www.wikidata.id-id.nina.az
Jenderal TNI Purn Soemitro Sastrodihardjo atau lebih dikenal dengan nama Soemitro 13 Januari 1927 10 Mei 1998 1 adalah seorang jenderal yang berpengaruh di masanya Jabatan penting yang pernah dipegangnya adalah sebagai Wakil Panglima ABRI dan Pangkopkamtib Ia sangat dikenal karena dalam masa kepemimpinannya meletus peristiwa Malari yang mengakibatkan pengunduran dirinya dari militer SoemitroJenderal SoemitroWakil Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ke 3Masa jabatan 9 September 1971 2 Maret 1974PresidenSoehartoPanglimaSoehartoMaraden PanggabeanPendahuluMaraden PanggabeanPenggantiSurono ReksodimedjoPanglima Komando Keamanan dan Ketertiban ke 3Masa jabatan 9 September 1971 2 Maret 1974PresidenSoehartoWakil PresidenHamengkubuwono IXPendahuluMaraden PanggabeanPenggantiJenderal TNI Purn SoehartoInformasi pribadiLahir 1927 01 13 13 Januari 1927Probolinggo Jawa TimurMeninggal10 Mei 1998 1998 05 10 umur 71 JakartaPekerjaanTentaraKarier militerPihak Kekaisaran Jepang 1943 1945 Indonesia 1945 1974 Dinas cabangPETA 1943 1945 TNI Angkatan Darat 1945 1974 Masa dinas1943 1974PangkatJenderal TNIPertempuran perangRevolusi Nasional Indonesia Daftar isi 1 Riwayat Hidup 1 1 Masa Kecil 1 2 Awal Karier militer 1 3 Transisi dari Orla ke Orba 1 4 Memimpin Kopkamtib dan Kejatuhan Karier 1 5 Karier Setelah Pensiun 2 Serba aneka 3 Pendidikan dan karier 3 1 Pendidikan 3 2 Karier 3 3 Kepangkatan 4 Penghargaan 4 1 Tanda jasa 5 Karya tulis 6 ReferensiRiwayat Hidup SuntingMasa Kecil Sunting Ayahnya kasir di PG Gending yang juga aktivis PNI Ibunya hanya wanita rumah tangga biasa Ia besar di pondok pesantren Tapi saat usia 16 tahun dan bermain jailangkung ia mendapat jawaban kelak akan menjadi mayor Celakanya ia justru percaya 2 Awal Karier militer Sunting Saat ada permintaan menjadi prajurit pembantu ia segera melamar ke PETA Bersama beberapa rekannya ia diterima dan diberangkatkan ke Bogor Selama pendidikan ia terkenal sebagai perwira yang paling nakal dan pelanggar peraturan Saat agresi Belanda II ia menjabat wakil Komandan Sub Wehkreise di Malang dan mendapat perintah dari Panglima Komando Jawa Kolonel Nasution untuk melakukan perang wingate sebuah strategi yang dilakukan Jenderal Wingate asal Burma mirip dengan strategi gerilya Ia sukses 2 Soemitro kemudian diangkat menjadi Komandan Batalyon I di Malang dan ia ditantang Mayjen Bambang Soegeng untuk membersihkan segitiga Sidoarjo Mojokerto dan Pasuruan Enam bulan kemudian dia berhasil membersihkan para laskar liar dan diperhadapkan dengan Bung Karno yang saat itu berada di Sidoarjo 2 Pada 1952 Sumitro masuk Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat SSKAD di Bandung Ia terlibat dalam Peristiwa 17 Oktober di mana Kolonel AH Nasution Kepala Staf Angkatan Darat menempatkan tank di sekitar Istana Presiden untuk meminta Presiden Sukarno membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat DPR Sumitro ingat bahwa resimen yang dipimpin oleh Kemal Idris mengejar Sumitro dan perwira Jawa Timur lainnya tetapi gagal menangkapnya 2 Melarikan diri ke Jawa Timur Sumitro diberi komando atas 3 batalyon dan diperintahkan membela pemerintah pusat jika situasi menyebar ke provinsi Situasi mereda dan Sumitro kembali ke Bandung untuk menyelesaikan pendidikannya Setelah SSKAD Sumitro terus naik pangkat di TT V Pada