www.wikidata.id-id.nina.az
Halaman ini berisi artikel tentang pejuang Revolusi Nasional Indonesia di Kalimantan Untuk Kepala Staf TNI Angkatan Darat lihat Mulyono Untuk Presiden Indonesia dengan nama lahir yang sama lihat Joko Widodo Untuk kegunaan lain lihat Mulyono disambiguasi Moeljono Nasution 11 November 1921 15 Mei 1975 atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kapten Mulyono adalah seorang tokoh militer anggota Tentara Keamanan Rakyat TKR dan Tentara Nasional Indonesia TNI yang berperan dalam penyerbuan tentara Belanda di Pulau Kalimantan Mulyono secara khusus dihormati sebagai pahlawan di Kabupaten Seruyan Kabupaten Kotawaringin Timur Kabupaten Murung Raya dan sekitarnya Kapten MulyonoKapten Mulyono c 1946 1947 Informasi pribadiLahirMoeljono Nasution11 November 1921Magetan Jawa TimurMeninggal5 Mei 1975 1975 05 05 umur 53 Banjarmasin Kalimantan SelatanSuami istriRudji Tokon m 1951 c 1964 wbr Marine m 1964 c 1970 wbr Anak8PekerjaanTentaraKarier militerPihak Hindia Belanda Indonesia 1945 1975 Masa dinasSebelum 1942 1975PangkatLetnan KolonelSatuanInfanteriPertempuran perangRevolusi Nasional Indonesia Pertempuran Surabaya Pertempuran Lima Hari Konfrontasi Indonesia MalaysiaSunting kotak info L B Daftar isi 1 Keluarga 2 Kehidupan awal 2 1 Buronan tentara Jepang 3 Revolusi Nasional 1945 1946 3 1 Bergabung ke Badan Keamanan Rakyat 3 2 Berangkat ke Kalimantan 3 3 Menetap di Kuala Pembuang dan kembali ke Jawa 3 4 Kembali ke Kalimantan 3 5 Penyerbuan Tumbang Manjul 3 5 1 Tanggapan KNIL 3 6 Berangkat ke Kuala Tungkal 3 7 Pindah ke Singapura dan berangkat ke Sambas 4 Konfrontasi Malaysia 5 Kematian 6 Warisan 6 1 Pandangan 6 1 1 Pesanggrahan 6 2 Bendera pusaka 6 3 Perusahaan tambang misterius 7 Referensi 7 1 Kutipan 7 2 BibliografiKeluarga suntingPada awalnya Mulyono menikah dengan Rudji Tokon seorang gadis Dayak Siang Mereka menikah pada tahun 1951 dan dikaruniai lima orang anak Sutomo Mulyono Rudjito Mulyono Titin Pudjawati Indra Sakti dan Supriadi 1 Namun karena Mulyono sering berpindah tugas maka hubungannya dengan istrinya tidak berjalan dengan baik hingga akhirnya Mulyono dan Rudji bercerai pada tahun 1964 2 Beberapa bukan setelah bercerai dengan Rudji Mulyono menikahi istri keduanya Marine yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Rudji Dari pernikahannya ini ia dikaruniai tiga orang anak Tuti Marhaeni Kencana Wati Larasati dan Satria Budiono 2 Namun setelah Mulyono pindah ke Banjarmasin pada 1970 ia bercerai dengan Marine Meskipun begitu Mulyono meminta Markoni salah satu rekannya untuk menikahi Marine dan merwat anak anaknya Beberapa tahun kemudian Markoni membawa ketiga anak Mulyono ke Jakarta 3 Kehidupan awal suntingMulyono dilahirkan di Magetan Jawa Timur Ia adalah anak dari mantan wedana Magetan pada saat itu Pendidikannya dimulai dari bersekolah di Sekolah Dasar Bahasa Belanda kemudian berlanjut ke Sekolah Teknik Ratu Emma selama tiga tahun Setelah lulus Mulyono bekerja sebagai asisten di sebuah Otoritas Air Propinsi di Jawa Timur dan Madura 4 Kemudian ia bergabung dengan Korps teknik dari Tentara Kerajaan Hindia Belanda KNIL dan mendapat pangkat sersan Ia bertanggung jawab atas penjagaan para kuli yang membangun gudang senjata 5 Buronan tentara Jepang sunting Antara tahun 1942 atau 1943 Belanda menyerah kepada Kekaisaran Jepang