www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini bukan mengenai Gunung Gede atau Gunung Pangrango Untuk sebuah gunung lihat Gunung Gede dan Gunung Pangrango Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP adalah salah satu taman nasional yang terletak di Provinsi Jawa Barat Ditetapkan pada tahun 1980 taman nasional ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia TN Gunung Gede Pangrango terutama didirikan untuk melindungi dan mengkonservasi ekosistem dan flora pegunungan yang cantik di Jawa Barat Dengan luas 24 270 80 hektare wilayahnya terutama mencakup dua puncak gunung Gede dan Pangrango beserta tutupan hutan pegunungan di sekelilingnya Taman NasionalGunung Gede PangrangoIUCN Kategori II Taman Nasional Dua puncak TNGGP Gunung Gede kiri dan Gunung Pangrango kanan TN Gunung Gede PangrangoLetak di JawaLetakJawa Barat IndonesiaKota terdekatBogorSukabumiCianjurKoordinat6 46 S 106 56 E 6 767 S 106 933 E 6 767 106 933 Koordinat 6 46 S 106 56 E 6 767 S 106 933 E 6 767 106 933Luas24 270 80 hektare 242 708 km Didirikan1980Pihak pengelolaKementerian Lingkungan Hidup dan KehutananSitus webwww wbr gedepangrango wbr org Daftar isi 1 Sejarah kawasan 2 Letak dan keadaan fisik 2 1 Topografi dan vulkanologi 2 2 Iklim 3 Keanekaragaman hayati 3 1 Tutupan vegetasi 3 2 Flora 3 3 Fauna 4 Pengelolaan kawasan 4 1 Kerjasama dan kolaborasi 5 Catatan kaki 6 Bacaan terkait 7 Pranala luarSejarah kawasan sunting nbsp Gunung Gede nbsp Perkebunan teh di kawasan Puncak Kabupaten Bogor nbsp Anaphalis javanica dan Leptospermum javanicum di puncak G Pangrango Kawasan Gunung Gede dan Gunung Pangrango sesungguhnya telah dikenal lama dalam dongeng dan legenda tanah Sunda Salah satunya naskah perjalanan Bujangga Manik dari sekitar abad 13 telah menyebut nyebut tempat bernama Puncak dan Bukit Ageung yakni Gunung Gede yang disebutnya sebagai hulu wano na Pakuan tempat yang tertinggi di Pakuan 1 Agaknya pada masa itu telah ada jalan kuno antara Bogor d h Pakuan dengan Cianjur yang melintasi lereng utara G Gede di sekitar Cipanas sekarang 2 Pada masa penjajahan Belanda wilayah yang subur ini kemudian tumbuh menjadi area pertanian terutama perkebunan Sedini tahun 1728 teh Jepang telah mulai ditanam dan pada 1835 perkebunan teh ini telah dikembangkan di Ciawi dan Cikopo Menyusul pada 1878 dikembangkan teh Assam yang terlebih sukses lagi sehingga mengubah lansekap dan perekonomian di seputar lereng Gede Pangrango 2 Kawasan Gede Pangrango juga dikenal sebagai salah satu tempat favorit dan tertua bagi penelitian penelitian tentang alam di Indonesia Menurut catatan modern orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Gede adalah Reinwardt pendiri dan direktur pertama Kebun Raya Bogor yang mendaki G Gede pada April 1819 Ia meneliti dan menulis deskripsi vegetasi di bagian gunung yang lebih tinggi hingga ke puncak Reinwardt sebetulnya juga menyebutkan bahwa Horsfield telah mendaki gunung ini lebih dahulu daripadanya akan tetapi catatan perjalanan Horsfield ini tidak dapat ditemukan 3 Dua tahun kemudian melalui sehelai surat yang dikirimkan dari Buitenzorg sekarang Bogor pada awal Agustus 1821 Kuhl dan van Hasselt menyebutkan bahwa mereka baru saja menyelesaikan pendakian dan penelitian ke puncak Pangrango Kedua peneliti muda itu menemukan banyak jejak dan jalur lintasan badak jawa di sana bahkan mereka menggunakannya untuk memudahkan menembus hutan menuju puncak G Pangrango Delapan belas tahun kemudian Junghuhn mendaki ke puncak Pangrango pada bulan Maret 1839 dan