www.wikidata.id-id.nina.az
Suku Dayak Bakumpai Belanda Becompaijers Bekoempaiers Becompayer adalah salah satu subetnis Dayak Ngaju 2 yang beragama Islam 3 Suku Bakumpai terutama mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yaitu dari kota Marabahan sampai kota Puruk Cahu Murung Raya Secara administratif Suku Bakumpai merupakan suku baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 7 51 dari penduduk Kalimantan Tengah namun akhirnya suku Bakumpai digabung ke dalam suku Dayak semenjak sensus BPS RI tahun 2010 4 Kota kota utama Dayak Bakumpai yakni Marabahan Barito Kuala Muara Teweh Barito Utara Buntok Barito Selatan dan Puruk cahu Murung Raya Suku Dayak BakumpaiMasyarakat Dayak Bakumpai di Sungai Barito tempo duluDaerah dengan populasi signifikan Kalimantan Tengah 135 297 1 Kalimantan Selatan 20 609 1 BahasaBakumpai Ngaju Banjar IndonesiaAgamaIslam SunniKelompok etnik terkaitBerangas Ngaju Banjar Suku Bakumpai berasal bagian hulu dari bekas Distrik Bakumpai sedangkan di bagian hilirnya adalah pemukiman orang Barangas Baraki bagian Distrik Banjarmasin Sebelah utara hulu dari wilayah bekas Distrik Bakumpai adalah wilayah Distrik Mangkatip Mengkatib merupakan pemukiman suku Dayak Bara Dia atau Suku Dayak Mangkatip Suku Bakumpai maupun suku Mangkatip merupakan keturunan suku Dayak Ngaju dari Tanah Dayak Suku Bakumpai banyak mendapat pengaruh bahasa budaya hukum adat dan arsitektur Banjar karena itu suku Bakumpai secara budaya dan hukum adat termasuk ke dalam golongan budaya Banjar namun secara bahasa suku Bakumpai memiliki kedekatan dengan bahasa Ngaju Daftar isi 1 Asal Usul Dayak Bakumpai 2 Silsilah Dayak Bakumpai 3 Populasi Suku Bangsa Bakumpai 4 Agama Kepercayaan 5 Etimologis 6 Organisasi Suku Bakumpai 7 Tokoh tokoh dan peranan 8 Referensi 9 Pranala luarAsal Usul Dayak Bakumpai suntingBerdasarkan cerita rakyat mengenai asal usul orang Bakumpai rakyat pun menunjukkan hal yang sama Dahulu kala sungai Barito dari Muara Pulau sampai ke sebelah hilir Ujung Panti itu tidak ada Waktu itu sungai Barito yang ada hanya Muara Pulau terus ke hulu sana Dari Muara Pulau itu kalau orang hendak ke Banjar atau orang Banjar hendak ke Barito terpaksa belok ke sungai Kahayan yang hanya satu satunya lalu lintas air Banjar Barito Pada waktu itu hulu Sungai Barito sana ada sebuah kampung yang bernama Air Manitis yang didiami oleh suku bangsa Dusun Biaju Suku itu diperintah oleh seorang kepala suku yang mempunyai dua orang anak kembar kemanikan laki laki dan perempuan Anak yang tua laki lakai namanya Patih Bahandang Balau Ia diberi nama demikian karena rambutnya balau merah bahandang seperti rambut orang Belanda sedangkan nama Patih itu bukan nama jabatan akan tetapi memang namanya Anaknya yang kecil perempuan yang diberi nama Datu Sadurung Malan Ia dinamakan demikian karena kelihatannya ia seperti memakai kerudung tutup kepala yang biasanya dipakai oleh perempuan yang sedang bertani malan sedangkan nama Datu bukan datu yang berarti orang tertua dari nenek tetapi memang namanya demikian Datu Sadurung Malan sangat cantik parasnya sehingga banyak pemuda yang ingin memperistrinya Karena parasnya sangat cantik sehingga kakaknya jatuh cinta padanya Pernah sekali ia bersama berada di sawah pada waktu itu kakaknya mengatakan bahwa ia ingin memperistrinya Tentu saja Datu Sadurung Malan tidak akan mau kawin dengan kakaknya sendiri Setelah kejadian itu Datu Sadurung Malan tidak lagi pergi ke sawah bersama kakaknya kecuali kalau ada ayahnya baru ia berani Hari terus berjalan Patih Bahandang Balau makin bertambah keinginannya untuk memperistrikan adiknya Orang tua mereka tidak mengetahui persoalan