www.wikidata.id-id.nina.az
Elang jawa Nisaetus bartelsi adalah salah satu spesies elang berukuran sedang dari keluarga Accipitridae dan genus Nisaetus yang endemik di Pulau Jawa Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia yaitu Garuda butuh rujukan Dan sejak 1992 burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka IndonesiaElang jawaNisaetus bartelsiStatus konservasiGentingIUCN22696165TaksonomiKerajaanAnimaliaFilumChordataKelasAvesOrdoAccipitriformesFamiliAccipitridaeGenusNisaetusSpesiesNisaetus bartelsi Stresem 1924 Tata namaSinonim taksonJavan hawk eagle en ProtonimSpizaetus nipalensis bartelsiDistribusiEndemikJawalbs Daftar isi 1 Identifikasi 2 Suara 3 Penyebaran ekologi dan konservasi 4 Catatan taksonomis 5 Lihat juga 6 Referensi 7 Pranala luarIdentifikasi Sunting Elang jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango Jawa Barat Elang yang bertubuh sedang sampai besar langsing dengan panjang tubuh antara 60 70 cm dari ujung paruh hingga ujung ekor Kepala berwarna coklat kemerahan kadru dengan jambul yang tinggi menonjol 2 4 bulu panjang hingga 12 cm dan tengkuk yang coklat kekuningan kadang tampak keemasan bila terkena sinar matahari Jambul hitam dengan ujung putih mahkota dan kumis berwarna hitam sedangkan punggung dan sayap coklat gelap Kerongkongan keputihan dengan garis sebetulnya garis garis hitam membujur di tengahnya Ke bawah ke arah dada coret coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis coret coret rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu bulu perut dan kaki Bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang tampak jelas di sisi bawah ujung ekor bergaris putih tipis Betina berwarna serupa sedikit lebih besar Iris mata kuning atau kecoklatan paruh kehitaman sera daging di pangkal paruh kekuningan kaki jari kekuningan Burung muda dengan kepala leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang tanpa coretan atau garis garis 1 Ketika terbang elang jawa serupa dengan elang brontok Nisaetus cirrhatus bentuk terang namun cenderung tampak lebih kecoklatan dengan perut terlihat lebih gelap serta berukuran sedikit lebih kecil Bunyi nyaring tinggi berulang ulang klii iiw atau ii iiiw bervariasi antara satu hingga tiga suku kata Atau bunyi bernada tinggi dan cepat kli kli kli kli kli Sedikit banyak suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya 2 Suara SuntingSuara pekikan yang nyaring dan khas hii hiiiw lebih tinggi dan lebih parau dari suara Elang brontok atau hihi hiiiw sering dalam seri pendek Penyebaran ekologi dan konservasi Sunting Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa dari ujung barat Taman Nasional Ujung Kulon hingga ujung timur di Semenanjung Blambangan Purwo Namun penyebarannya kini terbatas di wilayah wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng 3 Elang jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau di dataran rendah maupun pada tempat tempat yang lebih tinggi Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan Meru Betiri sampai ke hutan hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2 200 m dan kadang kadang 3 000 mdpl Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia Agaknya burung ini sangat tergantung pada keberadaan hutan primer sebagai tempat hidupnya Walaupun ditemukan elang yang menggunakan hutan sekunder sebagai tempat berburu dan bersarang akan tetapi letaknya berdekatan dengan hutan primer yang luas Burung pemangsa ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon pohon tinggi dalam hutan Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah seperti pelbagai jenis reptil burung burung sejenis walik punai dan bahkan ayam kampung Juga mamalia berukuran kecil sampai sedang seperti tupai dan bajing kalong musang sampai dengan anak monyet Masa bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni Sarang berupa tumpukan ranting ranting berdaun yang disusun tinggi dibuat di cabang pohon setinggi 20 30 di atas tanah Telur berjumlah satu butir yang dierami selama kurang lebih 47 hari Indukan elang jawa berpartisipasi dalam memberi makan anakan elang jawa Beberapa elang jawa remaja memungkinkan tinggal di sekitar sarang mereka sampai tahun berikutnya 4 Pohon sarang merupakan jenis jenis pohon hutan yang tinggi seperti rasamala Altingia excelsa pasang Lithocarpus sundaicus tusam Pinus merkusii puspa Schima wallichii dan ki sireum Eugenia clavimyrtus Tidak selalu jauh berada di dalam hutan ada pula sarang sarang yang ditemukan hanya