juga ke puncak Gede dan wilayah sekitarnya pada bulan bulan berikutnya untuk mempelajari topografi geologi meteorologi serta botani tetumbuhan di daerah ini 3 Sejak masa itu tidak lagi terhitung banyaknya peneliti yang telah mengunjungi kawasan ini hingga sekarang baik yang tinggal lama maupun yang sekadar singgah dalam kunjungan singkat Banyaknya peneliti yang berkunjung ke tempat ini tak bisa dilepaskan dari kekayaan dan keindahan alam di Gunung Gede Pangrango dan awalnya juga oleh keberadaan Kebun Raya Cibodas yang semula ketika dibangun pada 1830 oleh Teijsman sebetulnya dimaksudkan sebagai kebun aklimatisasi bagi tanaman tanaman yang potensial untuk dikembangkan dalam perkebunan Kebun percobaan yang kemudian dikembangkan menjadi kebun raya lk 1870 ini menyediakan tempat menginap yang cukup baik sarana penelitian serta catatan catatan dan informasi dasar yang terus bertumbuh mengenai keadaan lingkungan dan hutan di sekitarnya Pada tahun 1889 atas usulan Treub sebidang hutan pegunungan seluas 240 hektare di atas kebun raya tersebut hingga ke wilayah sekitar Air Panas ditetapkan sebagai cagar alam oleh Pemerintah Hindia Belanda 4 Inilah cagar alam dan kawasan konservasi ragam hayati yang pertama didirikan di Indonesia 5 Belakangan pada 1926 cagar alam ini diperluas hingga mencakup puncak puncak gunung Gede dan Pangrango dengan luas total 1 200 ha 4 Bersama dengan meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya lingkungan hidup pada tahun 1979 Pemerintah Indonesia melalui keputusan Menteri Pertanian menunjuk kawasan hutan Gunung Gede Pangrango seluas 14 000 ha yang melingkup kedua puncak gunung beserta tutupan hutan di lereng lerengnya sebagai kawasan Suaka Alam Cagar Alam CA Kemudian pada 6 Maret 1980 cagar alam ini digabungkan dengan beberapa suaka alam yang berdekatan dan ditingkatkan statusnya menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango satu dari lima taman nasional yang pertama di Indonesia dengan luas keseluruhan 15 196 ha 6 51Pada tahun 2003 melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 174 Kpts II 2003 tanggal 10 Juni 2003 tentang Penunjukan dan Perubahan Fungsi Kawasan Cagar Alam Taman Wisata Alam Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi terbatas pada Kelompok Hutan Gunung Gede Pangrango kawasan TN Gunung Gede Pangrango diperluas dengan area kawasan hutan yang berdekatan yang semula di bawah pengelolaan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat menjadi 21 975 ha Setelah melalui proses yang panjang dan pengukuran ulang tata batas kawasan pada 2009 dilakukan serah terima pengelolaan kawasan hutan dari Perum Perhutani III Jawa Barat dan Banten kepada Balai Besar TNGGP dengan total area yang dialihkan pengelolaannya seluas 7 655 03 ha sehingga total luasan TNGGP lalu menjadi 22 851 03 ha Kemudian melalui Surat Keputusan Menhut RI No SK 3683 Menhut VII KUH 2014 tanggal 08 Mei 2014 kawasan hutan TNGGP diperluas ditetapkan dan dikukuhkan menjadi seluas 24 270 80 ha 6 51 2Letak dan keadaan fisik sunting nbsp Gede Pangrango dilihat dari Sindanglaya lk tahun 1928 nbsp Peta topografi puncak Gede kanan dan Pangrango kiri atas keliru diberi nama Mandala Wangi menurut Junghuhn 1855 nbsp Kawah Gede seperti dilukis oleh Junghuhn 1856 nbsp Daun jamuju Dacrycarpus imbricatus nbsp Bunga cantigi gunung Vaccinium varingifolium nbsp Bunga edelweis jawa Anaphalis javanica nbsp Flora kawah Gede paku Selliguea feei depan kanan daun lebar dan edelweis jawa belakang kiri keputih putihan Secara administratif