www.wikidata.id-id.nina.az
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi dan variabilitas kehidupan di Bumi Keanekaragaman hayati biasanya merupakan ukuran variasi pada tingkat genetik spesies dan ekosistem 1 Biodiversitas daratan terestrial biasanya lebih besar di sekitar khatulistiwa 2 akibat iklim yang hangat dan produktivitas primer aliran energi yang tinggi 3 Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di Bumi dan paling bervariasi di daerah tropis 4 Meskipun ekosistem hutan tropis hanya mencakup 10 persen dari permukaan Bumi tapi ekosistem ini memiliki sekitar 90 persen spesies yang ada di dunia 5 Keanekaragaman hayati laut biasanya tertinggi di sepanjang pantai Samudra Pasifik bagian barat tempat suhu permukaan laut paling tinggi dan di pita lintang tengah di semua lautan Keanekaragaman spesies juga dipengaruhi gradien lintang 6 Keanekaragaman hayati umumnya cenderung mengelompok di titik panas 7 dan telah meningkat seiring waktu 8 9 tetapi kemungkinan akan melambat di masa depan 10 Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang paling beragam Hutan hujan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi Ini adalah Sungai Gambia di Taman Nasional Niokolo Koba Senegal Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massal 11 12 13 Lebih dari 99 9 persen dari semua spesies yang pernah hidup di Bumi yang berjumlah lebih dari lima miliar spesies 14 diperkirakan telah punah 15 16 Perkiraan jumlah spesies Bumi saat ini berkisar antara 10 juta hingga 14 juta 17 sekitar 1 2 juta spesies telah dicatat tetapi lebih dari 86 persen di antaranya belum dideskripsikan 18 Pada Mei 2016 para ilmuwan melaporkan bahwa diperkirakan ada 1 triliun spesies yang berada di Bumi saat ini dan hanya seperseribu dari satu persen yang telah dideskripsikan 19 Jumlah total pasangan basa DNA di Bumi diperkirakan 5 0 x 1037 dengan berat 50 miliar ton 20 Sebagai perbandingan total massa biosfer diperkirakan sebanyak 4 TtC triliun ton karbon 21 Pada Juli 2016 para ilmuwan mengidentifikasi satu set yang terdiri atas 355 gen dari leluhur universal terakhir LUCA dari semua organisme yang hidup di Bumi 22 Usia Bumi diperkirakan sekitar 4 54 miliar tahun 23 24 25 Bukti yang tak terbantahkan tentang awal kehidupan di Bumi paling tidak berasal dari 3 5 miliar tahun yang lalu 26 27 28 yaitu selama era Eoarkean setelah kerak geologis mulai mengeras setelah sebelumnya meleleh pada eon Hadean Ada fosil tikar mikrob yang ditemukan di batupasir berumur 3 48 miliar tahun di Australia Barat 29 30 31 Bukti fisik awal lain dari zat biogenik adalah grafit pada batuan metasedimentari berumur 3 7 miliar tahun yang ditemukan di Greenland Barat 32 Pada tahun 2015 sisa sisa kehidupan biotik ditemukan di batuan berumur 4 1 miliar tahun di Australia bagian barat 33 34 Menurut salah satu peneliti Jika kehidupan muncul relatif cepat di Bumi maka ia bisa menjadi hal yang umum di alam semesta 33 Sejak kehidupan dimulai di Bumi lima kepunahan massal besar dan beberapa peristiwa kecil telah menurunkan keanekaragaman hayati secara besar dan mendadak Eon Fanerozoikum 540 juta tahun terakhir ditandai dengan pertumbuhan keanekaragaman hayati yang cepat melalui letusan Kambrium sebuah periode ketika mayoritas filum organisme multiseluler pertama kali muncul 35 Selama 400 juta tahun berikutnya terjadi beberapa kali kepunahan massal yaitu hilangnya keanekaragaman hayati secara besar besaran Pada periode Karbon hancurnya hutan hujan menyebabkan hilangnya kehidupan tumbuhan dan hewan 36 Peristiwa kepunahan Perm Trias yang berlangsung 251 juta tahun lalu merupakan kepunahan terburuk organisme vertebrata memerlukan waktu 30 juta tahun untuk kembali pulih dari peristiwa ini 37 Kepunahan terakhir yaitu peristiwa kepunahan Kapur Paleogen yang terjadi 65 juta tahun lalu lebih menarik perhatian dibandingkan peristiwa kepunahan lainnya karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus non avian 38 Sejak munculnya manusia pengurangan keanekaragaman hayati dan hilangnya keanekaragaman genetik terus berlangsung Peristiwa ini dinamakan kepunahan Holosen yaitu pengurangan yang terutama diakibatkan oleh manusia terutama penghancuran habitat 39 Sebaliknya keanekaragaman hayati memberi pengaruh positif terhadap kesehatan manusia melalui berbagai cara walaupun beberapa dampak negatifnya sedang dipelajari 40 Perserikatan Bangsa Bangsa PBB menetapkan periode tahun 2011 2020 sebagai Dekade Keanekaragaman Hayati PBB 41 dan periode 2021 2030 sebagai Dekade Restorasi Ekosistem PBB 42 Menurut Laporan Penilaian Global tentang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem pada tahun 2019 oleh IPBES 25 spesies tumbuhan dan hewan terancam punah akibat aktivitas manusia 43 44 45 Daftar isi 1 Etimologi 2 Definisi 3 Distribusi 3 1 Gradien lintang 3 2 Titik panas 4 Evolusi 4 1 Kronologi 4 2 Diversifikasi 5 Manfaat untuk manusia 5 1 Keseimbangan bukti 5 2 Pertanian 5 3 Kesehatan manusia 5 4 Bisnis dan industri 5 5 Kenyamanan budaya dan nilai estetika 5 6 Layanan ekologi 6 Jumlah spesies 7 Laju kehilangan spesies 8 Ancaman 8 1 Pengrusakan habitat 8 2 Spesies pendatang dan invasif 8 2 1 Pencemaran genetik 8 3 Eksploitasi berlebihan 8 4 Persilangan pencemaran erosi genetik dan keamanan pangan 8 5 Perubahan iklim 8 6 Overpopulasi manusia 9 Kepunahan Holosen 10 Konservasi 10 1 Teknik perlindungan dan pemulihan 10 2 Alokasi sumber daya 11 Kawasan perlindungan 11 1 Taman nasional 11 2 Cagar alam dan suaka margasatwa 11 3 Hutan lindung 11 4 Kebun binatang 11 5 Kebun botani 12 Status hukum 12 1 Internasional 12 1 1 Uni Eropa 12 2 Hukum tingkat nasional 13 Batas analitikal 13 1 Hubungan antara taksonomi dan ukuran 14 Lihat pula 15 Catatan 16 Referensi 17 Bacaan lebih lanjut 18 Pranala luar 18 1 Dokumen 18 2 Perkakas 18 3 Sumber lainEtimologi Sunting1916 Istilah keanekaragaman biologis biological diversity pertama kali digunakan oleh J Arthur Harris pada makalahnya yang berjudul The Variable Desert dalam jurnal Scientific American JSTOR 6182 Pernyataan dasar bahwa wilayah tersebut memiliki flora yang kaya akan genus dan spesies serta keragaman asal geografis atau afinitas yang sepenuhnya tidak memadai sebagai deskripsi keanekaragaman biologis yang sebenarnya a 1975 Istilah keanekaragaman alami natural diversity diperkenalkan oleh Divisi Sains dari Konservasi Alam pada studi tahun 1975 Preservasi Keanekaragaman Alami b butuh rujukan 1980 Thomas Lovejoy memperkenalkan istilah keanekaragaman biologis biological diversity pada komunitas ilmiah melalui buku 46 Istilah ini dengan cepat digunakan secara umum 47 1985 Berdasarkan Edward O Wilson penyingkatan istilah menjadi biodiversitas biodiversity dilakukan oleh W G Rosen Forum Nasional tentang Biodiversitas dibentuk oleh Walter G Rosen Dr Rosen mewakili NRC NAS sepanjang tahap perencanaan proyek Lebih jauh ia memperkenalkan istilah biodiversitas c 48 1985 Istilah biodiversitas muncul dalam artikel Rencana Baru untuk Mengonservasi Biota Bumi oleh Laura Tangley 49 1988 Istilah biodiversitas pertama kali muncul dalam publikasi 50 51 Saat ini Istilah biodiversitas telah digunakan secara luas Definisi SuntingIstilah keanekaragaman hayati paling banyak dipakai untuk menggantikan istilah yang sudah lebih dahulu didefinisikan dengan jelas yaitu keanekaragaman spesies dan kekayaan spesies 52 Ahli biologi sering kali mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai keseluruhan gen spesies dan ekosistem di suatu wilayah 53 54 Keuntungan dari definisi ini yaitu menggambarkan sebagian besar keadaan dan menyajikan pandangan terpadu tentang jenis keanekaragaman hayati tradisional yang telah diidentifikasi sebelumnya keanekaragaman taksonomi biasanya diukur pada tingkat keanekaragaman spesies keanekaragaman ekologis sering dilihat dari perspektif keanekaragaman ekosistem keanekaragaman morfologi yang berasal dari keanekaragaman genetik dan keanekaragaman molekuler 55 keanekaragaman fungsional yang merupakan ukuran jumlah spesies yang berbeda secara fungsional dalam suatu populasi misalnya cara makan yang berbeda pergerakan yang berbeda predator vs mangsa dll 56 Konstruksi bertingkat ini konsisten dengan Datman dan Lovejoy Definisi eksplisit yang konsisten dengan interpretasi ini pertama kali dituliskan dalam makalah Bruce A Wilcox yang ditugaskan oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Alam IUCN dalam Konferensi Taman Nasional Dunia 1982 Definisi Wilcox yaitu Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman bentuk kehidupan pada semua tingkat sistem biologis yaitu molekuler organisme populasi spesies dan ekosistem 57 Pada tahun 1984 Wilcox kembali mendefisikan keanekaragaman hayati secara genetis sebagai keanekaragaman alel gen dan organisme yang mempelajari proses seperti mutasi dan transfer gen yang mendorong terjadinya evolusi 57 Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Perserikatan Bangsa Bangsa tahun 1992 mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai variabilitas di antara organisme hidup dari semua sumber termasuk antara lain ekosistem darat ekosistem laut dan perairan lainnya serta kompleks ekologis di tempat mereka menjadi bagiannya termasuk keanekaragaman dalam spesies di antara spesies dan ekosistem 58 Definisi ini digunakan dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB 58 Sementara itu definisi Gaston dan Spicer dalam buku mereka Biodiversity an Introduction adalah variasi kehidupan di semua tingkatan organisasi biologis 59 Distribusi Sunting Distribusi spesies vertebrata darat yang masih hidup Keanekaragaman tertinggi ditunjukkan dengan warna merah di wilayah ekuator dan semakin menurun ke arah kutub berwarna biru Mannion 2014 60 Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata Sifatnya sangat beragam di seluruh penjuru Bumi serta di dalam kawasan tertentu Beberapa faktor memengaruhi keanekaragaman semua makhluk hidup biota misalnya suhu curah hujan ketinggian tanah geografi dan keberadaan spesies lain Studi tentang distribusi spasial organisme spesies dan ekosistem adalah ilmu biogeografi Tingkat keanekaragaman secara konsisten lebih tinggi di daerah tropis dan di beberapa wilayah lokal lainnya seperti Wilayah Tanjung Floristik dan umumnya lebih rendah di wilayah kutub Hutan hujan yang sejak lama memiliki iklim basah seperti Taman Nasional Yasuni di Ekuador memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi 61 62 Keanekaragaman hayati darat diperkirakan 25 kali lebih besar dibandingkan keanekaragaman hayati lautan 63 Metode baru yang digunakan pada tahun 2011 memperkirakan keseluruhan jumlah spesies di Bumi sebesar 8 7 juta dengan 2 1 juta di antaranya diperkirakan hidup di lautan 64 Namun perkiraan ini tampaknya kurang mewakili keanekaragaman mikroorganisme Gradien lintang Sunting Artikel utama Gradien lintang dalam keanekaragaman spesies Secara umum keanekaragaman hayati semakin meningkat dari daerah kutub ke daerah tropis Dengan demikian lokasi yang garis lintangnya lebih rendah memiliki lebih banyak spesies dibandingkan daerah yang garis lintangnya lebih tinggi Hal ini sering disebut sebagai gradien lintang dalam keanekaragaman spesies Beberapa faktor ekologis mungkin berkontribusi pada gradien ini tetapi faktor utamanya adalah suhu rata rata yang di ekuator yang tinggi dibandingkan dengan kutub 65 66 67 Meskipun keanekaragaman hayati darat semakin menurun dari garis khatulistiwa ke kutub 68 beberapa penelitian menyimpulkan bahwa sifat ini tidak diverifikasi dalam ekosistem perairan terutama dalam ekosistem laut 69 Distribusi parasit secara latitudinal tampaknya tidak mengikuti aturan ini 70 Pada tahun 2016 hipotesis alternatif keanekaragaman hayati fraktal diusulkan untuk menjelaskan gradien lintang keanekaragaman hayati 71 Dalam studi ini ukuran kumpulan spesies dan sifat fraktal ekosistem digabungkan untuk memperjelas beberapa pola umum gradien ini Hipotesis ini mempertimbangkan suhu kelembaban dan produksi primer bersih NPP sebagai variabel utama ceruk ekosistem dan sebagai poros dari hipervolume ekologis Dengan cara ini dimungkinkan untuk membangun hipervolume fraktal yang dimensi fraktalnya naik menjadi tiga yang bergerak ke arah khatulistiwa Titik panas Sunting Titik panas keanekaragaman hayati adalah wilayah dengan spesies endemik tingkat tinggi yang telah mengalami pengrusakan habitat yang luar biasa 72 Istilah titik panas hotspot diperkenalkan pada tahun 1988 oleh Norman Myers 73 74 75 76 Meskipun titik panas tersebar di seluruh dunia kebanyakan di antaranya merupakan kawasan hutan dan sebagian besar terletak di daerah tropis Hutan Atlantik Brasil dianggap sebagai salah satu titik panas yang berisi sekitar 20 000 spesies tumbuhan 1 350 vertebrata dan jutaan serangga sekitar setengahnya tidak ditemukan di tempat lain 77 butuh rujukan Pulau Madagaskar dan India juga sangat terkenal Kolombia dicirikan oleh keanekaragaman hayati yang tinggi dengan tingkat spesies tertinggi berdasarkan satuan luas di seluruh dunia dan memiliki jumlah endemik terbesar spesies yang secara alami tidak ditemukan di tempat lain di negara mana pun Sekitar 10 dari spesies organisme di Bumi dapat ditemukan di Kolombia termasuk lebih dari 1 900 spesies burung lebih banyak daripada di Eropa dan Amerika Utara Kolombia memiliki 10 spesies mamalia dunia 14 spesies amfibi dan 18 dari spesies burung di dunia 78 Hutan kering Madagaskar dan hutan hujan dataran rendah memiliki rasio endemisme yang tinggi 79 butuh rujukan Karena pulau ini terpisah dari daratan Afrika 66 juta tahun yang lalu banyak spesies dan ekosistemnya yang berevolusi secara mandiri 80 Dengan 17 000 pulau Indonesia memiliki luas 1 354 555 mil persegi 1 904 560 km2 dan memiliki 10 dari tumbuhan berbunga di dunia 12 dari mamalia serta 17 dari reptil amfibi dan burung 81 Banyak daerah dengan keanekaragaman hayati dan atau endemisme yang tinggi muncul dari habitat khusus yang memerlukan adaptasi yang tidak biasa misalnya lingkungan pegunungan Alpen di pegunungan tinggi atau rawa gambut Eropa Utara butuh rujukan Sulit untuk mengukur perbedaan keanekaragaman hayati secara akurat Bias seleksi di antara para peneliti dapat menimbulkan penelitian empiris yang bias untuk perkiraan modern mengenai keanekaragaman hayati Evolusi SuntingArtikel utama Evolusi Keanekaragaman fosil laut yang tampak selama Fanerozoikum 82 Kronologi Sunting Keanekaragaman hayati merupakan hasil dari evolusi selama 3 5 miliar tahun Asal usul kehidupan belum dipastikan oleh sains tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa kehidupan mungkin telah ada hanya beberapa ratus juta tahun setelah Bumi terbentuk Hingga sekitar 2 5 miliar tahun yang lalu semua kehidupan terdiri dari mikroorganisme yaitu arkea bakteri serta protozoa dan protista bersel tunggal Sejarah keanekaragaman hayati pada Eon Fanerozoikum 540 juta tahun terakhir dimulai dengan pertumbuhan yang cepat melalui letusan Kambrium yaitu periode ketika hampir setiap filum organisme multiseluler pertama kali muncul Selama kurang lebih 400 juta tahun berikutnya keanekaragaman invertebrata menunjukkan sedikit peningkatan tren secara keseluruhan sementara keanekaragaman vertebrata menunjukkan tren peningkatan eksponensial secara keseluruhan 83 Peningkatan dramatis dalam keanekaragaman ini juga diikuti dengan hilangnya keanekaragaman