www.wikidata.id-id.nina.az
Kakapo Status konservasi Kritis IUCN 3 1 1 Klasifikasi ilmiah Kerajaan Animalia Filum Chordata Kelas Aves Ordo Psittaciformes Superfamili Strigopoidea Famili Strigopidae Genus StrigopsG R Gray 1845 Spesies S habroptilus Nama binomial Strigops habroptilusG R Gray 1845 Kakapo Maori kakapō berarti bayan malam Strigops habroptilus dari Yunani strix genitif strigos burung hantu dan ops wajah dan habros halus dan ptilon bulu juga disebut betet burung hantu adalah spesies bayan nokturnal dengan bintik bintik wajah sempurna berbulu hijau kuning yang endemik dari Selandia Baru 2 Hewan ini memiliki wajah bundar datar bersensor yang berbeda bulu seperti vibrissa paruh abu abu lebar lengan pendek kaki lebar dengan sayap dan ekor relatif pendek Kombinasi fisik dan perilaku ini menjadikan hewan ini unik dari jenis jenis lain ia merupakan satu satunya bayan di dunia yang tidak dapat terbang bayan terberat nokturnal herbivora memiliki dimorfisme seksual dalam ukuran tubuh memiliki tingkat metabolisme dasar rendah induk jantan tidak mengasuh anak dan merupakan satu satunya bayan yang memiliki perpaduan sistem perkembangbiakan lek Hewan ini juga kemungkinan satu satunya burung yang hidup paling lama di dunia 3 Anatominya mencirikan kecenderungan evolusi burung di kepulauan terpencil samudra yang memiliki sedikit pemangsa dan makanan yang berlimpah pencapaian termodinamik yang efisien atas kemampuan terbang kurangnya otot sayap lunas susut pada tulang dada merupakan bentuk badan sempurna 3 Kakapo dimasukkan sebagai spesies yang kritis hanya 86 individu hidup yang diketahui seluruhnya telah diberi nama 4 Nenek moyang Kakapo bermigrasi ke kepulauan Selandia Baru saat zaman prasejarah tidak adalanya mamalia pemangsa hewan ini kehilangan kemampuan terbang Akibat kolonisasi orang Polinesia dan Eropa dan masuknya pemangsa baru seperti kucing tikus dan cerpelai banyak kakapo yang dimangsa Usaha konservasi dimulai tahun 1890 an tetapi hewan ini tidak berhasil hingga implementasi Rencana Pemulihan Kakapo tahun 1980 an Saat November 2005 Kakapo diselamatkan dari empat predator bebas pulau di pulau Maud Chalky Te Kakahu Codfish Whenua Hou dan Anchor Kakapo dimonitor secara dekat 3 Dua pulau Fiordland besar Resolution dan Secretary telah menjadi subyek aktivitas restorasi ekologi skala besar untuk mempersiapkan ekosistem penopang sendiri dengan habitat yang pantas untuk Kakapo Konservasi Kakapo telah membuat spesies ini dikenal Banyak buku dan dokumenter yang mendetail tentang Kakapo diproduksi dalam tahun tahun berdekatan satu yang paling awal berjudul Two in the Bush karya Gerald Durrell untuk BBC tahun 1962 5 Dua dokumenter sangat signifikan hasil buatan NHNZ adalah Kakapo Night Parrot 1982 dan To Save the Kakapo 1997 Satuan Sejarah Alam BBC juga membahas Kakapo meliputi rangkaian dengan Sir David Attenborough dalam The Life of Birds Kakapo juga merupakan salah satu hewan yang terancam hingga Douglas Adams dan Mark Carwardine mengatur pencarian untuk serial radio dan buku Last Chance to See Kakapo seperti banyak spesies burung lain memiliki sejarah penting terhadap Maori orang pribumi Selandia Baru sehingga muncul dalam banyak legenda dan cerita rakyat tradisional Daftar isi 1 Deskripsi 1 1 Klasifikasi 2 Ekologi dan perilaku 2 1 Pola makan 2 2 Reproduksi 3 Konservasi 3 1 Dampak manusia 3 2 Usaha perlindungan awal 3 3 Usaha konservasi 1950 1989 3 4 Rencana pemulihan Kakapo 4 Dalam budaya Maori 4 1 Untuk hidangan dan pakaian 5 Media 6 Referensi 7 Bacaan lebih lanjut 8 Pranala luarDeskripsi sunting nbsp Foto Kakapo berusia 1 tahun di Pulau Codfish Kakapo adalah betet yang berukuran besar dan gemuk jantan memiliki panjang hingga 60 sentimeter dan berat antara 2 hingga 4 kilogram ketika dewasa 6 Kakapo tidak dapat terbang karena memiliki sayap yang pendek untuk ukuran mereka dan kekurangan tulang lunas tulang dada yang dimiliki seekor burung untuk otot terbang Kakapo menggunakan sayapnya untuk keseimbangan penopang dan untuk menyesuaikan jika jatuh pada saat melompat dari pohon Tidak seperti burung darat lain Kakapo dapat mengumpulkan sejumlah besar lemak dalam tubuh untuk sumber energi yang menjadikannya betet terberat 3 Pada ujung kepala Kakapo terdapat bulu berwarna hijau lumut kuning yang tercampur atau tertutup dengan warna hitam atau abu abu coklat gelap yang berpadu dengan vegetasi asli Setiap individu kemungkinan memiliki tingkat variasi bermacam macam bintik bintik dan nada warna dan intensitas spesimen museum menunjukkan bahwa beberapa burung memiliki warna kuning dengan lengkap Dada dan panggul berwarna hijau kekuningan dengan garis kuning Perut bawah ekor leher dan wajah mereka sebagian besar berwarna kuning yang bergaris hijau pucat dan bintik lemah dengan abu abu kecoklatan Karena itu bulu bulunya tidak kaku dan tidak membutuhkan kekuatan yang dibutuhkan untuk terbang bulu bulunya sangat lembut yang menjadikannya memiliki nama spesifik habroptilus Kakapo memiliki wajah datar menarik berbulu bagus seperti wajah burung hantu begitu pula saat pendudukan Eropa awal yang menyebut hewan ini sebagai betet burung hantu Paruh mereka ditutupi oleh vibrissa bagus atau janggut yang digunakan untuk sensor darat untuk navigasi ketika berjalan dengan kepalanya yang lebih rendah Rahang bawah tertutup warna gading dengan bagian lebih atas rahang bawah berwarna abu abu kebiruan Matanya berwarna coklat gelap Kaki Kakapo berukuran besar bersisik dan seperti seluruh betet zygodactyl dua jari kedepan dan dua ke belakang Mereka memiliki kuku yang sangat berguna untuk mendaki Ujung bulu ekornya sering rusak kerena diseret seret terkena tanah 3 nbsp Janggut yang mengeilingi paruh Betina mudah dibedakan dari jantan terkait beberapa perbedaan mencolok mereka memiliki penutup kepala yang lebih terbatas dan sedikit paruh mereka jika dibandingkan lebih panjang dan proporsional ceres dan lubang hidung mereka