www.wikidata.id-id.nina.az
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya Anda dapat memohon permintaan penyuntingan diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan memohon untuk melepaskan pelindungan masuk atau buatlah sebuah akun Kerusuhan Poso atau konflik komunal Poso adalah sebutan bagi serangkaian kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah Indonesia Peristiwa ini awalnya bermula dari bentrokan kecil antarkelompok pemuda sebelum berkembang menjadi kerusuhan bernuansa agama Beberapa faktor berkontribusi terhadap pecahnya kekerasan termasuk persaingan ekonomi antara penduduk asli Poso yang mayoritas beragama Kristen dengan para pendatang seperti pedagang pedagang Bugis dan transmigran dari Jawa yang memeluk Islam ketidakstabilan politik dan ekonomi menyusul jatuhnya Orde Baru persaingan antarpejabat pemerintah daerah mengenai posisi birokrasi dan pembagian kekuasaan tingkat kabupaten antara pihak Kristen dan Islam yang tidak seimbang Situasi dan kondisi yang tidak stabil dikombinasikan dengan penegakan hukum yang lemah menciptakan lingkungan yang menjanjikan untuk terjadinya kekerasan Kerusuhan PosoBagian dari Konflik PosoFront pertempuran dalam kerusuhan Poso III Tanggal25 Desember 1998 1998 12 25 20 Desember 2001 2001 12 20 LokasiKabupaten PosoHasilDeklarasi Malino Kekerasan pasca kerusuhan di PosoPihak terlibatPemerintah Pusat TNI POLRI Pemerintah Provinsi Kodam Wirabuana Korem 132 Tadulako Polda Sulawesi Tengah Pemerintah Kabupaten Batalyon Infanteri 711 Polres PosoMilisi Islam Jemaah Islamiyah Mujahidin KOMPAK Laskar JihadMilisi Kristen Kelelawar Hitam Brigade Manguni Laskar KristusTokoh dan pemimpinPemerintah Pusat Abdurrahman Wahid Susilo Bambang Yudhoyono Jusuf Kalla Pemerintah Provinsi Bandjela Paliudju Aminuddin Ponulele Slamet Kirbiantoro Zainal Abidin Ishak Pemerintah Kabupaten Arief Patanga Muin Pusadan Deddy Woeryantono Djasman Baso OpuMilisi Islam lokal tidak memiliki struktur kepemimpinan yang terpusat Tokoh agama Adnan ArsalMilisi Kristen lokal tidak memiliki struktur kepemimpinan yang terpusat Tokoh kunci Fabianus Tibo Marinus Riwu Dominggus da Silva Tokoh agama Rinaldy DamanikKekuatanTidak diketahui700 orang 2000 577 tewas 384 terluka 7 932 rumah hancur serta 510 fasilitas umum terbakar atau rusak versi pemerintah Kerusuhan ini umumnya terbagi menjadi beberapa tahap Tahap pertama berlangsung pada bulan Desember 1998 kemudian berlanjut ke tahap kedua yang terjadi pada bulan April 2000 dan yang terbesar terjadi pada bulan Mei hingga Juni 2000 Tahap pertama dan kedua berawal dari serangkaian bentrokan antara kelompok pemuda Islam dan Kristen Tahap ketiga yang terjadi pada bulan Mei 2000 secara luas dianggap sebagai periode kekerasan terburuk dalam hal kerusakan dan jumlah korban Tahap tersebut merupakan ajang balas dendam oleh pihak Kristen setelah dua tahap sebelumnya yang sebagian besar didominasi oleh serangan dari pihak Muslim dan berlangsung sampai bulan Juli 2000 Tahap ketiga ini memuncak dalam sebuah peristiwa pembantaian di sebuah pesantren yang terjadi di Desa Sintuwulemba yang mayoritas penduduknya Islam Dalam tahap ketiga ini ratusan orang jatuh menjadi korban umumnya dari pihak Muslim 1 Pada tanggal 20 Desember 2001 Deklarasi Malino ditandatangani antara kedua belah pihak yang bertikai di Malino Sulawesi Selatan dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla Meski dampaknya tidak begitu terlihat kesepakatan tersebut sedikitnya mampu mengurangi kekerasan frontal secara bertahap dan angka kriminal mulai menurun dalam kurun waktu beberapa tahun sesudah kerusuhan Daftar isi 1 Latar belakang 2 Kronologi 2 1 Poso I 2 1 1 Pemilihan bupati 2 2 Poso II 2 2 1 Bentrokan April Mei 2 2 2 Kedatangan BRIMOB 2 3 Poso III 2 3 1 Pembalasan dendam 2 3 2 Meluasnya pertempuran 3 Pasca kerusuhan 3 1 Operasi militer dan polisi 4 Pihak yang terlibat 4 1 Islam 4 2 Kristen 5 Korban 6 Pengungsi internal 7 Lihat juga 8 Catatan 9 Referensi 9 1 Daftar pustaka 9 1 1 Buku 9 1 2 Jurnal 9 1 3 Laporan 9 2 Sumber 9 2 1 Buku 9 2 2 Jurnal 9 2 3 LaporanLatar belakangSulawesi Tengah adalah sebuah provinsi yang didominasi dataran tinggi yang terletak di antara wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara di pulau Sulawesi Poso adalah salah satu dari delapan kabupaten kabupaten lain baru berdiri setelah tahun 2002 di provinsi ini Ibu kota kabupaten Poso kota Poso terletak di teluk sekitar enam jam perjalanan sebelah tenggara dari ibu kota provinsi Palu Kabupaten Poso memiliki populasi mayoritas Muslim di kota dan desa desa pesisir dan masyarakat adat mayoritas Kristen di dataran tinggi Selain penduduk Muslim asli ada banyak pendatang dari Sulawesi Selatan terutama suku Bugis dan juga dari daerah Gorontalo di utara Tradisi panjang pedagang Arab yang menetap di wilayah ini sudah lama terjadi dan keturunan mereka memainkan peran penting dalam lembaga lembaga keagamaan dan pendidikan Islam Kabupaten ini juga merupakan sasaran program transmigrasi pemerintah yang memindahkan warga dari daerah padat penduduk seperti pulau pulau yang didominasi Muslim termasuk Jawa dan Lombok dan juga pulau mayoritas Hindu seperti Bali Warga Muslim Poso terdiri dari masyarakat adat transmigran resmi dan para