www.wikidata.id-id.nina.az
Sunan Gunung Jati lahir dengan nama Tu Ang Pho atau lebih di kenal sebagai Sayyid Al Kamil adalah salah seorang dari Walisongo ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang Putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi Syarifah Mudaim Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatulloh Sultan Cirebon ke 1Masa jabatan 1482 1568PendahuluJabatan baruPenggantiFatahillahTumenggung CirebonMasa jabatan 1479 1482PendahuluPangeran CakrabuanaPenggantiJabatan dihapusInformasi pribadiLahirSyarif Hidayatullah1448Meninggal19 September 1568Kesultanan CirebonMakamAstana Gunung SembungAgamaIslamPasanganNyai Ratu Dewi PakungwatiNyai Ratu KawungantenNyai BabadanNyai Ageng TepasariNyai Lara BaghdadOng Tien NioAnakSabakingkingPasareanRatu AyuWinahonTrusmiBratakelanaJayalelanaOrang tuaSyarif Abdullah Umdatuddin ayah Rara Santang ibu DenominasiSunniDikenal sebagaiWali SangaPemimpin MuslimPendahuluMaulana Muhammad Ali AkbarPenerusMaulana HasanuddinSyarif Hidayatullah sampai di Cirebon pada tahun 1470 Masehi yang kemudian dengan dukungan Kesultanan Demak dan Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana Tumenggung Cirebon pertama sekaligus uwak Syarif Hidayatullah dari pihak ibu ia dinobatkan menjadi Tumenggung Cirebon ke 2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati Nama Syarif Hidayatullah kemudian diabadikan menjadi nama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di daerah Tangerang Selatan Banten Sedangkan nama Sunan Gunung Jati diabadikan menjadi nama Universitas Islam negeri di Bandung yaitu Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati 1 dan Korem 063 Sunan Gunung Jati di Cirebon Daftar isi 1 Silsilah 1 1 Pelurusan Sejarah Silsilah Dalam Negara Kertabumi 2 1 2 Naskah Kaprabonan 1 3 Kitab Purwaka Caruban Nagari 3 1 3 1 Sedangkan salah satu versi utama yang menjadi rujukan umum berbagai pihak yang isinya selaras dengan Kitab Negara Kertabumi adalah 1 4 Silsilah Sunan Gunung Jati 2 Riwayat Hidup 2 1 Proses Belajar 2 2 Pernikahan 2 3 Kesultanan Cirebon 2 4 Kesultanan Demak 3 Pendirian Kesultanan Banten amp Jatuhnya Sunda Kelapa 3 1 Syiar Islam ke Banten dan Pendirian Kesultanan Banten 3 1 1 Latar Belakang Penguasaan Banten 3 1 2 Penguasaan Banten 3 1 3 Penyatuan Banten 3 2 Perundingan Yang Sangat Menentukan 4 Wafat 5 Referensi 6 Pranala luar 7 Rujukan KitabSilsilah SuntingSyarif Hidayatullah adalah putra dari Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam yang menikah dengan Nyi Mas Rara Santang putri dari Jayadewata yang bergelar Sri Baduga Maharaja yang setelah menikah dengan Syarif Abdullah bergelar Syarifah Mudaim Ayah Syarif Hidayatullah adalah seorang penguasa Mesir putra dari Ali Nurul Alim bin Jamaluddin Akbar al Husaini seorang keturunan dari Rasulullah dari sayyid fam Al HusainiPada masa lalu terdapat puluhan naskah yang menjelaskan tentang silsilah Syarif Hidayatullah yang diklaim oleh beberapa pihak dan menimbulkan kesimpangsiuran sehingga pada masa pertemuan agung para cendekiawan sejarawan bangsawan dan alim ulama senusantara dan mancanegara bahasa Cirebon Gotra Sawala pertama yang dimulai pada tahun 1677 di Cirebon maka Pangeran Raja Nasiruddin bergelar Wangsakerta mengadakan penelitian dan penelusuran serta pengkajian naskah naskah tersebut bersama para ahli ahli di bidangnya Hasilnya pada tahun 1680 disusunlah kitab Negara Kertabumi yang di dalamnya memuat bab tentang silsilah Syarif Hidayatullah Tritiya Sarga yang sudah diluruskan dari kesimpangsiuran klaim oleh banyak pihak Pelurusan Sejarah Silsilah Dalam Negara Kertabumi 2 Sunting Penelusuran sejarah tentang asal usul