www.wikidata.id-id.nina.az
Perang Aceh Belanda atau disingkat Perang Aceh adalah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873 hingga 1904 Sultan Aceh Muhammad Daud Syah menyerah pada Januari 1904 akan tetapi perlawanan rakyat Aceh yang dipimpin oleh raja raja feodal atau Uleebalang dan para ulama dengan perang gerilya masih berlangsung hingga 1914 dan perlawanan sporadis rakyat Aceh terus berlanjut hingga 1942 Perang Aceh 1873 1904 Panglima besar angkatan perang Belanda Jenderal J H R Kohler tewas ditembak oleh penembak jitu Aceh pada tahun 1873Tanggal1873 1904LokasiKesultanan Aceh dan Wilayah perlindungan Kesultanan AcehHasilSultan Aceh menyerah dan Kesultanan Aceh dibubarkan Belanda menguasai Aceh Kekuasaan Uleebalang dipulihkan Dibentuknya Karesidenan Aceh beserta daerah taklukannya Atjeh en Onderhoorigheden PerubahanwilayahWilayah Aceh menjadi bagian dari Hindia BelandaPihak terlibat Belanda Tentara Kerajaan Hindia Belanda KNIL Kesultanan Aceh Mujahidin AcehTokoh dan pemimpinJohan Kohler Jan van Swieten Johannes Pel Karel van der Heijden WIA Henry Demmeni DOW Jan Jacob Karel de Moulin Gotfried van Daalen Johan Cornelis van der Wijck Johannes Benedictus van HeutszSultan Mahmud Syah Sultan Muhammad Daud Syah Tuanku Hasyim Banta Muda Teuku Imeum Lueng Bata Habib Abdurrahman Az Zahir Panglima Polem Teungku Chik di Tiro KIA Habib Teupin Wan Teuku Umar KIA Cut Nyak Dhien Cut Meutia KIA Teuku Ben Mahmud Teungku Fakinah Pocut MeuligoeKekuatan3 000 Ekspedisi Pertama 13 000 Ekspedisi Kedua 12 000 KNIL dari Eropa 1903 23 000 KNIL Pribumi200 000 mujahidin AcehKorban37 000 terbunuh termasuk kolera 1 60 000 70 000 terbunuh termasuk kolera 10 000 mengungsi 2 Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen Pada 5 April 1873 Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Kohler Masjid Raya Baiturrahman Kohler saat itu membawa 3 198 tentara Sebanyak 168 di antaranya para perwira 3 4 Daftar isi 1 Latar belakang 2 Periode 3 Siasat Snouck Hurgronje 4 Taktik perang 5 Surat perjanjian tanda menyerah 6 Tanggapan 7 Referensi 8 Lihat pulaLatar belakang Sunting nbsp Van Heutsz sedang memperhatikan pasukannya dalam penyerangan ke Batee Iliek Akibat dari Perjanjian Siak 1858 Sultan Ismail menyerahkan wilayah Deli Langkat Asahan dan Serdang kepada Belanda padahal daerah daerah itu sejak Sultan Iskandar Muda berada di bawah kekuasaan Aceh Belanda melanggar perjanjian Siak maka berakhirlah perjanjian London tahun 1824 Isi perjanjian London adalah Belanda dan Britania Raya membuat ketentuan tentang batas batas kekuasaan kedua daerah di Asia Tenggara yaitu dengan garis lintang Singapura Keduanya mengakui kedaulatan Aceh Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya sehingga kapal kapal Belanda yang lewat perairan Aceh ditenggelamkan oleh pasukan Aceh Perbuatan Aceh ini didukung Britania 5 6 Dengan dibukanya Terusan Suez oleh Ferdinand de Lesseps menyebabkan perairan Aceh menjadi sangat penting untuk lalu lintas perdagangan Ditandatanganinya Perjanjian London 1871 antara Inggris dan Belanda yang isinya Britania memberikan keleluasaan kepada Belanda untuk mengambil tindakan di Aceh Belanda harus menjaga keamanan lalulintas di Selat Malaka Belanda mengizinkan Britania bebas berdagang di Siak dan menyerahkan daerahnya di Guyana Barat kepada Britania Akibat perjanjian Sumatra 1871 Aceh mengadakan hubungan diplomatik dengan Konsul Amerika Serikat Kerajaan Italia dan Kesultanan Usmaniyah di Singapura Aceh juga mengirimkan utusan ke Turki Usmani pada tahun 1871 Akibat upaya diplomatik Aceh tersebut Belanda menjadikannya sebagai alasan untuk menyerang Aceh Wakil Presiden Dewan Hindia Frederik Nicolaas Nieuwenhuijzen dengan 2 kapal perangnya datang ke Aceh dan meminta keterangan dari Sultan Machmud Syah tentang apa yang sudah dibicarakan di Singapura itu tetapi Sultan Machmud menolak untuk memberikan keterangan Periode Sunting nbsp Perang Samalanga pertama pada tanggal 26 Agustus 1877 Panglima besar Belanda Mayor Jenderal Karel van der Heijden kembali ke pasukannya setelah mendapatkan perawatan pada matanya yang tertembakPerang Aceh Pertama 1873 