www.wikidata.id-id.nina.az
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Tidak ada alasan yang diberikan Silakan kembangkan artikel ini semampu Anda Merapikan artikel dapat dilakukan dengan wikifikasi atau membagi artikel ke paragraf paragraf Jika sudah dirapikan silakan hapus templat ini Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Gaya atau nada penulisan artikel ini tidak mengikuti gaya dan nada penulisan ensiklopedis yang diberlakukan di Wikipedia Bantulah memperbaikinya berdasarkan panduan penulisan artikel Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Arsyad Thalib Lubis berita surat kabar buku cendekiawan JSTORIni adalah nama Mandailing marganya adalah Lubis Tuan Syech Arsjad Thalib Lubis EYD Arsyad Thalib Lubis 08 Oktober 1908 06 Juli 1972 adalah seorang Politikus Indonesia Penulis Ulama dan tokoh pendiri Al Washliyah Ia adalah anak ke lima dari delapan bersaudara ayahanda ia bernama H Lebai Thalib Lubis bin Haji Ibrahim Lubis Perkataan Lebai menunjukkan ia seorang ulama di daerahnya Ibunya bernama Markoyom binti Abdullah kakek Muhammad Arsyad Thalib Lubis bernama Ibrahim Lubis yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Selatan Tuan Syekh HajiMuhammad Arsyad Thalib LubisInformasi pribadiLahir 1908 10 08 8 Oktober 1908Stabat Kabupaten Langkat Sumatera UtaraMeninggal6 Juli 1972 1972 07 06 umur 63 Medan Sumatera UtaraAgamaIslamKebangsaanIndonesiaPasanganSiti Yamaah binti Kamil bin SampurnaAnakAnisa Fahmi Lubis Muchtar Hanif Lubis Muslim Arif Lubis Nur Azizah Hikmah Lubis Chaerat Lubis Husnah Lubis Maisarah Lubis Hawari Arsyad LubisOrang tuaH Lebai Thalib LubisMarkoyom binti AbdullahDenominasiSunniMazhabSyafi iKredoAsy ariGerakanMaktab Islamiyyah Tapanuli Dan Al WashliyahAlmamaterMadrasah Hasanah MedanDikenal sebagaiAnggota Konstituante Fraksi Masyumi Penulis Ulama Dan Pendiri Al WashliyahPekerjaanUlama Penulis Dan Politikus Daftar isi 1 Latar belakang 2 Pendidikan 3 Pernikahan 4 Menjadi Guru 5 Karya 6 Pekerjaan 7 Riwayat Pekerjaan 8 Perjuangan 9 Wafat 10 Referensi 11 Bibliografi 12 Pranala luarLatar belakang suntingIa adalah putra Mandailing kelahiran tanah Melayu lahir di Stabat Sumatera Utara tahun 1908 dan meninggal 6 Juli 1972 di Medan la dilahirkan sebagai putra kelima dari pasangan Lebai Thalib bin Ibrahim Lubis dan Markoyum Nasution Ayahnya berasal dari kampung Pastap Kotanopan Tapanuli Selatan yang migrasi dan menetap di Stabat Berprofesi sebagai petani yang agamais sehingga mendapat panggilan Lebai Abangnya Syekh H Baharuddin Thalib Lubis 1905 1965 juga seorang ulama dan pernah belajar di Kedah Malaysia 1927 1930 dan di Mekah 1930 1935 1 Pendidikan suntingMuhammad Arsyad Thalib Lubis menjalani pendidikannya di berbagai daerah di Sumatera Utara la menjalani sekolah umum di Sekolah Rakyat Stabat Sedang Pendidikan agama la peroleh di Madrasah Islam di Stabat 1917 1920 Madrasah Islam di Binjai 1921 1922 Madrasah Ulumil Arabiyah di Tanjung Balai Asahan 1923 1924 dan Madrasah Hasaniyah Medan 1925 1930 Kemudian ia mempelajari Ilmu Tafsir Hadis Usul Fikih dan Fikih kepada Syeikh Hasan Maksum 1884 1937 seorang ulama terkemuka di Medan la adalah seorang murid yang cerdas dan rajin sehingga ketika belajar di Madrasah Binjai ia mendapat pekerjaan dari gurunya H Mahmud Ismail Lubis untuk menyalin karangan yang akan dimuat di surat kabar Pekerjaan ini sekaligus menjadi latihan baginya dalam hal tulis menulis yang menjadi