www.wikidata.id-id.nina.az
Arsitektur Minangkabau adalah arsitektur vernakular Nusantara yang bentuk struktur fungsi ragam hias dan cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Minangkabau khususnya yang mendiami wilayah Sumatera Barat Arsitektur ini merupakan arsitektur yang sangat khas di Indonesia dengan karakteristik atap gonjong yakni bentuk atap pelana yang melengkung ke atas seperti tanduk kerbau 1 Replika Istano Basa peninggalan Kerajaan Pagaruyung di Batusangkar Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat Secara tradisional arsitektur Minangkabau terdapat pada rumah adat yang disebut rumah gadang lumbung padi yang disebut rangkiang dan balai adat yang disebut balairung Rumah gadang adalah rumah tinggal yang dihuni sekelompok keluarga Rangkiang terdapat di halaman rumah gadang untuk menyimpan padi hasil panen Adapun balairung adalah tempat berkumpul sekelompok kepala keluarga melakukan musyawarah Ketiga bangunan ini dicirikan dengan atap gonjong dan struktur panggung 2 Karakteristik tersebut berikutnya memengaruhi bangunan yang hadir belakangan setelah Islam masuk ke Minangkabau yakni masjid 3 Arsitektur Minangkabau dirancang menyesuaikan iklim daerah tropis dan kondisi topografi 4 Bangunan tradisional Minangkabau membuktikan kemampuannya dalam menghadapi bencana seperti gempa bumi yang sering melanda wilayah Sumatera Barat Material yang digunakan dominan menggunakan kayu Namun pada saat ini sudah jarang masyarakat yang mendirikan bangunan dengan material tradisional karena keterbatasan bahan terutama kayu 5 6 Daftar isi 1 Karakteristik 1 1 Gonjong 1 2 Adaptasi iklim dan topografi 1 3 Perbedaan corak 1 4 Pola permukiman 2 Material 3 Pertukangan 4 Rumah gadang 4 1 Bentuk dan konstruksi 4 2 Tata ruang 5 Masjid 6 Rangkiang 7 Balai adat 8 Keterangan 9 Referensi 10 Daftar pustaka 11 Pranala luarKarakteristik SuntingGonjong Sunting nbsp nbsp Di antara peninggalan tertua dari bangunan dengan atap bergonjong Rumah Gadang Kampai Nan Panjang atas dan Balairung Sari Tabek bawah Keduanya diperkirakan berasal dari abad ke 17 Terdapat perbedaan pendapat mengenai asal usul bentuk gonjong Hal ini dikarenakan sumber sejarah Minangkabau umumnya berasal dalam bentuk lisan yaitu melalui petatah petitih atau cerita yang disebut sebagai tambo Di antara pendapat terkait asal bentuk atap gonjong ada yang mengaitkannya dengan bentuk tanduk kerbau haluan kapal dan daun sirih bersusun 7 8 9 10 11 Pendapat tentang bentuk atap gonjong berasal tanduk kerbau didasarkan pada legenda tentang asal usul kata Minangkabau Menurut legenda pada masa dahulu datang pasukan yang hendak menyerang wilayah Minangkabau Untuk mencegah peperangan penguasa setempat mengusulkan pertempuran dilakukan secara simbolis dengan adu kerbau Kerbau milik penguasa setempat menang dalam adu kerbau sehingga menginspirasi masyarakat menamai kata Minangkabau berasal dari kata menang dan kerbau 12 13 8 Sementara itu pendapat yang mengemukakan atap gonjong berasal dari bentuk haluan kapal dikaitkan dengan kisah pendaratan kapal Iskandar Zulkarnain yang menurut tambo merupakan salah seorang nenek moyang orang Minangkabau 14 Panglima perang Iskandar Zulkarnain dikisahkan berlayar ke Asia Tenggara dan mendaratkan kapal di puncak Gunung Marapi 15 Atap gonjong yang sepintas menyerupai kapal dibuat sebagai wujud kenangan masyarakat Minangkabau terhadap leluhur mereka 7 16 Menurut Syafwandi peneliti arsitektur Minangkabau dari Universitas Negeri Padang pendapat tentang asal usul gonjong dari bentuk haluan kapal dikuatkan dengan julukan yang diberikan kepada tukang rumah adat yakni nankodoh rajo yang berasal dari kata nakhoda raja 13 Adapun pendapat lainnya mengatakan bentuk gonjong melambangkan daun sirih bersusun karena sirih sejak lama menjadi perlambangan budaya yang sangat penting dan sakral di Minangkabau Bagi masyarakat Minangkabau sirih bermakna sebagai penyambung tali silaturahmi Sampai saat ini sirih masih digunakan dalam setiap kegiatan adat masyarakat Minangkabau 9 17 Di antara peninggalan tertua dari bangunan dengan atap bergonjong yakni Rumah Gadang Kampai Nan Panjang di Nagari Balimbiang dan Balairung Sari di Nagari Pariangan yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar Keduanya diperkirakan berasal dari peninggalan abad ke 17 18 19 20 Rumah Gadang Kampai Nan Panjang merupakan rumah gadang milik Suku Kampai yang telah diwariskan secara turun temurun kepada lima generasi Adapun Balairung Sari merupakan tempat musyawarah dan pertemuan para pemuka masyarakat membicarakan segala hal berkaitan dengan adat Minangkabau 21 18 Saat ini kantor kantor pemerintahan di Sumatera Barat mengadopsi desain atap gonjong 22 Di luar Sumatera Barat atap bergonjong dipopulerkan oleh orang Minang yang merantau terutama yang membuka warung makan Gonjong telah menjadi simbol yang melekat pada tampilan bangunan rumah makan Padang yang tersebar di seluruh Nusantara 8 Adaptasi iklim dan topografi Sunting nbsp nbsp Atap pada rumah gadang atas dan masjid bawah secara tradisional terbuat dari ijuk Bentuk atap dibuat curam agar atap dapat terbebas dari endapan air hujan dan bangunan terhindar dari tempias Daerah Minangkabau merupakan daerah tropis Untuk itu bangunan bangunan di Minangkabau dibuat menyikapi kondisi iklim Hal ini terlihat dari bentuk bangunannya yang memperhatikan curah hujan