www.wikidata.id-id.nina.az
Raden Patah alias Jin Bun Jawa ꦫꦢ ꦤ ꦦꦠ Hanzi 靳文 butuh rujukan Pinyin Jin Wen butuh rujukan bergelar Panembahan Jimbun lahir Palembang 1455 wafat Demak 1518 adalah pendiri dan sultan Demak pertama yang memerintah tahun 1478 1518 Raden Patah靳文Panembahan JimbunSultan Syah Alam Akbar al FatahIlustrasi imajiner Raden PatahSultan Demak ke 1Berkuasa1478 1518PenerusPati UnusInformasi pribadiKelahiranRaden Bagus KasanJin Bun1455Palembang MajapahitKematian1518Bintoro DemakNama lengkapSultan Syah Alam Akbar al FatahNama takhtaSenapati Jimbun Ningrat Abdurrahman Panembahan Palembang Sayyidin PanatagamaAyahBrawijaya VIbuSiu Ban CiPasanganDewi Murthasimah binti Sunan Ampel Solekha binti Pangeran Wironegoro Putri Dari Randu SangaAnakPernikahan dengan Dewi Murthasimah Pati Unus Trenggana Pernikahan dengan Solekha Pangeran Surowiyoto Ratu Mas Nyawa Ratu Pembayun Dewi Ratih Pernikahan dengan Putri dari Randu Sanga Raden KanduruwanAgamaIslamMenurut kronik Tiongkok dari Kuil Sam Po Kong Semarang ia adalah keturunan Tionghoa dan memiliki nama kecil Jin Bun tanpa nama marga di depannya karena hanya ibunya saja yang berdarah Tionghoa Jin Bun memiliki arti orang yang kuat 1 Menurut sejarawan Belanda yaitu Pigeaud dan De Graaf sejarahwan Australia M C Ricklefs menulis bahwa pendiri Demak adalah seorang Tionghoa Muslim bernama Cek Ko po Pate Rodin senior Ricklefs memperkirakan bahwa anaknya adalah orang yang oleh Tome Pires dalam Suma Oriental dijuluki Pate Rodin mungkin maksudnya Badruddin atau Kamaruddin meninggal sekitar tahun 1504 Putra atau adik Rodim dikenal dengan nama Trenggana bertahta 1505 1518 dan 1521 1546 membangun keunggulan Demak atas Jawa Daftar isi 1 Nama dan gelar 1 1 Nama 1 2 Gelar 2 Asal usul 3 Berdirinya Kesultanan Demak 4 Konflik Demak dan Majapahit 5 Pemerintahan 6 Keluarga Raden Fatah 7 Dalam budaya populer 8 Kutipan 9 ReferensiNama dan gelar SuntingNama Sunting Nama Raden Fatah memiliki banyak nama diantaranya Praba atau Raden Bagus Kasan Hasan yang memiliki nama Tionghoa Jin Bun Hanzi 靳文 Pinyin Jin Wen sehingga disebut juga Senapati Jimbun 2 atau Panembahan Jimbun 3 bergelar Sultan Shah Alam Akbar al Fatah 1455 1518 Nama Patah sendiri berasal dari kata al Fatah yang artinya Sang Pembuka karena ia memang pembuka kerajaan Islam pertama di pulau Jawa Menurut kronik Tiongkok dari Kuil Sam Po Kong Semarang ia memiliki nama Tionghoa yaitu Jin Bun tanpa nama marga di depannya karena hanya ibunya yang berdarah Tionghoa Jin Bun artinya orang kuat 1 Gelar Sunting Menurut Babad Tanah Jawi ia bergelar Senapati Jimbun Ningrat Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama sedangkan menurut Serat Pranitiradya bergelar Sultan Syah Alam Akbar dan dalam Hikayat Banjar disebut Sultan Surya Alam Asal usul SuntingTerdapat berbagai versi tentang asal usul pendiri Kerajaan Demak Menurut Babad Tanah Jawi Raden Patah diduga adalah putra Brawijaya V raja terakhir Majapahit versi babad dari seorang selir Tionghoa Selir Tionghoa ini putri dari Kyai Batong alias Tan Go Hwat Karena Ratu Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari Campa merasa cemburu Bhre Kertabhumi terpaksa memberikan selir Tiongkok kepada adipatinya di Palembang yaitu Arya Damar Setelah melahirkan Raden Patah putri Tionghoa dinikahi Arya Damar alias Swan Liong melahirkan Raden Kusen alias Kin San Menurut Purwaka Caruban Nagari