkan teknologi baru seperti 4G dan 5G dan memperluas bandwith yang dibatasi hak spektrum 84 maupun dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak demi mendukung transformasi digital nasional 85 Beberapa operator yang tercatat harus angkat tangan atau menggabungkan diri pada periode ini seperti Pada 2009 Mobile 8 Telecom diakuisisi oleh Sinarmas Group Sinarmas menyatukan Smart Telecom miliknya dengan Mobile 8 Telecom pada 2010 2011 dan merger dengan nama baru yaitu PT Smartfren Telecom Tbk Pada 7 Juni 2013 layanan WiMAX Sitra resmi dihentikan 86 Seiring peluncuran Bolt maka layanan WiMAX Sitra dialihkan ke Bolt 87 88 Pada 2013 PT Axis Telekom Indonesia diakuisisi oleh PT XL Axiata Tbk dari dua pemegang saham utamanya STC dan Maxis Lalu pada 8 April 2014 perusahaan ini digabungkan dengan XL Axiata sehingga merek AXIS kini berada di bawah naungan PT XL Axiata Tbk 89 Pada 2014 2016 Bakrie Telecom memutuskan untuk meninggalkan industri operator seluler Sebelumnya operator CDMA besar ini sudah mengonsolidasikan mereknya yang awalnya ada Esia AHA Wifone dll menjadi hanya satu merek yaitu Esia pada 2012 90 Namun seiring kerugian dan penurunan pengguna CDMA maka pada 30 Oktober 2014 dijalin kerjasama dengan Smartfren untuk menyatukan jaringan mereka Setelah itu pada 2015 dan 2016 Bakrie Telecom menghentikan operasional jaringan seluler mereka Pada 4 Oktober 2014 Flexi operator CDMA Telkom resmi menghentikan operasionalnya 91 Pada 30 Juni 2015 StarOne operator CDMA Indosat resmi menghentikan operasionalnya 92 Pada 3 Juli 2015 diluncurkan layanan Hinet pengganti sistem WiMAX sebelumnya yang bernama WiGO Dengan peluncuran ini maka operasional sistem WiMAX di Indonesia berakhir Pada 27 Juli 2017 layanan Ceria yang berbasis CDMA resmi berganti nama menjadi Net1 Indonesia dengan basis 4G LTE 93 Pada 13 November 2017 layanan CDMA Smartfren resmi ditutup mengakhiri layanan CDMA di Indonesia 94 Pelanggannya dialihkan ke 4G LTE Pada 28 Desember 2018 layanan Bolt milik Internux resmi menghentikan operasinya karena menunggak biaya BHP frekuensi ke negara 95 Pada 29 Desember 2020 pemilik Indosat Ooredoo menandatangani nota kesepahaman MoU dengan pemilik Tri CK Hutchison Holdings untuk menggabungkan kedua perusahaan ini Setelah melalui perjanjian tidak mengikat dan perundingan 96 pada tahun 2021 Indosat dan 3 akhirnya secara resmi meleburkan diri membentuk Indosat Ooredoo Hutchison pada 4 Januari 2022 sehingga merek 3 Tri kini berada di bawah naungan PT Indosat Tbk Pada 30 November 2021 Net1 Indonesia resmi menghentikan operasinya karena izinnya dicabut akibat menunggak biaya BHP frekuensi ke pemerintah 97 Operator eks WiMAX terakhir Hinet yang beroperasi dengan sistem 4G LTE ikut menghentikan operasionalnya di akhir 2022 Selain itu rumor rumor konsolidasi lain juga banyak beredar misalnya Tri XL 98 dan juga XL Smartfren 99 Walaupun saat ini isu isu konsolidasi masih sebatas rumor namun para operator dan pemerintah mendukung rencana ini 100 101 Di sisi lain pengguna jaringan seluler di Indonesia semakin meningkat dari 2013 mencapai 313 juta menjadi 435 juta di tahun 2017 dan 365 juta di tahun 2021 