besar secara berkala yang digolongkan sebagai peristiwa kepunahan massal 83 Kerugian yang signifikan terjadi ketika hutan hujan mengalami kerusakan pada periode Karbon 36 Kepunahan yang terburuk adalah peristiwa kepunahan Perm Trias 251 juta tahun yang lalu Organisme vertebrata membutuhkan waktu 30 juta tahun untuk kembali pulih dari peristiwa ini 37 Catatan fosil menunjukkan bahwa beberapa juta tahun terakhir memiliki keanekaragaman hayati terbesar sepanjang sejarah 83 Namun tidak semua ilmuwan mendukung pandangan ini karena ada ketidakpastian mengenai seberapa kuat rekaman fosil tersebut mengalami bias akibat ketersediaan dan pelestarian fosil yang lebih besar pada periode geologi baru baru ini Beberapa ilmuwan percaya bahwa dengan melakukan koreksi atas pengambilan sampel artefak keanekaragaman hayati modern mungkin tidak jauh berbeda dari keanekaragaman hayati 300 juta tahun yang lalu 84 sedangkan peneliti lain menganggap catatan fosil telah cukup mencerminkan diversifikasi kehidupan 83 Perkiraan keanekaragaman spesies makroskopis global saat ini berkisar dari 2 juta hingga 100 juta dengan perkiraan terbaik sekitar 9 juta 64 sebagian besar di antaranya merupakan artropoda 85 Keragaman tampaknya terus meningkat tanpa adanya seleksi alam 86 Diversifikasi Sunting Keberadaan daya dukung global yang membatasi jumlah kehidupan yang dapat hidup sekaligus pada satu waktu masih diperdebatkan Timbul pula pertanyaan seperti apakah batas tersebut juga akan membatasi jumlah spesies Catatan kehidupan di laut menunjukkan pola pertumbuhan logistik sementara kehidupan di darat serangga tanaman dan tetrapoda menunjukkan peningkatan keanekaragaman yang eksponensial Seperti yang dinyatakan dalam sebuah penelitian bahwa Tetrapoda belum menginvasi 64 persen area yang berpotensi layak huni dan bisa jadi bahwa tanpa pengaruh manusia keanekaragaman hayati dan taksonomi tetrapoda akan terus meningkat secara eksponensial sampai mengisi sebagian besar atau semua area ekologis yang ada 83 Selain itu keanekaragaman juga terlihat terus meningkat dari waktu ke waktu terutama setelah kepunahan massal 87 Di sisi lain perubahan selama Eon Fanerozoikum berkorelasi jauh lebih baik dengan model hiperbolik model yang banyak digunakan dalam biologi populasi demografi dan sosiologi makro serta keanekaragaman hayati fosil dibandingkan dengan model eksponensial dan logistik Model logistik menyiratkan bahwa perubahan dalam keanekaragaman dipandu oleh umpan balik positif tingkat pertama lebih banyak leluhur lebih banyak keturunan dan atau umpan balik negatif yang timbul dari keterbatasan sumber daya Model hiperbolik menyiratkan umpan balik positif tingkat kedua Perbedaan dalam kekuatan umpan balik tingkat kedua akibat intensitas persaingan antarspesies mungkin menjelaskan rediversifikasi Ammonoidea yang lebih cepat dibandingkan dengan Bivalvia setelah kepunahan Permian akhir 88 Model hiperbolik pertumbuhan populasi dunia muncul dari umpan balik positif tingkat kedua antara ukuran populasi dan laju pertumbuhan teknologi 89 Karakter hiperbolik dari pertumbuhan keanekaragaman hayati dapat juga dijelaskan dengan umpan balik antara keragaman dan kompleksitas struktur komunitas Kesamaan antara kurva keanekaragaman hayati dan populasi manusia mungkin berasal dari fakta bahwa keduanya berasal dari campur tangan tren hiperbolik dengan dinamika siklus dan stokastik 89 90 Namun sebagian besar ahli biologi sepakat bahwa periode sejak kemunculan manusia adalah bagian dari kepunahan massal baru yang disebut peristiwa kepunahan Holosen yang terutama disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan manusia terhadap lingkungan 91 Tingkat kepunahan saat ini dipandang cukup untuk menghilangkan sebagian besar spesies di planet Bumi dalam 100 tahun 92 Spesies baru ditemukan secara rutin rata rata antara 5 10 000 spesies baru setiap tahun kebanyakan merupakan serangga dan banyak di antara mereka yang belum diklasifikasikan diperkirakan bahwa hampir 90 dari semua artropoda belum diklasifikasikan 85 Sebagian besar keanekaragaman terestrial ditemukan di hutan tropis dan secara umum wilayah daratan memiliki lebih banyak spesies dibandingkan lautan sekitar 8 7 juta spesies mungkin ada di Bumi dan sekitar 2 1 juta di antaranya hidup di lautan 64 Manfaat untuk manusia SuntingLihat pula Jasa ekosistem Keseimbangan bukti Sunting Musim panas lapangan di Belgia Hamois Bunga bunga berwarna biru adalah cyanus Centaurea dan yang merah adalah Papaver rhoeas Jasa ekosistem adalah rangkaian manfaat yang disediakan ekosistem bagi umat manusia 93 Spesies alami atau biota merupakan penjaga semua ekosistem Seolah olah dunia alami adalah rekening bank yang besar dari aset modal yang mampu membayar dividen seumur hidup tanpa batas waktu tetapi hanya jika modalnya dipertahankan 94 Manfaat ini meliputi tiga bentuk layanan Layanan penyediaan yang melibatkan produksi sumber daya terbarukan misalnya makanan kayu air tawar 93 Layanan pengatur yang mengurangi perubahan lingkungan misalnya peraturan iklim pengendalian hama atau penyakit 93 Layanan budaya yang mewakili nilai dan kenikmatan manusia misalnya estetika lanskap warisan budaya rekreasi luar ruangan dan signifikansi spiritual 95 Ada banyak klaim tentang efek keanekaragaman hayati terhadap layanan ekosistem ini terutama layanan penyediaan dan pengaturan Survei mendalam melalui tinjauan sejawat dilakukan untuk mengevaluasi 36 klaim tentang efek keanekaragaman hayati terhadap layanan ekosistem Hasilnya 14 klaim tersebut divalidasi 6 klaim bercampur antara didukung atau tidak didukung 3 klaim tidak benar dan 13 klaim kekurangan cukup bukti untuk mendapatkan kesimpulan definitif 93 Pertanian Sunting Lihat pula Keanekaragaman hayati pertanian Hutan hujan Amazon di Amerika SelatanKeanekaragaman pertanian dapat dibagi menjadi dua kategori Kategori pertama yaitu keanekaragaman intraspesifik yang mencakup variasi genetik dalam satu spesies seperti kentang Solanum tuberosum yang terdiri dari berbagai bentuk dan jenis misalnya di AS yang membandingkan kentang cokelat muda dengan kentang baru atau kentang ungu semua kentang tersebut berbeda tetapi merupakan bagian dari spesies yang sama S tuberosum Kategori kedua disebut keanekaragaman interspesifik dan mengacu pada jumlah dan jenis spesies yang berbeda Contoh keanekaragaman yaitu berbagai tumbuhan berbeda yang ditanam oleh petani sayuran kecil misalnya kentang wortel paprika selada dan sebagainya Keanekaragaman pertanian juga dapat dibagi menjadi keanekaragaman yang direncanakan atau keanekaragaman terkait Pengelompokan ini merupakan klasifikasi fungsional dan bukan sifat intrinsik kehidupan Keanekaragaman yang direncanakan misalnya tumbuhan yang didukung ditanam atau dibesarkan oleh petani misalnya tanaman simbion dan hewan ternak yang dapat dibedakan dengan keanekaragaman terkait yang muncul dari tumbuhan tanpa diatur misalnya herbivora serta spesies gulma dan patogen 96 Pengendalian keanekaragaman hayati terkait merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi petani Pada pertanaman tunggal monokultur pendekatan yang diambil untuk memberantas keanekaragaman terkait umumnya menggunakan pestisida yang merusak secara biologis peralatan mekanis dan teknik rekayasa transgenik kemudian rotasi tanaman Meskipun sebagian petani pertanaman campuran polikultur menggunakan teknik yang sama mereka juga menggunakan strategi pengendalian hama terpadu serta strategi yang lebih padat karya tetapi umumnya kurang bergantung pada modal bioteknologi dan energi Keanekaragaman interspesifik juga menentukan sebagian variasi makanan kita Keanekaragaman intraspesifik berupa variasi alel dalam satu spesies juga menawarkan kita pilihan untuk memilih diet Jika pertanaman tunggal mengalami kegagalan panen kita mengandalkan keanekaragaman pertanian untuk menanam kembali lahan dengan tumbuhan baru Jika tanaman gandum dihancurkan oleh hama kita mungkin menanam varietas gandum yang lebih kuat pada tahun berikutnya dengan mengandalkan keanekaragaman intraspesifik Kita juga dapat meninggalkan produksi gandum di daerah tersebut dan menanam spesies lain yang berbeda tergantung pada keanekaragaman interspesifik Bahkan masyarakat agraris yang terutama menanam secara monokultur pada titik tertentu tetap bergantung pada keanekaragaman hayati Wabah Kelaparan Besar Irlandia tahun 1846 akibat matinya tanaman kentang merupakan faktor utama dalam kematian satu juta orang dan emigrasi jutaan lainnya Hal ini diakibatkan oleh penanaman kentang yang hanya dua varietas yang keduanya rentan terhadap penyakit busuk daun akibat Phytophthora infestans yang tiba pada tahun 1845 96 Ketika rice grassy stunt virus melanda sawah dari Indonesia hingga India pada 1970 an sebanyak 6 273 varietas diuji ketahanannya Hanya satu varietas yang tahan yaitu varietas India dan telah dikenal di dunia ilmu pengetahuan sejak 1966 Varietas ini membentuk hibrida dengan varietas lainnya yang sekarang banyak ditanam 97 Ketika karat kopi akibat Hemileia vastatrix yang menyerang perkebunan kopi di Sri Lanka Brasil dan Amerika Tengah pada tahun 1970 varietas yang tahan ditemukan di Etiopia 98 Penyakit itu sendiri merupakan bentuk keanekaragaman hayati Pertanaman tunggal adalah faktor yang berkontribusi terhadap bencana pertanian termasuk runtuhnya industri anggur Eropa pada akhir abad ke 19 dan epidemi penyakit busuk daun pada jagung di Amerika Serikat bagian selatan pada tahun 1970 99 Meskipun sekitar 80 persen dari pasokan makanan manusia berasal dari 20 jenis tumbuhan saja butuh rujukan 100 manusia menggunakan setidaknya 40 000 spesies butuh rujukan Banyak orang tergantung pada spesies ini untuk makanan tempat tinggal dan pakaian butuh rujukan 100 Keanekaragaman hayati yang masih hidup menyediakan sumber daya untuk meningkatkan variasi makanan dan produk lainnya yang cocok untuk digunakan manusia meski laju kepunahan memperkecil potensi tersebut 92 Kesehatan manusia Sunting Keanekaragaman kanopi hutan di Pulau Barro Colorado Panama menghasilkan tampilan buah yang berbeda Relevansi keanekaragaman hayati terhadap kesehatan manusia menjadi isu politik internasional ketika bukti ilmiah menunjukkan implikasi kesehatan dunia akibat hilangnya keanekaragaman hayati 101 102 103 Masalah ini terkait erat dengan isu perubahan iklim 104 karena banyak risiko kesehatan yang mengantisipasi perubahan iklim dikaitkan dengan perubahan keanekaragaman hayati misalnya perubahan populasi dan distribusi vektor penyakit kelangkaan air bersih dampak terhadap keanekaragaman hayati pertanian dan sumber makanan dan lain lain Spesies yang paling mungkin hilang adalah mereka menjadi penyangga melawan penularan penyakit infeksi sementara spesies yang bertahan cenderung merupakan spesies yang meningkatkan penularan penyakit seperti pada kasus infeksi virus West Nile penyakit Lyme dan infeksi Hantavirus menurut sebuah penelitian di Universitas Cornell 105 Meningkatnya permintaan dan kurangnya ketersediaan air minum di planet ini merupakan tantangan tambahan bagi masa depan kesehatan manusia Sebagian masalahnya terletak pada keberhasilan pemasok air untuk meningkatkan suplai dan kegagalan kelompok penggerak pelestarian sumber daya air 106 Meskipun distribusi air bersih meningkat di beberapa bagian dunia tetap tidak setara Menurut WHO pada 2008 hanya 71 populasi dunia yang dapat mengakses air bersih yang bisa diminum 107 Sebagian masalah kesehatan dipengaruhi oleh keanekaragaman hayati seperti keamanan dan ketahanan pangan penyakit menular ilmu dan sumber daya kedokteran serta kesehatan sosial dan psikologis 108 Keanekaragaman hayati juga diketahui berperan penting dalam mengurangi risiko bencana dan dalam upaya pemulihan pascabencana 109 110 Keanekaragaman hayati memberi dukungan penting dalam penemuan obat dan ketersediaan sumber daya obat 111 112 Sebagianobat berasal dari sumber biologi baik secara langsung atau tidak langsung setidaknya 50 senyawa farmasi di pasar AS berasal dari tumbuhan hewan dan mikroorganisme sementara sekitar 80 populasi dunia berrgantung pada obat obatan dari alam yang digunakan baik dalam praktik medis modern maupun tradisional untuk kesehatan primer 102 Hanya sebagian kecil spesies liar yang telah diteliti untuk mengetahui potensi medisnya Keanekaragaman hayati merupakan hal penting untuk kemajuan seluruh bidang bionik Analisis pasar dan ilmu pengetahuan keanekaragaman hayati menunjukkan bahwa penurunan keluaran dari sektor farmasi sejak pertengahan 1980 an dapat dikaitkan dengan perpindahan dari eksplorasi produk alami pencarian hayati menjadi pendekatan genomik dan kimia sintetis karena nilai dari produk farmasi yang belum ditemukan mungkin tidak memberikan insentif yang cukup tinggi bagi perusahaan di pasar bebas untuk mencarinya akibat tingginya biaya riset dan pengembangan 113 sementara itu produk alami memiliki sejarah panjang dalam mendukung inovasi dalam bidang ekonomi dan kesehatan yang signifikan 114 115 Ekosistem laut sangat penting 116 walaupun pencarian hayati yang tidak sesuai dapat meningkatkan hilangnya keanekaragaman hayati serta melanggar hukum masyarakat dan negara tempat sumber tersebut diambil 117 118 119 Bisnis dan industri Sunting Traktor dan kereta gandengnya yang digunakan dalam produksi pertanian Banyak bahan baku industri diambil langsung dari sumber biologis termasuk bahan bangunan serat pewarna karet dan minyak Keanekaragaman hayati juga penting untuk keamanan sumber daya seperti air kayu kertas serat dan makanan 120 121 122 Akibatnya hilangnya keanekaragaman hayati merupakan faktor risiko yang signifikan dalam pengembangan bisnis dan ancaman bagi keberlanjutan ekonomi jangka panjang 123 124 Kenyamanan budaya dan nilai estetika Sunting Keanekaragaman hayati memperkaya kegiatan rekreasi seperti mendaki mengamati burung atau mempelajari sejarah alam Keanekaragaman hayati mengilhami musisi pelukis pemahat sastrawan dan seniman lainnya Banyak kebudayaan melihat diri mereka sebagai bagian integral dari alam yang mengharuskan mereka untuk menghormati makhluk hidup lainnya Kegiatan populer seperti berkebun memelihara ikan dan mengumpulkan spesimen sangat tergantung pada keanekaragaman hayati Jumlah spesies terlibat dalam kegiatan tersebut mencapai puluhan ribu meskipun sebagian besar tidak diperdagangkan Hubungan yang cukup kompleks dan kurang dipahami terjadi antara habitat alam asli dari hewan dan tumbuhan ini yang sering kali bersifat eksotik dengan kolektor pemasok peternak dan pelaku budi daya komersial serta orang orang yang mempromosikan pemahaman dan kenikmatan mereka Masyarakat umum memberi respons yang baik terhadap paparan organisme langka dan tidak biasa yang mencerminkan nilai yang melekat pada mereka Secara filosofis dapat dikatakan bahwa keanekaragaman hayati memiliki nilai estetika dan spiritual yang intrinsik untuk umat manusia itu sendiri Gagasan ini dapat digunakan sebagai penyeimbang terhadap anggapan bahwa hutan tropis dan ekologi alam lain hanya layak dikonservasi karena manfaat yang mereka berikan 125 Layanan ekologi Sunting Lihat pula Dampak ekologis terhadap keanekaragaman hayati Pendakian di Eagle Creek Oregon AS Keanekaragaman hayati mendukung banyak layanan ekosistem Sekarang ada bukti nyata bahwa hilangnya keanekaragaman hayati mengurangi efisiensi pada komunitas