imigran ekonomi dari berbagai etnis Banyak imigran yang telah menetap di kabupaten ini selama beberapa dekade Pada akhir tahun 1990 an penduduk Muslim menjadi mayoritas di Poso dengan angka di atas 60 persen Kelompok etno linguistik yang meliputi Pamona Mori Napu Besoa dan Bada mendiami pedalaman dan dataran tinggi kabupaten Banyak dari kelompok suku ini dulunya berbentuk kerajaan dan memiliki sejarah perang antar suku Kegiatan misionaris Belanda dimulai pada pergantian abad ke 20 Kota Tentena merupakan pusat ekonomi dan religius untuk warga Kristen Poso dan merupakan pusat dari Gereja Kristen Sulawesi Tengah Kota kecil ini terletak di sebelah utara Danau Poso di kecamatan Pamona Puselemba salah satu dari beberapa kecamatan dengan mayoritas etnis Pamona Meskipun konflik pada awalnya berpusat pada ketegangan antara pendatang Bugis beragama Muslim dan etnis Pamona yang mayoritas Kristen banyak kelompok lain yang ditarik melalui ikatan etnis budaya atau ekonomi mereka 2 3 KronologiPoso I Fase pertama termasuk singkat dan terbatas pada beberapa lingkungan di kota Poso meskipun iring iringan truk yang mengangkut kelompok tertentu dari daerah lain bergabung dalam keributan Para pendukung teori provokator menunjukkan bahwa kekerasan dimulai tepat setelah pengumuman Arief Patanga pada tanggal 13 Desember 1998 yang menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengikuti pemilihan ulang sebagai Bupati Poso sekaligus membuka peluang bagi sejumlah kandidat yang ambisius Secara kebetulan fase ini juga bertepatan dengan pecahnya rangkaian kekerasan dan unjuk rasa yang terjadi di seluruh Indonesia pasca kejatuhan Orde Baru Pada malam Natal tanggal 24 Desember 1998 yang secara kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadan seorang pemuda yang berasal dari kelurahan mayoritas Protestan di Lombogia bernama Roy Runtu Bisalemba menikam Ahmad Ridwan seorang pemuda Muslim dari kelurahan Kayamanya Informasi yang beredar di pihak Kristen menyebutkan bahwa Ridwan melarikan diri ke masjid setelah ditikam Sedangkan versi Muslim menggambarkannya sebagai serangan terhadap seorang pemuda Muslim yang tertidur di halaman masjid dan dalam beberapa versi menyebutkan bahwa korban sedang shalat atau bahkan menjadi imam Para tokoh dan pemuka agama dari kedua belah pihak kemudian bertemu dan menyepakati bahwa alkohol lah yang merupakan sumber masalah dan setuju untuk melarangnya selama bulan Ramadan Polres Poso berikutnya mulai menyita ribuan minuman keras untuk kemudian dihancurkan Dalam sebuah kesempatan saat para pemuda Kristen berusaha melindungi sebuah toko miras milik orang Tionghoa Kristen mereka bertemu dengan para pemuda Muslim yang awalnya berniat untuk menyegel toko tersebut dan bentrokan antar kelompok pun tidak dapat dihindari 4 Rumor beserta kabar burung yang beredar di pihak Kristen pada umumnya menyatakan bahwa ada sebuah gereja yang dibakar Pada tanggal 27 Desember sekelompok orang Kristen bersenjata yang menaiki truk dari Tentena tiba dipimpin oleh seorang anggota DPRD Poso Herman Parimo Parimo diketahui merupakan anggota dari Gerakan Pemuda Sulawesi Tengah GPST bekas milisi pro pemerintah yang bertempur melawan Permesta dan DI TII pada periode tahun 1950 an hingga 1960 an di Poso Di sisi lain sedikitnya sembilan truk Muslim tiba dari ibu kota Palu Parigi dan Ampana Laporan dari seorang narasumber Muslim memperkirakan bahwa 1000 orang Muslim tiba dengan menggunakan 27 truk mobil pikap dan kapal motor 5 Bentrokan meningkat dan polisi tidak mampu berbuat banyak meskipun mereka mengaku telah menutup jalur jalur yang menuju ke Poso Setelah seminggu bentrokan kembali meruncing di tengah hujan deras dan mereka yang kehilangan tempat tinggal memilih mengungsi di Tentena Parigi dan Ampana Spanduk surat kaleng dan grafiti yang menyerang para pejabat pemerintah kabupaten Poso yang beragama Kristen mulai menjamur terutama menargetkan Parimo dan orang yang diduga mendukungnya Yahya Patiro yang juga mencalonkan diri sebagai Bupati 6 Panglima Komando Militer Daerah Wirabuana menyatakan bahwa yang mengobarkan kerusuhan adalah delapan pengacau Kristen yang telah mereka tahan Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM menyatakan hasil penyelidikan mereka menunjukkan bahwa kerusuhan di Poso terjadi bukan karena ketegangan agama atau etnis Mereka menyebut kekerasan terjadi karena miskomunikasi dan mengklaim bahwa tidak ada pejabat lokal yang terlibat dalam upaya untuk mengembalikan kedamaian Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah membentuk Tim Klarifikasi yang mewawancarai empat puluh saksi dan juga menyimpulkan bahwa tidak ada pejabat daerah Poso yang bertindak sebagai provokator 7 8 Parimo yang disebut sebut sebagai pemimpin iring iringan kendaraan Kristen yang berangkat dari Tentena ditangkap a Desas desus terus berlanjut bahwa ada pejabat tinggi di Poso yang berada di balik kekerasan ini seperti Bupati Arief Patanga yang beragama Islam atau Sekretaris Kabupaten Yahya Patiro yang beragama Kristen Patiro diberi jabatan di pemerintahan provinsi di Palu meyebabkan kemarahan umat Islam Poso Pada bulan Februari 1999 polisi menahan adik laki laki Bupati Agfar Patanga dengan tuduhan memberikan hasutan untuk melakukan kekerasan Pada