salah satu profesinya di masa dewasa 2 Pada awalnya Tuan Syekh H Muhammad Arsyad Thalib Lubis mendapat pendidikan dari ayahnya yang sebagai ulama Stabat Pendidikan Formal di dapat ia di sekolah rendah Vervolg School di Stabat Setelah tamat tahun 1917 Tuan Arsyad melanjutkan pelajaran di Madrasah Islam Stabat bersama abangnya H Baharuddin Thalib Lubis Madrasah tersebut dipimpin oleh H Zainuddin Bilah yang mendapatkan pendidikan di Mekkah Arab Saudi Pada Tahun 1923 1924 Tuan Arsyad dan abangnya Baharuddin Thalib Lubis merantau ke Tanjung Balai Asahan untuk melanjutkan pelajaran mereka di Madrasa Ulum Arabiah dan Balaghah Syekh Abdul Hamid Muhammad adalah alumni dari Mekkah tahun 1916 Syekh Abdul Hamid inilah yang membuat reformasi kurikulum Madrasah dan Madrasah mulai belajar dibangku tidak lagi duduk bersilah Setelah tamat dari Madrasah Ulumul Al Arabiyah Tuan Arsyad melanjutkan ke Makhtab yang di pimpinan oleh Syekh Hasan Maksum di Medan Dari Hasan Maksum inilah Tuan Arsyad banyak mendapat ilmu tambahan dalam bidang agama dan perbandingan agama BERSAMA AL WASHLIYAHAl Jamiyatul Washliyah di lahirkan pada tanggal 30 November 1930 di Medan Provinsi Sumatera Utara Organisasi ini adalah penggembangan dari Debating Club para siswa di Maktab Islamiyah Tapanuli Pimpinan Debating Club itu adalah H Aburrahman Syihab Abdurrahman memperhatikan kecerdasan Tuan Syekh H Arsyad dan akhirnya mereka berdua dan H Udin Syamsudin melahirkan organisasi Al Washliyah Disamping mereka bertiga ada seorang tokoh lagi dalam Al Washliyah yang sangat penting yaitu H Ismail Banda yang wafat di Iran Jabatan Syekh H Muhammad Arsyad diinternal Al Washliyah 1 Pendiri Muassis Organisasi Al Jamiyatul Washliyah 2 Sekretaris Jenderal pertama Pengurus Besar Al Washliyah 3 Utusan Al Washliyah ke Provinsi Sumatera Barat 4 Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah 5 Anggota Dewan Fatwa Al Washliyah di Medan 6 Anggota Penguji Calon Guru Al Washliyah 7 Pimpinan Biro Dakwah Zending Islam bersama Guru Kitab Sibarani 8 Guru Madrasah Tsanawiyah dan Al Qismul Al Aly Al Washliyah 9 Pendiri Universitas Al Washliyah 10 Guru Besar Universitas Islam Sumatera Utara 11 Guru Besar Universitas Al WashliyahPernikahan suntingPada tahun 1930 ia menikah dengan seorang gadis dari suku Melayu Deli bernama Siti Yamaah binti Kamil bin Sampurna Hasil dari pernikahan ini ia di karunia 8 orang anak Mereka adalah 1 Annisa Fahmi Lubis Meulaboh 30 Desember 1931 2 Muchtar Hanif Lubis Medan 19 September 1933 3 Muslim Arif Lubis Medan 1 November 1935 4 Nur Azizah Hikmah Lubis Medan 5 Februari 1938 5 Chaerat Lubis Medan 9 Mei 1939 6 Husnah Lubis Medan 4 Juni 1942 7 Maisarah Lubis Medan 1944 Berusia 9 Bulan 8 Hawari Arsyad Lubis Kisaran 3 Oktober 1947 Menjadi Guru suntingMulai Tahun 1926 Arsyad muda sudah menjadi guru yang berilmu Dari itu tidak heran bila masyarakat Aceh memohon kepada ia untuk menjadi guru di Meulaboh Aceh Barat pada tahun 1931 Pada tahun 1932 ia kembali kembali lagi ke Medan untuk mengabdi di lembaga Pendidikan Al Washliyah Pada zaman penjajahan sebelum merdeka dari penjajahan 1945 1949 ia sekeluarga tinggal di daerah kongsi dan berpindahan pindah ke daerah Tebing Tinggi dan Rantau Prapat Kehidupan mereka masih belum damai namun ia masih aktif mengajar Mulai Tahun 1954 ia dilantik menjadi Staff pengajar di Universitas Islam Sumatera Utara UISU Setahun kemudian diangkat menjadi Guru Besar di