dan penghawaan Bentuk atap yang runcing bertujuan agar air hujan yang turun tidak tertahan di atap tetapi langsung jatuh ke tanah Dengan demikian atap dapat terbebas dari endapan air hujan Terdapat kolong yang berfungsi membuat sirkulasi udara di bagian bawah lantai ke ruangan di atasnya 9 Saat musim hujan kolong membuat ruangan di atasnya selalu kering dan tidak lembap walaupun mendapatkan curah hujan yang tinggi setiap tahun 23 Selain iklim bangunan dibuat menyesuaikan kondisi topografi 4 Bangunan tidak boleh didirikan pada tanah yang basah rendah atau labil maupun di atas lahan pertanian 24 Tanah untuk bangunan diusahakan datar dan mempunyai daya dukung yang tinggi karena tiang tiang bangunan tidak ditanam ke dalam tanah 25 Tiang tiang hanya diletakkan di atas batu pipih dan saling terhubung tidak menggunakan paku melainkan dengan sistem pasak 26 27 28 Secara tradisional bangunan di Minangkabau berbahan kayu dan menggunakan ijuk sebagai penutup atap Kayu menjadi material utama yang digunakan pada bangunan bangunan di Minangkabau setidaknya sampai abad ke 18 William Marsden dalam History of Sumatra mencatat rumah rumah di Minangkabau tidak dibangun dengan batu bata atau tanah liat sebagaimana di Jawa tapi kayu Hal ini menurut Marsden lantaran daerah Minangkabau sering dilanda gempa bumi 29 Selain itu kayu digunakan sebagai upaya adaptasi terhadap iklim tropis yang panas dan lembap Kayu dapat disusun membentuk kisi kisi sehingga dapat berfungsi sebagai ventilasi ruangan Adapun ijuk digunakan sebagai penutup atap karena sifatnya menyerap panas sehingga panas sinar matahari tidak langsung masuk ke ruangan Pada saat bersamaan ijuk menyimpan panas sehingga pada musim hujan suhu ruang tetap terjaga kehangatannya 30 Dalam pengamatan Marsden daerah daerah dekat pantai barat Sumatra sampai pengujung abad ke 18 merupakan area rawa rawa yang sulit ditinggali Kedatangan angin puting beliung dari laut dan gempa bumi di tempat seperti ini juga menjadi tantangan untuk mendirikan pemukiman Pada awalnya dusun atau perkampungan orang Minang terletak di dekat sungai dan danau karena fungsinya sebagai jalur pengangkutan hasil bumi 29 Namun seiring bercokolnya kekuasaan Belanda terutama pasca Perang Padri daerah daerah yang dulunya rawa rawa seperti Padang menjadi pusat aktivitas sehingga menyebabkan banyak orang Minang turun ke pesisir Memasuki abad ke 20 terjadi peralihan penggunaan bahan bangunan seperti penggunaan batu bata dan kapur 31 Perbedaan corak Sunting nbsp Bodi Chaniago nbsp Koto PiliangSecara umum corak bangunan di Minangkabau ditentukan oleh sistem adat atau kelarasan yang dianut Terdapat dua kelarasan di Minangkabau yakni Kelarasan Koto Piliang yang diciptakan oleh Datuk Ketumanggungan dan Kelarasan Bodi Chaniago yang diciptakan oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang 32 Kelarasan Koto Piliang berciri arsitokratis sedangkan Kelarasan Bodi Chaniago berciri demokratis 25 Semula perbedaan kedua kelarasan hanya menyangkut aspek politik tetapi berikutnya merambat sampai pada bentuk bangunan terutama rumah adat dan balai adat 33 34 Perbedaannya terutama terletak pada keberadaan anjung semacam panggung di kedua ujung bangunan 35 Rumah adat dan balai adat Koto Piliang memiliki ciri khas memiliki anjung sedangkan rumah adat dan balai adat Bodi Caniago tidak memiliki anjung Akan tetapi ciri khas keduanya tetap sama yaitu gonjong 36 37 Selain itu corak bangunan di Minangkabau ditentukan oleh wilayah tempat bangunan itu berada Wilayah Minangkabau terbagi atas dua bagian yaitu darek dan rantau Darek meliputi wilayah di pedalaman Minangkabau yang dikenal sebagai wilayah inti kebudayaan Minangkabau Wilayahnya berada di sekitar tiga gunung yang dikenal dengan sebutan Tri Arga yaitu Gunung Marapi Singgalang dan Sago Menurut tambo penduduk di tiga wilayah ini diyakini berasal dari Pariangan Seiring pertambahan jumlah penduduk mereka melakukan migrasi ke daerah daerah di sekitar tiga gunung dan membentuk konfederasi yang disebut sebagai luhak yakni Luhak Limo Puluah Luhak Agam dan Luhak Tanah Data 15 Rumah gadang di setiap luhak mempunyai perbedaan bentuk ukuran dan tampilan dengan nama tersendiri Di Luhak Tanah Datar dikenal rumah gadang yang dinamakan Sitinjau Lauik Di Luhak Agam rumah gadang khasnya disebut Surambi Papek Di Luhak Limo Puluh Koto rumah gadang yang dikenal yakni Rajo Babandiang 38 Sementara itu rantau adalah daerah yang berada di luar daerah luhak Setidaknya terdapat dua rantau yakni rantau luhak dan rantau Minangkabau Rantau luhak adalah wilayah rantau yang masih berada di daerah dataran tinggi sementara rantau Minangkabau secara keseluruhan sudah mulai menyebar ke daerah pesisir di sebelah barat dan daerah dataran rendah di sebelah timur Rantau ke daerah pesisir di sebelah barat meliputi sepanjang pesisir barat Sumatra yang berbatasan dengan Samudra Indonesia terentang dari Air Bangis Tiku Pariaman Padang Banda Sapuluah Air Haji Inderapura hingga ke daerah Mukomuko di Bengkulu Adapun rantau ke daerah dataran rendah di sebelah timur meliputi daerah di sekitar aliran sungai sungai besar seperti Rokan Siak Kampar Indragiri dan Batang Hari 39 Rumah gadang di wilayah pesisir memiliki bentuk dan konstruksi yang lebih sederhana daripada rumah gadang di wilayah pedalaman Minangkabau Hal ini dipengaruhi oleh karakter masyarakat yang lebih