www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk layanan kereta api milik PT Kereta Api Indonesia lihat kereta api Argo Lawu Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Gunung Lawu berita surat kabar buku cendekiawan JSTOR Juni 2021 Gunung Lawu Hanacaraka ꦒ ꦤ ꦭꦮ adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di Pulau Jawa tepatnya di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur Indonesia Gunung Lawu memiliki ketinggian sekitar 3 265 mdpl Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Karanganyar di Jawa Tengah Ngawi dan Magetan di Jawa Timur Status gunung ini adalah gunung api istirahat yang diperkirakan terakhir meletus pada tanggal 28 November 1885 3 4 dan telah lama tidak aktif terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi Studi pada 2019 tentang geothermal heat flow menyugestikan bahwa Gunung Lawu masih aktif sampai sekarang 5 Pada tahun 1978 serangkaian gempa bumi dilaporkan dirasakan diarea sekitar Gunung Lawu dan diikuti oleh suara mirip dentuman dari arah gunung 6 Gunung Lawu merupakan salah satu gunung terdingin di Jawa setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet yang merupakan titik terdingin di Jawa 7 Gunung LawuJawa ꦒ ꦤ ꦭꦮ Titik tertinggiKetinggian3 265 m 10 712 ft 1 Puncak3 118 m 10 230 ft 2 Posisi ke 76 gunung tertinggi di duniaGeografiGunung LawuLokasi di pulau JawaLetakKabupaten Karanganyar Jawa Tengah Kendal Jogorogo Ngrambe Sine Ngawi Kabupaten Magetan Jawa Timur IndonesiaGeologiJenis gunungStratovolcanoLetusan terakhir28 November 1885PendakianRute termudahCemoro SewuRute normalCemoro Kandang Candi CethoDi lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air fumarol dan belerang solfatara Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit hutan Dipterokarp Atas hutan Montane dan hutan Ericaceous Gunung Lawu memiliki tiga puncak yakni Hargo Dalem Hargo Dumiling dan puncak tertinggi bernama Hargo Dumilah 7 Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata terutama di daerah Tawangmangu Cemorosewu dan Sarangan Sedikit ke bawah di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit yaitu Candi Sukuh dan Candi Cetho Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran Astana Girilayu dan Astana Mangadeg Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun mausoleum untuk keluarga presiden ke 2 Indonesia Soeharto Daftar isi 1 Etimologi 1 1 Lawu dalam naskah kuno 2 Legenda 3 Pendakian 4 Objek wisata 5 Misteri 6 Insiden 6 1 Kebakaran hutan 7 Arkeologi 7 1 Megalitikum 7 2 Hindu Buddha 7 2 1 Candi 7 2 2 Arca 8 Galeri 9 Referensi 10 Daftar pustaka 10 1 Jurnal 10 2 Buku 11 Pranala luarEtimologi Sunting nbsp Koordinat Gunung Lawu Nama Gunung Lawu yang berarti unggul oleh masyarakat setempat disebut juga sebagai Wukir Mahendra Giri Kata tersebut berasal dari bahasa Jawa dan ketiganya memiliki arti yang sama yaitu gunung sehingga dapat diartikan sebagai tiga gunung Hal ini sejalan dengan fakta bahwa Gunung Lawu memang memiliki tiga puncak besar yaitu Hargo Dalem Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah 8 Nama nama puncak gunung kemungkinan besar bersumber dari Serat Centhini yang menyebutkan bahwa Gunung Lawu memiliki lima belas puncak Di sebelah selatan terdapat tujuh puncak yaitu Hargo Dalem Dumilah Pethapralaya Mayang