www.wikidata.id-id.nina.az
Sejarah Bali meliputi rentang waktu perkembangan kebudayaan masyarakat Bali Sejarah Bali juga terkait dengan beberapa mitologi dan cerita rakyat yang ada kaitannya dengan sejarah sebuah tempat atau peristiwa yang pernah ada di Bali Daftar isi 1 Formasi Geologi 2 Masa Prasejarah 2 1 Masa Paleolitik dan Mesolitik 2 2 Masa prasejarah Bali 2 2 1 Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana 2 2 2 Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut 2 2 3 Masa bercocok tanam 2 2 4 Masa Perundagian 3 Masuknya Agama Hindu 4 Masa Majapahit 1343 1846 4 1 Kedatangan Ekspedisi Gajah Mada 4 2 Periode Kerajaan Gelgel 4 3 Periode Kerajaan Klungkung 4 4 Kerajaan kerajaan pecahan Klungkung 5 Masa 1846 1949 5 1 Perlawanan Terhadap Orang Orang Belanda 5 2 Masa Penjajahan Belanda 5 3 Lahirnya Organisasi Pergerakan 5 4 Masa Pendudukan Jepang 1945 1945 5 5 Masa Kemerdekaan 5 6 Puputan Margarana 1946 5 7 Konferensi Denpasar 1946 5 8 Penyerahan Kedaulatan 6 Masa 1949 2007 7 Referensi 8 Lihat pulaFormasi Geologi Sunting nbsp Tebing batu kapur tersier di Uluwatu yang terangkat dari dasar laut oleh gerakan Penunjaman Pulau Bali seperti kebanyakan pulau di kepulauan Indonesia adalah hasil dari subduksi tektonik lempeng Indo Australia di bawah lempeng Eurasia Dasar laut tersier yang terbuat dari endapan laut purba termasuk akumulasi terumbu karang terangkat di atas permukaan laut oleh subduksi Lapisan batu kapur tersier yang terangkat dari dasar samudra masih terlihat di daerah daerah seperti Bukit semenanjung dengan tebing batu kapur besar di Uluwatu atau di barat laut pulau di Prapat Agung 1 Deformasi lokal lempeng Eurasia yang diciptakan oleh subduksi telah mendorong kerak kerak yang menyebabkan munculnya fenomena vulkanik Sederetan gunung berapi berjajar di bagian utara pulau itu di poros Barat Timur di mana bagian barat tertua dan bagian timur terbaru 1 Gunung berapi tertinggi adalah gunung berapi strato aktif Gunung Agung pada 3 142 m 10 308 kaki Aktivitas vulkanik telah berlangsung intens selama berabad abad dan sebagian besar permukaan pulau diluar Semenanjung Bukit dan Prapat Agung telah ditutupi oleh magma vulkanik Beberapa endapan lama tetap lebih tua dari 1 juta tahun sementara sebagian besar bagian tengah pulau ditutupi oleh endapan vulkanik muda kurang dari 1 juta tahun dengan beberapa ladang lava yang sangat baru di timur laut karena letusan dahsyat akibat bencana alam Gunung Agung pada tahun 1963 1 Aktivitas gunung berapi karena endapan abu yang tebal dan kesuburan tanah yang dihasilkannya juga merupakan faktor kuat dalam kemakmuran pertanian pulau tersebut 1 Di tepi subduksi Bali juga berada di tepi beting Paparan Sunda tepat di sebelah barat garis Wallace dan pada satu waktu terhubung ke pulau tetangga Jawa terutama selama penurunan permukaan laut di dalam Zaman es Karena itu fauna dan floranya mendekati benua Asia 2 Masa Prasejarah SuntingMasa Paleolitik dan Mesolitik Sunting Bali menjadi bagian dari paparan Sunda pulau ini telah terhubung ke pulau Jawa berkali kali dalam sejarah Bahkan hari ini kedua pulau hanya dipisahkan oleh Selat Bali yang berjarak 2 4 km Pendudukan oleh orang Jawa kuno sendiri terakreditasi oleh temuan orang Jawa berumur antara 1 7 dan 0 7 juta tahun salah satu spesimen Homo erectus yang pertama diketahui 3 Bali juga dihuni pada zaman Paleolitik diperkirakan 1 SM hingga 200 000 SM disaksikan oleh penemuan alat kuno seperti kapak tangan yang ditemukan di desa Sembiran dan Trunyan di Bali 4 5 Sebuah periode Mesolitik 200 000 30 000 SM juga telah diidentifikasi ditandai dengan pengumpulan dan perburuan makanan canggih tetapi masih oleh Homo Erectus 6 Periode ini menghasilkan alat yang lebih canggih seperti mata panah dan juga alat yang terbuat dari tulang hewan atau ikan Mereka tinggal di gua gua sementara seperti yang ditemukan di bukit Pecatu di Kabupaten Badung seperti gua Selanding dan Karang Boma 4 Gelombang pertama Homo Sapiens tiba sekitar 45 000 SM ketika orang orang Australoid bermigrasi ke selatan menggantikan Homo Erectus 7 nbsp Kapak masa Paleolitikum 1 juta 200 000 SM ditemukan di desa Sembiran dan Trunyan Museum Bali nbsp Rekonstruksi Manusia Jawa nbsp Mata panah masa Mesolitikum Museum Bali