www.wikidata.id-id.nina.az
Peristiwa Madiun 1948 adalah konflik bersenjata antara pemerintah Republik Indonesia dan kelompok oposisi sayap kiri yaitu Front Demokrasi Rakyat FDR selama Revolusi Nasional Indonesia 4 Front Demokrasi Rakyat terdiri atas Partai Komunis Indonesia Partai Sosialis Partai Buruh Indonesia SOBSI dan Pesindo Konflik ini dimulai pada tanggal 18 September 1948 di Madiun Jawa Timur dan berakhir tiga bulan kemudian ketika sebagian besar pemimpin dan anggota FDR ditahan dan dieksekusi oleh pasukan TNI Peristiwa MadiunBagian dari Revolusi Nasional IndonesiaSekelompok pria yang diborgol ditahan TNI Madiun September 1948Tanggal18 September 19 Desember 1948LokasiMadiunStatusPemberontakan ditumpasPihak terlibatIndonesia TNI POLRIFront Demokrasi Rakyat PKI PSI PBI SOBSI PesindoTokoh dan pemimpinSoekarno Mohammad Hatta Soedirman Gatot Soebroto Abdul Haris NasutionMusso Amir Sjarifuddin D N AiditM H LukmanNjotoKorban1 920 tewas termasuk warga sipil 1 tidak diketahui terbunuh24 000 35 000 Pemberontak ditangkap 2 3 Daftar isi 1 Peristiwa Sebelum Pemberontakan 1 1 Jatuhnya Kabinet Amir Sjarifoeddin dan Pembentukan Kabinet Hatta 1 2 Pembentukan FDR 1 3 Program rasionalisasi Hatta dan dampaknya terhadap kekuatan militer FDR 1 4 Pemogokan Delanggu 1 5 Hubungan luar negeri Republik Indonesia 1 6 Kembalinya Musso dan Reorganisasi FDR PKI 1 7 Menuju pemberontakan 2 Pemberontakan 3 Akhir dan Eksekusi Para Pemimpin FDR 4 Lihat juga 5 Catatan kaki 6 Bacaan lebih lanjutPeristiwa Sebelum PemberontakanJatuhnya Kabinet Amir Sjarifoeddin dan Pembentukan Kabinet Hatta nbsp Perjanjian Renville salah satu penyebab jatuhnya Kabinet Amir Sjarifoeddin yang merupakan cikal bakal Peristiwa Madiun 1948Pendapat mengenai pemicu konflik berbeda beda Menurut Kreutzer jatuhnya kabinet Amir Sjarifoeddin pada Januari 1948 merupakan cikal bakal Peristiwa Madiun 5 Sebelumnya pada pertengahan tahun 1947 Partai Sosialis terpecah menjadi dua faksi satu faksi dipimpin oleh Amir Sjarifoeddin dan faksi yang lebih kecil dipimpin oleh Sutan Sjahrir Oposisi kelompok Sjarir semakin besar karena Sjarifoeddin sangat menekankan keselarasan mereka dengan Rusia dan kesejahteraan kelas 6 Sjahrir percaya bahwa doktrin Marxis tentang kesejahteraan kelas tidak dapat diterapkan di masyarakat Indonesia karena tidak ada borjuasi Indonesia seperti itu dan bahwa Indonesia harus mempertahankan netralitas positif sehingga Indonesia dapat berkontribusi pada perdamaian dunia Mereka benar benar berpisah segera setelah pembentukan kabinet presidensial Hatta 6 Masa jabatan perdana menteri Sjarifoeddin berakhir pada 28 Januari 1948 Sebelumnya Sjahrir Dr Leimena dan beberapa aktivis politik mendekati Hatta dan memintanya menjadi perdana menteri berikutnya Hatta setuju dengan syarat mendapat dukungan PNI dan Masyumi Didorong oleh kebutuhan untuk membentuk kabinet dengan dukungan nasional baik sayap kanan maupun sayap kiri Hatta menawarkan kepada fraksi Sjarifoeddin beberapa posisi di kabinet 7 Mereka menolak tawaran Hatta dan menuntut posisi kunci termasuk posisi Sjarifoeddin sebagai Menteri Pertahanan Dalam kabinet sebelumnya Sjarifoeddin adalah Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan sebagai imbalan atas dukungan