www.wikidata.id-id.nina.az
PT Metro Selular Nusantara disingkat Metrosel merupakan sebuah perusahaan operator seluler yang pernah beroperasi di Indonesia Menggunakan teknologi AMPS berfrekuensi 835 845 dan 880 890 MHz dengan bandwith 20 MHz 2 dengan fokus layanan di Indonesia Timur dan sebagian Pulau Jawa 3 pada tahun 1997 layanannya dapat diakses di seluruh Indonesia dan direncanakan akan diperluas hingga ke mancanegara dengan sistem roaming Metrosel memiliki visi untuk membantu pemerintah dalam menyediakan layanan telekomunikasi murah handal dan terpercaya dengan mengembangkan sumber daya manusia dan teknologi demi mencapai status sebagai world class operator 1 PT Metro Selular NusantaraNama dagangMetroselJenisAnak perusahaan 2003 2007 IndustriOperator telekomunikasi selulerNasibMerger dengan Mobile 8 TelecomPenerusMobile 8 TelecomDidirikan30 November 1995Ditutup11 Juni 2007KantorpusatWisma BII Lt 11 Jl Pemuda No 60 70Surabaya Indonesia 1 ProdukAMPS 1996 2003 PemilikCentralindo Pancasakti Cellular 1996 2003 Mobile 8 Telecom 2003 2007 Situs webwww metrosel co id di Wayback Machine diarsipkan tanggal 5 Agustus 2002 Adapun operasionalnya secara independen berakhir di tahun 2003 setelah diakuisisi oleh PT Mobile 8 Telecom kini Smartfren yang menjadikannya anak usaha yang mengelola jaringannya dengan sistem baru CDMA2000 Pada tahun 2007 Metrosel meleburkan diri dengan induknya Mobile 8 yang mengakhiri operasionalnya setelah berdiri selama 12 tahun Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Pendirian dan kinerja awal 1 2 Pengembangan teknologi dan operasional 1 3 Perubahan kepemilikan dan merger 2 Produk dan layanan 3 Lihat pula 4 ReferensiSejarah suntingPendirian dan kinerja awal sunting PT Metro Selular Nusantara didirikan pada 30 November 1995 dengan awalnya dimiliki secara patungan oleh PT Telekomunikasi Indonesia sebesar 20 17 Yayasan Dana Pensiun Pegawai Telkom sebesar 9 83 PT Centralindo Pancasakti Cellular CPSC yang dikendalikan oleh Napan Group milik pengusaha Henry Pribadi sebesar 64 Pusat Koperasi ABRI sebesar 1 dan PT Djati Yudha Komunika Utama sebesar 5 4 Perusahaan yang berkantor pusat di Surabaya ini didirikan untuk menyediakan layanan seluler dengan cakupan wilayah yang ditetapkan pemerintah di Jawa Tengah Jawa Timur Daerah Istimewa Yogyakarta Irian Jaya dan Maluku menggunakan sistem AMPS 3 5 berfrekuensi 800 MHz 6 Sebagai modal awal dari perusahaan ini adalah pelanggan AMPS PT CPSC yang dialihkan pada Metrosel 7 Cikal bakal bisnis AMPS Metrosel bermula ketika sebuah perusahaan bernama PT Centralindo Panca Sakti CPS diberi izin untuk membangun jaringan AMPS bagi telepon mobil istilah resminya STKB N Sistem Sambungan Telepon Kendaraan Bermotor Nasional dari Deparpostel sekarang Kemenparekraf di sejumlah kota kota besar seperti Jakarta dan Surabaya bekerjasama dengan Industri Telekomunikasi Indonesia pada tahun 1990 Selanjutnya proyek ini dilanjutkan ke Semarang Yogyakarta Solo dan Surabaya Malang dengan kapasitas total 9 000 pengguna dan menggunakan perangkat dari Motorola 8 Adapun layanan AMPS nya kemudian diluncurkan pada 2 Juli 1991 menjadikannya operator AMPS pertama di Indonesia yang merupakan proyek kerjasama bagi hasil bersama Telkom 9 10 Selain dengan Telkom PT CPS juga bekerjasama dengan Bell Canada dan Mitsui dalam pengoperasian jaringannya 11 Meskipun memakan investasi hingga Rp 20 miliar perkembangan pelanggan PT CPS cukup memuaskan dimana di tahun 1994 sudah mencapai 6 000 sambungan dengan total pendapatan Rp 6 miliar suatu angka yang awalnya diperkirakan tidak akan tercapai hingga 7 5 tahun kemudian 12 Memasuki tahun selanjutnya pengguna layanannya mencapai 9 200 yang ditargetkan akan terus bertambah seiring pembangunan