Masa prasejarah Bali Sunting Tonggak awal rentangan masa Bali Kuno adalah abad ke 8 M Atas dasar itu maka periode sebelum tahun 800 sesungguhnya tidak termasuk masa Bali Kuno Gambaran umum periode tersebut diharapkan dapat menjadi landasan pembicaraan mengenai masa Bali Kuno sehingga terwujud uraian lebih utuh Gambaran periode sebelum tahun 800 itu meliputi masa prasejarah Bali dan berita berita asing tentang Bali khususnya yang berasal dari Cina Masa prasejarah Bali pada dasarnya sama dengan masa prasejarah Indonesia secara keseluruhan Masa ini meliputi tingkat tingkat kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan baik yang tingkat sederhana maupun tingkat lanjut masa bercocok tanam dan masa perundagian atau kemahiran teknik Masa prasejarah Bali merupakan awal dari sejarah masyarakat Bali yang ditandai oleh kehidupan masyarakat pada masa itu yang belum mengenal tulisan Walaupun pada zaman prasejarah ini belum dikenal tulisan untuk menuliskan riwayat kehidupannya tetapi berbagai bukti tentang kehidupan pada masyarakat pada masa itu dapat pula menuturkan kembali keadaanya Zaman prasejarah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang maka bukti bukti yang telah ditemukan hingga sekarang sudah tentu tidak dapat memenuhi segala harapan kita Berkat penelitian yang tekun dan terampil dari para ahli asing khususnya bangsa Belanda dan putra putra Indonesia maka perkembangan masa prasejarah di Bali semakin terang Perhatian terhadap kekunaan di Bali pertama tama diberikan oleh seorang naturalis bernama Georg Eberhard Rumpf yang menyebutkan keberadaan nekara Pejeng dalam bukunya Amboinsche Rariteitkamer 1705 Sebagai pionir dalam penelitian kepurbakalaan di Bali adalah W O J Nieuwenkamp yang mengunjungi Bali pada tahun 1906 sebagai seorang pelukis Dia mengadakan perjalanan menjelajahi Bali dan memberikan beberapa catatan antara lain tentang nekara di Pejeng Trunyan dan Pura Bukit Penulisan Perhatian terhadap nekara Pejeng ini dilanjutkan oleh K C Crucq tahun 1932 yang berhasil menemukan tiga bagian cetakan nekara Pejeng di Pura Banjar Manuaba Desa Kendran Tegallalang Penelitian prasejarah di Bali dilanjutkan oleh Dr H A R van Heekeren dengan hasil tulisan yang berjudul Sarcophagus on Bali tahun 1954 Pada tahun 1963 ahli prasejarah Indonesia Drs R P Soejono melakukan penggalian ini yang dilaksanakan secara berkelanjutan tahun 1973 1974 1984 dan 1985 Berdasarkan hasil hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda benda temuan yang berasal dari tepi pantai Teluk Gilimanuk diduga bahwa lokasi Situs Gilimanuk merupakan sebuah perkampungan nelayan dari zaman perundagian di Bali Di tempat ini sekarang berdiri sebuah museum Berdasarkan bukti bukti yang telah ditemukan di Bali hingga sekarang kehidupan masyarakat ataupun penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali dapat dibagi menjadi Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut Masa bercocok tanam Masa perundagian Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana Sunting Sisa sisa dari kebudayaan paling awal diketahui dengan penelitian penelitian yang dilakukan sejak tahun 1960 dengan ditemukan di Sambiran Buleleng bagian timur serta di tepi timur dan tenggara Danau Batur Kintamani alat alat batu yang digolongkan kapak genggam kapak berimbas serut dan sebagainya Alat alat batu yang dijumpai di kedua daerah tersebut kini disimpan di Museum Gedong Arca di Bedulu Gianyar Kehidupan penduduk pada masa ini adalah sederhana sekali sepenuhnya tergantung pada alam lingkungannya Mereka hidup mengembara dari satu tempat ketempat lainnya nomaden Daerah daerah yang dipilihnya ialah daerah yang mengandung persediaan makanan dan air yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidupnya Hidup berburu dilakukan oleh kelompok kecil dan hasilnya dibagi bersama Tugas berburu dilakukan oleh kaum laki laki karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi Perempuan hanya bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan misalnya mengumpulkan makanan dari alam sekitarnya Hingga saat ini belum ditemukan bukti bukti apakah manusia pada masa itu telah mengenal bahasa sebagai alat bertutur satu sama lainnya Walaupun bukti bukti yang terdapat di Bali kurang lengkap