bulan Juni 1999 Gubernur H B Paliudju mencopot Arief sebagai bupati Laboratorium forensik di Sulawesi Selatan kemudian menyimpulkan bahwa Agfar Patanga adalah penulis dari surat tanpa nama yang isinya menuduh para pejabat Kristen Poso sebagai pihak yang memulai kerusuhan Pemilihan bupati Artikel utama Pemilihan Bupati Poso 1999 Setelah undang undang baru tentang desentralisasi disahkan posisi bupati harus diisi bukan melalui pengangkatan tapi oleh pemilihan di DPRD Poso Beberapa kandidat termasuk Patiro seorang Protestan dan Damsyik Ladjalani dari partai Muslim PPP dicoret Keadaan ini menyisakan tiga calon seorang anggota Muslim dari Partai Golkar yang berkuasa sebelumnya bernama Muin Pusadan seorang Muslim bernama Ismail Kasim dan seorang politikus Kristen bernama Eddy Bungkundapu Pada bulan Juni 1999 pemilihan umum secara demokratis untuk yang pertama kali dalam lebih dari empat dekade pasca kejatuhan Orde Baru dilaksanakan secara nasional untuk memilih anggota DPRD di tingkat pusat provinsi dan kabupaten Berbanding terbalik dengan partai oposisi seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI P yang menang di Jawa partai Golkar yang berkuasa mampu meraih kemenangan di Sulawesi dan di pulau pulau terluar lainnya Keberhasilan mereka memastikan bahwa calon dari Golkar Muin Pusadan terpilih sebagai Bupati Poso dalam sebuah pemungutan suara yang ketat pada bulan Oktober 1999 meskipun hasil ini mengecewakan para pendukung Muslim dan Protestan dari kandidat lainnya b 9 Poso II Setelah lebih dari satu tahun masa tenang rangkaian peristiwa politik dan hukum pada bulan April 2000 menimbulkan ketegangan 10 Fase kedua berlanjut di sepanjang garis pertempuran yang sama dengan fase pertama kali ini wilayah Kristen yang menderita kerusakan Persidangan saudara mantan bupati Agfar Patanga telah dimulai Dalam persidangan korupsi lainnya seorang pengusaha lokal bernama Aliansa Tompo didakwa telah menyalahgunakan dana dari program kredit pedesaan Kredit Usaha Tani KUT Ada desas desus bahwa sebagian dari uang ini digunakan untuk menyewa massa untuk menyerang gedung pengadilan dan membakar dokumen dokumen perihal keterlibatannya yang memaksa penangguhan kedua kasus tersebut Pengadilan Patanga kemudian kembali diadakan di Palu 11 Selain itu posisi tertinggi kedua di Poso sekretaris wilayah atau sekwilda sedang dipertimbangkan dan persaingannya sangat ketat Sebuah surat kabar yang dicetak pada tanggal 15 April memuat pernyataan oleh Chaelani Umar seorang anggota DPRD provinsi dari Partai Persatuan Pembangunan yang memprediksi bahwa akan ada lebih banyak kekerasan yang terjadi apabila mantan calon bupati Damsik Ladjalani tidak dipilih Bentrokan April Mei Keesokan harinya seorang pemuda Muslim mengklaim telah diserang oleh sekelompok pemuda Kristen dan menunjukkan luka di lengannya sebagai bukti Pihak Islam membalas dan pertarungan antara pemuda pemuda dari kelurahan mayoritas Kristen Lombogia dan para pemuda Islam dari kelurahan Kayamanya dan Sayo meningkat menjadi kekerasan yang meluas Selama beberapa hari berikutnya rumah rumah yang dimiliki umat Kristen Poso di dekat terminal bus dan di Lombogia dibakar Peristiwa ini memaksa Kapolres Poso saat itu untuk mendatangkan pasukan Brigade Mobil BRIMOB dari Palu 12 Kedatangan BRIMOB Pada tanggal 17 April anggota BRIMOB menembaki kerumunan massa menewaskan Mohammad Yusni 23 dan Yanto 13 dan melukai delapan orang Muslim lainnya termasuk seorang pria bernama Rozal Machmud yang dilaporkan meninggal kemudian karena luka lukanya Setelah penguburan korban pada siang yang sama Muslim yang marah menyerang Lombogia dan membakar rumah gereja dan sekolah 13 Keesokan harinya Gubernur Paliudju mengunjungi Poso dan disambut oleh sekelompok Muslim yang dipimpin oleh pengusaha dan tersangka penipuan Aliansa Tompo Mereka menuntut agar Ladjalani menerima posisi sekwilda agar kasus melawan Agfar Patanga ditutup agar Kapolres dipecat dan agar pasukan BRIMOB dikirim kembali ke Palu 11 Human Rights Watch menilai tuntutan tersebut mencerminkan tema konflik yang mendasar persaingan politik sistem peradilan yang dipolitisir dan ketidakpuasan terhadap para penegak hukum BRIMOB dikirim pulang namun pembakaran rumah berlanjut setelah sebuah mayat tak dikenal ditemukan di samping sejenis topi yang biasanya dikenakan oleh pihak Islam Muslim dari kota dan sekitarnya membakar rumah gereja dan kantor cabang PDI P meninggalkan Lombogia dan Kasintuwu dalam kondisi hancur Razia dalam bentuk pengecekan identitas terutama terkait agama dimulai di wilayah mayoritas Muslim Beberapa orang Kristen dilaporkan ditarik paksa untuk keluar dari mobil dan dibunuh Pangdam Wirabuana Mayor Jenderal TNI Slamet Kirbiantoro di Makassar Sulawesi Selatan akhirnya mengirim 600 tentara dan pertempuran mereda Gubernur meminta masyarakat Kristen Poso yang banyak di antaranya telah melarikan diri ke Tentena atau bukit bukit di sekitar kota Poso untuk tidak membalas dendam namun menyerahkannya kepada Tuhan Polisi mengumumkan tahap kedua selesai pada tanggal 3 Mei 2000 14 Selama fase kedua kedua belah pihak mulai menggunakan ikat kepala berwarna dan ban lengan untuk membedakan diri Para pejuang Kristen dikenal sebagai pasukan merah atau kelompok merah dan kelompok