www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi bacaan terkait atau pranala luar tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat Mohon tingkatkan kualitas artikel ini dengan memasukkan rujukan yang lebih mendetail bila perlu Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Pramoedya Ananta Toer berita surat kabar buku cendekiawan JSTOR Pramoedya Ananta Toer EYD Pramudya Ananta Tur 6 Februari 1925 30 April 2006 secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing Pramoedya Ananta ToerPramoedya Ananta ToerLahirPramoedijo 1925 02 06 6 Februari 1925Blora Jawa Tengah Hindia BelandaMeninggal30 April 2006 2006 04 30 umur 81 Jakarta IndonesiaTempat tinggalJalan Multikarya II No 26 Utan Kayu Jakarta Timur KebangsaanIndonesiaPekerjaanPenulis roman novel cerpen esai autobiografi terjemahan Tahun aktifAngkatan 45OrganisasiAnggota Lembaga Kebudayaan Rakyat Anggota Nederland Center ketika masih di Pulau Buru 1978 Anggota kehormatan seumur hidup dari International PEN Australia Center 1982 Anggota kehormatan PEN Center Swedia 1982 Anggota kehormatan PEN American Center AS 1987 Deutschsweizeriches PEN member Zentrum Swiss 1988 International PEN English Center Award Inggris 1992 International PEN Award Association of Writers Zentrum Deutschland Jerman 1999Karya terkenalTetralogi BuruGayaRealismeSuami istriArvah Iljas m 1950 berpisah 1954 wbr 1 Maemunah Thamrin m 1955 wafat 2006 wbr 2 Orang tuaMastoer bapak Oemi Saidah ibu Penghargaan Freedom to Write Award dari PEN American Center AS 1988Penghargaan dari The Fund for Free Expression New York AS 1989 Wertheim Award for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people dari The Wertheim Fondation Leiden Belanda 1995 Ramon Magsaysay Award for Journalism Literature and Creative Arts in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening and modern experience of Indonesian people dari Ramon Magsaysay Award Foundation Manila Filipina 1995 UNESCO Madanjeet Singh Prize in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non violence dari UNESCO Prancis 1996 Doctor of Humane Letters in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions his example to all who oppose tyranny and his highly principled struggle for intellectual freedom dari Universitas Michigan Madison AS 1999 Chancellor s distinguished Honor Award for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding dari Universitas California Berkeley AS 1999 Chevalier de l Ordre des Arts et des Letters dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique Paris Prancis 1999 New York Foundation for the Arts Award New York AS 2000 Fukuoka Cultural Grand Prize Hadiah Budaya Asia Fukuoka Jepang 2000 The Norwegian Authors Union 2004Centenario Pablo Neruda Chili 2004Tanda tangan Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Pasca 17 Agustus 1945 1 2 Penahanan dan setelahnya 1 3 Kontroversi 1 4 Masa tua 1 5 Berpulang 2 Karya tulis 3 Filmografi 3 1 Film 4 Pramoedya dalam budaya pop 5 Penghargaan 6 Lihat pula 7 Referensi 8 Pranala luar 9 ReferensiSejarah SuntingPramoedya dilahirkan di Blora pada tahun 1925 di jantung Pulau Jawa ia merupakan anak sulung dalam keluarganya Ayahnya adalah seorang guru sedangkan ibunya seorang penjual nasi Nama asli Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer sebagaimana yang tertulis dalam koleksi cerita pendek semi otobiografinya yang berjudul Cerita Dari Blora Karena nama keluarga Mastoer nama ayahnya dirasakan terlalu aristokratik ia menghilangkan awalan Jawa Mas dari nama tersebut dan menggunakan Toer sebagai nama keluarganya Pramoedya menempuh pendidikan pada Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya kemudian bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta selama pendudukan Jepang di Indonesia Pasca 17 Agustus 1945 Sunting nbsp Pramoedya semasa mudaPada masa kemerdekaan Indonesia ia mengikuti kelompok militer di Jawa dan kerap ditempatkan di Jakarta pada akhir perang kemerdekaan Ia menulis cerpen serta buku di sepanjang karier militernya dan ketika dipenjara Belanda di Jakarta pada 1948 dan 1949 Pada 1950 an ia tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya dan ketika kembali ke Indonesia ia menjadi