terbuka dan praktis Selain itu masyarakat di wilayah pesisir yang menguasai teknik pertukangan atau konstruksi rumah gadang tradisional sudah sangat jarang sehingga mempengaruhi bentuk rumahnya yang lebih disederhanakan Rumah adat di pesisir salah satunya dikenal sebagai Rumah Kajang Padati 30 40 Pola permukiman Sunting Artikel utama Nagari nbsp Suasana permukiman Minangkabau di Nagari Koto Baru atau kini dikenal sebagai Kawasan Seribu Rumah Gadang Sebuah permukiman baru dapat dikatakan sebagai nagari apabila di dalamnya sudah terdapat balai adat dan masjid Permukiman masyarakat Minangkabau dikenal sebagai nagari Nagari memiliki teritorial beserta batasnya serta mempunyai struktur politik dan aparat hukum tersendiri Nagari terbentuk setelah melalui tahapan penggabungan satuan permukiman lingkup kecil Permukiman terkecil disebut dengan taratak Taratak berasal dari kata tatak yang berarti membuat daerah baru untuk dijadikan sebagai tempat tinggal Taratak dihuni oleh beberapa keluarga dalam satu suku yang sama Gabungan dari beberapa taratak akan membentuk dusun Dalam dusun sudah mulai dibuka lahan pertanian Perluasan dusun akan membentuk koto Koto dihuni oleh berbagai kelompok suku Seiring perkembangan koto maka muncul kebutuhan untuk membentuk nagari sebagai sistem pemerintahan 41 Menurut adat Minangkabau terdapat beberapa kriteria terbentuknya nagari yakni adanya kelengkapan sarana seperti balai adat dan masjid 42 43 Balai adat merupakan tempat bermusyawarah dalam memutuskan segala urusan terutama yang berkaitan dengan adat sementara masjid merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat beribadah Dalam perkembangannya kebutuhan akan kedua bangunan tersebut menjadi bagian dari perjalanan arsitektur tradisional Minangkabau 44 Pada perkampungan tradisional Minangkabau bangunan dibuat mengarah berjajar menurut utara ke selatan untuk mencegah sinar matahari yang panas terlalu mudah memasuki terhadap bangunan walaupun terdapat pula bangunan yang memiliki orientasi timur ke barat 23 45 Material Sunting nbsp Istana Pagaruyung sebelum terbakar pada 2007 Penggunaan material kayu yang dominan menjadikan bangunan tradisional Minangkabau rawan terbakar nbsp Deretan tiang Masjid Raya Lima Kaum Tiang tiang yang terbuat dari kayu johar masih asli dari sejak didirikanKebanyakan material yang digunakan pada bagunan tradisional Minangkabau adalah kayu Secara tradisional pengambilan bahan bahan bangunan dilakukan di hutan atau di ladang yang sengaja ditanam Bahan ini dipilih sesuai dengan kriteria yang baik untuk bahan bangunan seperti pohon yang tumbuh dengan sempurna dan memiliki kualitas kayu yang baik 5 Tanaman yang biasanya digunakan untuk tiang adalah pohon kayu meranti kayu johar kayu surian dan lain sebagainya Selain kayu bambu juga digunakan sebagai dinding pada bangunan 46 Sementara itu atap bangunan yang berbentuk gonjong menggunakan material yang mudah dilengkungkan seperti bambu untuk nok dan reng reng atap Penutup atap berupa ijuk yakni serat kasar warna hitam yang berasal dari batang pohon aren Ijuk disusun menggunakan teknik ikatan yakni diikatkan dengan tali rotan pada reng reng bambu 47 Atap ijuk terbukti dapat bertahan selama puluhan tahun selama mendapatkan pemeliharaan yang tepat Selain ijuk terkadang penutup atap menggunakan rumput sejenis alang alang Namun saat ini penggunaan material tradisional sudah tergantikan dengan seng Hal ini dikarenakan material tradisional membutuhkan waktu lama dalam proses pembuatannya dan semakin sedikit orang yang mampu merakitnya 48 Di satu sisi pemakaian seng memiliki kelebihan di antaranya lebih murah mudah secara teknis pelaksanaan efisiensi waktu pengerjaan dan pengaliran air hujan yang lebih baik sehingga menghindari kebocoran walaupun memiliki kelemahan yakni mudah berkarat menyerap panas saat musim panas menyimpan dingin saat musim hujan dan menimbulkan suara bising saat terkena air hujan 30 Fondasi bangunan tradisional Minangakabu hanya berupa batu pipih yang diletakkan di atas tanah 26 Fondasi menjadi tempat berpijak setiap tiang 28 Tiang atau disebut tonggak tidak ditanam ke dalam tanah Oleh sebab itu kayu yang dipilih untuk tiang merupakan kayu yang kuat Kayu dipotong dengan besaran yang berbeda tergantung nantinya akan dijadikan tiang yang mana Pada rumah gadang ada beberapa macam peruntukan tiang bahasa Minang tonggak yaitu tuo tapi temban tangah dalam panjang salek dan dapua 49 Tiang tiang tersebut memiliki ukuran yang berbeda beda Tonggak tuo berada di tengah bangunan dan memiliki ukuran paling besar Tiang ini merupakan tiang utama yang menyangga bangunan dan menghubungkan antara tiang tiang yang lain Ada beberapa kriteria dalam penentuaan tonggak tuo seperti tonggak harus berasal dari pohon yang tumbuh dengan baik serta lurus dari pangkal hingga ujungnya 50 Seperti rumah gadang masjid yang ada di Minangkabau memiliki tonggak tuo sebagai penyangga utama 51 52 nbsp Sebuah rumah gadang yang menggunakan teknik sasak bugih untuk dinding sisi sampingnya Untuk dinding material yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu papan dan anyaman bambu yang disebut sasak bugih 53 Material papan terdapat pada bagian dinding yang diukir sedangkan sasak bugih terdapat pada bagian dinding bangunan yang tidak diukir 54 Sasak bugih dapat berfungsi sebagai penahan angin karena sifatnya