lebih kecil lengan dan kaki mereka lebih langsing dan abu abu kemerahan dan ekor mereka lebih panjang Saat warna bulu mereka tidak banyak berbeda dengan jantan nada warna lebih sulit dipisahkan dengan sedikit kuning dan bintik bnitik Kakapo betina cenderung lebih bersifat berani dan agresif dari jantan ketika ditangani Betina yang bersarang juga berbeda seperindukan pada kulit terbuka di perut 3 Seperti banyak betet Kakapo memiliki banyak sebutan Sebagai tambahan terhadap kicauannya lihat Media dibawah untuk hasil rekaman dan chings untuk sebutan saat kawin mereka sering skraark untuk menunjukkan lokasi mereka pada burung lain Kakapo memiliki rangkaian baik pada sensor bau yang komplemen kehidupan nokturnal mereka 7 Kakapo dapat membedakan bau bauan saat mencari makan perilaku yang ditunjukkan untuk hanya satu spesies betet lain 7 Satu karakteristik Kakapo paling mencolok adalah kemenarikannya dan bau yang kuat yang telah diuraikan berbagai cara sebagai kepengapan seperti madu buah atau seperti pembersih udara Penggunaan rangkaian baik sensor bau Kakapo bau harum mungkin menjadi chemosignal sosial Bau bauan sering menandakan predator kepada Kakapo yang lemah Klasifikasi sunting Kakapo memiliki banyak corak tidak biasa yang menunjukkan inisial dalam keluarganya Strigopidae Walau begitu Strigopidae dikenal sebagai anggota keluarga betet Psittacidae Pembedanya adalah digarisbawahi dengan klasifikasinya dalam genusnya Strigops dan bangsa Strigopini dalam subfamili Psittacinae Beberapa mempertahankan Kakapo dalam subfamili miliknya Strigopinae 8 Ornitologis terdahulu merasa Kakapo mungkin berhubungan dengan bayan tanah dan bayan malam Australia penilaian lain terhadap bangsa Nestorini 9 Penelitian rangkaian DNA kromosom seks spindlin 2005 menetapkan kekerabatan dengan genus Nestor yang mencakup Kaka dan Kea Data molekuler lanjutan menunjukkan bahwa dua spesies Nestor dan Kakapo dalam genusnya meliputi kelompok kuno yangdipisahkan dari seluruh Psittacidae lain sebelum radiasi mereka 10 namun bukti fosil menunjukkan kontradiksi ini yang memberikan sejarah geologi kasar terhadap Selandia Baru lihat sebagai contoh Zona Vulkanik Taupo penjelasan lain seperti bagian pergeseran genetik tampak lebih baik karena didukung dengan bukti Ekologi dan perilaku sunting nbsp Penyebaran maksimum sejak 1840 Bukti fosil Sejarah penyebaran Kakapo Mamalia asli Selandia Baru terdiri dari tiga spesies kecil kelelawar satu punah Ini menunjukkan bahwa Kakapo seperti banyak spesies burung Selandia Baru telah berevolusi dalam menempati wilayah ekologi yang normalnya terdiri dari berbagai macam spesies mamalia Sebelum kedatangan manusia Kakapo tersebar luas di tiga pulau utama Selandia Baru Mereka hidup dalam berbagai habitat seperti kawasan rerumputan tussock semak belukar dan pantai Mereka juga menghuni hutan termasuk yang didominasi oleh tanaman podocarps rimu matai kahikatea totara beech tawa dan rata Mereka pada umumnya menjadikan tepi hutan dan wilayah hutan baru sebagai tempat bervegetasi tinggi dalam wilayah yang sempit Di Fiordland gundukan dan belukar dengan vegetasi subur dan berbuah lebat seperti lima jari berry anggur semak belukar tutu hebe dan coprosma terkenal sebagai taman Kakapo Kakapo merupakan nokturnal penting mereka berdiam dibawah pepohonan atau tanah selama siang hari dan menjelajahi teritorial mereka saat malam 2 Meskipun Kakapo tidak dapat terbang mereka adalah pendaki handal yang dapat memanjat hingga pucuk pohon tertinggi Kakapo juga dapat berparasut dari tempat tinggi dengan mengembangkan sayapnya yang mendarat pelan ke lantai hutan Karena tidak dapat terbang kakapo memiliki rancangan lengan yang kuat Gerakannya sering cepat dengan gaya berjalan seperti jogging dimana mereka dapat berjalan beberapa kilometer 6 Betina membuat dua perjalanan bolak balik setiap malam selama bersarang dari sarang mereka menuju sumber makan hingga sejauh 1 km 0 5 mil 11 dan jantan berjalan dari lingkungan sarang mereka menuju tempat kawin sejauh 5 km 3 mil selama musim kawin Oktober Januari 12 Kakapo merupakan spesies aneh dan telah dikenal karena interaksinya dengan manusia Staf dan sukarelawan konservasi telah berhubungan secara ekstensif dengan beberapa Kakapo dan mereka dikenal karena memiliki kepribadian berbeda Satu perilaku yang belum lama ini dilakukan Kakapo dengan baik merupakan reaksi mereka dari ancaman Ketika Kakapo merasa terancam mereka diam berharap membaur dalam vegetasi yang serupa mereka Ini merupakan strategi baik untuk menggagalkan predator utama mereka Elang Haast raksasa Namun ini tidak melindungi mereka dari predator mamalia baru kucing dan anjing liar yang tergantung pada sensor bau handal Cara khas terhadap manusia dalam memburu Kakapo adalah dengan melepaskan anjing yang terlatih 13 Pola makan sunting Paruh Kakapo secara khusus beradaptasi untuk makan makanan bulat dengan baik Untuk alasan ini Kakapo memiliki tembolok burung sangat kecil dibandingkan dengan burung lain seukuran mereka Mereka merupakan Herbivora umum memakan tanaman benih buah serbuk sari dan setiap lapisan kayu dalam pohon Penelitian tahun 1984 mengidentifikasi 25 spesies tanaman sebagai makanan Kakapo 2 Mereka terutama sekali gemar makan buah tanaman rimu dan akan memakan buah itu sepanjang musim ketika buahnya melimpah Kakapo memiliki kebiasaan lain berebut daun atau daun palem dengan makanan dan kulit bagian nutrisi tanaman yang dikeluarkan paruhnya yang menyisakan gulungan serat yang sulit dicerna Perdu serat tanaman kecil ini merupakan tanda perbedaan keberadaan Kakapo 14 15 Kakapos dipercaya mempekerjakan bakteri dalam foregut untuk memfermentasikan dan membantu masalah pencernaan tanaman 16 Kakapo mengubah pola makan tiap musim Tanaman yang paling sering dimakan setiap tahun meliputi beberapa spesies Lycopodium ramulosum Lycopodium fastigium Schizaea fistulosa Blechnum minus Blechnum procerum Cyathodes juniperina