www.wikidata.id-id.nina.az
Pangeran Walangsungsang Sunda ᮌ ᮞ Gus ᮒ ti ᮝ Wa ᮜ lang ᮞ sung ᮞ sang والاڠسوڠساڠ Walangsungsang ڮوستي Gusti translit Gusti Walangsungsang dikenal juga sebagai Ki Somadullah Haji Abdullah Iman Pangeran Cakrabuana dan Embah Kuwu Sangkan 4 merupakan putra Prabu Siliwangi dari Nyi Subang Larang 5 Pangeran Walangsungsang mempunyai dua adik yakni Nyai Mas Rara Santang dan Pangeran Raja Sagara Ketiga anak ini diyakini yang telah membangun pedukuhan Cirebon Caruban Nagari 6 Cakrabuanaᮎᮊ ᮘ ᮝᮔTumenggung Cirebon a Berkuasa1460 1479Mulai berkuasa1460 562 tahun lalu 1460 PenerusSyarif HidayatullahInformasi pribadiKelahiranPangeran Walangsungsang1423Pakuan Pajajaran Kerajaan SundaKematian1529 umur 105 106 1 2 Nagari CirebonNama anumertaEmbah Kuwu Sangkan Cirebon GirangAyahPrabu SiliwangiIbuNyi Subang LarangPasanganNyi Rasa Jati Nyimas Kencana LarangAnakDari Nyi Rasa JatiRara Konda Rara Jati Merta Rara Sejati Rara Jamaras Nyi Mertasinga Nyi Japamentar Nyi Campa Nyi Jamarta Nyi Jamaras Nyi Rasamala Nyi Rasamalasih Dari Nyimas Kencana Larang Nyi Dalem Pakungwati Pangeran Kejaksan Pangeran Pajarakan 3 anak angkat GandasariAksara Sunda Bakuᮎᮊ ᮘ ᮝᮔHuruf PegonچاكرابوواناAgamaIslamPangeran Walangsungsang menurut Naskah Mertasinga keluar dari Istana karena kecewa atas perlakuan Prabu Siliwangi kepada ibunya Dia bersama Rara Santang kemudian pergi dan pada akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya Cirebon Pangeran Walangsungsang beradasarkan sejumlah sumber menikah dengan dua wanita dan memiliki 10 orang anak yakni 8 wanita dan 2 pria Istri Walangsungsang diantaranya adalah Nyimas Indang Geulis yang melahirkan putri pakungwati Yang kemudian menikah dengan Sunan Gunung Jati 5 Daftar isi 1 Perjalanan ke Mekkah 2 Masa pemerintahan 2 1 Kedatangan Syarif Hidayutullah 2 2 Pernikahan Syarif Hidayatullah dengan Dewi Pakungwati 2 3 Pengunduran diri Pangeran Cakrabuana 3 Cirebon pasca pemerintahan Pangeran Cakrabuana 3 1 Proklamasi dari Nagari ke Kesultanan 3 2 Renovasi Keraton Pakungwati 3 3 Kedatangan bangsawan Arab 3 4 Proyek pembangunan besar besaran 4 Wafat 5 Catatan 6 Referensi 6 1 Sitiran 6 2 Daftar PustakaPerjalanan ke Mekkah SuntingPada Tahun 1448 b Atas anjuran Syekh Datuk Kahfi Walangsungsang dan Lara Santang berlayar ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji Kota Mekkah saat itu berada di bawah naungan Kesultanan Mamluk yang berpusat di Mesir Kedua bangsawan Sunda ini hidup di Mekkah selama tiga bulan di bawah bimbingan Syekh Bayanullah saudara Syekh Datuk Kahfi Selama di Mekkah Walangsungsang dan Lara Santang masing masing mengambil nama Arab yakni Haji Abdullah Iman dan Syarifah Mudaim Lara Santang kemudian menikah dengan seorang amir atau bangsawan setempat bernama Syarif Abdullah 8 dan berputrakan Syarif Hidayatullah kelak menjadi tokoh berpengaruh di Jawa yang dipekirakan lahir pada tahun itu juga Ia tampaknya menetap di sana bersama suami dan putranya sementara Walangsungsang pulang ke Cirebon Masa pemerintahan SuntingWalangsungsang berkuasa sebagai Kuwu Cirebon menggantikan Ki Gede Alang Alang Ia kemudian memproklamirkan Cirebon sebagai sebuah Nagari c di mana ia meleburkan seluruh Nagari Singapura d ke dalam kekuasaannya Ia juga menyatukan Nagari di sekelilingnya yakni Surantaka Wanagiri dan Japura ke dalam Kesultanan Cirebon Sejak saat itu Walangsungsang lebih dikenal dengan nama barunya Pangeran Cakrabuana Pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Cirebon