UISU dalam bidang Fiqih dan Ushul Fiqih di Universitas yang sama Dan pada tahun 1959 ia ditetapkan menjadi Guru Besar Bidang Syari ah di Universitas Al Washliyah Medan Karya suntingSejak tahun 1928 pada usia 20 tahun Arsyad Thalib Lubis sudah aktif menulis di majalah Pada tahun 1928 1931 ia menjadi penulis majalah Fajar Islam Kemudian ia menjadi pemimpin redaksi majalah Medan Islam 1934 1942 pemimpin redaksi majalah Dewan Islam 1945 dan anggota redaksi al Islam 1955 1957 Pada usia 28 tahun menulis buku pertamanya ia menulis buku di berbagai bidang ilmu agama Pada bidang akidah ia antara lain menulis buku Imam Mahdi Pokok Pokok Kepercayaan dalam Islam Pelajaran Iman Pelajaran Tauhid dan Akidah Imaniyah Pada bidang Fikih Usul Fikih dan Akidah ia menulis Ilmu Fikih Fatwa Mengenai sebelas Masalah Agama Ilmu Pembagian Pusaka Jaminan Kemerdekaan Beragama dalam Hukum Islam al Usul fi ilma al Usul pokok pokok dalam Ilmu Usul Fikih dan al Qawa id al Fiqhiah Kaidah Kaidah Fikih dua jilid Pada bidang ibadah ia menulis Pemimpin Haji Mabrur Pelajaran Ibadah dan Himpunan Doa Nabi Nabi Pada bidang perbandingan agama ia menulis Ruh Islam Islam di Polandia Istilahat al Muhaddis Istilah istilah Ahli Hadis Pembahasan di Sekitar Nuzulul Qur an Kisah Isr a Mi raj dan Pedoman Mati Buku buku tersebut pada umumnya telah tersebar luas di masyarakat Sebahagian dari buku karyanya dijadikan buku wajib di perguruan perguruan Al Washliyah Hampir sepanjang hayatnya ia gunakan untuk mengajar di antaranya di Madrasah Al Irsyadiyah Medan sejak tahun 1926 1930 di Madrasah Al Washliyah Meulaboh Aceh 1931 1932 Madrasah Al Washliyah Medan 1933 1945 Madrasah Al Qismul Ali Al Washliyah Tebing Tinggi 1946 1947 dan Madrasah Al Qismul Ali Al Washliyah Medan 1953 1957 Kemudian ia menjadi lektor pada Sekolah Persiapan Perguruan Tinggi Islam Indonesia di Medan 1953 1954 guru besar Ilmu Fikih dan Ushul Fikih pada Universitas Islam Sumatera Utara 1954 dan dosen tetap pada Universitas Al Washliyah sampai akhir hayatnya 3 KARYA TULISSebagai seorang ulama ilmuwan alim cendikiawan akademisi Da i H Muhammad Arsyad Thalib Lubis juga seorang penulis yang sangat produktif Selama hidupnya Tuan Arsyad telah menulis lebih dari 50 buku dalam berbagai displin ilmu disamping puluhan artikel artikel yang dimuat diberbagai majalah Medan Karya ia dapat dibagi kepada 3 kategori 1 Jawaban terhadap berbagai isu kontemporer 2 Pendidikan 3 Hal hal yang berhubungan dengan dakwah Berikut nama nama buku karya Syekh H Muhmmad Arsyad Thalib Lubis A Jawaban ia terhadap isu kontemporer Tuntunan Perang Sabil Imam Mahdi Ruh Islam Islam di Polen Pembahasan sekitar Nuzul Qur an Kisah Isra Miraj Agama Islam dan Penghuni Angkasa Luar B Pendidikan dan Syariah Islamiyah meliputi Ilmu Fiqih Pedoman Mati menurut Al Qur an dan Al Hadist Pelajaran Ibadah Riwayat Nabi Muhammad Ilmu Pembagian Pustaka Pimpinan Haji Mabrur Pelajaran Sembahyang Pelajaran Iman Pelajaran Tauhid Pelajaran Istilahat Al Muhaddisin Al Ushul Min Ilmi Al Ushul Al Qawaid Al Fiqhiyyah Al Aqaid Al Imaniyah Ikhtisar Riwayat Nabi Nabi Himpunan Doa Nabi Nabi Kegiatan Jurnalistik Muhammad Arsyad Thalib Lubis sebagai penulis dan Pimpinan Majalah di Medan adalah 1 Tahun 1928 1931 Penulis di Majalah Fajar Islam 2 Tahun 1934 Pimpinan Majalah Medan Islam 3 Tahun 1935 1942 Pimpinan Pengarang Majalah Medan Islam 4 Tahun 1945 Pimpinan Majalah Dewan dewan Islam 5 Tahun 1955 1957 