anggota Lekra salah satu organisasi sayap kiri di Indonesia Gaya penulisannya berubah selama masa itu sebagaimana yang ditunjukkan dalam karyanya Korupsi fiksi kritik pada pamong praja yang jatuh di atas perangkap korupsi Hal ini menciptakan friksi antara Pramoedya dan pemerintahan Soekarno Selama masa itu ia mulai mempelajari penyiksaan terhadap Tionghoa Indonesia kemudian pada saat yang sama ia pun mulai berhubungan erat dengan para penulis di Tiongkok Khususnya ia menerbitkan rangkaian surat menyurat dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia berjudul Hoakiau di Indonesia Pramodya merupakan kritikus yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa sentris pada keperluan dan keinginan dari daerah lain di Indonesia Pramodya secara terkenal mengusulkan bahwa pemerintahan mesti dipindahkan ke luar Jawa Pada 1960 an ia ditahan pemerintahan Soeharto karena pandangan pro Komunis Tiongkoknya Bukunya dilarang dari peredaran dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di lepas pantai Jawa dan akhirnya di Pulau Buru di kawasan timur Indonesia Penahanan dan setelahnya Sunting nbsp Pramoedya bersama rekan rekan saat sedang melakukan kerja paksa di pulau BuruSelain pernah ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa Orde Lama selama masa Orde Baru Pramoedya merasakan 14 tahun ditahan sebagai tahanan politik tanpa proses pengadilan 13 Oktober 1965 Juli 1969 Juli 1969 16 Agustus 1969 di Pulau Nusakambangan Agustus 1969 12 November 1979 di Pulau Buru November 21 Desember 1979 di Magelang Ia dilarang menulis selama masa penahanannya di Pulau Buru namun masih dapat menyusun serial karya terkenalnya yang berjudul Bumi Manusia 4 roman semi fiksi sejarah Indonesia yang menceritakan perkembangan nasionalisme Indonesia dan sebagian berasal dari pengalamannya sendiri saat tumbuh dewasa Tokoh utamanya Minke bangsawan kecil Jawa bercermin pada pengalaman RM Tirto Adhi Soerjo seorang tokoh pergerakkan pada zaman kolonial yang mendirikan organisasi Sarekat Prijaji dan media resmi sebagai sarana advokasi Medan Prijaji yang diakui oleh Pramoedya sebagai organisasi nasional pertama Jilid pertamanya dibawakan secara lisan kepada rekan rekan di Unit III Wanayasa Buru sebelum dia mendapatkan kesempatan untuk menuliskan kisahnya di mana naskah naskahnya diselundupkan lewat tamu tamu yang berkunjung ke Buru Pramoedya dibebaskan dari tahanan pada 21 Desember 1979 dan mendapatkan surat pembebasan tidak bersalah secara hukum dan tidak terlibat Gerakan 30 September tetapi masih dikenakan tahanan rumah di Jakarta hingga 1992 serta tahanan kota dan tahanan negara hingga 1999 dan juga wajib lapor satu kali seminggu ke Kodim Jakarta Timur selama kurang lebih 2 tahun Selama masa itu ia merampungkan penulisan Gadis Pantai novel semi fiksi lainnya berdasarkan pengalaman neneknya sendiri Ia juga menulis Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 1995 otobiografi berdasarkan tulisan yang ditulisnya untuk putrinya namun tak diizinkan untuk dikirimkan dan Arus Balik 1995 Edisi lengkap Nyanyi Sunyi Seorang Bisu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Willem Samuels diterbitkan di Indonesia oleh Hasta Mitra bekerja sama dengan Yayasan Lontar pada 1999 dengan judul The Mute s Soliloquy A Memoir Kontroversi Sunting nbsp Pramoedya saat mendapat gelar kehormatan Doctor of Humane Letters dari Universitas Michigan tahun 1999Ketika Pramoedya mendapatkan Ramon Magsaysay Award 1995 diberitakan sebanyak 26 tokoh sastra Indonesia menulis surat protes ke yayasan Ramon Magsaysay Mereka tidak setuju Pramoedya yang dituding sebagai jubir sekaligus algojo Lekra paling galak menghantam menggasak membantai dan mengganyang pada masa Demokrasi Terpimpin tidak pantas diberikan hadiah dan menuntut pencabutan penghargaan yang dianugerahkan kepada Pramoedya Akan tetapi beberapa hari kemudian Taufiq Ismail sebagai pemrakarsa meralat pemberitaan itu Katanya bukan menuntut pencabutan tetapi mengingatkan siapa Pramoedya itu Katanya banyak orang tidak mengetahui reputasi gelap Pram dulu Dan pemberian penghargaan Magsaysay dikatakan sebagai suatu kecerobohan Akan tetapi di pihak lain Mochtar Lubis malah mengancam mengembalikan