Cakrakembang Tenjomaya dan Kepanasan Sementara itu di sebelah utara terdapat delapan puncak yaitu Hargo Tiling Pekareman Sadewa Pamenang Candhirenggo Bayu Rimbi dan Kalithi Dalam Serat Centhini hanya Hargo Dumiling yang tidak disebutkan Kemungkinan nama tersebut merupakan modifikasi dari Hargo Tiling Perkiraan ini didukung oleh puncaknya yang sama rata di bagian utara Gunung Lawu 8 Poerbatjaraka menyebutkan bahwa nama asli Gunung Lawu adalah Katong yang berarti kita orang dewa Nama tersebut tertulis dalam Tantu Panggelaran Gunung Katong adalah bagian dari reruntuhan Gunung Mahameru ketika dibawa oleh para dewa melalui langit Pulau Jawa Reruntuhan lainnya menjadi Gunung Wilis Kamput Kawi Arjuno dan Kemukus Menurut Poerbatjaraka Gunung Katong diidentikkan dengan Gunung Lawu Dengan kata lain Gunung Katong adalah nama kuno untuk Gunung Lawu 8 Menurut Zoetmulder arti kata katong adalah dewa rasa hormat penghormatan dan kekaguman Sementara kata lawu berarti tertinggi dan unggul Makna kedua kata tersebut sama sama mengandung makna kekaguman sehingga meskipun namanya diubah tetapi tidak menggeser makna yang terkandung di dalamnya 9 Lawu dalam naskah kuno Sunting Selain dalam Serat Centhini nama Lawu juga disebutkan dalam Serat Manikmaya Serat tersebut ditulis pada 1794 Masehi yang isinya memiliki kesamaan dengan Tantu Panggelaran Namun hal yang membedakan adalah Serat Manikmaya ditulis dalam bahasa Jawa Baru Konon Gunung Lawu merupakan bagian dari delapan belas gunung keramat di Jawa Tengah Sangat mungkin bahwa mandala mandala terletak di pegunungan tempat karya sastra itu dibuat 8 Karya sastra yang lebih tua adalah Babad Tanah Jawi Dalam kitab tersebut Gunung Lawu disebut sebagai tempat moksa terakhir Prabu Brawijaya yang memiliki nama lain yaitu Sunan Gunung Lawu 8 Mitos yang berkembang di masyarakat menyatakan bahwa ia melakukan moksa di pertapaan Pringgodani 10 Pernyataan ini merupakan indikasi bahwa sampai saat penulisan Babad Tanah Jawi yaitu pada masa Mataram Islam Gunung Lawu masih dipandang sebagai tempat suci Setidaknya ia merupakan gunung yang dianggap berharga oleh umat Hindu 8 Naskah tertua adalah Bhujangga Manik Gunung Lawu juga disebut ketika Bhujangga Manik melakukan perjalanan dari Sunda ke Majapahit dan Bali 8 Berikut adalah petikan kutipan dari naskah tersebut 8 1080 Sacu n duk Ka Pasugihan Dipipirna gunung Wilis Ku ngaing tebeh kidulna Datang aing ka DawuhanNgalalar ka gunung Lawu 1085 inya na lurah Urawan Terjemahan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut 1080 Sampai Pasugihan Berbaring di balik Gunung Wilis Saya pergi melalui selatan Saya tiba di Dawuhan Berjalan melalui Gunung Lawu 1085 Di situlah daerah UrawanLegenda SuntingCerita dimulai dari masa akhir kerajaan Majapahit 1400 M pada masa pemerintahan Sinuwun Bumi Nata Bhrawijaya Ingkang Jumeneng kaping 5 Pamungkas Dua istrinya yang terkenal ialah Dara Petak putri dari daratan Tiongkok dan Dara Jingga Dara Petak melahirkan putra bernama Raden Fatah sementara Dara Jingga melahirkan putra bernama Pangeran Katong Raden Fatah setelah dewasa beragama islam berbeda dengan ayahandanya yang beragama Budha Bersamaan dengan pudarnya Majapahit Raden Fatah mendirikan Kerajaan Demak dengan pusatnya di Glagah Wangi Alun Alun Demak Melihat kondisi yang demikian