Anggota Redaksi Sinar Islam Disamping majalah Bahasa Indonesia Tuan Arsyad pada tahun 1939 menerbitkan majalah yang berbahasa Arab yang diberi nama dengan Majalah Ulum Al Islamiyah Yang menjadi ciri khas majalah ini adalah adanya artikel artikel yang ditulis oleh ulama Al Azhar Mesir seperti Syekh Mustafa Al Maraghi Syekh Rasyid Ridha dan Syekh Abdul Quddus Ulama dari Madinah Pola pemikiran Muhammad Arsyad Thalib Lubis banyak dipengaruhi oleh ulama ulama Timur Tangah dari kelompok Salaf seperti Ibnu Taimiyah Abad 12 M dan Ibnu Al Qayim Al Jauziyah 571 H Pemikiran Tuan Arsyad dalam perbandingan agama sudah mendapat titik temu antara agama yang ada di Indonesia yang akhirnya muslim harus mengatakan bagimu agama mu dan bagiku agamaku Ulama Indonesia yang banyak mempengaruhi pemikiran Muhammad Arsyad Thalib Lubis adalah Syekh H Hasan Maksum KARYA MONUMENTALSemua bangunan milik Al Washliyah yang didirikan sebelum tahun 1972 adalah konstribusi almarhum Syekh H Muhammad Arsyad Thalib Lubis Sesungguhnya tulisan ukiran bangunan dan rumusan rumusan pembangunan karya monumental yang ada dalam organisasi Al Washliyah adalah karya yang tidak terpisahkan dari Almarhum H Muhammad Arsyad Thalib Lubis Almarhum tetap masih hidup di alam ini terutama di hati masyarakat Islam Sumatera Utara walaupun jasadnya telah di dalam kubur Tulisan tulisan anak anak murid ia telah mewarnai kehidupan masyarakat muslim Provinsi Sumatera Utara khususnya warga Al Washliyah dan UISU di Indonesia Pada Tahun 1971 H Muhammad Arsyad Thalib Lubis berfikir untuk melahirkan satu yayasan yang bertujuan mengirim para da i dan muballigh ke daerah daerah terpencil untuk mendakwah Islam kepada masyarakat yang belum beragama Cita cita tersebut akhirnya berhasil setelah Almarhum dr H Irma Gading Hakim bersedia menjadi Ketua Umum Yayasan tersebut Yayasan itu diberi nama Yayasan Baitul Makmur Sumber dana untuk kegiatan tersebut adalah sumbangan wakaf sedekah bahkan ada yang berasal dari zakat sekeluarga dokter dokter yang bertugas di Fakultas Kedokteran USU Dana yang terkumpul itulah yang digunakan oleh Yayasan Baitul Makmur untuk mengirim para da i dan muballigh ke Karo dan Dairi bahkan ke daerah Mentawai serta ke daerah daerah terpencil lainnya yang honor bulanan mereka dibayar Yayasan Baitul Makmur Setelah Almarhum dr Gading Hakim wafat para ulama dan Pengurus Baitul Makmur sepakat mengangkat Prof dr H Chairuddin P Lubis Sp A k sebagai Ketua Umum Yayasan dengan didampingi beberapa Guru Besar Fakultas Kedokteran USU Medan Sungguh mereka sebenarnya telah melanjutkan misi para ulama terdahulu Sayang sampai sekarang Baitul Makmur belum memiliki kantor yang tetap karena itu buku buku dan kitab kitab yang dibeli Baitul Makmur dari H Hammad Hasan Lubis Alumni Universitas Kairo dititipkan di Kantor Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara Kami berdoa kiranya Allah SWT memberkati usia Prof dr Chairuddin P Lubis Sp A K karena lebih 50 dana kegiatan Yayasan Baitul Makmur berasal dari zakat sadakah dan wakaf ia Banyak yang berharap kiranya setelah siap masjid dakwah USU yang kembar di Jl Sumarsono Kampus USU ada satu ruangan yang dapat dijadikan sebagai kantor yayasan Baitul Makmur sehingga masjid Dakwah USU akan menjadi Islamic Center di tengah tengah masyarakat intelektual kampus POKOK POKOK PERJUANGAN BERUPA GAGASAN IDE DAN AKSI 1 Kontekstualisasi Ajaran Islam ke Dalam Kerangka Berbangsa 2 Perjuangan