yang menginvasi Hindia Belanda selama Perang Dunia II Namun Mulyono yang diinstruksikan oleh atasannya untuk menyerahkan posnya kepada Jepang menolak dan menembak tentara Jepang yang mendatangi posnya untuk menerima penyerahan dirinya Hal itu menyebabkan Mulyono dinyatakan sebagai buronan di Madura yang membuat Mulyono melarikan diri ke Pulau Sumatra hingga Jepang menyerah pada Agustus 1945 6 Revolusi Nasional 1945 1946 suntingArtikel utama Revolusi Nasional Indonesia Bergabung ke Badan Keamanan Rakyat sunting Setelah Jepang menyerah Mulyono kemudian pulang ke Jombang 6 Setelah itu ia bergabung ke Badan Keamanan Rakyat BKR dan dikirim ke Surabaya untuk mengepung tentara Jepang di sana Meskipun tidak memiliki jabatan militer secara formal namun Mulyono turut berperan dalam melawan tentara Inggris di Surabaya Setelah menyelesaikan tugasnya ia kembali ke Jombang dan dan memegang komando Tentara Rakyat Indonesia TRI Setelah itu ia dipindahkan ke Semarang 7 Berangkat ke Kalimantan sunting Setelah Pertempuran Lima Hari di Semarang berakhir Mulyono dan rekan rekannya bertemu dengan Zulkifli Lubis yang menanyakan apakah mereka besedia dikirim ke luar Pulau Jawa tepatnya di Kalimantan Dari sejumlah orang yang ditanya hanya Mulyono yang menyatakan kesediaannya 8 Mulyono kemudian mendapat tambahan pasukan sebanyak lima orang Sukurgani putra mantan wedana Jombang Markoni dan Alfred orang Dayak Kapuas Jauhari orang Banjar dan Gusti Rusli Noor putra Pangeran Muhammad Noor Gubernur Kalimantan Pada awalnya mereka berniat untuk berangkat pada 1 Januari 1946 namun gagal karena angin laut yang kencang Mereka baru bisa berangkat dua minggu setelahnya dan dibekali dengan persiapan logistik yang terbatas 9 Perahu mereka diduga berlabuh di Tanjung Puting Tugas utama mereka adalah untuk mengabarkan kepada desa desa di pedalaman Kalimantan bahwa Indonesia sudah benar benar merdeka serta untuk memetakan wilayah tersebut dan melakukan propaganda untuk mendukung sekaligus mempertahankan kemerdekaan 10 Menetap di Kuala Pembuang dan kembali ke Jawa sunting Mulyono dan teman temannya kemudian menetap di Kuala Pembuang ibukota Distrik Pambuang saat itu Di sana Mulyono menjalin hubungan baik dengan empat orang pelaut H Busra Ipat Ibus dan Dilah dengan harapan mereka bisa membawanya kembali ke Jawa 11 Sementara itu rekan rekan Mulyono yang lain ditugaskan ke Banjarmasin namun tidak ada yang pernah kembali Akhirnya Mulyono memilih untuk kembali ke Jawa tepatnya ke Yogyakarta untuk melapor kepada Lubis 12 Di Yogyakarta Mulyono kemudian bertemu kembali dengan Sukurgani yang ternyata berhasil kembali dari Banjarmasin dengan membawa sejumlah peta dan laporan laporan yang juga dikirimkan kepada Lubis 13 Kembali ke Kalimantan sunting Pada Juli 1946 Mulyono kembali mendapat perintah untuk menjalankan operasi inteljen ke Kalimantan Ia kemudian berangkat dari Tuban menggunakan Seri Bintang perahu yang ia beli sendiri Ia ditemani oleh empat orang pelaut Kuala Pembuang rekannya yaitu H Busra Ipat Ibus dan Dilah Kali ini ia dibekali dengan cukup banyak persenjataan di antaranya pedang samurai dua bom seberat 50 kg tujuh bom seberat 10 kg dua senjata laras panjang dan satu kotak berisi 1000 peluru 14 Lubis mengatakan bahwa bom tersebut berfungsi untuk menenggelamkan kapal Belanda yang mungkin mengepung