www.wikidata.id-id.nina.az
Peranan seks dan gender dalam Gereja Katolik telah menjadi subjek intrik maupun kontroversi sepanjang sejarah Gereja Pengaruh kultural Gereja Katolik telah menyebar luas terutama pada masyarakat Barat 2 Konsep konsep Kristiani yang diperkenalkan oleh Gereja ke dalam masyarat masyarakat di seluruh dunia yang menerima penginjilan memiliki suatu dampak yang signifikan pada pandangan pandangan kultural yang terbentuk dalam hal peranan seks dan gender Pengurbanan manusia perbudakan infantisida dan poligami yang dipraktikkan oleh budaya budaya seperti yang dimiliki Kekaisaran Romawi Eropa Amerika Latin dan sebagian Afrika 3 4 5 6 7 berakhir melalui upaya upaya penginjilan Gereja Para sejarawan mencatat bahwa misionaris misionaris Katolik para paus dan kaum religius termasuk di antara para pemimpin dalam kampanye kampanye menentang perbudakan suatu kelembagaan yang telah ada di hampir semua kebudayaan 8 9 10 dan sering kali meliputi perbudakan seksual kaum wanita Kekristenan mempengaruhi status kaum wanita dalam budaya budaya yang menerima penginjilan seperti Kekaisaran Romawi dengan cara mengutuk infantisida infantisida perempuan lebih umum perceraian inses poligami dan ketidaksetiaan dalam perkawinan yang dilakukan kaum pria maupun kaum wanita 3 4 11 Beberapa kritikus mengatakan kalau Gereja dan ajaran ajaran dari St Paulus para Bapa Gereja dan teolog skolastik memelihara suatu gagasan bahwa inferioritas perempuan ditetapkan secara ilahiah 12 kendati ajaran resmi Gereja 13 memandang kaum wanita dan kaum pria setara berbeda dan saling melengkapi Menurut USCCB perintah keenam menyerukan pasangan suami istri agar memelihara kesetiaan seksual dan emosional karena dipandang sangat penting dalam pernikahan serta merupakan cerminan kesetiaan Allah kepada umat manusia 1 Praktik praktik seksual dalam budaya budaya tersebut dipengaruhi oleh konsep Kristiani tentang kaum pria kesetaraan kaum wanita Menurut Gereja tindakan seksual adalah suci di dalam konteks relasi suami istri yang mencerminkan suatu anugerah timbal balik seumur hidup dan lengkap antara seorang pria dan seorang wanita 14 satu hal yang merintangi poligami dan pergundikan sehingga menjadi umum dalam budaya budaya sebelum hadirnya Kekristenan Kesetaraan kaum pria dan kaum wanita yang tercermin dalam ajaran Gereja bahwa kedua jenis kelamin itu dimaksudkan oleh rancangan ilahiah untuk berbeda dan saling melengkapi masing masing memiliki martabat yang sama dan diciptakan berdasarkan citra Allah 15 juga merupakan suatu konsep budaya tandingan Daftar isi 1 Ajaran resmi Gereja tentang kasih suami istri dan isu isu seksual 1 1 Moralitas seksual 1 1 1 Panggilan kemurnian 1 1 2 Pelanggaran terhadap kemurnian 1 2 Cinta kasih antara suami dan istri 1 3 Kesuburan dalam perkawinan kesenangan seksual pengaturan kelahiran 2 Keimaman kehidupan religius selibat 3 Peranan kaum wanita 4 Afeksi rohani 5 Catatan 6 Lihat pula 7 Referensi 8 BibliografiAjaran resmi Gereja tentang kasih suami istri dan isu isu seksual suntingMenurut Gereja manusia adalah makhluk seksual yang identitas seksualnya harus diterima dalam kesatuan tubuh dan jiwanya 16 Perbedaan jenis kelamin dimaksudkan seturut rancangan ilahi untuk berbeda dan saling melengkapi masing masing memiliki martabat yang sama dan diciptakan sesuai citra Allah 15 Tindakan seksual persetubuhan adalah suci di dalam konteks hubungan suami istri yang mencerminkan suatu anugerah timbal balik seumur hidup dan lengkap antara seorang pria