tahun 1952 ia menjadi Asisten 2 Panglima TT V naik menjadi Kepala Staf Resimen pada tahun 1953 dan Komandan Resimen pada tahun 1955 Sumitro kemudian kembali ke Bandung pada tahun 1956 menjadi pengajar di SSKAD dan mengambil Sekolah Lanjutan Perwira II Pada tahun 1958 Sumitro berangkat ke Amerika Serikat untuk menghadiri Sekolah Infanteri Angkatan Darat Amerika Serikat di Fort Benning Sekembalinya ke Indonesia Sumitro kembali ditempatkan di Bandung sebagai Komandan Pusat Senjata Infanteri Dia memegang posisi tersebut hingga tahun 1963 di mana dia menjadi Ketua Dewan Perencanaan Angkatan Darat Sementara itu Sumitro juga memanfaatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan militernya Pada tahun 1963 Sumitro masuk Sekolah Staf dan Komando ABRI Dia juga pergi ke luar negeri lagi belajar di Fuhrungsakademie der Bundeswehr di Hamburg Jerman Barat Lengkapnya pendidikan militer Sumitro diakui oleh rekan rekannya hingga mereka menyarankan agar dia mencoba menjadi Panglima Sumitro selalu menolak tapi pada 1965 ia menerima pengangkatan sebagai Panglima Kodam IX Mulawarman atas saran Jendral Ahmad Yani Sebagai Panglima Kodam ini Sumitro bertanggung jawab atas keamanan Kalimantan Timur Sumitro dengan cepat mengembangkan reputasi sebagai seorang anti komunis Ia menangkap pejabat yang organisasinya berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia PKI 3 Ketika berita itu sampai ke Soekarno ia pun dipanggil ke Jakarta dan mendapat teguran Transisi dari Orla ke Orba Sunting Pada akhir 1965 Sumitro dipindahkan dari Kalimantan Timur ke Jakarta di mana ia menjadi anggota staf Mayor Jenderal Soeharto Panglima Angkatan Darat Soeharto yang pada tahap ini berada di jalur perebutan kekuasaan yang akan segera terjadi dengan Sukarno merayu dukungan Perwira Angkatan Darat dengan menunjuk perwira dari berbagai etnis sebagai bagian dari stafnya Sumitro bersama Basuki Rahmat mewakili Jawa Timur Sementara itu Sumitro tetap loyal ke Soeharto dan tidak goyah mendukungnya Pada Maret 1966 situasi politik menjadi sangat tegang Sumitro mengenang pertemuan yang diadakan Suharto dan dihadiri Perwira Angkatan Darat lainnya Dalam pertemuan tersebut Soeharto menyampaikan kepada mereka yang hadir bahwa Sukarno perlu dipisahkan dari menteri menteri tertentu di kabinetnya seperti Menteri Luar Negeri Subandrio Soeharto memutuskan untuk menggunakan rapat kabinet pada 11 Maret 1966 sebagai kesempatan untuk melakukan penangkapan dan melimpahkan tugas penangkapan kepada Resimen Para Komando Angkatan Darat RPKAD Sementara itu Sumitro diberi tugas untuk mencatat perintah dan meneruskannya kepada pasukan Pada 11 Maret 1966 saat rapat kabinet diadakan dan RPKAD yang menyamar sebagai pasukan tak dikenal mendekati Sumitro ada di rumah Pagi itu dia mendapat telepon dari Alamsyah Ratu Prawiranegara salah satu staf pribadi Soeharto Alamsyah memanggil atas nama Soeharto yang berubah pikiran tentang penangkapan tersebut dan sekarang memerintahkan Sumitro untuk menarik pasukan Sumitro menjawab bahwa dia tidak bisa menuruti perintah Soeharto karena sudah terlambat dan operasi sudah berjalan Serangkaian peristiwa kemudian berlangsung yang berpuncak pada Sukarno menyerahkan kekuasaan de facto kepada Soeharto melalui Supersemar Soeharto sekarang berusaha untuk semakin melemahkan kekuatan Sukarno dan mulai menunjuk sekutu