hadiah Magsaysay yang dianugerahkan padanya pada tahun 1958 jika Pram tetap akan dianugerahkan hadiah yang sama Lubis juga mengatakan HB Jassin pun akan mengembalikan hadiah Magsaysay yang pernah diterimanya Namun demikian ternyata dalam pemberitaan berikutnya HB Jassin malah mengatakan yang lain sama sekali dari pernyataan Mochtar Lubis Dalam berbagai opininya di media para penandatangan petisi 26 ini merasa sebagai korban dari keadaan pra 1965 Dan mereka menuntut pertanggung jawaban Pram untuk mengakui dan meminta maaf akan segala peran tidak terpuji pada masa paling gelap bagi kreativitas pada zaman Demokrasi Terpimpin Pram kata Mochtar Lubis memimpin penindasan sesama seniman yang tak sepaham dengannya Sementara Pramoedya sendiri menilai segala tulisan dan pidatonya pada masa pra 1965 itu tidak lebih dari golongan polemik biasa yang boleh diikuti siapa saja Dia menyangkal terlibat dalam berbagai aksi yang kelewat jauh Dia juga merasa difitnah ketika dituduh ikut membakar buku segala Bahkan dia menyarankan agar perkaranya dibawa ke pengadilan saja jika memang materi cukup Kalau tidak cukup bawa ke forum terbuka katanya tetapi dengan ketentuan saya boleh menjawab dan membela diri tambahnya Semenjak Orde Baru berkuasa Pramoedya tidak pernah mendapat kebebasan menyuarakan suaranya sendiri dan telah beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara terbuka di koran Akan tetapi dalam pemaparan pelukis Joko Pekik yang juga pernah menjadi tahanan di Pulau Buru ia menyebut Pramoedya sebagai juru tulis Pekerjaan juru tulis yang dimaksud oleh Joko Pekik adalah Pramoedya mendapat pekerjaan dari petugas Pulau Buru sebagai tukang ketiknya mereka Bahkan menurut Joko Pekik nasib Pramoedya lebih baik dari umumnya tahanan yang ada sejak dipindahkan dari Unit III ke Markas Komando atau Mako Statusnya sebagai tokoh seniman yang oleh media disebar luaskan secara internasional menjadikan dia hidup lebih baik dalam penahanan itu Pramoedya kerap kali menjadi bintang ketika ada tamu dari luar negeri yang berkunjung karena reputasinya di Internasional sangat dihargai Masa tua Sunting nbsp Pramoedya pada 1990 anPramoedya telah menulis banyak kolom dan artikel pendek yang mengkritik pemerintahan Indonesia terkini Ia menulis buku Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer dokumentasi yang ditulis dalam gaya menyedihkan para wanita Jawa yang dipaksa menjadi wanita penghibur selama masa pendudukan Jepang Semuanya dibawa ke Pulau Buru di mana mereka mengalami kekerasan seksual berakhir tinggal di sana dan tidak kembali ke Jawa Pramoedya membuat perkenalannya saat ia sendiri merupakan tahanan politik di Pulau Buru selama masa 1970 an Banyak dari tulisannya menyentuh tema interaksi antarbudaya antara Belanda kerajaan Jawa orang Jawa secara umum dan Tionghoa Banyak dari tulisannya juga semi otobiografi di mana ia menceritakan pengalamannya sendiri Ia terus aktif sebagai penulis dan kolumnis Ia memperoleh Ramon Magsaysay Award untuk Jurnalisme Sastra dan Seni Komunikasi Kreatif 1995 Ia juga telah dipertimbangkan untuk Hadiah Nobel Sastra Ia juga memenangkan Hadiah Budaya Asia Fukuoka XI 2000 dan pada 2004 Norwegian Authors Union Award untuk sumbangannya pada sastra dunia Ia menyelesaikan perjalanan ke Amerika Utara pada 1999 dan memperoleh penghargaan dari Universitas Michigan Sampai akhir hayatnya ia aktif menulis walaupun kesehatannya telah menurun akibat usianya yang lanjut dan kegemarannya merokok Pada 12 Januari 2006 ia dikabarkan telah dua minggu terbaring sakit di rumahnya di Bojong Gede Bogor dan dirawat di rumah sakit Menurut laporan Pramoedya menderita diabetes sesak napas dan jantungnya melemah Pada 6 Februari 2006 di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki diadakan pameran khusus tentang sampul buku dari karya Pramoedya Pameran ini sekaligus hadiah ulang tahun ke 81 untuk Pramoedya Pameran bertajuk Pram Buku dan Angkatan Muda menghadirkan sampul sampul buku yang pernah diterbitkan di mancanegara Ada sekitar 200 buku yang pernah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia Berpulang Sunting nbsp Makam Pram pada tahun 2011Pada 27 April 2006 Pram sempat tak sadar diri Pihak keluarga