Syarief Hidayatullah telah dilakukan oleh Pangeran Raja PR Nasiruddin dengan melakukan penelitian terhadap naskah naskah yang ada dengan dibantu oleh para ahli di bidangngnya dalam pertemuan agung Gotra Sawala pertama di Cirebon penelusuran tersebut menghasilkan sebuah kitab yang diberi nama Negara Kertabhumi yang memuat bab tentang silsilah Syarief Hidayatullah dalam Tritiya Sarga isinya sebagai berikut Syarif Hidayatullah Sayyid Al Kamil Susuhunan Jati Susuhunan Cirebon bin Syarif Abdullah Nyi Hajjah Syarifah Mudaim binti Raja Pajajaran Sunda Nyi Mas Rara Santang Ali Nurul Alam Puteri Mesir Jamaluddin Al Husein Al Amir Akhmad Syekh Jalaludin Amir Abdullah Khan Abdul Malik India Alwi Ammul faqih Hadhramaut Muhammad Shohib Mirbath Ali Khali Qasam Alwi Shohib Bait Jubair Muhammad Maula As Shauma ah Alwi Al Mubtakir Ubaidillah jalur ini masih sedang dalam penilitian oleh para ahli nasab Ahmad Al Muhajir Isa Al Rumi Muhammad An Naqib Ali Al Uraidhi Ja far Ash Shadiq Madinah Muhammad Al Baqir Ali Zainal Abiddin Husein As Syahid Sayyidah Fatimah Al Zahra RA Nabi Muhammad Rasulullah SAW Abdullah Abdul Muthalib Hasyim Abdul Manaf Qusay Kilab Murroh Ka ab Luay Ghalib Dst Naskah Kaprabonan Sunting Kanjeng Nabi Muhamad SAW Sarifah Siti Fatimah Husen Jaenal Abidin Muhammad Mubarakin Imam Ja far Sidiq Musa Kalijam Habi Jamali Amad Nakiddi Ali Nakiddi Hasan Sukri Muhammad Dadi Raja Banissrail Ratu Mesir Raja Duta Kanjeng Sinuhun Carbon Syarif Hidayatullah Sunan GunungjatiKitab Purwaka Caruban Nagari 3 Sunting Nabi Muhammad SAW Siti Fatimah Sayid Husen Sayid Abidin Muhammad Baqir Ja far Sidik Kasim al Malik Idris Al Baqir Ahmad Baidillah Muhammad Alwi al Mishri Abdul Malik Amir Ali Nurul Alim Syarif Abdullah Sultan Hut Sultan Mahmud Sunan Gunung JatiSedangkan salah satu versi utama yang menjadi rujukan umum berbagai pihak yang isinya selaras dengan Kitab Negara Kertabumi adalah Sunting Silsilah Sunan Gunung Jati Sunting 1 Nabi Muhammad Saw 2 Sayyidah Fatimah Az Zahra Sayyidina Ali 3 Sayyidina Hussein As Sibthi 4 Syarif Ali Zainal Abidin 5 Syarif Muhammad Al Baqir 6 Syarif Ja far As Shodiq 7 Syarif Musa Al Kadzim 8 Syarif Ali Ar Ridho 9 Syarif Muhammad At Taqi 10 Syarif Ali An Naqi 11 Syarif Hasan Al Askari 12 Syarif Muhammad Al Mahdi 13 Syarif Ali 14 Syarif isa 15 Syarif Yahya Uzbekistan 16 Syarif Abdullah 17 Syarif Ahmad 18 Syarif Jalaludin 19 Syarif Ahmad Jumadil Kubro 20 Syarif Ali Nurul Alam 21 Syarif Abdullah Umdatudin 22 Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Riwayat Hidup SuntingProses Belajar Sunting Raden Syarif Hidayatullah mewarisi kecenderungan spiritual dari kakek buyutnya Jamaluddin Akbar al Husaini sehingga ketika telah selesai menimba ilmu di pesantren Syekh Datuk Kahfi ia meneruskan pembelajaran agamanya ke Timur Tengah Babad Cirebon menyebutkan ketika Pangeran Cakrabuwana membangun Kota Cirebon dan tidak mempunyai pewaris maka sepulang dari Timur Tengah Syarif Hidayatullah mengambil peranan mambangun kota dan menjadi pemimpin perkampungan Muslim yang baru dibentuk itu setelah Uwaknya wafat Pernikahan Sunting Memasuki usia dewasa sekitar tahun 1470 1480 ia menikahi adik dari Bupati Banten saat itu Nyai Kawunganten Dari pernikahan ini lahirlah Ratu Wulung Ayu dan Maulana Hasanuddin Maulana Hasanuddin inilah yang kelak menjadi Raja Banten pertama Kesultanan Cirebon Sunting Pada tahun 1478 diadakan sebuah musyawarah para wali di Tuban Jawa Timur untuk mencari pengganti Sunan Ampel sebagai pimpinan para wali akhirnya terpilihlah Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati sejak saat itu pusat kegiatan para wali dipindahkan ke gunung Sembung