www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Candi Sukuh berita surat kabar buku cendekiawan JSTORCandi Sukuh adalah sebuah kompleks candi Hindu yang secara administrasi terletak di wilayah Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah Candi ini dianggap kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena penggambaran alat alat kelamin manusia secara eksplisit pada beberapa figurnya Bangunan Utama Candi Sukuh Daftar isi 1 Sejarah singkat penemuan 2 Lokasi candi 3 Struktur bangunan candi 4 Teras pertama candi 4 1 Relief sengkala pada gapura 5 Teras kedua candi 6 Teras ketiga candi 6 1 Panel pertama 6 2 Panel kedua 6 3 Panel ketiga 6 4 Panel keempat 6 5 Panel kelima 6 6 Patung patung sang Garuda 6 7 Beberapa bangunan dan patung lainnya 7 Lihat pula 8 Referensi 8 1 Bibliografi 9 Pranala luarSejarah singkat penemuan SuntingSitus candi Sukuh dilaporkan pertama kali pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson Residen Surakarta Johnson kala itu ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data data guna menulis bukunya The History of Java Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu pada tahun 1842 Van der Vlis arkeolog Belanda melakukan penelitian Pemugaran pertama dimulai pada tahun 1928 Lokasi candi SuntingLokasi candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih 1 186 meter di atas permukaan laut pada koordinat 07o37 38 85 Lintang Selatan dan 111o07 52 65 Bujur Barat Candi ini terletak di Dukuh Sukuh Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah Candi ini berjarak kurang lebih 20 kilometer dari Kota Karanganyar dan 36 kilometer dari Surakarta Struktur bangunan candi SuntingBangunan candi Sukuh memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok pada para pengunjung Kesan yang didapatkan dari candi ini sungguh berbeda dengan yang didapatkan dari candi candi besar di Jawa Tengah lainnya yaitu Candi Borobudur dan Candi Prambanan Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk bentuk piramida di Mesir Kesan kesederhanaan ini menarik perhatian arkeolog termasyhur Belanda W F Stutterheim pada tahun 1930 Ia mencoba menjelaskannya dengan memberikan tiga argumen Pertama kemungkinan pemahat candi Sukuh bukan seorang tukang batu melainkan tukang kayu dari desa dan bukan dari kalangan keraton Kedua candi dibuat dengan agak tergesa gesa sehingga kurang rapi Ketiga keadaan politik kala itu dengan menjelang keruntuhan Majapahit tidak memungkinkan untuk membuat candi yang besar dan megah Para pengunjung yang memasuki pintu utama lalu memasuki gapura terbesar akan melihat bentuk arsitektur khas bahwa ini tidak disusun tegak lurus namun agak miring berbentuk trapesium dengan atap di atasnya Batu batuan di candi ini berwarna agak kemerahan sebab batu batu yang dipakai adalah jenis andesit Teras pertama candi Sunting nbsp Gapura utama candi Sukuh Pada teras pertama terdapat gapura utama Pada gapura ini ada sebuah sengkala memet dalam bahasa Jawa yang berbunyi gapura buta aban wong raksasa gapura memangsa manusia yang masing masing memiliki makna 9 5 3 dan 1 Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 Saka 1437 Masehi Angka tahun ini sering dianggap sebagai tahun berdirinya candi ini meskipun lebih mungkin adalah tahun selesainya dibangun gapura ini Di sisi sebelahnya juga terdapat relief sengkala memet berwujud gajah bersorban yang menggigit ekor ular Ini dianggap melambangkan bunyi gapura buta anahut buntut raksasa gapura menggigit ekor yang juga dapat ditafsirkan sebagai 1359 Saka Relief sengkala pada gapura Sunting nbsp Sengkala memet gambar yang ditafsirkan sebagai gapura buta aban wong nbsp Sengkala memet yang ditafsirkan sebagai gapura buta anahut buntut Teras kedua candi SuntingGapura pada teras kedua sudah rusak Di kanan dan kiri gapura terdapat patung penjaga pintu atau dwarapala yang biasa ada tetapi dalam keadaan rusak dan sudah tidak jelas bentuknya lagi Gapura sudah tidak beratap dan pada teras ini tidak terdapat banyak patung patung Pada gapura ini terdapat sebuah candrasangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi gajah wiku anahut buntut yang berarti Gajah pendeta menggigit ekor dalam bahasa Indonesia Kata kata ini memiliki makna 8 7 3 dan 1 Jika dibalik maka didapatkan tahun 1378 Saka atau tahun 1456 Masehi Teras ketiga candi SuntingPada teras ketiga ini terdapat pelataran besar dengan candi induk dan beberapa panel berelief di sebelah kiri serta patung patung di sebelah kanan nbsp Warga yang tengah bersembahyangTepat di atas candi utama di bagian tengah terdapat sebuah bujur sangkar yang kelihatannya merupakan tempat menaruh sesajian Di sini terdapat bekas bekas kemenyan dupa dan hio yang dibakar sehingga terlihat masih sering dipergunakan untuk bersembahyang Kemudian pada bagian kiri candi induk terdapat serangkaian panel dengan relief yang menceritakan mitologi utama candi Sukuh Kidung Sudamala Urutan reliefnya adalah sebagai berikut Panel pertama Sunting nbsp Panel pertama Di bagian kiri dilukiskan sang Sahadewa atau Sadewa saudara kembar Nakula dan merupakan yang termuda dari