sejarak 200 300 m dari tempat rekreasi 2 Di habitatnya elang jawa menyebar jarang jarang Sehingga meskipun luas daerah agihannya total jumlahnya hanya sekitar 137 188 pasang burung atau perkiraan jumlah individu elang ini berkisar antara 600 1 000 ekor 5 Populasi yang kecil ini menghadapi ancaman besar terhadap kelestariannya yang disebabkan oleh kehilangan habitat dan eksploitasi jenis Pembalakan liar dan konversi hutan menjadi lahan pertanian telah menyusutkan tutupan hutan primer di Jawa 6 Dalam pada itu elang ini juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai satwa peliharaan Karena kelangkaannya memelihara burung ini seolah menjadi kebanggaan tersendiri dan pada gilirannya menjadikan harga burung ini melambung tinggi Mempertimbangkan kecilnya populasi wilayah agihannya yang terbatas dan tekanan tinggi yang dihadapi itu organisasi konservasi dunia IUCN memasukkan elang jawa ke dalam status EN Endangered terancam kepunahan 7 Demikian pula Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi oleh undang undang 8 Catatan taksonomis SuntingSesungguhnya keberadaan elang jawa telah diketahui sejak sedini tahun 1820 tatkala van Hasselt dan Kuhl mengoleksi dua spesimen burung ini dari kawasan Gunung Salak untuk Museum Leiden Negeri Belanda Akan tetapi pada masa itu hingga akhir abad 19 spesimen spesimen burung ini masih dianggap sebagai jenis elang brontok Baru pada tahun 1908 atas dasar spesimen koleksi yang dibuat oleh Max Bartels dari Pasir Datar Sukabumi pada tahun 1907 seorang pakar burung di Negeri Jerman O Finsch mengenalinya sebagai takson yang baru Ia mengiranya sebagai anak jenis dari Spizaetus kelaarti sejenis elang yang ada di Sri Lanka Sampai kemudian pada tahun 1924 Prof Stresemann memberi nama takson baru tersebut dengan epitet spesifik bartelsi untuk menghormati Max Bartels di atas dan memasukkannya sebagai anak jenis elang gunung Spizaetus nipalensis 2 Demikianlah burung ini kemudian dikenal dunia dengan nama ilmiah Spizaetus nipalensis bartelsi hingga akhirnya pada tahun 1953 D Amadon mengusulkan untuk menaikkan peringkatnya dan mendudukkannya ke dalam jenis yang tersendiri Spizaetus bartelsi 9 Lihat juga SuntingPenglihatan burungReferensi Sunting MacKinnon J 1993 Panduan lapangan pengenalan Burung burung di Jawa dan Bali Gadjah Mada University Press Jogyakarta ISBN 979 420 150 2 Hal 104 a b c Sozer R V Nijman dan I Setiawan 1999 Panduan identifikasi Elang jawaSpizaetus bartelsi Biodiversity Conservation Project LIPI JICA PKA Bogor ISBN 979 95862 1 6 48 hal Balen S van V Nijman and R Sozer 1999 Distribution and Conservation of Javan Hawk eagle Spizaetus bartelsi Bird Conservation International 9 333 349 Kesalahan pengutipan Tag lt ref gt tidak sah tidak ditemukan teks untuk ref bernama 0 Balen S van V Nijman and R Sozer Population status of the endemic Javan Hawk eagle Spizaetus bartelsi in Balen S van 1999 Birds on Fragmented Islands Persistence in he forests of Java and Bali PhD thesis of Wageningen University ISBN 90 5808 150 8 Balen S van V Nijman and H H T Prins The Javan Hawk eagle misconception about rareness and threat in Balen S van 1999 Birds on Fragmented Islands Persistence in he forests of Java and Bali PhD thesis of Wageningen University ISBN 90 5808 150 8 BirdLife International 2004 Spizaetus bartelsi In IUCN 2007 2007 IUCN Red List of Threatened Species Diakses 25 12 2007 Noerdjito M dan I Maryanto 2001 Jenis jenis Hayati yang Dilindungi Perundang undangan Indonesia Cet 2 Puslit Biologi LIPI Bogor ISBN 979 579 043 9 Hal 47 Amadon D 1953 Remarks on the Asiatic hawk eagles on the genus Spizaetus Ibis 95 492 500 Pranala luar Sunting Wikimedia Commons memiliki media mengenai Nisaetus bartelsi Wikispecies mempunyai informasi mengenai Nisaetus bartelsi Inggris BirdLife Species Factsheet Diarsipkan 2009 01 03 di Wayback Machine Inggris Red Data Book pranala nonaktif permanen Indonesia Database Burung Terancam Punah Burung Indonesia pranala nonaktif permanen Sang Garuda elang jawa Spizaetus bartelsi pranala nonaktif permanen artikel dan foto Elang jawa Semakin Jarang Terlihat artikel harian Kompas Kamis 11 Januari 2007 Elang jawa Makin Langka pranala nonaktif permanen artikel harian Pikiran Rakyat Kamis 06 Oktober 2005 Habitat Elang jawa Akan Terancam pranala nonaktif permanen artikel harian Pikiran Rakyat Jumat 30 April 2004 Foto elang jawa video elang jawa pranala nonaktif permanen Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Elang jawa amp oldid 22785266