Mulyono namun ketika Mulyono sadar bahwa kapalnya juga akan ikut tenggelam Mulyono kemudian membuang tujuh bom kecil dari kapalnya ketika mendekati Tanjung Puting 15 Segera setelah mendarat kedatangan Mulyono dan rekan rekannya diketahui oleh Belanda yang kemudian memburu mereka Hal ini membuatnya memutuskan untuk berjalan selama dua puluh hari dengan tujuan ke Tumbang Manjul 16 Bupati ketiga Seruyan Yulhaidir mengatakan 16 Kalau menurut cerita kakek saya Kapten Mulyono beserta rekannya dari Tanjung Puting berjalan di tengah hutan dan rawa rawa menuju Tumbang Manjul Setelah itu Mulyono mengirim surat kepada seorang informan yang disebut sebagai Guru Lewi bahwa dirinya adalah perwira TRI bukan seorang bandit atau penjahat Mulyono juga menjelaskan bahwa dia datang untuk melatih kader dan menyatukan berbagai kelompok berbeda yang beroperasi di sana Dukungan pertama ia dapatkan dari Markoni kemudian Jayadi Seman pemimpin kelompok TRI lain di sekitar Tumbang Manjul 17 Penyerbuan Tumbang Manjul sunting nbsp Sungai Manjul di Tumbang Manjul Mulyono menjadikan aliran sungai ini sebagai basis operasi militernya Pada Oktober 1946 tentara KNIL Belanda yang dipimpin oleh Hullenberg melakukan patroli ke Manjul dan berkemah di suatu pesanggrahan Mulyono yang telah menyadap pasukan itu kemudian mengetahui bahwa mereka berencana untuk meminta pengiriman dua pasukan dari Pontianak untuk mencegah pelarian Mulyono dan teman temannya Setelah berdiskusi dengan kelompoknya mereka sepakat untuk menyerang pasukan patroli Belanda tersebut 18 Pada jam 4 pagi Mulyono dan rekan rekannya mengepung pesanggrahan pasukan Belanda Beberapa tentara KNIL lainnya terlihat berjaga di luar pesanggrahan Segera salah seorang rekan Mulyono menghancurkan lampu petromaks pesanggrehan dan keadaan sekitar segera menjadi gelap 19 Kelompok Mulyono kemudian mulai membantai satu persatu pasukan KNIL di dalam pesanggrahan termasuk Hullenberg 19 Keadaan segera menjadi kacau dengan beberapa orang Belanda yang mengambil senjata api dan menembakkannya secara acak 20 Salah seorang rekan Mulyono Markasan secara tidak sengaja melukai sepupunya sendiri dengan parang yang akhirnya membuat sepupunya meninggal dunia Hal ini membuat Markasan menjadi marah dan segera mengamuk serta membantai seluruh orang Belanda yang ada di pesanggrehan itu 21 Menurut cucu Markasan Syahran kejadian itu membuat Markasan menyimpan dendam terhadap pasukan KNIL meskipun Syahran menyatakan bahwa dirinya melupakan nama sepupu Markasan yang tewas tersebut 22 Syahran hanya menceritakan bahwa Markasan kemudian selalu diburu oleh Belanda dan menyebabkan ia selalu bersembunyi di dalam hutan Pada akhirnya Markasan berhasil ditangkap oleh Belanda karena salah seorang warga berkhianat dan melaporkan tempat persembunyian Markasan Pada akhirnya Markasan ditangkap dan disiksa kemudian ditembak mati dihadapan istri dan anaknya sendiri yang merupakan nenek dan ayah Syahran 23 Meskipun begitu dikabarkan bahwa tentara KNIL Belanda sempat melakukan serangan balasan Mereka menembaki Mulyono dan kemudian melarikan diri menggunakan perahu sampan 24 Salah satu rekan Mulyono Rawi kemudian melompat ke Sungai Manjul untuk menyelamatkan diri dari tembakan pasukan KNIL Penduduk Tumbang Manjul mengeklaim bahwa jejak telapak kaki Rawi yang melompat dari jendela pesanggrahan