kecamatan Gunung Jati kabupaten Cirebon propinsi Jawa Barat Pusat kegiatan keagamaan ini kemudian disebut sebagai Puser Bumi bahasa Indonesia pusatnya dunia 4 Pada tahun 1479 M kedudukan pangeran Walangsungsang sebagai penguasa Cirebon kemudian digantikan putra adiknya yakni Syarif Hidayatullah anak dari pernikahan Nyai Rarasantang dengan Syarif Abdullah dari Mesir yang sebelumnya menikahi Nyimas Pakungwati putri dari Pangeran Walangsungsang dan Nyai Indang Geulis yang setelah wafat dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Muhammad Syarif Abdullah dan bergelar pula sebagai Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Jati Purba Panetep Panatagama Awlya Allah Kutubid Jaman Khalifatur Rasulullah 5 Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga selalu mendekati kakeknya yakni Jaya Dewata prabu Silih Wangi agar berkenan memeluk agama Islam seperti halnya neneknya Nyai Subang Larang yang memang sudah lama menjadi seorang muslim jauh sebelum menikah dengan prabu Silih Wangi tetapi hal tersebut tidak membuahkan hasil pada tahun 1482 pada saat kekuasaan kerajaan Galuh dan Sunda sudah menjadi satu kembali di tangan prabu Silih Wangi seperti yang tertuang dalam naskah Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Arya Carbon Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijriah Pada tanggal 12 Shafar 887 Hijriah atau tepatnya pada tanggal 2 April 1482 Masehi akhirnya Syarif Hidayatullah membuat maklumat yang ditujukan kepada prabu Silih Wangi selaku Raja Pakuan Pajajaran bahwa mulai saat itu Cirebon tidak akan lagi mengirimkan upeti 4 5 Maklumat tersebut kemudian diikuti oleh para pembesar di wilayah Cirebon bahasa Cirebon gegeden Untuk memperkuat hubungan dengan kesultanan Demak dilakukan dengan pernikahan putra putri kedua kesultanan 6 Pangeran Maulana Hasanudin dengan Ratu Ayu Kirana Pangeran Jayakelana dengan Ratu Ayu Pembayun Pangeran Bratakelana dengan Ratu Nyawa Ratu Ayu Wulan Ratu Ayu dengan Yunus Abdul Kadir Pangeran Sabrang Lor menikah pada 1511 yang menjadi Sultan Demak kedua pada 1518 Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada kesultanan Cirebon dimulailah oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati kemudian diyakini sebagai leluhur dari dinasti raja raja kesultanan Cirebon dan kesultanan Banten serta penyebar agama Islam di Jawa Barat seperti Majalengka Kuningan Kawali Galuh Sunda Kelapa dan Banten 7 Kesultanan Demak Sunting Masa ini kurang banyak diteliti para sejarawan hingga tiba masa pendirian Kesultanan Demak tahun 1487 yang mana Walisongo memberikan peranan penting dalam sejarah pendiriannya Pada masa ini Syarif Hidayatullah berusia sekitar 37 tahun kurang lebih sama dengan usia Raden Patah yang baru diangkat menjadi Sultan Demak pertama Dengan diangkatnya Raden Patah sebagai Sultan di Pulau Jawa bukan hanya di Demak maka Cirebon menjadi semacam Negara Bagian atau Vasal dari Kesultanan Demak Hal ini sesuai dengan strategi yang telah digariskan Sunan Ampel Ulama yang paling dituakan di Dewan Muballigh Walisongo bahwa agama Islam akan disebarkan di Pulau Jawa dengan Kesultanan Demak sebagai pelopornya Pendirian Kesultanan Banten amp Jatuhnya Sunda Kelapa SuntingSetelah pendirian Kesultanan Demak antara tahun 1490 hingga 1518 adalah masa masa paling sulit baik bagi Syarif Hidayatullah maupun Raden Patah karena proses Islamisasi secara damai mengalami gangguan internal dari Kerajaan Sunda Galuh sekarang bagian dari Jawa Barat dan Majapahit di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta gangguan eksternal dari Portugis yang telah mulai melakukan ekspansi di wilayah Asia Tenggara Raja Pakuan