Pembubaran Negara Sumatera Timur dan Negara Deli 3 Mengeluarkan Fatwa Kewajiban Perang Melawan Penjajah Kolonial 4 Menulis Buku Penuntun Perang Melawan Penjajah Kolonial 5 Berjuang dalam Laskar Hizbullah dan Laskar Washliyah 6 Perlawanan terhadap ideologi Komunisme dan anti Tuhan 7 Pendiri Al Jam iyatul Washliyah sekaligus berkontribusi dalam memodernisasi dunia pendidikan 8 Bersama Al Jamiyatul Washliyah mendirikan Madrasah dan Sekolah sebanyak 745 unit dan 10 Perguruan Tinggi yang tersebar di Indonesia Pekerjaan suntingSejak 1946 hingga 1957 ia memegang berbagai jabatan struktural di Departemen Agama di antaranya Kepala Mahkamah Syariah Keresidenan Sumatra Timur Kepala Jawatan Agama Keresidenan Sumatra Timur Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Sumatera Utara Kepala Bahagian Kepenghuluan Kantor Urusan Agama Propinsi Sumatera Utara dan Pejabat Kepala Kantor Urusan Agama Propinsi Sumatera Utara 2 Dalam kegiatan organisasi ia aktif sebagai anggota Pengurus Besar organisasi Al Washliyah 1930 1956 Meskipun kemudian ia tidak duduk dalam kepengurusan ia tetap aktif memberikan sumbangan pikiran dan tenaga dalam kegiatan Al Washliyah yang bergerak di bidang pendidikan dakwah dan sosial Sejak Majelis Islam A la Indonesia MIAI di lebur ke dalam Masyumi tahun 1945 ia berulang ulang menjadi pimpinan wilayah dan anggota Majelis Syuro Wilayah Kemudian ia menjadi anggota Masyumi Pusat 1953 1954 dan Anggota Konstituante dari fraksi Masyumi sejak tahun 1956 sampai dibubarkan pada tahun 1960 2 Ketika paham Ahmadiah Qadian menimbulkan gejolak di Sumatra Timur ia menfatwakan kekafiran Ahmadiah Qadian dan larangan menguburkan penganutnya di pekuburan muslim la juga memfatwakan bahwa Komunis harus diharamkan hidup di Indonesia pada Muktamar Ulama Seluruh Indonesia di Medan tahun 1953 dan fatwanya itu dipertegas lagi pada Muktamar Ulama se Sumatra di Bukit Tinggi dan Muktamar Ulama di Palembang 4 Ia juga selalu diminta untuk memberikan kuliah umum pada HUT UNIVA seperti pada awal tahun 1960 an pada saat itu terjadi polemik tentang kemungkinan manusia sampai ke angkasa luar bulan sedang hangat dibicarakan berbagai kalangan masyarakat Maka Arsyad Thalib Lubis memberikan kuliah umum pada acara HUT ke II UNIVA yang jatuh pada tanggal 18 Mei 1960 dengan judul Agama Islam dan Penghuni Angkasa Luar Dalam kuliah ini ia menyimpulkan bahwa dalil dalil yang disebutkan al Qur an memungkinkan manusia untuk sampai ke angkasa luar 5 Selain itu pada HUT yang ke X ia menyampaikan kuliah umumnya dengan judul Keesaan Tuhan Menurut Ajaran Kristen dan Islam Riwayat Pekerjaan suntingPada tahun 1949 1957 ia diberi amanah oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk mengurus berbagai jabatan penting dalam dalam Kementerian Agama diantaranya 1 Pegawai Jawatan Agama 2 Ketua Mahkamah Syariah Daerah Sumatera Timur 3 Ketua Jabatan Agama Daerah Sumatera Timur 4 Ketua Bagian Kependudukan Pejabat Urusan Agama Provinsi Sumatera Utara 5 Ketua Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Tahun 1965 6 Anggota Konstituante dari Partai Masyumi Tahun 1956 1959 Pada tanggal 12 Oktober 28 November 1959 Pemerintah Republik Indonesia mengutus H Muhammad Arsyad Thalib dan H Nasrudin Latif ke Uni Soviet dan negara negara Uni Soviet dalam rangka menguatkan hubungan persahabatan antara Indonesia dan Uni Soviet Diantara ke daerah Taskhent Samarkand Stalingrad Moskow Leningrad dan