www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk kegunaan lain lihat Aru Haru Surat Batak Karo ᯀᯒ adalah sebuah kerajaan Batak etnis Karo yang pernah berdiri di wilayah pantai timur Sumatera Utara dan berkuasa pada kurun abad ke 13 sampai abad ke 16 Masehi Pada masa jayanya kerajaan ini adalah kekuatan bahari yang cukup hebat dan mampu mengendalikan kawasan bagian utara Selat Malaka 1 Kerajaan Haruᯀᯒ 1225 1613Peta Sumatra tahun 1565 dengan arah selatan di atas Wilayah Terre Laru dapat dilihat di pojok atas dalam kotak kiri bawahIbu kotaKota RentangBahasa yang umum digunakanBatak Karo utama Batak lainnya Melayu LainnyaAgamaPemena utama Hinduisme Islamisme dimulai abad ke 15 PemerintahanMonarkiSejarah Didirikan1225 Serangan dari Majapahit1365 Dikalahkan oleh Kesultanan Aceh1613Sekarang bagian dari IndonesiaPenduduk asli menjalankan kepercayaan animisme Pemena dan juga Hinduisme Pada abad ke 13 Masehi ajaran Islam datang dan kemudian juga dipratikkan bersamaan dengan ajaran asli setempat yang sudah ada 2 Ibu kota Aru terletak dekat dengan Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang Penduduk kerajaan Aru dipercaya merupakan keturunan orang orang Karo yang menghuni pedalaman Sumatera Utara 1 Daftar isi 1 Historiografi 2 Wilayah kekuasaan 3 Karakteristik 4 Sosiokultural 5 Daftar penguasa 6 ReferensiHistoriografi suntingCatatan sejarah terawal yang menyebut Kerajaan Haru adalah berasal dari catatan Tiongkok dari Dinasti Yuan akhir abad ke 13 Masehi Kerajaan ini juga disebut sebut dalam sumber catatan Tiongkok dari zaman berikutnya yakni Yingya Shenglan 1416 dari zaman Dinasti Ming Kerajaan Haru juga disebut dalam catatan naskah naskah Jawa yakni kitab Nagarakretagama 1365 dan Pararaton sekitar abad ke 15 Masehi 3 Nama kerajaan ini disebutkan dalam Pararaton yang tepatnya disebut di dalam Sumpah Palapa 4 Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa sira Gajah Mada Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa lamun kalah ring Gurun ring Seram Tanjungpura ring Haru ring Pahang Dompu ring Bali Sunda Palembang Tumasik samana ingsun amukti palapa Dalam bahasa Indonesia mempunyai arti 4 Dia Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan menguasai Nusantara saya baru akan melepaskan puasa bila telah mengalahkan Gurun Seram Tanjung Pura Haru Pahang Dompo Bali Sunda Palembang Tumasik demikianlah saya baru akan melepaskan puasadalam Kakawin Nagarakretagama sebagai negara bawahan sebagaimana tertulis dalam pupuh 13 paragraf 1 dan 2 lwir niṅ nusa pranusa pramukha sakahawat ksoni ri malayu naṅ jambi mwaṅ palembaṅ karitan i teba len darmmacraya tumut kandis kahwas manankabwa ri siyak i rkan kampar mwan i pane kampe harw haru athawe mandahilin i tumihaṅ parllak mwan i barat Terjemahan Terperinci demi pulau negara bawahan paling dulu di Malayu di Jambi dan Palembang kemudian Toba dan Dharmasraya pun turut Kandis Kahwas Minangkabau di Siak Rokan Kampar dan Pane Kampe Haru serta Mandailing Tamihang negara Perlak yang di barat Sementara itu dalam catatan Portugis Suma Oriental yang ditulis pada awal abad ke 16 Masehi menyebutkan Aru sebagai kerajaan yang makmur 5 Suma Oriental menyebutkan bahwa kerajaan ini merupakan kerajaan yang kuat Penguasa Terbesar di Sumatra yang memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan memiliki pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh kapal kapal asing 6 Dalam laporannya Tome Pires juga mendeskripsikan akan kehebatan armada kapal laut kerajaan Aru yang mampu melakukan pengontrolan lalu lintas kapal kapal yang melalui Selat Melaka pada masa itu Dalam kitab berbahasa Arab Melayu Sulalatus Salatin menyebutkan Kerajaan Haru sebagai salah satu kerajaan yang cukup berpengaruh di kawasan Haru disebut sebagai kerajaan yang setara kebesarannya dengan Malaka dan Pasai 7 Peninggalan arkeologi yang dihubungkan dengan Kerajaan Haru juga ditemukan di Kota China dan Kota Rantang Wilayah kekuasaan suntingBekas wilayah Kerajaan Haru atau