di awal abad 16 seiring masuknya Portugis di Pasai dan Malaka merasa mendapat sekutu untuk mengurangi pengaruh Syarif Hidayatullah yang telah berkembang di Cirebon dan Banten Di saat yang genting inilah Syarif Hidayatullah berperan dalam membimbing Pati Unus dalam pembentukan armada gabungan Kesultanan Banten Demak Cirebon di Pulau Jawa dengan misi utama mengusir Portugis dari wilayah Asia Tenggara Kegagalan Ekspedisi Jihad II Pati Unus yang sangat fatal pada tahun 1521 kemudian memaksa Syarif Hidayatullah merombak pimpinan armada gabungan yang masih tersisa dan mengangkat Tubagus Pasai sebagai Panglima berikutnya yang menyusun strategi baru untuk memancing Portugis bertempur di Pulau Jawa menggantikan Pati Unus yang syahid di Malaka Syiar Islam ke Banten dan Pendirian Kesultanan Banten Sunting Pada masa awal kedatangannya ke Cirebon Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati bersama dengan Pangeran Walangsungsang sempat melakukan syiar Islam di wilayah Banten yang pada masa itu disebut sebagai Wahanten Syarif Hidayatullah dalam syiarnya menjelaskan bahwa arti jihad perang tidak hanya dimaksudkan perang melawan musuh musuh saja namun juga perang melawan hawa nafsu penjelasan inilah yang kemudian menarik hati masyarakat Wahanten dan Pucuk Umun 8 penguasa Wahanten Pasisir Pada masa itu di wilayah Wahanten terdapat dua penguasa yaitu Sang Surosowan anak dari Prabu Jaya Dewata atau Silih Wangi yang menjadi Pucuk Umun penguasa untuk wilayah Wahanten Pasisir dan Arya Suranggana yang menjadi Pucuk Umun untuk wilayah Wahanten Girang 9 Di wilayah Wahanten Pasisir Syarif Hidayatullah bertemu dengan Nyai Kawung Anten putri dari Sang Surosowan keduanya kemudian menikah dan dikaruniai dua orang anak yaitu Ratu Winaon lahir pada 1477 M dan Pangeran Maulana Hasanuddin Pangeran Sabakingkin nama pemberian dari kakeknya Sang Surosowan yang lahir pada 1478 M 6 Sang Surosowan walaupun tidak memeluk agama Islam namun sangat toleran kepada para pemeluk Islam yang datang ke wilayahnya Syarif Hidayatullah kemudian kembali ke Kesultanan Cirebon untuk menerima tanggung jawab sebagai penguasa Kesultanan Cirebon pada 1479 setelah sebelumnya menghadiri rapat para Wali di Tuban yang menghasilkan keputusan menjadikan Sunan Gunung Jati sebagai pemimpin dari para Wali Latar Belakang Penguasaan Banten Sunting Perkawinan Pangeran Sabrang Lor Yunus Abdul Kadir dengan Ratu Ayu putri Sunan Gunung Jati terjadi 1511 Sebagai Senapati Sarjawala panglima angkatan laut Kerajaan Demak Sabrang Lor untuk sementara berada di Cirebon kelak Yunus Abdul Kadir akan menjadi Sultan Demak pada 1518 Persekutuan Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak ini sangat mencemaskan Jaya Dewata Siliwangi di Pakuan Tahun 1512 ia mengutus putra mahkota Surawisesa menghubungi Panglima Portugis Afonso de Albuquerque di Malaka yang ketika itu baru saja gagal merebut Pelabuhan Pasai milik Kesultanan Samudera Pasai 10 Pada tahun 1513 M Tome Pires pelaut Portugis menyatakan dalam catatannya bahwa sudah banyak dijumpai orang Islam di pelabuhan Banten 11 Syarif Hidayatullah mengajak putranya Maulana Hasanuddin untuk berangkat ke Mekah 12 sekembalinya dari Mekah Syarif Hidayatullah dan putranya yaitu Maulana Hasanuddin kemudian melakukan dakwah Islam dengan sopan ramah serta suka membantu masyarakat sehingga secara sukarela sebagian dari mereka memeluk dan taat menjalankan agama Islam dari aktivitas dakwah ini di wilayah Banten Syarif Hidayatullah dikenal dengan nama Syekh Nurullah Syekh yang membawa cahaya Allah SWT 13 yang kemudian aktivitas dakwah ini dilanjutkan oleh Maulana Hasanuddin hingga ke pedalaman Wahanten