www.wikidata.id-id.nina.az
Darah dan Doa daˈrah ˈdan doˈa dirilis di mancanegara dengan judul The Long March adalah sebuah film perang Indonesia tahun 1950 yang disutradarai dan diproduseri oleh Usmar Ismail yang mengisahkan cerita Kodam Siliwangi dan pemimpinnya Kapten Sudarto saat berkirab menuju Jawa Barat Menyusul Tjitra 1949 buatan Belanda karya Ismail Darah dan Doa seringkali disebut sebagai film Indonesia pertama dan hari syuting pertama film tersebut 30 Maret dirayakan di Indonesia sebagai Hari Film Nasional Darah dan DoaCuplikan film Darah dan DoaSutradaraUsmar IsmailProduserUsmar IsmailDitulis olehUsmar Ismail Sitor SitumorangPemeranDel Juzar Ella Bergen Aedy Moward Awaluddin DjaminPenata musikG R W SinsuSinematograferMax TeraPenyuntingDjohan SjafriPerusahaanproduksiPerfiniDistributorSpectra Film ExchangeTanggal rilis1950 1950 Durasi128 menitNegaraIndonesiaBahasaIndonesiaAnggaran350 000 rupiahDiproduksi dengan biaya sejumlah 350 000 rupiah dan ditujukan untuk ditayangkan di Festival Film Cannes kesulitan keuangan berujung pada produksi Darah dan Doa nyaris berhenti sebelum sutradara mendapatkan bekingan keuangan Setelah menimbulkan kontroversi karena bahan temanya film tersebut menjalani penyensoran dan akhirnya dirilis dengan kegagalan komersial Namun analisis retrospektif menyatakan hal yang lebih positif dan Ismail dijuluki bapak film Indonesian 1 Daftar isi 1 Alur 2 Produksi 3 Perilisan 4 Warisan 5 Referensi 6 Karya kutipan 7 Pranala luarAlur suntingKodam Siliwangi yang aslinya bermarkas besar di Jawa Barat sementara dipindahkan ke Jawa Tengah menyusul Perjanjian Renville Setelah meredam sebuah pemberontakan komunis di Madiun yang menewaskan sejumlah anggota Partai Komunis Indonesia mereka berpencar Pemimpin kodam Kapten Sudarto bertemu dengan seorang wanita Indo bernama Connie yang berasal dari Bandung Keduanya menjadi teman namun setelah serangan Belanda diluncurkan di ibukota Yogyakarta mereka harus berpisah kala kodam tersebut bergerak menuju barat Kapten Sudarto memimpin pasukannya bersama dengan wanita dan anak anak sepanjang lebih dari 200 kilometer 120 mi berrehat pada siang hari dan bergerak pada pagi dan sore hari Mereka mengalami kelaparan penipisan suplai dan serangan udara Belanda Di sepanjang jalan Sudarto mulai jatuh cinta dengan seorang perawat bernama Widya Kodam tersebut melintasi sebuah desa yang telah diserbu oleh pasukan Belanda menewaskan nyaris seluruh penduduknya Usai diarahkan dari penyintas tunggal mereka datang ke desa terdekat dan disambut hangat yang memberikan banyak makanan yang dibutuhkan Kala kodam tersebut singgah selama semalam Sudarto berjalan dengan Widya menimbulkan kemarahan di kalangan kodamnya Pada malam itu kodam tidur nyenyak di kasur sementara penduduk desa berjaga Namun pada pagi harinya para penduduk desa tersebut yang sebetulnya berkaitan dengan kelompok militan Darul Islam berbalik melawan mereka Kodam tersebut berhasil melawan balik walau Sudarto tertembak oleh kepala desa nbsp Kodam Siliwangi sedang bertempur dalam sebuah adegan dari film tersebutSudarto memerintahkan agar kepala desa tersebut dieksekusi sebuah tindakan yang sangat menjatuhkan putra pria tersebut Setelah itu kodam tersebut melanjutkan perjalanan ke barat Pada suatu malam panglima dua Sudarto yang bernama Adam memberitahukannya bahwa kodamnya tak suka pada hubungannya dengan Widya Mereka beradu mulut dan Widya yang mendengar semuanya berujar bahwa ia akan pergi Keesokan paginya pasukan Belanda meluncurkan serangan yang menimbulkan