Islam sebagai pasukan putih atau kelompok putih Meskipun pentingnya agama tidak boleh diabaikan kedua kelompok ini juga mengatur jalur sosial etnis dan ekonomi dan dengan demikian istilah pejuang Protestan atau Muslim berisiko terlalu menyederhanakan konflik Poso III Baru tiga minggu sejak fase kedua selesai fase ketiga yang menurut beberapa pengamat merupakan yang terbesar dan terparah dimulai Periode ini didominasi oleh gelombang serangan balasan oleh kelompok merah Kristen terhadap warga Muslim 15 Di samping bentrokan langsung dengan kelompok putih Islam ada juga penculikan dan pembunuhan orang orang yang tidak berkepentingan Hasil wawancara yang dilakukan Human Rights Watch mengonfirmasi bahwa para migran dari Sulawesi Selatan dan Gorontalo yang umumnya menjadi korban atas tindakan tersebut namun kelompok etnis dan suku lainnya juga menderita 16 Pada awal bulan Mei muncul desas desus bahwa banyak pemuda Kristen yang mengungsi telah melarikan diri ke sebuah kamp pelatihan kelompok merah di Kelei Pasukan Kristen yang beroperasi pada fase ini disebut kelelawar merah dan kelelawar hitam c Kelelawar hitam yang bertopeng seperti ninja ini disebut sebut menargetkan para Muslim di Kayamanya yang dianggap bertanggung jawab atas serangan di Lombogia pada fase sebelumnya d Pasukan ninja ini disebut sebut dipimpin oleh Fabianus Tibo seorang imigran sekaligus pekerja perkebunan beragama Katolik yang datang dari pulau Flores Nusa Tenggara Timur yang pernah dipenjara atas kasus pembunuhan seorang pria bertahun tahun sebelumnya 17 Selain itu seorang tokoh Kristen bernama Adven Lateka digambarkan oleh pers dan kepolisian sebagai otak pemodal keuangan atau aktor intelektual di balik kekerasan tersebut 18 Pembalasan dendam nbsp Pergerakan kelompok Tibo dari Kelei hingga ke Tentena pada bulan Mei 2000 Pada pagi hari tanggal 23 Mei sekelompok pasukan bertopeng ala ninja membunuh seorang polisi Sersan Mayor Kamaruddin Ali dan dua warga sipil Muslim yang masing masing bernama Abdul Syukur dan Baba Kelompok ninja ini kemudian dilaporkan bersembunyi di sebuah gereja Katolik di Kelurahan Moengko 15 Kelompok tersebut termasuk Tibo mulai bernegosiasi dengan polisi untuk menyerah 17 Kerumunan warga Muslim mulai berkumpul di depan gereja dan bukannya menyerahkan diri Tibo serta yang lainnya justru melarikan diri ke perbukitan di belakang kompleks gereja Gereja tersebut dibakar pada pukul 10 00 pagi dan pertempuran terjadi di seluruh kota yang paling parah di Sayo dimana sepuluh orang terluka terkena panah dan lemparan batu Gubernur kembali mengisyaratkan bahwa ada pihak pihak luar merujuk kepada status imigran Tibo yang menjadi provokator sementara kepolisian mengumumkan bahwa tiga tersangka dari kelompok ninja telah ditahan dan dibawa ke Palu setelah dikeroyok oleh massa Muslim Dua minggu kemudian tiga orang yang diduga sebagai provokator diidentifikasi sebagai Yen Raf dan Leo ditahan atas tuduhan menghasut kerusuhan pada tanggal 23 Mei 19 Meluasnya pertempuran Artikel utama Pembantaian pesantren Walisongo 2000 nbsp Lokasi lokasi utama dalam Kerusuhan Mei Juni 2000 di Poso Pada tanggal 28 Mei serangan meluas terhadap warga Islam terjadi di beberapa desa di kabupaten ini Dalam sebuah peristiwa yang paling terkenal sekelompok orang Kristen beberapa sumber menyebut bahwa Tibo dan kelompoknya ikut berpartisipasi mengelilingi Desa Sintuwu Lemba yang juga dikenal sebagai Kilo Sembilan e 20 Para wanita dan anak anak ditangkap dan beberapa di antaranya mengalami pelecehan seksual Sekitar tujuh puluh orang berlari ke pesantren terdekat Pesantren Walisongo dimana banyak warga Muslim dibunuh dengan senjata api dan parang tanpa peduli mereka menyerah atau tidak Mereka yang kabur berhasil ditangkap untuk kemudian dieksekusi dan mayatnya dilemparkan ke Sungai Poso 21 Tiga puluh sembilan mayat kemudian ditemukan di tiga kuburan massal meskipun sebuah sumber Islam memperkirakan total 191 kematian dalam serangan tersebut Seorang warga yang selamat dari serangan tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya kembali ditangkap empat hari kemudian dan dibawa ke sungai untuk dieksekusi namun ia sekali lagi berhasil lolos dan selamat 22 Pasca kerusuhanOperasi militer dan polisi Setelah kerusuhan mulai surut Mabes Polri di Jakarta bergerak dengan mendirikan Komando Lapangan Operasi Melalui kebijakan dari Jakarta operasi militer di Poso dilaksanakan dengan berbagai sandi operasi Operasi Sadar Maleo digelar pada tahun 2000 dengan BKO badan kendali operasi Polres Poso Satuan satuan TNI yang bergabung dalam operasi tersebut adalah Batalyon Infanteri 711 Raksatama Poso Batalyon Infanteri 726 Tamalatea Makassar Batalyon Infanteri 721 Makassau Palopo dan Batalyon Zeni Tempur 8 Makassar Di sisi lain satuan kepolisian termasuk Brimob Polres Pare Pare Brimob Polres Makassar Perintis dan Satuan Intel Polda Sulawesi Tengah 23 Mobilisasi kekuatan TNI Polri melalui sandi Operasi Sintuwu Maroso terjadi setiap tahunnya dan pada pertengahan bulan April 2004 operasi ini kembali diperpanjang 24 Satuan TNI dan Polri yang dimasukkan ke dalam BKO operasi ini termasuk Brimob Polda Papua Brimob Polda Kalimantan Timur Brimob Kelapa Dua Bogor Brimob Polda Jawa Tengah Brimob Polda Sulawesi Utara