mereka terhadap pemerintahan Hatta 8 Perundingan gagal dan pada 31 Januari 1948 Hatta akhirnya membentuk kabinet tanpa golongan sayap kiri 9 Dua orang anggota Partai Sosialis dimasukkan ke dalam kabinet atas permintaan kuat Sjahrir Sjahrir dan kedua anggota kabinet itu dikeluarkan dari Partai Sosialis dan membentuk partai mereka sendiri yang disebut Partai Sosialis Indonesia PSI Partai baru ini segera memberikan dukungannya kepada pemerintahan Hatta Program pemerintahan Hatta didasarkan pada dua prioritas pelaksanaan Perjanjian Renville dan rasionalisasi tentara Indonesia 10 Pembentukan FDR Golongan sayap kiri tanpa faksi Sjahrir secara bertahap masuk ke oposisi Pada awalnya mereka mencoba untuk mendapatkan tempat di pemerintahan dengan menunjukkan kesediaan untuk bekerja sama Namun upaya mereka gagal ketika menghadapi kenyataan pahit bahwa tidak ada anggota fraksi yang masuk dalam kabinet Pada rapat massa di Surakarta pada tanggal 26 Februari 1948 Golongan sayap kiri mengalami reorganisasi dan muncul sebagai Front Demokrasi Rakyat FDR yang dipimpin oleh Amir Sjarifoeddin yang terdiri dari Partai Sosialis PKI PBI Pesindo dan federasi serikat buruh SOBSI Beberapa minggu kemudian setelah pertemuan itu program FDR berubah secara radikal Program baru tersebut antara lain memerintahkan 1 penentangan Perjanjian Renville 2 penghentian perundingan dengan Belanda dan 3 nasionalisasi semua perusahaan asing Penentangan kuat mereka terhadap kabinet Hatta jelas terlihat dari tujuan pertama program tersebut Sementara tujuan utama kabinet Hatta adalah untuk melaksanakan perjanjian Renville FDR adalah untuk menolaknya 11 12 FDR memiliki dua basis kekuatan utama di dalam tentara dan di antara buruh Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan dari 3 Juli 1947 hingga 28 Januari 1948 Sjarifoeddin telah berhasil membangun oposisi pribadi yang kuat di dalam tubuh Angkatan Darat 13 Ia mampu mengamankan loyalitas perwira di angkatan darat TNI Perwira perwira militer yang setia itu sering kali mengetahui lokasi sejumlah senjata dan amunisi yang disimpan di daerah pegunungan untuk mengantisipasi aksi militer Belanda selanjutnya Yang lebih penting lagi adalah posisi kuat yang dibangun Sjarifoeddin sendiri di dalam organisasi pelengkap Angkatan Darat yang dinamakan TNI Masjarakat Didirikan pada awal Agustus 1947 ketika Sjarifoeddin menjadi Perdana Menteri organisasi ini bertujuan untuk menyelenggarakan pertahanan rakyat secara lokal untuk mendukung tentara 14 Meskipun TNI adalah organisasi nasional TNI Masjarakat yang dipimpin oleh Kolonel Djoko Sujono adalah organisasi militer berbasis lokal 15 Jelas bahwa selama kepemimpinannya Sjarifoeddin berhasil membangun organisasi militer nasional dan lokal yang kuat yang siap menghadapi Belanda Selain itu FDR jelas memiliki posisi dominan di dalam SOBSI Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia yang sejauh ini merupakan organisasi buruh terbesar di Indonesia Anggota organisasi ini sebagian besar adalah buruh perkotaan dan perkebunan dengan Republik dan anggotanya diperkirakan antara 200 000 dan 300 000 14 Program rasionalisasi Hatta dan dampaknya terhadap kekuatan militer FDR Dari sudut pandang pemerintah Indonesia rasionalisasi