para Pandawa Lima Kedua duanya adalah putra Prabu Pandu dari Dewi Madrim istrinya yang kedua Madrim meninggal dunia ketika Nakula dan Sadewa masih kecil dan keduanya diasuh oleh Dewi Kunti istri utama Pandu Dewi Kunti lalu mengasuh mereka bersama ketiga anaknya dari Pandu Yudhistira Bima dan Arjuna Relief ini menggambarkan Sadewa yang sedang berjongkok dan diikuti oleh seorang punakawan atau pengiring Berhadapan dengan Sadewa terlihatlah seorang tokoh wanita yaitu Dewi Durga yang juga disertai seorang punakawan Panel kedua Sunting nbsp Panel kedua Pada relief kedua ini dipahat gambar Dewi Durga yang telah berubah menjadi seorang raksasi raksasa wanita yang berwajah mengerikan Dua orang raksasa mengerikan Kalantaka dan Kalanjaya menyertai Batari Durga yang sedang murka dan mengancam akan membunuh Sadewa Kalantaka dan Kalanjaya adalah jelmaan bidadara yang dikutuk karena tidak menghormati Dewa sehingga harus terlahir sebagai para raksasa berwajah buruk Sadewa terikat pada sebuah pohon dan diancam dibunuh dengan pedang karena tidak mau membebaskan Durga Di belakangnya terlihat antara lain ada Semar Terlihat wujud hantu yang melayang layang dan di atas pohon sebelah kanan ada dua ekor burung hantu Lukisan mengerikan ini kelihatannya ini merupakan lukisan di hutan Setra Gandamayu Gandamayit tempat pembuangan para dewa yang diusir dari sorga karena pelanggaran Panel ketiga Sunting nbsp Panel ketiga Pada bagian ini digambarkan bagaimana Sadewa bersama punakawannya Semar berhadapan dengan pertapa buta bernama Tambrapetra dan putrinya Ni Padapa di pertapaan Prangalas Sadewa akan menyembuhkannya dari kebutaannya Panel keempat Sunting nbsp Panel keempat Adegan di sebuah taman indah memperlihatkan sang Sadewa sedang bercengkerama dengan Tambrapetra dan putrinya Ni Padapa serta seorang punakawan di pertapaan Prangalas Tambrapetra berterima kasih dan memberikan putrinya kepada Sadewa untuk dinikahinya Panel kelima Sunting nbsp Adegan panel kelima Panel ini menggambarkan adegan adu kekuatan antara Bima dan kedua raksasa Kalantaka dan Kalanjaya Relief hanya menunjukkan salah satu dari kedua raksasa Bima dengan kekuatannya yang luar biasa sedang mengangkat raksasa tersebut untuk dibunuh dengan kuku pancanakanya Inskripsi bertulisan aksara Kawi berbahasa Jawa Kuno berbunyi padamel rikang buku r tirta sunya yang merupakan sengkalan berarti 1361 Saka 1439 M Patung patung sang Garuda Sunting nbsp Prasasti sukuh Pada bagian kanan terdapat dua sosok patung Garuda yang merupakan bagian dari cerita pencarian tirta amerta air kehidupan yang terdapat dalam Adiparwa kitab pertama dalam Mahabharata Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah inskripsi tatahan tulisan berbunyi lawase rajeg wesi duk pinerp kapeteg de ne wong medang ki hempu rama karubuh alabuh geni harbut bumi kacaritane babajang mara mari setra hanang tang bangomenurut bacaan Darmosoetopo 1984 Pada intinya inskripsi ini merupakan suryasengkala yang melambangkan tahun 1363 Saka 1441 M 1 Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian amerta tersebut di bagian ini terdapat pula tiga patung kura kura yang melambangkan bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu Bentuk kura kura ini menyerupai meja dan ada kemungkinan memang didesain sebagai tempat menaruh sesajian Sebuah piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk aduk lautan mencari tirta amerta Lihat kisah Pemutaran Laut Mencari Amerta Beberapa bangunan dan patung lainnya Sunting Selain candi utama dan patung patung kura kura garuda serta relief relief masih ditemukan pula beberapa patung hewan berbentuk celeng babi hutan dan gajah berpelana Pada zaman dahulu para ksatria dan kaum bangsawan berwahana gajah Lalu ada pula bangunan berelief tapal kuda dengan dua sosok manusia di dalamnya di sebelah kiri dan kanan yang berhadapan satu sama lain Ada yang berpendapat bahwa relief ini melambangkan rahim seorang wanita dan sosok sebelah kiri melambangkan kejahatan dan sosok sebelah kanan melambangkan kebajikan Namun hal ini belum begitu jelas Kemudian ada sebuah bangunan kecil di depan candi utama yang disebut candi pewara Di bagian tengahnya bangunan ini berlubang dan terdapat patung kecil tanpa kepala Patung ini oleh beberapa kalangan masih dikeramatkan sebab sering kali diberi sesajian Lihat pula SuntingAksara Sukuh Candi CethoReferensi Sunting Hartini amp Mufida RR Cerita cerita di Balik Candi Sukuh sebagai Pemerkaya Cerita Drama Tradisional Diarsipkan 2016 03 04 di Wayback Machine Jurnal Unwidha 82 90 Bibliografi Sunting Prof Dr R M Ng Poerbatjaraka 1952 Kapustakan Djawi Djakarta Djambatan Suwarno Asmadi Pemandu Wisata dan Haryono Soemadi 2004 Candi Sukuh Antara Situs Pemujaan dan Pendidikan Seks Surakarta C V Massa Baru P J Zoetmulder 1983 Kalangwan Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang Jakarta Djambatan Pranala luar Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Candi Sukuh Indonesia Candi Sukuh Diarsipkan 2010 11 30 di Wayback Machine TeamTouring Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Candi Sukuh amp oldid 23754927