akhirnya memutuskan membawanya ke RS Saint Carolus hari itu juga Pram didiagnosis menderita radang paru paru penyakit yang selama ini tidak pernah menjangkitinya ditambah komplikasi ginjal jantung dan diabetes Pram hanya bertahan tiga hari di rumah sakit Setelah sadar dia kembali meminta pulang Meski permintaan itu tidak direstui dokter Pram bersikeras ingin pulang Sabtu 29 April sekitar pukul 19 00 begitu sampai di rumahnya kondisinya jauh lebih baik Meski masih kritis Pram sudah bisa memiringkan badannya dan menggerak gerakkan tangannya Kondisinya sempat memburuk lagi pada pukul 20 00 Pram masih dapat tersenyum dan mengepalkan tangan ketika sastrawan Eka Budianta menjenguknya Pram juga tertawa saat dibisiki para penggemar yang menjenguknya bahwa Soeharto masih hidup Kondisi Pram memang sempat membaik lalu kritis lagi Pram kemudian sempat mencopot selang infus dan menyatakan bahwa dirinya sudah sembuh Dia lantas meminta disuapi havermut dan meminta rokok Tapi tentu saja permintaan tersebut tidak diluluskan keluarga Mereka hanya menempelkan batang rokok di mulut Pram tanpa menyulutnya Kondisi tersebut bertahan hingga pukul 22 00 Setelah itu beberapa kali dia kembali mengalami masa kritis Pihak keluarga pun memutuskan menggelar tahlilan untuk mendoakan Pram Pasang surut kondisi Pram tersebut terus berlangsung hingga pukul 02 00 Saat itu dia menyatakan agar Tuhan segera menjemputnya Dorong saja saya ujarnya Namun teman teman dan kerabat yang menjaga Pram tak lelah memberi semangat hidup Rumah Pram yang asri tidak hanya dipenuhi anak cucu dan cicitnya Tapi teman teman hingga para penggemarnya ikut menunggui Pram Kabar meninggalnya Pram sempat tersiar sejak pukul 03 00 Tetangga tetangga sudah menerima kabar duka tersebut Namun pukul 05 00 mereka kembali mendengar bahwa Pram masih hidup Terakhir ketika ajal menjemput Pram sempat mengerang Akhiri saja saya Bakar saya sekarang katanya Pada 30 April 2006 pukul 08 55 Pramoedya wafat dalam usia 81 tahun Ratusan pelayat tampak memenuhi rumah dan pekarangan Pram di Jalan Multikarya II No 26 Utan Kayu Jakarta Timur Pelayat yang hadir antara lain Sitor Situmorang Erry Riyana Hardjapamekas Nurul Arifin dan suami Usman Hamid Putu Wijaya Goenawan Mohamad Gus Solah Ratna Sarumpaet Budiman Sudjatmiko serta puluhan aktivis sastrawan dan cendekiawan Hadir juga Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik Terlihat sejumlah karangan bunga tanda duka antara lain dari KontraS Wapres Jusuf Kalla artis Happy Salma pengurus DPD PDI Perjuangan Dewan Kesenian Jakarta dan lain lain Teman teman Pram yang pernah ditahan di Pulau Buru juga hadir melayat Temasuk para anak muda fans Pram Jenazah dimandikan pukul 12 30 WIB lalu disalatkan Setelah itu dibawa keluar rumah untuk dimasukkan ke ambulans yang membawa Pram ke TPU Karet Bivak Terdengar lagu Internationale dan Darah Juang dinyanyikan di antara pelayat Karya tulis SuntingSepoeloeh Kepala Nica 1946 hilang di tangan Penerbit Balingka Pasar Baru Jakarta 1947 3 Kranji Bekasi Jatuh 1947 fragmen dari Di Tepi Kali Bekasi Perburuan 1950 pemenang sayembara Balai Pustaka Jakarta 1949 dicekal oleh pemerintah karena muatan komunisme Keluarga Gerilya 1950 Tikus dan Manusia 1950 karya John Steinbeck yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer Kembali pada Tjinta Kasihmu 1950 karya Leo Tolstoy yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer Subuh Tjerita Tjerita Pendek Revolusi 1951 kumpulan 3 cerpen Percikan Revolusi 1951 kumpulan cerpen Mereka yang Dilumpuhkan I amp II 1951 Bukan Pasar Malam 1951 Di Tepi Kali Bekasi 1951 dari sisa naskah yang dirampas Marinir Belanda pada 22 Juli 1947 Dia yang Menyerah 1951 kemudian dicetak ulang dan dimasukkan dalam kumpulan cerpen Cerita dari Blora Cerita dari Blora 1952 pemenang karya sastra terbaik dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional Jakarta 1953 Gulat di Jakarta 1953 Midah Si Manis Bergigi Emas 1954 Korupsi 1954 Perdjalanan Ziarah jang Aneh 1954 karya Leo Tolstoy yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer Mari Mengarang 1955 tak jelas nasibnya di tangan penerbit di Jalan Kramat Raya Jakarta Ibunda 1956 karya Maxim Gorky yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer Kisah Seorang Pradjurit Sovjet 1956 karya Mikhail Sholokhov yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer Cerita dari Jakarta 1957 kumpulan cerpen Cerita Calon Arang 1957 Sekali Peristiwa di Banten Selatan 1958 Dewi Uban Opera Lima Babak 1958 karya He Tjing Ce dan Ting Ji yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer Asmara dari Russia 1959 karya Alexander Kuprin yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer Kisah Manusia Sedjati 1959 karya Boris Polevoi yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer Pertaruhan 1960 karya Anton Chekhov yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer bersama Koesalah Soebagyo Toer Hoakiau di Indonesia 1960 dilarang oleh Pemerintah Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin Orde Lama Panggil Aku Kartini Saja I amp II 1963 bagian III dan IV dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965 Kumpulan Karya Kartini yang pernah dimuat di berbagai media dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965 Wanita Sebelum Kartini dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965 Gadis Pantai sebagai cerita bersambung rubrik lembar kebudayaan Lentera dalam harian Bintang Timur 1962 1965 bagian pertama trilogi tentang keluarga Pramoedya terbit sebagai buku pada 1987 dilarang Jaksa Agung pada 1987 jilid kedua dan ketiga dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965 Sejarah Bahasa Indonesia Satu Percobaan 1964 dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965 Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia 1963 Lentera 1965 kumpulan tulisan yang pernah diterbitkan dalam rubrik lembar kebudayaan Lentera Tak jelas nasibnya di tangan penerbit di Jalan Pecenongan Jakarta Bumi Manusia 1980 roman pertama Tetralogi Buru dilarang Jaksa Agung 1981 Anak Semua Bangsa 1981 bagian kedua Tetralogi Buru dilarang Jaksa Agung 1981 Sikap dan Peran Intelektual di Dunia Ketiga 1981 Tempo Doeloe Antologi Sastra Pra Indonesia ed 1982 Jejak Langkah 1985 bagian ketiga Tetralogi Buru dilarang Jaksa Agung 1985 Sang Pemula 1985 dilarang Jaksa Agung 1985 Hikayat Siti Mariah ed atas karya Hadji Moekti 1987 dilarang Jaksa Agung 1987 Rumah Kaca 1988 bagian keempat Tetralogi Buru dilarang Jaksa Agung 1988 Memoar Oei Tjoe Tat ed Oei Tjoe Tat 1995 dilarang Jaksa Agung 1995 Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I 1995 dilarang Jaksa Agung 1995 Arus Balik 1995 Nyanyi Sunyi Seorang Bisu II 1997 Arok Dedes 1999 Mangir 2000 Larasati 2000 Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer 2001 Cerita dari Digul ed 2001 Menggelinding I merupakan kumpulan tulisan awal Pramoedya Ananta Toer yang disunting oleh Astuti Ananta Toer 2004 Jalan Raya Pos Jalan Daendels 2005 Filmografi SuntingFilm Sunting Tahun Judul Dikreditkan sebagai KeteranganPenulis1955 Rindu Damai Cerita1956 Peristiwa Surabaja Gubeng Cerita1957 Biola Cerita2019 Bumi Manusia CeritaPerburuan CeritaPramoedya dalam budaya pop SuntingPramoedya Ananta Toer dan Karja Seninja oleh Bahrum Rangkuti Gunung Agung 1963 Citra Manusia Indonesia dalam Karya Sastra Pramoedya Ananta Toer oleh A Teeuw Pustaka Jaya 1997 Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis oleh Eka Kurniawan Yayasan Aksara Indonesia 1999 kemudian diterbitkan lagi oleh Jendela tahun 2002 lalu oleh Gramedia Pustaka Utama tahun 2006 Pramoedya Ananta Toer dan Kenangan Buru oleh Rudolf Mrazek Cermin 2000 kemudian diterbitkan lagi oleh Mata Bangsa 2017 Membaca Katrologi Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer oleh Apsanti Djokosujatno Indonesia Tera 2004 Pramoedya Ananta Toer dan Manifestasi Karya Sastra oleh Daniel Mahendra ed Pramoedya Institute dan Penerbit Malka 2004 Mendengar Pramoedya oleh Eka Budianta Atmochademas Persada 2005 Cinta Pertama Kisah Pramoedya Remaja dan Homoseksual oleh Dalih Sembiring dkk INSISTPress 2005 Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali oleh Koesalah Soebagyo Toer Kepustakaan Populer Gramedia 2006 Saya Terbakar Amarah Sendirian Pramoedya Ananta Toer dalam Perbincangan dengan Andre Vlitchek amp Rossie Indira oleh Andre Vlitchek amp Rossie Indira Kepustakaan Populer Gramedia 2006 Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir Esei dan Wawancara dengan Pramoedya Ananta Toer oleh August Hans den Boef dan Kees Snoek Komunitas Bambu 2008 Pram dan Cina oleh Hong Liu Goenawan Mohamad dan Sumit Kumar Mandal Komunitas Bambu 2008 Hikayat Siti Mariah Estetika Perselingkuhan Pramoedya Ananta Toer oleh Dwi Susanto INSISTPress 2009 Bersama Mas Pram Memoar Dua Adik Pramoedya Ananta Toer oleh Koesalah Soebagyo Toer dan Soesilo Toer Kepustakaan Populer Gramedia 2009 Pram Melawan Dari Perkara Seks Lekra PKI sampai Proses Kreatif oleh P Hasudungan Sirait Rin Hindrayati P dan Rheinhardt Nalar 2011 Pramoedya Menggugat Melacak Jejak Indonesia oleh Koh Young Hun Gramedia Pustaka Utama 2011 Pramoedya Ananta Toer Luruh Dalam Ideologi oleh Savitri Prastiti Scherer Komunitas Bambu 2012 Pram dari Dalam oleh Soesilo Toer Penerbit Gigih Pustaka Mandiri dan Perpustakaan Pataba Blora 2013 Buku pertama dalam seri pentalogi Pram The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer oleh Tofik Pram Edelweiss 2014 Catatan dari Balik Penjara Goresan Pena Revolusi Pramoedya Ananta Toer oleh Muhammad Muhibbuddin Zora Books 2015 Pram dalam Kelambu oleh Soesilo Toer Pataba Press 2015 Buku kedua dalam seri pentalogi Pram Pram dalam Bubu oleh Soesilo Toer Pataba Press 2015 Buku ketiga dalam seri pentalogi Pram Pram dalam Belenggu oleh Soesilo Toer Pataba Press 2016 Buku keempat dalam seri pentalogi Pram Pram dalam Tungku oleh Soesilo Toer dkk Pataba Press 2016 Buku terakhir dalam seri pentalogi Pram Ideologi Saya adalah Pramis Sosok Pikiran dan Tindakan Pramoedya Ananta Toer oleh Muhidin M Dahlan Octopus Publishing House 2016 Mark Hanusz amp Pramoedya Ananta Toer Esai Esai Kebudayaan oleh Mohamad Sobary Kepustakaan Populer Gramedia 2016 Pramoedya Ananta Toer Politik amp Sastra Kajian Politik Jawa dalam Novel Arok Dedes dan Arus Balik oleh Anandito Reza Bangsawan Media Pressindo 2017 Indonesia Tidak Hadir di Bumi Manusia Pramoedya Sejarah dan Politik oleh Max Lane Djaman Baroe 2017 Suatu Hari dalam Kehidupan Pramoedya Ananta Toer oleh Alfred D Ticoalu Epigraf 2017 FilmPertengahan 1950 an Pramoedya Ananta Toer pernah terjun ke dunia film meskipun singkat Beberapa karyanya difilmkan Nama Pram setidaknya muncul di tiga kredit film Katalog Film Indonesia 4 Menurut Bahrum Rangkuti dalam Pramoedya Ananta Toer dan Karja Seninja Gunung Agung 1963 ada lima karya film yang melibatkan Pram beberapa film yang dibuat berdasarkan tulisan naskah Pram diantaranya 5 Rindu Damai 1955 film ini ternyata diangkat dari novel terbesar Pram Diadaptasi ke skenario oleh Djoko Lelono yang merupakan sutradara film tersebut Nama Pramoedya ditulis sebagai penulis cerita bersama penulis skenarionya 6 Digarap di bawah label Anom Pictures dengan produser R Bahroen Selain sebagai penulis cerita nama Pramoedya Ananta Toer dipasang di poster iklan sebagai salah satu materi utama promosi tetapi judul karya sastra aslinya tidak disebutkan Para pemainnya yaitu Ellya Rosa Amran S Mouna Astaman dan Sukarsih Dalam iklan cetak koran Java bode 17 November 1955 film ini diiklankan sebagai Kisah Pramudya Ananta Tur dan iklan lainnya dalam koran De Nieuwsgier 8 November 1955 Pramudya Ananta Tur Biggest Novel dan The Best Picture of the Year tanpa penyebutan judul karya asli 6 7 8 9 10 Mengenai persoalan iklan film film berjenis adaptasi pada era 1950 an menurut Christopher Woodrich beberapa film mengiklankan tanpa tidak secara langsung merujuk pada film film ini sebagai adaptasi juga tidak merujuk pada karya karya yang diadaptasi baik dengan judul atau dengan merujuk pada penulisnya tanpa menyebutkan judul atau penulis karya sastra yang diadaptasi Namun berbeda untuk kasus film Rindu Damai Ajip Rosidi 1955b 10 mencatat bahwa dalam kasus Rindu Damai iklan spanduk dengan bangga menyatakan peran Pramoedya Ananta Toer dalam menulis film meskipun pengarang penulis buku tersebut hanya menulis naskah cerita mentah kotor yang bisa dikatakan sebagai kerangka skenario atas film yang dibuat Popularitas penulis yang sudah diakui di dalam negeri sebagai menguasai keahliannya ditawari pembuat film ini kesempatan untuk menggunakan kekuatan budaya dan secara implisit