elastis 55 28 Untuk lantai material yang digunakan adalah palupuah yakni bambu yang telah dipecah Namun saat ini penggunaan palupuah mulai digantikan oleh papan dari kayu surian atau kayu dari pohon kelapa 56 Pertukangan SuntingDi Minangkabau pekerjaan pendirian bangunan dipimpin oleh seorang tukang yang disebut nankodoh rajo khususnya pada rumah gadang Ada pameo atau ungkapan dalam bahasa Minangkabau yang menyebut seorang tukang tidak membuang kayu Artinya tidak ada material yang tidak bisa dimanfaatkan oleh seorang tukang Dalam penggunaan kayu terdapat ungakapan nan kuat ka tonggak tiang nan luruih diambiak kabalayah nan lantiak ka balok bubuangan nan ketek ka pasak suntiang Artinya kayu dapat dimanfaatkan sesuai dengan keadaan kayu yaitu kayu yang kuat dipakai untuk tiang kayu yang lurus untuk mistar kayu yang melengkung untuk bubungan dan kayu yang kecil untuk pasak 57 Dalam penggunaan bambu terdapat ungakapan nan panjang ka pembuluh aia nan singkek kapariah rambuangnyo ambiak ka gulai Artinya bambu yang panjang dipakai untuk pembuluh air yang pendek untuk perian dan rebung atau bambu muda dapat dimasak jadi sayur 58 Menurut Syafwandi seorang nankodoh rajo dalam memimpin pekerjaan pembangunan tidak mempunyai gambar kerja persiapan bahan yang lengkap ataupun bentuk bentuk struktur yang akan dibuat Nankodoh rajo lebih banyak bergantung pada pengalaman dan naluri Tidak ada ukuran yang pasti Oleh sebab itu pandangan seorang nankodoh rajo sangat berpengaruh terhadap hasil pekerjaan 59 Pada waktu batagak rumah mendirikan rumah gadang masyarakat ikut membantu pekerjaan bersama pihak yang mendirikan rumah Pekerjaan ini dinamakan manyarayo yakni pertolongan tanpa mengharapkan upah atau identik dengan bergotong royong pada zaman sekarang Pihak yang mendirikan rumah menyediakan makan dan minum selama pekerjaan berlangsung Biaya pembangunan rumah gadang adalah beban suku yang diatur oleh mamak tungganai Biaya ini meliputi biaya makan minum bagi yang bekerja sedangkan untuk nankodoh rajo dibuat perhitungan tersendiri Biaya untuk membeli material pada umumnya hampir tidak ada sebab pembangunan rumah adat pada zaman dulu diambil bahan bahan yang banyak tersedia di hutan hutan sekitarnya 60 Rumah gadang SuntingArtikel utama Rumah gadang nbsp nbsp nbsp nbsp Rumah gadang dengan beragam coraknya Dari kiri ke kanan Surambi Papek Rajo Babandiang Gajah Maharam dan Surambi Aceh Masyarakat Minangkabau hidup berkelompok dalam keluaga berdasarkan suku yang sama menurut garis keturunan matrilineal atau disebut kaum Setiap kaum mempunyai rumah gadang masing masing yang memiliki ciri khas dan perbedaan tertentu Hal ini bergantung pada pola dan tatanan adat yang dianut atau disebut kelarasan serta kondisi geografis atau wilayah tempat rumah gadang itu berada Rumah gadang dimiliki oleh satu kaum dan kepemilikannya menjadi hak milik kaum tersebut sampai generasi yang akan datang Setiap generasi saling bergantian memakainya 11 Keluarga yang mendiami rumah gadang adalah orang orang yang seketurunan yang dinamakan saparuik yaitu satu keluarga berasal dari satu nenek 61 62 Namun yang tinggal di rumah gadang hanya anggota keluarga perempuan saja Anak perempuan yang berkeluarga atau telah menikah tinggal pada bilik atau kamar rumah gadang bersama suami mereka sedangkan anak perempuan yang belum dewasa tidur bersama saudara perempuan yang lain di ruang tengah 63 Suami tinggal di rumah istri tetapi hanya boleh tinggal di dalam rumah saat malam hari Adapun anak laki laki yang sudah balig tetapi belum menikah tidur di surau 64 Sebagai tempat menjalankan kegiatan keluarga fungsi rumah gadang adalah sebagai tempat mufakat dan tempat melaksanakan upacara upacara adat Hal ini menyebabkan dalam rumah gadang terdiri dari ruang yang digunakan untuk pribadi dan untuk berkumpul bersama guna membicarakan masalah masalah keluarga dan melaksanakan upacara adat Dalam rumah gadang banyak kegiatan yang dilakukan mulai dari hunian sampai tempat pengobatan dan tempat pertemuan pertemuan adat ataupun perkawinan Banyaknya kegiatan yang dilakukan membuat rumah adat ini dinamakan rumah gadang yang secara harfiah berarti rumah besar 11 Namun bersama berubahnya persepsi masyarakat terhadap rumah tradisi membangun rumah gadang perlahan lahan mulai memudar Menurut sejarawan Mestika Zed hal tersebut berlangsung sejak dekade 1960 an tepatnya seusai Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia PRRI 65 Masyarakat Minang kini cenderung ingin memiliki rumah sendiri yang terpisah dari rumah kaumnya 66 Saat ini sudah banyak rumah gadang yang ditinggalkan oleh pemilik rumahnya sehingga banyak rumah tradisional ditelantarkan atau dalam kondisi perbaikan yang buruk 67 Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh biaya perawatan rumah gadang yang begitu tinggi 6 5 65 Bentuk dan konstruksi Sunting nbsp Sebuah rumah gadang dengan konstruksi beton di Tilatang Kamang peninggalan awal abad ke 20Tampak depan rumah gadang berbentuk trapesium terbalik Bentuk ini dikarenakan tonggak tonggak bangunan kecuali tonggak tuo yang merupakan tiang yang paling tengah dipasang tidak dengan posisi tegak lurus tetapi mempunyai kemiringan ke arah luar 68 7 Kemiringan tonggak berkisar dua sampai empat derajat terhadap permukaan tanah 49 Jika garis dari sisi sisi trapesium terbalik ditarik terus ke bawah ia akan bertemu