mereka berdua Tidak kuat menahan hatinya lagi maka Pathi Bahandang Balau mengancam hendak membunuh adaiknya kalau ia tidak mau kawin dengannya Mendengar ancaman kakaknya itu Datu Sadurung Malan berpikir hendak pergi jauh Waktu tengah malam ketika kakak dan ayahnya sedang tidur ia pergi ke luar rumah dan terus turun ke sungai masuk ke dalam perahunya Sesudah tali sampannya lepas dikayuhnya sampannya perlahan Hatinya terasa lega ketika ia telah jauh dari rumah Dengan perasaan hati yang lega dipercepatnya kayuhannya dan bermaksud hendak ke Banjar dan terus ke Jawa Sampai di Muara Pulau ia tidak mau belok ke sungai Kahayan karena ia takut kalau dikejar kejar kakaknya Dibuatnyalah jalanan sendiri Ditariknya sampannya sehingga terbentuk sungai kecil Pada mulanya memang belum ada airnya tetapi lama kelamaan berair juga karena hujan hingga akhirnya terbentuk sungai yang banyak dilalui orang Demikianlah sungai itu bertambah lama bertambah besar dan sampai sekarang dinamai orang Sungai Barito Setelah Datu Sadurung Malan sampai ke Banjar kemudian ia menumpang kapal yang menuju ke pulau Jawa sedangkan kakaknya Patih Bahandang Balau sesudah mengetahui adiknya tidak lagi di rumah dan mulai menginsafi dirinya Untuk menghibur hatinya yang sakit ia beristri dengan seorang perempuan di kampungnya sampai beranak cucu Anak cucunya sampai saat ini masih ada yang sekarang menjadi orang Barito atau orang Dusun Biaju Setelah Datu Sadurung Malan mendengar kakaknya sudah mempunyai istri ia kembali ke Kalimantan Sebelumnya ia sudah bersuami dan beranak cucu Anak cucunya hendak dibawanya ke Air Manitis kembali Ia heran melihat bekas jalannya dahulu ramai menjadi lalu lintas orang Ia hendak mendirikan rumah di situn kemudian ia menaruh ayam jantan ke arah matahati terbit tetapi ayam itu tidak mau berkokok Sesudah dihadapkan ke arah seberangnya ayam itu mau berkokok ia mempercayai bahwa itulah tandanya kalau tanah disitu baik untuk dibangun rumah Dibuatnyalah rumah di sana sampai akhirnya banyak orang tinggal di situ Sampai sekarang kampung itu masih ada yang sekarang dinamai Kampung Bakumpai atau Kota Marabahan sekarang Seperti itulah asal usul terjadinya sungai Barito kampung Bakumpai dan kampung orang Dusun Ibrahim dkk 1979 98 99 Kisah tentang Patih Bahandang Balau ini tampaknya menceritakan beberapa hal yakni Asal usul orang Bakumpai Larangan insest dalam suku bangsa Dayak yakni larinya Datu Sadurung Malan yang tidak mau diperistrikan oleh kakaknya Asal mula kejadian sungai Barito Tempat asal usul orang Bakumpai yakni Kampung Bakumpai di Kota Marabahan sebagai ibu kota Kabupaten Barito Kuala dan Hubungan persaudaraan antara Dayak Bakumpai dan Dayak Dusun Biaju Kalau ditanyakan kepada orang Bakumpai asal usul nenek moyang mereka dan tempat asalnya mereka pada umumnya mengatakan berasal dari Marabahan tepatnya dari salah satu kampung di kota Marabahan sekarang ini yang dulu disebut lebu Bakumpai kampung Bakumpai Ada yang mengatakan bahwa kampung itu ialah kampung Bagus sekarang ini Nama Bakumpai ini diabadikan yang meliputi wilayah kota Marabahan dan sekitarnya Ibrahim dkk 1979 2 5 Silsilah Dayak Bakumpai suntingMenurut Tjilik Riwut Suku Dayak Bakumpai merupakan suku kekeluargaan yang termasuk golongan suku kecil Dayak Ngaju Suku Dayak Ngaju merupakan salah satu dari 4 suku kecil bagian dari suku besar rumpun yang juga dinamakan Dayak Ngaju Ot Danum Mungkin adapula yang menamakan rumpun suku ini dengan nama rumpun Dayak Ot Danum Penamaan ini juga dapat dipakai sebab menurut Tjilik Riwut suku Dayak Ngaju merupakan keturunan dari Dayak Ot Danum yang tinggal atau berasal dari hulu sungai sungai yang