Hampir sekitar 97 nya menggunakan kartu prabayar sedangkan sisanya pascabayar dan banyak yang memiliki 2 nomor atau lebih perorang Adapun penurunan sempat terjadi ketika pemerintah menerapkan kewajiban registrasi kartu SIM pada tahun 2017 yang dilandasi upaya untuk mencegah penyalahgunaan kartu SIM untuk hal yang tidak bertanggungjawab seperti penyebaran kabar bohong dan kejahatan finansial 102 103 Hal ini sempat membuat operator seperti Telkomsel dan Indosat mengalami penurunan subscriber yang cukup besar hingga 30 50 juta pelanggan dalam setahun 2017 2018 104 Pada saat yang sama persentase rumah tangga pengguna telepon seluler juga hampir mendekati 100 yaitu 88 46 pada 2018 dan 90 75 di tahun 2020 105 sedangkan untuk kepemilikan per individu naik dari 47 9 juta unit di tahun 2013 menjadi 65 87 juta unit di tahun 2021 106 Dengan perkembangan pemakai telepon seluler dan digitalisasi yang semakin meningkat maka berbagai teknologi terus muncul Pada Juli 2019 seiring dengan beredarnya iPhone XS sistem eSIM mulai diperkenalkan di Indonesia oleh Smartfren sehingga pelanggan tidak membutuhkan kartu SIM fisik 107 Selain itu teknologi jaringan seluler juga kini menjadi 4 5G dan bahkan direncanakan naik menjadi 5G Ujicoba sistem 5G ini sudah dilakukan pada akhir 2019 2020 oleh XL Tri dan Telkomsel 108 109 110 Salah satu langkah awal menuju peluncuran sistem ini adalah lelang jaringan yang diumumkan pemerintah pada 18 Desember 2020 dimana Smartfren Tri dan Telkomsel menjadi pemenangnya masing masing pada frekuensi 2 3 GHz di blok A B dan C 111 Namun tiba tiba pada 25 Januari 2021 Kemenkominfo membatalkan hasil lelang ini 112 Walaupun demikian pemerintah masih tetap berkomitmen untuk mengadakan lelang ulang dengan lebih baik dan pemajuan teknologi 5G dalam waktu segera 113 114 Referensi Sunting studiohp pranala nonaktif permanen ensikopledia Telkomsel Mulai Gelar Layanan 3G Cakupan 4G Smartfren Terluas Telkomsel Unggul di Kecepatan Smartfren Luncurkan Jaringan 4 5G XL Luncurkan Layanan 4 5G Jaringan 4 5G Indosat Sudah Bisa Dinikmati HUT Ke 27 Jumlah Pelanggan Telkomsel Tembus 175 Juta Penyebab Jumlah Pelanggan Indosat ISAT Tembus 102 Juta Melonjak 63 Persen Layanan Data Sumbang 91 Persen dari Pendapatan XL Axiata Catat Laba Rp 1 1 T di Akhir 2022 20 February 2023 Smartfren Gelar Public Expose 2022 Jumlah Pengguna Telkomsel Terbesar di Indonesia Eksekutif Masalah 159 162 Strongest by Best People The Telkomsel Way dan Transformasi Human Capital Saat Jadi Menristek Habibie Pilihkan GSM untuk Pengembangan Telkomsel Untold Story IPO Telkom di NYSE amp BEJ Kisah Menara BTM001 dan Sejarah BTS Pertama Telkomsel di Indonesia http 74 125 153 132 search q cache YkvU1zEW6coJ ccc domaindlx com lergrage telekom Presentation1 ppt Bimagraha GSM amp cd 3 amp hl id amp ct clnk amp gl id amp client firefox a pranala nonaktif permanen Indonesia Business Weekly Volume 3 Masalah 12 28 Strongest by Best People The Telkomsel Way dan Transformasi Human Capital NYNEX joins Indonesian cellular venture largest U S investment in Indonesian telecommunications market a b c d e CELLULAR TELEPHONE BUSINESS SLUMPING MARKET