tetapi bukti bukti yang ditemukan di Pacitan Jawa Timur dapatlah kiranya dijadikan pedoman Para ahli memperkirakan bahwa alat alat batu dari Pacitan yang sezaman dan mempunyai banyak persamaan dengan alat alat batu dari Sembiran dihasilkan oleh jenis manusia Pithecanthropus erectus atau keturunannya Kalau demikian mungkin juga alat alat baru dari Sambiran dihasilkan oleh manusia jenis Pithecanthropus atau keturunannya Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut Sunting Pada masa ini corak hidup yang berasal dari masa sebelumnya masih berpengaruh Hidup berburu dan mengumpulkan makanan yang terdapat dialam sekitar dilanjutkan terbukti dari bentuk alatnya yang dibuat dari batu tulang dan kulit kerang Bukti bukti mengenai kehidupan manusia pada masa mesolithik berhasil ditemukan pada tahun 1961 di Gua Selonding Pecatu Badung Gua ini terletak di pegunungan gamping di Semenanjung Benoa Di daerah ini terdapat goa yang lebih besar ialah Gua Karang Boma tetapi goa ini tidak memberikan suatu bukti tentang kehidupan yang pernah berlangsung disana Dalam penggalian Gua Selonding ditemukan alat alat terdiri dari alat serpih dan serut dari batu dan sejumlah alat alat dari tulang Di antara alat alat tulang terdapat beberapa lencipan muduk yaitu sebuah alat sepanjang 5 cm yang kedua ujungnya diruncingkan Alat alat semacam ini ditemukan pula di sejumlah gua Sulawesi Selatan pada tingkat perkembangan kebudayaan Toala dan terkenal pula di Australia Timur Di luar Bali ditemukan lukisan dinding dinding gua yang menggambarkan kehidupan sosial ekonomi dan kepercayaan masyarakat pada waktu itu Lukisan lukisan di dinding goa atau di dinding dinding karang itu antara lain yang berupa cap cap tangan babirusa burung manusia perahu lambang matahari lukisan mata dan sebagainya Beberapa lukisan lainnya ternyata lebih berkembang pada tradisi yang lebih kemudian dan artinya menjadi lebih terang juga di antaranya adalah lukisan kadal seperti yang terdapat di Pulau Seram dan Papua mungkin mengandung arti kekuatan magis yang dianggap sebagai penjelmaan roh nenek moyang atau kepala suku Masa bercocok tanam Sunting Masa bercocok tanam lahir melalui proses yang panjang dan tak mungkin dipisahkan dari usaha manusia prasejarah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pada masa masa sebelumnya Masa neolithik amat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban karena pada masa ini beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber sumber alam bertambah cepat Penghidupan mengumpulkan makanan food gathering berubah menjadi menghasilkan makanan food producing Perubahan ini sesungguhnya sangat besar artinya mengingat akibatnya yang sangat mendalam serta meluas kedalam perekonomian dan kebudayaan Sisa sisa kehidupan dari masa bercocok tanam di Bali antara lain berupa kapak batu persegi dalam berbagai ukuran belincung dan panarah batang pohon Dari teori Kern dan teori Von Heine Geldern diketahui bahwa nenek moyang bangsa Austronesia yang mulai datang di kepulauan kita kira kira 2000 tahun S M ialah pada zaman neolithik Kebudayaan ini mempunyai dua cabang ialah cabang kapak persegi yang penyebarannya dari dataran Asia melalui jalan barat dan peninggalannya terutama terdapat di bagian barat Indonesia dan kapak lonjong yang penyebarannya melalui jalan timur dan peninggalan peninggalannya merata dibagian timur negara kita Pendukung kebudayaan neolithik kapak persegi adalah bangsa Austronesia dan gelombang perpindahan pertama tadi disusul dengan perpindahan pada gelombang kedua yang terjadi pada masa perunggu kira kira 500 S M Perpindahan bangsa Austronesia ke Asia Tenggara khususnya dengan memakai jenis perahu cadik yang terkenal pada masa ini Pada masa ini diduga telah tumbuh perdagangan dengan jalan tukar menukar barang barter yang diperlukan Dalam hal ini sebagai alat berhubungan diperlukan adanya bahasa Para ahli berpendapat bahwa bahasa Indonesia pada masa ini adalah Melayu Polinesia atau dikenal dengan sebagai bahasa Austronesia Masa Perundagian Sunting nbsp Gong yang ditemukan pula di berbagai tempat di Nusantara merupakan alat musik yang diperkirakan berakar dari masa perundagian Dalam masa neolithik manusia bertempat tinggal tetap dalam kelompok kelompok serta