www.wikidata.id-id.nina.az
Rangga Gempol I 1586 1625 M terlahir dengan nama Suriadiwangsa adalah prabu raja terakhir dari Kerajaan Sumedang Larang di yang terletak Jawa Barat dengan gelar Kusumadinata III dan bupati pertama dari Kabupaten Sumedang dibawah Kesultanan Mataram Tokoh ini dikenal akan upayanya menggabungkan daerah Parahyangan di Jawa Barat dengan Mataram dan keterlibatannya sebagai panglima Mataram dalam penaklukan Surabaya khususnya daerah Madura PangeranRangga Gempol IRadenSuriadiwangsaBupati Sumedang ke 1Masa jabatan 1620 1624Penguasa monarkiSultan AgungWakilRangga GedePendahuluPosisi baruPenggantiRangga GedeNama takhtaPangeran Dipati Rangga Gempol KusumahdinataKusumadinata IIIPrabuBerkuasaca 1608 ca 1620PendahuluPrabu Geusan UlunPenerusKerajaan ditiadakanKelahiran1586Dayeuh Luhur Sumedang LarangKematian1625Kerto MataramPemakaman1625Lempuyanganwangi MataramWangsaAzmatkhanKusumadinataAyahPanembahan Ratu IIbuHarisbayaPasanganNyi Mas SulhalimahAnakSuriadiwangsa II Mangunrana Nyi Sumalintang Nyi Nustawijah TampangkilAgamaIslam Daftar isi 1 Kelahiran dan kehidupan awal 2 Sebagai raja 3 Bergabung dengan Mataram 4 Penyerbuan ke Madura 5 Kematian 6 Warisan 7 RujukanKelahiran dan kehidupan awal SuntingSuriadiwangsa lahir di Dayeuh Luhur sekarang masuk Kec Ganeas Sumedang sekitar tahun 1586 Ia sebenarnya merupakan anak kandung dari Panembahan Ratu I atau Pangeran Mas Zainul Arifin penguasa Kesultanan Cirebon cicit dari Sunan Gunung Jati Ibunya Harisbaya dari Madura awalnya merupakan istri dari Panembahan Ratu I Namun dikarenakan adanya Peristiwa Harisbaya yang terjadi pada tahun 1585 Harisbaya melarikan diri dari Cirebon dan menetap di Dayeuh Luhur 1 2 Peristiwa ini terjadi dikarenakan adanya hubungan terlarang antara Prabu Geusan Ulun dan Harisbaya Keduanya sudah saling mengenal di waktu muda di keraton Pajang dan kembali bertemu saat Geusan Ulun mengunjungi Cirebon Harisbaya ingin meninggalkan Cirebon dikarenakan adanya ketidakcocokan dirinya dengan Panembahan Ratu I yang berusia jauh lebih tua Pelarian Harisbaya ke Dayeuh Luhur mengakibatkan terjadinya konflik antara Cirebon dan Sumedang yang berakhir dengan kesediaan Panembahan Ratu I untuk menceraikan Harisbaya dengan pemberian daerah Sindangkasih kemungkinan Majalengka kepada Cirebon sebagai ganti rugi 2 3 Ketika Harisbaya melarikan diri dari Cirebon menuju Dayeuh Luhur ia sudah mengandung Suriadiwangsa 2 bulan Geusan Ulun lalu menjadikan Harisbaya sebagai istri sahnya setelah Suriadiwangsa lahir kemudian membesarkan putranya seperti anak sendiri 1 4 Jika dirunut dari garis ayah Suriadiwangsa merupakan keturunan generasi ke 5 dari Syarif Abdullah Umdatuddin penguasa dari Kerajaan Champa berdarah Azmatkhan Hadramaut Syarif Abdullah Umdatuddin menikah dengan Nyi Rara Santang putri dari Sri Baduga Maharaja penguasa Kerajaan Sunda di Pakuan Pajajaran 5 6 Keturunan dari keduanya menjadi para penguasa di Kesultanan Banten Cirebon dan wilayah Jawa yang lain Sementara ibunya Harisbaya adalah anak angkat dari Arya Pangiri Ia berasal dari Arosbaya Kab Bangkalan Madura tetapi menghabiskan masa kecilnya di Pajang sebelum menikah dengan Panembahan Ratu I 7 8 Sebagai raja SuntingSuriadiwangsa naik takhta pada tahun 1608 M dengan gelar Kusumadinata III 9 10 dimana ia memindahkan pusat