terpercaya sebagai Komandan Daerah Pada pertengahan tahun 1966 Sumitro kembali ke Jawa Timur setelah diangkat menjadi Panglima Kodam VIII Brawijaya Dalam posisi ini Sumitro bertanggung jawab atas keamanan Jawa Timur Sebuah tugas yang sangat penting mengingat situasi politik pada saat itu dan fakta bahwa Jawa Timur adalah provinsi asal Sukarno Namun demikian Sumitro sekali lagi terbukti berhasil menghilangkan sentimen pro Sukarno dalam komandonya pada akhir 1966 Setelah Soeharto dilantik menjadi Plt Presiden pada tahun 1967 Sumitro dipindahkan kembali ke Jakarta Kali ini dia menjadi Asisten Operasi Panglima Angkatan Darat posisi yang dia pegang selama dua tahun Pada tahun 1969 Sumitro menjadi Kepala Staf Menteri Pertahanan dan Keamanan posisi yang kemudian dijabat oleh Soeharto Setahun kemudian dia kemudian menjadi Wakil Komandan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban Kopkamtib organisasi Polisi Rahasia Orde Baru Memimpin Kopkamtib dan Kejatuhan Karier Sunting Sumitro mencapai puncak karier militernya pada tahun 1973 ketika diangkat menjadi Panglima Kopkamtib dan Wakil Panglima ABRI Sebagai Komandan Kopkamtib Sumitro memperoleh kekuasaan yang sangat besar dan sudah dijuluki sebagai orang nomor dua yang bertanggung jawab atas Indonesia setelah Soeharto Sumitro berusaha memperkuat posisinya dengan mencoba mengangkat Wakil Komandan Kopkamtib yang dipilihnya Tapi Soeharto melihat maksud Sumitro dan menunjuk Laksamana Sudomo rekan dekatnya sebagai Wakil Komandan Kopkamtib Ketika Soeharto memulai masa jabatan keduanya sebagai Presiden dia tidak memiliki popularitas yang dia miliki ketika dia menjabat dari Sukarno Sejak tahun 1973 ada peningkatan ketidakpuasan terutama di dalam universitas dengan korupsi jumlah investasi asing dalam perekonomian Indonesia dan kekuasaan yang dipegang oleh asisten pribadi Aspri Soeharto Pada saat yang sama persaingan berkembang di kalangan elit politik Di satu sisi adalah Sumitro yang ingin memotong keterlibatan militer dalam politik dan menguranginya menjadi peran profesional murni Di sisi lain adalah Ali Moertopo yang menginginkan militer tetap terlibat dalam politik dan salah satu dari Aspri tersebut di atas Menjelang akhir 1973 Sumitro mulai menjauhkan diri dari pemerintah Dia tidak mengambil tindakan terhadap kritik dan perbedaan pendapat yang ditujukan pada rezim meskipun itu merupakan wewenangnya Sumitro mulai mengadakan pembicaraan di kampus kampus universitas dan menyerukan kepemimpinan baru Sumitro juga mendorong lebih banyak kritik terhadap Aspri Kekuatan Sumitro yang terus berkembang terlihat pada akhir tahun 1973 ketika dia melakukan intervensi untuk membantu mengesahkan undang undang perkawinan Pada kesempatan ini ia berhasil memfasilitasi kompromi antara Pemerintah dan organisasi Muslim yang memandang undang undang tersebut terlalu sekuler Menjelang akhir tahun 1973 Soeharto mencoba menengahi antara Sumitro dan Ali melalui serangkaian pertemuan tetapi tidak berhasil Sementara itu tindakan Sumitro semakin provokatif Pada hari hari pertama Januari 1974 ia mengunjungi Nasution dan Sarwo Edhie Wibowo dua jenderal yang telah membantu Soeharto mendapatkan kekuasaan tetapi kecewa dengan rezim tersebut Pada 14 Januari 1974 Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka tiba di Jakarta untuk berkunjung Kunjungan Tanaka