www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi bacaan terkait atau pranala luar tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat Mohon tingkatkan kualitas artikel ini dengan memasukkan rujukan yang lebih mendetail bila perlu Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini Suku Badui disebut juga sebagai Sunda Badui Bahasa Badui Urang Kanekes Urang Cibeo a atau kadang hanya sering disebut Badui terkadang ditulis secara tidak baku sebagai Baduy 1 merupakan sekelompok masyarakat adat Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak Provinsi Banten Populasi mereka sekitar 26 000 orang mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri mereka dari dunia luar Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan khususnya penduduk wilayah Badui Dalam Orang BaduiUrang KanekesKelompok suku Badui luarDaerah dengan populasi signifikanBantenca 26 000 jiwaBahasaBahasa Sunda BaduiAgama 99 Sunda Wiwitan 1 Islam SunniKelompok etnik terkaitSunda Banten Sunda PrianganSuku Badui termasuk sub suku dari suku Sunda mereka dianggap sebagai masyarakat Sunda yang belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar Masyarakat Badui menolak istilah wisata atau pariwisata untuk mendeskripsikan kampung kampung mereka Sejak 2007 untuk mendeskripsikan wilayah mereka serta untuk menjaga kesakralan wilayah tersebut masyarakat Badui memperkenalkan istilah Saba Budaya Badui yang bermakna Silaturahmi Kebudayaan Badui 2 Daftar isi 1 Etimologi 2 Wilayah 3 Bahasa 4 Kelompok masyarakat 5 Asal usul 6 Kepercayaan 7 Pemerintahan 8 Mata pencaharian 9 Interaksi dengan masyarakat luar 10 Catatan 11 Rujukan 12 Kepustakaan 13 Pranala luarEtimologi SuntingSebutan Badui merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah pindah nomaden Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Badui dan Gunung Badui yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau orang Kanekes sesuai dengan nama wilayah mereka atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo Garna 1993 Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia penulisan yang tepat adalah Badui bukan Baduy 1 Wilayah Sunting Bangunan rumah adat warga Badui LuarSuku Badui bermukim di wilayah di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Permukimannya terpusat di daerah aliran sungai pada sungai Ciujung yang termasuk dalam wilayah Cagar Budaya Pegunungan Kendeng 3 Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6 27 27 6 30 0 LS dan 108 3 9 106 4 55 BT Permana 2001 Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng yang berjarak sekitar 40 km dari Kota Rangkasbitung Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 600 m di atas permukaan laut DPL tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata rata mencapai 45 yang merupakan tanah vulkanik di bagian utara tanah endapan di bagian tengah dan tanah campuran di bagian selatan suhu rata rata 20 C butuh rujukan Tiga desa utama Kanekes Dalam adalah Cikeusik Cikertawana dan Cibeo butuh rujukan Bahasa SuntingBahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Sunda dialek Badui Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah Orang Kanekes Dalam tidak mengenal budaya tulis sehingga adat istiadat kepercayaan agama dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja Orang Kanekes tidak mengenal sekolah karena pendidikan formal berlawanan dengan adat istiadat mereka Mereka menolak usulan pemerintah untuk membangun fasilitas sekolah di desa desa mereka Bahkan hingga hari ini walaupun sejak era Soeharto pemerintah telah berusaha memaksa mereka untuk mengubah cara hidup mereka dan membangun fasilitas sekolah modern di wilayah mereka orang Kanekes masih menolak usaha pemerintah tersebut Namun masyarakat Kanekes memiliki caranya sendiri