pemerintahan dari Dayeuh Luhur menuju Tegal Kalong sekarang Kec Sumedang Utara 11 12 13 Sebelum wafat Geusan Ulun membagi wilayah Sumedang Larang menjadi dua untuk Suriadiwangsa dan saudara tirinya Rangga Gede yang merupakan anak kandung Geusan Ulun dari pernikahannya dengan permaisuri Nyi Mas Cukang Gedeng Waru Rangga Gede memimpin daerah nagara agung Sumedang dengan pusatnya antara Tegal Kalong dan Canukur Kec Situraja 1 14 Keadaan Sumedang Larang setelah Geusan Ulun wafat menjadi tidak menentu dikarenakan banyak daerahnya yang menyatakan memisahkan diri seperti Ciasem Karawang Indramayu dan Pamanukan Suriadiwangsa hanya memiliki kendali atas daerah Sukapura Tasikmalaya Parakanmuncang Cicalengka dan Ukur Bandung Raya 2 15 Hubungan Suriadiwangsa dengan ayahnya di Cirebon tidak banyak tercatat dalam sejarah namun Cirebon sendiri menjadi bagian Mataram sejak tahun 1619 16 17 Di barat Kesultanan Banten masih berambisi untuk menaklukan Sumedang Larang karena penguasanya Sultan Abul Mafakhir masih keturunan dari Sri Baduga Maharaja serta merasa berhak atas seluruh wilayah Kerajaan Sunda Sementara itu daerah Ciamis yang merupakan sisa Kerajaan Galuh telah ditaklukan oleh Kesultanan Mataram pada tahun 1595 2 18 Keadaan di Tatar Sunda semakin diperumit ketika VOC alias Kompeni yang baru mendatangi kepulauan Nusantara pada tahun 1614 mengirim utusan ke keraton Mataram di Kerto Mataram yang waktu itu dipimpin Sultan Agung menyatakan pretensi klaim bahwa wilayah Jawa bagian barat yang tidak dikuasai Banten dan Cirebon merupakan bagian dari Mataram 1 14 Hal ini menandakan adanya keinginan Sultan Agung untuk menyerbu Sumedang yang sampai di telinga Suriadiwangsa 14 VOC sendiri kemudian berhasil menaklukan kota Jayakarta pada tahun 1619 dan mendirikan Batavia dibawah kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen 19 20 Bergabung dengan Mataram SuntingKeadaan Sumedang Larang di masa pemerintahan Suriadiwangsa tidak menguntungkan dikarenakan letak geografis kerajaan ini yang terjepit antara kekuatan besar seperti Banten dan VOC di barat serta Mataram di timur Menurut analisis Suriadiwangsa dan para pembesarnya Sumedang Larang saat itu tidak memiliki angkatan pertahanan yang cukup untuk menahan serbuan dari arah barat dan timur 1 21 Dengan menimbang beberapa pertimbangan Suriadiwangsa akhirnya pada tahun 1620 memutuskan untuk menghadap Sultan Agung di Kerto dimana ia menyatakan Sumedang Larang sebagai bagian dari Mataram sedangkan Status Sumedang Larang turun dari negara berdaulat menjadi kabupaten di bawah Mataram 2 22 Keputusan ini dipilih karena pertimbangan ibu Suriadiwangsa Harisbaya dibesarkan di Pajang dan berkerabat dengan Sutawijaya kakek dari Sultan Agung Mataram juga dianggap memiliki angkatan pertahanan yang mampu melindungi daerah Parahyangan terutama dari kemungkinan serbuan Banten yang ingin menguasai seluruh bekas wilayah Kerajaan Sunda 1 23 Sultan Agung menyambut baik kedatangan Suriadiwangsa dimana ia menganugerahkan Suriadiwangsa gelar Rangga Gempol Kusumadinata 2 24 dan mengangkat Suriadiwangsa untuk menduduki dua jabatan rangkap yaitu Bupati Sumedang dan Bupati Wedana setingkat Gubernur Parahyangan 25 26 Sebagai Bupati Sumedang ia dibantu oleh Rangga Gede sebagai wakil Bupati 1 Sementara sebagai Bupati Wedana ia berperan mengepalai