Brimob Kendari Brimob Polres Pare Pare Brimob Polres Makassar Resimen Pelopor dan Brimob Polda Sulawesi Tengah Untuk TNI satuan yang di BKO kan adalah Batalyon Infanteri 711 Raksatama Palu Batalyon Infanteri 712 Wiratama Manado Batalyon Infanteri 713 Satyatama Gorontalo Batalyon Infanteri 721 Makassau Palopo dan Batalyon Artileri Medan 6 Tamarunang Makassar Pasukan gabungan ini ditempatkan di 142 pos penjagaan dimulai dari Desa Tumora hingga ke perbatasan Sulawesi Tengah dengan Sulawesi Selatan Desa Mayoa 23 Pihak yang terlibatDalam kekerasan dan kerusuhan yang terjadi antara masyarakat Kristen dan Islam di ibu kota Poso kedua belah pihak didukung oleh massa seiman dari luar kota Masyarakat Muslim dibantu oleh orang orang yang berasal dari Ampana yang termasuk wilayah Tojo Una Una dan terletak di sebelah timur laut kota Poso dan Parigi yang berada di sebelah barat Kabupaten Poso Di sisi lain masyarakat Kristen dibantu oleh orang orang Lage dari desa desa seperti Sepe dan Silanca di Kecamatan Lage sebelah tenggara ibu kota Poso 25 Islam Milisi yang datang dari luar Poso dan Palu yang sudah berada di Poso pada akhir tahun 2001 meliputi Jemaah Islamiyah dengan dukungan dari dan dipimpin oleh Dr Azahari dan Noordin M Top dua orang gembong teroris asal Malaysia Mujahidin KOMPAK Laskar Jundullah dipimpin oleh Agus Dwikarna dengan markas lokal di Pendolo Pamona Selatan Laskar Wahdah Islamiyah sebuah kelompok yang berbasis di Makassar dan berafiliasi dengan Wahdah Islamiyah dan dipimpin oleh Zaitun Rusmin Laskar Bulan Sabit Merah dipimpin oleh seorang tokoh Darul Islam dari Jawa Barat dan menjalin hubungan erat dengan Laskar Jundullah Laskar Jihad dengan pemimpin lokal Mohamed Harits dan Abu Ibrahim dan dikirim ke Poso sekitar bulan Juli tahun 2001 Laskar Khalid bin Walid sebuah milisi kecil yang berasosiasi dengan Partai Keadilan dan dipimpin oleh Sugianto Kaimudin Milisi dan organisasi lokal yang berpihak pada Muslim meliputi Forum Perjuangan Ummat Islam dipimpin oleh Adnan Arsal dan merupakan organisasi dimana banyak anggota Jundullah direkrut Majelis Dzikir Nurkhaerat Poso dipimpin oleh Habib Saleh al Idrus Gerakan Anak Monginsidi dipimpin oleh Mohammed Dong Anak Tanah Runtuh sebuah milisi kecil yang dipimpin oleh Adnan Arsal dan berbasis di kelurahan Gebangrejo Poso Kota Brigade Pemuda Hisbullah Sulteng sebuah pasukan kecil yang berkaitan dengan cabang lokal dari Partai Bulan Bintang Kristen Berbeda dengan milisi Islam milisi Kristen sedikit sulit untuk diidentifikasi Salah satu di antara beberapa kelompok milisi yang berhasil diidentifikasi adalah Brigade Manguni Milisi ini berpusat di Manado Sulawesi Utara dengan jumlah personel sekitar 700 orang Dalam kerusuhan Poso pasukan ini diduga berbasis di daerah Sepe dan Silanca Lage Brigade Manguni memiliki divisi di masing masing daerah yang membawahi cabang satuan Pada fase ketiga yang berlangsung pada bulan Mei 2000 muncul milisi dengan nama Laskar Kristus Kelompok ini disebut sebut terdiri dari tiga kelompok yaitu pasukan Macan pasukan Kelelawar dan pasukan kipas sisiru Kelompok lain yang terorganisir oleh warga Kristen di Poso adalah Angkatan Muda Sintuwu Maroso ANSIMAR Kelompok ini pada umumnya terdiri dari para kaum muda terpelajar di kota Poso Para anggota ANSIMAR sebagian besar terdiri dari warga kelurahan Lombogia Rumah rumah mereka dibakar massa Islam saat fase kedua kerusuhan yang terjadi bulan April tahun 2000 sehingga sebagian besar dari mereka terpaksa mengungsi ke Tentena Mereka tidak berpartisipasi dalam bentrokan fisik melainkan lebih kepada upaya untuk mencari penyelesaian konflik KorbanPertanyaan tentang jumlah korban sangat sensitif dan berunsur politis Hal ini didorong oleh rasa keberatan yang dibuat lebih kuat oleh laporan berita yang tidak lengkap atau kabar miring tentang serangan dan desas desus terbaru tentang pembantaian yang akan terjadi Kurangnya pelaporan yang jelas oleh media atau investigasi oleh pemerintah ditambah dengan medan yang luas dan durasi konflik yang panjang menyulitkan untuk menentukan jumlah korban yang sebenarnya Meski demikian Human Rights Watch mencatat bahwa kedua belah pihak telah menderita banyak korban dalam kerusuhan ini 26 Meski ada beberapa perkiraan yang mencapai sekitar 2 000 korban jiwa sebagian besar memperkirakan antara 500 hingga 1 000 korban Versi pemerintah yang dikeluarkan pada tanggal 5 Desember 2001 tepat sebelum penandatanganan Deklarasi Malino dirinci menjadi 577 korban tewas 384 terluka 7 932 rumah hancur serta 510 fasilitas umum terbakar atau rusak Sebuah kelompok Muslim Tim Evakuasi Pencari Fakta Korban Muslim Kerusuhan Poso Victims of the Poso Conflict Evacuation and Fact Finding Team mengklaim bahwa antara bulan Mei 2000 hingga Desember 2001 840 mayat Muslim ditemukan kebanyakan ditemukan di Sungai Poso dan hutan hutan di tepi kota Jumlah yang tidak diketahui juga dikatakan hilang Kebanyakan korban jiwa diperkirakan sampai pada kerusuhan ketiga pada bulan Mei dan Juni 2000 27 Meskipun pertanyaan seperti ini adalah sesuatu yang dapat diselesaikan melalui penyelidikan independen secara menyeluruh namun pengaruh lingkungan yang sangat terpolitisasi hasil jangka panjang Deklarasi Malino dan kelemahan Komnas HAM membuat usaha