COMPETITION UP JP New cordless telephone service launched PT INTI SEGERA LUNCURKAN 11 PAGER MINI Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 02 13 Diakses tanggal 2021 03 08 Untold Story IPO Telkom di NYSE amp BEJ Ummat Volume 2 Masalah 21 26 Annual report First Pacific 1996 Asia Pacific Telecommunication Indicators Yearbook of Asia Pacific Telecommunications Yearbook of Asia Pacific Telecommunications Untold Story IPO Telkom di NYSE amp BEJ Annual Report Pesta pora rezim Soeharto rekaman dokumentasi media PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk Pan Asian Telecom Volume 2 Masalah 17 23 Towards a Knowledge based Economy East Asia s Changing Industrial Geography Review of Industrial Organization Volume 21 ARIA WEST OTHERS AWARDED DCS 1800 FRANCHISES Warta ekonomi mingguan berita ekonomi amp bisnis Volume 12 Masalah 29 31 a b JP The battle continues Wireless cellular Tempo Indonesia s Weekly News Magazine Volume 1 Masalah 21 30 Lapkeu Indosat Q2 2013 Warta ekonomi mingguan berita ekonomi amp bisnis Volume 13 Masalah 35 43 Lippo Telecom Memperkenalkan Indonesia kepada teknologi ponsel GSM 1800 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005 02 23 Diakses tanggal 2005 02 23 Asiamoney Volume 13 Masalah 6 8 NATRINDO JADI OPERATOR NASIONAL Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006 11 10 Diakses tanggal 2006 11 10 Pan Asian Telecom Volume 2 Masalah 17 23 The Business of Telecommunication Networking in the New Millennium Laporan Keuangan KBLV 2015 Yearbook of Asia Pacific Telecommunications Towards a Knowledge based Economy East Asia s Changing Industrial Geography Yearbook of asia pacific telecommunication Yearbook of Asia Pacific Telecommunications Tempo Volume 33 Masalah 13 18 JP Telselindo s service may be delayed ESIA Telepon Nirkabel dari Bakrie Telecom 27 Siasat Menembus Pasar Indonesian Commercial Newsletter Volume 29 Masalah 379 386 Sampoerna Telekomunikasi Indonesia http www kapanlagi com h 0000059100 print html Anggota BRTI Pemberian Lisensi Frekuensi 3G Sah Baru Luncur Smart Sudah Terancam Tergusur http naifalas wordpress com 2007 06 15 kartel pada industri seluler indonesia Cases in Management Seri 2 Kasuskasus Manajemen Telekom Malaysia Tambah Saham XL Sampai 56 9 Hutchison Telecom says it will close deal soon on Cyber Access Maxis Beli 51 Persen Saham Lippo Telecom Kongsi Group Lippo dan Astro Malaysia Kian di Ujung Tanduk Salinan arsip Bisnis com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 10 16 Diakses tanggal 2009 10 14 Bakrie Telecom FY09 Results Investor Relations Indosat site Salinan arsip Bisnis com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 10 11 Diakses tanggal 2009 10 14 Highlight Q4 2009 Telkomsel PT XL Axiata Tbk XL FY09 http techno okezone com index php ReadStory 2008 11 13 54 163797 nsn 2012 penetrasi seluler indonesia capai 80 pranala nonaktif permanen http www antara co id view i 1190647159 amp c TEK amp s http roromendut wordpress com 2008 12 25 teknologi wimax untuk operator seluler di indonesia Berca Siap Gelar Wimax dengan WiGO Menjajal Kecepatan 4G Wimax First Media Panji Aditya Wahyudi Reza ed