untuk belajar serta mengembangkan wawasan mereka hingga sepadan dengan masyarakat di luar suku Badui Kelompok masyarakat Sunting Orang Kanekes pada tahun 2010Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu panamping dan dangka Permana 2001 Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam Badui Dalam yang paling ketat mengikuti adat yaitu warga yang tinggal di tiga kampung Cibeo Cikertawana dan Cikeusik Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua warna tarum serta memakai ikat kepala putih Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing Kanekes Dalam adalah bagian dari keseluruhan orang Kanekes Tidak seperti Kanekes Luar warga Kanekes Dalam masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka Sebagian peraturan yang dianut oleh Orang Kanekes Dalam antara lain Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki Pintu rumah harus menghadap ke utara selatan kecuali rumah sang Pu un atau ketua adat Larangan menggunakan alat elektronik teknologi Menggunakan kain berwarna hitam putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern Kelompok masyarakat kedua yang disebut panamping adalah mereka yang dikenal sebagai Kanekes Luar Badui Luar yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes Dalam seperti Cikadu Kaduketuk Kadukolot Gajeboh Cisagu dan lain sebagainya Masyarakat Kanekes Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna biru gelap warna tarum Kanekes Luar merupakan orang orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Kanekes Dalam Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkannya warga Kanekes Dalam ke Kanekes Luar Mereka telah melanggar adat masyarakat Kanekes Dalam Berkeinginan untuk keluar dari Kanekes Dalam Menikah dengan anggota Kanekes LuarCiri ciri masyarakat orang Kanekes Luar Mereka telah mengenal teknologi seperti peralatan elektronik Proses pembangunan rumah penduduk Kanekes Luar telah menggunakan alat alat bantu seperti gergaji palu paku dll yang sebelumnya dilarang oleh adat Kanekes Dalam Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua untuk laki laki yang menandakan bahwa mereka tidak suci Kadang menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans Menggunakan peralatan rumah tangga modern seperti kasur bantal piring amp gelas kaca amp plastik Mereka tinggal di luar wilayah Kanekes Dalam Sebagian di antara mereka telah terpengaruh dan berpindah agama menjadi seorang muslim dalam jumlah cukup signifikan Apabila Kanekes Dalam dan Kanekes Luar tinggal di wilayah Kanekes maka Kanekes Dangka tinggal di luar wilayah Kanekes dan pada saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa yaitu Padawaras Cibengkung dan Sirahdayeuh Cihandam Kampung Dangka tersebut berfungsi sebagai semacam buffer zone atas pengaruh dari luar Permana 2001 Asal usul Sunting Delegasi Kanekes sekitar tahun 1920Menurut kepercayaan yang mereka anut orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama Menurut kepercayaan mereka Adam dan keturunannya termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik mandita untuk menjaga harmoni dunia Pendapat mengenai asal usul orang Kanekes berbeda dengan pendapat para ahli sejarah yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok serta cerita rakyat mengenai Tatar Sunda yang cukup minim keberadaannya Masyarakat Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya pada abad ke 16 berpusat di Pakuan Pajajaran sekitar Bogor sekarang Sebelum berdirinya Kesultanan Banten wilayah ujung barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan Sunda Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman Dengan demikian penguasa wilayah tersebut yang disebut sebagai Pangeran Pucuk Umun menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Kanekes yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut Adimihardja 2000 Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Kanekes sendiri dari serangan musuh musuh Pajajaran Van Tricht seorang dokter yang pernah melakukan riset kesehatan pada tahun 1928 menyangkal teori tersebut Menurut dia orang Kanekes adalah penduduk asli daerah tersebut yang mempunyai daya tolak kuat terhadap pengaruh luar Garna 1993b 146 Orang Kanekes sendiri pun menolak jika dikatakan bahwa mereka berasal dari orang orang pelarian dari Pajajaran ibu kota Kerajaan Sunda Menurut Danasasmita dan Djatisunda 1986 4 5 orang Badui merupakan penduduk setempat yang dijadikan mandala kawasan suci secara resmi oleh raja karena penduduknya berkewajiban memelihara kabuyutan tempat pemujaan leluhur atau nenek moyang bukan agama Hindu atau Budha Kebuyutan di daerah ini dikenal dengan kabuyutan Jati Sunda atau Sunda Asli atau Sunda Wiwitan wiwitan asli asal pokok jati Oleh karena itulah agama asli mereka pun diberi nama Sunda Wiwitan Lukisan seorang Badui di Rijksmuseum Amsterdam sekitar tahun 1816 1846Kepercayaan SuntingKepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai ajaran Sunda Wiwitan ajaran leluhur turun temurun yang berakar pada penghormatan kepada karuhun atau arwah leluhur dan pemujaan kepada roh kekuatan alam animisme Meskipun sebagian besar aspek ajaran ini adalah asli tradisi turun temurun pada perkembangan selanjutnya ajaran leluhur ini juga sedikit dipengaruhi oleh beberapa aspek ajaran Hindu Buddha dan di kemudian dari ajaran Islam Bentuk penghormatan kepada roh kekuatan alam ini diwujudkan melalui sikap menjaga dan melestarikan alam yaitu merawat alam sekitar gunung bukit lembah hutan kebun mata air sungai dan segala ekosistem di dalamnya serta memberikan penghargaan setinggi tingginya kepada alam dengan cara merawat dan menjaga hutan larangan sebagai bagian dalam upaya menjaga keseimbangan alam semesta Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari hari orang Kanekes Garna 1993 Isi terpenting dari pikukuh kepatuhan Kanekes tersebut adalah konsep tanpa perubahan apa pun atau perubahan sesedikit mungkin Lojor heunteu beunang dipotong pendek heunteu beunang disambung panjang tidak bisa tidak boleh dipotong pendek tidak bisa tidak boleh disambung Tabu tersebut dalam kehidupan sehari hari diinterpretasikan secara harafiah Di bidang pertanian bentuk pikukuh tersebut adalah dengan tidak mengubah kontur lahan bagi ladang sehingga cara berladangnya sangat sederhana tidak mengolah lahan dengan bajak tidak membuat terasering hanya menanam dengan tugal yaitu sepotong bambu yang diruncingkan Pada pembangunan rumah juga kontur permukaan tanah dibiarkan apa adanya sehingga tiang penyangga rumah Kanekes sering kali tidak sama panjang Perkataan dan tindakan mereka pun jujur polos tanpa basa basi bahkan dalam berdagang mereka tidak melakukan tawar menawar Objek kepercayaan terpenting bagi masyarakat Kanekes adalah Arca Domas yang lokasinya dirahasiakan dan dianggap paling sakral Orang Kanekes mengunjungi lokasi tersebut untuk melakukan pemujaan setahun sekali pada bulan Kalima yang pada tahun 2003 bertepatan dengan bulan Juli Hanya Pu un atau ketua adat tertinggi dan beberapa anggota masyarakat terpilih saja yang mengikuti rombongan pemujaan tersebut Di kompleks Arca Domas tersebut terdapat batu lumpang yang menyimpan air hujan Apabila pada saat pemujaan ditemukan batu lumpang tersebut ada dalam keadaan penuh air yang jernih maka bagi masyarakat Kanekes itu merupakan pertanda bahwa hujan pada tahun tersebut akan banyak turun dan panen akan berhasil baik Sebaliknya apabila batu lumpang kering atau berair keruh maka merupakan pertanda kegagalan panen Permana 2003a Bagi sebagian kalangan berkaitan dengan keteguhan masyarakatnya kepercayaan