semacam itu tidak mungkin terjadi Jika tidak dilakukan dengan tingkat profesionalisme yang tinggi penyelidikan perihal jumlah korban bisa memperburuk kondisi lebih jauh Tetapi rekonsiliasi juga mungkin akan terhambat kecuali jika kedua belah pihak merasa bahwa keadilan telah ditangani dalam kejahatan terburuk Masih ada kejahatan berat dimana tidak ada yang bertanggung jawab seperti pembunuhan terhadap empat belas Muslim di Dusun Buyung Katedo pada bulan Juli 2001 dan serangan sporadis terhadap desa desa Kristen pada bulan November Keluarga dan kerabat dari mereka yang hilang kebanyakan di antaranya diculik selama masa kerusuhan masih menunggu informasi tentang saudara mereka yang diculik 28 Pengungsi internal nbsp Puing puing rumah dalam Kerusuhan Poso Dengan gelombang kekerasan yang terus menerus terjadi masyarakat melarikan diri ke daerah daerah dengan mayoritas agama yang mereka anut Muslim pergi ke Palu Ampana Parigi hingga Sulawesi Selatan sementara Kristen melarikan diri ke Tentena dan Napu di wilayah pegunungan atau Manado di Sulawesi Utara Pada bulan Januari 2002 setelah Deklarasi Malino ditandatangani angka dari kantor pemerintah untuk mengkoordinasikan respon kemanusiaan dalam konflik memperkirakan jumlah total 86 000 pengungsi di Sulawesi Tengah Gereja Kristen Sulawesi Tengah memperkirakan 42 000 pengungsi di basis daerah Kristen di kabupaten lainnya 29 30 Setelah Deklarasi Malino ada beberapa kemajuan tentatif Pada akhir Februari 10 000 pengungsi telah kembali ke rumah sebagian besar ke kota Poso kecamatan Poso Pesisir Lage dan Tojo 31 Pada bulan Maret 2002 Human Rights Watch menemukan bahwa banyak keluarga yang dengan ragu mengirimkan anggota keluarga laki laki untuk kembali dan membersihkan reruntuhan dengan membangun rumah sementara sambil menunggu untuk melihat jika situasi tetap stabil Beberapa juga menunggu akhir tahun sekolah Sejak itu jumlah pengungsi mulai menurun dan perlahan lahan berkurang Kantor Kesejahteraan Bangsa dan Politik Kabupaten Poso melaporkan bahwa pada pertengahan Juli 2002 43 308 orang telah kembali ke rumah sekitar 40 persen dari perkiraan 110 227 pengungsi 32 Ada dua pengecualian penting untuk tren positif ini Kekerasan baru sering membuat warga yang trauma untuk kembali melarikan diri ke daerah yang aman Misalnya bentrokan pada bulan Agustus 2002 memaksa sekitar 1 200 orang untuk mencari perlindungan di Tentena Upaya pemerintah atau individu untuk membangun kembali telah terhambat oleh putaran baru kekerasan di seluruh krisis Beberapa orang mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa mereka telah melihat rumah mereka hancur lebih dari sekali dan barak yang dibangun oleh pemerintah kabupaten dan TNI pada tahun 2000 sering menjadi sasaran dalam serangan Warga Kristen di Tentena juga tidak punya rencana untuk membongkar tempat penampungan mereka yang susah payah dibangun jika mereka membutuhkan tempat perlindungan di masa depan 33 Pengecualian penting lainnya berkaitan dengan pengungsi yang termasuk minoritas di daerah asalnya Pengungsi Muslim dari Tentena mengatakan kepada Human Rights Watch di Palu bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk pulang ke rumah meskipun sisa sisa dari dua puluh empat orang Muslim tidak pernah meninggalkan dan melaporkan situasi aman Beberapa pengungsi diberi akses ke tanah di daerah baru mereka seperti daerah Nunu di Palu dan mampu mendukung diri mereka sendiri melalui kegiatan pertanian Pengungsi Kristen di Tentena membangun perumahan yang luas dan banyak menemukan pekerjaan di pasar kota yang baik secara ekonomi karena perjalanan ke pasar lain dibatasi Di daerah dengan tanah atau pekerjaan yang langka kondisi justru jauh lebih buruk Sebuah LSM lokal melaporkan pada Agustus 2002 bahwa kebutuhan dasar pengungsi tidak terpenuhi seperti kurangnya nutrisi dan gizi pada anak serta diare yang meluas penyakit kulit dan tetanus dari luka tembakan 34 Dalam sebuah penilaian kesehatan mental oleh pemerintah pada tahun 2001 mengindikasikan bahwa lebih dari 55 persen dari mereka yang mengungsi menderita masalah psikologis sedangkan masalah kesehatan utama adalah malaria gangguan pernafasan masalah lambung usus dan penyakit kulit 35 f Lihat juga nbsp Portal Indonesia nbsp Portal Politik Konflik sektarian Maluku Kerusuhan Sambas Konflik Sampit Kasus TiboCatatan Parimo kemudian dijatuhi hukuman empat belas tahun penjara namun meninggal dalam tahanan pada bulan April tahun 2000 di saat kasus tersebut diajukan ke Mahkamah Agung Pusadan seorang tokoh asli Poso yang sebagian besar kehidupan politiknya dihabiskan di Palu dikabarkan menjadi pilihan para pemimpin Golkar di tingkat provinsi Sama seperti Pusadan Sekretaris Kabupaten Sekab berikutnya dan Ketua DPRD Poso adalah anggota Muslim Golkar yang berasal dari daerah Bungku di Morowali Kemarahan mereka mungkin semakin meningkat pada tahun 1999 saat pemerintah secara resmi mengabsahkan Kabupaten Morowali yang berdiri sendiri memberikan pihak Muslim Bungku dua basis kekuasaan Menurut seorang warga Tentena yang berada di Kelei bukanlah sebuah kamp pelatihan melainkan sekelompok pemuda yang marah dan mengungsi dapat kembali ke Poso tanpa menahan diri dari larangan tokoh masyarakat yang lebih moderat Menurut