masih ada hingga sekarang dan terdapat di kayu ulin yang menancap di dasar sungai 25 Pada awalnya Mulyono mengira Rawi tenggelam namun kemudian Rawi muncul kembali ke permukaan sungai 26 Sebelum melarikan diri Mulyono melepaskan salah satu tawanan Belanda untuk membawakan atasannya sebuah surat yang berisi pernyataan bahwa Mulyono adalah orang yang bertanggung jawab atas penyerangan ini dan penyerangan ini tidak ada hubungannya dengan masyarakat setempat Beberapa hari kemudian Mulyono dan rekan rekannya meninggalkan Kalimantan menuju Jepara 27 Tanggapan KNIL sunting KNIL Belanda dikabarkan sangat marah atas penyerangan ini Sejak Desember 1946 sampai akhir Maret 1947 Belanda melakukan operasi pembersihan TRI secara besar besaran di sepanjang Sungai Manjul sampai ke desa paling utara di Pambuang meskipun operasi tersebut juga mendapatkan berbagai perlawanan dari pendukung TRI di Kalimantan 28 Dalam operasi tersebut tercatat ada 18 orang anggota TRI yang gugur sementara banyak warga sipil yang ditangkap dan disiksa karena dianggap mendukung aksi TRI 29 Pada akhirnya jumlah anggota TRI di Kalimantan mengalami penurunan besar besaran dan banyak petinggi TRI di Kalimantan yang ditangkap dan dipenjara 30 Berangkat ke Kuala Tungkal sunting Mulyono melaporkan kepada Lubis bahwa kabar penyerbuan di Manjul sudah menyebar hingga ke Sampit dan kini dirinya telah menjadi salah satu buronan yang paling dicari oleh Belanda 31 32 Lubis kemudian memberikan instruksi baru yaitu untuk melatih kader baru di Kuala Tungkal dan Tambilahan 31 33 Mulyono berangkat ke Kuala Tungkal pada Januari 1947 dan dengan cepat berhasil mengumpulkan 200 orang Banjar di Kuala Tungkal dan Tambilahan 34 200 orang yang telah direkrut kemudian didaftarkan ke Tentara Nasional Indonesia TNI 35 36 Pindah ke Singapura dan berangkat ke Sambas sunting Pada Januari 1948 Mulyono bekerja sebagai pelaut pada sebuah tongkang bermotor dari Singapura tujuan utamanya adalah agar ia bisa keluar dari Kuala Tungkal Dia bekerja di tongkang ini selama dua bulan pelayarannya di Singapura Ketika ia tiba di Singapura Mulyono sempat kebingungan karena tidak memiliki keluarga atau teman di Singapura Dalam kebingungan itu Mulyono tiba tiba bertemu dengan Jayadi Seman rekan satu tim ketika menyerbu tentara Belanda di Tumbang Manjul 37 38 Jayadi sendiri mengaku sudah menetap di Singapura dan saat ini menjadi seorang pedagang Jayadi mengajak Mulyono untuk tinggal di rumahnya sebelum pergi ke Sambas Selama tinggal di rumah Jayadi Mulyono menceritakan bahwa ia mendapat tugas baru untuk melakukan operasi inteljen di Borneo Barat Jayadi sendiri bercerita kepada Mulyono bahwa dia yang ditugasi sebagai kepala persiapan lapangan untuk wilayah Borneo 39 Untuk menyeberang ke Sambas Mulyono menumpang tongkang bermotor milik Abdurachman mitra Jayadi di persiapan lapangan dan agen di Borneo Barat 39 Hingga akhirnya ia berhasil sampai di Sambas Namun ketika ia sampai di Sambas ia ditangkap oleh tentara Belanda pada 23 September 1948 yang kemudian menginterogasinya terkait penyerbuan Tumbang Manjul dan kariernya di TRI Mulyono kemudian berhasil selamat dan kemudian pindah ke Banjarmasin untuk berpartisipasi dalam sebuah perundingan dengan Belanda yang bertujuan agar Borneo Selatan tidak dimasukkan dalam Negara Federal Kalimantan 40 41 Konfrontasi