yang dianut masyarakat adat Kanekes ini mencerminkan kepercayaan keagamaan masyarakat Sunda secara umum sebelum masuknya Islam Pemerintahan SuntingMasyarakat Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan yaitu sistem nasional yang mengikuti aturan negara Indonesia dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi benturan Secara nasional penduduk Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah yang ada di bawah camat sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Kanekes yang tertinggi yaitu Pu un Struktur pemerintahan KanekesPemimpin adat tertinggi dalam masyarakat Kanekes adalah Pu un yang ada di tiga kampung tangtu Jabatan tersebut berlangsung turun temurun namun tidak otomatis dari bapak ke anak melainkan dapat juga kerabat lainnya Jangka waktu jabatan Pu un tidak ditentukan hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang memegang jabatan tersebut Mata pencaharian SuntingSebagaimana yang telah terjadi selama ratusan tahun maka mata pencaharian utama masyarakat Kanekes adalah bertani padi huma Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji serta madu hutan Interaksi dengan masyarakat luar SuntingMasyarakat Kanekes yang sampai sekarang ini ketat mengikuti adat istiadat bukan merupakan masyarakat terasing terpencil ataupun masyarakat yang terisolasi dari perkembangan dunia luar Berdirinya Kesultanan Banten yang secara otomatis memasukkan Kanekes ke dalam wilayah kekuasaannya pun tidak lepas dari kesadaran mereka Sebagai tanda kepatuhan pengakuan kepada penguasa masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba ke Kesultanan Banten Garna 1993 Sampai sekarang upacara seba tersebut terus dilangsungkan setahun sekali berupa menghantar hasil bumi padi palawija buah buahan kepada Gubernur Banten sebelumnya ke Gubernur Jawa Barat melalui Bupati Lebak di Kota Rangkasbitung Di bidang pertanian penduduk Kanekes Luar berinteraksi erat dengan masyarakat luar misalnya dalam sewa menyewa tanah dan tenaga buruh Perdagangan yang pada waktu yang lampau dilakukan secara barter sekarang ini telah mempergunakan mata uang rupiah biasa Orang Kanekes menjual hasil buah buahan madu dan gula kawung aren melalui para tengkulak Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya Cibengkung dan Ciboleger Pada saat ini orang luar yang mengunjungi wilayah Kanekes semakin meningkat sampai dengan ratusan orang per kali kunjungan biasanya merupakan remaja dari sekolah mahasiswa dan juga para pengunjung dewasa lainnya Mereka menerima para pengunjung tersebut bahkan untuk menginap satu malam dengan ketentuan bahwa pengunjung menuruti adat istiadat yang berlaku di sana Aturan adat tersebut antara lain tidak boleh berfoto di wilayah Kanekes Dalam tidak menggunakan sabun sampo atau sikat gigi dengan pasta gigi di sungai tidak boleh membuang sampah sembarangan Namun wilayah Kanekes tetap terlarang bagi orang asing non WNI Beberapa wartawan asing yang mencoba masuk sampai sekarang selalu ditolak masuk Pada saat pekerjaan di ladang tidak terlalu banyak orang Kanekes juga senang berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan syarat harus berjalan kaki Pada umumnya mereka pergi dalam rombongan kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang berkunjung ke rumah kenalan yang pernah datang ke Kanekes sambil menjual madu dan hasil kerajinan tangan Dalam kunjungan tersebut biasanya mereka mendapatkan tambahan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup Catatan Sunting Tergantung wilayah yang mereka tinggali Rujukan Sunting a b Hasil Pencarian KBBI Daring kbbi kemdikbud go id Cahya Kahfi Dirga ed 2020 07 20 Saba Budaya Baduy Gantikan Wisata Baduy Apakah Itu Kompas com Diakses tanggal 2021 08 07 BPS Provinsi Banten 2019 Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019 