www.wikidata.id-id.nina.az
Sanjaya merupakan Raja terbesar di Tanah Jawa pada masanya karena kekuasaannya meliputi Sunda Galuh dan Medang Sanjaya dari MataramSri Maharaja Harisdarma Bimaparakrama Gelar sebagai Raja Sunda Prabu Maheswara Sarwajitastru Yupapurnajaya Gelar sebagai Raja Galuh Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya Gelar sebagai Raja Medang Raja Sunda ke 2Berkuasa 723 732 PendahuluTarusbawaPenerusTamperan BarmawijayaRaja Galuh ke 5Berkuasa 723 732 PendahuluPurbasoraPenerusTamperan BarmawijayaRaja Medang ke 1Berkuasa 6 Oktober 732 4 Oktober 746 PendahuluJabatan baruPenerusRakai PanangkaranInformasi pribadiKelahiranSanjayaWangsaSyailendraAyahSannaIbuSannahaPasanganDewi Tejakencana Cucu prabu Tarusbawa Dewi Sudhiwara Putri Prabu Dewasingha AnakTamperan Barmawijaya Putra dari Dewi Tejakencana Rakai Panangkaran Putra dari Dewi Sudhiwara Sanjaya mewarisi tahta Sunda dari Tarusbawa kemudian mewarisi Galuh dari Sanna dan Mewarisi Kalingga dari Sannaha dengan mendirikan kerajaan baru bernama Medang Namanya dikenal melalui prasasti Canggal prasasti Mantyasih dan Prasasti Wanua Tengah III serta naskah Carita Parahyangan Walaupun naskah Carita Parahyangan bukan sumber primer tetapi naskah tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pengecekan dan pembanding serta pelengkap Dalam prasasti Mantyasih Sanjaya disebut dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya Berbeda dengan gelar para penggantinya ia menggunakan gelar Sang Ratu itu artinya posisinya lebih tinggi dari para Maharaja Setelah dicek menggunakan naskah Carita Parahyangan akhirnya terungkap bahwa gelar Sang Ratu yang ia sandang tersebut karena ia mewarisi dan menjabat sebagai raja di tiga kerajaan yaitu Sunda Galuh dan Medang Mendirikan Kerajaan Medang suntingDalam prasasti Mantyasih yang dikeluarkan Maharaja Dyah Balitung tahun 907 nama Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya tertulis pada urutan pertama dari para raja yang pernah memerintah Kerajaan Medang Sanjaya sendiri mengeluarkan prasasti Canggal tanggal 6 Oktober 732 yang berisi tentang pendirian sebuah lingga serta bangunan candi untuk memuja Siwa di atas sebuah bukit Candi tersebut kini hanya tinggal puing puing reruntuhannya saja yang ditemukan di atas Gunung Wukir dekat Kedu Prasasti Canggal juga mengisahkan bahwa sebelum Sanjaya bertakhta sudah ada raja lain bernama Sanna yang memerintah Pulau Jawa dengan adil dan bijaksana Setelah Sanna meninggal dunia karena gugur diserang musuh keadaan menjadi kacau Sanjaya putra Sannaha saudara perempuan Sanna kemudian tampil sebagai raja Dengan gagah berani ia menaklukkan raja raja lain di sekitarnya sehingga Pulau Jawa kembali tentram Prasasti Canggal ternyata tidak menyebutkan nama kerajaan yang dipimpin Sanna dan Sanjaya Sementara itu prasasti Mantyasih menyebut Sanjaya sebagai raja pertama Kerajaan Medang yang terletak di Pohpitu Adapun nama Sanna sama sekali tidak disebut dalam prasasti tersebut Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa Sanna bukanlah raja Medang Dengan kata lain Sanjaya memang mewarisi takhta Sanna namun mendirikan sebuah kerajaan baru yang berbeda dari sebelumnya Kisah ini mirip dengan kejadian pada akhir abad ke 13 yaitu Raden Wijaya mewarisi takhta Kertanagara raja terakhir Singhasari tetapi ia mendirikan sebuah kerajaan baru bernama Majapahit Pada zaman Kerajaan Medang terdapat suatu tradisi mencantumkan jabatan lama di samping gelar sebagai maharaja Misalnya raja yang mengeluarkan prasasti Mantyasih 907 adalah Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Mahasambhu Itu artinya jabatan lama Dyah Balitung sebelum menjadi raja Medang adalah sebagai kepala daerah Watukura Sementara itu gelar Sanjaya sebagai raja adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya Dapat diperkirakan ketika Sanna masih berkuasa Sanjaya bertindak sebagai kepala daerah Mataram daerah Yogyakarta sekarang Disebutkan pula dalam prasasti Mantyasih bahwa Sanjaya adalah raja pertama yang bertakhta di Kerajaan Medang yang terletak di Pohpitu rahyangta rumuhun i Medang i Pohpitu Dengan demikian Pohpitu adalah ibu kota Kerajaan Medang yang dibangun oleh Sanjaya tetapi di mana letaknya belum bisa dipastikan sampai saat ini Kapan tepatnya Kerajaan Medang berdiri tidak diketahui dengan pasti Seorang keturunan Sanjaya bernama Daksottama memperkenalkan pemakaian Sanjayawarsa atau kalender Sanjaya dalam prasasti prasastinya antara lain prasasti Taji Gunung tahun 910 prasasti