ekologis yang menangkap sumber daya biologis penting menghasilkan biomassa menguraikan dan mendaur ulang nutrisi penting biologis Ada bukti kuat bahwa keanekaragaman hayati meningkatkan stabilitas fungsi ekosistem melalui waktu Komunitas yang beragam lebih produktif karena mengandung spesies kunci yang memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas dan perbedaan sifat fungsional di antara organisme yang meningkatkan penangkapan jumlah sumber daya Dampak hilangnya keanekaragaman terhadap proses ekologis mungkin cukup besar untuk menyaingi dampak dari banyak pendorong global perubahan lingkungan lainnya Mempertahankan berbagai proses ekosistem di berbagai tempat dan waktu membutuhkan tingkat keanekaragaman hayati yang lebih tinggi dibandingkan proses tunggal di satu tempat dan waktu 93 Keanekaragaman hayati berperan dalam mengatur kimiawi atmosfer dan persediaan air kita serta terlibat secara langsung dalam pemurnian air daur ulang nutren dan penyediaan tanah yang subur Eksperimen dengan lingkungan terkendali menunjukkan bahwa manusia tidak dapat membangun ekosistem untuk mendukung kebutuhan manusia dengan mudah 126 misalnya penyerbukan serangga tidak dapat ditiru meskipun telah ada upaya untuk menciptakan penyerbuk buatan menggunakan pesawat tanpa awak 127 Kegiatan ekonomi penyerbukan saja mewakili antara 2 1 14 6 miliar pada tahun 2003 128 Jumlah spesies SuntingLihat pula Spesies dan Keanekaragaman hayati global Jumlah temuan dan perkiraan spesies di darat dan laut Menurut penelitian Mora dan rekannya jumlah spesies darat diperkirakan sekitar 8 7 juta sementara jumlah spesies laut jauh lebih rendah diperkirakan 2 2 juta Para penulis menyampaikan bahwa perkiraan ini paling diyakini untuk organisme eukariota dan kemungkinan mewakili batas bawah keanekaragaman prokariota 129 Perkiraan lain termasuk 220 000 tumbuhan berpembuluh yang jumlahnya diperkirakan menggunakan metode hubungan spesies area 130 0 7 1 juta spesies laut 131 10 30 juta serangga 132 dari sekitar 0 9 juta yang kita kenal sekarang 133 5 10 juta bakteri 134 1 5 3 juta fungi perkiraan berdasarkan data dari daerah tropis situs nontropis jangka panjang dan studi molekuler mengungkapkan spesiasi samar 135 Sekitar 0 075 juta spesies fungi didokumentasikan pada tahun 2001 136 1 juta tungau 137 Jumlah spesies mikroorganisme tidak diketahui secara pasti tetapi Ekspedisi Pengambilan Sampel Lautan Global secara dramatis meningkatkan perkiraan keanekaragaman genetik dengan mengidentifikasi sejumlah besar gen baru dari sampel plankton yang hidup di dekat permukaan di berbagai lokasi laut yang diawali pada periode 2004 2006 138 Temuan ini pada akhirnya dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam cara sains mendefinisikan spesies dan kategori taksonomi lainnya 139 140 Karena tingkat kepunahan meningkat banyak spesies yang masih ada dapat punah sebelum dideskripsikan 141 Tidak mengherankan pada filum hewan kelompok yang paling banyak dipelajari adalah burung dan mamalia sedangkan ikan dan artropoda adalah kelompok hewan yang paling sedikit dipelajari 142 Laju kehilangan spesies SuntingLihat pula Hilangnya keanekaragaman hayati Kita tidak lagi harus membenarkan keberadaan hutan tropis lembab dengan alasan lemah bahwa mereka mungkin memiliki tumbuhan obat obatan yang menyembuhkan penyakit manusia Teori Gaia memaksa kita untuk melihat bahwa mereka menawarkan lebih dari hal ini Dengan kapasitas untuk melakukan evapotranspirasi sejumlah besar uap air mereka berfungsi untuk menjaga planet ini tetap dingin dengan mengenakan kerai berupa awan putih pemantul Mengganti mereka dengan lahan pertanian dapat memicu bencana yang berskala global James Lovelock dalam Biodiversity E O Wilson Ed 143 Pada abad ke 21 penurunan keanekaragaman hayati semakin banyak diamati Pada tahun 2007 Menteri Lingkungan Federal Jerman Sigmar Gabriel mengutip perkiraan bahwa hingga 30 dari semua spesies akan punah pada tahun 2050 144 Dari jumlah tersebut sekitar seperdelapan spesies tumbuhan yang diketahui saat ini terancam punah 145 Perkiraan kepunahan mencapai 140 000 spesies per tahun berdasarkan teori spesies area 146 Angka ini menunjukkan praktik ekologi yang tidak berkelanjutan karena hanya sedikit spesies yang muncul setiap tahun butuh rujukan Hampir semua ilmuwan mengakui bahwa laju kehilangan spesies pada saat ini lebih besar dibandingkan dengan seluruh periode sejarah manusia dengan laju kepunahan terjadi ratusan kali lebih tinggi dibandingkan laju kepunahan normal 145 Pada 2012 beberapa penelitian menunjukkan bahwa 25 dari semua spesies mamalia dapat punah dalam 20 tahun 147 Secara absolut planet ini telah kehilangan 58 keanekaragaman hayati sejak tahun 1970 menurut sebuah studi 2016 oleh Dana Dunia Untuk Alam WWF 148 The Living Planet Report 2014 yang diterbitkan WWF mengklaim bahwa jumlah mamalia burung reptil amfibi dan ikan di seluruh dunia rata rata sekitar setengah ukurannya pada 40 tahun yang lalu Dari jumlah tersebut 39 merupakan angka untuk hilangnya satwa liar darat 39 untuk satwa liar laut dan 76 untuk satwa liar air tawar Keanekaragaman hayati mengalami pukulan terbesar di Amerika Latin yaitu anjlok sebesar 83 persen Negara negara berpenghasilan tinggi menunjukkan peningkatan 10 dalam keanekaragaman hayati sedangkan negara negara berpenghasilan rendah mengalami penurunan Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa negara negara berpenghasilan tinggi menggunakan sumber daya ekologis lima kali lebih banyak dibandingkan negara negara berpenghasilan rendah Meskipun demikian negara negara kaya melakukan alih daya penipisan sumber daya ke negara negara miskin yang menderita kerugian ekosistem terbesar 149 Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam PLOS One menemukan bahwa biomassa kehidupan serangga di Jerman telah menurun tiga perempat dalam 25 tahun terakhir Dave Goulson dari Universitas Sussex menyatakan bahwa penelitian mereka menunjukkan bahwa manusia tampaknya membuat bidang tanah luas yang tidak ramah untuk sebagian besar bentuk kehidupan dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju kehancuran total Armageddon ekologis Jika kita kehilangan serangga maka semuanya akan runtuh 150 Ancaman SuntingPada tahun 2006 banyak spesies secara resmi diklasifikasikan sebagai spesies langka atau genting atau terancam para ilmuwan juga memperkirakan bahwa jutaan spesies lainnya memiliki risiko yang belum diakui secara formal Sekitar 40 persen dari 40 177 spesies yang dinilai menggunakan kriteria Daftar Merah IUCN sekarang terdaftar sebagai terancam punah totalnya yaitu 16 119 151 Jared Diamond menggambarkan Kuartet Jahat yaitu pengrusakan habitat pemburuan berlebihan spesies pendatang dan kepunahan sekunder 152 Edward O Wilson lebih memilih akronim HIPPO yang merujuk pada pengrusakan habitat habitat destruction spesies invasif invasive species polusi overpopulasi manusia dan panen berlebih over harvesting 153 154 Klasifikasi yang paling otoritatif yang digunakan saat ini adalah Klasifikasi Ancaman langsung IUCN 155 versi 2 0 dirilis pada 2016 yang telah diadopsi oleh organisasi konservasi internasional utama seperti The Nature Conservancy AS World Wildlife Fund Conservation International dan BirdLife International Ada 11 ancaman langsung utama terhadap konservasi yaitu Pengembangan tempat tinggal dan area komersial area perumahan dan daerah perkotaan area komersial dan industri serta area pariwisata dan rekreasi Kegiatan pertanian dan akuakultur Pertambangan dan produksi energi Transportasi dan layanan koridor Penggunaan sumber daya hayati perburuan pembunuhan penebangan dan kegiatan perikanan Intrusi dan aktivitas manusia yang mengubah menghancurkan atau mengganggu habitat dan spesies dari kecenderungannya menunjukkan perilaku alami kegiatan rekreasional perang dan aktivitas ilegal Modifikasi sistem alami pengelolaan air penciptaan api dan proyek lainnya seperti reklamasi Spesies patogen dan gen yang invasif dan bermasalah Pencemaran Kejadian geologis yang merusak gempa bumi tsunami dan tanah longsor Perubahan iklim Pengrusakan habitat Sunting Penggundulan hutan dan meningkatnya pembangunan jalan di hutan hujan Amazon menyebabkan kekhawatiran yang signifikan karena meningkatnya perambahan manusia pada daerah liar meningkatnya ekstraksi sumber daya dan ancaman lebih lanjut bagi keanekaragaman hayati Artikel utama Pengrusakan habitat Kerusakan habitat berperan penting dalam kepunahan terutama terkait dengan kerusakan hutan tropis 156 Faktor faktor yang berkontribusi terhadap hilangnya habitat meliputi overkonsumsi overpopulasi berubahnya penggunaan tanah penggundulan hutan pencemaran pencemaran udara pencemaran air pencemaran tanah dan pemanasan global atau perubahan iklim 157 158 Ukuran habitat dan jumlah spesies saling berkaitan secara sistematis Spesies yang fisiknya lebih besar dan spesies yang tinggal di lintang rendah atau di hutan atau lautan lebih sensitif terhadap pengurangan area habitat 159 Konversi ke ekosistem standar yang sederhana misalnya pembuatan monokultur setelah penggundulan hutan secara efektif menghancurkan habitat beragam spesies yang telah menempati lokasi tersebut sebelum konversi Bahkan bentuk bentuk pertanian yang paling sederhana pun memengaruhi keanekaragaman melalui pembersihan atau pengeringan lahan mencegah gulma dan hama serta hanya mendorong sejumlah spesies tumbuhan dan hewan tertentu secara terbatas Di sejumlah negara hak milik atau lemahnya penegakan hukum dikaitkan dengan penggundulan hutan dan hilangnya keanekaragaman hayati Sebuah studi pada 2007 yang dilakukan oleh Yayasan Sains Nasional menemukan bahwa keanekaragaman hayati dan keanekaragaman genetik bersifat kodependen artinya keanekaragaman di antara spesies membutuhkan keanekaragaman dalam satu spesies dan sebaliknya Jika salah satu tipe dihapus dari sistem siklusnya dapat rusak dan komunitas menjadi didominasi oleh satu spesies 160 Saat ini ekosistem yang paling terancam merupakan ekosistem air tawar menurut Penilaian Ekosistem Milenium pada 2005 yang dikonfirmasi oleh Penilaian Keragaman Hewan Air Tawar yang diselenggarakan oleh platform keanekaragaman hayati dan Institut Prancis Institut de recherche pour le developpement 161 Kepunahan bersama adalah salah satu bentuk kerusakan habitat Hal ini terjadi ketika kepunahan atau penurunan pada satu spesies menyertai proses serupa pada spesies lainnya seperti pada tumbuhan dan kumbang 162 Sebuah laporan pada 2019 mengungkapkan bahwa lebah dan serangga penyerbuk lainnya telah dihilangkan dari hampir seperempat habitat mereka di Britania Raya Kecelakaan populasi telah terjadi sejak 1980 an dan memengaruhi keanekaragaman hayati Peningkatan pertanian industri dan penggunaan pestisida yang dikombinasikan dengan penyakit spesies invasif dan perubahan iklim mengancam masa depan serangga ini dan pertanian yang mereka dukung 163 Spesies pendatang dan invasif Sunting Artikel utama Spesies pendatang dan spesies invasif Burung Lophura nycthemera jantan asal dari Asia Timur yang telah diperkenalkan ke beberapa wilayah Eropa karena alasan hias Penghalang seperti sungai laut samudra gunung dan gurun yang besar mendorong keanekaragaman dengan memungkinkan evolusi independen di kedua sisi penghalang tersebut melalui proses spesiasi alopatrik Istilah spesies invasif diberikan pada spesies yang menembus penghalang alami yang biasanya membuat mereka terkekang Tanpa adanya penghalang spesies tersebut menempati wilayah baru sering kali menggantikan spesies asli dengan menduduki relung mereka atau dengan menggunakan sumber daya yang biasanya akan mempertahankan kehidupan spesies asli Jumlah spesies invasif telah meningkat setidaknya sejak awal 1900 an Berbagai spesies semakin banyak dipindahkan oleh manusia sengaja dan tidak sengaja Dalam beberapa kasus spesies yang berpindah mengakibatkan perubahan drastis dan kerusakan pada habitat baru mereka misalnya kerang zebra dan kumbang Agrilus planipennis di wilayah Danau Danau Besar dan ikan singa atau lepu di sepanjang pantai Atlantik Amerika Utara Beberapa bukti menunjukkan bahwa spesies invasif lebih kompetitif di habitat barunya mereka karena mereka lebih sedikit mengalami gangguan oleh patogen 164 Studi lainnya melaporkan bukti yang membingungkan yang kadang kadang menunjukkan bahwa komunitas yang kaya spesies memiliki banyak spesies asli dan eksotik secara bersamaan 165 sementara beberapa studi mengatakan bahwa ekosistem yang beragam lebih tangguh dan tahan terhadap tumbuhan dan hewan invasif 166 Pertanyaan pentingnya adalah Apakah spesies invasif menyebabkan kepunahan Banyak penelitian mengutip dampak spesies invasif pada spesies asli 167 tetapi tidak mengakibatkan kepunahan Spesies invasif tampaknya meningkatkan keanekaragaman lokal yaitu keanekaragaman alfa yang mengurangi pergantian keanekaragaman yaitu keanekaragaman beta Keanekaragaman gama secara keseluruhan dapat diturunkan karena spesies akan punah akibat sebab lainnya 168 Meskipun demikian bahkan beberapa pendatang yang paling berbahaya misalnya penyakit elm Belanda kumbang penggerek abu zamrud kumbang penggerek kastanye di Amerika Utara tidak menyebabkan spesies inangnya punah Kepunahan lokal penurunan populasi dan homogenisasi keanekaragaman hayati regional jauh lebih umum ditemukan Aktivitas manusia sering kali menjadi penyebab spesies invasif melintasi penghalang mereka 169 yang memindahkan mereka untuk dimakan atau untuk keperluan lainnya Oleh karena itu aktivitas manusia memungkinkan spesies untuk bermigrasi ke daerah baru dan dengan demikian menjadi invasif terjadi pada skala waktu yang jauh lebih pendek dibandingkan waktu alami yang diperlukan bagi suatu spesies untuk memperluas jangkauannya Tidak semua spesies pendatang bersifat invasif atau semua spesies invasif tidak sengaja didatangkan Dalam kasus kasus seperti kerang zebra invasi saluran air AS terjadi tanpa disengaja Dalam kasus lain seperti garangan di Hawaii perpindahan dilakukan dengan sengaja tetapi tidak efektif tikus yang nokturnal tidak rentan terhadap garangan yang diurnal Dalam kasus lain seperti kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia perpindahan menghasilkan manfaat ekonomi yang substansial tetapi manfaat tersebut disertai dengan konsekuensi mahal yang tidak diinginkan Pada akhirnya spesies pendatang mungkin secara tidak sengaja merugikan spesies yang tergantung pada spesies yang digantikannya Di Belgia tanaman perdu Prunus spinosa dari Eropa Timur membentuk daun lebih cepat dibandingkan rekan rekannya di Eropa Barat sehingga mengganggu kebiasaan makan kupu kupu Thecla betulae yang memakan daun Kedatangan spesies baru sering mengakibatkan spesies endemik dan spesies lokal lainnya tidak dapat bersaing dengan spesies eksotik dan tidak dapat bertahan hidup Organisme eksotik dapat berupa predator parasit atau hanya mengalahkan spesies asli untuk mendapatkan nutrisi air dan cahaya Saat ini beberapa negara telah mengimpor begitu banyak spesies eksotik terutama tanaman pertanian dan tanaman hias sehingga fauna atau flora asli mereka mungkin kalah jumlah Misalnya pengenalan kudzu dari Asia Tenggara ke Kanada dan Amerika Serikat telah mengancam keanekaragaman hayati di wilayah tertentu 170 Pencemaran genetik Sunting Artikel utama Pencemaran genetik Spesies endemik dapat