banyak korban tewas termasuk Widya dan Adam Kodam tersebut berpencaran Sudarto mmemutuskan untuk bergerak menuju dekat Bandung sendirian untuk suplai yang sangat dibutuhkan meninggalkan rekan perwiranya Leo dalam tugas Setelah bertemu dengan pejuang kemerdekaan yang menawarkan suplai Sudarto datang untuk mengunjungi Connie dan ditangkap oleh pasukan Belanda Kala ditahan Sudarto disiksa dan mulai menyesali tindakannya khususnya kegemarannya bermain wanita Setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia Sudarto dibebaskan dari tahanan baru menyadari bahwa istrinya telah meninggalkannya dan ia berada di bawah penyelidikan karena kepemimpinan yang buruk Usai bertemu dengan Leo ia menyadari bahwa kodamnya sampai dengan selamat Pada suatu malam kala ia membaca buku hariannya Sudarto diketahui oleh seorang pria yang para kerabatnya tewas di Madiun Usai keduanya beradu mulut Sudarto ditembak mati Produksi sunting nbsp Usmar Ismail sutradara dan produser film tersebutDarah dan Doa disutradarai oleh Usmar Ismail seorang mantan prajurit yang sebelumnya bertugas sebagai asisten sutradara dalam Gadis Desa karya Andjar Asmara dan menyutradarai dua film buatannya sendiri Tjitra dan Harta Karun semuanya tahun 1949 2 Kontrol kreatif terhadap karya karya tersebut yang semuanya diproduksi untuk South Pacific Film Corporation SPFC yang disponsori Belanda dipegang oleh jurukamera A A Denninghoff Stelling Ismail menjabat sebagai pelatih dialog 3 Kala Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia usai beberapa bulan konferensi pada 1949 Ismail dan staf SPFC lainnya mendiskusikan pendirian studio mereka sendiri walau langkah tak diambil sampai setahun berikutnya 4 Untuk produksi perdananya Ismail memilih untuk mengadaptasi sebuah cerpen karya penyair Sitor Situmorang yang diserahkan oleh Situmorang kepada Ismail Ismail kemudian menyatakan bahwa ia menganggapnya penting karena secara jujur kisah manusia dengan tidak jatuh menjadi film propaganda yang murah 5 6 Kru untuk produksi tersebut terdiri dari jurukamera Max Tera seorang mantan karyawan SPFC dengan tata rias oleh Rancha rancangan artistik oleh Basuki Resobowo G R W Sinsu pada musik serta Sjawaludin dan E Sambas bertugas untuk efek suara 7 8 Memakai koneksi militernya Ismail mendapatkan bantuan teknikal dari berbagai anggota Tentara Negara Indonesia terutama Kapten Sadono 9 10 Para pemeran film tersebut kebanyakan terdiri dari para pendatang baru yang mendapati iklan iklan surat kabar sebuah keputusan hati nurani oleh Ismail yang mencari muka muka baru dengan bakat bakat yang segar 11 Ismail mengadaptasi teknik tersebut dari para sutradara Italia seperti Roberto Rossellini dan Vittorio De Sica 12 Del Juzar seorang mahasiswa hukum Universitas Indonesia berperan sebagai Sudarto 13 dengan peran lain diperankan oleh Ella Bergen Faridah Aedy Moward Awaluddin Djamin Rd Ismail Suzana Muradi dan Rosihan Anwar 14 nbsp Del Juzar pada 1953 Ia berperan dalam peran utama Sudarto Pada usia dua puluh sembilan tahun 15 Ismail memulai syuting pada 30 Maret 1950 di Subang Jawa Barat 14 16 Keesokan harinya ia mendirikan studionya sendiri Perfini untuk memproduksi film tersebut 17 Tak seperti film film sebelumnya Ismail mengalami batasan teknis yang berat 18 Walaupun Tjitra menutup biaya sejumlah 67 500 rupiah kala pemfilman Darah dan Doa dimulai Ismail hanya mengumpulkan 30 000 lebih dari separuh yang dipakai untuk menyewa studio dan fasilitas SPFC yang telah berganti nama menjadi Produksi Film Negara PFN Untuk perjalanan mereka ke