merupakan solusi dari masalah ekonomi dengan mengurangi jumlah kekuatan militer Sebulan setelah pembentukan kabinetnya Hatta memulai program rasionalisasi berdasarkan Keputusan Presiden No 9 tahun 1948 Tujuan utama dari rasionalisasi tersebut adalah untuk menata kembali organisasi organisasi militer dan untuk memobilisasi tenaga kerja produktif dari sektor pertahanan ke sektor produksi Menurut Hatta ada tiga cara untuk mencapai tujuan tersebut 1 demobilisasi perwira militer yang ingin kembali ke pekerjaan sebelumnya guru pegawai swasta 2 mengirim perwira militer kembali ke kementerian pembangunan dan pemuda dan 3 demobilisasi ratusan perwira militer untuk kembali ke masyarakat desa 16 Pada tahun 1948 Republik Indonesia menghadapi situasi kritis di mana terjadi pasokan tenaga kerja yang berlebihan karena pengungsi yang sangat besar melarikan diri ke Republik dari daerah daerah yang dikuasai Belanda seperti Surabaya berdekatan dengan Madiun Surabaya saat itu masih di bawah penjajahan Belanda Selain itu setidaknya ada 200 000 tentara berlebih di Republik sementara jumlah senjata dan amunisi mereka tidak mencukupi Untuk mengantisipasi masalah masalah kritis ekonomi militer dan politik yang muncul dari situasi ini Hatta dan kabinetnya segera memutuskan untuk memulai program rasionalisasi Pada tahap awal reorganisasi ada 160 000 tentara yang tersisa Program ini diharapkan hanya menyisakan 57 000 tentara reguler pada akhirnya 17 Pada tanggal 15 Mei 1948 TNI Masjarakat salah satu basis utama kekuatan FDR didemobilisasi 18 Perwira militer yang berorientasi Barat dan pro pemerintah menginginkan tentara yang lebih kecil lebih disiplin dan lebih dapat dipercaya di bawah kepemimpinan mereka Mereka memandang TNI Masjarakat sebagai organisasi militer yang kurang terlatih dan tidak berpendidikan yang sangat terkait dengan organisasi komunis Pemerintah menginginkan Angkatan Darat dipimpin oleh perwira profesional yang telah menjalani pelatihan militer yang serius Dua organisasi militer pro pemerintah Divisi Siliwangi Jawa Barat dan Korps Polisi Militer secara resmi diakui dan diberi status hukum 19 Demobilisasi TNI Masjarakat berarti pengaruh FDR di pemerintahan semakin melemah dan ini memperdalam kebencian FDR terhadap pemerintah Dari sudut pandang FDR rasionalisasi merupakan upaya untuk menghancurkan kekuasaan FDR FDR bukan satu satunya kelompok yang menentang rasionalisasi Hatta Di antara satuan militer yang mulai menentang pemerintahan Hatta adalah Divisi IV yang lebih dikenal dengan Divisi Senopati yang ditempatkan di Solo dan ditempatkan di bawah komando Kolonel Sutarto 20 Seperti FDR Divisi IV juga kecewa dengan rasionalisasi Hatta dan memprotes program tersebut pada tanggal 20 Mei 1948 Keputusan Hatta untuk memasukkan Divisi IV ke dalam Divisi I akan menempatkan Kolonel Sutarto pada posisi perwira cadangan 21 Sutarto dan prajuritnya mengabaikan instruksi itu dan mulai mengatur kembali divisi mereka sendiri Mereka mengubah Divisi IV menjadi satuan militer siap tempur yang mendapat dukungan dari mayoritas penduduk Solo dan pengikut FDR Mereka menamakan unit ini Divisi Pertempuran Panembahan Senopati Sutarto dibunuh secara misterius pada 2 Juli 1948 Bagi mereka yang pro FDR pembunuhan