Aru sekarang terletak di Provinsi Sumatera Utara Secara tradisional lokasi Haru atau Aru dikaitkan dengan negara penerusnya yakni Kesultanan Deli yang kini terletak di sekitar Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang Pendapat ini diajukan oleh seorang orientalis Inggris Richard Olaf Winstedt 8 Akan tetapi Groenveldt seorang sejarawan Belanda berpendapat bahwa pusat ibu kota Kerajaan Haru terletak jauh ke tenggara yakni dekat muara Sungai Barumun dan Panai di Kabupaten Labuhanbatu dan karena itu terkait dengan pendahulunya yaitu Kerajaan Pannai yang bercorak agama Buddha Gilles mengajukan pendapat bahwa ibu kotanya terletak dekat Pelabuhan Belawan sementara sejarahwan lain mengajukan pendapat bahwa lokasi pusat kerajaan Aru terletak di dekat muara Sungai Wampu dekat Teluk Haru Kabupaten Langkat 9 Situs Kota Cina di kawasan Medan Marelan 10 dan situs Benteng Putri Hijau di Deli Tua Namorambe adalah situs situs arkeologi di dekat Kota Medan yang dikaitkan dengan Kerajaan Haru 11 Situs arkeologi Benteng Putri Hijau kini tengah terancam proyek pembangunan hunian 12 Situs arkeologi lainnya adalah Kota Rentang di daerah Hamparan Perak Deli Serdang yang diajukan oleh ahli arkeologi sebagai lokasi ibu kota Kerajaan Haru 13 Karakteristik suntingKondisi Benteng tersebut melingkupi areal berukuran 732 x 250 meter atau memiliki luas sekitar 17 ha Batas batas Benteng Putri Hijau adalah sebagai berikut di sebelah utara berbatasan dengan pemukiman penduduk yang menempati areal di luar maupun di dalam benteng Sebelah barat sebagian merupakan areal yang berbatasan dengan tebing curam terutama yang terletak di sisi sebelah baratlaut Sebagian lagi berbatasan dengan areal landai yang saat ini dimanfaatkan sebagai perladangan Demikian juga dengan sisi selatan berbatasan dengan perladangan penduduk sedangkan di sebelah timur benteng tanah menghadap langsung ke jurang di mana terdapat hulu aliran Sungai Deli yang disebut Sungai Petani Lau Tani Di luar benteng tanah terdapat parit parit buatan yang mengelilingi Benteng tanah maupun parit buatan berukuran lebar mencapai 4 meter bahkan lebih kedalaman parit mencapai lebih dari 2 meter Adapun bangunan benteng tanah di beberapa tempat berukuran tinggi mencapai hingga 6 7 meter Pintu masuk utama benteng pada masa lalu diperkirakan terletak di sebelah timur tepat di sebelah pemandian Putri Hijau Pancuran Gading Bagian pintu masuk benteng merupakan dinding tebing yang dilandaikan Di samping kiri kanan pintu masuk tersebut terdapat dinding tanah berukuran cukup tinggi Di beberapa tempat tampaknya terdapat pemotongan bagian benteng Tidak diketahui secara pasti apakah pemotongan dinding benteng merupakan sisa aktivitas masa lalu atau dilakukan pada masa belakangan Benteng tanah juga mengalami kerusakan akibat aktivitas masa Dalam bukunya yang berjudul Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur Tuanku Lukman Sinar menyebutkan bahwa pada tahun 1869 Kontelir Cats de Raet menemukan sebuah meriam lela yang telah diserahkan ke Museum Pusat di Jakarta dengan kapal Baron Sloet v d Beele Pada meriam tersebut terdapat pertulisan dalam aksara Melayu Jawi yang berbunyi Sanat 03 Alamat Balun Haru Sanat 03 Tidak Jelas Namun Apabila 03 Berarti Tahun 1003 Hijriyah Berarti Cocok Dengan 1539 Masehi yang menurut Pinto merupakan ditaklukkannya Haru oleh Sultan Aceh Al Qahhar Alamat Balun Haru dapat juga berarti Alamat sadar siuman Haru tetapi dalam bahasa Aceh dapat berarti Dalam Tahun 03 di tempat saya menyerahkan Haru kepada Tuanku Dalam Bahasa Melayu Balun juga berarti sadar atau juga dilibas Terlepas dari isi arti pertulisan tersebut di tengah tengah benteng Putri Hijau telah didapatkan bukti tentang nama Haru Temuan peluru senjata api berbahan timah menunjukkan bahwa di situs tersebut pernah terjadi perang atau setidaknya senapan yang ditembakkan Apabila kepemilikan senjata api tersebut sejaman dengan peperangan yang terjadi antara Kerajaan Aceh dan Aru Deli maka senjata