dan seorang wanita 14 Karenanya dosa dosa seksual bukan hanya merupakan pelanggaran terhadap tubuh tetapi terhadap seluruh keberadaan pribadinya 14 Dalam buku Melintasi Ambang Pengharapan yang ditulisnya pada tahun 1994 Paus Yohanes Paulus II merefleksikan konsep tersebut dengan menyatakan Bagaimanapun orang orang muda selalu mencari keindahan dalam cinta Mereka menginginkan cinta mereka menjadi indah Jika mereka menyerah pada kelemahan dengan mengikuti model perilaku yang secara tepat dapat dianggap sebagai suatu skandal dalam dunia masa kini dan sayangnya model ini menyebar luas dalam kedalaman hatinya mereka masih mendambakan suatu cinta yang murni dan indah Hal ini berlaku pada anak laki laki sebagaimana juga anak perempuan Pada akhirnya mereka menyadari bahwa hanya Allah yang dapat memberikan mereka cinta semacam ini Alhasil mereka bersedia untuk mengikuti Kristus tanpa mempedulikan pengorbanan pengorbanan yang mungkin menuntutnya 17 Moralitas seksual sunting Artikel utama Teologi seksualitas Katolik Gereja Katolik mengajarkan bahwa antara kehidupan manusia dan seksualitas manusia adalah tidak dapat dipisahkan 18 Karena umat Katolik meyakini kalau Allah menciptakan umat manusia menurut keserupaan dan citra Nya sendiri serta Allah melihat segala yang dijadikan Nya itu sungguh amat baik 19 Gereja mengajarkan bahwa seks dan tubuh manusia adalah baik pula Gereja memandang ungkapan cinta kasih antara suami dan istri sebagai suatu bentuk aktivitas manusia yang ditinggikan menyatukan suami dan istri dalam pemberian diri timbal balik yang sepenuhnya dan membuka hubungan mereka akan kehidupan baru Paus Paulus VI menulis dalam ensiklik Humanae vitae bahwa Aktivitas seksual yang di dalamnya suami dan istri saling bersatu secara intim dan murni yang melaluinya kehidupan manusia diteruskan adalah luhur dan berharga sebagaimana diingatkan oleh Konsili baru baru ini 20 Dalam kasus ketika ekspresi seksual dicari di luar pernikahan sakramental atau ketika fungsi prokreatif dari ekspresi seksual di dalam pernikahan dihalangi secara sengaja misalnya dengan penggunaan kontrasepsi buatan Gereja Katolik menyatakan keprihatinan moril yang serius Gereja mengajarkan bahwa hubungan seksual memiliki suatu tujuan dan melakukannya di luar pernikahan adalah bertentangan dengan tujuannya 14 Menurut Katekismus Gereja Katolik cinta kasih suami istri dimaksudkan untuk suatu kesatuan personal yang mendalam suatu kesatuan yang melampaui persatuan dalam satu daging serta mengarah pada pembentukan satu hati dan jiwa 21 karena ikatan pernikahan merupakan suatu tanda cinta kasih antara Allah dan manusia 22 Panggilan kemurnian sunting Ajaran Gereja tentang perintah keenam mencakup suatu pembahasan mengenai kemurnian Katekismus menyebutnya suatu kebajikan moral suatu anugerah dari Allah suatu rahmat suatu buah dari upaya rohaniah 23 Gereja memandang seksualitas lebih dari sekadar tindakan fisik seksualitas berdampak pada seluruh tubuh dan jiwa sehingga Gereja mengajarkan bahwa kemurnian merupakan suatu kebajikan dan semua orang dipanggil untuk meraihnya 23 Kemurnian didefinisikan sebagai kesatuan batin seseorang dalam keberadaannya sebagai makhluk jasmani dan rohani yang berhasil mengintegrasikan seksualitasnya dengan keseluruhan kodratnya sebagai manusia 23 Untuk memperoleh kebajikan ini setiap orang dihimbau untuk masuk ke dalam pekerjaan sulit dan panjang penguasaan diri yang dibantu oleh pertemanan rahmat Allah kematangan serta pendidikan yang menghormati dimensi