memberikan kesempatan ideal bagi mereka yang kritis terhadap besarnya investasi asing dalam perekonomian Indonesia untuk memprotes dan mengungkapkan ketidakpuasan mereka Namun pada tanggal 15 dan 16 Januari protes berubah menjadi kekerasan dan insiden Malari meletus di Jakarta yang menyebabkan 11 orang tewas 300 luka luka dan 775 ditangkap Setelah Tanaka pergi Sumitro mengambil tindakan dan memburu senat mahasiswa Universitas Indonesia UI Tindakannya terbukti terlambat karena dia telah didiskreditkan dipandang sebagai seseorang yang membiarkan protes lepas kendali Meski dilatarbelakangi intelijen Ali ada teori yang menyebutkan bahwa ia mengirim agen agennya ke massa untuk menghasut kekerasan agar Sumitro bisa didiskreditkan Tak lama setelah Peristiwa Malari Sumitro mengundurkan diri dari Komando Kopkamtib dan dilanjutkan dua bulan kemudian dengan pengunduran dirinya sebagai Wakil Panglima ABRI Soeharto mencoba menawarkan penghiburan menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tetapi Sumitro menolaknya lebih memilih untuk pensiun dari kehidupan militer sama sekali Karier Setelah Pensiun Sunting Sumitro menghabiskan beberapa tahun berikutnya pada masa pensiun dini sambil menghabiskan waktunya dengan bermain golf Pada tahun 1979 beliau menjadi pengusaha dengan mendirikan Group Rigunas dan menjadi Komisarisnya Sumitro juga secara tidak resmi menjadi komentator politik terutama berfokus pada masalah suksesi Beliau meninggal di Jakarta pada 10 Mei 1998 dan jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Serba aneka SuntingTerlepas dari persaingan dengan Ali Moertopo Sumitro sangat menghormatinya bahkan mengklaim bahwa Ali Moertopo akan menjadi Presiden yang baik Pendidikan dan karier SuntingPendidikan Sunting HIS MULO Peta 1944 Seskoad Bandung 1952 Sekolah Lanjutan Perwira II 1958 Advanced Course Fort Benning AS 1958 Sesko ABRI 1963 Fuhrungs Akademi der Bundeswehr Hamburg Jerman Barat 1965 4 Karier Sunting Ajudan Komandan Batalyon 5 Tentara PETA di Probolinggo Jawa Timur 1944 1945 Ketua BKR di Kawedanan Gending Probolinggo Jawa Timur 1945 Komandan Pleton 1 Kompi 2 Batalyon 1 Resimen II Divisi VII Untung Suropati 1945 1946 Komandan Kompi 2 Batalyon 1 Resimen II Divisi VII Untung Suropati 1946 Komandan Kompi Markas Divisi VII Untung Suropati dan Ketua Panitia Oeroesan Pemulangan Djepang dan Asing POPDA IV Probolinggo 1946 1947 Ajudan Panglima Divisi VII Untung Suropati 1947 1948 Wakil Komandan Batalyon 2 Brigade II Divisi I Brawijaya 1948 1949 Komandan Batalyon 30 Brigade IV Divisi I Brawijaya kemudian menjadi Batalyon 512 Resimem Infanteri 18 T amp T V Brawijaya 1949 1952 Asisten II Kepala Staf T amp T V Brawijaya 1952 1953 Kepala Staf Resimen Infanteri 18 T amp T V Brawijaya 1953 1955 Komandan Resimen Infanteri 18 T amp T V Brawijaya 1955 1956 Guru pada Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat 1956 1959 Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri 1959 1962 Perwira Menengah diperbantukan Deputi I Menteri Panglima Angkatan Darat dan Ketua Harian Dewan Perencanaan AD 1962 1964 Panglima Komando Daerah Militer IX Mulawarman 1964 1965 Asisten II Menteri Panglima Angkatan Darat dan Panglima Komando Daerah Militer VIII Brawijaya 1965 1967 Deputi I Panglima Angkatan Darat dan Ketua Dewan Pendidikan Angkatan Darat 1967 1969 