Dracophyllum longifolium Olearia colensoi dan Thelymitra venosa Tanaman individu dari spesies yang sama sering dilakukan dengan cara berbeda Kakapo meninggalkan bukti menarik dari aktivitas makan mereka dari 10 10 m hingga 50 100 m area permukaan untuk mencari makan 2 Manuka dan semak pinus perak kuning merupakan tanda nyata pusat aktivitas makan mereka Reproduksi sunting nbsp Kakapo berkamuflase bdengan bulunya Kakapo merupakan satu satunya betet di dunia yang memiliki sistem pembiakan lek 17 Jantan bebas berkumpul dalam arena dan bersaing dengan lainnya untuk menarik perhatian betina Betina menyaksikan penampilan jantan atau lek 18 Mereka memilih pasangan berdasarkan kualitas penampilan mereka tidak diburu jantan dalam setiap jalan terang Jika pasangan terpikat jantan dan betina yang bertemu akan kawin Selama musim kawin jantan meninggalkan lingkungan sarang mereka ke puncak bukit atau punggung bukit dimana mereka menentukan tempat kawin mereka Lek tersebut dapat melebihi 7 kilometer 4 mi dari teritorial biasa Kakapo dan terpisah rata rata 50 meter 160 kaki dengan arena lek Jantan kembali dalam sarang mereka selama musim kawin Saat mulai musim pembiakan jantan akan berkelahi untuk mencoba menyelamatkan pasangan terbaiknya Mereka menghadapi lainnya dengan menegakkan bulu mengembangkan sayap membuka paruh menegakkan cakar dan mengeram nyaring dan melengking Perkelahian akan menjadikan burung burung itu terluka Setiap sarang dibuat lubang padat seperti mangkuk di permukaan oleh jantan hingga kedalaman 10 sentimeter 4 in dan cukup panjang untuk memasukkan burung berukuran panjang setengah meter Lubang lubang itu sering dibuat dekat permukaan batu onggokan atau batang pendek pohon untuk membantu merefleksikan suara 17 Setiap lubang jantan terhubung dengan jaringan jalan kecil atau jalur yang mencapai panjang diameter 50 meter 160 kaki sepanjang punggung bukit atau 20 meter 60 kaki di sekeliling puncak bukit 17 Jantan sangat teliti dengan kebersihan lubang dan jalan mereka dari kotoran Peneliti meneliti bahwa lubang yang dikunjungi tiap malam itu merupakan tempat untuk menaruh ranting ranting pohon jika jantan datang terlalu malam dia akan memungutnya dengan paruh dan melemparkannya Untuk memikat betina jantan membuat kicauan berfrekuensi rendah dibwah 100 Hz dari lubang mereka dengan memompa kantung rongga dada 6 19 Mereka mulai dengan dengkur rendah yang meningkat volumenya ketika memompa kantung udara Setelah sekitar 20 kicauan berturut turut volumenya menurun Kakapo jantan kemudian berdiri rendah selagi menurunkan kepalanya memompa dadanya dan memulai serangkaian kicauan lain Kicauan tersebut dapat terdengar hingga sekitar satu kilometer 0 6 mi saat masih malam angin dapat membawa suaranya hingga sejauh sekitar lima kilometer 3 mi 17 Jantan berkicau rata rata delapan jam tiap malam setiap jantan akan menghasilkan seribu kicauan saat itu Ini akan berlanjut tiap malam hingga sekitar tiga atau empat bulan selama waktu dimana jantan akan kehilangan setengah berat tubuhnya Setiap jantan akan beraktivitas di sekitar lubang dalam sarangnya sehingga kicauannya terbawa keluar ke segala arah Betina akan terpikat oleh kicauan yang dikeluarkan jantan mereka sangat mungkin membutuhkan perjalanan beberapa kilometer dari teritorial mereka menuju arena Setiap betina memasuki sarang salah satu pejantan pejantan menunjukkan penampilan dimana jantan berayun dari sisi ke sisi dan membuat suara gaduh seperti klik dengan paruhnya 3 Jantan mengarahkan punggungnya ke betina mengembangkan sayapnya dan berjalan mundur menuju betina Durasi perkawinan dilakukan selama 2 hingga 14 menit 3 Setiap burung akan kawin betina kembali ke teritorial sarangnya untuk mengerami telur dan menjaga anaknya Jantan akan melanjutkan kicauannya untuk memikat betina lain Kakapo betina menampung lebih dari tiga telur setiap siklus pembiakan 19 Mereka bersarang di permukaan di bawah timbunan tanaman atau di dalam rongga seperti lubang batang pohon Mereka menginkubasi telur faithfully tetapi ceroboh untuk meninggalkan telurnya setiap malam untuk mencari makan Predator yang mengetahui akan memakan telur dan embrio di dalamnya juga dapat mati kedinginan karena ketidakberadaan induknya Telur Kakapo biasanya menetas setelah 30 hari 20 dengan anak berwarna kelabu dan berbulu halus yang tanpa harapan Setelah telur menetas betina memberi makan anak anaknya selama tiga bulan dan anaknya akan tetap tinggal bersama induk selama beberapa bulan setelah tahap terbang 19 Anak yang masih muda masih rentan terhadap predator seperti saat masih telur dan dibunuh oleh banyak predator yang sama yang menyerang dewasa Anak Kakapo meninggalkan sarangnya saat berusia sekitar 10 hingga 12 minggu Saat mereka memperoleh kebebasan induk mereka masih memberi makan anaknya dengan sporadis hingga 6 bulan Karena Kakapo berusia panjang mereka cenderung memiliki masa keremajaan sebelum mulai kawin Para pejantan tidak mulai berkicau hingga berusia sekitar 5 tahun 6 Betina tidak mencari jantan hingga berusia antara 9 dan 11 tahun 20 Masa yang panjang ini membatasi mereka sebelum mulai bereproduksi dan meninggalkan banyak waktu untuk mempertahankan spesiesnya Kakapo tidak berkembang biak setiap tahun dan memiliki suatu tingkat reproduksi terendah di antara burung lainnya Perkembangbiakan terjadi hanya du tahun ketika pohon pohon berbuah yang menyediakan banyak kebutuhan makan Pohon Rimu berbuah hanya setiap tiga hingga lima tahun sehingga hutan yang didominasi rimu seperti yang terdapat di pulau Ikan Cod menyebabkan perkembangbiakan Kakapo sangat jarang terjadi 21 Konservasi suntingPopulasi Kakapo di Selandia Baru telah menurun secara signifikan sejak manusia menghuni pulau ini Sejak tahun 1891 usaha konservasi telah dilakukan untuk mencegah kepunahan Rencana yang paling berhasil dijadikan Rencana Pemulihan Kakapo rencana ini diterapkan pada tahun 1989 dan masih dijalankan