Subang para pemeran dan kru menyewa sebuah bus kecil Pemfilman diselesaikan memakai kamera Akeley yang telah usang 4 dan kru menangani lebih dari satu peran 9 Faktor manusia juga berujung pada penundaan produksi Ismail dan anggota kru lainnya berniat untuk mencapai realisme dengan menyempurnakan segala hal dalam film tersebut seperti hidup sebuah keputusan yang kemudian ia ujarkan setelah menyadari bahwa film itu adalah betul betul seri make believe membuat orang percaya tentang sesuatu membuat kenyataan baru dari yang ada 19 Tiga pemeran termasuk pemeran utama Del Juzar bersaing untuk mendekati Faridah berujung pada pergesekan antar pemeran Para pemeran juga berpendapat soal penafsiran peran peran mereka dengan Ismail menjelaskannya mengikuti pengarahannya 19 Kala pemfilman Ismail menulis naskah syutingnya setiap malam meluaskan bahan sumbernya Setelah setiap hari pemfilman dilakukan Ismail mengirim hasilnya ke PFN di Jakarta dan menerima cetakannya yang ditayangkan untuk para pemeran dan kru 9 Hal semacam itu menunjukkan kesepakatan antara Ismail dan pemilik bioskop lokal Tong Kim Mew yang hadir pada waktu itu 17 Tong akan memberikan dana produksi kebanyakan dalam bentuk utang Ismail menyatakan bahwa pada titik ini mereka tak membayar penyewaannya yang dibutuhkan sementara Ismail memperkenankan Tong untuk menangani distribusi Pendanaan tersebut memperkenankan kru untuk menyelesaikan syuting termasuk adegan adegan tambahan di Purwakarta a 9 Kala kembali ke Jakarta Ismail dan kru mendapati beberapa rekaman tak dapat digunakan karena ceritanya tak jalan 9 Sehingga rekaman tambaahn direkam di pegunungan Jawa Barat termasuk Gunung Lawu dan Gunung Gede Adegan lainnya direkam di tepi Sungai Citarum 9 Pada akhirnya film tersebut menelan biaya sejumlah 350 000 rupiah 20 kala itu sekitar US 90 000 21 yang berjumlah tiga kali lipat dari rata rata produksi sezaman 22 Perilisan suntingDarah dan Doa dirilis pada September 1950 dan didistribusikan oleh Spectra Film Exchange 23 Film tersebut diberi judul Inggris The Long March Menurut antropologis visual Amerika Serikat Karl G Heider menganggapnya merupakan rujukan kepada Pawai Panjang Tiongkok tahun 1934 b 24 Tak lama usai perilisan film tersebut dua kontroversi timbul yang mengakibatkan film tersebut dicekal di sebagian besar negara tersebut Para anggota kodam militer lain menganggap film tersebut terlalu menonjolkan peran Siliwangi sementara para anggota masyarakat umum sulit meyakini bahwa Darul Islam telah mengkhianati kepentingan bangsa 25 Sehingga film tersebut mewajibkan ijin Presiden Sukarno untuk dirilis ulang pada September 1950 usai ia menerima penayangan pribadi di Istana Presidensial pada pertengahan 1950 13 18 Namun sejumlah adegan telah dipotong 23 26 Sambutan kritis dalam negeri Darah dan Doa yang diiklankan sebagai film yang menampilkan pertempuran sengit melawan pendjadjah dan Suka Duka dalam GERILJA 23 umumnya bersifat negatif Sebuah ulasan dalam surat kabar Merdeka menganggap Darah dan Doa tak selaras dengan hanya sedikit adegan yang dapat diterima 27 Armijn Pane yang menulis empat tahun usai perilisan film tersebut mengkritik penampilan prajurit pada kirab mereka menyatakan bahwa seragam mereka seharusnya nampak lebih kotor 28 Namun sambutan luar negeri bersifat lebih positif Contohnya kritikus film Jepang Tadao Sato memuji konsep film tersebut membandingkannya dengan karya Andrzej Wajda 29 Kritikus film Indonesia Salim Said berujar bahwa Ismail memutuskan untuk tidak akan mempertimbangkan segi komersial