pandangan ini para pemuda ini membantu memicu fase ketiga dengan pergi ke ibu kota kabupaten untuk membela Gereja Katolik Santa Theresia dari sebuah serangan oleh pihak Muslim yang dirumorkan akan terjadi dan kemudian mengirim kembali kabar bahwa pertempuran telah berlangsung Kelompok penyerang bertopeng adalah fenomena yang umum di Indonesia yang muncul dalam berbagai konflik yang bergejolak seperti di Jawa Timur pada tahun 1998 dan Timor Timur pada pertengahan tahun 1990 an Merujuk kepada jarak desa ini ke ibu kota Poso Desa ini dihuni oleh para petani kakao sukses dari Jawa yang dipindahkan dari wilayah transmigrasi di Sulawesi Selatan Prinsip Prinsip Panduan PBB tentang Pengungsian Internal menyatakan bahwa pemerintah memiliki tugas dan tanggung jawab utama untuk menetapkan kondisi serta menyediakan sarana yang memungkinkan pengungsi untuk kembali secara sukarela dengan aman dan bermartabat ke rumah mereka atau bermukim kembali secara sukarela di bagian lain negara itu 36 Referensi Hwang Panggabean amp Fauzi 2013 hlm 760 Human Rights Watch 2002 hlm 8 Aragon Lorraine Juni 2002 Waiting for peace in Poso Diakses tanggal 16 Maret 2017 Human Rights Watch 2002 hlm 14 Mappangara 2001 hlm 41 Aragon 2001 Mappangara 2001 hlm 42 Mappangara 2001 hlm 43 Aragon 2001 Human Rights Watch 2002 hlm 15 Human Rights Watch 2002 hlm 15 van Klinken 2007 hlm 81 Braithwaite et al 2010 hlm 248 Darlis 2012 hlm 52 Human Rights Watch 2002 hlm 16 van Klinken 2007 hlm 82 a b Aragon 2001 hlm 65 Human Rights Watch 2002 hlm 5 Mappangara 2001 hlm 50 Aragon 2001 hlm 66 Braithwaite et al 2010 hlm 249 Human Rights Watch 2002 hlm 16 McRae 2013 hlm 48 a b Aragon 2001 hlm 66 Human Rights Watch 2002 hlm 16 a b Aragon 2001 hlm 67 Human Rights Watch 2002 hlm 16 17 Human Rights Watch 2002 hlm 17 Aragon 2001 hlm 68 Religious killing fields spread across the ugly new Indonesia Sydney Morning Herald 29 Juni 2000 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 12 02 Diakses tanggal 2 Desember 2017 via Indopubs McBeth amp Murphy 2000 hlm 1 a b KontraS 2004 hlm 42 LPS HAM 2004 hlm 2 Aditjondro 2004 hlm 2 Human Rights Watch 2002 hlm 38 In 1 5 Years 840 Mayat Warga Muslim Poso Dievakuasi Nuansa Pos 25 Desember 2001 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Human Rights Watch 2002 hlm 39 Estimates of the government Implementation Coordination Unit Satkorlak Januari 2002 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Parameter access date membutuhkan url bantuan Crisis Center of the Central Sulawesi Christian Church Desember 2001 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Parameter access date membutuhkan url bantuan Police Head to Poso to Help Disarm Factions The Jakarta Post 25 Februari 2002 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Parameter access date membutuhkan url bantuan Forkom Gantikan Pokja Malino di Poso Kompas 4 Agustus 2002 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Parameter access date membutuhkan url bantuan Konflik Poso Akan Diserahkan ke Wapres Nuansa Pos 6 Juli 2002 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Parameter access date membutuhkan url bantuan Kondisi Pengungsi di Kamp Kec Lage Kec Pamona Utara Pamona Timur Poso Pesisir Pamona Selatan dan Lore Utara Kabupaten Poso LPS HAM Agustus 2002 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Parameter access date membutuhkan url bantuan Background information on the IDP situation in Indonesia Norwegian Refugee Council 28 Agustus 2002 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Parameter access date membutuhkan url bantuan UN Guiding Principles on Internal Displacement U N Doc E CN 4 1998 53 Add 2 1998 Perserikatan Bangsa Bangsa 1998 Tidak memiliki atau membutuhkan url bantuan Parameter access date membutuhkan url bantuan Daftar pustaka Buku Darlis Andi Muhammad 2012 Konflik Komunal Studi dan Rekonsiliasi Konflik Poso Yogyakarta Buku Litera ISBN 978 602 19217 6 0 Ecip Sinansari Waru Darwis 2001 Kerusuhan Poso yang Sebenarnya Jakarta Global Mahardika Netama Karnavian Tito 2014 Explaining Islamist Insurgencies The Case of al Jamaah al Islamiyyah and the Radicalisation of the Poso Conflict 2000 2007 Singapura World Scientific ISBN 178 3264 88 8 McRae Dave 2013 A Few Poorly Organized Men Interreligious Violence in Poso Indonesia Power and Place in Southeast Asia 3 Leiden Brill doi 10 1163 9789004251724 ISBN 978 9 00 425172 4 Jurnal Anis Elis Z 2006 Framing Conflict News In Poso Indonesia A Comparative Analysis of the Manado Post MAL and Kompas Newspapers Universitas Ohio Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 09 29 Diakses tanggal 2017 12 13 Aragon Lorraine 2001 Communal Violence in Poso Central Sulawesi Where People Eat Fish and Fish Eat People Indonesia Southeast Asia Program Publications 72 45 79 doi 10 2307 3351481 JSTOR 3351481 nbsp Aragon Lorraine 2005 Mass Media Fragmentation and Narratives of Violent Action in Sulawesi s Poso Conflict Indonesia Southeast Asia Program Publications 79 1 55 doi 10 2307 3351332 JSTOR 3351332 nbsp Hwang Julie Chernov Panggabean Rizal Fauzi Ihsan Ali 2013 The Disengagement of Jihadis in Poso Indonesia Asian Survey 53 4 doi 10 1525 as 2013 53 4 754 McRae Dave 2007 Criminal Justice and Communal Conflict