PDF Dinas Pariwisata Provinsi Banten hlm 51 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kepustakaan SuntingAdimihardja K 2000 Orang Baduy di Banten Selatan Manusia air pemelihara sungai Jurnal Antropologi Indonesia Th XXIV No 61 Jan Apr 2000 hal 47 59 Garna Y 1993 Masyarakat Baduy di Banten dalam Masyarakat Terasing di Indonesia Editor Koentjaraningrat amp Simorangkir Seri Etnografi Indonesia No 4 Jakarta Departemen Sosial dan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial dengan Gramedia Pustaka Utama Iskandar J 1991 An evaluation of the shifting cultivation systems of the Baduy society in West Java using system modelling Thesis Abstract of AGS Students 1 pranala nonaktif permanen Makmur A 2001 Pamarentahan Baduy di Desa Kanekes Perspektif kekerabatan 2 Nugraheni E amp Winata A 2003 Konservasi lingkungan dan plasma Nutfah menurut kearifan tradisional masyarakat kasepuhan Gunung Halimun Jurnal Studi Indonesia Volume 13 Nomor 2 September 2003 halaman 126 143 Permana C E 2001 Kesetaraan gender dalam adat inti jagat Baduy Jakarta Wedatama Widya Sastra Permana C E 2003 Arca Domas Baduy Sebuah referensi arkeologi dalam penafsiran ruang masyarakat megalitik Indonesian Arheology on the Net 3 Permana C E 2003 Religi dalam tradisi bercocok tanam sederhana Indonesian Arheology on the Net 4 Ascher Robert 1971 Analogy in Archaeological Interpretation dalam James Deetz ed Mans Imprint from the Past Boston Little Brown Hal 262271 Danasasmita Saleh dan Anis Djatisunda 1986 Kehidupan Masyarakat Kanekes Bandung Sundanologi Ekadjati Edi S 1995 Kebudayaan Sunda Suatu Pendekatan Sejarah Jakarta Pustaka Jaya Garna Judhistira 1988 Perubahan Sosial Budaya Baduy dalam Nurhadi Rangkuti Peny Orang Baduy dari Inti Jagat Bentara Budaya KOMPAS Yogyakarta Etnodata Prosindo 1993 Masyarakat Baduy di Banten dalam Koentjaraningrat ed Masyarakat Terasing di Indonesia Jakarta Gramedia Hal 120 152 Hoevell W R van 1845 Bijdrage tot de kennis der Badoeinen in het zuiden der residentie Bantam TNI VII 335 430 Iskandar Johan 1992 Ekologi Perladangan di Indonesia Studi Kasus dari Daerah Baduy Banten Selatan Jawa Barat Jakarta Djambatan Jacobs J and J J Meijer 1891 De Badoejs s Grahenhage Martinus Nijhoff Koorders D 1869 Losse Aantekeningeng tijdens het bezoek bij de Badois BKI LVI 335 341 Kramer C 1979 Etnoarchaeology Implication of Ethnography for Archaeology New York Columbia University Press Mundardjito 1981 Etnoarkeologi Peranannya dalam Pengembangan Arkeologi di Indonesia dalam Majalah Arkeologi 1 2 IV 17 29 Permana R Cecep Eka 1996 Tata Ruang Masyarakat Baduy Tesis Antropologi Program Pascasarjana Universitas Indonesia Pleyte C M 1909 Artja Domas het zielenland der Badoejs Tijdschrift voor Indishe Taal land en Volkenkunde LI Afl 6 494 526 Sucipto Toto Drs Limbeng Julianus S Sn M Si 2007 Dra Siti Maria ed Studi Tentang Religi Masyarakat Baduy di Desa Kanekes Provinsi Banten Seri pengungkapan nilai nilai kepercayaan komunitas adat Jakarta Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tricht B van 1929 Levende Antiquiteiten in West Java Djawa IX 43 120 Rahardjo D M Rahayu 2002 Urang kanekes di Banten Kidul Jakarta Badan pengembangan kebudayaan dan pariwisata OCLC 993742641 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Parameter first2 tanpa last2 di Authors list bantuan Pranala luar Sunting Gambar pada pranala luarKlik pranala guna melihat gambar Arca DomasZanten W van Aspects of Baduy Music Diarsipkan 2010 08 21 di Wayback Machine Arca Domas Baduy Diarsipkan 2011 03 16 di Wayback Machine Indonesia Bersama suku Baduy yang unik Inggris The Baduy People Indonesia Bersinergi Dengan Alam di Tanah Baduy Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Suku Badui amp oldid 23482056