dan mengirim film tersebut ke Festival Film Cannes di Prancis 15 Sebetulnya Darah dan Doa mengalami kegagalan keuangan dengan keuntungan belum menutup biaya sampai Ismail merilis film berikutnya pada tahun berikutnya 20 Film tersebut tak ditayangkan di Cannes 15 Pada tahun 1960 perusahaan mengatributkan kegagalan film tersebut dengan konflik yang diinginkan rakyat dan apa yang terjadi dituturkan bahwa Ismail tak berarti menggambarkan militer sedemikian rupa namun karena adegan serta orang orang dalam film tersebut 30 Warisan suntingIsmail menganggap Darah dan Doa merupakan perwujudan dari kepribadian bangsa 31 Dalam sebuah surat tahun 1962 ia menulis bahwa ia menganggapnya film perdananya karena ia memiliki kontrol kreatif yang sedikit dalam produksi produksi tahun 1949 karyanya 32 Usai menyutradarai film tersebut ia membuat dua puluh lima film lainnya sebagai sutradara 33 termasuk dua film Enam Djam di Jogja 1951 dan Pedjuang 1959 berkisah tentang Revolusi Nasional Indonesia 34 menyaingi perusahaan perusahaan yang juga merilis film tersebut dengan tema serupa c meskipun Biran berpendapat bahwa mereka tak menyentuh pada esensi revolusi 35 Untuk perannya sebagai sutradara Darah dan Doa dan karya berikutnya Ismail dijuluki bapak film Indonesia 1 walaupun cendekiawan Thomas Barker berujar bahwa perannya dalam perkembangan industri film dilebih lebihkan oleh Orde Baru karena keperluan anti komunis dan pro nasionalistik mereka 36 Referensi sunting a b Kurniasari 2012 Reviving Biran 2009a hlm 360 364 Biran 2009a hlm 367 a b Ismail 1983 hlm 165 Susanto 2003 hlm 243 lsf go id Mengenang 40 Tahun Filmindonesia or id Credits Ismail 1950 00 01 08 a b c d e f Ismail 1983 hlm 167 Ismail 1950 00 01 10 Ismail 1983 hlm 166 Anwar 2004 hlm 86 a b Anwar 2004 hlm 59 a b Filmindonesia or id Long March a b c Said 1982 hlm 49 Ismail 1983 hlm 165 167 a b Said 1982 hlm 51 a b Ismail 1983 hlm 164 a b Ismail 1983 hlm 168 a b Anwar 2004 hlm 89 NY Times 1951 Indonesians doubt Ismail 1983 hlm 170 a b c Aneka 1950 hlm 20 Heider 1991 hlm 102 Said 1982 hlm 52 Anwar 2004 hlm 64 Biran 2009b hlm 135 Pane 1955 hlm 1 in Biran 2009b hlm 135 Perfini 1960 hlm 4 Biran 2009a hlm 45 Filmindonesia or id Tjitra Filmindonesia or id Usmar Ismail Anwar 2004 hlm 61 Biran 2009b hlm 125 127 Barker 2011 hlm 11 15 Karya kutipan suntingAnwar Rosihan 2004 Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia A Small History Petite Histoire of Indonesia Jakarta Kompas ISBN 978 979 709 428 7 Barker Thomas 2011 Mempertanyakan Gagasan Film Nasional Questioning the Concept of National Films Dalam Cheng Khoo Gaik Barker Thomas Imanjaya Ekky Mau Dibawa ke Mana Sinema Kita Where Will Our Cinema Go Jakarta Salemba Humanika hlm 31 56 ISBN 978 602 8555 38 8 Biran Misbach Yusa 2009a Sejarah Film 1900 1950 Bikin Film di Jawa History of Film 1900 1950 Making Films in Java Jakarta Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council ISBN 978 979 3731 58 2 Biran Misbach Yusa 2009b Peran Pemuda dalam Kebangkitan Film Indonesia The Role of the Youth in the Development of the Indonesian Film Industry Jakarta Ministry of Youth and Sports OCLC 607257806 Hastuti Rita Sri 14 March 2011 Mengenang 40 Tahun Kepergian USMAR ISMAIL Dari Darah dan Doa Commemorating 40 Years After USMAR ISMAIL s Death from Darah dan Doa lsf go id Jakarta Film Censorship Bureau Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 April 2014 Diakses tanggal 20 January 2012 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Heider Karl G 1991 Indonesian