mengatur kehidupannya menurut kebutuhan yang dipusatkan kepada menghasilkan bahan makanan sendiri pertanian dan peternakan Dalam masa bertempat tinggal tetap ini manusia berdaya upaya meningkatkan kegiatan kegiatannya guna mencapai hasil yang sebesar besarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Pada zaman ini jenis manusia yang mendiami Indonesia dapat diketahui dari berbagai penemuan sisa sisa rangka dari berbagai tempat yang terpenting di antaranya adalah temuan temuan dari Anyer Lor Banten Puger Jawa Timur Gilimanuk Bali dan Melolo Sumbawa Dari temuan kerangka yang banyak jumlahnya menunjukkan ciri ciri manusia Sedangkan penemuan di Gilimanuk dengan jumlah kerangka yang ditemukan 100 buah menunjukkan ciri Mongoloid yang kuat seperti terlihat pada gigi dan muka Pada rangka manusia Gilimanuk terlihat penyakit gigi dan encok yang banyak menyerang manusia ketika itu Berdasarkan bukti bukti yang telah ditemukan dapat diketahui bahwa dalam masyarakat Bali pada masa perundagian telah berkembang tradisi penguburan dengan cara cara tertentu Adapun cara penguburan yang pertama ialah dengan mempergunakan peti mayat atau sarkofagus yang dibuat dari batu padas yang lunak atau yang keras Cara penguburannya ialah dengan mempergunakan tempayan yang dibuat dari tanah liat seperti ditemukan di tepi pantai Gilimanuk Jembrana Benda benda temuan ditempat ini ternyata cukup menarik perhatian di antaranya terdapat hampir 100 buah kerangka manusia dewasa dan anak anak dalam keadaan lengkap dan tidak lengkap Tradisi penguburan dengan tempayan ditemukan juga di Anyar Banten Sabbang Sulawesi Selatan Selayar Rote dan Melolo Sumba Di luar Indonesia tradisi ini berkembang di Filipina Thailand Jepang dan Korea Kebudayaan megalithik ialah kebudayaan yang terutama menghasilkan bangunan bangunan dari batu batu besar Batu batu ini mempunyai biasanya tidak dikerjakan secara halus hanya diratakan secara kasar saja untuk mendapat bentuk yang diperlukan di daerah Bali tradisi megalithik masih tampak hidup dan berfungsi di dalam kehidupan masyarakat dewasa ini Adapun temuan yang penting ialah berupa batu berdiri menhir yang terdapat di Pura Ratu Gede Pancering Jagat di Trunyan Di pura in terdapat sebuah arca yang disebut arca Da Tonta yang memiliki ciri ciri yang berasal dari masa tradisi megalithik Arca ini tingginya hampir 4 meter Temuan lainnya ialah di Sembiran Buleleng yang terkenal sebagai desa Bali kuno disamping desa desa Trunyan dan Tenganan Tradisi megalithik di desa Sembiran dapat dilihat pada pura pura yang dipuja penduduk setempat hingga dewasa ini dari 20 buah pura ternyata 17 buah pura menunjukkan bentuk bentuk megalithik dan pada umumnya dibuat sederhana sekali Di antaranya ada berbentuk teras berundak batu berdiri dalam palinggih dan ada pula yang hanya merupakan susunan batu kali Temuan lainnya yang penting juga ialah berupa bangunan bangunan megalithik yang terdapat di Gelgel Klungkung Temuan yang penting di desa Gelgel ialah sebuah arca menhir yaitu terdapat di Pura Panataran Jro Agung Arca menhir ini dibuat dari batu dengan penonjolan kelamin wanita yang mengandung nilai nilai keagamaan yang penting yaitu sebagai lambang kesuburan yang dapat memberi kehidupan kepada masyarakat Masuknya Agama Hindu SuntingArtikel utama Kerajaan Bali nbsp Gua Gajah sekitar abad XI salah satu peninggalan masa awal periode Hindu di Bali Berakhirnya zaman prasejarah di Indonesia ditandai dengan datangnya bangsa dan pengaruh Hindu Pada abad abad pertama Masehi sampai dengan lebih kurang tahun 1500 yakni dengan lenyapnya kerajaan Majapahit merupakan masa masa pengaruh Hindu Dengan adanya pengaruh pengaruh dari India itu berakhirlah zaman prasejarah Indonesia karena didapatkannya keterangan tertulis yang memasukkan bangsa Indonesia ke dalam zaman sejarah Berdasarkan keterangan keterangan yang ditemukan pada prasasti abad ke 8 Masehi dapatlah dikatakan bahwa periode sejarah Bali Kuno meliputi kurun waktu antara abad ke 8 Masehi sampai dengan abad ke 14 Masehi dengan datangnya ekspedisi Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit yang dapat mengalahkan Bali Nama Balidwipa tidaklah merupakan nama baru namun telah ada sejak zaman dahulu Hal ini dapat diketahui dari beberapa prasasti