serta mengatur bupati bupati wilayah Parahyangan yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Sumedang Larang 18 27 Bergabungnya Sumedang Larang menjadi suatu keuntungan sendiri bagi Mataram dimana wilayah Parahyangan menjadi benteng alam dari kemungkinan serbuan Banten ke timur juga sebagai pemasok perbekalan tentara apabila Mataram berencana untuk menyerbu Banten 28 29 Bergabungnya Sumedang Larang juga membantu Sultan Agung lebih memfokuskan upaya Mataram untuk menaklukan wilayah timur Jawa khususnya Kadipaten Surabaya yang menguasai rute perdagangan laut dengan wilayah timur seperti Kepulauan Maluku 30 31 Penyerbuan ke Madura SuntingPada tahun 1620 Mataram memulai penyerbuan ke Surabaya dimana penyerbuan ini berlangsung lama dan banyak mengorbankan tentara dalam jumlah besar Antara tahun 1620 1623 Mataram sudah mengirim tiga pasukan ekspedisi untuk menaklukan Surabaya tetapi ketiganya mengalami kegagalan dikarenakan kurangnya persediaan pangan tentara Mataram serta kokohnya pertahanan alam di sekitar Surabaya 1 32 Dikarenakan sudah banyak korban jiwa yang jatuh di pihak Mataram serta adanya pemberian bantuan dari VOC kepada Surabaya Sultan Agung meminta kesediaan para penguasa daerah Mataram untuk membawa dan memimpin pasukan dari daerah asal mereka untuk membantunya menaklukan Surabaya 2 33 Sultan Agung meminta Rangga Gempol untuk menaklukan daerah Madura dengan pertimbangan bahwa ia masih berdarah Madura sedangkan Madura sendiri merupakan pemasok utama persediaan pangan untuk tentara Surabaya selama dikepung oleh Mataram 14 25 Pada tahun 1624 Rangga Gempol lalu berangkat membawa tentara Sumedang ke timur sementara saudara tirinya Rangga Gede menjadi pelaksana tugas Bupati Wedana Parahyangan di Tegal Kalong selama ia berperang 22 34 Terdapat lima kadipaten di Madura saat Mataram menyerbu Surabaya yaitu Arosbaya Balega Pamekasan Sampang dan Sumenep dimana kelimanya merupakan sekutu Surabaya dengan Arosbaya sebagai kekuatan terkuat 35 36 Rangga Gempol membawa tentaranya untuk membantu pasukan Ki Juru Kiting panglima Mataram berusia lanjut yang saat itu ditugaskan untuk menaklukan Madura 37 Dalam menaklukan Madura Rangga Gempol tidak hanya menempuh jalan perang namun juga diplomasi Daerah Sampang yang ketika itu dipertahankan oleh Raden Prasena pewaris sah Arosbaya yang masih berusia muda berhasil dibujuk untuk menyerah ke Mataram 14 38 Kelak Raden Prasena diangkat oleh Sultan Agung sebagai bupati wedana Madura dengan gelar Cakraningrat I 39 Daerah daerah lainnya ditaklukan melalui pertempuran yang banyak menimbulkan korban jiwa tetapi akhirnya seluruh daerah Madura dapat ditaklukan oleh Mataram 2 40 Atas jasa jasanya dalam menaklukan Madura Rangga Gempol diperintahkan untuk tidak pulang ke Tegal Kalong namun menetap di Kerto sebagai pembesar di keraton Mataram Para tentaranya yang ikut menetap dengannya lalu membangun kampung Kasumedangan di sekitar Kerto 41 42 Rangga Gede pun menjadi Bupati Wedana tetap di daerah Parahyangan dengan wakilnya Wangsanata atau lebih dikenal sebagai Dipati Ukur 43 Penaklukan Madura oleh Rangga Gempol pada tahun 1624 mengakibatkan Surabaya tidak bisa lagi bertahan dengan mengandalkan pasokan pangan dari sekutunya tersebut 44 45 Pertahanan Surabaya semakin melemah setelah Sungai Brantas dibendung