terdapat di kawasan ini tetapi sudah mengalami perubahan bahasa Jadi suku Ot Danum merupakan induk suku tetapi suku Dayak Ngaju merupakan suku yang dominan di kawasan ini Suku Dayak suku asal terbagi suku besar rumpun Dayak Laut Iban Dayak Darat Dayak Apo Kayan Kenyah Bahau Dayak Murut Dayak Punan Dayak Ngaju Ot Danum terbagi 4 suku kecil Dayak Maanyan Dayak Lawangan Dayak Dusun Dayak Ngaju terbagi beberapa suku kekeluargaan Dayak Bakumpai dan lain lain Perbandingan hubungan suku Bakumpai dengan suku Dayak Ngaju seperti hubungan suku Tengger dengan suku Jawa Suku Dayak Ngaju merupakan suku induk bagi suku Bakumpai Populasi Suku Bangsa Bakumpai suntingMenurut situs Joshua Project Suku Bakumpai berjumlah 41 000 jiwa Populasi Suku Bakumpai di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik berjumlah 20 609 jiwa Di Kalimantan Selatan suku Bakumpai terbanyak terdapat di kabupaten Barito Kuala sejumlah 18 892 jiwa tahun 2000 Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik BPS populasi suku Bakumpai di Kalimantan Selatan berjumlah 20 609 jiwa yang terdistribusi pada beberapa kabupaten dan kota yaitu 32 jiwa di kabupaten Tanah Laut 397 jiwa di kabupaten Kota Baru termasuk Tanah Bumbu 34 jiwa di kabupaten Banjar 18 892 jiwa di kabupaten Barito Kuala 12 jiwa di kabupaten Tapin 3 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Selatan 23 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Tengah 42 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Utara termasuk Balangan 41 jiwa di kabupaten Tabalong 1 048 jiwa di kota Banjarmasin 85 jiwa di kota Banjarbaru Secara keseluruhan populasi Suku Bakumpai diperkirakan sebagai berikut 20 609 jiwa di Provinsi Kalimantan Selatan BPS sensus th 2000 135 297 jiwa di Provinsi Kalimantan Tengah 1 000 jiwa di Provinsi Kalimantan Timur Long Iram Laham Agama Kepercayaan suntingPada masa sekarang hampir seluruh masyarakat Dayak Bakumpai beragama Islam sedangkan yang beragama Kristen hampir tidak ada dan relatif sudah tidak tampak religi suku seperti pada kebanyakan suku Dayak Kaharingan lainnya Upacara adat yang berkaitan dengan sisa sisa kepercayaan lama yakni ritual Badewa dan Manyanggar Lebu Suku Bakumpai memeluk agama Islam diperkirakan pada akhir Abad ke 16 tepatnya pada tahun 1688 Masehi Pengaruh ajaran Islam terlihat hampir di setiap aspek kehidupan masyarakat Bakumpai seperti sistem kemasyarakatan kekerabatan gaya hidup bahkan dalam unsur kesenian Daerah Marabahan merupakan pusat kediaman suku Bakumpai yang telah banyak menghasilkan ulama ulama besar yang menyebarkan agama Islam sampai ke hulu Sungai Barito Etimologis suntingSecara etimologis bakumpai adalah julukan bagi suku dayak yang mendiami daerah aliran sungai barito bakumpai berasal dari kata ba dalam bahasa banjar yang artinya memiliki dan kumpai yang artinya adalah rumput Dari julukan ini dapat dipahami bahwa suku ini mendiami wilayah yang memiliki banyak rumput menurut legenda bahwa asal muasal Suku Dayak Bakumpai adalah dari Suku Dayak Ngaju yang akhirnya berhijrah ke negeri yang sekarang disebut dengan negeri Marabahan Pada mulanya mereka menganut agama nenek moyang yaitu kaharingan hal ini dapat dilihat dari peninggalan budaya yang sama seperti Suku Dayak lainnya seperti Batatenga bubur bahandang mempercayai adanya nilai magis pada beras kuning Behas Bahenda mempercayai bahwa burung elang burung antang dapat membawa sebuah berita kematian kekuatan rohani batin disebut dengan istilah batekang hambaruan dan adanya tradisi tampung tawar kemudian pada suatu hari mereka menjumpai akan wilayah itu seseorang yang memiliki kharismatik yang apabila dia berdiri di suatu