api tersebut kemungkinan berasal dari Turki Senjata api jenis senapan laras panjang itu umum digunakan pada abad ke 15 19 yang dikenal dengan sebutan musket atau tufenk Senapan senapan tersebut dibawa ke Deli Tua dari Negara asal pembuatnya Turki oleh tentara Aceh atau sepasukan tentara Turki sendiri yang diperbantukan untuk menyerang wilayah kekuasaan kerajaan di Deli Tua BP3 Aceh 2008 17 Selain itu terdapat temuan berupa koin Aceh yang diperkirakan berasal dari abad ke XVII Keberadaan mata uang Aceh berkaitan dengan kedatangan dan atau digunakan koin koin Aceh untuk transaksi perdagangan Hal ini tentu saja sangat memungkinkan mengingat keberadaan Kesultanan Aceh pada waktu yang sama bahkan sebelumnya telah mengeluarkan mata uang resmi kerajaan untuk perdagangan sehingga tidak mustahil apabila koin koin yang beredar di Kerajaan Aceh juga beredar di Kerajaan Aru untuk memperlancar transaksi perdagangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak Hubungan dagang antara Kerajaan Aru Deli Tua pada masa yang cukup lama juga telah dilakukan dengan bangsa bangsa lain seperti India dan Cina Melalui hubungan perdagangan secara tidak langsung juga berpengaruh pada kontak kontak kebudayaan yang dilakukan dengan Cina ataupun India E E Mc Kinnon menyebutkan bahwa walaupun bukti bukti secara fisik sangat jarang ditemukan kebudayaan masyarakat batak sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang berasal dari batak Bukti bukti adanya kontak dengan Cina secara fisik dapat diketahui dari adanya bukti berupa temuan keramik yang tersebar di situs Benteng Putri Hijau Berdasarkan hasil analisis temuan keramik yang ditemukan di Deli Tua dari hasil penggalian yang dilakukan diketahui bahwa periode masa hunian di bagian dalam benteng tanah Deli Tua adalah dalam rentang waktu antara 15 18 Temuan hasil penggalian menunjukkan bahwa periode tertua adalah temuan keramik yang berasal dari abad 15 14 M bahkan ditemukan sekeping fragmen keramik yang berasal dari abad 15 19 M Periode yang lebih muda menunjukkan bahwa situs tersebut masih digunakan sampai abad 17 18 Sebaliknya berdasarkan hasil survey permukaan menunjukkan bahwa temuan keramik terbanyak berasal dari abad ke 17 18 M disusul oleh temuan yang berasal dari abad 15 19 M Hal ini menunjukkan bahwa di situs tersebut mengalami masa hunian yang cukup lama Tidak diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab maju mundurnya hunian di Benteng Putri Hijau Sosiokultural suntingSebagai kerajaan yang berkembang di Tanah Batak dan Melayu kehidupan sosiokultural Kerajaan Haru menunjukkan karakteristik Batak Karo dan Melayu yang cukup kental Kebudayaan dan linguistik Haru sendiri mengadopsi kebudayaan dan bahasa Batak Karo dengan pengaruh Melayu yang cukup kuat saat masuknya Islam di Kerajaan Haru Bahkan kerajaan Haru sendiri digadang gadang sebagai cikal bakal nenek moyang leluhur dari masyakarat Melayu Sumatra Timur terutama Deli Pada abad ke 15 pemimpin Kerajaan Haru dan penduduknya kemungkinan besar telah memeluk agama Islam sebagaimana disebutkan dalam Yingyai Shenglan 1416 karya Ma Huan yang ikut mendampingi Laksamana Cheng Ho dalam pengembaraannya Dalam Hikayat Raja raja Pasai dan Sulalatus Salatin disebutkan bahwa kerajaan tersebut mengalami islamisasi oleh Nakhoda Ismail dan Fakir Muhammad yang juga mengislamkan Merah Silu Raja Samudera Pasai pada pertengahan abad ke 13 Sumber sumber Tiongkok menyebutkan bahwa adat istiadat seperti perkawinan adat penguburan jenazah pertukangan dan hasil bumi Haru memiliki keselarasan dengan Melaka Samudera dan Jawa Mata pencaharian penduduknya adalah menangkap ikan di pantai dan bercocok tanam Tetapi karena tanah negeri itu tidak begitu sesuai untuk penanaman padi maka sebagian besar penduduknya berkebun menanam kelapa pisang dan mencari hasil hutan seperti kemenyan Mereka juga berternak unggas bebek kambing Sebagian penduduknya juga sudah mengonsumsi susu Apabila pergi ke hutan mereka membawa panah beracun