moral dan rohani kehidupan manusia 23 Katekismus mengkategorikan pelanggaran pelanggaran terhadap perintah keenam ke dalam dua kategori pelanggaran terhadap kemurnian dan pelanggaran terhadap martabat perkawinan 16 Pelanggaran terhadap kemurnian sunting Katekismus mencantumkan pelanggaran pelanggaran terhadap kemurnian 16 dengan urutan meningkat kadar keseriusannya menurut Peter Kreeft 24 Hawa nafsu Gereja mengajarkan bahwa kesenangan seksual adalah baik dan dimaksudkan demikian oleh Allah bagi pasangan suami istri agar mengalami kesenangan serta kenikmatan tubuh dan roh Hawa nafsu tidak dimaksudkan pada kesenangan seksual seperti demikian bukan pula kegembiraan di dalamnya ataupun keinginan untuk itu dalam konteks yang benar 25 Hawa nafsu merupakan hasrat seksual yang mencari kesenangan di luar tujuan yang telah ditetapkan untuk prokreasi serta persatuan pria dan wanita tubuh dan jiwa dalam tindakan penyerahan diri timbal balik 24 Masturbasi dipandang berdosa dengan alasan yang sama sebagaimana hawa nafsu tetapi satu tingkat di atas hawa nafsu karena melibatkan suatu tindakan fisik bukan pikiran saja 24 Percabulan atau fornikasi adalah hubungan seksual antara seorang pria dengan seorang wanita tanpa ikatan perkawinan Perbuatan ini dipandang bertentangan dengan martabat pribadi pribadinya dan seksualitas manusia karena secara kodrati tidak terarah pada kebaikan pasangan ataupun penghasilan keturunan dan pendidikan anak anak 24 Pornografi menempati peringkat lebih tinggi kadar keberdosaannya karena dipandang sebagai suatu penyimpangan tindakan seksual yang dimaksudkan untuk disebarkan kepada pihak ketiga untuk dilihat 24 Prostitusi dipandang berdosa baik bagi penjajanya maupun konsumennya tindakan ini merendahkan seorang pribadi menjadi sebuah alat kesenangan seksual melanggar martabat manusia dan membahayakan masyarakat Bobot dosanya lebih kecil pada penjaja yang dipaksa untuk melakukan tindakan ini karena kemiskinan ekstrem pemerasan atau tekanan sosial 24 Pemerkosaan adalah suatu tindakan yang pada hakikatnya adalah jahat yang dapat menyebabkan kerugian berat bagi korbannya sepanjang hidupnya Inses hubungan sedarah dalam bentuk pemerkosaan anak anak oleh orang tuanya atau kerabat dewasa lainnya atau oleh mereka yang bertanggung jawab atas pendidikan anak anak yang dipercayakan kepada mereka dipandang sebagai dosa seksual yang paling mengerikan 16 24 Cinta kasih antara suami dan istri sunting nbsp Perkawinan Triptik Tujuh Sakramen karya Rogier van der Weyden c 1445 Menurut ajaran Gereja cinta suami istri dimaksudkan untuk meraih suatu tujuan ganda perkawinan yang tak terputuskan persatuan suami istri dan penerusan kehidupan 26 Aspek persatuan unitif meliputi pemberian keberadaan masing masing pribadi pasangan suami istri sehingga mereka bukan lagi dua melainkan satu 26 Sakramen Perkawinan dipandang sebagai penyegelan Allah atas persetujuan pasangan suami istri untuk saling memberikan diri satu sama lain Ajaran Gereja mengenai status perkawinan mensyaratkan pasangan suami istri saling menerima kegagalan dan kesalahan pasangannya serta mengakui bahwa panggilan menuju kekudusan dalam perkawinan merupakan suatu hal yang memerlukan proses perubahan dan pertumbuhan rohani yang dapat berlangsung seumur hidup 26 Kesuburan dalam perkawinan kesenangan seksual pengaturan kelahiran sunting Sepanjang sejarah Gereja berbagai pemikir Katolik telah mengajukan opini opini berbeda seputar kesenangan seksual Beberapa memandangnya berdosa sementara yang