1874 dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Kohler Kohler dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan di mana Kohler sendiri tewas pada tanggal 14 April 1873 Sepuluh hari kemudian perang berkecamuk di mana mana Yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman yang dibantu oleh beberapa kelompok pasukan Ada di Peukan Aceh Lambhuk Lampu uk Peukan Bada sampai Lambada Krueng Raya Beberapa ribu orang juga berdatangan dari Teunom Pidie Peusangan dan beberapa wilayah lain Perang Aceh Kedua 1874 1880 Pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Jan van Swieten Belanda berhasil menduduki Keraton Sultan 26 Januari 1874 dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda Pada 31 Januari 1874 Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari Kerajaan Belanda Ketika Sultan Machmud Syah wafat 26 Januari 1874 digantikan oleh Tuanku Muhammad Dawood yang dinobatkan sebagai Sultan di masjid Indrapuri Perang pertama dan kedua ini adalah perang total dan frontal di mana pemerintah masih berjalan mapan meskipun ibu kota negara berpindah pindah ke Keumala Dalam Indrapuri dan tempat tempat lain Perang ketiga 1881 1896 perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fi sabilillah Di mana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 1903 Dalam perang gerilya ini pasukan Aceh di bawah Teuku Umar bersama Panglima Polim dan Sultan Pada tahun 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van der Dussen di Meulaboh Teuku Umar gugur Tetapi Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya Perang keempat 1896 1910 adalah perang gerilya kelompok dan perorangan dengan perlawanan penyerbuan penghadangan dan pembunuhan tanpa komando dari pusat pemerintahan Kesultanan 7 1910 1915 akhir dari perang besar akan tetapi perlawanan sporadis rakyat Aceh masih berlanjut hingga 1942 di beberapa tempat yang dilakukan oleh sekelompok pejuang Siasat Snouck Hurgronje Sunting nbsp Christiaan Snouck Hurgronje pada tahun 1930 Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawan Aceh Belanda memakai tenaga ahli Dr Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh Hasil kerjanya itu dibukukan dengan judul Rakyat Aceh De Acehers Dalam buku itu disebutkan strategi bagaimana untuk menaklukkan Aceh Usulan strategi Snouck Hurgronje kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus van Heutsz adalah supaya golongan Keumala yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu Tetap menyerang terus dan menghantam terus kaum ulama Jangan mau berunding dengan pimpinan pimpinan gerilya Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh dengan cara mendirikan langgar masjid memperbaiki jalan jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh Ternyata siasat Dr Snouck Hurgronje diterima oleh Van Heutz yang menjadi Gubernur militer dan sipil di Aceh 1898 1904 Kemudian Dr Snouck Hurgronje diangkat sebagai penasihatnya Taktik perang Sunting nbsp Divisi Marsose pertama pada tahun 1892 Kapten Notten dan Letnan Nolthenius beserta komandan brigadeTaktik perang gerilya Aceh ditiru oleh Van Heutz di mana dibentuk pasukan marechaussee yang dipimpin oleh Hans Christoffel dengan pasukan Colone Macan yang telah mampu dan menguasai pegunungan pegunungan hutan hutan rimba raya Aceh untuk mencari dan mengejar gerilyawan gerilyawan Aceh Taktik berikutnya yang dilakukan Belanda adalah dengan cara penculikan anggota keluarga gerilyawan Aceh Misalnya Christoffel menculik permaisuri Sultan dan Teungku Putroe 1902 Van der Maaten menawan putera Sultan Tuanku Ibrahim Akibatnya Sultan menyerah pada tanggal 5 Januari 1902 ke Sigli dan berdamai Van der Maaten dengan diam diam menyergap Tangse kembali Panglima Polim dapat meloloskan diri tetapi sebagai gantinya ditangkap putera Panglima Polim Cut Po Radeu saudara perempuannya dan beberapa keluarga terdekatnya Akibatnya Panglima Polim meletakkan senjata dan menyerah ke Lhokseumawe pada Desember 1903 Setelah Panglima Polim menyerah banyak penghulu penghulu rakyat yang menyerah mengikuti jejak Panglima Polim nbsp Tentara Melayu di bawah komando Belanda di Sumatra Taktik