terancam punah 171 melalui proses pencemaran genetik yaitu persilangan introgresi dan kelebihan genetik yang tidak terkendali Pencemaran genetik menyebabkan homogenisasi atau penggantian genom lokal sebagai hasil dari keuntungan numerik dan atau kesesuaian dari suatu spesies pendatang 172 Persilangan dan introgresi merupakan efek samping dari kedatangan dan invasi Fenomena ini dapat sangat merugikan spesies langka yang terpapar dengan spesies yang lebih berlimpah Spesies yang berlimpah dapat kawin silang dengan spesies langka dan membanjiri lungkang gennya Masalah ini tidak selalu terlihat dari pengamatan morfologis penampilan luar saja Beberapa tingkat aliran gen merupakan adaptasi normal dan tidak semua konstelasi gen dan genotipe dapat dilestarikan Namun persilangan dengan atau tanpa introgresi dapat mengancam keberadaan spesies langka 173 174 Eksploitasi berlebihan Sunting Artikel utama Eksploitasi berlebihan Eksploitasi berlebihan terjadi ketika sumber daya dikonsumsi pada tingkat yang tidak berkelanjutan Hal ini terjadi di darat dalam bentuk perburuan dan penebangan kayu yang berlebihan konservasi tanah yang buruk di bidang pertanian dan perdagangan satwa liar ilegal Sekitar 25 perikanan dunia saat ini ditangkap secara berlebihan sampai pada titik ketika biomassa mereka saat ini berada di bawah tingkat yang memaksimalkan keberlangsungan mereka 175 Hipotesis perburuan berlebihan yaitu suatu pola kepunahan hewan besar yang dihubungkan dengan pola migrasi manusia dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa kepunahan megafauna dapat terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat 176 Persilangan pencemaran erosi genetik dan keamanan pangan Sunting Kultivar gandum Yecoro kanan peka terhadap salinitas sedangkan gandum yang dihasilkan dari persilangan hibrida dengan kultivar W4910 kiri menunjukkan toleransi yang lebih besar terhadap salinitas tinggi Lihat pula Ketahanan pangan dan erosi genetik Dalam pertanian dan peternakan Revolusi Hijau memopulerkan penggunaan persilangan konvensional untuk meningkatkan hasil produksi Sering kali keturunan hasil persilangan berasal dari negara negara maju dan selanjutnya disilangkan dengan varietas lokal di negara berkembang untuk menciptakan galur berproduksi tinggi yang tahan terhadap iklim dan penyakit setempat Pemerintah dan industri lokal telah mendorong persilangan Sebelumnya lungkang gen yang sangat besar dari keturunan liar dan keturunan asli telah runtuh dan menyebabkan erosi genetik dan pencemaran genetik yang luas Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman genetik dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan 177 Organisme termodifikasi secara genetika memiliki materi genetik yang diubah oleh rekayasa genetik Tanaman rekayasa genetik telah menjadi sumber umum bagi pencemaran genetik tidak hanya pada varietas liar tetapi juga pada varietas domestik yang berasal dari persilangan klasik 178 179 180 181 182 Erosi genetik dan pencemaran genetik berpotensi menghancurkan genotipe unik sehingga bisa menciptakan ancaman terhadap ketahanan pangan Penurunan keanekaragaman genetik melemahkan kemampuan tanaman dan ternak untuk disilangkan dalam rangka melawan penyakit dan bertahan hidup dari perubahan iklim 177 Perubahan iklim Sunting Artikel utama Efek perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati tumbuhan Beruang kutub di laut es Samudra Arktik di dekat Kutub Utara Perubahan iklim mulai memengaruhi populasi beruang Pemanasan global merupakan ancaman besar bagi keanekaragaman hayati global 183 184 Misalnya terumbu karang yang menjadi titik panas keanekaragaman hayati akan hilang pada abad ini jika pemanasan global terus berlanjut dengan laju saat ini 185 186 Perubahan iklim terbukti memengaruhi keanekaragaman hayati Peningkatan karbon dioksida di atmosfer pasti memengaruhi morfologi tumbuhan 187 dan mengasamkan samudra 188 sementara perubahan suhu memengaruhi jangkauan hidup spesies 189 190 191 fenologi 192 dan cuaca 193 tetapi untungnya dampak utama yang diprediksi masih merupakan potensi yang akan muncul di masa depan Kepunahan besar belum diprediksi bahkan ketika perubahan iklim secara drastis mengubah biologi banyak spesies Pada tahun 2004 sebuah studi kolaboratif internasional di empat benua memperkirakan bahwa 10 persen spesies akan punah pada tahun 2050 karena pemanasan global Kita perlu membatasi perubahan iklim atau kita akan berada dalam kesulitan bersama banyak spesies lain mungkin punah kata Dr Lee Hannah salah satu penulis makalah dan kepala ahli biologi perubahan iklim di Pusat Ilmu Pengetahuan Keanekaragaman Hayati Terapan di Konservasi Internasional 194 Sebuah penelitian pada 2015 memperkirakan bahwa hingga 35 karnivora dan ungulata terestrial dunia akan menghadapi risiko kepunahan yang lebih tinggi pada tahun 2050 akibat efek perubahan iklim ditambah penggunaan lahan yang diprediksi dengan skenario laju pembangunan manusia masa kini 195 Perubahan iklim telah mengubah waktu ketika kelelawar ekor bebas Brasil Tadarida brasiliensis muncul untuk mencari makan menjadi senja hari Perubahan ini diyakini terkait dengan pengeringan daerah akibat kenaikan suhu Kemunculan yang lebih awal ini membuat kelelawar menjadi pemangsa yang lebih besar dan meningkatkan persaingan dengan serangga lain yang mencari makan pada waktu senja atau siang hari 196 Overpopulasi manusia Sunting Artikel utama Overpopulasi manusia Populasi dunia berjumlah hampir 7 6 miliar pada pertengahan 2017 kira kira satu miliar lebih banyak dibandingkan tahun 2005 dan diperkirakan akan mencapai 11 1 miliar pada tahun 2100 197 Sir David King mantan kepala penasihat ilmiah untuk pemerintah Inggris mengatakan pada parlemen Sudah jelas bahwa pertumbuhan populasi manusia secara besar besaran selama abad ke 20 berdampak lebih besar pada keanekaragaman hayati dibandingkan faktor tunggal lainnya 198 199 Paling tidak sampai pertengahan abad ke 21 hilangnya keanekaragaman hayati murni di seluruh dunia mungkin akan sangat bergantung pada tingkat kelahiran manusia di seluruh dunia 200 Ahli biologi seperti Paul R Ehrlich dan Stuart Pimm mencatat bahwa pertumbuhan populasi manusia dan konsumsi berlebihan adalah pendorong utama kepunahan spesies 201 202 203 Menurut sebuah studi pada tahun 2014 oleh WWF populasi manusia global sudah melebihi biokapasitas planet dibutuhkan 1 5 kali biokapasitas Bumi untuk memenuhi kebutuhan kita saat ini 204 Laporan lebih lanjut menunjukkan bahwa jika semua orang di planet ini memiliki jejak kaki dari rata rata penduduk Qatar kita akan membutuhkan 4 8 Bumi dan jika kita menjalani gaya hidup penduduk AS yang khas kita akan membutuhkan 3 9 Bumi 149 Kepunahan Holosen SuntingArtikel utama Kepunahan Holosen Tingkat penurunan keanekaragaman hayati dalam kepunahan Holosen kepunahan massal keenam setara atau melebihi tingkat penuruhan pada lima peristiwa kepunahan massal sebelumnya menurut catatan fosil 205 206 207 208 209 210 211 Hilangnya keanekaragaman hayati menyebabkan hilangnya modal alami yang menyediakan kebutuhan barang dan layanan pada ekosistem Dari perspektif metode yang dikenal sebagai Ekonomi Alam nilai ekonomi dari 17 layanan ekosistem untuk biosfer Bumi dihitung pada tahun 1997 diperkirakan memiliki nilai US 33 triliun 3 3x1013 per tahun 212 Pada tahun 2019 Platform Kebijakan Ilmu Pengetahuan Antar Pemerintah tentang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem menerbitkan Laporan Penilaian Global tentang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem sebuah studi terbesar dan paling komprehensif hingga saat ini mengenai keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem Laporan ini dibuat sebagai ringkasan bagi para pembuat kebijakan Kesimpulan utamanya yaitu Selama 50 tahun terakhir keadaan alam telah memburuk pada tingkat yang semakin cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya Penggerak utama kemunduran ini adalah perubahan dalam penggunaan lahan dan laut eksploitasi makhluk hidup perubahan iklim polusi dan spesies invasif Kelima pendorong ini pada gilirannya disebabkan oleh perilaku sosial dari konsumsi hingga tata kelola Kerusakan ekosistem mengacaukan 35 dari 44 target PBB yang dipilih termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Majelis Umum PBB untuk kemiskinan kelaparan kesehatan air iklim kota lautan dan tanah Hal ini dapat menimbulkan masalah persediaan makanan air udara umat manusia Untuk mengatasi masalah ini umat manusia akan membutuhkan perubahan transformatif termasuk pertanian berkelanjutan pengurangan konsumsi dan limbah kuota perikanan dan pengelolaan air kolaboratif Pada halaman 8 laporan ini mengusulkan ringkasan memungkinkan visi tentang kualitas hidup yang baik yang tidak memerlukan konsumsi bahan yang terus meningkat sebagai salah satu langkah utama Laporan tersebut menyatakan bahwa Beberapa jalur dipilih untuk mencapai tujuan yang terkait dengan energi pertumbuhan ekonomi industri dan infrastruktur konsumsi dan produksi berkelanjutan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 7 8 9 dan 12 serta target terkait dengan kemiskinan ketahanan pangan dan kota Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 1 2 dan 11 dapat memiliki dampak positif atau negatif yang substansial pada alam dan pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lainnya 213 214 Konservasi SuntingArtikel utama Biologi konservasi Gambar skematis yang menggambarkan hubungan antara keanekaragaman hayati layanan ekosistem kesejahteraan manusia dan kemiskinan Ekosistem 215 Ilustrasi ini menunjukkan tindakan konservasi strategi dan rencana dapat memengaruhi pendorong krisis keanekaragaman hayati saat ini pada skala lokal regional dan global Penyusutan gletser Aletsch di Pegunungan Alpen Swiss situasi pada tahun 1979 1991 dan 2002 akibat pemanasan global Biologi konservasi mulai matang pada pertengahan abad ke 20 ketika ahli ekologi naturalis dan ilmuwan lain mulai meneliti dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan penurunan keanekaragaman hayati global 216 217 218 Etika konservasi menyarankan pengelolaan sumber daya alam untuk mempertahankan keanekaragaman hayati dalam spesies ekosistem proses evolusi serta budaya manusia dan masyarakat 206 216 218 219 220 Biologi konservasi mengalami perubahan terkait rencana strategis yang akan diambil untuk melindungi keanekaragaman hayati 216 221 222 Melestarikan keanekaragaman hayati global merupakan prioritas dalam rencana konservasi strategis yang dirancang untuk melibatkan kebijakan publik dan isu yang berpengaruh di dalam masyarakat ekosistem dan budaya dalam skala lokal regional dan global 223 Rencana aksi yang disusun mengidentifikasi cara mempertahankan kesejahteraan manusia menggunakan modal alam modal pasar dan layanan ekosistem 224 225 Dalam Pedoman Uni Eropa 1999 22 EC kebun binatang digambarkan memiliki peran dalam pelestarian keanekaragaman hayati hewan liar dengan melakukan penelitian atau berpartisipasi dalam program pemuliaan Teknik perlindungan dan pemulihan Sunting Penghilangan spesies eksotik akan memungkinkan spesies yang telah terdampak negatif oleh mereka untuk memulihkan relung ekologinya kembali Spesies eksotik yang telah menjadi hama dapat diidentifikasi secara taksonomi misalnya dengan Sistem Identifikasi Otomatis Digital DAISY dengan menggunakan kode batang kehidupan 226 227 Secara praktis penghilangan hanya dilakukan pada kelompok individu besar karena pertimbangan biaya ekonomi Ketika populasi spesies asli yang tersisa di suatu daerah dapat hidup berkelanjutan dan hidupnya menjadi terjamin spesies yang hilang yang menjadi kandidat untuk reintroduksi pendatangan kembali dapat diidentifikasi menggunakan basis daya seperti Encyclopedia of Life dan Fasilitas Informasi Keanekaragaman Hayati Global Perbankan keanekaragaman hayati menempatkan nilai moneter terhadap keanekaragaman hayati Salah satu contohnya adalah Kerangka Kerja Pengelolaan Vegetasi Asli Australia Bank gen merupakan kumpulan spesimen dan materi genetik Beberapa bank bermaksud untuk memperkenalkan kembali spesies ke ekosistem misalnya melalui pembibitan pohon 228 Pengurangan dan penargetan pestisida yang lebih baik memungkinkan lebih banyak spesies yang mampu bertahan hidup di daerah pertanian dan perkotaan Pendekatan spesifik lokasi mungkin kurang berguna untuk melindungi spesies yang bermigrasi Salah satu pendekatan lain adalah membuat koridor satwa liar yang sesuai dengan pergerakan hewan Batas batas nasional dan batas lainnya dapat mempersulit pembuatan koridor Alokasi sumber daya Sunting Investasi sumber daya yang difokuskan pada area terbatas dengan potensi keanekaragaman hayati yang lebih tinggi diperkirakan membawa hasil yang lebih besar dan cepat dibandingkan menyebarkan sumber daya secara merata atau berfokus pada area yang keanekaragamannya rendah 229 Strategi kedua berfokus pada area yang mempertahankan sebagian besar keanekaragaman asli mereka yang biasanya hanya membutuhkan sedikit restorasi atau bahkan tidak ada Area ini biasanya merupakan area nonperkotaan dan nonpertanian Daerah tropis sering kali cocok dengan kedua kriteria tersebut mengingat keanekaragaman aslinya yang tinggi dan pembangunan yang relatif kurang 230 Kawasan perlindungan SuntingKawasan perlindungan dimaksudkan untuk memberikan perlindungan pada hewan liar dan habitatnya yang juga mencakup cagar hutan dan cagar biosfer 231 Kawasan perlindungan didirikan di seluruh dunia dengan tujuan spesifik untuk melindungi dan melestarikan tumbuhan dan hewan Beberapa ilmuwan meminta komunitas global untuk menetapkan 30 persen dari Bumi sebagai kawasan perlindungan pada tahun 2030 dan 50 persen pada tahun 2050 untuk mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh manusia 232 Taman nasional Sunting Taman nasional adalah area yang dipilih oleh pemerintah atau organisasi swasta untuk melindungi area tersebut secara khusus dari kerusakan atau degradasi dengan tujuan konservasi keanekaragaman hayati dan lanskap Taman nasional biasanya dimiliki dan dikelola oleh pemerintah nasional atau negara bagian Jumlah pengunjungnya dibatasi terutama untuk memasuki area rapuh tertentu Para pengunjung hanya diizinkan masuk untuk tujuan belajar budaya dan rekreasi Operasi kehutanan penggembalaan hewan dan perburuan hewan diatur sementara eksploitasi habitat atau satwa liar dilarang Cagar alam dan suaka margasatwa Sunting Cagar alam dan suaka margasatwa wildlife sanctuaries hanya bertujuan untuk mengonservasi spesies dan memiliki karakteristik Batas batasnya tidak dibatasi oleh peraturan suatu negara Pembunuhan perburuan atau penangkapan spesies apa pun dilarang kecuali oleh atau di bawah kendali otoritas tertinggi di departemen yang bertanggung jawab atas pengelolaan suaka Kepemilikan pribadi dapat diizinkan Kegiatan kehutanan dan penggunaan lainnya juga bisa diizinkan Hutan lindung Sunting Hutan memainkan peran penting untuk menyimpan berbagai spesies flora dan fauna termasuk spesies endemik Spesies tumbuhan dan hewan yang terbatas pada wilayah geografis tertentu disebut spesies endemik Pada hutan yang dilindungi hak untuk melakukan beberapa kegiatan seperti berburu dan merumput kadang kadang diberikan kepada masyarakat yang tinggal di pinggiran hutan yang mempertahankan mata pencaharian mereka sebagian atau