berbatasan dengan Cimanuk Indramayu di barat Rajagaluh Majalengka Saunggalah Kuningan Dayeuhluhur dan Pasirluhur Cilacap Banyumas di selatan Paguhan Tegal Pemalang di timur dan Laut Jawa di utara Pelabuhan utamanya adalah Muara Jati Cakrabuana tetap berkuasa di bawah Kerajaan Galuh Ia mengirimkan upeti bulubekti tahunan kepada Tohaan Yang Dipertuan atau Raja Galuh yang juga merupakan kakeknya Dewa Niskala Sang kakek mengirim misi perutusan ke Cirebon untuk melantik Cakrabuana secara resmi sebagai raja daerah dengan gelar Tumenggung Sri Mangana Misi ini dipimpin oleh Tumenggung Jagabaya dan Raden Kian Santang adik kandung Cakrabuana Kian Santang kemudian menetap di Cirebon mendampingi kakaknya 9 Kedatangan Syarif Hidayutullah Sunting Pada tahun 1474 Syarif Hidayatullah berangkat ke Jawa untuk mendakwahkan agama Islam Sebelumnya ia telah banyak berguru kepada sejumlah ulama Arab di Kesultanan Mamluk khususnya di Mekkah dan Baghdad Dalam perjalanan ke Jawa ia singgah di Gujarat dan Pasai Di Pasai ia bertemu dengan Maulana Ishaq ayah Sunan Giri Setahun kemudian pada tahun 1475 e Syarif Hidayatullah tiba di Jawa Ia mendarat di Banten dan tampaknya bertemu dengan Sunan Ampel seorang ulama anggota Dewan Walisanga Ia mengajaknya ke pesantren yang dipimpinnya di Ampeldenta Surabaya dan menggemblengnya sebagai seorang pendakwah Ia akhirnya diangkat sebagai anggota Walisanga dengan tugas menyebarkan Islam di Tatar Sunda Jawa Barat Setelah itu Syarif Hidayatullah akhirnya berlayar ke Cirebon didampingi sekelompok pelaut India pimpinan Dipati Keling yang telah memeluk Islam dan mengabdi kepadanya 11 Sesampainya di Cirebon ia disambut oleh pamannya Cakrabuana Oleh sang paman uwa Syarif Hidayatullah dianugerahi gelar Syekh Maulana Jati Ia bermukim di daerah Gunungjati dan menjadi pendakwah Islam utama di sana menggantikan Syekh Datuk Kahfi yang telah lama wafat Ia juga sempat tinggal di Banten di mana ia berhasil mengislamkan Bupati Kawunganten dan menikahi putrinya Nyai Ratu Kawunganten 12 Pada tahun yang sama Maharaja Sunda Niskala Wastukancana wafat setelah memerintah selama 104 tahun Pasca kematiannya Kerajaan Sunda kembali dibagi dua dengan Sunda beribukota di Pakwan di bawah Susuktunggal atau Sang Haliwungan dan Galuh beribukota di Kawali di bawah Dewa Niskala atau Prabu Anggalarang Pernikahan Syarif Hidayatullah dengan Dewi Pakungwati Sunting Pada tahun 1478 Syarif Hidayatullah menikahi Dewi Pakungwati putri Pangeran Cakrabuana dalam arti lain sepupu Syarif Hidayatullah Pangeran Sabakingking lahir 12 Ia merupakan putra dari sang Syarif dengan Ratu Kawunganten yang pada abad berikutnya akan menjadi seorang tokoh berpengaruh yang mendampingi ayahnya Pada tahun yang sama Kesultanan Demak dideklarasikan sebagai negara merdeka di Jawa Tengah oleh Raden Patah dan Walisanga menyusul pecahnya kudeta di Majapahit yang menewaskan Bhre Kertabhumi ayah Raden Patah Pengunduran diri Pangeran Cakrabuana Sunting Pada tahun 1479 Syarif Hidayatullah diangkat menjadi Tumenggung Cirebon didukung Wali Sanga menggantikan pamannya yang mengundurkan diri secara sukarela 13 14 Ia tetap tunduk sebagai raja daerah Galuh dan mengirim upeti ke Kawali setidaknya hingga tiga tahun kemudian Sementara itu Pangeran Cakrabuana selanjutnya lebih banyak hidup sebagai pengembara meskipun sesekali tetap mendampingi keponakannya dalam memerintah di Cirebon Masih pada tahun yang sama Syarif Hidayatullah pergi ke Demak atas undangan Raden Patah dan para