Timbangan Wungkal tahun 913 Prasasti Tulang Er tahun 914 M dan prasasti Tihang tahun 914 Menurut analisis para sejarawan tahun 1 Sanjaya bertepatan dengan tahun 716 Masehi dan besar kemungkinan itu adalah tahun di mana Sanjaya berhasil mendapatkan kembali takhta warisan Sanna Nama Sanjaya juga dapat kita jumpai pula dalam Prasasti Pupus yang ditemukan di daerah Semarang pada tahun 822 900 M Dalam Prasasti Pupus ini disebutkan bahwa Sanjaya telah meninggal atau Rahyangta Hubungan dengan Rakai Panangkaran suntingMenurut prasasti Mantyasih Sanjaya digantikan oleh Maharaja Rakai Panangkaran sebagai raja Medang berikutnya Raja kedua ini mendirikan sebuah bangunan Buddha yang kini dikenal sebagai Candi Kalasan atas permohonan para guru raja Sailendra tahun 778 Berdasarkan berita tersebut muncul beberapa teori tentang hubungan Sanjaya dengan Rakai Panangkaran Teori pertama dipelopori oleh van Naerssen menyebutkan bahwa Rakai Panangkaran adalah putra Sanjaya yang beragama Hindu Ia dikalahkan oleh Wangsa Sailendra yang beragama Buddha Jadi pembangunan Candi Kalasan ialah atas perintah raja Sailendra terhadap Rakai Panangkaran yang menjadi bawahannya Teori kedua dipelopori oleh Porbatjaraka yang menyebutkan bahwa Rakai Panangkaran adalah putra Sanjaya dan mereka berdua merupakan anggota Wangsa Sailendra Dengan kata lain Wangsa Sanjaya tidak pernah ada karena tidak pernah tertulis dalam prasasti apa pun Menurut teori ini Rakai Panangkaran pindah agama menjadi penganut Buddha atas perintah Sanjaya sebelum meninggal Jadi yang dimaksud dengan istilah para guru raja Sailendra dalam prasasti Kalasan tidak lain adalah para guru Rakai Panangkaran sendiri Teori ketiga dipelopori oleh Slamet Muljana bertentangan dengan kedua teori di atas Menurutnya Rakai Panangkaran bukan putra Sanjaya melainkan anggota Wangsa Sailendra yang berhasil merebut takhta Kerajaan Medang dan mengalahkan Wangsa Sanjaya Teori ini didasarkan pada daftar para raja dalam prasasti Mantyasih di mana hanya Sanjaya yang bergelar Sang Ratu sedangkan para penggantinya tiba tiba begelar Maharaja Selain itu Rakai Panangkaran tidak mungkin berstatus sebagai raja bawahan karena ia dipuji sebagai Sailendrawangsatilaka permata Wangsa Sailendra dalam prasasti Kalasan Alasan lainnya ialah dalam prasasti Mantyasih Rakai Panangkaran bergelar maharaja sehingga tidak mungkin kalau ia hanya seorang bawahan Jadi menurut teori pertama dan kedua Rakai Panangkaran adalah putra Sanjaya Sedangkan menurut teori ketiga Rakai Panangkaran adalah musuh yang berhasil mengalahkan Sanjaya Sementara itu menurut teori pertama Rakai Panangkaran adalah bawahan raja Sailendra Sedangkan menurut teori kedua dan ketiga Rakai Panangkaran adalah raja Sailendra itu sendiri Akan tetapi dengan ditemukannya prasasti Wanua Tengah III maka misteri hubungan antara Rakai Panangkaran dengan Sanjaya telah menemukan titik terang Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Maharaja Dyah Balitung tahun 908 Masehi juga menyebutkan daftar raja raja Kerajaan Medang seperti prasasti Mantyasih tahun 907 Dalam prasasti Wanua Tengah III disebutkan bahwa Rakai Panangkaran adalah anak dari Rahyangta i Hara sedangkan Rahyangta i Hara adalah adik dari Rahyangta i Medang Jika dalam prasasti Mantyasih disebutkan bahwa Sanjaya adalah raja pertama Kerajaan Medang maka dapat diduga bahwa Rahyangta i Medang dalam prasasti Wanua Tengah III tidak lain adalah Sanjaya itu sendiri Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Rakai Panangkaran merupakan keponakan dari Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya Prasasti Wanua Tengah III juga menyebutkan awal mula Rakai Panangkaran naik takhta yaitu pada 7 Oktober 746 Jika demikian dapat disimpulkan pula bahwa pada tahun 746 itulah pemerintahan Sanjaya berakhir Kepustakaan suntingMarwati Poesponegoro amp Nugroho Notosusanto 1990 Sejarah Nasional Indonesia Jilid II Jakarta Balai Pustaka Slamet Muljana 2006 Sriwijaya terbitan ulang 1960 Yogyakarta LKIS Supratikno Rahardjo 2002 Peradaban Jawa dari Mataram Kuno sampai Majapahit Akhir Depok Komunitas Bambu Sanjaya dari MataramWangsa SailendraDidahului oleh Ratu Sanjaya Raja Kerajaan Medang periode Jawa Tengah 717 746 Diteruskan oleh Rakai PanangkaranDidahului oleh Sri Maharaja Tarusbawa sebagai Raja Sunda Raja Sunda dan Galuh723 732 Diteruskan oleh Tamperan BarmawijayaDidahului oleh Purbasora sebagai Raja Galuh Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Sanjaya dari Mataram amp oldid 24718783