www.wikidata.id-id.nina.az
TarumKlasifikasi ilmiahKerajaan PlantaeDivisi MagnoliophytaKelas MagnoliopsidaOrdo FabalesFamili FabaceaeSubfamili FaboideaeTribus IndigofereaeGenus IndigoferaSpesies I tinctoriaNama binomialIndigofera tinctoriaL Indigofera tarum nila atau indigo Indigofera suku polong polongan atau Fabaceae merupakan tumbuhan penghasil warna biru alami Penggunaan zat pewarna pakaian ini terutama dilakukan dalam pembuatan batik atau tenun ikat tradisional dari Nusantara Zat pewarna indigo sebagai produk dari tumbuhan ini juga merupakan komoditas dagang yang penting Daun dari indigofera juga dapat digunakan sebagai pakan ternak yang lebih murahTumbuhan ini berbentuk semak semak dan banyak ditemukan pada daerah tropis dan temperate Bergantung pada iklim tempat indigofera ditumbuhkan indigofera dapat memiliki siklus hidup annual biennial ataupun perennial Secara morfologis tumbuhan ini memiliki daun berwarna hijau muda dan bunga berwarna merah muda keunguan Indigofera ini dikenal dengan kemampuannya menghasilkan zat warna indigo yang disebut indigotin Warna biru indigo diperoleh dari rendaman daun dalam jumlah banyak Akar tarum atau tarum areuy yang juga sering dipakai orang adalah Marsdenia tinctoria Warna biru dihasilkan dari perendaman daun selama semalam Setelah semalam akan terbentuk lapisan di atas yang berwarna hijau atau biru Cairan ini lalu direbus lalu dijemur hingga kering Tidak hanya digunakan sebagai penghasil zat warna dan makanan ternak indigofera juga memiliki manfaat terhadap lingkungan Indigofera diketahui dapat mencegah erosi pada tanah disebabkan akarnya yang kuat Tumbuhan ini sangat baik karena menyuburkan tanah dan dapat menahan erosi 1 Daftar isi 1 Batik dan Indigofera 2 Budidaya Indigofera 3 Produk Indigofera 4 Kandungan Indigofera 5 Tarum dan nama tempat 6 SumberBatik dan Indigofera SuntingPada mulanya para pengusaha batik menggunakan pewarna alami untuk mewarnai kain batik mereka untuk warna biru terutama memakai tarum Kemudian zat pewarna buatan didatangkan dan diperkenalkan kepada para pengusaha batik Di luar dugaan pengusaha batik lebih memilih untuk menggunakan pewarna buatan Ketika pemerintah kolonial Belanda menghentikan impor pewarna buatan pada tahun 1914 reaksi keras datang dari pengusaha batik Pamor tarum terus merosot dan tidak ada yang berusaha mengolah tarum secara lebih mudah Budidaya Indigofera SuntingIndigofera umumnya dikultivasi pada tegalan ataupun sawah Terdapat dua metode budidaya indigofera Metode pertama adalah dengan mencangkok potongan batang indigofera sementara metode kedua adalah dengan menanam bijinya Meskipun begitu penanaman dari biji lebih disukai karena akan menghasilkan tumbuhan dengan akar yang lebih kuat dan juga ukuran yang lebih besar Secara umum budidaya indigofera dimulai dari persiapan lahan Lahan yang baik untuk menanam indigofera adalah lahan yang gembur dekat dengan sumber air dan terpapar sinar matahari Sebelum dilakukan penanaman bagian tempat penanaman benih harus digemburkan terlebih dahulu membentuk alur tanam seperti pada kultivasi cabai Selanjutnya pada alur yang telah dibuat dimasukkan pupuk untuk mempercepat pertumbuhan indigofera Setelah itu maka benih siap ditanam Benih yang hendak ditanam sendiri harus dipersiapkan terlebih dahulu Pertama tama biji indigofera ditumbuhkan pada polybagkecil Umumnya diperlukan waktu dsekitar 7 10 hari hingga benih berkecambah Setelah itu kecambah dipindahkan ke dalam media tanam yang baru Dalam waktu 1 bulan akan didapat tanaman indigofera muda Tanaman muda inilah yang akan ditanam pada lahan perkebunan dan dapat dipanen setelah 60 hari Setelah itu tumbuhan dapat terus dipanen dalam interval 60 hari Pertumbuhan indigofera ini dapat dipercepat melalui beberapa hal Secara tradisional diperlukan adanya empat kali pemangkasan atau defoliase dalam setiap interval panen untuk mendapat biomassa daun muda yang lebih banyak 2 Produk Indigofera SuntingDari indigofera sendiri produk primer yang dapat dimanfaatkan adalah berupa daun atau hijauan indigofera