itu hati Sang Prabu terusik Sebagai raja yang bijak pada suatu malam dia pun akhirnya bermeditasi memohon petunjuk Sang Maha Kuasa Dalam semadinya didapatkannya wangsit yang menyatakan bahwa sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah ke kerajaan Demak Pada malam itu pulalah Sang Prabu dengan hanya disertai pemomongnya yang setia Sabdopalon diam diam meninggalkan keraton dan melanglang praja dan pada akhirnya naik ke Puncak Lawu Sebelum sampai di puncak dia bertemu dengan dua orang kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala Sebagai abdi dalem yang setia dua orang itu pun tak tega membiarkan tuannya begitu saja Merekapun pergi bersama ke puncak Harga Dalem Saat itu Sang Prabu bertitah Wahai para abdiku yang setia sudah saatnya aku harus mundur aku harus muksa dan meninggalkan dunia ramai ini Dipa Menggala karena kesetiaanmu kuangkat kau menjadi penguasa gunung Lawu dan membawahi semua makhluk gaib dengan wilayah ke barat hingga wilayah gunung Merapi gunung Merbabu ke timur hingga gunung Wilis ke selatan hingga Pantai selatan dan ke utara sampai dengan pantai utara dengan gelar Sunan Gunung Lawu Dan kepada Wangsa Menggala kau kuangkat sebagai patihnya dengan gelar Kyai Jalak Tak kuasa menahan gejolak di hatinya Sabdopalon pun memberanikan diri berkata kepada Sang Prabu Bila demikian adanya hamba pun juga pamit berpisah dengan Sang Prabu hamba akan naik ke Harga Dumiling dan meninggalkan Sang Prabu di sini Singkat cerita Sang Prabu Brawijaya pun muksa di Harga Dalem dan Sabdopalon moksa di Harga Dumiling Tinggalah Sunan Lawu Sang Penguasa gunung dan Kyai Jalak yang karena kesaktian dan kesempurnaan ilmunya kemudian menjadi mahluk gaib yang hingga kini masih setia melaksanakan tugas sesuai amanat Sang Prabu Brawijaya Pendakian SuntingPendakian Gunung Lawu sudah dilakukan sejak awal abad ke 12 Pada masa kolonial eksplorasi di Gunung Lawu didorong oleh berbagai kepentingan mulai dari pembukaan lahan pertanian pemetaan kondisi sosial dan lain lain 11 Pendakian standar dapat dimulai dari tiga tempat basecamp Cemorokandang di Tawangmangu Jawa Tengah Candi Cetho di Karanganyar Jawa Tengah dan Cemorosewu di Sarangan Jawa Timur 7 Selain tiga jalur tersebut ada beberapa jalur pendakian lain yakni Jalur Pendakian Jagaraga Ngrambe Jamus Tambak Sukuh Pringgodani Cemara Bulus Mojosemi Sidalangu dan Maospati Jalur pendakian tidak resmi ini sering digunakan masyarakat setempat untuk mencari kayu mencari tanaman obat ritual dan kepentingan tertentu lainnya Jalur pendakian Pringgodani tercatat dalam Serat Centhini sebagai jalur pendakian spiritual Salah satu tokoh yang melalui jalur tersebut adalah Seh Amongraga Serat Centhini Pupuh 417 421 menceritakan perjalanan Seh Amongraga memulai pendakian melalui Desa Gandasuli lalu menuju puncak Lawu 12 Melansir dari napaktilas net ada 5 jalur pendakian Gunung Lawu yang secara resmi dikelola oleh pemerintah daerah setempat Berikut 5 jalur pendakian resmi di Gunung Lawu Jalur pendakian gunung Lawu via Cemoro Sewu Jalur pendakian gunung Lawu via Cemoro Kandang Jalur pendakian gunung Lawu via Candi Cetho Jalur pendakian gunung Lawu via Singolangu Jalur pendakian gunung Lawu via TambakKelima jalur pendakian di atas dikelola secara resmi dan memiliki tiket pendakian resmi Sehingga jika