di antaranya dari Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada tahun 913 Masehi yang menyebutkan kata Walidwipa Demikian pula dari prasasti prasasti Raja Jayapangus seperti prasasti Buwahan D dan prasasti Cempaga A yang berangka tahun 1181 Masehi Di antara raja raja Bali yang banyak meninggalkan keterangan tertulis yang juga menyinggung gambaran tentang susunan pemerintahan pada masa itu adalah Udayana Jayapangus Jayasakti dan Anak Wungsu Dalam mengendalikan pemerintahan raja dibantu oleh suatu Badan Penasihat Pusat Dalam prasasti tertua 882 914 badan ini disebut dengan istilah panglapuan Sejak zaman Udayana Badan Penasihat Pusat disebut dengan istilah pakiran kiran i jro makabaihan Badan ini beranggotakan beberapa orang senapati dan pendeta Siwa dan Budha Di dalam prasasti prasasti sebelum Raja Anak Wungsu disebut beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu Akan tetapi baru pada zaman Raja Anak Wungsu kita dapat membedakan jenis seni menjadi dua kelompok yang besar yaitu seni keraton dan seni rakyat Istilah seni keraton ini tidak berarti bahwa seni itu tertutup sama sekali bagi rakyat Kadang kadang seni ini dipertunjukkan kepada masyarakat di desa desa atau dengan kata lain seni keraton ini bukanlah monopoli raja raja Dalam bidang agama pengaruh zaman prasejarah terutama dari zaman megalitikum masih terasa kuat Kepercayaan pada masa itu dititikberatkan kepada pemujaan roh nenek moyang yang disimboliskan dalam wujud bangunan pemujaan yang disebut teras piramid atau bangunan berundak undak Kadang kadang di atas bangunan ditempatkan menhir yaitu tiang batu monolit sebagai simbol roh nenek moyang mereka Pada masa Hindu hal ini terlihat pada bangunan pura meru yang mirip dengan pundan berundak undak Kepercayaan pada dewa dewa gunung laut dan lainnya yang berasal dari zaman sebelum masuknya Hindu tetap tercermin dalam kehidupan masyarakat pada zaman setelah masuknya agama Hindu Pada masa permulaan hingga masa pemerintahan Raja Sri Wijaya Mahadewi tidak diketahui dengan pasti agama yang dianut pada masa itu Hanya dapat diketahui dari nama nama biksu yang memakai unsur nama Siwa sebagai contoh biksu Piwakangsita Siwa biksu Siwanirmala dan biksu Siwaprajna Berdasarkan hal ini kemungkinan agama yang berkembang pada saat itu adalah agama Siwa Baru pada masa pemerintahan Raja Udayana dan permaisurinya ada dua aliran agama besar yang dipeluk oleh penduduk yaitu agama Siwa dan agama Budha Keterangan ini diperoleh dari prasasti prasastinya yang menyebutkan adanya mpungku Sewasogata Siwa Buddha sebagai pembantu raja Masa Majapahit 1343 1846 SuntingMasa ini dimulai dengan kedatangan ekspedisi Gajah Mada pada tahun 1343 Kedatangan Ekspedisi Gajah Mada Sunting Ekspedisi Gajah Mada ke Bali dilakukan pada saat Bali diperintah oleh Kerajaan Bedahulu dengan Raja Astasura Ratna Bumi Banten dan Patih Kebo Iwa Dengan terlebih dahulu membunuh Kebo Iwa Gajah Mada memimpin ekspedisi bersama Panglima Arya Damar dengan dibantu oleh beberapa orang arya Penyerangan ini mengakibatkan terjadinya pertempuran antara pasukan Gajah Mada dengan Kerajaan Bedahulu Pertempuran ini mengakibatkan raja Bedahulu dan putranya wafat Setelah Pasung Grigis menyerah terjadi kekosongan pemerintahan di Bali Untuk itu Majapahit menunjuk Sri Kresna Kepakisan untuk memimpin pemerintahan di Bali dengan pertimbangan bahwa Sri Kresna Kepakisan memiliki hubungan darah dengan penduduk Bali Aga Dari sinilah berawal wangsa Kepakisan Periode Kerajaan Gelgel Sunting Karena ketidakcakapan Raden Agra Samprangan menjadi raja Raden Samprangan digantikan oleh Dalem Ketut Ngulesir Oleh Dalem Ketut Ngulesir pusat pemerintahan dipindahkan ke Gelgel dibaca gɛl gɛl Pada saat inilah dimulai Periode Gelgel dan Raja Dalem Ketut Ngulesir merupakan raja pertama Raja yang kedua adalah Dalem Watu Renggong 1460 1550 Dalem Watu Renggong menaiki singgasana dengan warisan kerajaan yang stabil sehingga ia dapat mengembangkan kecakapan dan kewibawaannya untuk memakmurkan Kerajaan Gelgel Di bawah pemerintahan Watu Renggong Bali Gelgel mencapai puncak kejayaannya Setelah Dalem Watu Renggong wafat ia digantikan oleh Dalem Bekung 1550 1580 sedangkan raja terakhir dari zaman Gelgel adalah Dalem Di Made 1605 1686 Periode