Wakil Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban 1969 1971 Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban 1971 1974 Wakil Panglima ABRI 1973 1974 Pensiun 1976 Komisaris Utama Rigunas Group 1979 1998 4 Kepangkatan Sunting Giyu Shoi 1944 1945 Letnan Dua Inf 1945 1946 Letnan Satu Inf 1946 1948 Kapten Inf 1948 1954 Mayor Inf 1954 1959 Letnan Kolonel Inf 1959 1962 Kolonel Inf 1962 1964 Brigadir Jenderal TNI 1964 1965 Mayor Jenderal TNI 1965 1969 Letnan Jenderal TNI 1969 1971 Jenderal 1971 1974 Penghargaan SuntingTanda jasa Sunting nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Baris ke 1 Bintang Republik Indonesia Utama 10 Maret 1973 5 Baris ke 2 Bintang Mahaputera Utama 17 Juli 1970 6 Bintang Gerilya Bintang DharmaBaris ke 3 Bintang Kartika Eka Paksi Utama Bintang Jalasena Utama Bintang Bhayangkara UtamaBaris ke 4 Bintang Kartika Eka Paksi Pratama 4 Oktober 1972 7 Bintang Jalasena Pratama Bintang Kartika Eka Paksi NararyaBaris ke 5 Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun Satyalancana Perang Kemerdekaan IBaris ke 6 Satyalancana Perang Kemerdekaan II Satyalancana G O M I Satyalancana G O M IIBaris ke 7 Satyalancana Satya Dharma Satyalancana Wira Dharma Satyalancana Dwidya SisthaBaris ke 8 Satyalancana Penegak Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia 1989 8 Panglima Setia Mahkota P S M Malaysia 1971 9 Karya tulis SuntingSoemitro M Abriyanto Tantangan dan Peluang 1993 Butir Pemikiran Jenderal Soemitro Jakarta Pustaka Sinar Harapan 1991 ISBN 979 416 140 3 Soemitro Mengungkap Masalah Menatap Masa Depan Sebuah Refleksi Jakarta Pustaka Sinar Harapan 1991 ISBN 979 416 110 1 Soemitro Heru Cahyono Pangkopkamtib Jenderal Soemitro Dan Peristiwa 15 Januari 74 Sebagaimana Dituturkan Kepada Heru Cahyono Jakarta Pustaka Sinar Harapan 1998 ISBN 979 416 549 2 Soemitro Ramadhan K H Soemitro Mantan Pangkopkamtib Dari Pangdam Mulawarman Sampai Pangkopkamtib Jakarta Pustaka Sinar Harapan 1994 ISBN 979 416 258 2Referensi Sunting TokohIndonesia com Jenderal Sumitro 1927 1998 Mundur dari Pangkopkamtib Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 03 11 Diakses tanggal 2007 02 14 a b c d Suara Merdeka Jenderal Soemitro Terpental dalam Intrik Militer Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 03 11 Diakses tanggal 2007 02 14 Kodam Mulawarman Perbedaan Tajam Dua Pangdam dan Penangkapan PKI tirto id Diakses tanggal 2020 09 19 a b Apa dan Siapa PDAT Tempo Soemitro Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 09 29 Diakses tanggal 2007 02 14 Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia 1959 sekarang PDF Diakses tanggal 4 Oktober 2021 Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s d 2003 PDF Diakses tanggal 4 Oktober 2021 Perpustakaan Nasional Yayasan Idayu 1972 upacara penyematan Bintang Kartika Eka Paksi kelas I dan Bintang Yalasena kelas I kepada Wapangkopkamtib Jenderal Sumitro dengan inspektur upacara Wapangab Jenderal M Panggabean tempat Aula Hankam tanggal 4 Oktober 1972 Online Public Access Catalog Perpustakaan Nasional RI Tempomedia Penghargaan bintang LVRI majalah tempo co dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 04 18 Senarai Penuh Penerima Darjah Kebesaran Bintang dan Pingat Persekutuan Tahun 1971 PDF Diakses tanggal 4 Oktober 2021 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Soemitro amp oldid 24089191