ini dianggap sebagai bagian dari program rasionalisasi Hatta 22 Pemogokan Delanggu Kecewa dengan rasionalisasi Hatta FDR PKI mulai mencari dukungan dari petani dan buruh dengan mengadvokasi reformasi pertanahan dan mengorganisir pemogokan buruh 23 Salah satu basis kekuatan utama FDR PKI adalah SOBSI Sangat didominasi oleh komunis SOBSI mengorganisir sejumlah pemogokan untuk memprotes pemerintah Pemogokan paling penting terjadi di Solo Buruh perkebunan memprotes pemerintah sebagai tanggapan atas memburuknya kondisi ekonomi menyusul blokade ekonomi oleh Belanda dan kegagalan pemerintah untuk menghilangkan feodalisme dan menghentikan operasi spekulatif pasar gelap 24 Pemogokan di areal tebangan Delanggu diorganisir oleh SARBUPRI serikat buruh perkebunan yang berorientasi komunis dan sekitar 20 000 buruh mogok selama sekitar 35 hari Pemerintah menuduh para pemimpin FDR dan SARBUPRI membahayakan Republik dengan mengorganisir pemogokan Mereka menanggapi tuduhan ini dengan mengatakan bahwa pemerintahlah yang membahayakan Republik dengan kebijakan ekonominya yang tidak efektif dan tidak tepat Yang diinginkan oleh para pemimpin FDR dan SOBSI dari pemerintah adalah implementasi yang lebih baik dari regulasi dan reformasi agraria yang ada 25 Pemogokan berakhir pada tanggal 18 Juli 1948 dengan pemerintah bersedia menerima permintaan buruh untuk tekstil dan beras sepanjang dua meter yang akan diberikan setiap bulan di samping gaji mereka 26 Hubungan luar negeri Republik Indonesia Peristiwa Madiun harus ditempatkan dalam konteks internasional di mana dua negara adidaya berperan dalam pengambilan keputusan pemerintah Indonesia Suripno adalah seorang komunis muda yang menjadi wakil Republik Indonesia pada Kongres Federasi Pemuda Demokratis Dunia di Praha tahun 1947 Ia juga diberi mandat untuk menghubungi Uni Soviet Pada Januari 1948 ia bertemu dengan seorang duta besar Rusia dan membahas hubungan konsuler masa depan antara Rusia dan Indonesia 27 Pemerintah Soviet akhirnya mengambil inisiatif dengan memberi tahu Suripno bahwa Perjanjian Konsuler telah diperbaiki 28 Alih alih menerima perjanjian itu pemerintah Hatta memutuskan untuk menghentikan hubungan bilateral Suripno kemudian diminta kembali ke Indonesia Pada tanggal 11 Agustus 1948 Suripno tiba di Jogjakarta dengan sekretarisnya yang ternyata adalah Musso seorang tokoh komunis senior Indonesia Saat dimintai laporan resmi kepada Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim Suripno memuji sikap politik Rusia yang selalu mengakui Indonesia sebagai negara berdaulat 29 Hatta berulang kali menolak Perjanjian Konsuler karena cenderung mencari bantuan kepada kekuasaan Amerika Serikat Pada 21 Juli Soekarno Hatta Menteri Dalam Negeri Menteri Penerangan dan perwakilan AS mengadakan pertemuan di sebuah hotel di Sarangan Madiun Belanda dan AS memiliki tujuan yang sama yaitu menguasai sumber daya alam Pada 17 September Menteri Luar Negeri Belanda menyatakan bahwa ekspansi komunis di Indonesia merupakan hambatan utama bagi kekuatan barat untuk memperoleh sumber daya Belanda ingin AS percaya bahwa Indonesia adalah benteng komunis AS memutuskan untuk memasukkan Hatta dan asosiasinya dalam satu front anti komunis internasional yang akan