wali Mereka pun mengangkat Syarif Hidayatullah sebagai Panatagama Rasul ing Tanah Pasundan Penyiar Agama Rasul di Tanah Sunda Sejak saat itu hubungan Cirebon dan Demak pun mulai terjalin Syarif Hidayatullah kemudian juga turut serta membangun Masjid Agung Demak 15 dengan mendirikan sebuah tiang besar sebagai salah satu dari empat sokoguru di dalam masjid itu Cirebon pasca pemerintahan Pangeran Cakrabuana SuntingSetelah pengunduran diri Pangeran Cakrabuana Pada tahun 1480 Syarif Hidayatullah mendirikan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Dalam pembangunannya ia dibantu oleh beberapa Walisanga lainnya Sunan Kalijaga Sunan Bonang Sunan Drajat dan Sunan Kudus serta Raden Sepat seorang arsitek Jawa dan bekas petinggi Majapahit dari Demak Raden Sepat kemudian mengabdi kepada Syarif Hidayatullah dan membantu memajukan pembangunan di Cirebon Setahun kemudian pada 1481 Syarif Hidayatullah berkunjung ke Kekaisaran Cina Dinasti Ming Di sini Syarif Hidayatullah menikah dengan Ong Tien Nio seorang putri setempat f Ia membawa istri barunya itu kembali ke Cirebon Keduanya tampaknya memiliki seorang putra yakni Suranggajaya atau Arya Kamuning g Kedatangan Ong Tien Nio ke Cirebon memberikan pengaruh bagi Keraton Pakungwati di mana unsur unsur kebudayaan Cina seperti porselin guci dan hiasan dinding ditempatkan di banyak sudut istana serta sejumlah bangunan penting lain seperti masjid Proklamasi dari Nagari ke Kesultanan Sunting pada tahun 1482 Syarif Hidayatullah memproklamasikan Cirebon sebagai kerajaan yang merdeka dari Galuh maupun Sunda Beban upeti ditambah usaha untuk memperluas pengaruh Islam tampaknya menjadi penyebabnya Sebagai raja merdeka Syarif Hidayatullah mengangkat dirinya dengan gelar baru Susuhunan Jati Purbawisesa alias Sunan Gunung Jati Ia juga mengganti nama istana kediamannya Jalagrahan menjadi Keraton Pakungwati yang tetap berlokasi di daerah Kebon Pesisir atau Kota Cirebon Ia tampaknya juga merombak pembagian wilayah kekuasaannya dengan meleburkan nagari nagari Surantaka Singapura dan Wanagiri menjadi dua kadipaten baru Cirebon Girang dan Cirebon Larang serta membentuk nagari baru Losari yang dipecah dari Japura Deklarasi kemerdekaan Cirebon disambut dengan keras oleh Sri Baduga Maharaja yang segera mengirim pasukan pimpinan Tumenggung Jagabaya untuk menertibkannya kembali Namun pasukan Sunda dihadang oleh seluruh penduduk Cirebon yang jumlahnya melebihi mereka Jagabaya pun menyerah kalah dan bersama seluruh prajuritnya akhirnya memutuskan untuk mengabdi kepada Sunan Gunung Jati dan masuk Islam Renovasi Keraton Pakungwati Sunting Tahun 1483 Sunan Gunung Jati melakukan renovasi Keraton Pakungwati Ia memperluas kompleks istana itu dan menambahkan bangunan bangunan pelengkap Ia juga membangun tembok pertahanan setinggi 2 meter yang mengelilingi ibukota Cirebon yang dilengkapi dengan pintu gerbang bernama Lawang Gada Pembangunan infrastruktur lain juga dilakukan seperti pembangunan pangkalan perahu di tepi Sungai Kriyan istal stable kuda kerajaan dan pos pos penjagaan Pelabuhan Muara Jati juga diperbaiki dan disempurnakan dengan bantuan masyarakat Cina yang tinggal di daerah itu 16 Di bidang keamanan Sunan Gunung Jati juga membentuk Pasukan Jagabaya yang difungsikan sebagai penjaga dan pemelihara keamanan di masyarakat selayaknya polisi saat ini 17 Kedatangan bangsawan Arab Sunting Pada tahun 1485 Serombongan bangsawan Arab dari Baghdad h pimpinan Maulana Abdurrahman dan dua adiknya Maulana