yang digunakan sebagai pakan ternak Untuk pakan ternak sendiri bagian yang digunakan adalah pucuk yang masih muda dari tumbuhan indigofera Hijauan ini memiliki standar umum seperti pakan ternak pada umumnya yang dapat dilihat berdasarkan SNI sesuai ternak yang digunakan Sementara itu produk sekunder dari indigofera adalah zat warna indigotin Indigotin adalah zat warna yang tidak larut dalam air dan termasuk zat warna vat bejana Indigotin sendiri didapat dari daun indigofera yang direndam semalaman Rendaman daun ini lalu difermentasi selama beberapa waktu untuk mengubah senyawa glycoside indicant di dalam daun indigofera menjadi indigotin Daun yang telah terfermentasi lalu akan mengendap Indigotin dalam endapan ini kemudian dapat diekstraksi dengan penambahan basa kuat Untuk indigotin sendiri tidak terdapat standar yang mengatur secara jelas karena sifatnya yang merupakan pewarna alami dan lebih sering digunakan pada industri lokal seperti pembuatan batik 3 Meskipun memiliki banyak kegunaan namun di Indonesia sendiri indigofera lebih umum digunakan sebagai pakan ternak Hal ini dikarenakan indigofera memiliki biaya produksi yang lebih murah dibanding pakan ternak lain seperti alfalfa Namun di saat bersamaan indigofera memiliki kandungan nutrisi yang setara Salah satu daerah yang telah secara intensif memproduksi indigofera adalah Jawa Barat Di Jawa Barat sendiri terdapat Gerakan Indigofera atau GENDIR Saat ini gerakan ini telah aktif berjalan di Kabupaten Indramayu Hal ini disebabkan topologi dari Indramayu yang merupakan daerah persawahan sehingga peternak di sana memiliki kesulitan untuk mendapat rumput bagi pakan ternak Padahal jumlah sapi di Indramayu rata rata mencapai 11 560 ekor sapi Di sisi lain indigofera memiliki kadar protein yang tinggi yaitu sebesar 31 Dari satu hektar lahan indigofera dapat dicapai keuntungan hingga 2 8 juta Oleh karena itu mulai banyak petani yang memproduksi indigofera di daerah Jawa Barat 4 Kandungan Indigofera SuntingAnalisis kandungan indigofera menunjukkan adanya kandungan senyawa alkaloid seperti glikosida cianogenik guanidin alkaloid asam fenolik fenolik glikosida flavonoids isoflavonoids dan indigotin itu sendiri Tidak hanya itu indigofera juga memilki senyawa derivate rotenoid yang memiliki sifat bioaktif sebagai insektisida Indigofera juga diketahui kayak akan protein kalsium dan fosfor Analisis ini dilakukan menggunakan TLC dan RP HLPC Sayangnya belum dilakukan analisis metabolomic lebih lanjut terhadap perbedaan metabolit yang dihasilkan oleh indigofera pada kondisi yang berbeda sehingga analisis metabolimik dalam hal ini belum dapat diaplikasikan Untuk ke depannya analisis metabolimik dapat dilakukan untuk menganalisis perbedaan kandungan metabolit indigofera dengan tanaman pakan lainnya seperti alfalfa Selain itu dapat pula dilakukan analisis produksi metabolit tertentu seperti indigotin dalam kondisi tumbuh yang berbeda Dengan begitu dapat diketahui kondisi yang paling mendukung produksi komoditas dari indigotin 1 Tarum dan nama tempat SuntingPada masa lalu tarum merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat Sunda Banyak tempat di wilayah Jawa Barat yang dinamai berdasarkan nama tumbuhan ini seperti Ci Tarum Kerajaan Taruma Kota Banjar Pataruman dan Tarumajaya Sumber SuntingMuzayyinah 2014 Indigofera kini dan nanti Bioedukasi 7 2 23 26 Abdullah L 2014 Prospektif agronomi dan ekofisiologi indigofera zollingeriana sebagai tanaman penghasil hijauan pakan berkualitas tinggi Pastura 3 2 79 83 Wahyuningsih S Ramelan A H Wardani D K 2017 Indigo dye derived from Indigofera tinctorial for naturan food colorant IOP Material Science and Engineering 193 1 Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bandung 2018 Pakan Indigofera untuk Ternak Kambing online https badungkab go id instansi diperpa baca artikel 529 Pakan Indigofera Untuk Ternak Kambing html Diakses 4 April 2019 Situs web tanaman perkebunan Diarsipkan 2007 07 07 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Tarum amp oldid 21356843