ada kecelakaan di Gunung tim SAR Search and Rescue dari basecamp setiap jalur pendakian akan segera melakukan pertolongan kepada pendaki Untuk pendaki pemula jalur pendakian Cemoro Sewu adalah jalur yang paling direkomendasikan Karena jalur Cemoro Sewu memiliki trek yang jelas dan mudah Jalur pendakian ini tertata dengan baik Jalannya terbuat dari batu batuan yang sudah ditata Jalur pendakian melalui Cemoro Sewu memiliki waktu tempuh yang lebih singkat daripada jalur pendakian Gunung Lawu yang lain Untuk pendaki pemula waktu tempuh dari basecamp sampai puncak biasanya sekitar 7 jam perjalanan Jika pendaki naik dari jalur Cemoro Sewu pendaki akan melalui lima pos dan dua sumber mata air Pertama pendaki akan melalui sumber air bernama Sendang Panguripan yang terletak di antara Cemorosewu dan pos 1 Pendaki kemudian melanjutkan pendakian hingga melewati pos 2 dan pos 3 Jalur pendakian setelah pos 3 hingga pos 4 sudah berupa tangga yang terbuat dari batu alam Ketika sampai di pos 4 pendaki akan disuguhi pemandangan Telaga Sarangan dari kejauhan Jalur pendakian dari pos 4 menuju pos 5 sudah tidak lagi securam jalur menuju pos pos sebelumnya Setelah pos 5 pendaki dapat menemukan sumber air Sendang Drajat Di pos 5 pendaki bisa mendirikan tenda untuk beristirahat dan lanjut ke puncak keesokan harinya Pendaki yang masih memiliki stamina juga bisa naik sedikit lagi ke area Hargo Dalem di sana juga terdapat banyak tempat camping yang nyaman 13 Jalur pendakian selanjutnya adalah jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Kandang Pendakian melalui Cemoro Kandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik Meskipun ketiga jalur pendakian tersebut sudah dikenal secara umum oleh kalangan awam para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu sebenarnya terdapat satu jalur pendakian lain yang memiliki keunikannya tersendiri Jalur pendakian tersebut adalah Jalur Pendakian Klasik Gunung Lawu via Singolangu Jalur pendakian ini berada di Singolangu Kelurahan Sarangan atau sekitar 3 km dari Telaga Sarangan Sesuai dengan namanya jalur pendakian ini diyakini sebagai jalur pendakian tertua di antara semua jalur pendakian Gunung Lawu Selain itu jalur ini juga diyakini sebagai napak tilas Prabu Brawijaya V saat pergi ke Gunung Lawu untuk menghindari kejaran pasukan Raden Patah Di sepanjang jalur pendakian ini nantinya para pendaki akan menemukan beberapa situs yang diyakini sebagai petilasan Prabu Brawijaya V Adanya situs situs petilasan tersebut semakin membuktikan bahwa jalur ini merupakan jalur pendakian tertua dan sudah ada sejak lama Selanjutnya ada jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu Pendakian melalui Jalur Klasik via Singolangu akan melalui 5 pos yakni Pos 1 Kerun Kerun Pos 2 Banyu Urip Pos 3 Cemaran Pos 4 Taman Edelweis dan Pos 5 Cokro Paningalan Setelah melalui kelima pos tersebut para pendaki akan sampai di Sendang Drajat sebelum mencapai puncak Hargo Dalem dan Hargo Dumilah Medan yang akan dihadapi oleh para pendaki sangat komplet mulai dari medan yang landai hingga curam Selain itu di jalur pendakian ini kondisi alam sangatlah asri dengan berbagai jenis vegetasi tumbuhan dan satwa yang dapat ditemui sepanjang perjalanan Oleh karena itu jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu memiliki