seluruhnya dari sumber daya hutan atau produknya Hutan yang tidak diklasifikasikan memiliki karakteristik berupa hutan besar yang tidak dapat diakses banyak di antaranya yang tidak dihuni dan dinilai kurang penting secara ekologis dan ekonomis Kebun binatang Sunting Di kebun binatang hewan hidup dipelihara untuk tujuan rekreasi pendidikan dan konservasi Kebun binatang modern memiliki layanan kedokteran hewan memberikan peluang bagi spesies terancam untuk berkembang biak di penangkaran dan biasanya membangun lingkungan yang mensimulasikan habitat asli hewan dalam lingkungan perawatan mereka Kebun binatang memainkan peran utama dalam membangun kesadaran masyarakat tentang perlunya melestarikan alam Kebun botani Sunting Di kebun botani atau kebun raya tumbuhan ditanam dan dipajang terutama untuk tujuan ilmiah dan pendidikan Mereka terdiri dari koleksi tanaman hidup yang ditanam di luar ruangan atau di bawah kaca pada rumah kaca dan konservatori Kebun botani juga dapat mencakup koleksi tumbuhan kering atau herbarium dan fasilitas seperti ruang kuliah laboratorium perpustakaan museum dan penanaman eksperimental atau penelitian Status hukum Sunting Sejumlah besar usaha dilakukan untuk melestarikan karakteristik alami Air Terjun Hopetoun Australia sambil terus memungkinkan akses pengunjung Internasional Sunting Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB 1992 dan Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka CITES Konvensi Ramsar lahan basah Konvensi Bonn tentang Spesies yang Bermigrasi Konvensi Warisan Dunia secara tidak langsung dengan melindungi habitat keanekaragaman hayati Konvensi regional misalnya Konvensi Apia Perjanjian bilateral misalnya Perjanjian Burung Migrasi Jepang Australia Kesepakatan global seperti Konvensi Keanekaragaman Hayati memberikan hak nasional yang berdaulat atas sumber daya hayati bukan properti Perjanjian tersebut mengikat suatu negara untuk melestarikan keanekaragaman hayati mengembangkan sumber daya untuk keberlanjutan dan berbagi manfaat yang dihasilkan dari penggunaannya Negara dengan keanekaragaman hayati yang memungkinkan untuk melakukan pencarian hayati atau mengumpulkan produk alami mengharapkan untuk mendapat sebagian manfaat alih alih membiarkan individu atau lembaga yang menemukan sumber daya tersebut hanya untuk keperluan pribadi mereka Pencarian hayati dapat menjadi salah satu jenis pembajakan hayati ketika prinsip prinsip tersebut tidak dihormati 233 Prinsip kedaulatan dapat mengandalkan pada apa yang dikenal sebagai Perjanjian Berbagi Akses dan Perjanjian ABAs Konvensi Keanekaragaman Hayati menyiratkan persetujuan antara negara sumber dan kolektor untuk menentukan sumber daya mana yang akan digunakan dan untuk apa serta untuk menciptakan perjanjian yang adil mengenai pembagian keuntungan Uni Eropa Sunting Pada bulan Mei 2020 Uni Eropa UE menerbitkan Strategi Keanekaragaman Hayati untuk tahun 2030 Strategi ini merupakan bagian penting dari strategi mitigasi perubahan iklim Uni Eropa Dari 25 anggaran Eropa yang akan digunakan untuk memerangi perubahan iklim sebagian besar akan digunakan untuk mengembalikan keanekaragaman hayati dan solusi berbasis alam Strategi Keanekaragaman Hayati UE untuk tahun 2030 mencakup target berikutnya Melindungi 30 wilayah laut dan 30 wilayah daratan terutama hutan berumur tua Menanam 3 miliar pohon pada tahun 2030 Mengembalikan setidaknya 25 000 kilometer sungai sehingga mereka akan mengalir bebas Mengurangi penggunaan pestisida hingga 50 pada tahun 2030 Meningkatkan pertanian organik Dalam program EU terkait yaitu dari Sawah ke Garpu Fork disebutkan bahwa targetnya adalah membuat 25 pertanian UE menjadi organik pada tahun 2030 234 Meningkatkan keanekaragaman hayati di bidang pertanian Memberikan 20 miliar per tahun untuk masalah ini dan menjadikannya bagian dari praktik bisnis Menurut halaman strategi tersebut sekitar setengah dari PDB global bergantung pada alam Di Eropa banyak unsur ekonomi yang menghasilkan triliunan per tahun tergantung pada alam Manfaat Natura 2000 saja di Eropa berkisar antara 200 hingga 300 miliar per tahun 235 Hukum tingkat nasional Sunting Keanekaragaman hayati dipertimbangkan dalam beberapa keputusan politik dan hukum Hubungan antara hukum dan ekosistem telah ada sejak zaman kuno dan berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati Hal ini terkait dengan hak milik pribadi dan publik Hukum dapat menentukan perlindungan bagi ekosistem yang terancam serta berbagai hak dan kewajiban masyarakat misalnya hak memancing dan berburu butuh rujukan Hukum yang mengatur spesies muncul belakangan Hukum ini mengatur spesies apa saja yang harus dilindungi karena mereka mungkin terancam punah Undang Undang Spesies Terancam AS adalah contoh dari usaha untuk mengatasi permasalahan hukum dan spesies Hukum yang mengatur lungkang gen baru muncul sekitar seabad terakhir butuh rujukan Domestikasi dan pemuliaan tanaman bukanlah hal baru tetapi kemajuan dalam rekayasa genetik menyebabkan diciptakannya hukum yang lebih ketat yang di antaranya mengatur distribusi organisme termodifikasi secara genetik paten gen dan paten proses 236 Pemerintah masih belum memutuskan dengan pasti apakah akan berfokus pada misalnya gen genom atau organisme dan spesies butuh rujukan Akan tetapi keseragaman standar hukum yang mengatur penggunaan keanekaragaman hayati belum tercapai Bosselman berpendapat bahwa keanekaragaman hayati tidak boleh digunakan sebagai standar hukum dan mengklaim bahwa masih ada area ketidakpastian ilmiah yang menyebabkan tidak efisiennya administrasi dan meningkatkan litigasi meningkat tanpa mempromosikan tujuan pelestarian 237 India meloloskan Undang Undang Keanekaragaman Hayati pada tahun 2002 untuk mengonservasi keanekaragaman hayati di India Undang undang ini juga mencakup mekanisme pembagian manfaat secara adil dari penggunaan sumber daya hayati dan pengetahuan tradisional Batas analitikal SuntingHubungan antara taksonomi dan ukuran Sunting Dari semua spesies yang telah dideskripsikan kurang dari 1 yang telah diteliti lebih lanjut dari sekadar mencatat keberadaan mereka 238 Sebagian besar spesies Bumi merupakan mikrob Fisika keanekaragaman hayati kontemporer dianggap terpaku tegas pada dunia yang terlihat makroskopik 239 Sebagai contoh kehidupan mikrob secara metabolik dan lingkungan lebih beragam dibandingkan kehidupan multiseluler misalnya pada ekstremofil Pada pohon kehidupan didasarkan pada analisis subunit kecil RNA ribosom kehidupan yang terlihat oleh mata hanya meliputi ranting kecil yang hampir tak terlihat Hubungan terbalik antara ukuran makhluk hidup dan populasinya berulang lebih tinggi pada tangga evolusi pada perkiraan pertama semua spesies multiseluler di Bumi adalah serangga 240 Tingkat kepunahan serangga yang tinggi mendukung hipotesis kepunahan Holosen 241 242 Lihat pula SuntingBioversity International Defaunasi Hari Internasional Keanekaragaman Hayati Hukum Evolusioner Kekuatan Nol Indikator ekologi Keanekaragaman genetik Keanekaragaman spesies Negara megadiversitas Penggundulan hutan dan pemanasan global Peringatan Ilmuwan Dunia bagi KemanusiaanCatatan Sunting The bare statement that the region contains a flora rich in genera and species and of diverse geographic origin or affinity is entirely inadequate as a description of its real biological diversity The Preservation of Natural Diversity The National Forum on BioDiversity was conceived by Walter G Rosen Dr Rosen represented the NRC NAS throughout the planning stages of the project Furthermore he introduced the term biodiversity Referensi Sunting What is biodiversity PDF United Nations Environment Programme World Conservation Monitoring Centre Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2021 08 29 Diakses tanggal 2020 05 23 Gaston Kevin J 11 May 2000 Global patterns in biodiversity Nature 405 6783 220 227 doi 10 1038 35012228 PMID 10821282 Field Richard Hawkins Bradford A Cornell Howard V Currie David J Diniz Filho J 1 January 2009 Alexandre F Guegan Jean Francois Kaufman Dawn M Kerr Jeremy T Mittelbach Gary G Oberdorff Thierry O Brien Eileen M Turner John R G Spatial species richness gradients across scales a meta analysis Journal of Biogeography 36 1 132 147 doi 10 1111 j 1365 2699 2008 01963 x Gaston Kevin J Spicer John I 2013 04 22 Biodiversity An Introduction dalam bahasa Inggris John Wiley amp Sons ISBN 978 1 118 68491 7 Young Anthony Global Environmental Outlook 3 GEO 3 Past Present and Future Perspectives The Geographical Journal vol 169 2003 p 120 Tittensor Derek P Mora Camilo Jetz Walter Lotze Heike K Ricard Daniel Berghe Edward Vanden Worm Boris 28 July 2010 Global patterns and predictors of marine biodiversity across taxa Nature 466 7310 1098 1101 Bibcode 2010Natur 466 1098T doi 10 1038 nature09329 PMID 20668450 Myers Norman Mittermeier Russell A Mittermeier Cristina G Da Fonseca Gustavo A B Kent Jennifer 24 February 2000 Biodiversity hotspots for conservation priorities Nature 403 6772 853 858 Bibcode 2000Natur 403 853M doi 10 1038 35002501 PMID 10706275 McPeek Mark A Brown Jonathan M 1 April 2007 Clade Age and Not Diversification Rate Explains Species Richness among Animal Taxa The American Naturalist 169 4 E97 E106 doi 10 1086 512135 PMID 17427118 Peters Shanan Sepkoski s Online Genus Database University of Wisconsin Madison Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 08 Diakses tanggal 10 April 2013 Rabosky Daniel L 1 August 2009 Ecological limits and diversification rate alternative paradigms to explain the variation in species richness among clades and regions Ecology Letters 12 8 735 743 doi 10 1111 j 1461 0248 2009 01333 x PMID 19558515 Charles Cockell Christian Koeberl amp Iain Gilmour 18 May 2006 Biological Processes Associated with Impact Events edisi ke 1 Springer Science amp Business Media hlm 197 219 Bibcode 2006bpai book C ISBN 978 3 540 25736 3 Algeo T J Scheckler S E 29 January 1998 Terrestrial marine teleconnections in the Devonian links between the evolution of land plants weathering processes and marine anoxic events Philosophical Transactions of the Royal Society B Biological Sciences 353 1365 113 130 doi 10 1098 rstb 1998 0195 PMC 1692181 Bond David P G Wignall Paul B 1 June 2008 The role of sea level change and marine anoxia in the Frasnian Famennian Late Devonian mass extinction PDF Palaeogeography Palaeoclimatology Palaeoecology 263 3 4 107 118 doi 10 1016 j palaeo 2008 02 015 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2021 08 29 Diakses tanggal 2020 05 23 Kunin W E Gaston Kevin ed 31 December 1996 The Biology of Rarity Causes and consequences of rare common differences ISBN 978 0 412 63380 5 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 02 03 Diakses tanggal 26 May 2015 Stearns Beverly Peterson Stearns S C Stearns Stephen C 2000 Watching from the Edge of Extinction Yale University Press hlm preface x ISBN 978 0 300 08469 6 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 01 18 Diakses tanggal 30 May 2017 Novacek Michael J 8 November 2014 Prehistory s Brilliant Future The New York Times Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014 12 29 Diakses tanggal 25 December 2014 G Miller Scott Spoolman 2012 Environmental Science Biodiversity Is a Crucial Part of the Earth s Natural Capital Cengage Learning hlm 62 ISBN 978 1 133 70787 5 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 04 13 Diakses tanggal 27 December 2014 Mora C Tittensor D P Adl S Simpson A G Worm B 23 August 2011 How many species are there on Earth and in the ocean PLOS Biology 9 8 e1001127 doi 10 1371 journal pbio 1001127 PMC 3160336 PMID 21886479 Staff 2 May 2016 Researchers find that Earth may be home to 1 trillion species National Science Foundation Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 05 04 Diakses tanggal 6 May 2016 Nuwer Rachel 18 July 2015 Counting All the DNA on Earth The New York Times New York The New York Times Company ISSN 0362 4331 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 07 18 Diakses tanggal 18 July 2015 The Biosphere Diversity of Life Aspen Global Change Institute Basalt CO Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 09 02 Diakses tanggal 19 July 2015 Wade Nicholas 25 July 2016 Meet Luca the Ancestor of All Living Things The New York Times Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 07 28 Diakses tanggal 25 July 2016 Age of the Earth U S Geological Survey 1997 Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 December 2005 Diakses tanggal 10 January 2006 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Dalrymple G Brent 2001 The age of the Earth in the twentieth century a problem mostly solved Special Publications Geological Society of London 190 1 205 221 Bibcode 2001GSLSP 190 205D doi 10 1144 GSL SP 2001 190 01 14 Manhesa Gerard Allegre Claude J Duprea Bernard amp Hamelin Bruno 1980 Lead isotope study of basic ultrabasic layered complexes Speculations about the age of the earth and primitive mantle characteristics Earth and Planetary Science Letters 47 3 370 382 Bibcode 1980E amp PSL 47 370M doi 10 1016 0012 821X 80 90024 2 Schopf J William Kudryavtsev Anatoliy B Czaja Andrew D Tripathi Abhishek B 5 October 2007 Evidence of Archean life Stromatolites and microfossils Precambrian Research Earliest Evidence of Life on Earth 158 3 4 141 155 Bibcode 2007PreR 158 141S doi 10 1016 j precamres 2007 04 009 Schopf J William 29 June 2006 Fossil evidence of Archaean life Philosophical Transactions of the Royal Society B Biological Sciences dalam bahasa Inggris 361 1470 869 885 doi 10 1098 rstb 2006 1834 ISSN 0962 8436 PMC 1578735 PMID 16754604 Hamilton Raven Peter Brooks Johnson George 2002 Biology McGraw Hill Education hlm 68 ISBN 978 0 07 112261 0 Diakses tanggal 7 July 2013 Borenstein Seth 13 November 2013 Oldest fossil found Meet your microbial mom AP News Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 06 29 Diakses tanggal 2020 05 23 Pearlman Jonathan 13 November 2013 Oldest signs of life on Earth found Scientists discover potentially oldest signs of life on Earth 3 5 billion year old microbe traces in rocks in Australia The Telegraph Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 11 28 Diakses tanggal 15 December 2014 Noffke Nora Christian Daniel Wacey David Hazen Robert M 8 November 2013 Microbially Induced Sedimentary Structures Recording an Ancient Ecosystem in the ca 3 48 Billion Year Old Dresser Formation Pilbara Western Australia Astrobiology 13 12 1103 1124 Bibcode 2013AsBio 13 1103N doi 10 1089 ast 2013 1030 PMC 3870916 PMID 24205812 Ohtomo Yoko Kakegawa Takeshi Ishida Akizumi Nagase Toshiro Rosing Minik T 8 December 2013 Evidence for biogenic graphite in early Archaean Isua metasedimentary rocks Nature Geoscience 7 1 25 28 Bibcode 2014NatGe 7 25O doi 10 1038 ngeo2025 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 07 23 Diakses tanggal 2020 05 23 a b Borenstein Seth 19 October 2011 Hints of life on what was thought to be desolate early Earth Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 10 23 Diakses tanggal 2020 05 23 Bell Elizabeth A Boehnike Patrick Harrison T Mark et al 24 November 2015 Potentially biogenic carbon preserved in a 4 1 billion year old zircon PDF Proc Natl Acad Sci U S A 112 47 14518 14521 Bibcode 2015PNAS 11214518B doi 