lainnya tidak setuju 27 Tidak ada posisi resmi Gereja terkait hal ini hingga Konsili Trente tahun 1546 memutuskan bahwa konkupisensi mendatangkan dosa tetapi konkupisensi itu sendiri bukan dosa 27 Pada tahun 1679 Paus Innosensius XI menegaskannya dengan mengutuk hubungan seks dalam perkawinan yang dilakukan untuk kesenangan saja 27 Posisi Gereja mengenai aktivitas seksual dapat dirangkum dengan kata kata aktivitas seksual hanyalah dimiliki dalam perkawinan sebagai suatu ekspresi persatuan dan penyerahan diri secara total serta selalu terbuka kepada kemungkinan adanya kehidupan baru Tindakan tindakan seksual dalam perkawinan dipandang luhur dan terhormat serta dimaksudkan untuk dinikmati dengan kegembiraan dan rasa syukur 26 Keberadaan pengaturan kelahiran buatan telah ada sebelum Kekristenan Gereja Katolik telah mengutuk metode metode ini sepanjang sejarahnya 28 Gereja Katolik menanggapi penerimaan praktik kontrasepsi buatan oleh Gereja Inggris pada tahun 1930 dengan mengeluarkan ensiklik kepausan Casti connubii pada tanggal 31 Desember 1930 Ensiklik kepausan Humanae vitae yang dikeluarkan pada tahun 1968 merupakan suatu penegasan kembali pandangan Gereja Katolik berdasarkan tradisinya dalam hal perkawinan dan hubungan suami istri serta berisi kecaman lanjutan terhadap pengendalian kelahiran buatan artifisial 28 Gereja memandang keluarga besar sebagai berkat Gereja juga mengakui bahwa menjadi orang tua yang bertanggung jawab terkadang membutuhkan pengaturan jarak yang wajar atau pembatasan kelahiran dan memandang keluarga berencana alami dapat diterima secara moral tetapi menolak semua metode kontrasepsi buatan 29 Gereja menolak segala bentuk pembuahan dan inseminasi buatan karena teknik teknik tersebut memisahkan tindakan seksual dari proses penciptaan seorang anak Katekismus menyatakan Anak bukanlah sesuatu yang dapat dituntut oleh seseorang tetapi merupakan suatu anugerah anugerah luar biasa dalam perkawinan 29 Sejumlah umat Katolik dan non Katolik menyatakan ketidaksetujuan mereka terhadap dukungan Gereja atas keluarga berencana alami sebagai suatu bentuk pengaturan kelahiran yang layak serta berpendapat bahwa penolakan terhadap pengendalian kelahiran buatan berkontribusi pada overpopulasi dan kemiskinan 30 Penolakan Gereja atas penggunaan kondom utamanya dikritik berkenaan dengan negara negara di mana insiden AIDS dan HIV telah mencapai tingkatan epidemi Dalam pembelaannya umat Katolik mencontohkan negara negara seperti Kenya dan Uganda di mana dianjurkan perubahan perilaku bukannya penggunaan kondom dan di mana telah diperoleh kemajuan yang lebih baik dalam mengendalikan penyakit tersebut daripada di negara negara yang mempromosikan penggunaan kondom saja 31 32 Keimaman kehidupan religius selibat suntingInformasi lebih lanjut Sakramen Imamat Gereja Katolik Selibat klerikal Gereja Katolik dan Hidup bakti Dalam Gereja Katolik hanya kaum pria yang dapat menjadi klerus tertahbis melalui Sakramen Imamat sebagai uskup imam atau diakon lih hierarki Gereja Katolik Semua klerus yang adalah uskup membentuk Kolegium para Uskup dan dipandang sebagai penerus penerus para rasul 33 34 note 1 Praktik selibat Gereja didasarkan pada teladan Yesus dan ajaran Nya sebagaimana diberikan dalam Matius 19 11 12 serta tulisan tulisan St Paulus yang berbicara mengenai keuntungan keuntungan selibat yang memungkinkan seorang pria melayani Tuhan sepenuhnya 44 Selibat dijunjung tinggi sejak awal mula Gereja Selibat dipandang sebagai satu bentuk pernikahan