pada satu titik di pusat bumi 69 70 Sebagai rumah panggung lantai rumah gadang ditinggikan dari permukaan tanah sehingga membentuk kolong Kolong rumah dibiarkan kosong begitu saja terkadang dijadikan sebagai kandang ternak seperti ayam dan itik atau tempat menyimpan alat alat seperti alat pertanian dan alat bertenun Seluruh kolong ditutup dengan ruyung yang berkisi kisi jarang 71 Pada rumah gadang yang memiliki anjung kolong lantai ruangan sebelah ujung kiri dan kanan lebih tinggi dari lantai ruangan tengah 68 Sebuah rumah gadang hanya mempunyai sebuah pintu saja dan terletak pada bagian ruang yang di tengah 72 Hal ini disebabkan karena sebagai rumah panggung rumah gadang membutuhkan tangga untuk memasukinya Bukaan berupa jendela umumnya terdapat pada sisi bagian depan dan sisi samping sedangkan sisi bagian belakang bangunan tidak mempunyai jendela sama sekali 58 Jumlah jendela bergantung pada jumlah ruangan Jendela berfungsi sebagai sirkulasi udara serta pencahayaan Dinding bagian belakang tidak dibuatkan jendela untuk menjaga privasi dan melindungi perempuan yang tinggal di rumah gadang 53 nbsp Fondasi rumah gadangStruktur rumah gadang yang dibangun secara tradisional terbukti tahan terhadap getaran akibat gempa bumi Getaran dari gempa yang diterima struktur tiang akan disalurkan ke fondasi batu tanpa merusak Tiang tidak ditanam di dalam fondasi tetapi hanya ditumpangkan begitu saja Saat terjadi gempa sambungan tiang dan fondasi tidak akan patah melainkan bergerak mengikuti arah gempa 9 Begitu pula sambungan lainnya pada konstruksi rumah gadang Balok balok kayu disambung tidak menggunakan paku melainkan hanya disambung dengan menggunakan berbagai teknik pengikatan maupun pasak Bahan pengikat berupa talinya terbuat dari serat rotan serat bambu maupun ijuk Teknik penyambungan ini bersifat fleksibel terhadap getaran Saat terkena getaran sambungan tidak akan menyebabkan material seperti kayu menjadi rusak 73 Menurut penelitian Mestika Zed indikator kuatnya rumah gadang terhadap getaran terlihat pada gempa bumi 2007 dan 2009 Tidak ada rumah gadang yang dibangun secara tradisional yang runtuh 67 Tata ruang Sunting Ukuran panjang rumah gadang ditentukan oleh banyaknya ruang 74 Adapun ukuran lebar rumah gadang ditentukan oleh lanjar Batas ruang dan lanjar ditandai oleh tiang Tiang dari ujung kiri ke ujung kanan menandai ruang sedangkan tiang dari banjar depan ke banjar belakang menandai lanjar Jumlah ruang mengikut bilangan ganjil lima tujuh dan sembilan Adapun jumlah lanjar bisa tiga atau empat Pada masa lalu terdapat rumah gadang yang memiliki lebih dari sembilan ruang seperti Rumah Gadang 13 Ruang di Sijunjung dan Rumah Gadang 20 Ruang di Solok 75 76 Dalam pepatah petitih Minangkabau terdapat ungkapan yang menjelaskan ukuran rumah gadang yakni salanja kudo balari sapakiak budak maimbau sajariah kubin malayang Artinya jarak antara tiang satu ke tiang dalam satu ruang bisa ditempuh oleh seekor kuda yang berlari kencang dalam satuan waktu yang pendek Di antara dua ruang yang terjauh masih dapat didengar teriakan seorang anak Di dalam ruangan masih dapat terbang seekor burung kubin sejenis burung yang dapat terbang cepat dengan sekencang kencangnya 77 78 Tidak adanya ukuran yang pasti dalam pembangunan rumah gadang membuat tidak ada rumah gadang yang sama persis antara satu dengan lainnya 79 Walaupun demikian terdapat satuan yang dipakai dalam menentukan ukuran ruang yakni eto atau hasta 80 Kadang kadang untuk mencari bentuk yang baik ukuran eto ditambah atau dikurangi satu jengkal Menurut ukuran eto panjang untuk satu ruang rumah gadang kira kira 5 sampai 7 eto Jika satu eto dikonversikan menjadi 0 5 meter maka panjang untuk satu ruang yakni 2 5 meter sampai 3 5 meter Rumah gadang terpendek yang memiliki lima ruang memiliki panjang sekitar 15 meter sedangkan rumah gadang terpanjang yang memiliki 20 ruang panjangnya sekitar 60 meter Adapun lebar rumah gadang bergantung jumlah lanjar yang lebarnya dapat berkisar 10 meter sampai 14 meter 81 nbsp Deretan tiang tiang yang membagi lanjar Seluruh lanjar dalam rumah gadang merupakan ruangan lepas kecuali lanjar bilik yang digunakan untuk kamar tidur Tata ruang ruang rumah gadang dibagi menurut lanjar yang terkait dengan pola kegiatan sehari hari di rumah gadang Rumah gadang yang ideal memiliki empat lanjar yakni lanjar balai lanjar labuah lanjar bandua dan lanjar bilik Tiga lanjar diperuntukkan sebagai tempat berkumpul bersama sisanya satu lanjar diperuntukkan sebagai tempat tidur Artinya tiga per empat dari luas keseluruhan rumah gadang diperuntukkan sebagai ruangan komunal dan hanya seperempat yang diperuntukkan sebagai ruang privat 72 Hal ini menunjukkan bahwa rumah gadang lebih mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi Ruang terbuka terletak pada bagian depan sedangkan ruang tertutup terletak pada bagian belakang 82 nbsp Rumah gadang yang hanya memiliki tiga lanjar dua lanjar terbuka dan satu lanjar bilikLanjar balai lazimnya digunakan sebagai tempat tamu laki laki bila diadakan perjamuan Lanjar balai terletak pada bagian paling depan Setelahnya terdapat lanjar labuah dan lanjar bandua Lanjar labuah berfungsi sebagai ruang peralihan dari lanjar balai ke ke lanjar bandua Lanjar bandua digunakan sebagai tempat makan Adapun lanjar paling belakang yakni lanjar bilik diperuntukkan sebagai kamar