nama asli selir Tionghoa adalah Siu Ban Ci putri Tan Go Hwat dan Siu Te Yo dari Gresik Tan Go Hwat merupakan seorang saudagar dan juga ulama bergelar Syaikh Bantong alias Kyai Batong Menurut Suma Oriental karya Tome Pires pendiri Demak bernama Pate Rodin cucu seorang masyarakat kelas rendah di Gresik Menurut kronik Tiongkok dari kuil Sam Po Kong nama panggilan waktu Raden Patah masih muda adalah Jin Bun putra Kung ta bu mi alias Bhre Kertabhumi alias Brawijaya V raja Majapahit versi Pararaton dari selir Tiongkok Kemudian selir Tionghoa diberikan kepada seorang berdarah setengah Tionghoa bernama Swan Liong di Palembang Swan Liong merupakan putra Yang wi si sa alias Hyang Purwawisesa dari seorang selir Tiongkok Dari perkawinan kedua itu lahir Kin San alias Raden Kusen Kronik Tiongkok ini memberitakan tahun kelahiran Jin Bun adalah 1455 Mungkin Raden Patah lahir saat Bhre Kertabhumi belum menjadi raja memerintah tahun 1474 1478 Menurut Slamet Muljana 2005 Babad Tanah Jawi teledor dalam mengidentifikasi Brawijaya V sebagai ayah Raden Patah sekaligus ayah Arya Damar yang lebih tepat isi naskah kronik Tiongkok Sam Po Kong terkesan lebih masuk akal bahwa ayah Swan Liong alias Arya Damar adalah Yang wi si sa berbeda dengan ayah Jin Bun alias Raden Patah yaitu Kung ta bu mi atau Kertabhumi alias Brawijaya V 1 Menurut Sejarah Banten Pendiri Demak bernama Cu Cu Gan Eng Wan putra atau bawahan mantan perdana menteri Tiongkok Haji Gan Eng Cu yang pindah ke Jawa Timur Cu Cu mengabdi ke Majapahit dan berjasa menumpas pemberontakan Arya Dilah bupati Palembang Berita ini cukup aneh karena dalam Babad Tanah Jawi Arya Dilah adalah nama lain Arya Damar ayah angkat Raden Patah sendiri Selanjutnya atas jasa jasanya Cu Cu menjadi menantu raja Majapahit dan dijadikan bupati Demak bergelar Arya Sumangsang Aria Suganda Berdirinya Kesultanan Demak SuntingBabad Tanah Jawi menyebutkan Raden Patah menolak menggantikan Arya Damar menjadi Adipati Palembang Ia kabur ke pulau Jawa ditemani Raden Kusen Husain Sesampainya di Jawa keduanya berguru pada Sunan Ampel di Surabaya Raden Kusen kemudian mengabdi ke Majapahit bergelar adipati pecat tondho ing terung sedangkan Raden Patah pindah ke Jawa Tengah membuka hutan Glagahwangi menjadi sebuah pesantren Makin lama Pesantren Glagahwangi semakin maju Brawijaya di Majapahit khawatir kalau Raden Patah berniat memberontak Raden Kusen yang kala itu sudah diangkat menjadi Adipati Terung diperintah untuk memanggil Raden Patah Raden Kusen menghadapkan Raden Patah ke Majapahit Brawijaya diidentifikasi sebagai Brawijaya V merasa terkesan dan akhirnya mau mengakui Raden Patah sebagai putranya Raden Patah pun diangkat sebagai bupati sedangkan Glagahwangi diganti nama menjadi Demak dengan ibu kota bernama Bintara Menurut kronik Tiongkok Jin Bun pindah dari Surabaya ke Demak tahun 1475 Kemudian ia menaklukkan Semarang tahun 1477 sebagai bawahan Demak Hal itu membuat Kung ta bu mi alias Bhre Kertabhumi di Majapahit resah Namun berkat bujukan Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel Kung ta bu mi bersedia mengakui Jin Bun sebagai anak dan meresmikan kedudukannya sebagai bupati di Bing to lo ejaan Tionghoa untuk Bintoro Konflik Demak dan Majapahit SuntingVersi Perang antara Demak dan Majapahit diberitakan dalam naskah babad dan serat terutama Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda Dikisahkan