Kerajaan Klungkung Sunting Artikel utama Kerajaan Klungkung Kerajaan Klungkung sebenarnya merupakan kelanjutan dari Dinasti Gelgel Pemberontakan I Gusti Agung Maruti ternyata telah mengakhiri Periode Gelgel Hal itu terjadi karena setelah putra Dalem Di Made dewasa dan dapat mengalahkan I Gusti Agung Maruti istana Gelgel tidak dipulihkan kembali Gusti Agung Jambe sebagai putra yang berhak atas takhta kerajaan ternyata tidak mau bertakhta di Gelgel tetapi memilih tempat baru sebagai pusat pemerintahan yaitu bekas tempat persembunyiannya di Semarapura Dengan demikian Dewa Agung Jambe 1710 1775 merupakan raja pertama zaman Klungkung Raja kedua adalah Dewa Agung Di Made I sedangkan raja Klungkung yang terakhir adalah Dewa Agung Di Made II Pada zaman Klungkung ini wilayah kerajaan terbelah menjadi kerajaan kerajaan kecil Kerajaan kerajaan kecil ini selanjutnya menjadi swapraja berjumlah delapan buah yang pada zaman kemerdekaan dikenal sebagai kabupaten Kerajaan kerajaan pecahan Klungkung Sunting Kerajaan Badung yang kemudian menjadi Kabupaten Badung dan Kota Denpasar Kerajaan Mengwi yang kemudian menjadi Kecamatan Mengwi Kerajaan Bangli yang kemudian menjadi Kabupaten Bangli Kerajaan Buleleng yang kemudian menjadi Kabupaten Buleleng Kerajaan Gianyar yang kemudian menjadi Kabupaten Gianyar Kerajaan Karangasem yang kemudian menjadi Kabupaten Karangasem Kerajaan Klungkung yang kemudian menjadi Kabupaten Klungkung Kerajaan Tabanan yang kemudian menjadi Kabupaten Tabanan Masa 1846 1949 SuntingPada periode ini mulai masuk intervensi Belanda ke Bali dalam rangka pasifikasi terhadap seluruh wilayah Kepulauan Nusantara Dalam proses yang secara tidak disengaja membangkitkan sentimen nasionalisme Indonesia ini wilayah wilayah yang belum ditangani oleh administrasi Batavia dicoba untuk dikuasai dan disatukan di bawah administrasi Belanda masuk ke Bali disebabkan beberapa hal beberapa aturan kerajaan di Bali yang dianggap mengganggu kepentingan dagang Belanda penolakan Bali untuk menerima monopoli yang ditawarkan Batavia dan permintaan bantuan dari warga Pulau Lombok yang merasa diperlakukan tidak adil oleh penguasanya dari Bali Perlawanan Terhadap Orang Orang Belanda Sunting nbsp Peta perbentengan Belanda di Jagaraga Sawan Buleleng saat Belanda menyerang Bali tahun 1849Masa ini merupakan masa perlawanan terhadap kedatangan bangsa Belanda di Bali Perlawanan perlawanan ini ditandai dengan meletusnya berbagai perang di wilayah Bali Perlawanan perlawanan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut Perang Buleleng 1846 dikenal juga dengan Perang Bali I Perang Jagaraga 1848 1849 dikenal juga dengan Perang Bali II Perang Kusamba 1849 dikenal juga dengan Perang Bali III Perang Banjar 1858 Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem 1894 Puputan Badung 1906 Puputan Klungkung 1908 Dengan kemenangan Belanda dalam seluruh perang dan jatuhnya kerajaan Klungkung ke tangan Belanda berarti secara keseluruhan Bali telah jatuh ke tangan Belanda Masa Penjajahan Belanda Sunting Sejak kerajaan Buleleng jatuh ke tangan Belanda mulailah pemerintah Belanda ikut campur mengurus soal pemerintahan di Bali Hal ini dilaksanakan dengan mengubah nama raja sebagai penguasa daerah dengan nama regent untuk daerah Buleleng dan Jembrana serta menempatkan P L Van Bloemen Waanders sebagai controleur yang pertama di Bali Struktur pemerintahan di Bali masih berakar pada struktur pemerintahan tradisional yaitu tetap mengaktifkan kepemimpinan tradisional dalam melaksanakan pemerintahan di daerah daerah Untuk di daerah Bali kedudukan raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang pada waktu pemerintahan kolonial didampingi oleh seorang controleur Di dalam bidang pertanggungjawaban raja langsung bertanggung jawab kepada Residen Bali dan Lombok yang berkedudukan di Singaraja sedangkan untuk Bali Selatan raja rajanya betanggung jawab kepada Asisten Residen yang berkedudukan di Denpasar Untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi pemerintah Belanda telah membuka sebuah sekolah rendah yang pertama di Bali yakni di Singaraja 1875 yang dikenal dengan nama Tweede Klasse School Pada 1913 dibuka sebuah sekolah dengan nama Erste Inlandsche School dan kemudian disusul dengan sebuah