didirikan di Asia Timur dan Tenggara untuk menantang Uni Soviet Upaya Belanda untuk mengembalikan kekuasaannya atas Indonesia dengan membawa para pemimpin Indonesia dan perwakilan AS ke dalam konflik gagal 30 Kembalinya Musso dan Reorganisasi FDR PKI nbsp Musso tokoh kunci Peristiwa MadiunKembalinya Musso menjadi katalisator Peristiwa Madiun 31 Soekarno secara resmi mengundang Musso di istana kepresidenannya di Jogjakarta Menurut laporan wartawan pertemuan itu sangat emosional Mereka saling berpelukan dan mata mereka dipenuhi air mata Musso sebenarnya adalah senior politik Soekarno dan mereka adalah teman baik ketika mereka tinggal di Surabaya 32 Kembalinya Musso menjadi titik balik perjalanan politik FDR Selama konferensi partai pada tanggal 26 27 Agustus 1948 mereka mengadopsi garis politik baru Mereka membentuk badan baru yang terdiri dari partai partai sayap kiri Anggota biro politik baru ini adalah pimpinan FDR Maruto Darusman Tan Ling Djie Harjono Setiadjit Djoko Sujono Aidit Wikana Suripno Amir Sjarifoeddin dan Alimin dengan Musso sebagai ketua Pengangkatan kembali ini dijadikan alasan yang sah oleh musuh musuh FDR PKI untuk melancarkan kampanye anti PKI Pemerintah menyiapkan beberapa strategi untuk menghilangkan Komunis Salah satu tuduhan terbesar pemerintah adalah bahwa Musso mempromosikan keterlibatan Republik dalam konflik Soviet Amerika 33 Menuju pemberontakan Para pemimpin FDR melakukan perjalanan propaganda ke Jawa Tengah dan Jawa Timur Tujuan utama mereka adalah untuk mempromosikan ide ide politik Musso Pemimpin PKI lainnya tetap berada di Jogjakarta mencoba berunding dengan pemimpin PNI dan Masyumi untuk membentuk kabinet baru yang akan mencakup perwakilan FDR 34 Situasi di dalam FDR masih kacau balau bahkan setelah penyatuan beberapa kekuatan politik Misalnya beberapa anggota PKI dan Partai Sosialis di Bojonegoro menentang keputusan rapat tanggal 26 27 Agustus 1948 Sebagai struktur baru FDR secara teknis tidak cukup kuat untuk menghadapi tantangan dari luar 34 Selama periode ini terjadi bentrokan kecil yang melibatkan kelompok militer pro Hatta di satu sisi dan kelompok bersenjata pro FDR di sisi lain 34 Setelah pembunuhan Kolonel Sutarto perkembangan politik di Solo semakin intens Munculnya Divisi Siliwangi yang loyal kepada pemerintah dan anti kiri 35 juga menjadi salah satu penyebab ketidakstabilan politik di Solo yang menjadi basis Divisi Senopati Kekuatan FDR mulai berkurang setelah beberapa kasus pembunuhan dan penculikan perwira kiri 36 Kreutzer memberikan contoh kasus penculikan dan pembunuhan pada minggu minggu sebelum Peristiwa Madiun Pada 1 September dua anggota PKI Solo diculik dan kemudian diinterogasi tentang kegiatan dan organisasi PKI di Solo Namun pada hari yang sama anggota Pesindo menculik beberapa pemimpin pro pemerintah Mereka dituduh menculik anggota PKI 37 Enam hari kemudian pada tanggal 7 September hampir semua perwira dan sejumlah prajurit berpangkat rendah Tentara Laut Republik Indonesia TLRI Angkatan Laut Republik pimpinan Komandan Yadau diculik dan dibawa ke markas Divisi Siliwangi sebuah unit militer pro pemerintah Pada tanggal 9 September Suadi penerus Sutarto sebagai Panglima Divisi Senopati memperoleh persetujuan resmi