daya tarik tersendiri untuk dicoba oleh para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu Objek wisata Sunting nbsp Telaga Sarangan yang terletak di lereng Gunung LawuObjek wisata di sekitar gunung Lawu antara lain Telaga Sarangan Kawah Telaga Kuning Kawah Telaga Lembung Selayur Wana wisata sekitar Gunung Lawu Sekitar Desa Ngancar Air Terjun Pundak Kiwo Air Terjun Watu Ondo Air Terjun Jarakan Watu Ongko Pasir Emas Tawangmangu Air Terjun Srambang Cemorosewu Candi Sukuh Candi Cetho Komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran Astana Girilayu Astana Mangadeg Astana Giribangun Air Terjun Grojogan Sewu Air Terjun Parang Ijo Air Terjun Penganti Air Terjun Suwono Kebun Teh Jamus Air Terjun Selondo Air Terjun Pengantin Watu jonggolMisteri SuntingGunung Lawu menyimpan misteri pada masing masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa Hargo Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas Hargo Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon sementara Hargo Dumilah diyakini merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Praja Mangkunegaran Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu baik bersifat perbuatan maupun perkataan Bila pantangan itu dilanggar si pelaku diyakini bakal bernasib naas Tempat tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni Sendang Inten Sendang Drajat Sendang Panguripan Sumur Jalatunda Kawah Candradimuka Repat Kepanasan Cakrasurya dan Pringgodani Kehadiran Pasar Setan di Gunung Lawu menjadi pembicaraan hangat di kalangan para pendaki banyak para pendaki yang pernah mendengar suara bising seperti berada di pasar bahkan tidak jarang terdengar orang orang yang menawarkan dagangan saat melakukan pendakian di gunung Lawu Menurut kepercayaan masyarakat sekitar apabila anda mendengar suara bising di atas gunung Lawu sebaiknya buanglah salah satu barang yang anda punya sebagaimana orang yang sedang melakukan transaki barterInsiden SuntingKebakaran hutan Sunting Pada 18 Oktober 2015 terjadi kebakaran hutan di Gunung Lawu Peristiwa tersebut dipicu oleh perapian para pendaki yang belum dipadamkan Enam orang meninggal sedangkan dua orang lainnya terluka Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho kebakaran terjadi sekitar pukul 13 40 WIB di petak 73 KPH Gunung Lawu 14 Berikut kronologinya 14 1 Pukul 08 00 WIB terlihat kepulan asap di sekitar Pos 3 Cemoro Sewu 2 Pukul 09 30 WIB Tim gabungan dari Perhutani Anggota Koramil 0804 02 Plaosan dan masyarakat menuju TKP untuk melaksanakan pemadaman 3 Pukul 13 40 WIB Tim gabungan yang sedang menuju TKP mendapatkan informasi dari pendaki a n Sdr Mansur Salim 46 Th alamat Ds Rowosari Kec Tembalang Kab Semarang Jateng bahwa telah menolong 1 orang pendaki tepatnya antara Pos 4 dan Pos 3 a n Dita Kurniawan 18 Th pelajar SMK Yosonegoro Magetan alamat Ds Candirejo Kec Kab Magetan dan mendapat informasi juga dari pendaki yang telah ditolong bahwa ada 8 orang korban yang masih terjebak di atas 4 Pukul 14 00 WIB Dita Kurniawan dibawa turun ke Pos 1 dan menceritakan bahwa pada Sabtu 17 10 2015 telah mendaki melalui jalur Cemoro Kandang bersama 13 orang namun 11 orang temannya belum diketahui keberadaanya karena terpisah dalam perjalanan 5 Pukul 14 20 WIB Tim gabungan menemukan 1 korban a n Sdr Eko Nurhadi 45 Th