sekolah Belanda dengan nama Hollands Inlandshe School HIS yang muridnya kebanyakan berasal dari anak anak bangsawan dan golongan kaya 8 Lahirnya Organisasi Pergerakan Sunting Akibat pengaruh pendidikan yang didapat para pemuda pelajar dan beberapa orang yang telah mendapatkan pekerjaan di kota Singaraja berinisiatif untuk mendirikan sebuah perkumpulan dengan nama Suita Gama Tirta yang bertujuan untuk memajukan masyarakat Bali dalam dunia ilmu pengetahuan melalui ajaran agama Sayang perkumpulan ini tidak burumur panjang Kemudian beberapa guru yang masih haus dengan pendidikan agama mendirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama Shanti pada tahun 1923 Perkumpulan ini memiliki sebuah majalah yang bernama Shanti Adnyana yang kemudian berubah menjadi Bali Adnyana Pada tahun 1925 di Singaraja juga didirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama Suryakanta dan memiliki sebuah majalah yang diberi nama Suryakanta Seperti perkumpulan Shanti Suryakanta menginginkan agar masyarakat Bali mengalami kemajuan dalam bidang pengetahuan dan menghapuskan adat istiadat yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman Sementara itu di Karangasem lahir suatu perhimpunan yang bernama Satya Samudaya Baudanda Bali Lombok yang anggotanya terdiri atas pegawai negeri dan masyarakat umum dengan tujuan menyimpan dan mengumpulkan uang untuk kepentingan studiefonds Masa Pendudukan Jepang 1945 1945 Sunting Setelah melalui beberapa pertempuran tentara Jepang mendarat di Pantai Sanur pada tanggal 18 dan 19 Februari 1942 Dari arah Sanur ini tentara Jepang memasuki kota Denpasar dengan tidak mengalami perlawanan apa apa Kemudian dari Denpasar inilah Jepang menguasai seluruh Bali Mula mula yang meletakkan dasar kekuasaan Jepang di Bali adalah pasukan Angkatan Darat Jepang Rikugun Kemudian ketika suasana sudah stabil penguasaan pemerintahan diserahkan kepada pemerintahan sipil Karena selama pendudukan Jepang suasana berada dalam keadaan perang seluruh kegiatan diarahkan pada kebutuhan perang Para pemuda dididik untuk menjadi tentara Pembela Tanah Air PETA Untuk daerah Bali PETA dibentuk pada bulan Januari tahun 1944 yang program dan syarat syarat pendidikannya disesuaikan dengan PETA di Jawa Masa Kemerdekaan Sunting Menyusul Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 23 Agustus 1945 Mr I Gusti Ketut Puja tiba di Bali dengan membawa mandat pengangkatannya sebagai Gubernur Sunda Kecil Sejak kedatangan dia inilah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Bali mulai disebarluaskan sampai ke desa desa Pada saat itulah mulai diadakan persiapan persiapan untuk mewujudkan susunan pemerintahan di Bali sebagai daerah Sunda Kecil dengan ibu kotanya Singaraja Sejak pendaratan NICA di Bali Bali selalu menjadi arena pertempuran Dalam pertempuran itu pasukan RI menggunakan sistem gerilya Oleh karena itu MBO sebagai induk pasukan selalu berpindah pindah Untuk memperkuat pertahanan di Bali didatangkan bantuan ALRI dari Jawa yang kemudian menggabungkan diri ke dalam pasukan yang ada di Bali Karena seringnya terjadi pertempuran pihak Belanda pernah mengirim surat kepada Rai untuk mengadakan perundingan Akan tetapi pihak pejuang Bali tidak bersedia bahkan terus memperkuat pertahanan dengan mengikutsertakan seluruh rakyat Untuk memudahkan kontak dengan Jawa Rai pernah mengambil siasat untuk memindahkan perhatian Belanda ke bagian timur Pulau Bali Pada 28 Mei 1946 Rai mengerahkan pasukannya menuju ke timur dan ini terkenal dengan sebutan Long March Selama diadakan Long March itu pasukan gerilya sering dihadang oleh tentara Belanda sehingga sering terjadi pertempuran Pertempuran yang membawa kemenangan di pihak pejuang ialah pertempuran Tanah Arun yaitu pertempuran yang terjadi di sebuah desa kecil di lereng Gunung Agung Kabupaten Karangasem Dalam pertempuran Tanah Arun yang terjadi 9 Juli 1946 itu pihak Belanda banyak menjadi korban Setelah pertempuran itu pasukan Ngurah Rai kembali menuju arah barat yang kemudian sampai di Desa Marga Tabanan Untuk lebih menghemat tenaga karena terbatasnya persenjataan ada beberapa anggota pasukan terpaksa disuruh berjuang bersama sama dengan masyarakat Puputan Margarana 1946 Sunting Pada waktu staf MBO berada di desa Marga