berpendapat bahwa film mereka lebih baik daripada produksi lainnya Melalui asosiasi film mereka dengan penulis atau karya tertentu pembuat film dapat menggunakan kekuatan simbolis untuk mempromosikan kepentingan mereka sendiri Mengenai keberhasilan atau kegagalan karya sastra yang diadaptasi ke film Rosidi menuliskan kritikannya dalam artikel dua bagian tentang adaptasi film yang diterbitkan di majalah populer Kentjana Berjudul Tentang Sastera dan Tjeritera Film tahun 1955 Artikel tersebut membahas adaptasi film secara umum dan adaptasi naskah cerita mentah kotor film Djoko Lelono oleh Pram Rosidi menyalahkan mengutuk Rindu Damai sebagai kegagalan total Film ini begitu buruk ditayangkan ia menulis bahwa Saja kira menuliskan kalimat kisah pengarang tokoh internasional dalam reklame film itu tjuma menodai nama Pramoedya Ananta Toer sadja jang tentunja kemampuannja membangunkan tokoh2nja tidak tjuma sampai sekian Rosidi 1955b 10 11 Selain tidak banyak dibahas orang Pram sendiri juga tidak pernah membahas masa karyanya di dunia layar perak Lalu senada dengan kritikan Ajip Rosidi Pram sendiri ternyata tidak terlalu puas dengan hasil akhir film film yang digarap berdasarkan naskah tulisannya Dalam Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I 1995 160 Pram mengenang Kemudian hubungan baru dengan dunia film sekalipun ternyata kelak film film yang dibuat itu sangat mengecewakan 9 Peristiwa Surabaja Gubeng 1956 film drama ini diangkat dari cerita pendek Pram berjudul Gambir yang sekitar bulan Mei 1953 ketika Pram sedang tinggal di Amsterdam atas sponsor dari Sticusa sebuah yayasan kerjasama kebudayaan Di kemudian hari Gambir masuk sebagai salah satu cerpen dalam buku Tjerita dari Djakarta Sekumpulan Karikatur dengan Manusianja 1957 Djoko Lelono kembali terlibat dalam proyek ini dan berbagi kursi penyutradaraan dengan Jusman dan Hasan Basry RM Jusman juga bermain sebagai pendukung Film diproduksi oleh Z Hanan di bawah label rumah produksinya sendiri Z Hanan Film Coy Aktris Ellya yang sudah dikenal sebagai Ellya Rosa kembali bermain di film ini Ia beradu peran dengan Ali Sarosa Aminah Banowati dan juga legenda film Tan Tjeng Bok Udjang Ardi HS dan Boes Boestami 6 7 8 9 12 Buruh Bengkel 1956 film yang digarap oleh sutradara Awaludin dan Rempo Urip Oleh Bahrum Rangkuti menyebut bahwa alur film ini didasarkan pada cerita dari fragmen novel Gulat di Jakarta 1953 Hanya saja di kreditnya hanya menyantumkan Asrul Sani sebagai penulis naskah ceritanya Meski begitu nama Pram tidak dicantumkan dalam kredit Produksi dilakukan oleh Persari Film salah satu perusahaan produksi tua di Indonesia yang masih bertahan hingga sekarang Para pemain yang terlibat antara lain Darussalam Ermina Zaenah Awaludin Dhira Soehoed A Hadi Astaman Djauhari Effendi dan M Budhrasa 6 7 8 9 Biola 1957 naskah film diadaptasi dari cerita pendek Pram berjudul Anak Haram yang merupakan salah satu cerpen termuat dalam buku kumpulan cerpen Cerita dari Blora 1952 Film ini merupakan arahan dari penulis sutradara pelawak Waldemar Caerel Hunter alias S Waldy seorang lelaki Indo Jerman kelahiran Blitar dan diproduksi oleh Jajasan Usaha Film Artis atau disingkat JUFA dengan produser J J F Sitohang Para pemain yang terlibat adalah Sofia W D A Hamid Arief Arfandi Wahab Abdi Piet Pello W D Mochtar Pala Manroe B A Rr Sumiati Entjen Fatimah Ellya Chandra Iskandar Muda Maya Dewi Dedeh Rosmawaty dan Frans Harahap 6 7 8 9 13 Mengenai salah satu pemerannya yakni Sofia W D juga merupakan pejuang di Masa Revolusi Setelah kemerdekaan Indonesia ia lantas memilih aktif bergerak dalam barisan propaganda di Bandung Lalu sembilan bulan setelah proklamasi ia bergabung dan mendaftarkan diri sebagai anggota Field Preparation Persiapan Lapangan bentukan tokoh intel Indonesia Kolonel Zulkifli Lubis Ia diterima dan Sofia diberi pangkat sersan mayor Begitu juga Wagino Dachrin Mochtar atau yang lebih dikenal sebagai W D Mochtar juga merupakan seorang anggota Field Preparation FP Yogyakarta yang tengah ditugaskan di palagan Karawang Bekasi 14 15 Midah Si Manis Bergigi Mas mengenai film yang disebut produksi Titien Sumarni Film Coy tidak ada satu pun referensi lain yang menyebutkan bahwa film