Dampak manusia sunting Faktor pertama dalam penurunan populasi Kakapo adalah kedatangan manusia Menurut cerita rakyat Maori Kakapo dapat ditemukan diseluruh wilayah Selandia Baru ketika orang Polinesia pertama tiba di Aotearoa 1 000 tahun lalu 22 endapan subfosil dan bangkai menunjukkan bahwa mereka muncul diseluruh pulau Utara pulau Selatan dan pulau Stewart sebelum dan selama masa Maori awal 23 Maori mengembara dari Polinesia untuk berburu Kakapo untuk makan dan terhadap bulu dan kulitnya yang diubah menjadi mantel indah 22 Mereka menggunakan bagian kepala yang dikeringkan sebagai ornamen kuping Karena tidak bisa terbang bau menyengat dan kebiasaan mematung ketika terancam Kakapo mudah diburu orang Maori dan anjingnya Telur dan anaknya juga dimangsa oleh tikus Polinesia atau kiore yang dibawa bangsa Maori ketika tiba di Selandia Baru 24 Lagipula kesengajaan perusakan vegetasi oleh bangsa Maori menyebabkan lingkup habitat Kakapo berkurang Meskipun Kakapo telah punah di banyak bagian kepulauan pada masa kedatangan bangsa Eropa 25 termasuk batas Tararua dan Aorangi 26 Kakapo masih terdapat di bagian tangah pulau Utara dan bagian berhutan di pulau Selatan 23 Dari tahun 1840 an pengembara Eropa menggunakan hamparan luas di pulau untuk pertanian dan pengembalaan yang kemudian menyingkirkan Kakapo dan habitatnya Mereka membawa banyak anjing dan predator mamalia lain termasuk kucing domestik tikus hitam dan cerpelai 27 Bangsa Eropa hanya mengetahui sedikit tentang Kakapo hingga George Gray dari Museum Britania menguraikan kulitnya pada tahun 1845 Ketika bangsa Maori tersingkir penjelajah Eropa awal dan anjing mereka hidup berdampingan dengan Kakapo Pada akhir tahun 1800 an Kakapo menjadi terkenal sebagai kecurigaan ilmiah dan ribuan ekor ditangkap atau dibunuh untuk kebun binatang museum dan kolektor Banyak sekali spesimen yang ditangkap meninggal dalam berbulan bulan Dari akhir tahun 1870 an para kolektor mengetahui bahwa populasi Kakapo semakin menurun namun perhatian utama mereka adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin sebelum mereka punah Pada tahun 1880 an sejumlah besar mustelida cerpelai ferret dan musang dilepaskan di Selandia Baru untuk mengurangi jumlah kelinci 28 namun mereka juga berburu keras terhadap banyak spesies asli seperti Kakapo Pencarian hewan lain seperti rusa yang dikenal bersaing dengan Kakapo untuk makan dan menyebabkan kepunahan beberapa spesies tumbuhan yang disukainya Kakapo dilaporkan masih terdapat di dekat kepala sungai Whanganui selama tahun 1894 dengan satu laporan terakhir Kakapo di pulau Utara yang menjadi burung tunggal yang ditemui di batas Kaimanawa oleh satu Te Kepa Puawheawhe pada tahun 1895 26 Usaha perlindungan awal sunting nbsp Ribuan Kakapo dikoleksi oleh museum di seluruh dunia Tahun 1891 Pemerintah Selandia Baru menyimpulkan pulau Resolution di Fiordland sebagai cagar alam tahun 1894 pemerintah menetapkan Richard Henry sebagai pejabat Seorang naturalis handal Henry menyadarkan bahwa populasi burung asli sedang menurun dan mulai menangkap dan memindahkan Kakapo dan kiwi dari daratan utama menuju Pulau Resolution yang bebas predator Dalam enam tahun di memindahkan lebih dari 200 Kakapo ke Pulau Resolution Pada tahun 1900 bagaimanapun cerpelai dapat berenang menuju Pulau Resolution dan menguasainya mereka menghabiskan garis keturunan populasi Kakapo dalam 6 tahun 29 Tahun 1903 tiga Kakapo dipindahkan dari Pulau Resolution ke cagar alam Hauturu Pulau Penghalang Kecil timur laut Auckland tetapi kucing liar muncul dan Kakapo tidak pernah terlihat lagi Tahun 1912 tiga Kakapo dipindahkan ke another reserve Pulau Kapiti barat laut Wellington Salah satu dari mereka bertahan hingga akhir 1936 disamping keberadaan kucing liar dari bagian periode lain 29 Pada tahun 1920 an Kakapo dinyatakan punah di Pulau Utara dan jumlah dan ruang mereka di Pulau Selatan semakin berkurang 25 Satu tempat perlindungan terakhir mereka adalah Fiordland yang tidak datar Di sana selama tahun 1930 an mereka sering terlihat dan terdengar dan adakalanya dimakan oleh pemburu dan pekerja jalan Pada tahun 1940 an laporan Kakapo menjadi langka Usaha konservasi 1950 1989 sunting Pada tahun 1950 an Dinas Alam Liar Selandia Baru dibentuk dan mulai membuat ekspedisi reguler untuk mencari Kakapo yang banyak di Fiordland dan apa yang sekarang disebut Taman Nasional Kahurangi di barat laut Pulau Selatan Ketujuh ekspedisi Fiordland yang dilakukan antara tahun 1951 dan 1956 hanya menemukan sedikit tanda baru Akhirnya pada tahun 1958 seekor Kakapo ditemukan dan dilepaskan di area penangkaran Selat Milford di Fiordland Enam lebih Kakapo ditangkap pada tahun 1961 salah satunya dilepaskan dan lima ekor lainnya dipindahkan ke sangkar besar Perlindungan Burung Gunung Bruce dekat Masterton di pulau Utara Dalam beberapa bulan empat ekor burung mati mati dan yang kelima mati setelah empat tahun Dalam 12 tahun berikutnya ekspedisi reguler menemukan tanda baru Kakapo yang mengindikasikan bahwa jumlahnya berangsur menurun Hanya seekor yang ditangkap pada tahun 1967 yang kemudian mati pada tahun berikutnya Pada awal tahun 1970 an tidak pasti apakah Kakapo merupakan spesies yang masih ada Pada akhir tahun 1974 para ilmuan melokasikan beberapa Kakapo jantan dan melakukan observasi ilmiah pertama terhadap kicauan Kakapo Observasi ini dipimpin oleh Don Merton untuk menspekulasi kali pertama Kakapo memiliki sistem perkembangbiakan lek 24 Dari tahun 1974 hingga tahun 1976 14 Kakapo ditemukan namun seluruhnya adalah jantan Seekor pejantan ditangkap di kawasan Milford pada tahun 1975 yang diberi nama Richard Henry dan dipindahkan ke Pulau Maud Kejadian ini memungkinan bahwa seluruh betina telah mati dan bahwa spesies ini punah secara fungsional Seluruh burung yang ditemukan Dinas Alam Liar dari tahun 1951 hingga tahun 1976 terdapat di lembah glasial berbentuk U yang diapit oleh tebing curam dan