I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukannya untuk merebut senjata polisi NICA yang ada di Kota Tabanan Perintah itu dilaksanakan pada 18 November 1946 malam hari dan berhasil baik Beberapa pucuk senjata beserta pelurunya dapat direbut dan seorang komandan polisi NICA ikut menggabungkan diri kepada pasukan Ngurah Rai Setelah itu pasukan segera kembali ke Desa Marga Pada 20 November 1946 sejak pagi pagi buta tentara Belanda mulai mengadakan pengurungan terhadap Desa Marga Kurang lebih pukul 10 00 pagi mulailah terjadi tembak menembak antara pasukan Nica dengan pasukan Ngurah Rai Pada pertempuran yang seru itu pasukan bagian depan Belanda banyak yang mati tertembak Oleh karena itu Belanda segera mendatangkan bantuan dari semua tentaranya yang berada di Bali ditambah pesawat pengebom yang didatangkan dari Makassar Di dalam pertempuran yang sengit itu semua anggota pasukan Ngurah Rai bertekad tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan Di sinilah pasukan Ngurah Rai mengadakan Puputan atau perang habis habisan di desa margarana sehingga pasukan yang berjumlah 96 orang itu semuanya gugur termasuk Ngurah Rai sendiri Sebaliknya di pihak Belanda ada lebih kurang 400 orang yang tewas Untuk mengenang peristiwa tersebut pada tanggal 20 November 1946 di kenal dengan perang puputan margarana dan kini pada bekas arena pertempuran itu didirikan Tugu Pahlawan Taman Pujaan Bangsa Konferensi Denpasar 1946 Sunting Pada tanggal 7 sampai 24 Desember 1946 Konferensi Denpasar berlangsung di pendopo Bali Hotel Konferensi itu dibuka oleh Hubertus Johannes van Mook yang bertujuan untuk membentuk Negara Indonesia Timur NIT dengan ibu kota Makassar Ujung Pandang Dengan terbentuknya Negara Indonesia Timur itu susunan pemerintahan di Bali dihidupkan kembali seperti pada zaman raja raja dulu yaitu pemerintahan dipegang oleh raja yang dibantu oleh patih punggawa perbekel dan pemerintahan yang paling bawah adalah kelian Di samping itu masih ada lagi suatu dewan yang berkedudukan di atas raja yaitu dewan raja raja Penyerahan Kedaulatan Sunting Agresi militer yang pertama terhadap pasukan pemeritahan Republik Indonesia yang berkedudukan di Yogyakarta dilancarakan oleh Belanda pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan lagi agresinya yang kedua 18 Desember 1948 Pada masa agresi yang kedua itu di Bali terus menerus diusahakan berdirinya badan badan perjuangan bersifat gerilya yang lebih efektif Sehubungan dengan hal itu pada Juli 1948 dapat dibentuk organisasi perjuangan dengan nama Gerakan Rakyat Indonesia Merdeka GRIM Selanjutnya tanggal 27 November 1949 GRIM menggabungkan diri dengan organisasi perjuangan lainnya dengan nama Lanjutan Perjuangan Nama itu kemudian diubah lagi menjadi Pemerintah Darurat Republik Indonesia PDRI Sunda Kecil Sementara itu Konferensi Meja Bundar KMB mengenai persetujuan tentang pembentukan Uni Indonesia Belanda dimulai sejak akhir Agustus 1949 Akhirnya 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan RIS Selanjutnya pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS diubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia Masa 1949 2007 SuntingBagian ini memerlukan pengembangan Anda dapat membantu dengan mengembangkannya Pada 12 Oktober 2002 terjadi pengeboman di Kuta yang menyebabkan sekitar 202 orang meninggal dan ratusan lainnya luka luka Sebagian besar korban meninggal adalah warga Australia dan Indonesia Pada 1 Oktober 2005 terjadi Bom Bali II dimana tiga rangkaian pengeboman satu di Kuta dan dua di Jimbaran yang mengakibatkan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka luka Bom bunuh diri ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pariwisata di Bali Referensi Sunting a b c d Haer p 19 Barski p 18 19 Haer p 32 a b catatan Museum Bali Archaeology Indonesian perspective Truman Simanjuntak p 163 http science sciencemag org content 279 5357 1635 full ck nck Smithsonian July 2008 The Great Human Migration 2 Sujaya Inilah Sekolah Pertama di Bali yang Turut Andil Dalam Kelahiran Soekarno balisaja com Bernas dan khas Bali Diakses tanggal 2021 09 15 Lihat pula SuntingDaftar provinsi di Indonesia sepanjang masa Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sejarah Bali amp oldid 22666235