rohani dengan Kristus suatu konsep yang dipopulerkan lebih lanjut oleh teolog Kristen awal Origenes Selibat klerikal mulai disyaratkan pada abad ke 4 sebagaimana terlihat dalam dekretal dekretal kepausan sejak Paus Sirisius 45 Pada abad ke 11 kewajiban selibat klerikal diberlakukan sebagai bagian dari upaya upaya untuk mereformasi gereja abad pertengahan 46 Salah satu pandangan Katolik adalah karena kedua belas rasul yang dipilih oleh Yesus itu laki laki semua maka hanya kaum pria yang dapat ditahbiskan di dalam Gereja Katolik 47 Kendati beberapa orang menganggap hal ini sebagai bukti adanya suatu sikap diskriminatif terhadap kaum wanita 48 Gereja meyakini bahwa Yesus memanggil kaum wanita untuk panggilan yang berbeda namun sama pentingnya di dalam pelayanan Gereja 49 Paus Yohanes Paulus II dalam surat apostoliknya Christifideles Laici menyatakan bahwa kaum wanita memiliki panggilan panggilan khusus yang hanya diperuntukkan bagi jenis kelamin perempuan dan sama sama dipanggil untuk menjadi murid murid Yesus 50 Keyakinan akan peranan peranan yang berbeda dan saling melengkapi antara kaum pria dan kaum wanita ditunjukkan dalam pernyataan Paus Paulus VI Jika kesaksian para Rasul mendirikan Gereja maka kesaksian kaum wanita memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pemeliharaan iman dalam komunitas komunitas Kristiani 50 Peranan kaum wanita suntingArtikel utama Kaum wanita dalam Gereja Katolik Ajaran resmi Gereja memandang kaum wanita dan kaum pria setara berbeda dan saling melengkapi 13 Suatu devosi dan peran khusus diberikan kepada Maria ibu Yesus sebagai ibu asuh dari Kristus dan Gereja Devosi Maria telah menjadi satu tema sentral dalam kesenian Katolik keibuan dan keluarga diberikan status sakral dalam ajaran ajaran gereja Sebaliknya peran Hawa dalam kisah Alkitab mengenai Taman Eden mempengaruhi perkembangan suatu gagasan Barat mengenai wanita sebagai penggoda Yesus berkhotbah untuk kaum pria maupun kaum wanita dengan perlakuan setara satu hal yang tidak biasa pada zaman Nya Santo Paulus bapa Gereja perdana berkhotbah tentang kesetaraan gender melalui Yesus namun tampaknya juga menetapkan batasan batasan untuk peran seorang wanita di dalam gereja Berdasarkan bacaan Injil yang menyajikan bahwa Kristus hanya memilih laki laki sebagai Rasul Rasul Gereja tidak menahbiskan kaum wanita menjadi imam lih bagian di atas Namun demikian sepanjang sejarah Gereja kaum wanita tercatat memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengelola institusi institusi Katolik terutama rumah sakit dan sekolah melalui tarekat tarekat religius biarawati atau suster seperti Benediktin Dominikan Suster Suster Loreto Suster Suster Kerahiman Suster Suster Kecil dari Kaum Miskin Yosefit dan Misionaris Cinta Kasih Afeksi rohani sunting nbsp Ekstase Santa Teresa dalam basilika Santa Maria della Vittoria di Roma karya Gian Lorenzo Bernini seorang seniman barok Italia Afeksi atau kasih sayang spiritual telah sejak lama terdokumentasi dalam berbagai kisah hidup orang orang kudus santo santa Biografi Thomas Aquinas Teresa dari Avila Martin de Porres Yosef dari Cupertino dan banyak lainnya memuat episode episode afeksi spiritual yang disaksikan oleh orang lain yang mengenal santo santa tersebut atau berdasarkan pengakuan santo santa itu sendiri dalam tulisan tulisan mereka Dalam Riwayat Hidup Santa Teresa misalnya ia mendeskripsikan suatu pengalaman yang menjadi dikenal sebagai Ekstase Santa Teresa Pertukaran cinta yang terjadi antara jiwa dan Allah