seperti gunung Pulosari di kabupaten Pandeglang di mana ia pernah tinggal selama sekitar 10 tahun untuk berdakwah kepada para ajar pendeta gunung Karang gunung Lor hingga ke Ujung Kulon dan pulau Panaitan 14 dengan pola syiar yang kurang lebih sama seperti yang dilakukan ayahnya Pada tahun 1521 Jaya Dewata Prabu Siliwangi mulai membatasi pedagang muslim yang akan singah di pelabuhan pelabuhan Kerajaan Sunda hal ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh Islam yang akan diterima oleh para pedagang pribumi ketika melakukan kontak perdagangan dengan para pedagang muslim namun upaya tersebut kurang mendatangkan hasil yang memuaskan karena pada kenyataannya pengaruh Islam jauh lebih kuat dibandingkan upaya pembatasan yang dilakukan tersebut bahkan pengaruh Islam mulai memasuki daerah pedalaman kerajaan Sunda Pada tahun itu juga Kerajaan Sunda berusaha mencari mitra koalisi dengan negara yang dipandang memiliki kepentingan yang sama dengan kerajaan Sunda Jaya Dewata Siliwangi memutuskan untuk menjalin persahabatan dengan Portugis dengan tujuan dapat mengimbangi kekuatan pasukan Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon Pada tahun 1521 untuk merealisasikan persahabatan tersebut Jaya Dewata Siliwangi mengirim beberapa utusan ke Malaka di bawah pimpinan Ratu Samiam Surawisesa mereka berusaha meyakinkan bangsa Portugis bagi suatu persahabatan yang saling menguntungkan antara Kerajaan Sunda dan Portugis Surawisesa memberikan penawaran kepada Portugis untuk melakukan perdagangan secara bebas terutama lada di pelabuhan pelabuhan milik Kerajaan Sunda sebagai imbalannya Surawisesa mengharapkan bantuan militer dari Portugis apabila Kerajaan Sunda diserang oleh Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon dengan memberi hak kepada Portugis untuk membangun benteng 10 Pada tahun 1522 Gubernur Alfonso d Albuquerque yang berkedudukan di Malaka mengutus Henrique Leme untuk menghadiri undangan Raja Sunda Surawisesa dalam naskah Portugis disebut sebagai Raja Samiam 15 untuk membangun benteng keamanan di Sunda Kalapa guna melawan orang orang Cirebon yang menurutnya bersifat ekspansif Pada tanggal 21 Agustus 1522 dibuatlah suatu perjanjian yang menyebutkan bahwa orang Portugis akan membuat loji perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng di Sunda Kelapa 16 dan Banten sedangkan Sunda Kelapa akan menerima barang barang yang diperlukan Raja Sunda Surawisesa akan memberikan kepada orang orang Portugis 1 000 keranjang lada sebagai tanda persahabatan sebuah batu peringatan atau padrao dibaca Padraun dibuat untuk memperingati peristiwa itu Padrao dimaksud disebut dalam cerita masyarakat Sunda sebagai Layang Salaka Domas dalam cerita rakyat Mundinglaya Dikusumah dari pihak kerajaan Sunda perjanjian ditandatangani oleh Padam Tumungo yang terhormat Tumenggung Samgydepaty Sang Depati e outre Benegar dan bendahara e easy o xabandar dan Syahbandar 17 Syahbandar Sunda Kelapa yang menandatangani bernama Wak Item dari kalangan muslim Betawi dia menandatangani dengan membubuhkan huruf Wau dengan Khot 18 Penguasaan Banten Sunting Pada tahun 1522 19 Maulana Hasanuddin membangun kompleks istana yang diberi nama keraton Surosowan pada masa tersebut dia juga membangun alun alun pasar masjid agung serta masjid di kawasan Pacitan 20 Sementara yang menjadi pucuk umum penguasa di Wahanten Pasisir adalah Arya Surajaya putra dari Sang Surosowan dan paman dari Maulana Hasanuddin setelah meninggalnya Sang Surosowan pada 1519 M Arya Surajaya diperkirakan masih memegang pemerintahan Wahanten Pasisir hingga tahun 1526 M 21 Pada tahun 1524 M Sunan Gunung Jati bersama pasukan gabungan