untuk perlindungan diri Wanita dan laki laki menutupi sebagian tubuh mereka dengan kain sementara bagian atas terbuka Hasil hasil bumi dibarter dengan barang barang dari pedagang asing seperti keramik kain sutera manik manik dan lain lain 14 Peninggalan arkeologi di Kota China menunjukkan wilayah Haru memiliki hubungan dagang dengan Tiongkok dan India 15 Daftar penguasa suntingRaja Serbanyaman 1225 1255 Raja Kembat 1255 1292 Serangan Singasari 1292 Serangan Majapahit 1365 Diserahkan ke Pagaruyung 1375 1410 Sultan Husin 1410 1456 Sultan Mansur Shah 1456 1477 16 Sultan Ali Boncar 1477 1500 Pertarungan Aceh 1500 1538 Putri Enche Sinni 1538 1564 Sultan Abdullah bin Alaudin dari Aceh 1564 1599 Serangan Aceh masa Iskandar Muda 1613 Berkaitan dengan penguasa Aru tidak dapat dipisahkan dengan peran lembaga Raja Berempat Menurut Peret 2010 lembaga ini telah ada sebelum pengaruh Aceh dibagian utara Pulau Sumatra Dalam kesempatan berikut Raja Berempat berperan dalam penentuan calon pengganti Sultan di Deli dan Serdang dengan menempatkan Datuk Sunggal sebagai Ulun Janji 16 Referensi sunting a b Bonatz Dominik Miksic John Neidel J David ed 2009 From Distant Tales Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra Newcastle upon Tyne Cambridge Scholars Publishing ISBN 978 1 4438 0497 4 Kerajaan Aru Haru Penguasa Maritim yang Terlupakan Wacana 25 September 2010 Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 October 2018 Diakses tanggal 11 May 2017 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan I Ketut Riana 2009 Kakawin desa Warṇnana uthawi Nagara Kṛtagama Masa Keemasan Majapahit Jakarta Penerbit Buku Kompas hlm 96 102 ISBN 978 979 709 433 1 a b Mangkudimedja R M 1979 Serat Pararaton Alih aksara dan alih bahasa Hardjana HP Jakarta Departemen P dan K Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah Pires Tome 2005 The Suma Oriental of Tome Pires Dalam Cortesao Armando The Suma Oriental of Tome Pires An Account of the East from the Red Sea to Japan Written in Malacca and India in 1512 1515 and the Book of Francisco Rodrigues Rutter of a Voyage in the Red Sea Nautical Rules Almanack and Maps Written and Drawn in the East Before 1515 1 New Delhi Asian Educational Services hlm 1 223 ISBN 81 206 0535 7 Parameter orig date yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Cortesao Armando 1944 The Suma Oriental of Tome Pires London Hakluyt Society 2 vols Ming Ding Choo 2012 Penafsiran Kuasa Raja Dalam Beberapa Teks Sastera Melayu Lama Jumantara Jurnal Manuskrip Nusantara 3 2 55 74 Milner A C McKinnon E Edwards Sinar Tengku Luckman 1978 A Note on Aru and Kota Cina Indonesia 26 26 1 42 doi 10 2307 3350834 JSTOR 3350834 Slamet Muljana 2005 Runtuhnya kerajaan Hindu Jawa dan timbulnya negara negara Islam di Nusantara PT LKiS Pelangi Aksara hlm 15 ISBN 9789798451164 Museum Kota Cina Situs Awal Perdagangan Penting di Pantai Timur Sumatera Abad XI SeMedan com 3 January 2016 Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2017 Diakses tanggal 8 May 2017 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Repelita Wahyu Oetomo 8 June 2014 Benteng Putri Hijau Berdasarkan Data Sejarah dan Arkeologi Direktorat Jenderal Kebudayaan Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 January 2017 Diakses tanggal 8 May 2017 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Perumahan Kepung Situs Kerajaan Haru Serambi Indonesia 27 October 2011 Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 January 2018 Diakses tanggal 11 May 2017 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Juraidi 23 August 2008 Menelusuri Jejak Kerajaan Aru Kompas com Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 September 2017 Diakses tanggal 9 May 2017 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama waspada A Note on Aru and Kota China Part 2 pranala nonaktif permanen a b Perret D 2010 Kolonialisme dan Etnisitas KPG Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kerajaan Haru amp oldid 24830034