dikelilingi oleh pegunungan tinggi Daerah ekstrem itu memiliki kolonisasi rendah terhadap mamalia herbivora sisa sisa kepulauan hampir tidak membentuk vegetasi asli Walau begitu ketika di sini cerpelai telah muncul dan pada tahun 1976 Kakapo telah hilang dari lantai lembah dan hanya sedikit pejantan yang selamat di banyak bagian jalur tebing 3 Sebelum 1977 tidak ada ekspedisi dari Pulau Stewart Rakiura tetapi pekerja pemerintah melihat seekor Kakapo disana dan mengambil bulunya pada tahun 1949 butuh rujukan Tahun 1977 penampakan Kakapo dilaporkan dari Pulau Stewart 3 Sebuah ekspedisi dari pulau itu menemukan sistem mangkuk dan jalur pada hari pertama yang kemudian melokasikan beberapa disen Kakapo Penemuan di area seluas 8 000 ha hutan dan semak belukar yang terkena kebakaran menunjukkan harapan bahwa populasi juga meliputi betina Populasi total diperkirakan 100 hingga 200 burung 30 Mustelida tidak pernah mengusai Pulau Steward Rakiura tetapi kucing buas yang muncul Selama survei dinyatakan bahwa kucing membunuh Kakapo dengan tingkat predasi 56 per tahun 31 Pada tingkat ini burung tidak dapat bertahan di pulau dan untuk itu pengendalian kucing secara intensif dilakukan pada tahun 1982 hingga tidak ada kucing yang membunuh Kakapo ditemukan 3 Namun untuk memastikan keselamatan burung burung yang tersisa para ilmuan mendedikasikan kemudian bahwa populasi ini dapat dipindahkan ke pulau pulau bebas predator operasi ini this operation dilakukan antara tahun 1982 dan 1997 32 Rencana pemulihan Kakapo sunting Translokasi Kakapo 1974 1992 32 Ditranslokasikan ke Jumlah Kakapo Mati lt 6 bulan Bertahan hingga November 1992 Pulau Maud 1974 81 9 6 3 3 2 1 4 2 2 Pulau Penghalang Kecil 1982 22 13 9 2 1 1 15 19 10 12 5 7 Pulau Codfish 1987 92 30 20 10 0 20 30 13 20 7 10 Pulau Maud 1989 91 6 4 2 0 5 3 2 Pulau Mana 1992 2 2 1 1 1 1 Total 65 43 22 6 4 2 41 55 27 36 14 19 Catatan jantan betina Tahun 1989 Rencana Pemulihan Kakapo dirancang dan Kelompok Pemulihan Kakapo dibentuk untuk menerapkannya 33 Departemen Konservasi Selandia Baru menggantikan Dinas Alam Liar untuk tugas ini Tindakan pertama rencana ini adalah merelokasi seluruh Kakapo yang tersisa ke pulau pulau yang layak untuk perkembangbiakan mereka Namun tidak ada pulau di Selandia Baru yang layak untuk pemulihan Kakapo tanpa rehabilitasi dengan penghijauan ekstensif dan pemberantasan predator dan pesaing mamalia yang dimaksud Empat pulau akhirnya dipilih Maud Penghalang Kecil Codfish dan Mana 32 Beberapa pulau harus direhabilitasi beberapa kali karena kucing buas cerpelai dan weka tetap muncul Enam puluh lima Kakapo 43 jantan 22 betina telah berhasil dipindahkan ke empat pulau dalam lima translokasi 32 Pada November 2005 Hauturu Pulau Penghalang Kecil dan Pulau Mana diganti dengan Pulau Chalky Te Kakahu dan Pulau Anchor sebagai cagar alam Kakapo 3 nbsp Berikut adalah penerapan Rencana Pemulihan Kakapo jumlah Kakapo secara umum semakin meningkat Kunci bagian Rencana Pemulihan adalah ketersediaan makanan terhadap betina Kakapo berkembangbiak hanya setiap dua atau lima tahun yang tergantung suatu jenis spesies tanaman tertentu terutama Dacrydium cupressinum rimu yang menghasilkan buah dan biji kaya protein Penelitian terhadap hubungan antara jarak perkembangbiakan dan tahun panen raya tumbuhan yang membantu pakar biologi menemukan persediaan makanan yang cocok untuk meningkatkan frekuensi perkembangbiakan Kakapo 34 Pada tahun 1989 enam makanan yang disuka apel ubi jalar badam kacang brazil biji bunga matahari dan walnut telah tersedia ad libitum setiap malam hingga 12 stasiun makanan Jantan dan betina makan makanan yang tersedia dan betina bertangkar di Pulau Penghalang Kecil pada musim panas 1989 91 untuk pertama kalinya sejak 1982 meskipun keberhasilan penangkaran randah 35 Ketersediaan makanan tidak hanya meningkatkan frekuensi perkembangbiakan Kakapo tetapi juga memengaruhi perbandingan jenis kelamin keturunan Kakapo 36 Betina yang makan makanan berprotein akan menghasilkan keturunan jantan yang berbeda jantan memiliki 30 40 berat badan lebih daripada betina Betina menghasilkan keturunan berbeda terhadap dispresive sex saat persaingan kebutuhan seperti makanan yang tinggi dan non dispersive sex saat makan melimpah Kakapo betina akan dapat bertelur saat terdapat sedikit sumber daya Kakapo jantan lebih mampu melestarikan spesiesnya saat sumber daya melimpah dengan kawin dengan beberapa betina Penemuan ini akhirnya digunakan untuk meningkatkan jumlah anak anak betina dengan memanipulasi kondisi materi secara bebas 37 Selama musim dingin 1981 hanya betina yang memiliki berat dibawah 1 5 kg yang diberi cadangan makanan untuk menghindari peningkatan kondisi tubuh mereka dan hasil perbandingan jenis kelamin pada tahun 1982 mendekati persamaan dengan mengelompokkan perbandingan jenis kelamin jantan yang berbeda dengan pemberian makan yang sah Meskipun perkembangbiakan dapat ditingkatkan dengan ketersediannya makanan Kakapo muda yang tersisa akan terganggu dengan kehadiran tikus Polynesia Dari 21 anakan yang diperoleh pada tahun 1981 hingga 1994 sembilan di antaranya tersingkir oleh tikus atau mati dan kemudian dimangsa tikus 34 Perlindungan sarang telah diintensifkan sejak tahun 1995 dengan menggunakan stasiun perangkap dan racun saat sarang diketahui pemangsa Sebuah kamera video kecil dan sumber cahaya infra merah yang mengamati terus menerus akan digunakan sebagai pengendali untuk menakut nakuti tikus tikus yang mendekat dengan dentuman kecil dan kilatan cahaya Untuk meningkatkan tingkat keberhasilan penangkaran pengamat sarang menempatkan lembaran elektrik kecil yang dikenadilkan secara termostatik untuk mengawasi telur dan anakan saat induknya pergi meninggalkan sarang untuk mencari makan Tingkat anakan semakin meningkat dari 29 sarang yang tidak dilindungi hingga 75 sarang yang dilindungi 34 Untuk memonitor populasi Kakapo terus menerus setiap burung