kawasan TNGGP berada di wilayah 3 kabupaten yakni Kabupaten Bogor Cianjur dan Sukabumi Provinsi Jawa Barat Topografi dan vulkanologi sunting Sebagaimana namanya taman nasional ini memiliki dua puncak kembar yakni puncak Gede 2 958 m dpl dan puncak Pangrango 3 019 m dpl Kedua puncak itu dihubungkan oleh gigir gunung serupa sadel pada ketinggian lk 2 400 m dpl yang dikenal sebagai daerah Kandang Badak Gunung Pangrango yang lebih tinggi memiliki kerucut puncak yang relatif mulus tipikal gunung yang masih relatif muda usianya Gunung Gede lebih rendah namun lebih aktif dengan empat kawah yang masih aktif yaitu Kawah Ratu Kawah Wadon Kawah Lanang dan Kawah Baru 2 Titik puncak Gunung Gede terletak di atas tebing atau gigir kawah yang baru namun gigir ini tak lagi utuh karena telah dihancurkan oleh letusan volkanik yang terjadi berulang kali Gigir yang lebih tua adalah punggung gunung yang dikenal sebagai Gunung Gumuruh 2 929 m dpl kawah kawah dan puncak Gunung Gede yang sekarang terletak pada bekas kawah Gunung Gumuruh lama yang telah punah Di antara gigir Gunung Gede dan gigir Gunung Gumuruh itulah terletak lembah dataran tinggi bernama Alun alun Suryakancana 2 750 m dpl yang penuh tertutupi oleh rumpun edelweis jawa yang cantik 2 Sebelah utara Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat Pegunungan Jonggol yang dipisahkan oleh Lembah Hulu Ci Liwung Pegunungan Jonggol menjadi hulu dari beberapa aliran sungai yaitu Sungai Ciliwung Sungai Cileungsi Sungai Cibeet Sungai Cipamingkis Sungai Cikeas Sungai Sunter Sungai Citeureup Sungai Ciesek Sungai Cihoe dan Sungai Cijurey Ciomas Iklim sunting Ada dua iklim yaitu musim kemarau dari bulan Juni sampai Oktober dan musim penghujan dari bulan Nopember ke April Selama bulan Januari sampai Februari hujan turun disertai angin yang kencang dan terjadi cukup sering sehingga berbahaya untuk pendakian Hujan juga turun ketika musim kemarau menyebabkan kawasan TNGP memiliki curah hujan rata rata pertahun 4 000 mm Rata rata suhu di Cibodas 23 C Keanekaragaman hayati suntingSebagaimana telah disebutkan terutama adalah kekayaan ragam hayati flora pegunungan yang pada mulanya telah menarik banyak ahli dan peneliti mengunjungi kawasan Gede Pangrango Thunberg bahkan telah membuat kajian botani di wilayah ini pada tahun 1777 2 Blume mendaki ke puncak Gede pada tahun 1824 melalui untuk pertama kalinya jalur yang kini dikenal sebagai Jalur Cibodas dan singgah di Cibeureum 3 Wallace kemudian mengikuti jalur ini ketika ia mengunjungi wilayah ini di musim penghujan 1861 untuk mengoleksi burung dan serangga meskipun tanpa hasil yang cukup memuaskan 7 Tutupan vegetasi sunting Secara tradisional pada garis besarnya para ahli membedakan tipe hutan primer yang ada di pegunungan ini atas dua jenis yakni tipe hutan tinggi high forest dan tipe hutan elfin atau hutan lumut 8 Hutan tinggi di pegunungan ini lebih lanjut dibedakan atas hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan atas Sedangkan hutan elfin dinamai pula sebagai hutan alpinoid atau vegetasi sub alpin a Hutan pegunungan bawah Hutan pegunungan bawah atau hutan submontana di Gede Pangrango berada pada kisaran ketinggian 1 000 hingga 1 500 m dpl Hutan ini dapat segera dikenali oleh sebab kekayaannya akan jenis jenis pohon dengan atap tajuk kanopi setinggi 30 40 m dan 4 5 lapisan tajuk vegetasi 2 Dari segi floristiknya Junghuhn dan Miquel menamai zona hutan ini sebagai zona Fago Lauraceous karena didominasi oleh jenis jenis Fagaceae misalnya pasang Lithocarpus