begitu manis sehingga kumohon kepada Dia dalam kebaikan Nya supaya memberikan rasa cinta Nya kepada siapa saja yang mengira aku berbohong Pada hari hari ketika hal ini berlangsung aku menjalaninya seperti terbius Aku tidak ingin melihat ataupun bicara melainkan mendekap erat penderitaanku karena bagiku itu adalah kemuliaan yang jauh lebih besar daripada segala ciptaan Kadang kadang terjadi ketika Tuhan menginginkannya bahwa pesona ilahi ini begitu luar biasa sehingga kendati aku berada di antara orang orang aku tidak mampu menahannya yang sangat menyusahkanku ialah mereka mulai membuatnya diketahui orang banyak 51 Catatan sunting Hanya para uskup yang dapat melayankan Sakramen Imamat atau Tahbisan dan dalam Ritus Latin Penguatan umumnya dilayankan oleh mereka 35 Para uskup bertanggung jawab mengajar dan memimpin umat beriman dalam keuskupan mereka masing masing berbagi tugas dengan para imam dan diakon yang melayani di bawah otoritas mereka Hanya para imam dan uskup yang dapat mempersembahkan Ekaristi serta melayankan Sakramen Rekonsiliasi dan Pengurapan Orang Sakit Mereka dan para diakon dapat berkhotbah mengajar membaptis menjadi saksi perkawinan dan memimpin ibadat pemakaman 36 Baptisan biasanya dilakukan oleh kaum klerus tetapi juga merupakan satu satunya sakramen yang dapat dilayankan dalam keadaan darurat oleh semua umat Katolik atau bahkan seorang non Katolik yang memiliki niat membaptis menurut keyakinan Gereja Katolik 37 Kaum pria yang telah menikah dapat menjadi diakon tetapi hanya kaum pria yang selibat yang biasanya dapat ditahbiskan sebagai imam dalam Ritus Latin 38 39 Kaum klerus pria yang telah menikah yang adalah konver ke dalam Gereja Katolik dari denominasi Kristen lainnya terkadang dikecualikan dari aturan tersebut 40 Gereja Katolik Timur menahbiskan kaum pria yang selibat maupun yang telah menikah 41 42 Semua ritus Gereja Katolik mempertahankan tradisi kuno bahwa pernikahan tidak diperbolehkan setelah penahbisan Kaum pria dengan kecenderungan homoseksual sementara dapat ditahbiskan menjadi diakon setelah tiga tahun menjalani hidup doa dan kemurnian tetapi kaum pria homoseksual yang aktif secara seksual atau mereka yang memiliki akar kecenderungan homoseksual mendalam tidak dapat ditahbiskan 43 Lihat pula suntingTeologi tubuh Katolik Teologi TubuhReferensi sunting USCCB p 405 kutipan Perintah keenam menyerukan pasangan suami istri untuk mempraktikkan kesetiaan eksklusif dan permanen antara satu sama lain Kesetiaan emosional dan seksual sangatlah penting dalam komitmen yang dibuat pada perjanjian pernikahan Allah menetapkan pernikahan sebagai suatu cerminan kesetiaan Nya kepada kita Orlandis preface a b Bokenkotter p 56 a b Noble p 230 Noble p 445 Stearns p 65 66 Hastings p 309 Chadwick Owen p 242 Noll p 137 140 Duffy p 221 Stark p 104 Bokenkotter p 465 a b Kreeft p 61 a b c d Kreeft p 245 a b Kreeft p 244 a b c d Inggris Paragraphs 2331 2400 Catechism of the Catholic Church Second Edition Libreria Editrice Vaticana 2012 John Paul II p 123 Inggris CCC 2331 2400 Vatican va Kejadian 1 31 Inggris Paul VI 25 July 1968 Humanae Vitae Encyclical Letter of His Holiness Paul VI on the regulation of birth 25 July 1968 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 03 19 Diakses tanggal 6 January 2015 Inggris Paragraph 1643 Catechism of the Catholic Church Second Edition Libreria Editrice Vaticana 2012 Inggris Paragraph 1617 Catechism of the Catholic Church Second Edition Libreria Editrice Vaticana 2012 a b c d USCCB pp 