dilengkapi dengan pemancar radio 34 Setiap Kakapo yang diketahui akan diberi nama oleh petugas Program Pemulihan Kakapo Ini adalah cara bijaksana yang dilakukan petugas konservasi agar dapat menunjukkan burung burung secara individu dan memberitahukan berapa banyak spesies yang masih tersisa Inkubasi buatan terhadap intervensi telur dan anakansering digunakan untuk memperkuat kondisi telur dan anakan 38 Ketika November 2005 populasinya terdiri dari 41 betina dan 45 jantan termasuk empat ekor 3 betina dan 1 jantan yang menetas pada tahun 2005 3 Kakapo tertua yang tersisa Richard Henry mencapai usia antarai 35 dan 50 tahun 39 Rencana Pemulihan Kakapo akhirnya menjadi program yang sukses karena jumlah Kakapo semakin meningkat Tingkat keamanan dari pemangsa terhadap spesies dewasa dan produktivitasnya telah meningkat tajam sejak awal program Namun tujuan utamanya adalah untuk menjadikan paling sedikit suatu keaktifan percaya diri terhadap populasi Kakapo yang tidak terikat seperti komponen fungsional ekosistem dalam suatu habitat yang dilindungi 40 Untuk dapat menerima tantangan konservasi ini dua pulau Fiordland yang besar pulau Resolusi 20 860 ha dan Secretary 8 140 ha telah disiapkan untuk memperkenalkan kembali Kakapo terhadap kegiatan pemulihan ekologi berskala besar 3 Dalam budaya Maori suntingKakapo adalah hewan yang terdapat dalam kekayaan tradisi dari cerita rakyat dan kepercayaan Maori Siklus perkembangbiakannya yang tidak beraturan tercatat memiliki kaitan dengan masa panen yang atau tahun panen spesies tanaman tertentu seperti Rimu yang digunakan Maori dalam memuja burung itu untuk dapat meramal masa depan 41 Untuk memperkuat klaim ini dari suatu penelitian dilaporkan burung ini menimbun biji tumbuhan Hinau dan Tawa saat di musimnya kedalam kolam penampungan tersendiri untuk persediaan makan di musim panas selanjutnya perilaku memasukkan makanan dalam air juga dilakukan Maori untuk tujuan yang sama diyakini sebagai penyebab penelitian ini 41 Untuk hidangan dan pakaian sunting Daging Kakapo dapat dibuat menjadi makanan yang layak dan dianggap oleh orang Maori sebagai suatu kelezatan 42 sehingga mereka memburunya untuk dijadikan hidangan selama di masa mereka masih tersebar luas 43 Sebuah sumber menyatakan bahwa dagingnya menyerupai rasa dan tekstur daging biri biri 41 sedangkan pendatang Eropa menganggap burung ini memiliki rasa yang kuat dan lembut 42 Saat masa masa perkembangbiakan kicauan keras yang dilakukan pejantan di arena perkawinan mereka membuatnya mudah ditemukan saat pesta perburuan Maori dan mereka juga diburu saat sedang makan atau saat masih berlumuran debu ketika musim kering Penangkapan burung biasanya dilakukan saat malam menggunakan penjerat perangkap jebakan atau dengan sekawanan anjing Polinesia peliharaan yang mengiringi pesta perburuan kadang mereka juga menggunakan korek api berbagai jenis untuk untuk menampakkan burung dalam kegelapan Kakapo yang mematung di lintasannya membuatnya mudah ditangkap 41 Proses pemasakan dilakukan dalam sebuah Hangi atau di permukaan minyak mendidih 43 Daging burung ini dapat terpelihara lemaknya dan disimpan dalam penyimpanan untuk digunakan lain waktu pemburu dari bangsa Ngai Tahu akan mengemas dagingnya dalam keranjang yang dibuat dari inti kulit kayu pohon Totara atau dalam penyimpanan yang terbuat dari kelp 44 Gulungan bulu ekor Kakapo dipasang di sisi sisi penyimpanan tersebut untuk menambah dekorasi dan sebagai cara untuk mengetahui isi dari penyimpanan itu 42 44 Maori juga mengambil telur Kakapo yang dianggap putih namun seutuhnya putih dan sekitar berukuran sama seperti telur kereru 41 Seperti halnya santapan daging Kakapo yang mereka bunuh Maori juga menggunakan kulit Kakapo dengan bulu yang masih utuh untuk dibuat pelindung dan mantel 43 44 Masing masingnya memerlukan sekitar 11 000 bulu untuk jadi 45 Tidak hanya untuk keindahan saja mereka juga menyimpannya dan menggunakannya sebagai penghangat 43 45 Benda benda itu sangat dihargai dan hanya sedikit yang masih ada saat ini yang dinyatakan Taonga harta terpendam tentunya pepatah Maori tua Kalian memiliki sebuah mentel Kakapō dan kalian masih mengeluh kedinginan digunakan untuk menjelaskan seseorang yang tidak pernah puas 43 Bulu bulu Kakapo juga digunakan untuk mendekorasi ujung taiaha tetapi dipindahkan sebelum nyata digunakan dalam pertempuran 42 44 45 Disamping semua itu Kakapo juga digunakan sebagai binatang peliharaan oleh orang Maori Hal ini dipengaruhi penjajah Eropa di Selandia Baru pada abad ke 19 di antara mereka George Edward Grey sekali meulis surat untuk memperkenalkan bahwa tingkah laku Kakapo yang dipeliharanya terhadapnya dan temannya lebih seperti seekor anjing daripada burung 41 Media suntingKicauan Kakapo source source Kesulitan memainkan berkas media Jika suara berjangkauan rendah tidak dapat terdengar coba dengarkan versi alternatif berkas yang memiliki jangkauan nada tinggi 50 Referensi sunting BirdLife International 2013 Strigops habroptila IUCN Red List of Threatened Species Version 2013 2 International Union for Conservation of Nature Diakses tanggal 26 November 2013 Pemeliharaan CS1 Menggunakan parameter penulis link a b c d H A Best 1984 The Foods of Kakapo on Stewart Island as Determined from Their Feeding Sign PDF New Zealand Journal of Ecology 7 71 83 a b c d e f g h i j k l m n Ralph G Powlesland Don V Merton and John F Cockrem A parrot apart the natural history of the kakapo Strigops habroptilus and the context of its conservation management Notornis 53 1 3 26 Parameter access date membutuhkan url bantuan Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link KAKAPO PARROTS The 86 Names anotherchancetosee com 2006 08 04 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 02 12 Diakses tanggal 2007 02 06 Periksa nilai tanggal di date bantuan Hapus pranala luar di parameter publisher bantuan GERALD DURRELL S CAREER durrellwildlife org Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 07 24 Diakses tanggal 2008 01 19 Parameter accessyear yang tidak diketahui mengabaikan access date yang disarankan bantuan Parameter accessdaymonth yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b c d Higgins P J 1999 Handbook of Australian New Zealand and Antarctic Birds Volume 4 Parrots to Dollarbird Melbourne Oxford University Press ISBN 0 19 553071 3 a b Hagelin Julie C 2004 Observations on the olfactory ability of the Kakapo Strigops habroptilus the critically endangered parrot of New Zealand IBIS 146 161 164 Turbott E G 1990 Checklist of the birds of New Zealand and the Ross Dependency Antarctica Random Century in association with the Ornithological Society of New Zealand Auckland Smith G A 1975 Systematics of parrots Ibis 117 18 66 de Kloet R S de Kloet S R 2005 The evolution of the spindlin gene in birds sequence analysis of an intron of the spindlin W and Z gene reveals four major divisions of the Psittaciformes Molecular Phylogenetics and Evolution 36 706 721 R G Powlesland B D Lloyd H A Best D V Merton 1992 Breeding Biology of the Kakapo Strigops Habroptilus on Stewart Island New Zealand IBIS 134 4 361 373 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link H A Best and R G Powlesland 1985 Kakapo Dunedin John McIndoe and New Zealand Wildlife Service R Henry 1903 The habits of flightless birds of New Zealand with notes on other flightless New Zealand birds Wellington Government Printer Gray R S 1977 The kakapo Strigops habroptilus Gray 1847 its food feeding and habitat in Fiordland and Maud Island M Sc thesis Massey University Palmerston North New Zealand Atkinson I A E and Merton D V 2006 Habitat and diet of kakapo Strigops habroptilus in the Esperance Valley Fiordland New Zealand Notornis 53 1 37 54 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Lopez Calleja M Victoria and Bpzinovic F 2000 Ecologia energetica y nutricional en aves herbivoras pequenas Energetics and nutritional ecology of small herbivorous birds Rev chil hist nat online 73 3 411 420 Full text a b c d Merton D V Morris R D Atkinson I A E 1984 Lek behaviour in a parrot the Kakapo Strigops habroptilus of New Zealand Ibis 126 277 283 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Merton D V 1976 Konservasi kakapo sebuah laporan perkembangan Dalam Proc Science in Nat Parks National Parks Authority Wellington N Z National Parks Series No 6 139 148 a b c J F Cockrem 2002 Reproductive biology and conservation of the endangered kakapo Strigops habroptilus in New Zealand Avian and Poultry Biology Reviews 13 3 139 144 a b Daryl K Eason Graeme P Elliott Don V Merton Paul W Jansen Grant A Harper and Ron J Moorhouse 2006 Breeding biology of kakapo Strigops habroptilus on offshore island sanctuaries 1990 2002 Notornis 54 1 27 36 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Yvette Cottam Don V Merton and Wouter Hendriks 2006 Nutrient composition of the diet of parent raised kakapo nestlings Notornis 53 1 90 99 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b Rob Tipa 2006 Kakapo in Maori lore Notornis 53 1 Parameter access date membutuhkan url bantuan a b Barrie Heather and Hugh Robertson illustrated bu Derek Onley The Field guide to the birds of New Zealand Viking revised edition 2005 a b Merton D V 1976 Conservation of the kakapo a progress report In Proc Science in Nat Parks National Parks Authority Wellington N Z National Parks Series No 6 139 148 a b G R Williams 1956 The Kakapo Strigops habroptilus Gray a review and reappraisal of a near extinct species Notornis 7 2 29 56 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010 06 02 Diakses tanggal 2008 01 30 a b Elsdon Best Forest Lore of the Maori Te Papa Press 2005 W J Sutherland Conservation Biology Science Sex and the Kakapo Nature 419 265 266 Murphy E and Dowding J 1995 Ecology of the stoat in Nothofagus forest home range habitat use and diet at different stages of the beech mast cycle PDF New Zealand Journal of Ecology 19 2 97 109 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b Hill S Hill J 1987 Richard Henry of Resolution Island Dunedin John McIndoe Powlesland R G Roberts A Lloyd B D and Merton D V 1995 Number fate and distribution of kakapo Strigops habroptilus found on Stewart Island New Zealand 1979 92 PDF New Zealand Journal of Zoology 22 239 248 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2004 09 22 Diakses tanggal 2008 02 01 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Karl B J and Best H A 1982 Feral cats on Stewart Island their foods and their effects on kakapo New Zealand Journal of Zoology 9 287 294 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link a b c d B D Lloyd and R G Powlesland 1994 The decline of kakapo Strigops habroptilus and attempts at conservation by translocation Biological Conservation 69 1 75 85 Powlesland R G 1989 Kakapo recovery plan 1989 1994 Wellington Department of Conservation a b c d Elliott G P Merton D V Jansen P W 2001 Intensive management of a critically endangered species the kakapo Biological Conservation 99 1 121 133 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link R G Powlesland and B D Lloyd 1994 Use of supplementary feeding to induce breeding in free living kakapo Strigops habroptilus in New Zealand Biological Conservation 69 1 97 106 Clout M N Elliott G P Robertson B C 2002 Effects of supplementary feeding on the offspring sex ratio of kakapo a dilemma for the conservation of a polygynous parrot Biological Conservation 107 1 13 18 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link Robertson B C Elliott G P Eason D K Clout M N Gemmell N J 2006 Sex allocation theory aids conservation Biology Letters 2 2 229 231 Pemeliharaan CS1 Banyak nama authors list link pranala nonaktif permanen Daryl K Eason and Ron J Moorhouse Hand rearing kakapo Strigops habroptilus 1997 2005 Notornis 