Cinema National Culture on Screen nbsp Honolulu University of Hawaii Press ISBN 978 0 8248 1367 3 Indonesians Doubt Ban Caused Crisis New York Times 12 June 1951 hlm 5 Diakses tanggal 13 January 2013 perlu berlangganan Ismail Usmar director and producer 1950 Darah dan Doa Jakarta Perfini OCLC 51902911 Ismail Usmar 1983 Film Pertama Saya My First Film Usmar Ismail Mengupas Film Usmar Ismail Discusses Film Jakarta Sinar Harapan hlm 164 71 OCLC 10435722 Kurniasari Triwik 24 June 2012 Reviving Usmar Ismail s legacy The Jakarta Post Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 April 2014 Diakses tanggal 23 September 2012 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Long March The Darah dan Doa filmindonesia or id Jakarta Konfidan Foundation Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 March 2017 Diakses tanggal 10 January 2013 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Long March The Darah dan Doa Kredit Long March The Darah dan Doa Credits filmindonesia or id Jakarta Konfidan Foundation Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 March 2016 Diakses tanggal 11 January 2013 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pane Armijn June 1955 Bahasa dan Film Language and Film Bulanan Medan Bahasa V 6 1 6 Penghargaan Mereka Kembali Awards for Mereka Kembali filmindonesia or id Jakarta Konfidan Foundation Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 March 2016 Diakses tanggal 10 January 2013 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Perfini ed 1960 10 Tahun Perfini 10 Years of Perfini Jakarta Perfini Sabarini Prodita 23 March 2008 National film day time to reflect to history The Jakarta Post Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 March 2016 Diakses tanggal 11 January 2013 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Said Salim 1982 Profil Dunia Film Indonesia Profile of Indonesian Cinema Jakarta Grafiti Pers OCLC 9507803 Setijadi Dunn Charlotte Barker Thomas 2011 Membayangkan Indonesia Produser Etnis Tionghoa dan Sinema Pra Kemerdekaan Imagining Indonesia Ethnic Chinese Producers and Pre Independence Cinema Dalam Cheng Khoo Gaik Barker Thomas Imanjaya Ekky Mau Dibawa ke Mana Sinema Kita Where Will Our Cinema Go Jakarta Salemba Humanika ISBN 978 602 8555 38 8 Susanto A Budi 2003 Identitas Dan Postkolonialitas Di Indonesia Identity and Postcolonialism in Indonesia Yogyakarta Kanisius ISBN 978 979 21 0851 4 The Long March Darah dan Doa Aneka Jakarta 1 13 20 1 September 1950 Tjitra filmindonesia or id Jakarta Konfidan Foundation Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 December 2013 Diakses tanggal 23 August 2012 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Usmar Ismail Filmografi Usmar Ismail Filmography filmindonesia or id Jakarta Konfidan Foundation Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 April 2014 Diakses tanggal 23 September 2012 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Zandri Er Audy 28 March 2011 Reminiscing the glorious past of Indonesian films The Jakarta Post Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2016 Diakses tanggal 11 January 2013 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pranala luar suntingDarah dan Doa di IMDb dalam bahasa Inggris Entire film English subtitles di YouTube Kesalahan pengutipan Ditemukan tag lt ref gt untuk kelompok bernama lower alpha tapi tidak ditemukan tag lt references group lower alpha gt yang berkaitan Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Darah dan Doa amp oldid 25115999