Abdurrahim dan Syarifah Baghdadi tiba di Cirebon dan mengabdi kepada Sunan Gunung Jati Mereka diterima oleh Sunan Gunung Jati yang kemudian menikahi Syarifah Baghdadi alias Nyai Lara Baghdad Sang Maulana sendiri kemudian dianugerahi gelar Pangeran Panjunan oleh Sunan Gunung Jati Setahun kemudian pada 1486 Pangeran Jayakelana putra pertama Syarif Hidayatullah dengan Syarifah Baghdad lahir Disusul dengan kelahiran Pangeran Bratakelana pada 1488 Disisi lain istri Syarif Hidayatullah dari Cina Ong Tien Nio wafat 15 Proyek pembangunan besar besaran Sunting Dengan bantuan Raden Sepat Sunan Gunung Jati melakukan sejumlah proyek pembangunan antara lain perluasan Keraton Pakungwati penyelesaian pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa pembuatan jalan yang menghubungkan Keraton dengan pelabuhan utama di Muara Jati dan pusat ekonomi di Pasambangan Ini semua terjadi pada 1489 Untuk kesekian kalinya pada 1491 2 tahun setelah proyek pembangunan dimulai Syarif Hidayatullah menikah dengan Nyai Ageng Tepasari putri dari Ki Ageng Tepasan seorang bekas pejabat Majapahit yang mengabdi kepada penguasa Demak 18 Dari istrinya ini Sunan Gunung Jati memiliki dua orang anak yakni Ratu Ayu dan Pangeran Mohammad Arifin 19 Mohammad Arifin dilahirkan pada 1495 18 yang nantinya akan menurunkan raja raja Cirebon berikutnya 20 Dibawah Sunan Gunung Jati Cirebon melakukan aneksasi ke Kuningan Yang kemudian dijadikan Kadipaten dibawah Kesultanan Cirebon Arya Kamuning kemudian ditunjuk sebagai Adipati Kuningan pada 1498 21 Setelah aneksasi Kuningan Sunan Gunung Jati melakukan perluasan kompleks Keraton Pakungwati Ia mendirikan sejumlah bangunan tambahan seperti Ketumenggungan semacam barak militer dan Masjid Jagabayan Ia juga merenovasi kembali Masjid Agung Sang Cipta Rasa 18 Sementara itu Pangeran Cakrabuana berkunjung ke Samudera Pasai Di sini ia menemui rajanya Sultan Adlullah yang tengah sakit dan berhasil menyembuhkannya Pangeran Cakrabuana kemudian mengadopsi salah satu putri sang Sultan seorang bayi perempuan yang baru lahir dan telah menjadi piatu ibunya wafat setelah melahirkan Bayi ini dibawanya kembali ke Cirebon kemudian dibesarkan dengan nama Gandasari Ia menjadi saudari angkat Sunan Gunung Jati dan kelak dikenal sebagai salah satu panglima perang Cirebon Wafat SuntingPangeran Cakrabuana Wafat pada tahun 1529 Saat Pertempuran pecah di Pegunungan Kromong dan Gempol yang berakhir dengan kemenangan pasukan Cirebon Panglima perang Galuh Arya Kiban gugur menyebabkan moral pasukan Galuh turun dan dapat dikalahkan dengan mudah Pasukan Cirebon lalu bergerak ke Nagari Talaga di selatan Mereka berhasil menundukkannya dan mengislamkan penduduknya 2 22 Catatan Sunting Pangeran Cakrabuana memakai gelar Tumenggung Lihat buku Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479 1809 karya Unang Sunardjo Tahun menurut perkiraan Unang Sunardjo 7 Nagari di sini mengacu sebagai mungkin setara dengan provinsi sekarang yang sebelum eksistensi Kesultanan Cirebon telah ada Istilah ini dipakai bukan hanya di Sumatra Lihat buku Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479 1809 karya Unang Sunardjo Singapura di sini bukan negara Singapura saat ini tapi merujuk ke nama sebuah Nagari yang berkembang di Cirebon sebelum eksistensi Kesultanan Cirebon Tahun menurut perkiraan Unang Sunardjo 10 Dalam naskah naskah tradisional Cirebon ia disebut sebagai putri dari Kaisar Cina Namun kemungkinan yang lebih mendekati adalah bahwa ia adalah