oleh tentara Mataram dimana tidak ada pasokan air menuju Surabaya sehingga penduduknya dilanda kelaparan yang parah Di tahun 1625 akhirnya Surabaya yang dipimpin oleh Adipati Jayalengkara memutuskan untuk menyerah kepada Mataram 1 45 Kematian SuntingKehidupan Rangga Gempol sebagai pembesar Mataram tidak banyak tercatat dalam sejarah Namun diceritakan bahwa Rangga Gede pernah berkunjung ke Kerto untuk mengunjungi saudaranya dimana mereka berdua berbincang terkait keberhasilan atas penaklukan Madura Rangga Gempol berkelakar dengannya kalau ia bisa saja menaklukan Mataram hanya dalam waktu setengah hari 7 46 Perkataan Rangga Gempol yang bersifat candaan ini lalu sampai ke telinga Dipati Ukur di Parahyangan yang lalu melaporkan hal kembali ini ke keraton Kerto Sontak Sultan Agung berang setelah mendengar kabar tersebut dimana ia menganggap Rangga Gempol memiliki sikap yang sangat jemawa dan meremehkan Mataram 47 48 Pada tahun 1625 Sultan Agung menjatuhkan hukuman mati terhadap Rangga Gempol dengan cara dipancung Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Lempuyanganwangi yang saat ini terletak di selatan Stasiun Lempuyangan Kota Yogyakarta 24 41 Rangga Gempol menikah dengan Nyi Mas Sulhalimah yang bergelar Ratu Widari selama menjadi permaisuri Sumedang Larang dan dikaruniai 5 anak yaitu Suriadiwangsa II Kartajiwa Mangunrana Nyi Sumalintang Sudarsah Nyi Nustawijah dan Tampangkil Suriadiwangsa II kelak pada tahun 1627 berkomplot dengan Sultan Abul Mafakhir untuk menyerbu Sumedang dengan tujuan merebut kepemimpinan Parahyangan dari Rangga Gede dan bergabung sebagai wilayah Banten meski serbuan ini akhirnya berhasil digagalkan oleh Dipati Ukur 14 34 49 Warisan SuntingKeputusan Suriadiwangsa atau Rangga Gempol untuk bergabung dengan Mataram memiliki dampak yang besar dan mendalam untuk penduduk Tatar Sunda kecuali di Banten dan Cirebon Struktur administrasi di tatar Sunda mengalami perombakan dimana Sultan Agung membagi bagi wilayah Parahyangan yang dipimpin oleh para bupati kaum menak yang diangkat langsung olehnya dan sultan sultan penerusnya Kaum menak ini lalu menjadi kelas elit baru dalam masyarakat Sunda dimana mereka dihormati masyarakat layaknya raja raja Sunda terdahulu 9 50 51 Bahasa Sunda di wilayah Parahyangan dan sekitarnya mulai mengenal tingkatan penggunaan bahasa undak usuk yaitu penggunaan bahasa halus lemes dan bahasa hormat luluhur pangagung yang diperkenalkan di masa pemerintahan Mataram Tingkatan ini tidak ditemukan dalam Bahasa Sunda Banten dikarenakan Banten tidak pernah berada di bawah kendali Mataram 52 53 54 Budaya masyarakat sawah di Tatar Sunda juga mulai diperkenalkan oleh Mataram Sejak era Kerajaan Tarumanegara masyarakat Sunda merupakan masyarakat dengan budaya berladang ngahuma dimana mereka lazim berpindah pindah lahan untuk membuka ladang di tempat yang dianggap subur 52 55 Setelah wilayah Parahyangan menjadi bagian dari Mataram budaya masyarakat sawah yang berasal dari timur mulai diterapkan oleh masyarakat Sunda terutama penduduk Karawang yang pernah memasok pasukan Sultan Agung ketika menyerbu Batavia 56 57 Keponakannya Rangga Gempol II juga berperan langsung dalam memperkenalkan kesenian tembang Sunda Mamaos yang merupakan adaptasi dari kesenian tembang yang terdapat di Mataram di abad ke 17 58 59 