Malaysia suntingInformasi lebih lanjut Konfrontasi Indonesia Malaysia Mulyono kemudian pindah ke Puruk Cahu sekitar tahun 1950 an 42 Diduga Mulyono juga membangun salah satu basis militer di Puruk Cahu sama seperti di Tumbang Manjul Diketahui bahwa selama menetap di Puruk Cahu Mulyono pernah dikunjungi oleh Jenderal Ahmad Yani dan Agus Siswandi dari Jakarta Kunjungan itu terjadi sekitar tahun 1964 setahun sebelum Jenderal Yani terbunuh pada peristiwa Gerakan 30 September 43 Setelah kunjungan tersebut Mulyono mempersiapkan 162 orang pemuda yang kemudian menyerang Serawak di Malaysia Penyerangan ini dikatakan telah menarik banyak perhatian dari kalangan internasional 44 Presiden Indonesia Soekarno secara khusus menyebut penyerangan ini dalam pidatonya 45 Mati satu tumbuh seribu Mati seribu tumbuh sepuluh ribu Padahal gerilyawan yang ada di perbatasan Malaysia hanya ada seratus enam puluh dua orang Setahun kemudian Mulyono menarik pasukannya dari Serawak dikarenakan kondisi yang dinilai tidak kondusif ditambah dengan adanya pemberontakan Partai Komunis Indonesia Upaya untuk merebut Serawak mulai melemah ditambah dengan pemerintahan Presiden kedua Soeharto yang sepakat untuk berdamai dengan Malaysia 46 Kematian suntingPada tahun 1975 Mulyono mendapat tugas ke Kalimantan Timur Nama daerah pastinya tidak diketahui Dalam perjalanannya menuju Kalimantan Timur Mulyono menaiki sebuah perahu motor bersama beberapa orang penumpang lainnya 47 Namun perahu motor tersebut kemudian mengalami kecelakaan Badan perahu motor menabrak tebing batu dan perahu motor tersebut kemudian terbalik dan akhirnya pecah Sementara itu badan Mulyono terjepit di antara batu besar dan badan perahu motor Meskipun begitu ia dilaporkan sempat berusaha untuk membantu penumpang lain yang terjebak di sekitarnya 48 Hal ini berlanjut hingga ia merasakan sakit di bagian dadanya Mulyono segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat kemudian dipindah ke Rumah Sakit Suaka Insani di Banjarmasin 48 Setelah mendapatkan perawatan di Banjarmasin diketahui bahwa paru paru Mulyono pecah akibat terjepit di antara perahu motor dan batu besar tersebut Mulyono akhirnya meninggal dunia pada 11 Mei 1975 di Banjarmasin 49 Ia kemudian dimakamkan di Makam Pahlawan Banjarmasin 50 Warisan suntingPandangan sunting Pandangan mengenai Mulyono umumnya positif pandangan positif ini datang terutama dari masyarakat Kabupaten Seruyan lokasi di mana Tumbang Manjul yang menjadi basis operasi militer Mulyono berada Di Seruyan Mulyono telah dianggap sebagai pahlawan yang memberantas penjajahan dan merelakan dirinya menjadi buronan Belanda 51 Misalnya Bupati Seruyan Yulhaidir yang mengatakan 52 Kapten Mulyono bagi masyarakat Seruyan bukan sekadar pelatih militer dan komandan penyerangan markas Belanda di pesanggrahan Tumbang Manjul tetapi sosok pemberani dan penyemangat bagi masyarakat Seruyan Yulhaidir juga menyatakan bahwa cerita tentang Mulyono sudah sangat terkenal di Kabupaten Seruyan bahkan ia memperkirakan bahwa seluruh Kalimantan Tengah mungkin sudah tahu mengenai Mulyono 53 Bandar Udara Kapten Mulyono di Kuala Pembuang dinamai berdasarkan namanya dan penggantian nama ini diresmikan oleh Bupati Seruyan kedua Sudarsono 54 Mulyono juga sempat direncanakan akan diusulkan sebagai Pahlawan nasional Indonesia meskipun