dari kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak mendarat di pelabuhan Banten 22 Pada masa ini tidak ada pernyataan yang menyatakan bahwa Wahanten Pasisir menghalangi kedatangan pasukan gabungan Sunan Gunung Jati sehingga pasukan difokuskan untuk merebut Wahanten GirangDalam Carita Sajarah Banten dikatakan ketika pasukan gabungan kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak mencapai Wahanten Girang Ki Jongjo seorang kepala prajurit penting dengan sukarela memihak kepada Maulana Hasanuddin 23 Dalam sumber sumber lisan dan tradisional di ceritakan bahwa Pucuk Umun penguasa Banten Girang yang terusik dengan banyaknya aktivitas dakwah Maulana Hasanuddin yang berhasil menarik simpati masyarakat termasuk masyarakat pedalaman Wahanten yang merupakan wilayah kekuasaan Wahanten Girang sehingga pucuk umum Arya Suranggana meminta Maulana Hasanuddin untuk menghentikan aktivitas dakwahnya dan menantangnya sabung ayam adu ayam dengan syarat jika sabung ayam dimenangkan Arya Suranggana maka Maulana Hasanuddin harus menghentikan aktivitas dakwahnya Sabung Ayam pun dimenangkan oleh Maulana Hasanuddin dan dia berhak melanjutkan aktivitas dakwahnya 24 Arya Suranggana dan masyarakat yang menolak untuk masuk Islam kemudian memilih masuk hutan di wilayah Selatan Sepeninggal Arya Suranggana kompleks Banten Girang digunakan sebagai pesanggrahan bagi para penguasa Islam paling tidak sampai di penghujung abad ke 17 25 Penyatuan Banten Sunting Atas petunjuk ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati Maulana Hasanuddin kemudian memindahkan pusat pemerintahan Wahanten Girang ke pesisir di kompleks Surosowan sekaligus membangun kota pesisir 26 Kompleks istana Surosowan tersebut akhirnya selesai pada tahun 1526 19 Pada tahun yang sama juga Arya Surajaya Pucuk Umun penguasa Wahanten Pasisir dengan sukarela menyerahkan kekuasannya atas wilayah Wahanten Pasisir kepada Sunan Gunung Jati hal ini dilakukan agar tidak terjadi pertumpahan darah banyak rakyat karena raja amat sayang dengan rakyatnya sehingga diberikanlah kekuasaan berikutnya ke tangan Sunan Gunung Jati akhirnya kedua wilayah Wahanten Girang dan Wahanten Pasisir disatukan menjadi Wahanten yang kemudian disebut sebagai Banten dengan status sebagai depaten provinsi dari kesultanan Cirebon pada tanggal 1 Muharram 933 Hijriah sekitar tanggal 8 Oktober 1526 M 27 kemudian Sunan Gunung Jati kembali ke kesultanan Cirebon dan pengurusan wilayah Banten diserahkan kepada Maulana Hasanuddin Dari kejadian tersebut sebagian ahli berpendapat bahwa Sunan Gunung Jati adalah Sultan pertama di Banten 28 meskipun demikian Sunan Gunung Jati tidak mentasbihkan dirinya menjadi penguasa sultan di Banten 29 Alasan alasan demikianlah yang membuat pakar sejarah seperti Hoesein Djajadiningrat berpendapat bahwa Sunan Gunung Jatilah yang menjadi pendiri Banten dan bukannya Maulana Hasanuddin Menurut catatan dari Joao de Barros semenjak Banten dan Sunda Kelapa dikuasai oleh kesultanan Islam Banten lah yang lebih ramai dikunjungi oleh kapal dari berbagai negara 26 Pada tahun 1552 Maulana Hasanuddin diangkat menjadi sultan di wilayah Banten oleh ayahnya Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati 30 Perebutan pengaruh antara Kerajaan Sunda Galuh dengan Kesultanan Banten Cirebon segera bergeser kembali ke darat Tetapi Kerajaan Sunda Galuh yang telah kehilangan banyak wilayah menjadi sulit menjaga keteguhan moral para pembesarnya Satu persatu dari para Pangeran dan Putri Pakuan di banyak wilayah jatuh ke dalam pelukan agama Islam Begitu pula sebagian Panglima Perangnya Perundingan Yang Sangat Menentukan Sunting Setelah Pakuan