kembali Melalui Peking Rangoon dan Bangkok Perjuangan suntingPada masa perjuangan kemerdekaan ia turut memberikan andil sesuai dengan bidangnya berpidato untuk membangkitkan semangat jihad melawan penjajahan Tuan Syekh H Muhammad Arsyad Thalib Lubis adalah seorang Ulama Pejuang Kemerdekaan RI dan penjaga kedaulatan NKRI dari rongrongan pihak luar maupun dari dalam terutama pemberontakan PKI Ia aktif dalam upaya mencerdaskan anak bangsa melalui organisasi Al Jam iyatul Washliyah dan menyalurkan aspirasi politiknya bersama Partai Masyumi Ia adalah Anggota Konsituante RI MPR yang menyuarakan aspirasi rakyat di Parlemen tingkat Pusat Syekh H Muhammad Arsyad Thalib Lubis muda dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Republik Indonesia menentang sekutu Belanda dan Jepang sehingga ia ditangkap pada tanggal 23 Maret 1949 dan dipenjarakan sebagai tahanan politik di Penjara Suka Mulia Medan Buku ia Penuntun Perang Sabil pada November 1945 menjadi panduan untuk melawan Belanda dan sekutu Gerak gerak Tuan Arsyad terus diperhatikan Belanda dan ia dianggap sebagai ulama yang berpengaruh dikalangan kaum muslim dan sangat berpengaruh bagi penjajah Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 Arsyad mengeluarkan fatwa wajib atas setiap muslim menolak kedatangan Belanda kembali yang berkeinginan menjajah Indonesia kembali Orang orang muslim yang wafat dalam pertempuran melawan Belanda disebut dengan Syahid Fisabillilah mayatnya tidak wajib dimandikan dan dikafankan hanya disholatkan saja Ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan ia memfatwakan bahwa pahlawan Islam yang gugur di medan pertempuran melawan kolonial mati syahid hukumnya dan ia menganjurkan agar kaum Muslim memberikan dana jihad sebesar besarnya tanpa tawar menawar 6 Selain itu Tuan Arsyad menjadi Wakil Ketua Hizbullah Daerah Sumatera Timur dan Wakil Ketua PB Al Jam iyatul Washliyah pada masa pertempuran Agresi Militer II Tahun 1947 Akibat dari kepintaran ia di Hizbullah ia ditangkap oleh polisi serdadu Negara Sumatera Timur yang masih dikuasai oleh Belanda dan tentara NICA Dalam situasi seperti ini musibah yang paling berat dihadapi oleh H Muhammad Arsyad Thalib Lubis yaitu istrinya yang sangat dicintainya kembali kehadirat Allah SWT Dengan pengawalan yang sangat ketat ia datang melihat jenazah istrinya dan mendoakannya Setelah itu ia dipaksa dibawa kembali ke Penjara Suka Mulia Setalah istrinya wafat ia tidak menikah lagi sampai akhir hayatnya Hidupnya diwakafkan untuk mengabdi kepada agama dan negara Setalah Konferensi Meja Bundar KMB tanggal 27 Desember 1949 semua tahanan politik dibebaskan termasuk didalamnya H Muhammad Arsyad Thalib Lubis Pada waktu Agresi Belanda ke II yaitu 1947 1949 ketika Sumatra Timur jatuh ke tangan Belanda dan meresmikan berdirinya Negara Sumatra Timur NST ia sangat menentang dan untuk mempertahankan negara kesatuan RI Arsyad Thalib Lubis mengungsi ke pedalaman dan berkeras tidak mau bekerjasama dengan penjajah Pada waktu itu ia adalah anggota Dewan Pertahanan Daerah Sumatra Timur Selatan danwakil ketua Markas Besar Kelaskaran Al Washliyah 2 Ketika serangan bom Belanda menghujani kota Tebing Tinggi dan mulai memasuki perbatasan kota ia bersama beberapa guru dan anggota Al Washliyah berusaha bertahan di Markas Besar Kelaskaran Al Washliyah di kota itu Setelah pertempuran semakin sengit dan keadaan tidak mungkin di pertahankan ia meninggalkan kota