www.wikidata.id-id.nina.az
Tingkeban adalah salah satu tradisi daur kehidupan manusia dalam selametan kehamilan untuk kandungan pertama yang memasuki usia tujuh bulan 1 2 Tradisi ini dilakukan dengan tujuan mendoakan bayi yang dikandung agar terlahir dengan normal lancar dan dijauhkan dari berbagai kekurangan dan berbagai bahaya 3 Di Jawa terkenal juga dengan sebutan mitoni yang berasal dari kata pitu yang berarti tujuh 1 Kata pitu atau tujuh mengandung do a dan harapan Semoga kehamilan ini mendapat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa bayi yang dikandung selamat calon ibu yang mengandung selalu diberikan kesehatan dan keselamatan dalam proses persalinan Mitoni juga terkenal dengan sebutan tingkeban Penamaan ini berdasarkan kisah sepasang suami istri bernama Ki Sedya dan Ni Satingkeb yang menjalankan laku prihatin atau brata sampai permohonan dikabulkan oleh Tuhan 4 5 Daftar isi 1 Tahapan kegiatan 2 Peralatan dan bahan 3 Sejarah 4 ReferensiTahapan kegiatan suntingTahapan pertama dalam pelaksanaan tradisi tingkeban adalah siraman atau memandikan calon ibu oleh tujuh orang sesepuh yaitu bapak ibu bapak ibu mertua nenek dan keluarga terdekat Kedua memecahkan telur yang dimasukan ke dalam kain ketiga membelah kelapa yang telah digambar tokoh Kamajaya untuk anak laki laki dan Ratih untuk anak perempuan Keempat pada malam hari sebelum pelaksanaan tingkeban dilakukan selamatan dengan pembacaan ayat ayat suci Al Qur an do a dan sedekah dari tuan rumah kepada para tetangga Masyarakat melakukan tradisi tingkeban ada juga yang lebih sederhana seperti hanya acara selamatan saja yang dilakukan pada malam hari dengan pembacaan surat Yasin dan do a dan diakhiri dengan memberikan makanan kepada para tamu yang hadir 6 Peralatan dan bahan suntingtradisi ini membutuhkan sesajen seperti tumpeng dengan lauk pauk sederhana Dan hidangan ayam ingkung tumpeng kuat satu tumpeng besar dan enam tumpeng kecil yang mengelilingi tumpeng besar jajan pasar yang dibeli dari pasar langsung seperti kue cucur jalabria kue lapis dan kue lainnya Keleman yang merupakan jenis ubi ubian sebanyak 7 macam seperti ubi jalar kentang ketelan dan lain laim Rujakan terdiri dari buah buahan segar bubur merah putih dawet kupat lepet dan kurapan 7 Tadisi tingkeban tidak memerlukan perlengkapan khusus Apabila dilakukan proses siraman maka peralatan yang dibutuhkan hanya bokor sekar tempurung boreh dan kendi 6 Sejarah suntingPada masa Kerajaan Kediri dipimpin oleh Raja Jayabaya ada rakyat wanita bernama Niken Satingkeb Ia menikah dengan punggawa kerajaan yang setia bernama Sediya Dari pernikahan ini dikaruniai sembilan orang anak Tapi nasib malang menimpa keluarga mereka tidak ada seorang anak pun berumur panjang Sediya dan Niken Satingkeb tidak menyerah dan putus asa dan selalu berdoa agar kembali mempunyai anak yang kelak tidak ditimpa nasib malang seperti anak anak sebelumnya Segala petuah dari orang lain selalu diperhatikan tapi belum ada tanda tanda istrinya mengandung 8 Setelah selang waktu beberapa lama mereka menghadap raja untuk mengadukan nasib buruk yang menimpanya dan mohon diberi petunjuk agar dianugerahi anak lagi yang tidak mengalami nasib buruk seperti anak anak sebelumnya Sang raja yang bijaksana itu terharu mendengar pengaduan dan kisah keluarga Nyai Niken Satingkeb Maka dari itu beliau memberi petunjuk supaya Nyai satingkeb pada hari Tumbak Rabu dan Budha Sabtu harus mandi air suci dengan gayung tempurung kelapa atau batok Selama mandi harus disertai pembacaan do a Hong Hyang Hanging Amarta Martini Sarwa Huma humaningsun ia wasesaningsun ingsun pudyo sampurno dadyo manungso 8 Setelah selesai mandi Niken Satingkeb harus memakai pakaian yang sangat bersih Kemudian dijatuhkan dua buah kelapa gading yang berjarak antara perut dan baju yang dipakai Kelapa gading tersebut diberi gambar Arjuna dan Subadra atau Dewa Wisnu dan Dewi Sri Maksudnya jika kelak anaknya telah lahir diharapkan mempunyai paras cantik atau ganteng seperti yang tertera pada gambar Selanjutnya calon ibu harus melilitkan daun tebu wulung pada perutnya yang nantinya akan dipotong sebilah keris Segala petuah dan saran yang diberikan sang raja dijalankan dengan cermat Ternyata segala permintaan mereka dikabulkan Semenjak kisah itu terjadi upacara tingkeban diwariskan secara turun temurun dan jadi tradisi wajib untuk orang Jawa yang menghormatinya 8 Referensi sunting a b Geertz Clifford 2013 Agama Jawa Abangan Santri Priyayi dalam Kebudayaan Jawa Depok Komunitas Bambu hlm 41 ISBN 978 602 9402 12 4 Busro B Yuliyanti Ai Yeni Syukur Abdul Rosyad Rifki 2020 10 16 THEOLOGICAL DIMENSIONS IN MEMITU RITUALS IN CIREBON Patanjala Journal of Historical and Cultural Research 12 2 227 doi 10 30959 patanjala v12i2 636 ISSN 2598 1242 ANALISIS NILAI NILAI DALAM TRADISI TINGKEBAN PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA CENDANA KECAMATAN MUARA SUGIHAN KABUPATEN BANYUASIN webcache googleusercontent com Diakses tanggal 2020 09 12 Utomo Sutrisno Sastro 2005 Upacara daur hidup adat Jawa memuat uraian mengenai upacara adat dalam siklus hidup masyarakat Jawa Effhar hlm 5 7 ISBN 978 979 501 457 7 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Busro Busro Ritual siklus kehidupan di Cirebon Digilib UIN Sunan Gunung Djati Bandung a b ANALISIS NILAI NILAI DALAM TRADISI TINGKEBAN PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA CENDANA KECAMATAN MUARA SUGIHAN KABUPATEN BANYUASIN webcache googleusercontent com Diakses tanggal 2020 09 12 RITUAL TINGKEBAN DALAM PERSPEKTIF AQIDAH ISLAM Studi Kasus Di Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang SKRIP PDF webcache googleusercontent com Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2019 07 11 Diakses tanggal 2020 09 12 a b c NELONI MITONI ATAU TINGKEBAN Perpaduan antara Tradisi Jawa dan Ritualitas Masyarakat Muslim webcache googleusercontent com Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020 07 13 Diakses tanggal 2020 09 12 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Tingkeban amp oldid 22502859