53 1 116 125 Kakapo Recovery Programme Richard Henry Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 04 16 Diakses tanggal 2007 04 16 Cresswell M 1996 Kakapo recovery plan 1996 2005 Threatened Species Recovery Plan No 21 Wellington Department of Conservation a b c d e f Murdoch Riley Maori Bird Lore An introduction Viking Sevenseas NZ LTD 2001 a b c d Rob Tipa Short note Kakapo in Maori Lore Notornis Vol 53 193 194 PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2008 04 11 Diakses tanggal 2008 02 10 a b c d e Rod Morris Hal Smith Wild South Saving New Zealands endangered birds Random House New Zealand 1995 a b c d Kakapo then and now An Iwi Perspective Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 04 16 Diakses tanggal 2007 04 16 a b c Andrew Crowe Which New Zealand Bird Penguin 2001Bacaan lebih lanjut suntingBallance Alison Kakapo Rescued from the brink of extinction Craig Potton Publishing Nelson 2010 216 pages ISBN 978 1 877517 27 3 Butler David 1989 Quest for the kakapo Auckland Heinemann Reed ISBN 0 7900 0065 2 Climo Gideon Ballance Alison 1997 Hoki The story of a kakapo Auckland Godwit ISBN 1 86962 009 7 Jones Jenny 2003 The kakapo Auckland Reed ISBN 1 86948 662 5 Williams Murray Merton Don 2006 Saving kakapo An illustrated history PDF Notornis 53 1 Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2016 03 29 Diakses tanggal 2016 08 14 Eulenpapagei oder Kakapo Strigops habroptilus in Gunther Steinig Hrsg Brehms Exotische Vogelwelt Safari Berlin 1963 S 62 71 Die Darstellung folgt vor allem Beobachtungen fruhen Erforschern Neuseelands wie Julius Haast Georg Grey und Lyall Jim Rearden Die letzten Tage des Kakapo in Geo Magazin Hamburg 1978 2 S 88 102 uber die Erhaltungsbemuhungen in Fiordland ISSN 0342 8311 Vom Leben eines totgesagten Vogels in Geo Magazin Hamburg 2006 10 Okt S 176 180 ISSN 0342 8311 Eulenpapagei Brummend balzt das letzte Mannchen in R L Schreiber A W Diamond H Stern G Thielcke Hrsg Rettet die Vogelwelt O Maier Ravensburg 1987 S 198 201 ISBN 3 473 46160 1 Adams Douglas Carwardine Mark 1990 Last Chance to See Pan Books ISBN 978 0 345 37198 0 Don V Merton Rodney B Morris Ian A E Atkinson Lek behaviour in a parrot the kakapoStrigops habroptilusof New Zealand in The Ibis Oxford 126 1984 ISSN 0019 1019 David Cemmick Dick Veitch Kakapo Country The Story of the World s most unusual bird Foreword by David Bellamy Illustrationen von D Cemmick Hodder amp Stoughton Auckland 1987 ISBN 0 340 41647 5 Rod Morris Hal Smith Wild South Saving New Zealand s Endangered Birds TVNZ and Century Hutchinson Auckland 1988 ISBN 1 86941 043 2 Philip Temple Chris Gaskin The Story of the kakapo Parrot of the Night Hodder amp Stoughton Auckland 1988 Pricewinner Children s Picture Book of the Year Award 1990 ISBN 0 340 51967 3 Ralph Powlesland Kakapo Recovery Plan 1989 1994 Published by The Department of Conservation DoC Wellington 1989 ISBN 0 478 01114 8 R G Powlesland A Roberts B D Lloyd D Merton rsnz org Diarsipkan 2004 09 22 di Wayback Machine Number fate and distribution of Kakapo Strigops habroptilus found on Stewart Island New Zealand 1979 1992 in New Zealand Journal of Zoology Wellington 22 1995 239 248 ISSN 0301 4223 Mary Cresswell Kakapo Management Group kakaporecovery org nz KAKAPO RECOVERY PLAN 1996 2005 Threatened Species Recovery Plan No 21 Department of Conservation DoC Wellington 1996 ISBN 0 478 01773 1 Don Merton Kakapo in P J Higgins Hrsg Handbook of Australian New Zealand and Antarctic Birds Bd 4 RAOU Oxford University Press Melbourne 1999 633 646 ISBN 0 19 553071 3 Tim Higham The kakapo of Codfish Island in New Zealand Geographic magazine Auckland 1992 15 July Sept 30 38 ISSN 0113 9967 Derek Grzelewski Kakapo Bird on the brink in New Zealand Geographic Magazine Ohakune 2002 56 March April ISSN 0113 9967 Gerard Hutching Back from the Brink The Fight to Save our Endangered Birds Penguin Books Publisher Auckland 2004 ISBN 0 14 301948 1 A celebration of kakapo Diarsipkan 2014 05 22 di Wayback Machine Special Issue of Notornis Ornithological Society of New Zealand Wellington 53 2006 1 ISSN 0029 4470Pranala luar sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media yang terkait dengan Strigops habroptila kategori nbsp Wikispecies mempunyai informasi mengenai Kakapo World Parrot Trust Parrot Encyclopedia Species Profiles Kakapo Recovery TerraNature page on Kakapo New Zealand Department of Conservation Kakapo Page Rare parrot receives special care article from BBC News Start of the Breeding season 2009 ARKive images and movies of the kakapo Diarsipkan 2006 04 09 di Wayback Machine Kakapo in successful return journey Archived by WebCite at Diarsipkan 2012 11 13 di Wayback Machine Saving Kakapo an illustrated history by Murray Williams andDon Merton in Notornis Journal vol 53 1 2006 Diarsipkan 2017 05 18 di Wayback Machine Abstract provided by the Ornithological Society of New Zealand BBC Wildlife Finder News stories and clips from the BBC archive Diarsipkan 2009 09 30 di Wayback Machine Interview with NZ conservationists Alison Ballance and the late Don Merton Mission Kakapō Copulation a video on the Te Papa Channel Kakapo information on NZ Birds Online Video footage from the BBC Diarsipkan 2009 09 30 di Wayback Machine including Last Chance to See and Wild Down Under Kakapo Video from April 2003 with footage of Richard Henry Kakapo and Chalky Island from YouTube Birds of New Zealand A Rare View by Rob Morris amp Rod Hayden About 3 Birds Takahe Kakapo Black Robin Wild South Natural History Series TV NZ Enterprises Auckland Dunedin 1990 98 minutes Kakapo footage from 1982 with rare pictures of Fiordland and Stewart Island To Save the kakapo by Alison Ballance Wild South Videos Natural History New Zealand Ltd Dunedin 1998 60 minutes during the 1997 breeding season on Codfish Island Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kakapo amp oldid 25366405