atau disebut bilik dalam bahasa Minang 74 Jumlah kamar tergantung pada jumlah perempuan yang tinggal Bilik merupakan lambang kekuasaan perempuan yang bersifat pribadi dengan bentuk ruang tertutup sedangkan balai labuah dan bandua merupakan lambang kekuasaan laki laki yang bersifat umum dengan bentuk ruang terbuka 83 Pada masyarakat Minang yang matrilineal suami hidup di rumah gadang istri Suami hanya diperbolehkan berada di kamar istri pada waktu dan kondisi tertentu Sebagai kamar tidur kamar rumah gadang hanya memiliki satu pintu menghadap ke depan yakni lanjar bandua Bilik tidak memiliki jendela pada sisi belakang Hal ini dimaksud untuk mejaga keamanan perempuan atau suami istri yang tidur di bilik dari gangguan yang datang dari luar 83 Semua bilik bilik dalam rumah gadang difungsikan sebagai kamar tidur anak perempuan yang sudah bersuami kecuali bagian tengah atau pangkal yang menjadi akses ke belakang rumah 84 Peruntukan bilik ditentukan oleh umur perempuan yang telah menikah Bilik pada bagian ujung rumah gadang diperuntukkan bagi anak perempuan yang baru menikah sedangkan bilik sesudahnya ditempati oleh anggota keluarga perempuan yang telah menikah Tata cara ini mengakibatkan terjadinya perpindahan penghuni bilik dalam rumah gadang sesuai dengan jumlah anggota keluarga perempuan yang telah berkeluarga Setiap ada gadis yang baru menikah maka perempuan yang sudah menikah lainnya pindah bergeser satu ruangan makin dekat ke pangkal rumah gadang Urutan penempatan demikian bertujuan untuk mengingatkan perempuan yang tertua bahwa pada masa yang akan datang bila anggota keluarga rumah gadang sudah ramai sesuai dengan jumlah anggota keluarga yang telah menikah maka saudara perempuan yang tertua harus mempersiapkan diri membangun rumah gadang baru 85 Masjid Sunting nbsp nbsp Masjid Tuo Kayu Jao kiri dan Surau Lubuk Bauk kanan memiliki perbedaan pada puncak atap Sebagai hasil dari kontak budaya Minangkabau dengan Islam masjid menjadi faktor keharusan bagi sebuah nagari di Minangkabau 86 87 Sebelumnya masyarakat hanya mengenal bangunan ibadah berupa surau a Setiap suku atau kaum yang menghuni nagari biasanya memiliki surau Akan tetapi karena bangunannya relatif lebih kecil dari masjid surau biasanya tidak digunakan untuk pelaksanaan salat Jumat dan salat Ied 89 Masjid di Minangkabau hadir ketika masyarakat telah memiliki konsep arsitektur bangunan tradisonal Oleh sebab itu arsitektur masjid dipengaruhi oleh arsitektur rumah adat Minangkabau Menurut Sudarman dari Universitas Islam Negeri Imam Bonjol pengaruh rumah gadang terhadap masjid sangat dominan 3 51 Hal ini ditandai dari bentuk atap yang melengkung dan curam lantai yang berkolong bangunan yang ditopang oleh banyak tiang dan ragam hias yang dipergunakan untuk menghais dinding Arsitektur masjid yang memakai bentuk bentuk setempat disebut sebagai vernakular Di antara masjid yang memakai arsitektur vernakular Minangkabau seperti Masjid Taluak Masjid Asasi Masjid Bingkudu Masjid Tuo Kayu Jao dan Masjid Tuo Koto Nan Ampek Ada beberapa masjid yang puncak atapnya dihias dengan gonjong seperti Surau Lubuk Bauk Masjid Rao Rao dan Masjid Raya Koto Baru 90 Untuk tujuan yang sama bangunan masjid masjid di Minangkabau dibuat mengadopsi aspek aspek bangunan rumah gadang Masjid masjid tradisional di Minangkabau seluruhnya mempergunakan tiang sebagai penyangga utama Seperti rumah gadang ada tiang yang dikenal sebagai tonggak tuo atau tiang macu 51 91 Adapun fitur tambahan dari masjid yakni menara Menara pada masjid masjid kuno Minangkabau diperkenalkan pada awal abad ke 19 oleh sejumlah reformis lslam yang dikenal sebagai Kaum Padri 92 Rangkiang SuntingArtikel utama Rangkiang nbsp Rumah gadang di Pandai Sikek dengan dua rangkiang di depannyaDalam kehidupan masyarakat Minangkabau tradisional setiap rumah gadang memiliki tempat penyimpan padi yang disebut rangkiang Bangunannya berbentuk seperti rumah panggung dengan atap gonjong tetapi berukuran lebih kecil dari rumah gadang Rangkiang tidak berjendela dan hanya ada satu pintu yang digunakan untuk memasukan dan mengeluarkan padi Pintu ini tidak terletak dekat dengan tanah melainkan menyentuh bagian dinding atap atau disebut singok sehingga dibutuhkan tangga untuk menjangkaunya 93 94 95 Lantai panggung melindungi padi yang ada di dalam rangkiang dari tanah yang lembap Terdapat balok lantai pada rangkiang atau disebut jariau yang berperan untuk menahan isi rangkiang Fondasi yang digunakan berupa batu kali yang pipih sebagaimana rumah gadang Dinding rangkiang terdiri dari dua lapis yaitu lapis luar yang disebut dinding tadia dan lapis dalam yang disebut dinding papan Bentuk penampang rangkiang sama halnya dengan rumah gadang yakni seperti trapesium terbalik Bentuk ini memungkinkan rangkiang terhindar dari terpaan hujan secara langsung 93 96 95 Rangkiang dibangun di halaman depan rumah gadang bagian ujung atau pangkal dan dapat berjejer berdekatan jika jumlah rangkiang lebih dari satu 95 Balai adat SuntingArtikel utama Balairung nbsp nbsp Balai adat Koto Piliang atas dan balai adat Bodi Chaniago bawah Balai adat di Minangkabau disebut balairung Balairung berfungsi sebagai tempat sekelompok kepala keluarga atau penghulu berkumpul musyawarah untuk menyelesaikan urusan adat Balairung hanya dapat dibangun di permukiman yang telah menerima status nagari dan menjadi salah