Internet 4G LTE Resmi Hadir di Indonesia Kompas com Diakses tanggal 15 November 2013 5 proses konsolidasi di industri telekomunikasi Ini Penyebab Pudarnya CDMA di Indonesia Catatan Akhir 2022 Konsolidasi Operator Apakah Kembali Berlanjut di Tahun Depan Demi Transformasi Digital Konsolidasi Operator Seluler Adalah Solusinya Sitra Wimax Hentikan Layanan Internet Customer Care Bolt Internux Mengecewakan Sebagai Pelanggan Lama sitra akhirnya Penantian itu menemui titik terang Panji Aditya Hidayat Wicak ed XL dan Axis Resmi Jadi Satu Perusahaan Kompas com Revitalisasi Angkat Kinerja Bakrie Telecom Telkom Flexi Resmi Ditutup Indosat Resmi Hentikan Layanan StarOne Adopsi 4G Ceria berubah menjadi Net1 Indonesia 13 November Smartfren Tutup Sepenuhnya Jaringan CDMA Kominfo Resmi Cabut Izin Frekuensi First Media dan Bolt pranala nonaktif permanen Ini Penjelasan Indosat Terkait Rencana Merger dengan Tri Net1 Indonesia Sudah Tidak Beroperasi Sejak 30 November 2021 Rumor XL Axiata Merger dengan Tri Ini Jejak Historisnya Saham FREN Lepas dari Geng Gocap Ini Kisahnya Bidik Peluang Konsolidasi Operator Begini Strategi XL Axiata Kominfo Operator Telko Terlalu Banyak Dorong Konsolidasi Alasan Pemerintah Wajibkan Registrasi Kartu SIM Ini Jumlah Pelanggan Telepon Seluler di Indonesia sampai 2020 Dua Operator Seluler Alami Penurunan Pelanggan Usai Penertiban SIM Prabayar Jumlah Rumah Tangga Pemilik Ponsel di Indonesia pada 2020 Sebanyak 90 75 Persen Tertinggi Bukan di Ibu Kota Kepemilikan Ponsel di Indonesia Melonjak 68 dalam 1 Dekade Terakhir Smartfren Luncurkan eSIM Pertama di Indonesia XL Uji Coba 5G Pakai DSS Kecepatannya Lebih Lambat dari 4G Telkomsel Gelar Uji Coba 5G untuk Kebutuhan Industri Akselerasikan Negeri Menuju Making Indonesia 4 0 Gandeng Kominfo dan ITS 3 Indonesia Gelar Uji Coba 5G Ini Tiga Operator Seluler yang Dapat Frekuensi 5G di Indonesia Telkomsel dan Smartfren Terima Putusan Pembatalan Lelang Frekuensi 5G Frekuensi 5G Bakal Dilelang Lagi Kominfo Diminta Lakukan Ini Usai Batal Lelang Frekuensi 2 3 GHz Kominfo Susun Rencana Gelar 5GPranala luar SuntingStudioHp com pranala nonaktif permanen General Packet Radio Service GPRS Mobile Indonesia dot Net Diarsipkan 2009 05 03 di Wayback Machine Evolusi Teknologi Telekomunikasi Bergerak 1G to 4G Diarsipkan 2009 07 24 di Wayback Machine Sistem Seluler CDMA 1x Pengaruh UU No 36 1999 Terhadap Dinamika Telekomunikasi Seluler Indonesia Sewindu Telkomsel Membangun Masyarakat Seluler Indonesia Teknologi Informasi gt Media Anak Muda Bali gt Berita Bali pranala nonaktif permanen Prospek industri seluler pada tahun 2009 dan tantangannya Sebuah obsesi The Kuliselular Kirim MMS Harap harap Cemas Diarsipkan 2009 09 22 di Wayback Machine Menunggu Booming MMS eBizzAsia Desember 2003 Januari 2004 Diarsipkan 2009 09 13 di Wayback Machine Makin Jelas Dugaan Kartel di Industri Telekomunikasi Diarsipkan 2007 12 18 di Wayback Machine Operator Seluler Mulai Khawatirkan Dampak Penurunan Tarif Pemerintah akan Turunkan Layanan Tarif Seluler pranala nonaktif permanen Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Telekomunikasi seluler di Indonesia amp oldid 24359144