Sunan Ampel melarang Raden Patah memberontak pada Majapahit karena meskipun berbeda agama Brawijaya V tetaplah ayah Raden Patah Namun sepeninggal Sunan Ampel Raden Patah tetap menyerang Majapahit yang saat itu dipimpin Girindrawardhana Ranawijaya Girindrawardana ranawijaya tewas dalam serangan itu Untuk menetralisasi pengaruh agama lama Sunan Giri menduduki takhta Majapahit selama 40 hari Versi Kronik Tiongkok dari kuil Sam Po Kong juga memberitakan adanya perang antara Jin Bun melawan Kung ta bu mi tahun 1478 Perang terjadi setelah kematian Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel Jin Bun menggempur ibu kota Majapahit Kung ta bu mi alias Bhre Kertabhumi ditangkap dan dipindahkan ke Demak secara hormat Sejak itu Majapahit menjadi bawahan Demak dengan dipimpin seorang Tionghoa muslim bernama Nyoo Lay Wa sebagai bupati Versi Prof Dr N J Krom dalam buku Javaansche Geschiedenis dan Prof Moh Yamin dalam buku Gajah Mada mengatakan bahwa bukanlah Demak yg menyerang Majapahit pada masa Prabu Brawijaya V tetapi adalah Prabu Girindrawardhana Kemudian pasca serangan Girindrawardhana atas Majapahit pada tahun 1478 M Girindrawardhana kemudian mengangkat dirinya menjadi raja Majapahit bergelar Prabu Brawijaya V Kekuasaan Girindrawardhana tidak begitu lama karena Patihnya melakukan kudeta dan mengangkat dirinya sebagai Prabu Brawijaya VI Perang antar Demak dan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya VI bukan pada masa Raden Fatah dan Prabu Brawijaya V 4 Pada tahun 1485 Nyoo Lay Wa mati karena pemberontakan kaum pribumi Maka Jin Bun mengangkat seorang pribumi sebagai bupati baru bernama Pa bu ta la yang juga menantu Kung ta bu mi Tokoh Pa bu ta la ini identik dengan Prabu Natha Girindrawardhana alias Dyah Ranawijaya yang menerbitkan prasasti Jiyu tahun 1486 dan mengaku sebagai penguasa Majapahit Janggala dan Kadiri Selain itu Dyah Ranawijaya juga mengeluarkan prasasti Petak yang berkisah tentang perang melawan Daerah Ibukota Majapahit Kadipaten Kertabhumi Mojokerto Berita ini melahirkan pendapat kalau ibukota Majapahit di trowulan runtuh tahun 1478 bukan karena serangan Demak melainkan karena serangan keluarga Girindrawardhana Pemerintahan SuntingPada tahun 1479 ia meresmikan Masjid Agung Demak sebagi pusat pemerintahan Ia juga memperkenalkan pemakaian Salokantara sebagai kitab undang undang kerajaan Kepada umat beragama lain sikap Raden Patah sangat toleran Kuil Sam Po Kong di Semarang tidak dipaksa kembali menjadi masjid sebagaimana dulu saat didirikan oleh Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam Raden Patah juga tidak mau memerangi umat Hindu dan Buddha sebagaimana wasiat Sunan Ampel gurunya Meskipun naskah babad dan serat memberitakan ia menyerang Majapahit hal itu dilatarbelakangi persaingan politik memperebutkan kekuasaan pulau Jawa bukan karena sentimen agama Lagi pula naskah babad dan serat juga memberitakan kalau pihak Majapahit lebih dulu menyerang Giri Kedaton sekutu Demak di Gresik Tome Pires dalam Suma Oriental memberitakan pada tahun 1507 Pate Rodin alias Raden Patah meresmikan Masjid Agung Demak yang baru diperbaiki Lalu pada tahun 1512 menantunya yang bernama Pate Unus bupati Jepara menyerang Portugis di Malaka Tokoh Pate Unus ini identik dengan Yat Sun dalam kronik Tiongkok yang diberitakan menyerang bangsa asing di Moa lok sa tahun 1512 Perbedaannya ialah Pate Unus