10 1073 pnas 1517557112 ISSN 1091 6490 PMC 4664351 PMID 26483481 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2015 11 06 Diakses tanggal 2020 05 23 The Cambrian Period University of California Museum of Paleontology Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 May 2012 Diakses tanggal 17 May 2012 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Sahney S Benton M J amp Falcon Lang H J 2010 Rainforest collapse triggered Pennsylvanian tetrapod diversification in Euramerica Geology 38 12 1079 1082 Bibcode 2010Geo 38 1079S doi 10 1130 G31182 1 a b Sahney S amp Benton M J 2008 Recovery from the most profound mass extinction of all time Proceedings of the Royal Society B Biological Sciences 275 1636 759 765 doi 10 1098 rspb 2007 1370 PMC 2596898 PMID 18198148 Cretaceous Tertiary mass extinction videos news and facts BBC Nature Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 June 2017 Diakses tanggal 5 June 2017 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Vignieri S 25 July 2014 Vanishing fauna Special issue Science 345 6195 392 412 doi 10 1126 science 345 6195 392 PMID 25061199 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 12 20 Diakses tanggal 2020 05 24 Sala Osvaldo E Meyerson Laura A Parmesan Camille 26 January 2009 Biodiversity change and human health from ecosystem services to spread of disease Island Press hlm 3 5 ISBN 978 1 59726 497 6 Diakses tanggal 28 June 2011 United Nations Decade on Biodiversity United Nations Educational Scientific and Cultural Organization www unesco org dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 10 09 Diakses tanggal 11 August 2017 New UN Decade on Ecosystem Restoration to inspire bold UN Environment Assembly decisions 6 March 2019 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 12 07 Diakses tanggal 2020 05 24 Staff 6 May 2019 Media Release Nature s Dangerous Decline Unprecedented Species Extinction Rates Accelerating Intergovernmental Science Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 06 14 Diakses tanggal 9 May 2019 Watts Jonathan 6 May 2019 Human society under urgent threat from loss of Earth s natural life The Guardian Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 06 14 Diakses tanggal 9 May 2019 Plumer Brad 6 May 2019 Humans Are Speeding Extinction and Altering the Natural World at an Unprecedented Pace The New York Times Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 06 14 Diakses tanggal 9 May 2019 Soule Michael E Wilcox Bruce A 1980 Conservation biology an evolutionary ecological perspective Sunder land Mass Sinauer Associates ISBN 978 0 87893 800 1 Robert E Jenkins Nature org 18 August 2011 Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 September 2012 Diakses tanggal 24 September 2011 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Wilson E O 1988 Biodiversity National Academy Press hlm vi doi 10 17226 989 ISBN 978 0 309 03739 6 PMID 25032475 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 03 24 Diakses tanggal 2020 05 24 Tangley Laura 1985 A New Plan to Conserve the Earth s Biota BioScience 35 6 334 336 341 doi 10 1093 bioscience 35 6 334 JSTOR 1309899 Wilson E O 1 January 1988 Biodiversity National Academies Press ISBN 978 0 309 03739 6 online edition Diarsipkan 13 September 2006 di Wayback Machine Global Biodiversity Assessment Summary for Policy makers Cambridge University Press 1995 ISBN 978 0 521 56481 6 Annex 6 Glossary Used as source by Biodiversity Glossary of terms related to the CBD Diarsipkan 2011 09 10 di Wayback Machine Belgian Clearing House Mechanism Retrieved 26 April 2006 Walker Brian H 1992 Biodiversity and Ecological Redundancy Conservation Biology dalam bahasa Inggris 6 1 18 23 doi 10 1046 j 1523 1739 1992 610018 x ISSN 1523 1739 Tor Bjorn Larsson 2001 Biodiversity evaluation tools for European forests Wiley Blackwell hlm 178 ISBN 978 87 16 16434 6 Diakses tanggal 28 June 2011 Davis Intro To Env Engg Sie 4E McGraw Hill Education India Pvt Ltd hlm 4 ISBN 978 0 07 067117 1 Diakses tanggal 28 June 2011 Campbell AK 2003 Save those molecules molecular biodiversity and life Journal of Applied Ecology 40 2 193 203 doi 10 1046 j 1365 2664 2003 00803 x Lefcheck Jon 20 October 2014 What is functional diversity and why do we care sample ECOLOGY Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 22 December 2015 a b Wilcox Bruce A 1984 In situ conservation of genetic resources determinants of minimum area requirements In National Parks Conservation and Development Proceedings of the World Congress on National Parks J A McNeely and K R Miller Smithsonian Institution Press pp 18 30 a b D L Hawksworth 1996 Biodiversity measurement and estimation Philosophical Transactions of the Royal Society of London Series B Biological Sciences 345 Springer hlm 6 doi 10 1098 rstb 1994 0081 ISBN 978 0 412 75220 9 PMID 7972355 Diakses tanggal 28 June 2011 Gaston Kevin J Spicer John I 13 February 2004 Biodiversity An Introduction Wiley ISBN 978 1 4051 1857 6 Mannion Philip D 1 Maret 2014 Patterns in Palaeontology The latitudinal biodiversity gradient Palaeontology Online 4 Article 3 1 8 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 03 24 Diakses tanggal 2020 10 07 A Durable Yet Vulnerable Eden in Amazonia Dot Earth blog New York Times 20 January 2010 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 01 03 Diakses tanggal 2 February 2013 Margot S Bass Matt Finer Clinton N Jenkins Holger Kreft Diego F Cisneros Heredia Shawn F McCracken Nigel C A Pitman Peter H English Kelly Swing Gorky Villa Anthony Di Fiore Christian C Voigt Thomas H Kunz 2010 Global Conservation Significance of Ecuador s Yasuni National Park PLOS ONE 5 1 e8767 Bibcode 2010PLoSO 5 8767B doi 10 1371 journal pone 0008767 PMC 2808245 PMID 20098736 Benton M J 2001 Biodiversity on land and in the sea Geological Journal 36 3 4 211 230 doi 10 1002 gj 877 a b c Mora C et al 2011 How Many Species Are There on Earth and in the Ocean PLOS Biology 9 8 e1001127 doi 10 1371 journal pbio 1001127 PMC 3160336 PMID 21886479 Mora C amp Robertson DR 2005 Causes of latitudinal gradients in species richness a test with fishes of the Tropical Eastern Pacific PDF Ecology 86 7 1771 1792 doi 10 1890 04 0883 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2016 03 04 Diakses tanggal 2020 05 27 Currie D J Mittelbach G G Cornell H V Kaufman D M Kerr J T Oberdorff T 2004 A critical review of species energy theory Ecology Letters 7 12 1121 1134 doi 10 1111 j 1461 0248 2004 00671 x Allen A P Gillooly J F Savage V M Brown J H 2006 Kinetic effects of temperature on rates of genetic divergence and speciation PNAS 103 24 9130 9135 Bibcode 2006PNAS 103 9130A doi 10 1073 pnas 0603587103 PMC 1474011 PMID 16754845 Hillebrand H 2004 On the generality of the latitudinal diversity gradient PDF The American Naturalist 163 2 192 211 doi 10 1086 381004 PMID 14970922 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2017 09 22 Diakses tanggal 2020 05 27 Karakassis Ioannis Moustakas Aristides September 2005 How diverse is aquatic biodiversity research Aquatic Ecology 39 3 367 375 doi 10 1007 s10452 005 6041 y Morand Serge Krasnov Boris R 1 September 2010 The Biogeography of Host Parasite Interactions Oxford University Press hlm 93 94 ISBN 978 0 19 956135 3 Diakses tanggal 28 June 2011 Cazzolla Gatti R 2016 The fractal nature of the latitudinal biodiversity gradient Biologia 71 6 669 672 doi 10 1515 biolog 2016 0077 Biodiversity A Z Biodiversity Hotspots Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 11 13 Diakses tanggal 2020 05 27 Myers N 1988 Threatened biotas hot spots in tropical forests Environmentalist 8 3 187 208 doi 10 1007 BF02240252 PMID 12322582 Myers N 1990 The biodiversity challenge expanded hot spots analysis PDF Environmentalist 10 4 243 256 CiteSeerX 10 1 1 468 8666 doi 10 1007 BF02239720 PMID 12322583 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2022 09 09 Diakses tanggal 2020 05 27 Tittensor D et al 2011 Global patterns and predictors of marine biodiversity across taxa PDF Nature 466 7310 1098 1101 Bibcode 2010Natur 466 1098T doi 10 1038 nature09329 PMID 20668450 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2021 08 31 Diakses tanggal 2020 05 27 McKee Jeffrey K December 2004 Sparing Nature The Conflict Between Human Population Growth and Earth s Biodiversity Rutgers University Press hlm 108 ISBN 978 0 8135 3558 6 Diakses tanggal 28 June 2011 Galindo Leal Carlos 2003 The Atlantic Forest of South America Biodiversity Status Threats and Outlook Washington Island Press hlm 35 ISBN 978 1 55963 988 0 Colombia in the World Alexander von Humboldt Institute for Research on Biological Resources Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 October 2013 Diakses tanggal 30 December 2013 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan godfrey laurie isolation and biodiversity pbs org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 22 October 2017 Madagascar A World Apart Eden Evolution www pbs org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 6 June 2019 Normile Dennis 10 September 2010 Saving Forests to Save Biodiversity Science 329 5997 1278 1280 Bibcode 2010Sci 329 1278N doi 10 1126 science 329 5997 1278 PMID 20829464 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 10 16 Diakses tanggal 28 December 2010 Rosing M Bird D Sleep N Bjerrum C 2010 No climate paradox under the faint early Sun Nature 464 7289 744 747 Bibcode 2010Natur 464 744R doi 10 1038 nature08955 PMID 20360739 a b c d e Sahney S Benton M J Ferry Paul 2010 Links between global taxonomic diversity ecological diversity and the expansion of vertebrates on land Biology Letters 6 4 544 547 doi 10 1098 rsbl 2009 1024 PMC 2936204 PMID 20106856 Alroy J Marshall CR Bambach RK Bezusko K Foote M Fursich FT Hansen TA Holland SM et al 2001 Effects of sampling standardization on estimates of Phanerozoic marine diversification Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 98 11 6261 6266 Bibcode 2001PNAS 98 6261A doi 10 1073 pnas 111144698 PMC 33456 PMID 11353852 a b Mapping the web of life Unep org Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 July 2010 Diakses tanggal 21 June 2009 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Okasha S 2010 Does diversity always grow Nature 466 7304 318 Bibcode 2010Natur 466 318O doi 10 1038 466318a Stanford researchers discover that animal functional diversity started poor became richer over time biox stanford edu 11 March 2015 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 07 11 Diakses tanggal 2020 05 29 Hautmann Michael Bagherpour Borhan Brosse Morgane Frisk Asa Hofmann Richard Baud Aymon Nutzel Alexander Goudemand Nicolas Bucher Hugo Brayard Arnaud 2015 Competition in slow motion the unusual case of benthic marine communities in the wake of the end Permian mass extinction Palaeontology 58 5 871 901 doi 10 1111 pala 12186 a b Markov AV Korotaev AV 2008 Hyperbolic growth of marine and continental biodiversity through the phanerozoic and community evolution Journal of General Biology 69 3 175 194 PMID 18677962 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 12 25 Diakses tanggal 2012 07 12 Markov A Korotayev A 2007 Phanerozoic marine biodiversity follows a hyperbolic trend Palaeoworld 16 4 311 318 doi 10 1016 j palwor 2007 01 002 National Survey Reveals Biodiversity Crisis Diarsipkan 7 June 2007 di Wayback Machine American Museum of Natural History a b Wilson Edward O 1 January 2002 The Future of Life Alfred A Knopf ISBN 978 0 679 45078 8 a b c d e Cardinale Bradley et al 2012 Biodiversity loss and its impact on humanity PDF Nature 486 7401 59 67 Bibcode 2012Natur 486 59C doi 10 1038 nature11148 PMID 22678280 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2017 09 21 Diakses tanggal 2020 05 31 Wright Richard T and Bernard J Nebel Environmental Science toward a Sustainable Future Eighth ed Upper Saddle River N J Pearson Education 2002 Daniel T C et al 21 May 2012 Contributions of cultural services to the ecosystem services agenda Proceedings of the National Academy of Sciences 109 23 8812 8819 Bibcode 2012PNAS 109 8812D doi 10 1073 pnas 1114773109 PMC 3384142 PMID 22615401 a b Vandermeer John H 2011 The Ecology of Agroecosystems Jones amp Bartlett Learning ISBN 978 0 7637 7153 9 Rice Grassy Stunt Virus Lumrix net Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 July 2011 Diakses tanggal 21 June 2009 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Wahl GM Robert de Saint Vincent B Derose ML 1984 Effect of chromosomal position on amplification of transfected genes in animal cells Nature 307 5951 516 520 Bibcode 1984Natur 307 516W doi 10 1038 307516a0 PMID 6694743 Southern Corn Leaf Blight Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2011 Diakses tanggal 13 November 2007 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b Aswathanarayana Uppugunduri 2012 Natural Resources Technology Economics amp Policy Leiden Netherlands CRC Press hlm 370 ISBN 978 0 203 12399 7 World Health Organization WHO and Secretariat of the Convention on Biological Diversity 2015 Connecting Global Priorities Biodiversity and Human Health a State of Knowledge Review Diarsipkan 2015 06 04 di Wayback Machine See also Website of the Secretariat of the Convention on Biological Diversity on biodiversity and health Diarsipkan 2022 10 20 di Wayback Machine Other relevant resources include Reports of the 1st and 2nd International Conferences on Health and Biodiversity Diarsipkan 7 January 2009 di Wayback Machine See also Website of the UN COHAB Initiative Diarsipkan 4 February 2009 di Wayback Machine a b Chivian Eric ed 15 May 2008 Sustaining Life How Human Health Depends on Biodiversity OUP US ISBN 978 0 19 517509 7 Corvalan Carlos Hales Simon Anthony J McMichael 2005 Ecosystems and Human Well being Health Synthesis World Health Organization hlm 28 ISBN 978 92 4 156309 3 2009 Climate Change and Biological Diversity Diarsipkan 2021 10 06 di Wayback Machine Convention on Biological Diversity Retrieved 5 November 2009 Ramanujan Krishna 2 December 2010 Study Loss of species is bad for your health Cornell Chronicle Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 03 03 Diakses tanggal 20 July 2011 The World Bank 30 June 2010 Water and Development An Evaluation of World Bank Support 1997 2007 World Bank Publications hlm 79 ISBN 978 0 8213 8394 0 Drinking water World Health Organization Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 05 31 Diakses tanggal 2020 05 31 Gaston Kevin J Warren Philip H Devine Wright Patrick Irvine Katherine N Fuller Richard A 2007 Psychological benefits of greenspace increase with biodiversity Biology Letters 3 4 390 394 doi 10 1098 rsbl 2007 0149 PMC 2390667 PMID 17504734 COHAB Initiative Biodiversity and Human Health the issues Cohabnet org Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 September 2008 Diakses tanggal 21 June 2009 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan World Wildlife Fund WWF Arguments for Protection website Wwf panda org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 01 09 Diakses tanggal 24 September 2011 Mendelsohn Robert Balick Michael J 1 April 1995 The value of undiscovered pharmaceuticals in tropical forests Economic Botany 49 2 223 228 doi 10 1007 