infrastruktur berkapasitas 20 000 hingga tahun 2000 13 Sekitar 3 000 nya dipasarkan untuk Yogyakarta dan Semarang 2 000 sambungan dipasarkan di Malang Mojokerto dan Gresik sedangkan sisanya ke kota kota lain seperti Kudus Pekalongan Tegal dan Cilacap Selain mengoperasikan jaringan AMPS PT CPS ikut memasarkan perangkat telepon seluler yang dilengkapi nomor dari sejumlah vendor yaitu Motorola NEC dan JRC yang hasilnya juga cukup menguntungkan 12 Belakangan bisnis pengoperasian jaringan AMPS PT CPS tersebut diserahkan ke perusahaan afiliasinya PT CPSC 14 yang kemudian dialihkan kembali menjadi bisnis utama Metrosel yang mulai beroperasi pada akhir 1995 15 Setelah Metrosel resmi berdiri rencana ekspansi PT CPSC tetap ingin dilanjutkan oleh manajemennya Melalui investasi Rp 400 miliar ditargetkan akan dibangun jaringan berkapasitas 150 000 sambungan di daerah operasionalnya yang menggunakan infrastruktur termutakhir seperti central switching EMX 25000 Dengan teknologi tersebut konsumen Metrosel bisa menikmati fasilitas key protected cellular call waiting automatic fraud control system call forwarding digital messaging service dan lainnya 16 Pengembangan teknologi dan operasional sunting Pada 28 November 1996 komposisi kepemilikan saham Metrosel berubah dengan masuknya Asialink B V yang terafiliasi dengan perusahaan Grup Salim First Pacific dengan memegang 35 saham senilai US 147 juta Diharapkan kinerja Metrosel akan meningkat pasca bergabungnya Asialink 17 18 Hasilnya komposisi saham menjadi dimiliki oleh Asialink sebesar 35 PT CPSC 36 7 Telkom 20 17 dan sisanya tetap dipegang PT Djati Yudha 4 Pusat Koperasi ABRI 0 80 dan YDPP Telkom 19 20 Di tahun 1996 itu juga Metrosel terus mengembangkan usahanya di daerah operasionalnya mulanya hanya di beberapa kota Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dibantu 27 BTS dengan memakan investasi senilai US 25 miliar dan menargetkan 29 000 pengguna 21 Tercatat dalam sembilan bulan operasionalnya Metrosel berhasil meraih pendapatan total US 1 juta 3 Tahun selanjutnya perusahaan ini memiliki sekitar 41 178 pelanggan dan mulai merencanakan untuk menjadi pemimpin pasar wilayah Indonesia Timur serta meningkatkan jaringannya menjadi CDMA Metrosel juga aktif memberikan bantuan kepada pemerintah dan militer untuk memperluas komunikasinya di Jawa Timur 22 Pengguna layanan Metrosel dapat menggunakan layanannya di seluruh Indonesia berkat kerjasama roaming dengan dua operator AMPS lain Komselindo dan Telesera 1 Sempat awalnya terpengaruh oleh krisis ekonomi 1997 yang membuat penggunanya anjlok dari 38 990 menjadi 26 528 pada Maret 1998 1999 23 Metrosel kemudian justru mencatat kenaikan pengguna yaitu mencapai 41 424 pada akhir 1999 dan meningkat lagi menjadi 62 981 pelanggan pada Desember 2001 24 Di periode ini diperkirakan jaringan Metrosel bisa dinikmati di 90 wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur 25 Namun seiring dengan penurunan pengguna AMPS karena kalah populer dari GSM dari 48 4 pada 1995 menjadi 4 4 pada 1999 Telkom sebagai salah satu pemilik sahamnya berencana untuk menjalankan proyek konversi menjadi CDMA pada Maret 2001 24 20 Metrosel juga sempat menjalin kerjasama jaringan dengan operator AMPS lainnya Komselindo yang beroperasi di Jabodetabek Jawa Barat Sumatera Utara dan Sulawesi sehingga harga produk keduanya bisa ditekan hingga 40 26 Kedua perusahaan pada awal 2001 bahkan sudah merencanakan untuk merger 27 yang kemudian pada pertengahan 2001 berusaha mengikutsertakan Telesera 28 walaupun kemudian tidak terwujud Perubahan kepemilikan dan merger sunting Bagaimanapun bisnis AMPS yang dikelola oleh Metrosel memasuki tahun 2000 an menemui titik akhir nya Metrosel kemudian mengalami pergantian pemilik