Panglima TNI Soedirman untuk menyelidiki pembunuhan dan penculikan orang di Jogjakarta dan Solo Namun tak lama setelah penyelidikan dimulai sejumlah petugas yang diberi perintah untuk menginterogasi para tersangka juga diculik Pada 13 September di Blitar Malang Selatan satuan pemerintah menangkap sejumlah anggota Pesindo Pada 16 September markas Pesindo diserang Solo kota kedua Republik setelah Jogjakarta menjadi tempat konflik yang kompleks antara pemerintah dan kelompok kiri selama dua minggu pertama bulan September 35 37 Solo sekarang didominasi oleh sayap kanan pro pemerintah Hal ini menjadikan Madiun sebagai FDR benteng penting terakhir setelah Jogjakarta dan Solo dikuasai oleh Republik Indonesia dan Surabaya berada di bawah kendali Belanda Sayangnya kelompok antikomunis dan pemerintah pro Hatta sudah menyusup ke Madiun sejak awal September 38 Pemberontakan nbsp Penangkapan dua orang dengan tali di lehernya diborgol oleh perwira TNI pada September 1948 di MadiunKhawatir dengan apa yang terjadi di Solo para pemimpin FDR lokal di Madiun mulai merasa tidak nyaman dan mereka melaporkan hal ini kepada para pemimpin FDR di Kediri Kemudian ia mendapat perintah untuk melucuti senjata para agitator di Madiun untuk menghindari kemungkinan pertumpahan darah di daerah tersebut Pukul 3 pagi tanggal 18 September 1948 FDR mulai merebut pejabat pemerintah daerah sentral telepon dan markas tentara dengan Soemarsono dan Djoko Sujono sebagai pemimpin operasi 39 Itu adalah pertempuran singkat yang berakhir dengan dua perwira setia terbunuh dan empat terluka Dalam hitungan jam Madiun sudah dikuasai FDR Dua anggota FDR Setiadjit dan Wikana mengambil alih pemerintahan sipil dan mendirikan Front Pemerintah Nasional Daerah Madiun Soemarsono kemudian mengumumkan melalui radio lokal Dari Madiun kemenangan dimulai 39 40 Setelah mendengar tentang apa yang terjadi pada 18 September Musso dan Sjarifoeddin kembali ke Madiun Mereka segera mendiskusikan situasi dengan Soemarsono Setiadjit dan Wikana setibanya mereka Pukul sepuluh malam tanggal 19 September 1948 Presiden Soekarno menyatakan bahwa pemberontakan Madiun adalah upaya untuk menggulingkan Pemerintah Republik Indonesia dan Musso telah membentuk Republik Soviet Indonesia Dia juga menyatakan bahwa orang Indonesia harus memilih antara dia dan Hatta atau Musso dan partai komunisnya Soekarno diikuti oleh Sultan Hamengkubuwono IX yang memiliki pengaruh sangat kuat di kalangan masyarakat Jawa Dalam sambutannya ia meminta rakyat untuk membantu Soekarno dan Hatta dan memberi mereka mandat penuh untuk menumpas gerakan komunis 41 Pukul 23 30 di hari yang sama Musso membalas Soekarno Dia menyatakan perang terhadap pemerintah Indonesia Ia berusaha meyakinkan rakyat Indonesia bahwa Soekarno dan Hatta adalah budak Imperialisme Amerika pengkhianat dan pengedar Romusha 42 Ketegangan meningkat antara Soekarno Hatta dan para pemimpin FDR nbsp TNI bersenjata dan masyarakat yang menangkap anggota pemberontakan FDR PKI pada September 1948Beberapa pemimpin FDR memutuskan untuk pergi ke arah yang berbeda dari Musso Pada tanggal 20 September 1948 mereka menyatakan kesediaan mereka untuk berdamai dengan pemerintah Indonesia Sore harinya Kolonel Djoko Sujono Komandan