kelanjutan dari rencana ini tidak bisa dipastikan 55 56 Meskipun begitu hanya sedikit referensi yang membahas mengenai kehidupan Mulyono Di antara referensi yang membahas kehidupannya adalah buku autobiografi Zulkifli Lubis atasan Mulyono sekaligus orang yang digelari sebagai Bapak intelijen Indonesia 57 Selain itu nama Mulyono sebagai pahlawan mulai dilupakan oleh masyarakat Kalimantan Tengah sehingga hanya sedikit ingatan yang tersisa mengenai dirinya 58 Nama Mulyono telah dijadikan sebagai nama jalan di Tumbang Manjul Kuala Pembuang dan daerah sekitarnya termasuk di Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Kotawaringin Timur 50 Pada awalnya terdapat jalan yang diberi nama Mulyono di Palangka Raya yang terletak di dekat rumah jabatan Gubernur Kalimantan Tengah Namun nama jalan tersebut dilaporkan menghilang dan saat ini jalan tersebut tidak memiliki nama Dilaporkan bahwa terdapat kecurigaan akan adanya unsur kesengajaan dibalik hilangnya nama jalan tersebut 59 Pesanggrahan sunting Pesanggrahan Tumbang Manjul sering disebut oleh masyarakat sekitar sebagai Balai yang dulunya menjadi tempat di mana Mulyono dan teman temannya membantai pasukan Belanda pada peristiwa penyerbuan Tumbang Manjul saat ini dijadikan sebagai tempat pertemuan para tokoh masyarakat di wilayah itu 60 Di dinding pesanggrahan yang terbuat dari kayu ulin terdapat sisa sisa bekas lubang peluru dan sebuah bekas sabetan mandau Dikabarkan bahwa para pasukan TRI yang melakukan penyerbuan tersebut melarang anak dan cucunya untuk membongkar bekas sabetan mandau tersebut dengan tujuan untuk mengingatkan pemuda pemuda masa depan tentang penyerbuan tersebut 61 Abdul Kasi tokoh masyarakat Tumbang Manjul menceritakan bahwa kakeknya Duwam Buntal salah satu anggota TKR yang ikut serta dalam penyerbuan pernah berpesan kepadanya agar bekas sabetan mandau di dinding kayu ulin jangan dibongkar 61 Pemerintah Kabupaten Seruyan sempat merenovasi pesanggrahan tersebut karena sudah terlalu tua Bangunan tersebut dipugar dengan bentuk yang lebih kuat dan di dalam pesanggrahan ditambahkan beberapa kamar 62 Bendera pusaka sunting Salah satu sisa sisa dari perjuangan Mulyono dan kelompoknya adalah sebuah bendera merah putih yang saat ini disimpan di Tumbang Laku Mayoritas masyarakat percaya bahwa bendera tersebut dibawa oleh kelompok TRI pimpinan Mulyono yang bertujuan untuk membuktikan bahwa Indonesia benar benar sepenuhnya merdeka 63 Sementara itu pendapat lain menyatakan bahwa bendera itu dibawa langsung oleh Tjilik Riwut Gubernur Kalimantan Tengah untuk dikibarkan pada Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 64 Yulhaidir bupati Seruyan memiliki versi tersendiri Menurutnya bendera tersebut dibawa oleh kakeknya Jamhir bin Matnor dari Banjarmasin kemungkinan juga atas komando Mulyono 65 Jamhir sendiri membawa banyak bendera serupa untuk dibagikan ke setiap desa dengan tujuan untuk meyakinkan penduduk desa bahwa Indonesia benar benar sudah merdeka 66 Pada akhirnya Jamhir diburu oleh tentara Belanda dan terpaksa mengganti namanya menjadi Ijam bin Nor 67 Selama masa pemerintahan Sudarsono sebagai bupati pemerintah telah membuatkan peti kayu berukuran 40 70 cm sebagai tempat penyimpanan bendera tersebut setelah sebelumnya bendera tersebut disimpan di dalam sebuah lemari pakaian 68 Bendera itu sendiri