tanah maka tanah itu akan ditumbuhi rumput Orang tersebut tidak lain adalah Nabiyullah Khidir as Di dalam cerita mereka kemudian masuk agama Islam dan berkembang biaklah mereka menjadi suatu suku suku bakumpai adalah julukan bagi mereka karena apabila mereka belajar agama di suatu daerah dengan gurunya khidir maka tumbuhlah rumput dari daratan tersebut sehingga kemudian mereka dikenal dengan suku bangsa bakumpai Suku Dayak Bakumpai dahulunya memiliki suatu kerajaan yang lebih tua dibandingkan dengan kerajaan daerah Banjar akan tetapi karena daya magis yang luar biasa akhirnya kerajaan ini berpindah ke Sungai Barito dan rajanya dikenal dengan nama Datuk Barito Dari daerah Marabahan ini kemudian mereka menyebar ke hulu Sungai Barito Dari cerita rakyat bahwa ada suatu daerah di Kabupaten Murung Raya yaitu Muara Untu pada mulanya hanyalah suatu hutan belantara yang dikuasai oleh bangsa Jin bernama Untu Kemudian ada dari Suku Bakumpai yang hijrah kesana dan mendiami daerah tersebut yang bernama Raghuy sampai sekarang jika ditinjau dari silsilah orang yang mendiami muara untu mereka menamakan moyang mereka Raghuy Dalam hal matapencaharian masyarakat Dayak Bakumpai umumnya mengandalkan aktivitas pertanian Aktivitas pertanian biasanya mereka lakukan di lahan gambut Masyarakat Dayak Bakumpai cenderung mencari lahan pertanian baru untuk mengganti lahan pertanian lama Hal itu tentunya berbeda dengan Suku Dayak lain yang kebanyakan lebih memilih untuk tetap memberdayakan lahan yang lama Selain itu aktivitas pertanian yang mereka lakukan biasanya hanya untuk memproduksi satu jenis komoditas tertentu yaitu padi Hal itu mereka lakukan karena kebutuhan mereka hanya untuk memenuhi urusan pangan saja Namun demikian pertambahan jumlah penduduk yang diiringidengan peningkatan kebutuhan pangan menuntut mereka untuk melakukan perluasan lahan pertanian yang lebih masif 6 Meskipun melakukan pembukaan lahan lumayan masif masyarakat Dayak Bakumpai tetap memperhatikan unsur unsur kelestarian alam Mereka tidak membuka lahan secara sembarangan Mereka percaya bahwa alam dititipkan nenek moyang untuk dijaga Kepercayaan tersebut mereka wujudkan dalam bentuk kearifan lokal yang secara turun temurun telah mampu mencegah terjadinya kebakaran dan menjaga kualitas lahan gambut namun tetap menghasilkan produk pertanian yang memuaskan 6 Beberapa bentuk kearifan lokal tersebut diwujudkan dalam 6 Pembuatan Tatas berupa sekat bakar di sekeliling ladang yang dilakukan dengan cara menebas semak dan rumput selebar rata rata dua meter agar api tidak keluar ladang Pembuatan Beje berupa kolam penangkapan ikan yang terbentuk pada cekungan cekungan rawa yang dalam Pada saat air pasang Beje akan terisi air hingga tergenang Pada saat surut air tersisa pada cekungan cekungan rawa yang dalam dan ikan terkumpul sehingga masyarakat dapat mengambil ikan tersebut Seiring berjalannya waktu Beje dibuat oleh masyarakat dengan menggali tanah gambut hingga membentuk kolam kolam dengan lebar 1 2 meter dan panjang antara 10 50 meter dengan kedalaman rata rata 2 meter Ibid Pengoalahan tanah menggunakan Tajak berupa parang panjang yang digunakan untuk memotong rumput dengan cepat dan rata Kemudian rumput tersebut dibiarkan tetap menjadi pupuk alami Penggunaan tajaktersebut mampu meminimalisir gangguan terhadap tanah karena tidak membalik permukaan tanah sehingga lahan dapat terhindar dari penyingkapan lapisan pirit Sistem pembagian lahan borongan yang dibatasi dengan batangan atau guludan Batangan dibuat sebagai pembatas lahan agar pembakaran lahan tidak menjalar ke area lainOrganisasi Suku Bakumpai suntingOrganisasi suku Bakumpai adalah