Quercus dan saninten Castanopsis serta jenis jenis Lauraceae seperti aneka macam medang Litsea spp diikuti dengan jenis jenis lain bahkan hingga sebanyak 78 spesies pohon dalam satu hektare Di atas kanopi rata rata acap mencuat pohon pohon tertinggi yang dikenal sebagai sembulan emergent trees dari jenis jenis Altingia rasamala Dacrycarpus jamuju dan Podocarpus ki putri 8 b Hutan pegunungan atas Hutan pegunungan atas atau hutan montana di Gede Pangrango sering memiliki garis batas yang tajam mudah terbedakan dari hutan pegunungan bawah dengan melihat kanopi yang relatif seragam lk setinggi 20 m jarang terlihat adanya sembulan atau pohon pencuat daun daunnya cenderung berukuran kecil tumbuhan bawahnya pun tidak setebal atau setinggi di hutan pegunungan bawah banyak berkabut hutan ini memberikan kesan lebih terbuka dan sunyi Jarang pula dijumpai adanya tumbuhan pemanjat liana Hutan pegunungan antara Cibeureum 1 750 m dpl dengan Kandang Badak 2 400 m dpl didominasi oleh jamuju Dacrycarpus imbricatus 2 c Vegetasi subalpin Di sebelah atas Kandang Badak fisiognomi hutannya kembali berubah Tajuknya pendek pendek hanya mencapai beberapa meter saja batang pohon tuanya berbonggol bonggol dan berkelak kelok bahkan memuntir Tutupannya begitu renggang dengan tajuk yang hanya satu lapis sehingga pada hari cerah cahaya mentari leluasa menerangi lantai hutan Akan tetapi cuaca di sini mudah berubah tiba tiba dengan datangnya kabut suhu udara pun dapat mendadak turun hingga ke tingkat yang membekukan Dengan jarangnya hujan turun walaupun berkabut pada musim kemarau hutan ini acap mengalami kekeringan atau kekurangan air Lapisan tanahnya tipis dan banyak berbatu batu di tempat tempat yang lapisan tanahnya relatif dalam pohon pohon tumbuh lebih besar menunjukkan bahwa mengerdilnya pohon pohon di zona ini lebih disebabkan oleh ketersediaan tanahnya Jenis yang dominan adalah cantigi gunung Vaccinium varingifolium 2 Di lembah di antara gigir puncak Gede dengan G Gumuruh terdapat padang rumput subalpin yang dinamai Alun alun Suryakancana Tanahnya yang poreus dilapisi oleh semacam tanah gambut tipis akumulasi dari bagian bagian tumbuhan yang mati berpuluh puluh tahun Di sini tumbuh beberapa jenis rumput paku pakuan sejenis melanding gunung Paraserianthes lophanta serta edelweis jawa Anaphalis javanica yang terkenal 2 Flora sunting nbsp Celepuk raja Otus brooki di G Gede nbsp Luntur gunung Harpactes reinwardtii nbsp Meninting kecil Enicurus velatus nbsp Sikatan ninon Eumyias indigo nbsp Anis hutan Zoothera andromedae nbsp Burung madu gunung Aethopyga eximia jantan Taman nasional ini terutama dikenal karena kekayaan flora hutan pegunungan yang dimilikinya Sebagai gambaran di seluruh wilayah CA Cibodas Gede kini bagian dari Taman Nasional pada ketinggian 1 500 m dpl hingga ke puncak Gede dan Pangrango tercatat tidak kurang dari 870 spesies tumbuhan berbunga dan 150 spesies paku pakuan 8 Jenis jenis anggrek tercatat hingga 200 spesies di seluruh Taman Nasional 2 Van Steenis selanjutnya juga mencatat dari 68 spesies tumbuhan pegunungan yang langka dan hanya diketahui keberadaannya di satu gunung saja di Jawa 9 jenis di antaranya tercatat hanya dari Gunung Gede dan 6 dari 9 jenis itu endemik Jawa 9 Jenis edelweis jawa Anaphalis javanica yang tumbuh melimpah di Alun alun Suryakancana sangat populer di kalangan pendaki gunung dan pecinta alam sehingga dijadikan maskot taman nasional ini Akan tetapi yang endemik Jawa dan agak jarang dijumpai sebetulnya adalah kerabat dekatnya Anaphalis