Militer di Madiun menyiarkan melalui radio bahwa apa yang terjadi di Madiun bukanlah kudeta tetapi merupakan upaya untuk mengoreksi kebijakan pemerintah yang menggiring revolusi ke arah yang berbeda 43 Ia diikuti oleh Soemarsono pemimpin awal pemberontakan Soemarsono membuat pengumuman publik serupa bahwa peristiwa Madiun bukanlah kudeta tetapi upaya untuk mengoreksi tujuan politik pemerintahan Hatta Dalam upayanya meyakinkan pemerintah pada tanggal 23 September Amir Sjarifoeddin menyatakan bahwa konstitusi FDR adalah negara Republik Indonesia bendera mereka tetap merah putih dan lagu kebangsaan mereka tetap Indonesia Raya Pemberontakan ini menewaskan mantan Gubernur Jawa Timur Ario Soerjo dokter pro kemerdekaan Moewardi serta beberapa petugas polisi dan tokoh tokoh agama 44 Akhir dan Eksekusi Para Pemimpin FDR nbsp Amir Sjarifoeddin memakai kacamata termasuk di antara mereka yang ditangkap dan dieksekusi karena terlibat dalam pemberontakan Pemerintah Indonesia tampaknya mengabaikan upaya beberapa pemimpin FDR untuk mengakhiri konflik 45 Operasi militer dipimpin oleh Kolonel Gatot Soebroto dan Nasution dan mereka berjanji akan menyelesaikan kekacauan dalam waktu dua minggu Hatta bersikeras untuk menghentikan pemberontakan dan merebut Madiun sesegera mungkin sebelum Belanda mulai turun tangan 46 Pemerintah memulai pembersihan antikomunis dari Jogjakarta dan Solo Pada tanggal 30 September pemerintah mengirimkan Letkol Sadikin Brigade Divisi Siliwangi untuk mengerahkan pasukannya dan menguasai Madiun Untuk menghindari konflik dengan TNI pimpinan FDR PKI mulai mundur ke daerah pegunungan Di bawah komando Amir Sjarifoeddin mereka melarikan diri dari Madiun dan menuju ke sebuah desa kecil Kandangan di mana mereka dapat menemukan amunisi dan senjata sebuah toko yang dibangun ketika Sjarifoeddin menjadi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Yang mengejutkan mereka desa itu sudah diduduki oleh batalion Divisi Sungkono yang dipimpin oleh Mayor Sabarudin 47 nbsp Mayat Musso setelah tertembak saat melarikan diri pada 31 Oktober 1948 di Ponorogo Jawa TimurPada tanggal 28 Oktober pemerintah menangkap 1 500 orang dari unit militer pemberontak terakhir Musso ditembak mati tiga hari kemudian pada 31 Oktober ketika dia bersembunyi di kamar kecil dan menolak untuk menyerah Jenazahnya dibawa ke Ponorogo untuk dipamerkan ke publik sebelum dibakar 48 Sebulan kemudian pada 29 November Djoko Sujono dan Maruto Darusman ditangkap Sjarifoeddin menghadapi nasib yang sama ketika ditangkap pada 4 Desember 2 Tiga hari kemudian pada 7 Desember 1948 Mabes TNI mengumumkan pemusnahan terakhir pemberontakan dan menyatakan bahwa sekitar 35 000 orang sebagian besar tentara telah ditangkap Pada 19 Desember Sjarifoeddin Maruto Darusman Djoko Sujono Suripno dan para pemimpin FDR lainnya dieksekusi Perkiraan korban adalah 24 000 total 8 000 di Madiun 4 000 di Cepu dan 12 000 di Ponorogo karena peristiwa tersebut mempengaruhi daerah tetangga 49 Sementara sebagian besar pemimpin FDR PKI ditahan dan dieksekusi Soemarsono berhasil melarikan diri Dia melarikan diri dari Madiun dan menuju utara ke wilayah Belanda Dia akhirnya ditangkap oleh pasukan Belanda karena kepemilikan emas dan perbendaharaan secara