satu syarat berdirinya sebuah nagari Keberadaanya biasanya terletak di tengah tengah nagari dan berdekatan dengan masjid 97 43 98 Sebuah balairung memiliki bentuk yang sama seperti rumah gadang yakni menggunakan gonjong dan dirancang sebagai rumah panggung Tiap tiap nagari membangun balai adat sesuai dengan sistem adat yang dianutnya Balai adat Koto Piliang mempunyai anjung atau lantai yang ditinggikan pada sisi kiri dan kanan sebagai petunjuk bahwa kedudukan penghulu dalam adat Koto Piliang tidak sama Oleh karena itu dalam musyawarah penghulu duduk sesuai dengan kedudukannya dalam adat Adapun balai adat Bodi Caniago lantainya datar saja dari ujung ke ujung karena pengertian semua penghulu dalam persidangan duduk sama rendah tegak sama tinggi yakni tidak ada penghulu yang duduknya lebih tinggi dari yang lain Baik balai adat Koto Piliang maupun Bodi Caniago tidak mempunyai daun pintu sehingga terbuka saja Pengertiannya adalah tidak ada yang bersifat rahasia dalam persidangan yang diadakan 99 97 98 Perbedaan utama antara balairung dan rumah gadang adalah terletak pada interior Balairung dirancang sebagai sebuah ruang yang secara keseluruhan digunakan untuk fungsi komunal Akibatnya balairung tidak memiliki panel untuk pintu dan jendela Banyak balairung tidak memiliki dinding Dengan demikian lebih banyak orang dapat bergabung dalam acara musyawarah dari luar balairung Akses ke balairung disediakan oleh bukaan di tengah tengah bangunan yang dihubungkan ke tanah dengan sebuah tangga 98 Keterangan Sunting Surau awalnya merupakan tempat berkumpulnya anak laki laki yang sudah akil baligh untuk tidur pada malam hari dan menekuni bermacam ilmu dan keterampilan tetapi diperluas fungsinya menjadi tempat ibadah dan penyebaran ilmu keislaman setelah Islam masuk 64 Anak laki laki belajar Alquran dan ilmu agama di surau Meskipun proses pendidikan yang berlangsung di surau tidak formal pendidikan di surau mengajarkan remaja mengenai kemandirian nilai nilai kebersamaan gotong royong hingga berbagai keterampilan seperti bela diri dan kepiawaian dalam berargumen Namun seiring zaman tradisi belajar di surau mulai pudar karena tergantikan oleh lembaga pendidikan formal 88 Referensi Sunting Syafwandi 1993 hlm 22 Syafwandi 1993 hlm 27 34 a b Sudarman 2014 hlm 3 a b Syafwandi 1993 hlm 35 a b c Titin Nofita Handa Puteri 2015 a b Antara 16 Maret 2019 a b c Gemala Dewi 2010 hlm 43 44 a b c Rosiana Haryanti 31 Juli 2018 a b c d Beritagar id 8 Desember 2017 Andri Nur Oesman 2014 hlm 5 a b c Elfida Agus 2006 hlm 4 Syafwandi 1993 hlm 10 a b Syafwandi 1993 hlm 25 Esti Asih Nurdiah 2011 hlm 15 a b Syafwandi 1993 hlm 4 8 A A Navis Minangkabaunews com 6 Juni 2011 a b Nurmatias 20 Februari 2019 Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan amp Yoka Febriola Zulfikar 2017 Popi Trisna Putri 2017 hlm 44 45 Andri Nur Oesman 2014 hlm 2 a b Elfida Agus 2006 hlm 5 Ernaning Setiyowati 2010 hlm 8 a b Syafwandi 1993 hlm 30 a b Esti Asih Nurdiah 2011 hlm 40 Gemala Dewi 2010 hlm 110 a b c Republika co id 1 September 2014 a b William Marsden 1810 a b c Purwanita Setijanti dkk 2012 hlm 58 Gemala Dewi 2010 hlm 25 Syafwandi 1993 hlm 8 9 Esti Asih Nurdiah 2011 hlm 18 Sudarman 2014 hlm 93 Esti Asih Nurdiah 2011 hlm 38 Syafwandi 1993 hlm 30 31 Aulia Azmi amp Imam Faisal Pane hlm 329 Antara 29 Januari 2017 Gusti Asnan 2003 hlm 283 Rahmat Irfan Denas 2019 Gemala Dewi 2010 hlm 13 14 Gemala Dewi 2010 hlm 14 a b Syafwandi 1993 hlm 19 Syafwandi 1993 hlm 21 22 Ernaning Setiyowati 2010 hlm 4 Fuji Rasyid 2008 hlm 58 Esti Asih Nurdiah 2011 hlm 50 Gemala Dewi 2010 hlm 89 90 a b Esti Asih Nurdiah 2011 hlm 22 23 Gemala Dewi 2010 hlm 53 54 a b c Syafwandi 1993 hlm 34 Sudarman 2014 hlm 93 94 a b Gemala Dewi 2010 hlm 50 Syafwandi 1993 hlm 27 28 Pasbana com 9 Desember 2016 Gemala Dewi 2010 hlm 48 Gemala Dewi 2010 hlm 54 55 a b Syafwandi 1993 hlm 28 Okezone com 31 Desember 2011 Syafwandi 1993 hlm 28 29 Syafwandi 1993 hlm 31 Syafwandi 1993 hlm 18 Esti Asih Nurdiah 2011 hlm 17 a b Azyumardi Azra 2003 hlm 50 a b Mestika Zed 2012 hlm 66 Gemala Dewi 2010 hlm 86 87 a b Mestika Zed 2012 hlm 71 a b Syafwandi 1993 hlm 27 Gemala Dewi 2010 hlm 46 47 Mestika Zed 2012 hlm 63 Gemala Dewi 2010 hlm 51 a b Gemala Dewi 2010 hlm 40 Gemala Dewi 2010 hlm 47 48 a b Gemala Dewi 2010 hlm 37 39 BPCB Sumatera Barat 29 Oktober 2017 BPCB Sumatera Barat 22 Juni 2015 Syafwandi 1993 hlm 22 23 Andri Nur Oesman 2014 hlm 8 Katherine Steffi Halim amp Eveline C S 2009 hlm 230 Gemala Dewi 2010 hlm 64 Syafwandi 1993 hlm 23 Fuji Rasyid 2008 hlm 67 a b Fuji Rasyid 2008 hlm 68 Andri Nur Oesman 2014 hlm 7 8 Syafwandi 1993 hlm 26 Sudarman 2014 hlm 46 Abdullah 1966 Azyumardi Azra 2003 hlm 24 Sudarman 2014 hlm 47 48 Yulianto Sumalyo 2000 hlm 478 Sudarman 2014 hlm 50 P Nas amp Martien de Vletter 2009 hlm 68 a b Syamsidar 1991 hlm 52 54 Ahmad Bahrudin 2017 hlm 23 24 a b c Gemala Dewi 2010 hlm 76 82 Syafwandi 1993 hlm 32 a b Masoed Abidin 2005 hlm 85 a b c Syamsidar 1991 hlm 49 51 Syafwandi 1993 hlm 33 Daftar pustaka SuntingSyafwandi 1993 Arsitektur Tradisional Sumatera Barat PDF Proyek Penelitian Pengkajian dan Pembinaan Nilai nilai Budaya Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Gemala Dewi 2010 Arsitektur Vernakular Minangkabau Kajian Arsitektur dan Eksistensi Rumah Gadang Dilihat dari Pengaruh serta Perubahan Nilai Budaya Tesis Universitas