Pajajaran yang merupakan ibu kota Kerajaan Sunda mengalami serbuan besar dari Maulana Yusuf di tahun 1567 hanya satu tahun sebelum ia wafat pada tahun 1568 dalam usia yang hampir 120 tahun terjadi perundingan terakhir Cirebon Sunda antara Maulana Yusuf yang mewakili Syarif Hidayatullah dengan para pembesar istana Pakuan Maulana Yusuf kemudian memberikan 2 opsi sebagai berikut Bagi para pembesar istana Pakuan yang bersedia masuk Islam akan dijaga kedudukan dan martabatnya seperti gelar pangeran putri atau panglima akan tetap disandang mereka juga kemudian dipersilakan tetap tinggal di keraton masing masing Bagi para pembesar istana Pakuan yang tidak bersedia masuk Islam maka harus keluar dari keraton masing masing serta keluar dari ibu kota Pakuan Pajajaran untuk keselamatan mereka sendiri dari serangan tentara Banten amp Cirebon di masa depan Dalam perundingan terakhir yang sangat menentukan dari riwayat Pakuan ini sebagian besar para pangeran dan putri raja menerima opsi pertama Sedangkan para pasukan pengawal istana dan panglimanya sebanyak 40 orang yang merupakan korps elite dari angkatan darat Kerajaan Sunda memilih opsi kedua karena kesetiaan mereka terhadap prabu Nilakendra Para panglima dan pengawal istana tersebut lalu berangkat menuju desa kabuyutan di pedalaman Banten wilayah Cibeo sekarang untuk menetap disana Diyakini mereka inilah cikal bakal penduduk Baduy Dalam saat ini yang terus menjaga anggota pemukiman hanya sebanyak 40 keluarga untuk menandakan keturunan dari 40 pengawal istana Pakuan Keluarga yang tidak terpilih untuk menetap harus pindah ke pemukiman Baduy Luar Sementara Pakuan Pajajaran sendiri masih berdiri sebagai kota biasa sampai kosong dan ditelantarkan di tahun 1579 Prabu Nilakendra sebagai raja Sunda saat itu mengasingkan diri ke selatan sementara penggantinya Raga Mulya atau Prabu Pucuk Umun berkedudukan di Pulasari Pandeglang Dengan segala jasa Syarif Hidayatullah inilah yang kemudian umat Islam di Jawa Barat memanggilnya dengan nama lengkap Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Rahimahullah 31 Wafat Sunting Makam Sunan Gunung JatiSyekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati berpulang ke rahmatullah pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 19 September 1568 Masehi Tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka Sunan Gunung Jati meninggal dalam usia 120 tahun di mana putra dan cucunya tidak sempat memimpin Cirebon karena meninggal terlebih dahulu Kepemimpinan Cirebon dipegang sementara oleh Fatahillah selama 2 tahun antara tahun 1568 sampai ia wafat di tahun 1570 Masehi Takhta Cirebon lalu diwarisi oleh cicitnya Zainul Arifin yang naik takhta di usia 23 tahun dengan gelar Panembahan Ratu Syekh Syarif Hidayatullah kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati oleh warga Cirebon karena ia dimakamkan di komplek pemakaman bukit Gunung Jati yang sekarang dikenal dengan nama Astana Gunung Sembung Referensi Sunting UIN Sunan Gunung Djati Bandung Sejarah UIN Sunan Gunung Djati Bandung UIN Sunan Gunung Djati Bandung Pangeran Raja PR Nasiruddin 1680 Negara Kertabumi Cirebon kesultanan Cirebon Pangeran Raja PR Aria Cirebon 1720 Purwaka Caruban Nagari Cirebon Kesultanan Kacirebonan a b Kurnia Rohmat 2009 Tempat dan Peristiwa Sejarah di Jawa Barat Bandung Sarana Pancakarya Nusa a b Kabupaten Cirebon Sejarah Kabupaten Cirebon Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 07 29 Diakses tanggal 2015 10 16 a b Iskandar Yoseph 2005 Sejarah Jawa Barat Bandung Geger Sunten Muljana Slamet 2005 Runtuhnya kerajaan Hindu Jawa dan timbulnya negara negara Islam di Nusantara PT LKiS Pelangi