ilegal Meski awalnya pihak berwenang Belanda curiga atas keterlibatannya dalam Peristiwa Madiun ia berhasil menipu mereka dengan menunjukkan identitas palsu Dia dibebaskan pada 30 Juli 1949 tetapi ditangkap lagi pada 29 Oktober 1949 karena kasus penipuan identitasnya Belanda terus menyelidiki latar belakangnya dan pada 11 November 1949 mereka mengungkapkan identitas Soemarsono dan tindakan politiknya di Peristiwa Madiun Pemerintah Belanda memutuskan untuk mengeksekusinya di Papua Namun sebelum itu terjadi Soemarsono kabur dari penjara pada 13 Desember 1949 dan berhasil lolos dari eksekusi Ia kemudian melarikan diri ke Sumatera Utara dan tinggal di sana sebagai guru Dia ditangkap lagi selama kampanye anti Komunis yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia di bawah Soeharto pada tahun 1965 50 Lihat jugaGerakan 30 September Pembantaian di Indonesia 1965 1966Catatan kaki 84 Korban Pemberontakan PKI 1948 di Madiun dan Magetan a b Pinardi 1966 hlm 153 Tadjoeddin Z 2014 05 07 Explaining Collective Violence in Contemporary Indonesia From Conflict to Cooperation Springer ISBN 9781137270641 Sugiyama 2011 hlm 20 Kreutzer 1981 hlm 1 a b Kahin 1970 hlm 258 Soe 1997 hlm 162 163 Kahin 1970 hlm 231 232 Sugiyama 2011 hlm 32 Kreutzer 1981 hlm 3 Kreutzer 1981 hlm 6 7 Pinardi 1966 hlm 29 Kahin 1970 hlm 260 a b Kahin 1970 hlm 260 261 Soe 1997 hlm 94 Soe 1997 hlm 194 195 Kahin 1970 hlm 262 Soe 1997 hlm 194 Kreutzer 1981 hlm 8 9 Kreutzer 1981 hlm 9 Soe 1997 hlm 196 Soe 1997 hlm 198 Sugiyama 2011 hlm 33 Kreutzer 1981 hlm 15 Kreutzer 1981 hlm 15 16 Soe 1997 hlm 205 206 Soe 1997 hlm 207 208 Kreutzer 1981 hlm 17 Soe 1997 hlm 209 Kreutzer 1981 hlm 20 21 Poeze 2009 hlm 516 Soe 1997 hlm 211 Kreutzer 1981 hlm 25 26 a b c Kreutzer 1981 hlm 27 a b Poeze 2009 hlm 515 Kreutzer 1981 hlm 27 30 a b Soe 1997 hlm 230 Kreutzer 1981 hlm 31 a b Kahin 1970 hlm 291 Kreutzer 1981 hlm 34 Soe 1997 hlm 239 Kreutzer 1981 hlm 36 Kahin 1970 hlm 298 Kreutzer 1981 hlm 36 37 Kreutzer 1981 hlm 37 Soe 1997 hlm 250 Kahin 1970 hlm 299 Soe 1997 hlm 259 Tadjoeddin Z 2014 05 07 Explaining Collective Violence in Contemporary Indonesia From Conflict to Cooperation ISBN 9781137270641 Sugiyama 2011 hlm 39 40Bacaan lebih lanjutFriend T 2003 Indonesian Destinies Harvard University Press ISBN 0 674 01137 6 Kahin George 1970 Nationalism and Revolution in Indonesia Cornel University Press ISBN 0 8014 9108 8 Kreutzer Rudi 1981 The Madiun Affair Hatta s Betrayal of Indonesia s First Revolution James Cook University ISBN 0 86443 027 2 Pinardi 1966 Peristiwa Coup Berdarah P K I September 1948 di Madiun Inkopak Hazera Poeze H A 2008 Tan Malaka Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia Yayasan Obor Indonesia ISBN 9789794616970 Poeze Harry A 2009 The Cold War in Indonesia 1948 Journal of Southeast Asian Studies 40 Special Issue 3 Asian Cold War Symposium 497 517 doi 10 1017 S002246340999004X Soe Hok Gie 1997 Orang Orang di Persimpangan Kiri Jalan Yayasan Bentang Budaya Sugiyama Akiko 2011 Remembering and forgetting Indonesia s Madiun Affair personal narratives political transitions and historiography 1948 2008 Indonesia 92 19 42 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Pemberontakan PKI 1948 amp oldid 24419129