untuk menyatukan kekuatan di daerah Tanjung Balai Asahan Beberapa hari kemudian ia bergerak menuju Rantau Prapat Di daerah ini ia meneruskan perjuangan bersama dengan pemimpin pemimpin lainnya Karena kegigihan perjuangannya pada tanggal 29 Maret 1949 ia ditangkap oleh pihak Negara Sumatra Timur NST yang bertindak sebagai perpanjangan tangan Belanda la ditahan sebagai tawanan politik di penjara Sukamulia Medan sampai tanggal 23 Desember 1949 Ketika ia di dalam penjara istrinya meninggal dunia dan setelah mengurus surat izin yang cukup rumit barulah ia mendapat izin keluar penjara dan dalam keadaan tangan diborgol dia melihat istrinya yang terakhir kali saat proses pemakaman 7 Ketika Negara Sumatra Timur berhasil dibubarkan dan Panitia Persiapan Negara Kesatuan untuk Sumatra Timur didirikan tahun 1950 1951 ia diangkat menjadi anggota panitia penempatan pegawai Pada tahun 1956 pemerintah mengutusnya bersama H Nasaruddin Latif ke Uni Soviet untuk meninjau Tashkent Mereka kembali ke Indonesia melalui Peking Beijing Rangoon Yangon dan Bangkok Sebagai hasil dari lawatannya ini ia menulis sebuah buku tentang keadaan umat Islam di sana agar menjadi cermin bagi umat Islam di Indonesia Menurutnya umat Islam di bawah kekuasaan Komunis merupakan kelompok kecil yang senantiasa diawasi dan tidak bebas dalam menjalankan ibadah Namun naskah buku ini hilang sebelum sempat dicetak Wafat suntingPada tanggal 6 Juli 1972 hari Kamis bersamaan dengan 23 Jumadil Awal 1392 H Syekh H Muhammad Arsyad Thalib Lubis kembali kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa setelah menderita sakit beberapa hari dan sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pringadi Medan Seluruh Institusi Perguruan Tinggi dan Universitas Islam serta Masyarakat Muslim secara luas berkabung sedih karena wafat almarhum diusia ke 63 tahun Kediaman ia yang sangat sederhana di Jalan Sei Kera Gang Sehat No 6 penuh sesak dikunjungi oleh berbagai lapisan masyarakat yang datang bertakziah kepada keluarga almarhum Tidak ada air mata yang pernah mendapat belaian kasih dari almarhum berduka Jenazahnya dimakamkan hari itu juga dengan iringan doa oleh ribuan para hadirin terdiri dari ulama rakyat dan pejabat di Provinsi Sumatera Utara Dengan Mengucapkan Inalilahi Wa inna ilaihi rojiun Referensi sunting Harun Nasution et al Ensiklopedi Islam Indonesia Jakarta Djambatan 1992 h 668 a b c d ibid Ahmad Nasution et al Sejarah Ulama Ulama Terkemuka di Sumatera Utara Medan MUI SU 1975 h 289 Ibid h 292 293 35Arifinsyah Wacana Pluralisme Agama Kontemporer Bandung Citapustaka 2002 h 95 36Ahmad Nasution et al Sejarah Ulama Ulama h 290 Arifinsyah Wacana Pluralisme h 96 Bibliografi suntingKedudukan Kepala Negara Republik Indonesia di lihat dari Hukum Islam penerbit Pustaka Univa 1967 Perbandingan Agama Kristen dan Islam oleh Arsjad Thalib Lubis Penerbit Islamiyah 1971 Keesaan Tuhan menurut Ajaran Islam dan Kristen Penerbit Media Da wah 1990 Imam Mahdi Penerbit Islamiyah 1962 Penuntun Perang Sabil Penerbit Madju Pembahasan di sekitar Nuzulul Qur an dan hari2 peringatan Islam Penerbit Islamiyah 1967 Himpunan doa Nabi nabi dan orang2 Soleh dalam Islam Penerbit Islamiyah 1964Pranala luar suntingProfil Arsjad Th Lubis di www konstituante net Daftar Tajuk Pengarang Indonesia Perpustakaan Nasional RI 2007 ISBN 9789790081499 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Arsyad Thalib Lubis amp oldid 25035062