maxima 10 di TNGGP hanya didapati di G Pangrango dekat Kandang Badak 9 Beberapa jenis endemik lain yang didapati di kawasan ini di antaranya sejenis uwi Dioscorea madiunensis sejenis jernang Daemonorops rubra pinang hijau Pinanga javana sejenis kapulaga Amomum pseudofoetens dan masih banyak lagi 10 Fauna sunting Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki kekayaan jenis hewan yang cukup tinggi terutama di zona hutan pegunungan bawah Beberapa jenisnya yang terhitung langka endemik atau terancam kepunahan di antaranya adalah owa jawa Hylobates moloch lutung surili Presbytis comata anjing ajag Cuon alpinus macan tutul Panthera pardus biul slentek Melogale orientalis sejenis celurut gunung Crocidura orientalis kelelawar Glischropus javanus dan Otomops formosus sejenis bajing terbang Hylopetes bartelsi dua jenis tikus Kadarsanomys sodyi dan Pithecheir melanurus 11 Beberapa jenis burung seperti elang jawa Spizaetus bartelsi serak bukit Phodilus badius celepuk jawa Otus angelinae cabak gunung Caprimulgus pulchellus walet gunung Collocalia vulcanorum pelatuk kundang Reinwardtipicus validus ciung mungkal jawa Cochoa azurea anis hutan Zoothera andromedae dan beberapa spesies lain 12 Sejenis ular pegunungan Pseudoxenodon inornatus yang jarang kemungkinan juga terdapat di sini 11 juga beberapa jenis amfibia langka seperti katak merah Leptophryne borbonica dan sejenis sesilia Ichthyophis hypocyaneus 13 Hewan hewan lain yang acap dijumpai di antaranya monyet kra Macaca fascicularis lutung budeng Trachypithecus auratus teledu sigung Mydaus javanensis tupai akar Tupaia glis tupai kekes T javanica tikus babi Hylomys suillus jelarang hitam Ratufa bicolor bajing tanah bergaris tiga Lariscus insignis pelanduk jawa Tragulus javanicus dan lain lain 2 Seluruhnya lebih dari 100 jenis mamalia serta lk 250 jenis burung Pengelolaan kawasan sunting nbsp Jalan masuk ke kawasan taman nasional yang diswastanisasi Pengelolaan kawasan TNGGP berada di bawah Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tanggung jawab pengelolaan ini berada di tangan Balai Besar TNGGP yang dipimpin oleh seorang kepala balai Kantor Balai Besar TNGGP berada di Cibodas dan dalam pengelolaan operasionalnya dibagi menjadi 3 tiga Bidang Pengelolaan Taman Nasional BPTN yaitu Bidang PTN Wilayah I Cianjur Bidang PTN Wilayah II Sukabumi dan Bidang PTN Wilayah III Bogor Selanjutnya ketiga Bidang PTN dibagi menjadi 6 Seksi Pengelolaan Taman Nasional SPTN dan dibagi lagi menjadi 15 Resort Pengelolaan Taman Nasional RPTN dengan tugas dan fungsi melindungi dan mengamankan seluruh kawasan TNGP dalam mewujudkan pelestarian sumberdaya alam menuju pemanfaatan hutan yang berkelanjutan 14 Kerjasama dan kolaborasi sunting Beberapa program kerjasama TN GGP dengan mitra mitranya di antaranya Cagar Biosfer Cibodas pranala luar Diarsipkan 2014 10 30 di Wayback Machine Program Adopsi Pohon pranala luar Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol pranala luar Diarsipkan 2014 10 30 di Wayback Machine Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa pranala luar Diarsipkan 2014 10 30 di Wayback Machine Suaka Elang Pusat Pendidikan dan Konservasi Elang pranala luar Diarsipkan 2014 10 13 di Wayback Machine Catatan kaki sunting Bumi Sangkala Naskah Bujangga Manik Prabu Jaya Pakuan 1 Diakses 24 10 2014 a b c d e f g h i j k Harris K M 1996 Mt Gede Pangrango National Park Information book series v 2 106 pp Cianjur Mt Gede Pangrango NP a b c Docters van Leeuwen W M 1933 Biology of plants and animals