saham Awalnya perubahan hanya terjadi di pemegang saham minoritas dengan kepemilikan Pusat Koperasi ABRI dan PT Djati Yudha menghilang dan struktur kepemilikannya menjadi Telkom 20 17 PT CPSC 37 03 Asialink 35 YDPP Telkom 3 dan PT Dwimarga Dwiutama 4 8 29 Namun kemudian ada perubahan kepemilikan yang lebih besar lagi ketika pada tahun 2001 saham PT CPSC pemilik saham utama Metrosel beralih ke Bhakti Investama perusahaan yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo sebanyak 37 setelah Bhakti membeli obligasi PT CPSC di Chase Manhattan Bank Kemudian saham Bhakti meningkat menjadi 100 dengan menggelontorkan dana US 35 juta 30 31 Pada 21 Maret 2003 salah satu pemegang saham Metrosel Asialink sepakat mengonversi 35 sahamnya menjadi 14 6 kepemilikannya di anak perusahaan Bhakti lain PT Mobile 8 Telecom pada 21 Maret 2003 32 Lalu pada RUPSLB pada 14 Mei 2003 pemilik saham lain seperti PT Dwimarga dan PT CPSC ditambah Asialink sebelumnya juga sepakat untuk menyerahkan 76 3 kepemilikan sahamnya di Metrosel kepada Mobile 8 dengan ganti kepemilikan saham minoritas di Mobile 8 33 Selanjutnya di tanggal 8 Agustus 2003 PT CPSC dan Telkom sepakat melakukan pertukaran saham dalam transaksi bernilai total Rp 364 8 miliar 34 Telkom menjual seluruh sahamnya kepada PT CPSC sebesar 20 17 ditambah 14 20 saham Komselindo dan 100 saham Telesera dengan biaya Rp 185 10 miliar dan sebagai gantinya PT CPSC menyerahkan saham PT Indonusa Telemedia penyelenggara televisi berlangganan TelkomVision sebesar 35 dan memberi hak untuk membeli 16 85 sahamnya di Pasifik Satelit Nusantara pada Telkom 35 Dengan transaksi ini praktis kepemilikan Bhakti lewat anak usahanya yaitu Mobile 8 dan CPSC atas Metrosel menjadi 100 Di bawah penguasaan manajemen baru tampak bahwa mereka memutuskan untuk membangun perusahaan dan merek operator seluler baru dengan melanjutkan pembangunan jaringan CDMA yang disiapkan Metrosel dan Komselindo sebelumnya yaitu oleh PT Mobile 8 Telecom Sebagai persiapannya Bhakti dan anak usahanya Bimantara Citra menjadikan tiga perusahaan komunikasi yang telah diakusisinya yaitu Komselindo Metrosel dan Telesera menjadi anak perusahaan Mobile 8 36 35 30 Awalnya saham Mobile 8 di Metrosel hanya 76 3 namun kemudian 20 17 saham PT CPSC dialihkan ke Mobile 8 sehingga kepemilikannya menjadi 100 37 Pada akhirnya sebagai penerus Metrosel adalah Fren yang diluncurkan pada 8 Desember 2003 dan berbasis CDMA2000 dengan modal awal salah satunya adalah bekas pelanggan AMPS Metrosel yang dipindah menjadi CDMA Di kondisi terakhirnya 2003 Metrosel merupakan perusahaan dengan pelanggan AMPS terbesar di Indonesia sebesar 51 788 walaupun menurun dari 78 519 pada 2002 mengalahkan Komselindo 38 Sejak saat itu Metrosel hanya menjadi anak perusahaan Mobile 8 yang tidak terlalu aktif yaitu bersama Telesera dan Komselindo menjadi pemegang izin jaringan CDMA yang dioperasikan oleh Mobile 8 Pada akhirnya PT Metro Selular Nusantara dimerger dengan induknya Mobile 8 pada 11 Juni 2007 39 Merger ini mengakibatkan izin operasional Mobile 8 yang sebelumnya salah satunya atas nama Metrosel kini beralih ke Mobile 8 40 Produk dan layanan suntingSama seperti operator seluler lainnya di eranya produk Metrosel diawali oleh layanan pascabayar yang kemudian dikenal dengan nama Metrosel Regular Untuk berlangganan produknya diwajibkan membayar biaya Rp 75 000 awalnya Rp 100 000 untuk pendaftaran baik membeli bundling nomor dan perangkat telepon maupun membeli nomor saja dan selanjutnya akan dikenakan biaya pemakaian minimal Rp 65 000 bulan awalnya Rp 71 500 bulan yang terdiri dari biaya abonemen pulsa dan airtime 1 25 Namun seiring perkembangan zaman Metrosel juga meluncurkan produk lain yang berbasis prabayar maupun