ini pernah dibuat 9 Penghargaan Sunting1988 PEN Barbara Goldsmith Freedom untuk Penghargaan Menulis 1989 The Fund untuk Penghargaan Kebebasan Berekspresi New York USA 1992 English P E N Centre Award Great Britain 1992 Stichting Wertheim Award Netherland 1995 Ramon Magsaysay Award untuk Jurnalisme Sastra and Seni Komunikasi Kreatif 1999 Doctor Honoris Causa dari Universitas Michigan 1999 Chancellor s Distinguished Honor Award dari Universitas California Berkeley 2000 Chevalier de l Ordre des Arts et des Lettres Republic of France 2000 11th Fukuoka Asian Culture Prize 2004 Norwegian Authors Union award untuk kontribusinya dalam dunia sastra dan perjuangannya untuk kebebasan berekspresi 2004 Pablo Neruda Award Chile 2005 Global Intellectuals Poll dari Prospect Lihat pula SuntingPramoedya Institute Penghargaan Budaya Asia FukuokaReferensi Sunting Indonesia Wawancara Pramoedya dengan Playboy Indonesia Diarsipkan 2008 02 15 di Wayback Machine Indonesia Toer Pramoedya Ananta Jejak Langkah Hasta Mitra Yogyakarta 2002 ISBN 979 8659 14 7Pranala luar Sunting Indonesia TokohIndonesia com Diarsipkan 2010 05 01 di Wayback Machine Indonesia Pramoedya Ananta Toer Dulu Saya Tak Pernah Menyangka akan Menjadi Tua Diarsipkan 2006 05 15 di Wayback Machine Sinar Harapan Indonesia Pramania Dari Aktivis sampai Selebriti Kompas Inggris Pramoedya Ananta Toer Visits America and Europe Diarsipkan 2006 01 14 di Wayback Machine Indonesia Apa Itu Pramoedya Diarsipkan 2006 09 19 di Wayback Machine Indonesia Forum diskusi tentang Pramoedya Diarsipkan 2006 06 28 di Wayback Machine Indonesia Detik Detik Menjelang Pramoedya Ananta Toer Mengembuskan Napas Terakhir Jawa Pos Indonesia Lagu Darah Juang Iringi Kepergian Pramoedya Diarsipkan 2006 05 04 di Wayback Machine Tempo Indonesia Obituari Pramoedya Telah Pergi Berangkatlah Polemik Diarsipkan 2006 06 18 di Wayback Machine Kompas Inggris Pramoedya Ananta Toer 81 Indonesian Novelist Dies The New York Times Inggris Nobel candidate Pramoedya dies Yahoo News Jepang Koleksi Buku Pramoedya Diarsipkan 2007 09 27 di Wayback Machine Indonesia Forum Diskusi Pramoedya Pramoedya Diarsipkan 2008 08 16 di Wayback Machine Inggris Ananta Toer page pranala nonaktif permanen Referensi Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Pramoedya Ananta Toer nbsp Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan Pramoedya Ananta Toer Toer Koesalah Soebagyo Toer Soesilo 2009 Bersama Mas Pram memoar dua adik Pramoedya Ananta Toer Kepustakaan Populer Gramedia ISBN 9789799101396 Toer Pramoedya 1997 Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 2 Catatan catatan Dari Pulau Buru Lentera ISBN 9789839960433 Kecuali judul pertama semua judul sudah disesuaikan ke dalam Ejaan Yang Disempurnakan Filmografi untuk Pramoedya Ananta Toer filmindonesia or id Diakses tanggal 2018 08 31 Potret Lawas on Twitter Twitter Diakses tanggal 2018 08 31 a b c d e Documents Filmographie indonesienne Archipel dalam bahasa Prancis 5 1 59 102 1973 doi 10 3406 arch 1973 1043 ISSN 0044 8613 a b c d developer metrotvnews Empat Film Adaptasi Karya Pramoedya Ananta Toer Sebelum Bumi Manusia Metrotvnews com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 08 31 Diakses tanggal 2018 08 31 a b c d iNews Lifestyle Selain Bumi Manusia Ini Karya Karya Pramoedya yang Diangkat ke Film iNews ID dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 08 31 Diakses tanggal 2018 08 31 a b c d e f Jejak Pramoedya Ananta Toer di Layar Perak Jejak Pramoedya Ananta Toer di Layar Perak Diakses tanggal 2018 08 31 Rindu Damai 1955 filmindonesia or id Diakses tanggal 2018 08 31 Christopher Woodrich Power and Adaptation Film Adaptations from Novels in 1950s Indonesia Cinema Poetica cinemapoetica com dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2018 09 01 Peristiwa Surabaja Gubeng 1956 filmindonesia or id Diakses tanggal 2018 08 31 Biola 1957 filmindonesia or id Diakses tanggal 2018 08 31 Sersan Mayor Bernama Sofia Historia Obrolan Perempuan Urban Diakses tanggal 2018 08 31 Jalan Panjang Sofia Historia Obrolan Perempuan Urban Diakses tanggal 2018 08 31 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Pramoedya Ananta Toer amp oldid 24190482