Aksara hlm 72 ISBN 9798451163 Nafsiah Siti 2000 Prof Hembing pemenang the Star of Asia Award pertama di Asia ketiga di dunia Jakarta Gema Insani Press Ekajati Edi Suhardi Etti R S Abdurrahman 1991 Carita Parahiyangan karya Pangeran Wangsakerta ringkasan konteks sejarah isi naskah dan peta Bandung Yayasan Pembangunan Jawa Barat a b Zahorka Herwig 2007 The Sunda Kingdoms of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with Royal Center of Bogor Over 1000 Years of Propsperity and Glory Jakarta Yayasan Cipta Loka Caraka Michrob Drs Halwani Drs A Mudjahid Chudori 1993 Catatan Masa Lalu Banten Serang Penerbit Saudara Pudjiastuti Titik 2007 Perang Dagang Persahabatan Surat surat Sultan Banten Jakarta Yayasan Obor Indonesia Firdaus Endang 2009 Cerita Rakyat dari Serang Jakarta Grasindo Tim Balitbang dan Diklat Kementrian Agama Republik Indonesia 2007 Kepemimpinan kiai jawara relasi kuasa dalam kepemimpinan tradisional religio magis di pedesaan Banten Jakarta Kementrian Agama Republik Indonesia Pusat Studi Sunda 2006 Mencari gerbang Pakuan dan kajian lainnya mengenai budaya Sunda Bandung Pusat Studi Sunda De Haan Frederik 1932 Oud Batavia Den Haag Antiquariaat Minerva Heuken A 1982 Historical Sites of Jakarta Jakarta Yayasan Cipta Loka Caraka Ridyasmara Rizki 2008 Mengkritisi Peran Fatahilah di Jakarta Jakarta Era Muslim a b Pudjiastuti Titik 2000 Sadjarah Banten suntingan teks dan terjemahan disertai tinjauan aksara dan amanat Depok Universitas Indonesia Untoro Heriyanti Ongkodharma 2007 Kapitalisme Pribumi Awal Kesultanan Banten 1522 1684 Depok Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Effendy Khasan Sumanang Rana Dipaprana 1994 Pertalian keluarga raja raja Jawa Kulon dengan Keraton Pakungwati Sunan Gunung Djati muara terakhir keluarga raja raja Jawa Kulon kota Bandung Indra Prahasta Hendarsyah Amir 2010 Cerita Kerajaan Nusantara Yogyakarta Great Publisher Syahdana Darussalam Jagad 2013 Banten Girang Jejak Peradaban Banten yang Berkembang kota Tangerang Banten Hits Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 08 09 Diakses tanggal 2017 08 24 Sariyun Yugo 1991 Nilai Budaya dalam Permainan Rakyat Jawa Barat Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Syahdana Darussalam Jagad 2015 Gunung Pulasari Kunci Penaklukkan Banten Girang oleh Sunan Gunung Jati kota Tangerang Tangerang Banten Hits Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 08 08 Diakses tanggal 2017 08 24 a b Tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1997 Kongres Nasional Sejarah 1996 Sub tema dinamika sosial ekonomi Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Lubis Nina Herlina 2004 Banten dalam pergumulan sejarah sultan ulama jawara Jakarta LP3ES Ruhimat Mamat Nana Supriatna Kosim 2006 Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Sosiologi Geografi Ekonomi Sejarah Bandung Grafindo Media Pratama Adhyatman Sumarah 1981 Antique ceramics found in Indonesia Jakarta Himpunan Keramik Indonesia Taher Prof dr Tarmizi 2002 Menyegarkan Akidah Tauhid Insani Mati di Era Klenik Jakarta Gema Insani Press Kisah Sunan Gunung Jati dan Misteri Hilangnya Istana Pakuan Sindonews com 2015 02 21 Diakses tanggal 2017 03 24 Pranala luar SuntingWebsite Resmi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah JakartaRujukan Kitab SuntingKitab Syamsu Azh Zhahirah fi Nasabi Ahli al Bait oleh Sayyid Abdurrohman bin Muhammad al MasyhurSunan Gunung JatiWangsa AzmatkhanLahir 1448 Meninggal 1568GelarDidahului oleh WalangsungsangTumenggung Cirebon Sultan Cirebon1482 1568 Diteruskan oleh Fatahillah Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sunan Gunung Jati amp oldid 23859425