adalah menantu Pate Rodin sedangkan Yat Sun adalah putra Jin Bun Kedua berita baik dari sumber Portugis ataupun sumber Tiongkok sama sama menyebutkan armada Demak hancur dalam pertempuran ini Keluarga Raden Fatah SuntingSilsilah dari Ibu Siu Ban Ci Raden Fatah anak Siu Ban Ci bin Syekh Bentong bin Syarif Hasanuddin Quro bin Syekh Muhammad Yusuf As Sidiq bin Syekh Jamaluddin Akbar al Husain Menurut naskah babad dan serat Raden Patah memiliki tiga orang istri Yang pertama adalah Syarifah Asyiqah yang merupakan putri bungsu Sunan Ampel melahirkan Pati Unus dan Sultan Trenggana Istri kedua ialah Solekha melahirkan Raden Kikin alias Surowiyoto Ratu Mas Nyawa Ratu Pembayun dan Dewi Ratih Istri yang ketiga seorang putri dari Randu Sanga melahirkan Raden Kanduruwan Raden Kanduruwan ini pada masa pemerintahan Sultan Trenggana berjasa menaklukkan Sumenep Ketika Pangeran Sabrang Lor meninggal tahun 1521 Putra Mahkota Pangeran Surowiyoto dan adik ipar dari Pati Unus Raden Trenggana bersaing memperebutkan takhta Pangeran Surowiyoto alias Raden Kikin akhirnya mati dibunuh putra sulung Raden Trenggana yang bernama Raden Mukmin alias Sunan Prawata di tepi sungai Lasem Oleh karena itu Raden Kikin pun dijuluki Pangeran Sekar Seda ing Lepen artinya bunga yang gugur di sungai Kronik Tiongkok hanya menyebutkan dua orang putra Jin Bun saja yaitu Yat Sun dan Tung ka lo yang masing masing identik dengan Pangeran Sabrang Lor dan Sultan Trenggana Dalam Suma Oriental Tome Pires menulis bahwa Pate Rodin memiliki putra yang juga bernama Pate Rodim dan menantu bernama Pate Unus Berita versi Portugis ini menyebut Pate Rodin Yunior lebih tua usianya daripada Pate Unus Dengan kata lain Sultan Trenggana disebut sebagai kakak ipar Pangeran Sabrang Lor Dalam budaya populer SuntingDalam film Sunan Kalijaga dan Syech Siti Jenar 1985 Raden Patah diperankan oleh Anwar Fuady Kutipan Sunting a b c Indonesia Muljana Slamet 2005 Runtuhnya kerajaan Hindu Jawa dan timbulnya negara negara Islam di Nusantara PT LKiS Pelangi Aksara hlm 89 ISBN 9798451163 ISBN 978 979 8451 16 4 menurut Babad Tanah Jawi menurut Serat Kanda MB Rahimsyah Legenda dan Sejarah Lengkap Walisongo Amanah Surabaya tth Hal 50 Referensi SuntingGaris Silsilah Raden Fatah 2022 Taufiq Kusumawardhana 2022 Sejarah asli Raden Fatah Sofia Abdullah The Suma oriental of Tome Pires and the book of Francisco Rodrigues London The Hakluyt Society 1944 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Babad Majapahit dan Para Wali Jilid 3 1989 Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah De Graaf H J Pigeaud T G T 1976 Islamic States in Java 1500 1700 Eight Dutch Books and Articles by Dr H J De Graaf Brill ISBN 9789004287006 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Moedjianto 1987 Konsep Kekuasaan Jawa Penerapannya oleh Raja raja Mataram Yogyakarta Kanisius Muljana Slamet 2005 Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara Negara Islam di Nusantara Yogyakarta LKIS ISBN 9789798451164 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Ricklefs M C 2008 A History of Modern Indonesia Since C 1200 edisi ke 4 London Palgrave MacMillan ISBN 9780230546868 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Gelar kebangsawananDidahului oleh Kertabhumi Sultan Demak1475 1518 Diteruskan oleh Pati Unus Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Raden Patah amp oldid 24280232