BF02862929 2006 Molecular Pharming GMO Compass Retrieved 5 November 2009 GMOcompass org Diarsipkan 8 February 2008 di Wayback Machine Mendelsohn Robert Balick Michael J 1 July 1997 Notes on economic plants Economic Botany 51 3 328 doi 10 1007 BF02862103 Harvey Alan L 1 October 2008 Natural products in drug discovery Drug Discovery Today 13 19 20 894 901 doi 10 1016 j drudis 2008 07 004 PMID 18691670 Hawkins E S Reich Reich MR 1992 Japanese originated pharmaceutical products in the United States from 1960 to 1989 an assessment of innovation Clin Pharmacol Ther 51 1 1 11 doi 10 1038 clpt 1992 1 PMID 1732073 Roopesh J et al 10 February 2008 Marine organisms Potential Source for Drug Discovery PDF Current Science 94 3 292 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 11 October 2011 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Dhillion SS Svarstad H Amundsen C Bugge HC 2002 Bioprospecting Effects on environment and development Ambio 31 6 491 493 doi 10 1639 0044 7447 2002 031 0491 beoead 2 0 co 2 JSTOR 4315292 PMID 12436849 Cole A 16 July 2005 Looking for new compounds in sea is endangering ecosystem BMJ 330 7504 1350 doi 10 1136 bmj 330 7504 1350 d PMC 558324 PMID 15947392 COHAB Initiative on Natural Products and Medicinal Resources Cohabnet org Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2017 Diakses tanggal 21 June 2009 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan IUCN WRI World Business Council for Sustainable Development Earthwatch Inst 2007 Business and Ecosystems Ecosystem Challenges and Business Implications Millennium Ecosystem Assessment 2005 Ecosystems and Human Well being Opportunities and Challenges for Business and Industry Diarsipkan 2022 10 06 di Wayback Machine Business and Biodiversity webpage of the U N Convention on Biological Diversity Cbd int Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 01 Diakses tanggal 21 June 2009 WRI Corporate Ecosystem Services Review Diarsipkan 2021 04 13 di Wayback Machine See also Examples of Ecosystem Service Based Risks Opportunities and Strategies Diarsipkan 1 April 2009 di Wayback Machine Corporate Biodiversity Accounting Diarsipkan 2022 10 20 di Wayback Machine See also Making the Natural Capital Declaration Accountable Diarsipkan 2015 01 12 di Wayback Machine Tribot A Mouquet N Villeger S Raymond M Hoff F Boissery P Holon F Deter J 2016 Taxonomic and functional diversity increase the aesthetic value of coralligenous reefs PDF Scientific Reports 6 34229 Bibcode 2016NatSR 634229T doi 10 1038 srep34229 PMC 5039688 PMID 27677850 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 08 01 Diakses tanggal 2020 05 31 Broad William 19 November 1996 Paradise Lost Biosphere Retooled as Atmospheric Nightmare The New York Times Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 10 April 2013 Ponti Crystal 3 March 2017 Rise of the Robot Bees Tiny Drones Turned into Artificial Pollinators NPR Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 18 January 2018 LOSEY JOHN E VAUGHAN MACE 1 January 2006 The Economic Value of Ecological Services Provided by Insects BioScience 56 4 311 doi 10 1641 0006 3568 2006 56 311 TEVOES 2 0 CO 2 Mora Camilo Tittensor Derek P Adl Sina Simpson Alastair G B Worm Boris Mace Georgina M 23 August 2011 How Many Species Are There on Earth and in the Ocean PLOS Biology 9 8 e1001127 doi 10 1371 journal pbio 1001127 PMC 3160336 PMID 21886479 Wilson J Bastow Peet Robert K Dengler Jurgen Partel Meelis 1 August 2012 Plant species richness the world records Journal of Vegetation Science 23 4 796 802 doi 10 1111 j 1654 1103 2012 01400 x Appeltans W Ahyong S T Anderson G Angel M V Artois T and 118 others 2012 The Magnitude of Global Marine Species Diversity Current Biology 22 23 2189 2202 doi 10 1016 j cub 2012 09 036 PMID 23159596 Numbers of Insects Species and Individuals Smithsonian Institution Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 02 11 Diakses tanggal 2012 07 12 Galus Christine 5 March 2007 Protection de la biodiversite un inventaire difficile Le Monde dalam bahasa French Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 2012 07 12 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Proceedings of the National Academy of Sciences Census of Marine Life CoML News BBC co uk Diarsipkan 2022 11 04 di Wayback Machine Hawksworth D L 24 July 2012 Global species numbers of fungi are tropical studies and molecular approaches contributing to a more robust estimate Biodiversity and Conservation 21 9 2425 2433 doi 10 1007 s10531 012 0335 x Hawksworth D 2001 The magnitude of fungal diversity The 1 5 million species estimate revisited Mycological Research 105 12 1422 1432 doi 10 1017 S0953756201004725 Acari at University of Michigan Museum of Zoology Web Page Insects ummz lsa umich edu 10 November 2003 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 09 17 Diakses tanggal 21 June 2009 Fact Sheet Expedition Overview PDF J Craig Venter Institute Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 29 June 2010 Diakses tanggal 29 August 2010 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Mirsky Steve 21 March 2007 Naturally Speaking Finding Nature s Treasure Trove with the Global Ocean Sampling Expedition Scientific American Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 12 31 Diakses tanggal 4 May 2011 Article collections published by the Public Library of Science PLoS Collections doi 10 1371 issue pcol v06 i02 tidak aktif 2020 05 25 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 09 12 Diakses tanggal 24 September 2011 McKie Robin 25 September 2005 Discovery of new species and extermination at high rate The Guardian London Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 2020 05 31 Bautista L M Pantoja J C 2005 What species should we study next PDF Bull Br Ecol Soc 36 4 27 28 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2016 12 20 Diakses tanggal 2020 05 31 Richard E Leakey Roger Lewin 4 November 1996 The sixth extinction biodiversity and its survival Phoenix hlm 137 142 ISBN 978 1 85799 473 5 Diakses tanggal 27 June 2011 Gabriel Sigmar 9 March 2007 30 of all species lost by 2050 BBC News Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 11 04 Diakses tanggal 2012 07 12 a b Reid Walter V 1995 Reversing the loss of biodiversity An overview of international measures Arid Lands Newsletter Ag arizona edu Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 06 27 Diakses tanggal 2012 07 12 Pimm S L Russell G J Gittleman J L Brooks T M 1995 The Future of Biodiversity PDF Science 269 5222 347 350 Bibcode 1995Sci 269 347P doi 10 1126 science 269 5222 347 PMID 17841251 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2011 07 15 Diakses tanggal 2012 07 12 Researches find threat from biodiversity loss equals climate change threat Winnipeg Free Press 7 June 2012 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 06 14 Diakses tanggal 2012 07 12 World Wildlife Fund a b Living Planet Report 2014 PDF World Wildlife Fund diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 6 October 2014 diakses tanggal 4 October 2014 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Editor Damian Carrington Environment 18 October 2017 Warning of ecological Armageddon after dramatic plunge in insect numbers The Guardian Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 07 11 Diakses tanggal 2020 06 01 Lovett Richard A 2 May 2006 Endangered Species List Expands to 16 000 National Geographic Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 August 2017 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Moulton Michael P Sanderson James 1 September 1998 Wildlife Issues in a Changing World CRC Press ISBN 978 1 56670 351 2 Chen Jim 2003 Across the Apocalypse on Horseback Imperfect Legal Responses to Biodiversity Loss The Jurisdynamics of Environmental Protection Change and the Pragmatic Voice in Environmental Law Environmental Law Institute hlm 197 ISBN 978 1 58576 071 8 Hippo dilemma Windows on the Wild New Africa Books 2005 ISBN 978 1 86928 380 3 IUCN s Classification of Direct Threats v2 0 CMP OpenStandards org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 02 23 Diakses tanggal 22 February 2019 Ehrlich Paul R Ehrlich Anne H 1983 Extinction The Causes and Consequences of the Disappearance of Species Ballantine Books ISBN 978 0 345 33094 9 Mac Nally Ralph Bennett Andrew F Thomson James R Radford James Q Unmack Guy Horrocks Gregory Vesk Peter A July 2009 Collapse of an avifauna climate change appears to exacerbate habitat loss and degradation Diversity and Distributions dalam bahasa Inggris 15 4 720 730 doi 10 1111 j 1472 4642 2009 00578 x Nogue Sandra Rull Valenti Vegas Vilarrubia Teresa 2009 02 24 Modeling biodiversity loss by global warming on Pantepui northern South America projected upward migration and potential habitat loss Climatic Change 94 1 2 77 85 Bibcode 2009ClCh 94 77N doi 10 1007 s10584 009 9554 x ISSN 0165 0009 Drakare Stina Lennon Jack J Hillebrand Helmut 2006 The imprint of the geographical evolutionary and ecological context on species area relationships Ecology Letters 9 2 215 227 doi 10 1111 j 1461 0248 2005 00848 x PMID 16958886 Study Loss Of Genetic Diversity Threatens Species Diversity Enn com 2007 09 26 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 01 21 Diakses tanggal 2009 06 21 Ilmu Koneksi 22 Diarsipkan 2019 04 02 di Wayback Machine Juli 2008 Koh L P Dunn R R Sodhi N S Colwell R K Proctor H C Smith V S 2004 Species Coextinctions and the Biodiversity Crisis PDF Science 305 5690 1632 4 Bibcode 2004Sci 305 1632K doi 10 1126 science 1101101 PMID 15361627 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2009 03 26 Diakses tanggal 2012 07 12 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Bees and other pollinating insects have disappeared from quarter of UK habitats scientists say The Independent 2019 03 26 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 11 28 Diakses tanggal 2020 06 01 Torchin Mark E Lafferty Kevin D Dobson Andrew P McKenzie Valerie J Kuris Armand M 6 February 2003 Introduced species and their missing parasites Nature 421 6923 628 630 Bibcode 2003Natur 421 628T doi 10 1038 nature01346 PMID 12571595 Levine Jonathan M D Antonio Carla M 1 October 1999 Elton Revisited A Review of Evidence Linking Diversity and Invasibility Oikos 87 1 15 doi 10 2307 3546992 JSTOR 3546992 Levine J M 5 May 2000 Species Diversity and Biological Invasions Relating Local Process to Community Pattern Science 288 5467 852 854 Bibcode 2000Sci 288 852L doi 10 1126 science 288 5467 852 PMID 10797006 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 06 11 Diakses tanggal 2020 06 01 GUREVITCH J PADILLA D 1 September 2004 Are invasive species a major cause of extinctions Trends in Ecology amp Evolution 19 9 470 474 doi 10 1016 j tree 2004 07 005 PMID 16701309 Sax Dov F Gaines Steven D Brown James H 1 December 2002 Species Invasions Exceed Extinctions on Islands Worldwide A Comparative Study of Plants and Birds The American Naturalist 160 6 766 783 doi 10 1086 343877 PMID 18707464 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 06 11 Diakses tanggal 2020 06 01 Jude David auth ed by M Munawar 1995 The lake Huron ecosystem ecology fisheries and management Amsterdam S P B Academic Publishing ISBN 978 90 5103 117 1 Pemeliharaan CS1 Teks tambahan authors list link Are invasive plants a threat to native biodiversity It depends on the spatial scale ScienceDaily 11 April 2011 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 2020 06 01 Mooney H A Cleland EE 2001 The evolutionary impact of invasive species Proceedings of the National Academy of Sciences 98 10 5446 5451 Bibcode 2001PNAS 98 5446M doi 10 1073 pnas 091093398 PMC 33232 PMID 11344292 Glossary definitions from the following publication Aubry C R Shoal and V Erickson 2005 Grass cultivars their origins development and use on national forests and grasslands in the Pacific Northwest USDA Forest Service 44 pages plus appendices Native Seed Network NSN Institute for Applied Ecology Corvallis OR Nativeseednetwork org Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 February 2006 Diakses tanggal 21 June 2009 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Rhymer Judith M Simberloff Daniel 1996 Extinction by Hybridization and Introgression Annual Review of Ecology and Systematics 27 83 109 doi 10 1146 annurev ecolsys 27 1 83 JSTOR 2097230 Potts Bradley M Barbour Robert C Hingston Andrew B 2001 Genetic Pollution from Farm Forestry Using Eucalypt Species and Hydrids A Report for the RIRDC L amp WA FWPRDC Joint Venture Agroforestry Program RIRDC ISBN 978 0 642 58336 9 ISSN 1440 6845 RIRDC gov au RIRDC Publication No 01 114 RIRDC Project No CPF 3A Diarsipkan 5 January 2016 di Wayback Machine Australian Government Rural Industrial Research and Development Corporation Grafton R Q Kompas T Hilborn R W 2007 Economics of Overexploitation Revisited Science 318 5856 1601 Bibcode 2007Sci 318 1601G doi 10 1126 science 1146017 PMID 18063793 Burney D A Flannery T F July 2005 Fifty millennia of catastrophic extinctions after human contact PDF Trends in Ecology amp Evolution 20 7 395 401 doi 10 1016 j tree 2005 04 022 PMID 16701402 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 10 June 2010 a b Genetic Pollution The Great Genetic Scandal Diarsipkan 18 May 2009 di Wayback Machine Pollan Michael 9 December 2001 The year in ideas A TO Z Genetic Pollution By Michael Pollan The New York Times December 9 2001 The New York Times Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 06 17 Diakses tanggal 21 June 2009 Ellstrand Norman C 2003 Dangerous Liaisons When Cultivated Plants Mate with Their Wild Relatives Nature Biotechnology 22 The Johns Hopkins University Press hlm 29 30 doi 10 1038 nbt0104 29 ISBN 978 0 8018 7405 5 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 02 20 Diakses tanggal 2012 07 12 Reviewed in Strauss Steven H DiFazio Stephen P 2004 Hybrids abounding Nature Biotechnology 22 1 29 30 doi 10 1038 nbt0104 29 Zaid A 1999 Genetic pollution Uncontrolled spread of genetic information Glossary of Biotechnology and Genetic Engineering Food and Agriculture Organization of the United Nations ISBN 978 92 5 104369 1 Diakses tanggal 21 June 2009 Genetic pollution Uncontrolled escape of genetic information frequently referring to products of genetic engineering into the genomes of organisms in the environment where those genes never existed before Searchable Biotechnology Dictionary University of Minnesota Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 February 2008 The many facets of pollution Bologna University Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 04 09 Diakses tanggal 18 May 2012 Climate change and biodiversity PDF Intergovernmental Panel on Climate Change 2005 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 5 February 2018 Diakses tanggal 12 June 2012 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kannan R James D A 2009 Effects of climate change on global biodiversity a review of key literature PDF Tropical Ecology 50 1 31 39 ISSN 0564 3295 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2021 04 15 Diakses tanggal 21 May 2014 Climate change reefs and the Coral Triangle wwf panda