Kelak kesenian tembang Sunda hasil pengenalan dari timur ini berkembang menjadi bentuk kesenian Sunda yang dikenal saat ini seperti Tembang Cianjuran 60 61 62 Wilayah Parahyangan sendiri baru terlepas sepenuhnya dari Mataram setelah adanya Perjanjian pada tahun 1705 dimana Mataram mengakui kedaulatan VOC atas seluruh wilayah Parahyangan 63 64 Penguasaan VOC atas Parahyangan ini memberikan banyak keuntungan kepada para bupati melalui pembukaan berbagai perkebunan kopi dan teh di Parahyangan 21 65 Namun dalam perkembangannya VOC semakin sering mencampuri urusan para bupati seperti dalam urusan pengangkatan pejabat pejabat kabupaten 66 67 Provinsi Jawa Barat di era Hindia Belanda sendiri baru terbentuk setelah Perang Diponegoro berakhir pada tahun 1830 dimana wilayah Parahyangan bersama dengan Banten Batavia dan Cirebon merupakan bagian dari provinsi ini 34 68 Nama Rangga Gempol diabadikan sebagai salah satu nama jalan di Kec Bandung Wetan Kota Bandung 69 Rujukan Sunting a b c d e f g h i S Euis Thresnawaty 2011 03 01 SEJARAH KERAJAAN SUMEDANG LARANG Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 3 1 154 168 doi 10 30959 patanjala v3i1 276 ISSN 2598 1242 a b c d e f g h Iskandar Yoseph 1997 Sejarah Jawa Barat yuganing rajakawasa Geger Sunten Prizilla Aquamila Mariam Neng 2016 08 02 Re design Ragam Hias Hanjuang Untuk Kain Panjang Tradisional Dengan Menggunakan Teknik Batik eProceedings of Art amp Design 3 2 ISSN 2355 9349 Raditya Iswara N Pesona Ratu Harisbaya Memicu Konflik Sumedang vs Cirebon tirto id Diakses tanggal 2019 08 17 Ramadhanny Fitraya Siapa Ali Nurul Alam Sang Patih Arya Gajah Mada detiknews Diakses tanggal 2019 08 17 Hasan H Ahmad Zaini 2014 01 01 PERLAWANAN DARI TANAH PENGASINGAN Kiai Abbas Pesantren Buntet dan Bela Negara Lkis Pelangi Aksara ISBN 9786021491324 a b Tjandrasasmita Uka 2009 Arkeologi Islam Nusantara Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 9789799102126 Simpay kalawarta Paguyuban Pasundan 1996 a b Caturwati Endang 2007 Tari di tatar Sunda Sunan Ambu Press ISBN 9789798967191 Jakarta Jakarta Yayasan Lohdjinawi 1989 Danasasmita Ma mur 2001 Wacana bahasa dan sastra Sunda lama STSI Press Bandung Abdurachman 1986 Naskah Sunda lama di Kabupaten Sumedang Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jejak Penyebar Islam di Sumedang Pangeran Santri Sebarkan Agama dengan Pendekatan Budaya Tribun Jabar Diakses tanggal 2019 08 17 a b c d e f Lasmiyati Lasmiyati 2014 06 01 DITIOENG MEMEH HOEDJAN PEMIKIRAN PANGERAN ARIA SURIA ATMADJA DALAM MEMAJUKAN PEMUDA PRIBUMI DI SUMEDANG 1800 1921 Patanjala Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 6 2 223 238 doi 10 30959 ptj v6i2 196 ISSN 2598 1242 Kasim Supali 2012 Budaya Dermayu Nilai Nilai Historis Estetis dan Transendental Gapura Publishing com ISBN 9786021889022 Wangsakerta Pangeran Atja 1991 Pustaka rajya rajya i bhumi Nusantara Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda Sundanologi Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ISBN 9789794591369 Pariwisata Jawa Barat Indonesia Dinas 1986 Wajah pariwisata Jawa Barat Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tingkat 1 Jawa Barat Yayasan 17 Oktober ISBN 9789798075001 a b Penyebaran Islam Di Daerah Galuh Sampai Dengan Abad Ke 17 Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI 2010 ISBN 9789797973025 Sejarah Jakarta dari zaman prasejarah sampai Batavia tahun 1750 Pemerintah DKI Jakarta Dinas Museum amp Sejarah 1977 Permuseuman Jakarta Raya Indonesia Dinas Kebudayaan dan 2007 Sejarah kotatua Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dinas Kebudayaan dan Permuseuman a b Ekajati Edi Suhardi 1984 Masyarakat Sunda dan kebudayaannya Girimukti Pasaka a b Widjajakoesoema R D Asikin Saleh R Mohammad 1960 Rutjatan Sadjarah Sumedang samemeh sarta nepi ka tjampurna djeung kumpeni dalam bahasa Sunda Firma Dana Guru Ruhaliah 2010 01 01 Sajarah Sunda samemeh taun 1945 dalam bahasa Sunda JPBD FPBS UPI ISBN 9786028460095 a b West Java Miracle Sight A Mass of Verb and Scene Information MPI Foundation 2005 a b Kartodirdjo Sartono 1987 Pengantar sejarah Indonesia baru 1500 1900 Dari emporium sampai imperium Gramedia ISBN 9789794031292 Widyasancaya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2006 ISBN 9789799557995 Ekadjati Edi S Hardjasaputra A Sobana Anggawisastra Ade Kosmaya Masduki Aam 1994 01 01 Empat Sastrawan Sunda Lama Direktorat Jenderal Kebudayaan Sejarah Purwakarta Pemerintah Kabupaten Purwakarta Badan Pariwisata 2008 Gatra Era Media Informasi 2005 Ali Ahmad Saiful 1994 EKSPANSI MATARAM TERHADAP SURABAYA ABAD KE 17 tinjauan historis tentang penaklukan Surabaya oleh mataram abad ke 17 dalam bahasa Inggris UIN Sunan Ampel Surabaya Nasution 2006 Ekonomi Surabaya pada masa kolonial 1830 1930 Pustaka Intelektual ISBN 9789792506808 Sejarah perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme di Jawa Tengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional 1983 Moedjanto G 1986 The concept of power in Javanese culture dalam bahasa Inggris Gadjah Mada University Press ISBN 9789794200247 a b c Kawit Proyek Penunjang Peningkatan Kebudayaan Nasional Propinsi Jawa Barat 1991 Negeri Indonesia Departemen Dalam 1985 Departemen Dalam Negeri tugas fungsi dan peranannya dalam pemerintah di Daerah Departemen Dalam Negeri Kasdi Aminuddin 2003 Perlawanan penguasa Madura atas hegemoni Jawa relasi pusat daerah pada periode akhir Mataram 1726 1745 Jendela Graaf Hermanus Johannes de 1986 Puncak kekuasaan Mataram politik ekspansi Sultan Agung Grafitipers Graaf Hermanus Johannes de 1985 Kerajaan kerajaan Islam pertama di Jawa kajian sejarah politik abad ke 15 dan ke 16 Grafitipers Seminar Sejarah Nasional III Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional 1983 Dijk Kees Van 1995 Across Madura Strait The Dynamics of an Insular Society dalam bahasa Inggris KITLV Press ISBN 9789067180917 a b Patanjala jurnal penelitian sejarah dan budaya Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2014 duniakeris 2018 03 21 Sumedang Larang kepada Lintasan Sejarah Tatar Sunda DUNIA KERIS dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2019 08 18 Lubis Nina Herlina 1998 Kehidupan kaum menak Priangan 1800 1942 Pusat Informasi Kebudayaan Sunda Widodo Dukut Imam 2002 Soerabaia tempo doeloe Dinas Pariwisata Kota Surabaya a b A History of Modern Indonesia c 1300 to the Present dalam bahasa Inggris Macmillan International Higher Education 1981 12 01 ISBN 9781349166459 Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaran Blog Archive Sumedang Pada Masa Pengaruh Kesultanan Mataram 1601 1706 dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2019 08 18 Ensiklopedi Sunda alam manusia dan budaya termasuk budaya Cirebon dan Betawi Pustaka Jaya 2000 ISBN 9789794192597 KomunitasAleut 2011 01 29 Dipati Ukur an Honourable Hero or a Legendary Loser Dunia Aleut Diakses tanggal 2019 08 18 Lubis Nina Herlina 2001 Konflik elite birokrasi biografi politik Bupati R A A Martanagara Humaniora Utama Press ISBN 9789799231529 Rosidi Ajip 1984 Manusia Sunda sebuah esai tentang tokoh tokoh sastera dan sejarah Inti Idayu Press Sujana Anis 2002 Tayuban kalangenan menak Priangan STSI Press Bandung ISBN 9789798967146 a b Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Budaya Dalam Membangun Karakter Bangsa 30 September 2014 Kampus Pascasarjana IHDN Denpasar Bali Kementerian Agama Republik Indonesia Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar 2014 ISBN 9786029721799 M Ds Irma Russanti S Pd 2019 03 05 Sejarah Perkembangan Kebaya Sunda Pantera Publishing ISBN 9786026013729 Alwasilah Adeng Chaedar Setiawan Hawe Hidayat Rachmat Taufiq Rosidi Ajip 2008 Jejak langkah urang Sunda 70 tahun Ajip Rosidi Kiblat Politik jati diri urang Sunda dalam memperkuat pembangunan karakter bangsa Kerjasama Pusat Kajian Lintas Budaya Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2011 ISBN 9786028795326 Rosidi Ajip Ekajati Edi Suhardi Alwasilah Adeng Chaedar Rancage Yayasan Kebudayaan 2006 Konferensi Internasional Budaya Sunda KIBS prosiding Yayasan Kebudayaan Rancage Proceedings Seminar Nasional Sastra dan Sejarah Pakuan Pajajaran Diterbitkan oleh Universitas Pakuan Bogor dan Yayasan Pembangunan Jawa Barat 1993 Indonesia Badan Musjarawat Kebudajaan Nasional 1958 Sejarah pendidikan daerah Jawa Barat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah 1984 Wiratmaja Apung S 2007 Mengenal seni tembang Sunda Wahana Iptek Bandung Hermawan Deni 2002 Etnomusikologi beberapa permasalahan dalam musik Sunda STSI Press ISBN 9789798967139 Wiradiredja Yus 2014 Tembang Sunda Cianjuran di Priangan 1834 2009 dari seni kalangenan sampai seni pertunjukan Sunan Ambu Press ISBN 9789798967306 Daerah Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan 1977 Sejarah Daerah Jawa Barat Direktorat Jenderal Kebudayaan Schrieke Bertram Johannes Otto 1975 Sedikit uraian tentang pranata perdikan Bhratara Leirissa R Z Manilet Ohorella G A Tangkilisan Yuda B Nasional Indonesia Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah 1996 Sejarah perekonomian Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Pustaka Ilmiah Universitas Padjadjaran Blog Archive Sunda Sejarah Budaya dan Politik dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2019 08 18 Suhendar Endang Winarni Yohana Budi 1998 Petani dan konflik agraria AKATIGA ISBN 9789798589324 Bisri Cik Hasan Heryati Yeti Rufaidah Eva 2005 Pergumulan Islam dengan kebudayaan lokal di Tatar Sunda Kaki Langit Barat Pemerintah Provinsi Jawa Opera Mini Siap Digelar Di Kota Bandung jabarprov go id Diakses tanggal 2019 08 18 pranala nonaktif permanen Gelar kebangsawananDidahului oleh Prabu Geusan Ulun Raja Sumedang Larang1608 1620 Diteruskan oleh Kerajaan ditiadakanJabatan politikDidahului oleh Posisi baru Bupati Sumedang1620 1624 Diteruskan oleh Rangga Gede Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Rangga Gempol I amp oldid 24079763