putri dari seorang bangsawan atau petinggi setempat entah gubernur syahbandar panglima atau saudagar Penguasa Dinasti Ming sendiri saat itu adalah Kaisar Chenghua atau Zhu Jianshen 1464 1487 Namun versi yang lebih umum menyebutkan bahwa Arya Kamuning hanyalah anak angkat dari Sunan Gunung Jati dan Ong Tien Nio Ia adalah putra dari Ki Gede Luragung yang kemudian diasuh dan diadopsi oleh Ong Tien Pendapat tentang Arya Kamuning sebagai putra kandung mereka muncul dari interpretasi terhadap kisah bokor wadah kuningan yang lahir dari perut Ong Tien yang dianggap sebagai simbolisasi dari seorang bayi yang lahir dengan kulit kuning seperti kuningan Baghdad adalah salah satu kota utama di Timur Tengah Saat itu kota ini berada di bawah kekuasaan sebuah dinasti Turki bernama Aq Qoyunlu yang dipimpin oleh Sultan Yaqub 1478 1490 Masyarakatnya secara umum tetap didominasi oleh orang Arab Referensi SuntingSitiran Sunting Kertawibawa 2018 hlm 272 a b Sunardjo 1983 hlm 109 Daftar Keturunan Pangeran Cakrabuana Dari Istri Istrinya Sejarah Cirebon Diakses tanggal 2022 01 31 Mbah Kuwu Sangkan Ternyata Miliki Lima Nama 2019 12 09 Diakses tanggal 2022 02 05 a b Jejak Keturunan Pangeran Walangsungsang Anak Prabu Siliwangi Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 01 30 Diakses tanggal 2022 01 30 Kompasiana com 2019 09 21 Pangeran Walangsungsang dan Sejarah Cirebon KOMPASIANA Diakses tanggal 2022 02 01 Sunardjo 1983 hlm 54 Sunardjo 1983 hlm 44 Sunardjo 1983 hlm 45 47 Sunardjo 1983 hlm 53 54 Sunardjo 1983 hlm 52 53 a b Kertawibawa 2018 hlm 274 Erwantoro 2012 hlm 172 Sunardjo 1983 hlm 57 59 a b Kertawibawa 2018 hlm 275 Erwantoro 2012 hlm 174 Erwantoro 2012 hlm 175 a b c Kertawibawa 2018 hlm 276 Sunardjo 1983 hlm 65 Yani 2011 hlm 186 Thresnawaty 2016 hlm 92 Abdullah 2015 hlm 109 Daftar Pustaka Sunting Abdullah Rachmad 2015 Kerajaan Islam Demak Api Revolusi Islam di Tanah Jawa 1518 1549 Sukoharjo Al Wafi Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan de Graaf H J Pigeaud T H 1985 Kerajaan kerajaan Islam di Jawa Peralihan dari Majapahit ke Mataram Yogyakarta Grafiti Pers Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Erwantoro Heru 2012 Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon PDF Patanjala 4 1 170 183 doi 10 30959 patanjala v4i1 130 ISSN 2598 1242 OCLC 1042240937 Kertawibawa Besta Besuki 2018 Dinasti Raja Petapa I Pangeran Cakrabuana Sang Perintis Kerajaan Cirebon Bandung Kiblat Buku Utama ISBN 978 979 419 823 0 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kertawibawa Besta Besuki 2018 Dinasti Raja Petapa II Syarif Hidayatullah Sang Pengembang Kerajaan Cirebon Bandung Kiblat Buku Utama ISBN 978 623 221 299 2 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Muljana Slamet 2005 Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara negara Islam di Nusantara Yogyakarta LKiS ISBN 978 979 8451 16 4 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Sunardjo Unang 1983 Meninjau Sepintas Panggung Sejarah Pemerintahan Kerajaan Cerbon 1479 1809 Bandung TARSITO Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Thresnawaty Euis 2016 Sejarah Sosial Budaya Kabupaten Kuningan PDF Patanjala 8 1 85 100 doi 10 30959 patanjala v8i1 62 ISSN 2598 1242 OCLC 1042240937 Yani Ahmad 2011 Pengaruh Islam terhadap Makna Simbolik Budaya Keraton keraton Cirebon PDF Holistik 12 1 181 196 doi 10 24235 holistik v12i1 82 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Pangeran Walangsungsang amp oldid 23744621