Indonesia http lib ui ac id file file digital 20249570 R051028 pdf Syamsidar 1991 Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Barat Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai Nilai Budaya Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Ernaning Setiyowati 2010 Pengaruh Budaya dan Nilai Islam Terbentuknya Arsitektur Vernakular Minangkabau El Harakah Universitas Islam Negeri Malang 12 3 A A Navis Rumah Adat di Minangkabau PDF Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2021 09 27 Asnan Gusti 2003 Rantau Kamus Sejarah Minangkabau Padang Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau Abidin Masoed 2005 Balairung Ensiklopedi Minangkabau Padang Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau Andri Nur Oesman 2014 Pemaknaan Gonjong Rumah Gadang Berdasarkan Sudut Pandang Semiotika Tesis Universitas Indonesia https docplayer info 49879496 Pemaknaan gonjong rumah gadang berdasarkan sudut pandang semotika html Azra Azyumardi 2003 Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi Jakarta Logos Wacana Ilmu Rumah Tuo Kampai Nan Panjang Kajian Nilai nilai Budaya dan Pemanfaatannya Tesis Universitas Indonesia 2013 http www lib ui ac id naskahringkas 2016 04 S47753 Yoka 20Febriola Diarsipkan 2018 08 04 di Wayback Machine Fuji Rasyid 2008 Karakteristik dan Faktor faktor yang Mempengaruhi Lanskap Budaya Nagari Kamang Mudik di Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat Tesis Institut Pertanian Bogor https repository ipb ac id bitstream handle 123456789 1890 A08fra pdf jsessionid C134855529DBF38729AB79C8B98883ED sequence 4 Esti Asih Nurdiah 2011 Studi Struktur dan Konstruksi Rumah Tradisional Suku Batak Toba Minangkabau dan Toraja PDF Universitas Kristen Petra Sudarman 2014 Arsitektur Masjid di Minangkabau dari Masa ke Masa Padang Imam Bonjol Pres Marthala Agusti Efi 2013 Rumah Gadang Kajian Filosofi Arsitektur Minangkabau PDF Bandung Humaniora Marsden William 1810 The History of Sumatra dalam bahasa Inggris edisi ke 3 London J M Creery Mestika Zed 2012 Inventarisasi dan Rekontruksi Sejarah Gempa 30 September 2009 di Kota Padang Melalui Film Dokumenter PDF Universitas Negeri Padang Katherine Steffi Halim Eveline C S 2009 Peranan Ruang pada Rumah Gadang di Sumatera Barat Dimensi Universitas Trisakti 6 2 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 04 18 Purwanita Setijanti Johan Silas Susetyo Firmaningtyas Hartatik4 2012 Eksistensi Rumah Tradisional Padang dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Tantangan Jaman PDF Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Popi Trisna Putri 2017 Ekspresi Ruang Balairung Sari Garak Jo Garik Institut Seni Indonesia Padang Panjang 13 1 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 20 Rosiana Haryanti 31 Juli 2018 Atap Bergonjong Simbol Identitas Masyarakat Minangkabau Kompas com Abdullah Taufik 1966 Adat and Islam An Examination of Conflict in Minangkabau Indonesia 2 2 1 24 doi 10 2307 3350753 Nas P De Vletter Martien 2009 Masa Lalu dalam Masa Kini Arsitektur di Indonesia Gramedia Pustaka Utama Yulianto Sumalyo 2000 Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim Yogyakarta Gadjah Mada University Press Ahmad Bahrudin 2017 Ornamen Minangkabau dalam Perspektif Ikonografi Padang Panjang Institut Seni Indonesia Padang Panjang Elfida Agus 2006 Kajian Topologi Morfologi dan Tipologi Pada Rumah Gadang Minangkabau International Conference on Construction Industry Universitas Bung Hatta Aulia Azmi Imam Faisal Pane Penerapan Arsitektur Tradisional Minangkabau Pada Bangunan Perkantoran Bukittinggi Studi Kasus Kantor Bersama DPKAD Bapedda Kesbangpolinmas dan BAZ di Bukittinggi PDF Universitas Mercu Buana Jakarta Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2021 08 30 Sorta Tobing Febrianti 8 Desember 2017 Eko Alvares Penyelamat Rumah Gadang Beritagar id Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 11 28 Rahmat 6 Juni 2011 Sirih Simbol Penghormatan Orang Minang Minangkabaunews com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019 04 14 Nurmatias 20 Februari 2019 Balairung Sari Tabek Balai Pelestarian Cagar Budaya BPCB Sumatera Barat Bangunan Aman Gempa Belajar Dari Nan Sudah Pasbana com 9 Desember 2016 Nina Chairani 1 September 2014 Bermalam di Rumah Gadang Republika co id Rita Laksmitasari 31 Desember 2011 Rumah Pangggung Indonesia Refleksi Mikro Kosmos dan Makro Kosmos Okezone com Etri Saputra 16 Maret 2019 Gubernur Keberadaan Rumah Gadang Harus Dipertahankan LKBN Antara Ikhwan Wahyudi Syahrul Rahmat 29 Januari 2017 Megahnya Rumah Gadang Balai Nan Duo LKBN Antara Titin Nofita Handa Puteri 2015 Mengungkap Rahasia Kearifan Lokal Rumah Gadang PDF BPCB Sumatera Barat Nurmatias 20 Februari 2019 Balairung Sari Tabek BPCB Sumatera Barat Rumah Gadang 20 Ruang Sulit Air BPCB Sumatera Barat 22 Juni 2015 Rumah Gadang 13 Ruang Suku Dalimo BPCB Sumatera Barat 29 Oktober 2017 Zulfikar 2017 Kampung Ceria Asal Mula Adat Minang Gatra Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 08 09 Rahmat Irfan Denas 2019 Kajang Padati Padang yang Tergerus Harian Khazanah Pranala luar Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Arsitektur Minangkabau Soenarto PR dan S Sudyarto 1982 Arsitektur Tradisional Minangkabau Selayang Pandang Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Arsitektur Minangkabau amp oldid 24355679