alamat Ngawi dalam keadaan luka bakar 50 perut tangan dan wajah 6 Pukul 14 30 WIB Korban dievakuasi ke POS 1 Pemberangkatan selanjutnya korban dievakuasi menuju RSUD DR Sayidiman Magetan 7 Sampai dengan pukul 18 00 WIB Tim gabungan TNI Polri Perhutani BPBD AGL Anak Gunung Lawu dibantu Masyarakat Cemoro Sewu dan Singolangu masih melaksanakan penyisiran dan evakuasi 8 Hasil penyisiran sementara sampai dengan saat ini diperoleh infomasi korban kebakaran hutan yang terjadi di antara Pos 3 dan Pos 4 adalah 8 orang dengan rincian 6 orang meninggal 2 orang dalam kondisi kritis dan masih dalam proses evakuasi Arkeologi SuntingGunung Lawu menjadi titik temu dua peradaban kuno yaitu peradaban megalitikum dan peradaban klasik Hindu Buddha Banyak peninggalan dan reruntuhan dari kedua peradaban tersebut yang dapat ditemui di sana 15 Megalitikum Sunting Lihat pula Tradisi megalitik dan Megalit Megalitikum merupakan serapan kosakata Yunani yaitu megas besar dan lithos batu Mulanya istilah ini ditujukan untuk penamaan bangunan yang berasal dari batu batu besar Seiring perkembangannya istilah ini digunakan sebagai nama periodisasi suatu zaman prasejarah 16 Peradaban megalitik terlacak masuk ke Nusantara pada dua gelombang Gelombang pertama megalitik tua 2500 1500 SM ditandai dengan kebudayaan kapak persegi yang dibawa oleh orang orang Proto Melayu Gelombang kedua megalitik muda 1000 100 SM ditandai oleh kebudayaan Dongson atau Deutro Melayu Peninggalan gelombang kedua seperti kubur batu dolmen dan arca dinamis 17 Peninggalan zaman megalitik di Gunung Lawu dapat dilihat pada situs Watu Kandang Situs ini menunjukkan adanya pemujaan pada roh leluhur yang dinyatakan dalam bangunan menhir yang berbentuk batu besar yang tegak berdiri dengan tinggi 3 meter dan lebar 2 meter Selain itu di situs Sawit terdapat empat buah patung yang dibuat secara kasar dan tak proporsional Beberapa menhir juga ditemukan di tempat tersebut 18 Beberapa situs di sekitar puncak Lawu juga dinyatakan sebagai situs megalitik yang memiliki beberapa teras undakan berbeda beda Nama situs situs beserta jumlah terasnya Argo Dumilah Timur 5 Argo Dumilah Utara 5 Argo Dumilah Barat 3 Argo Dalem Barat 5 Argo Dalem Barat Laut 5 Argo Dalem Selatan 2 Argo Dalem Timur 7 Sendang Drajat 5 Pasar Dieng 7 19 Hindu Buddha Sunting Lihat pula Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu Buddha Periode Hindu Buddha dalam kebudayaan Indonesia disebut juga sebagai zaman klasik Pada masa ini Nusantara boleh disebut telah memasuki zaman sejarah yang ditandai oleh temuan aksara Pallawa sebagai bentuk kebudayaan tulis menulis klasik 20 Di Indonesia masa klasik dimulai pada abad ke 4 dengan adanya tiga anasir besar dari India yang masuk yaitu sistem aksara Pallawa agama Hindu Buddha dan sistem penanggalan Saka Berkat ketiga anasir tersebut peradaban Nusantara saat itu berkembang pesat mulai dari pembangunan tempat tempat ibadah pusat pemerintahan budaya tulis menulis penanggalan dan sebagainya 20 Candi Sunting Masa klasik Hindu Buddha dibagi menjadi tiga periode yaitu klasik tua tengah dan muda Contoh candi dari masa klasik tua 800 M adalah Kompleks Candi Dieng 809 M Masa selanjutnya yaitu klasik tengah 800 1200 M diwakili oleh Candi Borobudur 825 M dan Candi Prambanan 856 M 21 Percandian di Lawu