modifikasi pascabayar yaitu 41 Metrostar Produk prabayar utama dari Metrosel yang menawarkan kelebihan dapat menelepon dengan hemat dan menerima panggilan dari manapun secara gratis Produk ini diluncurkan pada akhir 1999 42 Metro One Sama seperti layanan pascabayar namun dengan biaya pendaftaran sambung yang lebih murah dan biaya berlangganan yang dihitung selama 1 3 atau 6 bulan Layanan yang diberikan berfokus pada penerimaan telepon dari manapun secara gratis Metro One Plus Sama seperti layanan pascabayar namun dengan biaya pendaftaran sambung yang lebih murah dan biaya berlangganan yang dihitung selama tiga bulan Layanan yang diberikan berfokus pada penerimaan telepon dari manapun secara gratis ditambah komunikasi ke telepon seluler AMPS di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan biaya terjangkau Closed User Group Layanan pascabayar khusus korporasi keluarga atau lainnya secara berkelompok lebih dari 2 RCP Rural Communication Program Layanan khusus daerah perintis berupa telepon yang mirip PSTN namun tidak menggunakan kabel melainkan jaringan Metrosel Dalam produk produknya Metrosel menawarkan fitur khusus seperti layanan Sambungan Langsung Internasional SLI kerjasama dengan Indosat dan Satelindo no answer transfer call forwarding busy transfer call diversion call waiting three way calling nomor PIN khusus dan 2 in 1 dapat menggunakan dua nomor dalam satu perangkat telepon genggam 1 Adapun kantor kantor pelayanan Metrosel tersebar di Surabaya 3 lokasi Gresik Jember Tuban Mojokerto Probolinggo Banyuwangi Situbondo Malang Kediri Madiun Semarang 2 lokasi Salatiga Kudus Tegal Pekalongan Jepara Pati Purwodadi Magelang Yogyakarta Surakarta Klaten Purwokerto Ambon dan Jayapura 43 Lihat pula suntingFren Komselindo TeleseraReferensi sunting a b c d e BAB III Alokasi Frekuensi KEBIJAKAN DAN PERENCAN 1 a b c Annual report First Pacific 1996 Media caraka Annual Report Warta ekonomi mingguan berita ekonomi amp bisnis Volume 14 Masalah 8 12 Mergent International Manual Volume 2 50 tahun peranan pos amp telekomunikasi The APT Yearbook Eksekutif Masalah 159 162 Asiamoney Volume 5 Masalah 10 a b Eksekutif Masalah 179 182 JP Telkom prepares two join ventures Annual Report Asia Pacific Telecommunication Indicators Warta ekonomi mingguan berita ekonomi amp bisnis Volume 7 Masalah 25 32 Warta ekonomi mingguan berita ekonomi amp bisnis Volume 8 Masalah 41 49 JP Asia Link buys 35 percent stake in PT Metrosel ECON TO TAKE 40 CENTRALINDO PANCA STAKE a b Towards a Knowledge based Economy East Asia s Changing Industrial Geography Informasi Masalah 203 208 Buletin penerangan Pemilu 97 Masalah 4 JP AMPS cell phone operators to launch prepaid service a b Yearbook of Asia Pacific Telecommunications a b ANALISIS KOMBINASI VARIABEL PROMOTIONAL MIX YANG OPTIMAL TERHADAP HASIL PENJUALAN PRODUK METROSTAR PADA PT METRO SELULAR JEMBER Warta ekonomi mingguan berita ekonomi amp bisnis Volume 14 Masalah 1 7 Metrosel Komselindo to merge JP Three cellular operators plan to merge this year Perusahaan Perseroan Persero P T Telekomunikasi Indonesia Tbk a b Gamma Volume 3 Masalah 6 14 Warta ekonomi mingguan berita ekonomi amp bisnis Volume 19 Masalah 7 13 First Pacific Annual Report 2002 Perusahaan Perseroan Persero P T Telekomunikasi Indonesia Tbk Annual Report Telkom 2002 a b Tempo Volume 31 Masalah 48 52 Telecommunications Reform in the Asia Pacific Region Laporan Keuangan FREN Q1 2009 Yearbook of asia pacific telecommunications Merger Tiga Anak Usaha Mobile 8 Efektif Laporan Keuangan Mobile 8 Telecom 2007 PASCA BAYAR REGULAR JP AMPS cell phone operators to launch prepaid service KANTOR LAYANAN PELANGGAN Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Metrosel amp oldid 25266323