org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 05 02 Diakses tanggal 9 November 2015 Aldred Jessica 2 July 2014 Caribbean coral reefs will be lost within 20 years without protection the Guardian Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 9 November 2015 Ainsworth Elizabeth A Long Stephen P 18 November 2004 What have we learned from 15 years of free air CO2 enrichment FACE A meta analytic review of the responses of photosynthesis canopy properties and plant production to rising CO2 New Phytologist 165 2 351 372 doi 10 1111 j 1469 8137 2004 01224 x PMID 15720649 Doney Scott C Fabry Victoria J Feely Richard A Kleypas Joan A 1 January 2009 Ocean Acidification The Other CO Problem Annual Review of Marine Science 1 1 169 192 Bibcode 2009ARMS 1 169D doi 10 1146 annurev marine 010908 163834 PMID 21141034 Loarie Scott R Duffy Philip B Hamilton Healy Asner Gregory P Field Christopher B Ackerly David D 24 December 2009 The velocity of climate change Nature 462 7276 1052 1055 Bibcode 2009Natur 462 1052L doi 10 1038 nature08649 PMID 20033047 Walther Gian Reto Roques Alain Hulme Philip E Sykes Martin T Pysek Petr 1 December 2009 Kuhn Ingolf Zobel Martin Bacher Sven Botta Dukat Zoltan Bugmann Harald Alien species in a warmer world risks and opportunities PDF Trends in Ecology amp Evolution 24 12 686 693 doi 10 1016 j tree 2009 06 008 PMID 19712994 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 2020 06 02 Lovejoy Thomas E Hannah Lee Jay 2005 Climate Change and Biodiversity Revue Scientifique et Technique International Office of Epizootics 27 New Haven Yale University Press hlm 41 55 ISBN 978 0 300 10425 7 PMID 18819663 Hegland Stein Joar Nielsen Anders Lazaro Amparo Bjerknes Anne Line Totland Orjan 1 February 2009 How does climate warming affect plant pollinator interactions Ecology Letters 12 2 184 195 doi 10 1111 j 1461 0248 2008 01269 x PMID 19049509 Min Seung Ki Xuebin Zhang Francis W Zwiers Gabriele C Hegerl 17 February 2011 Human contribution to more intense precipitation extremes Nature 470 7334 378 381 Bibcode 2011Natur 470 378M doi 10 1038 nature09763 PMID 21331039 Brown Paul 8 January 2004 An unnatural disaster The Guardian London Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 20 Diakses tanggal 21 June 2009 Visconti Piero et al February 2015 Projecting global biodiversity indicators under future development scenarios Conservation Letters 9 5 13 doi 10 1111 conl 12159 Frick W F Stepanian P M Kelly J F Howard K W Kuster C M Kunz T H amp Chilson P B 2 August 2012 Climate and Weather Impact Timing of Emergence of Bats Retrieved from https journals plos org plosone article id 10 1371 journal pone 0042737 Diarsipkan 2020 06 11 di Wayback Machine World Population Prospects 2017 PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 12 June 2018 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Citizens arrest Diarsipkan 2016 09 27 di Wayback Machine The Guardian 11 July 2007 Population Bomb Author s Fix For Next Extinction Educate Women Diarsipkan 2013 11 10 di Wayback Machine Scientific American 12 August 2008 Dumont E 2012 Estimated impact of global population growth on future wilderness extent PDF Earth System Dynamics Discussions 3 1 433 452 Bibcode 2012ESDD 3 433D doi 10 5194 esdd 3 433 2012 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2017 11 22 Diakses tanggal 2020 06 02 Pimm S L Jenkins C N Abell R Brooks T M Gittleman J L Joppa L N Raven P H Roberts C M Sexton J O 30 May 2014 The biodiversity of species and their rates of extinction distribution and protection PDF Science 344 6187 1246752 doi 10 1126 science 1246752 PMID 24876501 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2020 01 07 Diakses tanggal 15 December 2016 The overarching driver of species extinction is human population growth and increasing per capita consumption Sutter John D 12 December 2016 How to stop the sixth mass extinction CNN Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 01 12 Diakses tanggal 1 January 2017 Graham Chris 11 July 2017 Earth undergoing sixth mass extinction as humans spur biological annihilation of wildlife The Telegraph Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 12 11 Diakses tanggal 25 July 2017 Carrington Damian 30 September 2014 Earth has lost half of its wildlife in the past 40 years says WWF The Guardian Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 09 04 Diakses tanggal 20 January 2017 Dirzo Rodolfo Hillary S Young Mauro Galetti Gerardo Ceballos Nick J B Isaac Ben Collen 2014 Defaunation in the Anthropocene PDF Science 345 6195 401 406 Bibcode 2014Sci 345 401D doi 10 1126 science 1251817 PMID 25061202 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2017 05 11 Diakses tanggal 2020 06 02 In the past 500 years humans have triggered a wave of extinction threat and local population declines that may be comparable in both rate and magnitude with the five previous mass extinctions of Earth s history a b Wake D B Vredenburg V T 2008 Are we in the midst of the sixth mass extinction A view from the world of amphibians Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 105 11466 11473 Bibcode 2008PNAS 10511466W doi 10 1073 pnas 0801921105 PMC 2556420 PMID 18695221 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 08 19 Diakses tanggal 2012 07 12 Koh LP Dunn RR Sodhi NS Colwell RK Proctor HC Smith VS 2004 Species coextinctions and the biodiversity crisis Science 305 5690 1632 1634 Bibcode 2004Sci 305 1632K doi 10 1126 science 1101101 PMID 15361627 pranala nonaktif McCallum M L 2007 Amphibian Decline or Extinction Current Declines Dwarf Background Extinction Rate PDF Journal of Herpetology 41 3 483 491 doi 10 1670 0022 1511 2007 41 483 ADOECD 2 0 CO 2 ISSN 0022 1511 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 17 December 2008 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Jackson J B C 2008 Colloquium Paper Ecological extinction and evolution in the brave new ocean Proceedings of the National Academy of Sciences 105 11458 11465 Bibcode 2008PNAS 10511458J doi 10 1073 pnas 0802812105 PMC 2556419 PMID 18695220 Dunn R R 2005 Modern Insect Extinctions the Neglected Majority PDF Conservation Biology 19 4 1030 1036 doi 10 1111 j 1523 1739 2005 00078 x Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 8 July 2009 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Ceballos Gerardo Ehrlich Paul R Barnosky Anthony D Garcia Andres Pringle Robert M Palmer Todd M 2015 Accelerated modern human induced species losses Entering the sixth mass extinction Science Advances 1 5 e1400253 Bibcode 2015SciA 1E0253C doi 10 1126 sciadv 1400253 PMC 4640606 PMID 26601195 Costanza R d Arge R de Groot R Farberk S Grasso M Hannon B Limburg Karin Naeem Shahid et al 1997 The value of the world s ecosystem services and natural capital PDF Nature 387 6630 253 260 Bibcode 1997Natur 387 253C doi 10 1038 387253a0 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 26 December 2009 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Summary for policymakers of the global assessment report on biodiversity and ecosystem services of the Intergovernmental Science Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services PDF the Intergovernmental Science Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services 6 May 2019 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2019 05 14 Diakses tanggal 10 May 2019 Deutsche Welle Deutsche 6 May 2019 Why Biodiversity Loss Hurts Humans as Much as Climate Change Does Ecowatch Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 06 17 Diakses tanggal 10 May 2019 Millennium Assessment 2005 Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia Sintesis Keanekaragaman Hayati World Resources Institute Washington DC 249 250 a b c Soule M E Soule Michael E 1986 What is conservation biology BioScience 35 11 727 734 doi 10 2307 1310054 JSTOR 1310054 P Davis 1996 Museum dan Lingkungan Alam Leicester University Press a b F van Dyke 2008 Biologi Konservasi Yayasan Konsep Aplikasi ed 2 Springer Verlag hal 478 ISBN 978 1 4020 6890 4 hc Hunter ML 1996 Dasar dasar Biologi Konservasi Blackwell Science Inc Cambridge Massachusetts ISBN 0 86542 371 7 BW Bowen 1999 Melestarikan gen spesies atau ekosistem Menyembuhkan patah yayasan kebijakan konservasi Ekologi Molekuler 8 S5 S10 ME Soule ed 1986 Biologi Konservasi Ilmu kelangkaan dan keanekaragaman Sinauer Associates Inc Margules C R Pressey R L 2000 Systematic conservation planning PDF Nature 405 6783 243 253 doi 10 1038 35012251 PMID 10821285 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2009 02 05 Diakses tanggal 2012 07 12 Contoh Gascon C Collins JP Moore RD Gereja DR McKay JE dan Mendelson JR III eds 2007 Konservasi Amfibi Rencana Aksi IUCN SSC Amfibi Specialist Group Gland Swiss dan Cambridge Inggris 64pp Amphibians org Diarsipkan 2007 07 04 di Wayback Machine lihat juga Milleniumassesment org Diarsipkan 2019 10 14 di Wayback Machine Europa eu Diarsipkan 2009 02 12 di Wayback Machine Luck Gary W Daily Gretchen C Ehrlich Paul R 2003 Population diversity and ecosystem services PDF Trends in Ecology amp Evolution 18 7 331 336 doi 10 1016 S0169 5347 03 00100 9 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2006 02 19 Diakses tanggal 2012 07 12 Millenniumassessment org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015 08 13 Diakses tanggal 2012 07 12 Barcode of Life Barcoding si edu 2010 05 26 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 11 22 Diakses tanggal 2011 09 24 Pemberantasan hewan eksotis unta di Australia Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 08 01 Diakses tanggal 2012 07 12 Belgium creating 45 seed gardens gene banks with intent to reintroduction Hbvl be 2011 09 08 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 09 20 Diakses tanggal 2011 09 24 Conservationists Use Triage to Determine which Species to Save and Not Like battlefield medics conservationists are being forced to explicitly apply triage to determine which creatures to save and which to let go Diarsipkan 2013 11 02 di Wayback Machine 23 July 2012 Scientific American Jones Walters L Mulder I 2009 Valuing nature The economics of biodiversity PDF Journal for Nature Conservation 17 4 245 247 doi 10 1016 j jnc 2009 06 001 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2022 07 02 Diakses tanggal 2020 06 03 Mulongoy Kalemani Jo Chape Stuart 2004 Protected Areas and Biodiversity An Overview of Key Issues PDF Montreal Canada and Cambridge UK CBD Secretariat and UNEP WCMC hlm 15 and 25 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2017 09 22 Diakses tanggal 2020 06 06 Baillie Jonathan Ya Ping Zhang 14 September 2018 Space for nature Science 361 6407 1051 Bibcode 2018Sci 361 1051B doi 10 1126 science aau1397 PMID 30213888 Shiva Vandana January 2007 Bioprospecting as Sophisticated Biopiracy Signs Journal of Women in Culture and Society dalam bahasa Inggris 32 2 307 313 doi 10 1086 508502 ISSN 0097 9740 From Farm to Fork European Commission website European Union Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 07 07 Diakses tanggal 26 May 2020 EU Biodiversity Strategy for 2030 European Commission website European Union Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 05 26 Diakses tanggal 25 May 2020 Gene Patenting Ornl gov Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 07 10 Diakses tanggal 21 June 2009 Fred Bosselman A Dozen Biodiversity Puzzles 12 N Y U Environmental Law Journal 364 2004 PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 20 July 2011 Diakses tanggal 24 September 2011 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Wilson Edward O 2000 On the Future of Conservation Biology Conservation Biology 14 1 1 3 doi 10 1046 j 1523 1739 2000 00000 e1 x Nee S 2004 More than meets the eye Nature 429 6994 804 805 Bibcode 2004Natur 429 804N doi 10 1038 429804a PMID 15215837 Stork Nigel E 2007 Biodiversity World of insects Nature 448 7154 657 658 Bibcode 2007Natur 448 657S doi 10 1038 448657a PMID 17687315 Thomas J A Telfer M G Roy D B Preston C D Greenwood J J D Asher J Fox R Clarke R T Lawton J H 2004 Comparative Losses of British Butterflies Birds and Plants and the Global Extinction Crisis Science 303 5665 1879 1881 Bibcode 2004Sci 303 1879T doi 10 1126 science 1095046 PMID 15031508 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013 06 18 Diakses tanggal 2012 07 12 Dunn Robert R 2005 Modern Insect Extinctions the Neglected Majority Conservation Biology 19 4 1030 1036 doi 10 1111 j 1523 1739 2005 00078 x Parameter s2cid yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Bacaan lebih lanjut SuntingLeveque C amp J Mounolou 2003 Keanekaragaman Hayati New York John Wiley ISBN 0 470 84957 6 Margulis L Dolan Delisle K Lyons C Keanekaragaman Kehidupan Panduan Bergambar untuk Lima Kerajaan Sudbury Jones amp Bartlett Publishers ISBN 0 7637 0862 3 Alexander V Markov dan Andrey V Korotayev 2007 Fanerozoikum keanekaragaman hayati laut mengikuti tren hiperbolik Palaeoworld 16 4 pp 311 318 Diarsipkan 2009 04 16 di Wayback Machine Moustakas A amp I Karakassis di tekan pranala nonaktif permanen Sebuah analisis geografis dari penelitian keanekaragaman hayati akuatik diterbitkan sehubungan dengan jejak ekologis negara di mana pekerjaan dilakukan pranala nonaktif permanen Stochastic Penelitian Lingkungan dan Penilaian Risiko pranala nonaktif permanen DOI 10 1007 s00477 008 0254 2 Novacek MJ ed 2001 Krisis Keanekaragaman Hayati Kehilangan Apa Hitungan New York American Museum Buku Sejarah Alam ISBN 1 56584 570 6 D C Wawancara dengan Achim Steiner UNEP tanggung jawab Generasi kita yang Diarsipkan 2011 01 01 di Wayback Machine Pranala luar Sunting Lihat informasi mengenai biodiversity di Wiktionary Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan Keanekaragaman hayati Wikimedia Commons memiliki media mengenai Biodiversity NatureServe Portal untuk mengakses beberapa jenis data keanekaragaman hayati yang tersedia untuk umum Lembaran fakta tentang keanekaragaman hayati oleh Pusat Sistem Berkelanjutan Universitas Michigan Gambar berwarna tentang titik panas keanekaragaman hayati vertebrata Dokumen Sunting Laporan Sintesis Keanekaragaman Hayati PDF oleh Millennium Ecosystem Assessment MA 2005 Peta titik panas konservasi internasional Zhuravlev Yu N ed 2000 Strategiya sohraneniya bioraznoobraziya Sihote Alinya A Biodiversity Conservation Strategy for the Sikhote Alin Vladivostok Russian Academy of Sciences Far Eastern Branch Diarsipkan 2016 02 06 di Wayback Machine Perkakas Sunting GLOBIO program berkelanjutan untuk memetakan dampak kegiatan manusia di masa lalu saat ini dan masa depan pada keanekaragaman hayati World Map of Biodiversity peta interaktif dari United Nations Environment Programme World Conservation Monitoring Centre Biodiversity Information Serving Our Nation BISON menyediakan gerbang untuk melayani mencari memetakan dan mengunduh catatan kejadian spesies terintegrasi dari berbagai sumber data di Amerika Serikat Sumber lain Sunting Biodiversity Heritage Library Perpustakaan digital terbuka untuk literatur taksonomik Pemetaan keanekaragaman hayati Encyclopedia of Life Dokumentasi semua spesies organisme di Bumi Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Keanekaragaman hayati amp oldid 23968012