muncul pada masa akhir klasik atau masa klasik muda 1200 1400 M Unsur budaya megalitik tampak menonjol pada percandian di Gunung Lawu berpadu dengan struktur bangunan terutama di candi candi seperti Candi Sukuh Candi Cetho dan Candi Kethek Pada Candi Sukuh terlihat lingga yoni dari budaya klasik yang diukir sama dengan menhir bergores dari budaya megalitik 22 Candi Sukuh dan Cetho memiliki teras undakan yang lebih banyak daripada candi candi lain Candi Sukuh memiliki 14 teras undakan sedangkan Candi Cetho memiliki 13 teras undakan Sementara pada Candi Kethek terdapat teras yang berjumlah empat buah dibangun mengecil ke atas 23 Pada dasarnya candi candi tersebut berlatar belakang agama Hindu Hal ini dapat diidentifikasi melalui temuan temuan arca maupun relief seperti arca kura kura di ketiga candi tersebut yang melambangkan Dewa Wisnu Ada pula relief relief bertemakan pewayangan dengan tokoh Batara Guru Dewa Siwa Ganesha Bima dan sebagainya 24 Arca Sunting Beberapa arca yang menghiasi Candi Sukuh dan Candi Cetho sangat berbeda dengan bentuk arca masa klasik pada umumnya Arca arca pada candi tersebut lebih mirip dengan arca megalitik dari segi bentuk maupun proporsinya Bagian tubuh arca terlihat kurang lengkap serta kurang ada hiasan yang melekat pada arca sehingga mengarah kepada kepolosan arca berbeda dengan arca arca pada umumnya yang bagian tubuhnya dibentuk lengkap dengan hiasan hiasan lengkap pula seperti mahkota kelat bahu gelang pakaian dan lain lain 22 Berikut adalah tabel yang menunjukan sebaran peninggalan arkeologi di Gunung Lawu 25 No Nama situs Periode Informasi1 Watu Kandang Prasejarah Kemungkinan sebagai tempat pemakaman2 Situs Sawit Tradisi Megalitik Tempat pemujaan terhadap leluhur3 Situs Selembu Periode Klasik Kemungkinan berasal dari masa Mataram Kuno4 Rumah Arca Periode Klasik Tempat penyimpanan benda benda arkeologi yang ditemukan di Kabupaten Karanganyar museum 5 Situs Menggung Periode Klasik Unsur tradisi megalitik cukup terlihat6 Candi Buntar Periode Klasik Tanggal tidak diketahui7 Candi Cetho Periode Klasik Abad ke 15 13 teras8 Candi Kethek Periode Klasik Kemungkinan dari abad ke 15 4 teras9 Candi Sukuh Periode Klasik Abad ke 15 3 teras10 Candi Planggatan Periode Klasik Abad ke 15 3 teras11 Argo Dumilah Periode Klasik Ada sebuah inkripsi yang menunjukkan tahun 1438 6 teras12 Argo Dumilah Timur Periode Klasik 5 teras13 Argo Dumilah Utara Tradisi Megalitik 5 teras14 Argo Dumilah Barat Tradisi Megalitik 3 teras15 Argo Dalem Barat Tradisi Megalitik 5 teras16 Argo Dalem Barat Laut Tradisi Megalitik 5 teras17 Argo Dalem Selatan Tradisi Megalitik 2 teras18 Argo Dalem Timur Tradisi Megalitik 7 teras19 Sendang Drajat Tradisi Megalitik 5 teras20 Pasar Dieng Tradisi Megalitik 7 teras21 Cemoro Bulus Periode Klasik Satu periode dengan Candi Sukuh Planggatan dan CethoGaleri Sunting nbsp Tugu Hargo Dumilah Puncak tertinggi Gunung Lawu nbsp Pemandangan pada puncak Gunung Lawu nbsp Stasiun Solo Jebres dengan Gunung Lawu di kejauhan nbsp Pasar Dieng Pasar Setan Gunung Lawu nbsp Warung Mbok Yem Gunung Lawu nbsp Pemandangan Padang Savana Gupakan Menjangan Gunung Lawu via Candi Ceto nbsp Gerbang Jalur Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu Magetan Jawa Timur Referensi Sunting a b Lawu Global Volcanism Program