A Case Study of the Trial of Fabianus Tibo Dominggus da Silva and Marinus Riwu Indonesia Southeast Asia Program Publications 83 79 117 doi 10 2307 40376414 JSTOR 40376414 Laporan Aditjondro George Junus 2004 Kerusuhan Poso dan Morowali Akar Permasalahan dan Jalan Keluarnya PDF Laporan Palu Yayasan Tanah Merdeka Archived from the original on 2016 08 27 Diakses tanggal 2017 03 14 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link Aliansi Jurnalis Independen 2007 Liputan Peristiwa 22 Januari 2007 di Poso Shabby Portrait of the Republic s Role in Poso PDF Laporan Palu Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2016 10 14 Diakses tanggal 2017 12 17 Damanik Rinaldy Posende Masdianto 2000 Kronologis Peristiwa Kerusuhan Poso II April 2000 Laporan Tentena Crisis Center GKST Human Rights Watch 2002 BREAKDOWN Four Years of Communal Violence in Central Sulawesi Indonesia Laporan 14 New York City doi 10 1163 2210 7975 hrd 2156 0284 International Crisis Group 3 Februari 2004 Indonesia Backgrounder Jihad in Central Sulawesi ICG Asia Report Laporan International Crisis Group International Crisis Group 24 Januari 2007 Jihadism in Indonesia Poso on the Edge ICG Asia Report Laporan International Crisis Group Mappangara Suriadi 2001 Respon Militer Terhadap Konflik Sosial di Poso Laporan Palu Yayasan Bina Warga McRae Dave 2008 The Escalation and Decline of Violent Conflict in Poso Central Sulawesi 1998 2007 Tesis Ph D Canberra Universitas Nasional Australia http openresearch repository anu edu au handle 1885 11026 Tengko Rafyuddin 2000 Sekilas Tentang Kerusuhan Poso III Laporan Sumber Buku Braithwaite John Braithwaite Valerie Cookson Michael Dunn Leah 2010 Anomie and Violence Non truth and Reconciliation in Indonesian Peacebuilding Canberra ANU E Press CiteSeerX 10 1 1 682 3502 nbsp ISBN 978 1 92 166622 3 Brown Graham Tajima Yukhi Hadi Suprayoga 2005 Piza Lopez Eugenia ed Overcoming Violent Conflict Peace and Development Analysis in Central Sulawesi Overcoming Violent Conflict 3 Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ISBN 979 99878 4 9 Gross Max L 2016 A Muslim Archipelago Islam and Politics in Southeast Asia Washington D C CreateSpace Independent Publishing Platform ISBN 978 1 932946 19 2 LCCN 2006937784 Li Tania Murray 2007 Adat in Central Sulawesi Contemporary deployments Dalam Davidson Jamie S Henley David The Revival of Tradition in Indonesian Politics The deployment of adat from colonialism to indigenism Routledge Contemporary Southeast Asia Series 14 Routledge hlm 337 370 ISBN 978 0 415 41597 2 Nordholt Henk Schulte van Klinken Geert Arend 2007 Renegotiating Boundaries Local Politics in Post Suharto Indonesia Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal Land en Volkenkunde 238 Leiden KITLV Press ISBN 978 9 06 718283 6 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 12 01 Diakses tanggal 2017 12 13 van Klinken Geert Arend 2005 New actors new identities Post Suharto ethnic violence in Indonesia Dalam Anwar Dewi Fortuna Bouvier Helene Smith Glenn Tol Roger Violent Internal Conflicts in Asia Pacific Histories Political Economic and Policies Yayasan Obor Indonesia hlm 79 100 ISBN 979 461 514 5 van Klinken Geert Arend 2007 Communal Violence and Democratization in Indonesia Small Town Wars Routledge Contemporary Southeast Asia Series 6 Jakarta Routledge ISBN 978 1 13 411533 4 Jurnal Diprose Rachael 2007 Passing on the challenges or prescribing better management of diversity Decentralization power sharing and conflict dynamics in Central Sulawesi Indonesia Conflict Security amp Development Routledge 8 4 doi 10 1080 14678800802539291 Ilyas 2012 Kajian Simbol Simbol Etnisitas dalam Kampanye Komunikasi Politik dan Pergeserannya pada Pemilukada Kabupaten Poso Jurnal Ilmu Komunikasi Palu Universitas Tadulako 10 233 247 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 12 05 Diakses tanggal 2017 12 04 Purwana Bambang Hendarta Suta 2016 Sintuwu Maroso Ri Tana Poso Analisis Kapasitas Modal Sosial Masyarakat Poso dalam Membangun Integrasi Sosial Pasca Konflik Patrawidya Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta 17 2 75 94 nbsp Sadi Haliadi Agustino Leo 2015 Pemikiran Politik Lokal dalam Sejarah Pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah COSMOGOV Jurnal Ilmu Pemerintahan Universitas Andalas 1 2 354 376 doi 10 24198 cosmogov v1i2 11843 nbsp Laporan Diprose Rachael Ukiwo Ukoha 2008 Decentralisation and Conflict Management in Indonesia and Nigeria Queen Elizabeth House CRISE Working Paper CRISE 49 CiteSeerX 10 1 1 987 7466 nbsp LPS HAM 31 Desember 2004 Evaluasi Kondisi HAM di Sulawesi Tengah Tahun 2004 PDF Laporan Lembaga Pengembangan Studi Hukum dan Advokasi Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah Archived from the original on 2014 06 26 Diakses tanggal 2017 12 14 Pemeliharaan CS1 Url tak layak link McBeth John Murphy Oren 2000 Bloodbath Far Eastern Economic Review Tirtosudarmo Riwanto 2008 State formation decentralisation and East Sulawesi province Conflict and the politics of transcending boundaries in Eastern Indonesia Department of International Development CRISE Working Paper CRISE 56 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kerusuhan Poso amp oldid 23625280