occuring in the higher parts of Mount Pangrango Gedeh in West Java Verhandelingen der Koninklijke Akademie van Wetenschappen te Amsterdam Afd Natuurkunde Tweede sectie deel XXXI 4 1 22 Ch 1 Amsterdam Uitgave van de NV Noord Hollandsche Uitgevers Maatschappij a b Steenis CGGJ van 2006 Flora Pegunungan Jawa 2 8 Bogor Puslitbang Biologi LIPI Whitten T R E Soeriaatmadja amp S A Afiff 1999 Ekologi Jawa dan Bali 789 Jakarta Prenhallindo a b BB TNGGP 2017 Laporan Statistik Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango BBTNGGP Tahun 2016 Diarsipkan 2018 07 04 di Wayback Machine Cibodas BB TNGGP tidak diterbitkan Wallace 1869 The Malay Archipelago 88 93 1987 edition Singapore Graham Brash Pte Ltd a b c Steenis CGGJ van 2006 loc cit 47 61 a b Steenis CGGJ van 2006 loc cit 77 8 a b Whitten et al 1999 loc cit 147 94 a b Whitten et al 1999 loc cit 195 308 MacKinnon J K Phillipps dan B van Balen 2000 Burung burung di Sumatra Jawa Bali dan Kalimantan 439 40 seri panduan lapangan LIPI Bogor LIPI dan BirdLife IP ISBN 979 579 013 7 Kusrini M D 2013 Panduan bergambar identifikasi amfibi Jawa Barat Bogor Fakultas Kehutanan IPB dan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Kehutanan RI 128 hlm Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango Tentang TNGGP Diarsipkan 2014 10 30 di Wayback Machine Bacaan terkait suntingC G C Reinwardt 1823 Over de hoogte en verdere natuurlijke gesteldheid van eenige bergen in de Preanger Regentschappen Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen deel IX 3 Batavia Egbert Heemen 1779 1922 tentang pendakian Horsfield hal 19 C P Thunberg 1825 Florula Javanica Upsaliae excudebant Palmblad et c 1825 C L Blume 1825 Over de gesteldheid van het gebergte Gede Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen deel X 57 Batavia Egbert Heemen 1779 1922 L Horner 1839 Geologische gesteldheid van den Vulkaan Gede op Java Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen deel XVII 3 Batavia Egbert Heemen 1779 1922 F Junghuhn 1845 Streifzuge durch die Waldgebirge G Panggerango Manellawangie und Gede unternommen im Jahre 1839 Topographische und naturwissenschaftliche Reisen durch Java 412 Magdeburg Baensch 1845 F Junghuhn 1845 Physiognomie van de flora der toppen van Javasche bergen benevens plantenbeschrijvingen Natuur en Geneeskundig Archief voor Neerland s Indie tweede jahrgang 1845 20 Batavia Drukkerij van het Bataviaasch Genootschap A R Wallace 1869 The Malay Archipelago tentang pendakian Pangrango hal 125 New York Harper amp Brothers A Hoogerwerf 1949 De Avifauna van Tjibodas en omgeving inclusief het natuurmonument Tjibodas Gn Gede West Java Bogor Uitgave van de Kon Plantentuin van Indonesie H Kurniati 2002 Frogs and toads of Ujung Kulon Gunung Halimun and Gede Pangrango National Park Berita Biologi Vol 6 I 75 84 April 2002 Edisi Khusus Biodiversitas Taman Nasional Gunung Halimun II M D Kusrini Ed 2007 Frogs of Gede Pangrango A Follow up Project for the Conservation of Frogs in West Java Indonesia Book 1 Main Report Unpublished technical report submitted to the BP Conservation Programme M D Kusrini A Fitri W Endarwin and M Yazid 2007 The Amphibians of Mount Gede Pangrango and Mount Salak Indonesia Froglog no 81 Diarsipkan 2013 01 24 di Wayback Machine 2 3 June 2007 Pranala luar suntingSitus resmi Departemen Kehutanan RI Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Diarsipkan 2006 04 30 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Taman Nasional Gunung Gede Pangrango amp oldid 25673080