Smithsonian Institution Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 06 23 Diakses tanggal 2006 12 26 Indonesian high prominence peaks peaklist org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 08 09 Diakses tanggal 2006 12 30 Usai Erupsi 1885 Gunung Lawu Masih Bisa Meletus Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 03 05 Diakses tanggal 2015 07 05 Bramantyo 14 Maret 2014 Ini Bukti Gunung Lawu Dahulu Berada di Dasar Laut Okezone com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 03 Diakses tanggal 30 September 2022 B Nurhandoko Bagus Endar Kurniadi Rizal Triyoso Kaswandhi Widowati Sri Asmara Hadi M Rizka Abda M Rizal K Martha Rio Fatiah Elfa Rizal Komara Insan 17 August 2019 Integrated Subsurface Temperature Modeling beneath Mt Lawu and Mt Muriah in The Northeast Java Basin Indonesia Open Geosciences 11 1 341 351 doi 10 1515 geo 2019 0027 nbsp Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 06 Diakses tanggal 2022 04 15 Global Volcanism Program Lawu Smithsonian Institution Global Volcanism Program dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 06 18 Diakses tanggal 2023 05 20 a b c Arum Rifda Januari 2023 52 Nama Nama Gunung Di Pulau Jawa Berdasarkan Ketinggiannya Gramedia com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 03 30 Diakses tanggal Januari 2023 Periksa nilai tanggal di access date bantuan a b c d e f g h Purwanto amp Titasari 2018 hlm 41 Purwanto amp Titasari 2018 hlm 42 Agusta 2021 hlm 61 Agusta 2021 hlm 59 Agusta 2021 hlm 59 60 Watson Sony 2023 07 13 5 Jalur Pendakian Resmi Gunung Lawu Update 2023 dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2023 08 24 a b Ferdianto Riky 18 Oktober 2015 Ferdianto Riky ed Kronologi Pendaki Tewas Terbakar di Gunung Lawu Tempo co Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 09 13 Diakses tanggal 30 September 2022 Wahyudi 2021 hlm 162 Wahyudi 2021 hlm 162 163 Wahyudi 2021 hlm 163 164 Wahyudi 2021 hlm 167 Wahyudi 2021 hlm 167 168 a b Wahyudi 2021 hlm 164 Wahyudi 2021 hlm 169 170 a b Wahyudi 2021 hlm 170 Wahyudi 2021 hlm 170 171 Wahyudi 2021 hlm 171 Purwanto amp Titasari 2018 hlm 45 Daftar pustaka SuntingJurnal Sunting Purwanto Heri Titasari Coleta Palupi 2018 The Worship of Parwatarajadewa in Mount Lawu Jurnal Kapata Arkeologi dalam bahasa Inggris 14 1 doi 10 24832 kapata v14i1 472 ISSN 1858 4101 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 07 17 Diakses tanggal 2022 09 30 Buku Sunting Agusta Rendra 2021 Gunung gunung dalam Serat Centhini Sebuah Catatan Etnografi Budaya Dalam Masruri Bukhori Benantara dalam bahasa Indonesia Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 978 602 481 654 4 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 08 10 Diakses tanggal 2022 09 29 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Wahyudi M Ilham 2021 Gunung Lawu sebagai Muara Dua Peradaban Kuno Dalam Masruri Bukhori Benantara dalam bahasa Indonesia Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 978 602 481 654 4 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 08 10 Diakses tanggal 2022 09 29 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Pranala luar Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Gunung Lawu Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Gunung Lawu amp oldid 24083037