Kerukunan Keluarga Bakumpai KKB Berikut daftar Kabupaten kota yang terdapat organisasi kerukunan Suku Bakumpai Kabupaten Barito Kuala kecamatan Bakumpai Tabukan dan Kuripan 7 Kabupaten Barito Selatan Kabupaten Barito Timur Kabupaten Barito Utara Kabupaten Murung Raya Kabupaten Kapuas Kabupaten Pulang Pisau Kabupaten Katingan berupa enclave Kabupaten Kutai Barat 1 7 populasi Kota Palangkaraya Kota Banjarmasin Organisasi KKB merupakan primordialisme Suku Bakumpai di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Di luar wilayah kedua provinsi ini biasanya orang Bakumpai bergabung ke dalam organisasi Suku Banjar Keturunan orang Bakumpai beserta orang Kutai dan Berau di Malaysia termasuk ke dalam kategori Suku Banjar Pada tahun 1955 Kerukunan Keluarga Bakumpai merupakan salah satu peserta pemilu di wilayah Kalimantan Kantor pusat KKB terletak di Banjarmasin dengan cabang cabang yang terdapat di Kabupaten Murung Raya Barito Kuala Barito Selatan Barito Timur Barito Utara Kapuas Katingan Kotawaringin Timur dan Kota Palangka Raya Tokoh tokoh dan peranan suntingPanglima Wangkang panglima Dayak di Barito Kuala dalam Perang Banjar Panglima Batur Pahlawan Perang Banjar Guan gelar Pangeran Dipati Kertas Melayang Pejuang Perang Banjar Pambakal Kendet Damang Kendet ayah dari Panglima Wangkang pejuang melawan terhadap kolonial Belanda di daerah Bakumpai Barito Kuala Tumenggung Surapati adalah Panglima Dayak dari garis keturunan Dayak Siang yang menumpas Belanda dan menenggelamkan kapal Perang Onrust di desa Lalutong Tuwur Barito Utara Tumenggung Surapati adalah penerus perjuangan dalam perang Banjar dibawah pimpinan Pangeran Antasari tetapi Perang yang dipimpin Surapati jauh lebih dahsyat dengan apa yang lebih dikenal Perang Barito tahun 1896 Bangkai kapal perang Onrust masih ada sebagai bukti dari sejarah perlawanan orang orang Dayak di bumi Kalimantan KH Hasan Basri Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia berasal dari suku bakumpai dari orang tua yang berasal dari Muara Teweh Kalimantan Tengah dan Marabahan Kalimantan Selatan Drs Haji Asmawi Agani mantan Gubernur Kalimantan Tengah Haji Nadalsyah Bupati Barito Utara Haji Hasanuddin Murad SH Bupati Barito Kuala Haji Tuaini M Ag Kepala Departemen Agama Kabupaten Barito Utara Z A Maulani Kepala BIN Prof Anwari Dilmy Rektor Universitas Lambung Mangkurat UNLAM ke 1 Berasal dari suku bakumpai di kota Marabahan merupakan keturunan ke 5 dari Syekh Muhammad Arsyad al Banjari seorang ulama besar di Kalimantan Selatan Referensi sunting a b Sumber Badan Pusat Statistik Sensus Penduduk Tahun 2000 Indonesia Tjilik Riwut Nila Riwut 2007 Kalimantan membangun alam dan kebudayaan NR Pub ISBN 9792399526 Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link ISBN 9789792399523 Indonesia Ukur Fridolin 2000 Tuaiannya sungguh banyak sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835 BPK Gunung Mulia hlm 151 ISBN 9789799290588 ISBN 979 9290 58 9 Indonesia Riwanto Tirtosudarmo Mencari Indonesia demografi politik pasca Soeharto Yayasan Obor Indonesia 2007 ISBN 979 799 083 4 9789797990831 www baritobasin wordpress com a b c Khairisa Noor Husna 2016 Strategi Konservasi Gambut Studi Pola Hubungan Karakteristik Fisik Lahan dan Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Barito Kuala Tesis Universitas Gadjah Mada Wow Bahasa Bakumpai Jadi Kebanggaan pranala nonaktif permanen Pranala luar suntinghttp www academia edu 15594270 RELASI HISTORIS ENKLAVE BAKUMPAI DI MARABAHAN DAN BUNTOK DI KALIMANTAN SELATAN DAN TENGAH KAJIAN LINGUISTIK DIAKRONIS Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Suku Dayak Bakumpai amp oldid 25006308