selanjutnya pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan di bawah pimpinan Gotfried Coenraad Ernst van Daalen yang menggantikan Van Heutz Seperti pembunuhan di Kuta Reh 14 Juni 1904 di mana 2 922 orang dibunuhnya yang terdiri dari 1 773 laki laki dan 1 149 perempuan Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar yang masih melakukan perlawanan secara gerilya di mana akhirnya Cut Nya Dien dapat ditangkap dan diasingkan ke Sumedang Surat perjanjian tanda menyerah Sunting nbsp Sultan Muhammad Daud Syah ketika menyerahkan diri pada Belanda pada tahun 20 Januari 1903Selama perang Aceh Van Heutz telah menciptakan surat pendek korte verklaring Traktat Pendek tentang penyerahan yang harus ditandatangani oleh para pemimpin Aceh yang telah tertangkap dan menyerah Di mana isi dari surat pendek penyerahan diri itu berisikan Raja Sultan mengakui daerahnya sebagai bagian dari daerah Hindia Belanda Raja berjanji tidak akan mengadakan hubungan dengan kekuasaan di luar negeri berjanji akan mematuhi seluruh perintah perintah yang ditetapkan Belanda Perjanjian pendek ini menggantikan perjanjian perjanjian terdahulu yang rumit dan panjang dengan para pemimpin setempat Walau demikian wilayah Aceh tetap tidak bisa dikuasai Belanda seluruhnya dikarenakan pada saat itu tetap saja terjadi perlawanan terhadap Belanda meskipun dilakukan oleh sekelompok orang masyarakat Hal ini berlanjut sampai Belanda enyah dari Nusantara dan diganti kedatangan penjajah baru yakni Jepang Nippon Tanggapan SuntingKetika perang kolonial Belanda di Aceh hampir memasuki seperempat abad Letnan Kolonel infantri purnawirawan G B Hooijer yang pernah bertugas di Aceh menulis dalam ikhtisar umum bukunya De Krijgsgeschiedenis van Nederlansch Indie van 1811 tot 1894 jilid III terakhir setebal 480 halaman tahun 1895 pada halaman 5 sebagai berikut Tidak ada pasukan Diponegoro atau Sentot baik orang orang Padri yang fanatik maupun rombongan orang orang Bali atau massa berkuda orang orang Bone seperti yang pernah diperagakan oleh para pejuang Aceh yang begitu berani dan tak takut mati menghadapi serangan yang begitu besar menaruh kepercayaan pada diri sendiri yang sedemikian gigih menerima nasibnya yang cinta kemerdekaan yang bersikap sedemikian fanatik seolah olah mereka dilahirkan untuk menjadi gerilyawan bangsanya Oleh sebab itu perang Belanda di Aceh akan tetap menjadi sumber pelajaran bagi pasukan kita Dan karena itu pula saya menganggap tepat sekali jika jilid III atau terakhir sejarah perang Belanda di Hindia Belanda itu seluruhnya saya peruntukkan guna menguraikan peperangan di Aceh 8 Namun dari semua pemimpin peperangan kita yang pernah bertempur di setiap pelosok kepulauan kita ini kita mendengar bahwa tidak ada satu bangsa yang begitu gagah berani dan fanatik dalam peperangan kecuali bangsa Aceh wanita wanitanya pun mempunyai keberanian dan kerelaan berkorban yang jauh melebihi wanita wanita lain 9 Referensi Sunting Vickers 2005 p 13 Vickers 2005 p 13 Tagliacozzo Eric 2007 Secret Trades Porous Borders Smuggling and States Along a Southeast Asian Frontier 1865 1915 dalam bahasa Inggris NUS Press ISBN 978 9971 69 385 5 Hellwig Tineke Tagliacozzo Eric 2009 03 13 The Indonesia Reader History Culture Politics dalam bahasa Inggris Duke University Press ISBN 978 0 8223 9227 9 Reid Anthony 2005 Asal mula konflik Aceh dari perebutan pantai Timur Sumatra hingga akhir kerajaan Aceh abad ke 19 Yayasan Obor Indonesia ISBN 978 979 461 534 8 Sejarah perebutan beberapa daerah Kesultanan Aceh oleh Belanda merdeka com dalam bahasa Inggris Diakses tanggal 2020 06 17 Frans 2019 04 24 Selling the Aceh War www militairespectator nl dalam bahasa Belanda Diakses tanggal 2020 06 17 Zentgraaf H C 1983 Aceh Jakarta Penerbit Beuna terjemahan oleh Aboe Bakar Idem hal 63Lihat pula SuntingPerjanjian London tahun 1824 Perjanjian London 1871 Perang Aceh Pertama 1876 1877 Perang Aceh Kedua 1896 1901 Pembantaian Tanah Gayo Alas dan Batak Pertempuran Batee Iliek nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai Aceh War Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Perang Aceh amp oldid 24275140