405 406 a b c d e f g Kreeft pp 247 248 Kreeft p 246 a b c d USCCB p 408 a b c Gardella pp 10 13 a b Inggris Saunders William 4 September 2008 Teachings about contraception found in Scripture The Catholic Herald Diakses tanggal 13 May 2009 a b Schreck p 315 Inggris Is the Vatican wrong on population control BBC News 9 July 1999 Diakses tanggal 8 April 2009 Inggris Dugger Celia W 18 May 2006 Why is Kenya s AIDS rate plummeting The New York Times diakses tanggal 21 February 2008 Inggris Wilson Brenda 2004 Study Verbal Warnings Helped Curb AIDS in Uganda National Public Radio diakses tanggal 15 August 2008 Inggris Canon 42 1983 Code of Canon Law Vatican Diakses tanggal 9 March 2008 Inggris Canon 375 1983 Code of Canon Law Vatican Diakses tanggal 9 March 2008 Barry p 114 Inggris Committee on the Diaconate Frequently Asked Questions About Deacons United States Conference of Catholic Bishops Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 02 24 Diakses tanggal 9 March 2008 Schreck p 227 Inggris Canon 1037 1983 Code of Canon Law Vatican Diakses tanggal 9 March 2008 Inggris Canon 1031 1983 Code of Canon Law Vatican Diakses tanggal 9 March 2008 Inggris Cholij Roman 1993 Priestly Celibacy in Patristics and in the History of the Church Vatican Diakses tanggal 6 April 2008 Inggris Niebuhur Gustav 16 February 1997 Bishop s Quiet Action Allows Priest Both Flock And Family The New York Times Diakses tanggal 4 April 2008 Latin 1990 Codex Canonum Ecclesiarum Orientalium Canons 285 373 374 758 Libreria Editrice Vaticana 1990 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011 10 05 Diakses tanggal 12 September 2008 Inggris Pope Benedict XVI 4 November 2005 Instruction Concerning the Criteria for the Discernment of Vocations with regard to Persons with Homosexual Tendencies in view of their Admission to the Seminary and to Holy Orders Vatican Diakses tanggal 9 March 2008 Schreck p 255 Bokenkotter p 54 Bokenkotter p 145 Inggris Paragraph 1577 Catechism of the Catholic Church Second Edition Libreria Editrice Vaticana 2012 Bokenkotter p 496 Paus Benediktus XVI hlm 180 181 kutipan Perbedaan antara pemuridan Kedua Belas Rasul dan pemuridan kaum wanita adalah jelas tugas tugas yang diberikan kepada masing masing kelompok adalah cukup berbeda Namun Lukas memperjelasnya dan Injil lainnya juga memperlihatkan hal ini dengan berbagai macam cara bahwa banyak wanita yang menjadi bagian dari komunitas umat beriman yang lebih intim dan bahwa dukungan mereka kepada Yesus yang dilandasi oleh iman merupakan suatu elemen penting dalam komunitas tersebut sebagamana yang kemudian terilustrasikan secara gamblang di kaki Salib dan saat Kebangkitan a b Inggris John Paul II Pope 1988 Christifideles Laici Vatican Diakses tanggal 17 March 2008 Inggris Teresa of Avila The Book of Her Life Translated with notes by Kieran Kavanaugh O C D and Otilio Rodriguez O C D edisi ke 2008 Hackett Publishing hlm 200 201 ISBN 9780872209077 Bibliografi sunting Inggris Brundage James 1987 Law Sex and Christian Society in Medieval Europe Chicago University of Chicago ISBN 978 0 226 07784 0 Inggris Nelson Janet Linehan Peter 2001 Sin Crime and the Pleasures of the Flesh the Medieval Church Judges Sexual Offences The Medieval World London Routledge 294 305 ISBN 0 415 18151 8 Inggris Ziolkowski Jan 1998 Obscene and Lascivious Obscenity Social Control and Artistic Creation in the European Middle Ages Brill ISBN 90 04 10928 5 Inggris Murray Jacqueline Eisenbichler Konrad 1996a Playing by the