hanya akan dikeluarkan pada saat Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia saja 69 Perusahaan tambang misterius sunting Di daerah Puruk Cahu Mulyono mendirikan sebuah perusahaan tambang berbasis perseroan terbatas yang bernama PT Mulyono Mining Coorperation Lokasi tambangnya adalah di Indo Muro Puruk Cahu dan sejumlah tempat lain Perusahaan ini bekerja sama dengan sejumlah negara seperti Australia dan Amerika Serikat Salah satu nama yang diingat adalah Mr Parker seorang warga Amerika 70 Mulyono mempercayakan perusahaannya kepada teman temannya termasuk Markoni Gatot Tondo Widigdo dan Hendro Sujiati Namun mereka semua telah meninggal dunia Anak anak Mulyono dikabarkan ikut menandatangani kepemilikan saham perusahaan ayahnya 71 Meskipun begitu hingga saat ini tidak diketahui di mana lokasi fisik perusahaan ini berada Satu satunya yang diketahui adalah Mulyono yang bekerjasama dengan Mr Parker dan putranya Mr Robin untuk mengurus tambang di Puruk Cahu namun sebelum hal itu terlaksana Mulyono terlebih dahulu meninggal dunia pada tahun 1975 72 Referensi suntingKutipan sunting Ekpres 2019 hlm 40 a b Ekpres 2019 hlm 41 Ekpres 2019 hlm 42 Ekpres 2019 hlm 1 Ekpres 2019 hlm 1 2 a b Ekpres 2019 hlm 2 Ekpres 2019 hlm 3 4 Ekpres 2019 hlm 3 Ekpres 2019 hlm 4 Ekpres 2019 hlm 5 Ekpres 2019 hlm 7 Ekpres 2019 hlm 8 Ekpres 2019 hlm 8 9 Ekpres 2019 hlm 9 Ekpres 2019 hlm 9 10 a b Ekpres 2019 hlm 10 Ekpres 2019 hlm 10 11 Ekpres 2019 hlm 11 a b Ekpres 2019 hlm 12 Ekpres 2019 hlm 12 13 Ekpres 2019 hlm 57 Ekpres 2019 hlm 58 Ekpres 2019 hlm 57 59 Ekpres 2019 hlm 95 Ekpres 2019 hlm 96 Ekpres 2019 hlm 97 98 Ekpres 2019 hlm 13 14 Ekpres 2019 hlm 19 Ekpres 2019 hlm 19 20 Ekpres 2019 hlm 20 a b Ekpres 2019 hlm 21 Cribb 1986 hlm 216 Cribb 1986 hlm 217 Ekpres 2019 hlm 22 Ekpres 2019 hlm 23 Cribb 1986 hlm 278 Ekpres 2019 hlm 24 Cribb 1986 hlm 218 a b Ekpres 2019 hlm 25 Ekpres 2019 hlm 26 27 Cribb 1986 hlm 218 219 Ekpres 2019 hlm 33 Ekpres 2019 hlm 35 Ekpres 2019 hlm 35 36 Ekpres 2019 hlm 37 Ekpres 2019 hlm 37 38 Ekpres 2019 hlm 114 a b Ekpres 2019 hlm 115 Ekpres 2019 hlm 115 116 a b Ekpres 2019 hlm 116 Ekpres 2019 hlm xiv xv Ekpres 2019 hlm vi Ekpres 2019 hlm 58 59 Febriyana Wahyu Kapten Mulyono Resmi Menjadi Nama Bandara di Seruyan mmckalteng Diakses tanggal 2023 10 20 Home Terkini News Top Terpopuler Nusantara Nasional Daerah Kabar Internasional Bisnis 2022 11 11 Pemkab Seruyan usulkan Kapten Mulyono jadi pahlawan nasional Antara News Kalteng Diakses tanggal 2023 10 20 Rafliansyah Dody 2022 11 11 Pemkab Seruyan Usulkan Kapten Mulyono Jadi Pahlawan Nasional Mata Kalteng Diakses tanggal 2023 10 20 Ekpres 2019 hlm xiii Ekpres 2019 hlm xv Ekpres 2019 hlm 117 Ekpres 2019 hlm 78 a b Ekpres 2019 hlm 79 Ekpres 2019 hlm 79 80 Ekpres 2019 hlm 69 71 Ekpres 2019 hlm 72 Ekpres 2019 hlm 73 Ekpres 2019 hlm 74 Ekpres 2019 hlm 75 77 Ekpres 2019 hlm 70 Ekpres 2019 hlm 70 71 Ekpres 2019 hlm 107 Ekpres 2019 hlm 108 109 Ekpres 2019 hlm 110 111 Bibliografi sunting Ekpres Palangka 2019 Pertempuran Tumbang Manjul Menelusuri jejak Kapten Mulyono di Tanah Dayak Idea Press Yogyakarta ISBN 978 6237085058 Cribb Robert 1986 The adventures of Captain Mulyono Indonesian intelligence operations in Kalimantan 1946 1948 Australia Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kapten Mulyono amp oldid 25223835