Rules Sexual Behavior and Legal Norms in Medieval Europe Desire and Discipline Sex and Sexuality in the Premodern West Toronto University of Toronto ISBN 0 8020 7144 9 Inggris 1996b Bullough Vern L Brundage James ed Sex and Canon Law Handbook of Medieval Sexuality New York Garland 33 50 Inggris nd Canonical Courts and Procedure Medieval Canon Inggris 1976 Prostitution in the Medieval Canon Law Chicago Journals Chicago The University of Chicago Press 825 845 Inggris Bokenkotter Thomas 2004 A Concise History of the Catholic Church Doubleday ISBN 0 385 50584 1 Inggris Chadwick Owen 1995 A History of Christianity Barnes amp Noble ISBN 0 7607 7332 7 Inggris Duffy Eamon 1997 Saints and Sinners a History of the Popes Yale University Press ISBN 0 300 07332 1 Inggris Dussel Enrique 1981 A History of the Church in Latin America Wm B Eerdmans ISBN 0 8028 2131 6 Inggris Ferro Mark 1997 Colonization A Global History Routledge ISBN 978 0 415 14007 2 Inggris Froehle Bryan Mary Gautier 2003 Global Catholicism Portrait of a World Church Orbis books Center for Applied Research in the Apostolate Georgetown University ISBN 1 57075 375 X Inggris Hastings Adrian 2004 The Church in Africa 1450 1950 Oxford University Press ISBN 0 19 826399 6 Inggris Hunter David 2007 Sexuality Marriage and the Family Cambridge History of Christianity 2 585 doi 10 1017 chol9780521812443 026 pranala nonaktif permanen Inggris Johansen Bruce 2006 The Native Peoples of North America Rutgers University Press ISBN 0 8135 3899 8 Inggris Kelly Henry Ansgar Apr 2000 Bishop Prioress and Bawd in the Stews of Southwark Speculum 342 388 Inggris Koschorke Klaus Ludwig Frieder Delgado Mariano 2007 A History of Christianity in Asia Africa and Latin America 1450 1990 Wm B Eerdmans Publishing Co ISBN 978 0 8028 2889 7 Inggris Le Goff Jacques 2000 Medieval Civilization Barnes amp Noble ISBN 978 0 7607 1652 6 Inggris Noble Thomas Strauss Barry 2005 Western Civilization Houghton Mifflin Company ISBN 0 618 43277 9 Inggris Noll Mark 2006 The Civil War as a Theological Crisis University of North Carolina Press ISBN 0 8078 3012 7 Inggris Orlandis Jose 1993 A Short History of the Catholic Church Scepter Publishers ISBN 1 85182 125 2 Inggris John Paul II Pope 1995 Crossing the Threshold of Hope Alfred A Knopf Inc ISBN 0 679 76561 1 Inggris Payer Pierre Joyce Salisbury 1991 Sex and Confession in the 13th Century Sex in the Middle Ages a Book of Essays New York Garland Pub 127 ISBN 0 8240 5766 X Inggris Posner Richard 1994 Sex and Reason Harvard University Press ISBN 978 0 674 80280 3 Inggris Rossiaud Jacques 1988 Medieval Prostitution Blackwell ISBN 978 0 631 19992 2 Inggris Schreck Alan 1999 The Essential Catholic Catechism Servant Publications ISBN 1 56955 128 6 Inggris Stark Rodney 1996 The Rise of Christianity Princeton University Press ISBN 978 0 691 02749 4 Inggris Stearns Peter 2000 Gender in World History Routledge ISBN 978 0 415 22310 2 Inggris Thomas Hugh 1999 The Slave Trade The Story of the Atlantic Slave Trade 1440 1870 Simon and Schuster ISBN 978 0 684 83565 5 Inggris Woods Jr Thomas 2005 How the Catholic Church Built Western Civilization Regnery Publishing Inc ISBN 0 89526 038 7 Inggris USCCB United States Conference of Catholic Bishops 2008 United States Catechism for Adults USCCB Publishing ISBN 978 1 57455 450 2 Templat Sejarah teologi Katolik Templat Sejarah Gereja Katolik Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Peranan seks dan gender dalam Gereja Katolik amp oldid 25280672