www.wikidata.id-id.nina.az
PT Nusantara Infrastructure Tbk adalah sebuah perusahaan publik di Indonesia IDX META yang bergerak sebagai perusahaan investasi dan perdagangan terutama di anak usahanya yang bergerak dalam bisnis infrastruktur seperti jalan tol dan air bersih Berkantor pusat di Equity Tower Jl Jenderal Sudirman Jakarta Selatan 1 perusahaan ini telah beberapa kali mengganti nama dan bidang usaha yang digelutinya PT Nusantara Infrastructure TbkJenisPerseroan terbatasIndustriInvestasi infrastrukturDidirikan1995KantorpusatJakarta IndonesiaKaryawan273 2021 1 IndukMetro Pacific Tollways Indonesia First Pacific Salim Group Situs webSitus web resmi Daftar isi 1 Manajemen 2 Kepemilikan 3 Anak usaha 4 Sejarah 4 1 Bisnis internet 4 2 Usaha infrastruktur dan pergantian kepemilikan 4 3 Perkembangan di bawah Metro Pacific 4 4 Upaya delisting 5 Rujukan 6 Pranala luarManajemen suntingKomisaris Utama Manuel Pangilinan Komisaris Rodrigo Emmanuel Franco Komisaris Farid Harianto Komisaris Independen Johny J Lumintang Direktur Utama Muhammad Ramdani Basri Direktur Omar Danni Hasan Direktur Benny Setiawan Santoso Direktur Ridwan Abdul Chalif Irawan Direktur Denn Charly Gonzales Espanola Direktur Amadeo Navalta Bejec Direktur Christopher Daniel Cabrera Lizo Direktur Francis Emmanuel Dalupas Rojas 1 Kepemilikan suntingPT Metro Pacific Tollways Indonesia 74 65 PT Indonesia Infrastructure Finance 10 Saham treasury 2 18 Publik 13 17 2 Metro Pacific Tollways Indonesia merupakan anak usaha Metro Pacific Tollwaays Corporation yang juga anak usaha Metro Pacific sebuah perusahaan infrastruktur Filipina Metro Pacific juga anak usaha First Pacific Hong Kong yang merupakan lengan bisnis Grup Salim 3 Tanda lain keberadaan Salim adalah direktur yang dijabat Benny Santoso orang kepercayaan Salim Group 4 Anak usaha suntingSampai akhir tahun 2020 PT Nusantara Infrastructure Tbk telah memiliki 4 entitas anak terdiri dari 8 entitas anak tidak langsung dan 3 entitas asosiasi yang bergerak di 4 sektor infrastruktur yaitu jalan tol pengelolaan air bersih energi terbarukan dan pelabuhan 1 PT Telekom Infranusantara PT Margautama Nusantara PT Makassar Metro Network PT Jalan Tol Seksi Empat PT Metro Jakarta Ekspresway belum beroperasi PT Bintaro Serpong Damai PT Potum Mundi Infranusantara PT Sarana Catur Tirta Kelola PT Dain Celicani Cemerlang PT Tirta Bangun Nusantara PT Sarana Tirta Rezeki PT Jasa Sarana Nusa Makmur PT Energi Infranusantara PT Inpola Meka Energi PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari PT Auriga Energi belum beroperasi PT Energi Parindu Nusantara belum beroperasi PT Centara Energi belum beroperasi PT Eris Serra Energi belum beroperasi PT Eridanusa Energi Nusantara belum beroperasi PT Portco Infranusantara PT Intisentosa Alam Bahtera PT Marga Metro Nusantara belum beroperasi 1 PT Margautama Nusantara bergerak di bidang jalan tol PT Potum bergerak di bidang jasa air bersih sedangkan PT Energi Infranusantara bergerak di bidang energi terbarukan PT Portco dan PT Intisentosa bergerak di bidang jasa pelabuhan 1 Sejarah suntingBisnis internet sunting PT Nusantara Infrastructure Tbk awalnya didirikan dengan nama PT Sawitia Bersama Darma pada tanggal 1 September 1995 kemudian berganti nama menjadi PT Wahana Tradindo Jaya di tanggal 10 Juni 1998 Mulai beroperasi pada 2 Januari 2000 5 usaha awalnya adalah bisnis perdagangan dan produksi beberapa barang elektronik 6 Beberapa waktu kemudian namanya berganti menjadi PT Metamedia Technologies di tanggal 6 Februari 2001 5 dengan bisnis yang baru juga yaitu perangkat lunak perangkat keras dan internet komputer dengan fokus utama bidang komputer consulting dan online marketplace 7 Salah satu bisnisnya adalah dalam penyediaan situs web seperti dagang2000 com yang merupakan situs e commerce 8 dan gadogado net sebuah situs lelang online 9 yang ditangani perusahaan afiliasi PT Metamedia Interaktif 10 dan sudah mulai diluncurkan sejak akhir 1999 2000 Tidak hanya itu juga ada wetmarket com yang bergerak dalam perdagangan alat alat kantor 11 Sebenarnya sebelumnya ada situs web diatas yang dikelola oleh perusahaan lain yang terkait seperti PT Gadogado Nusantara untuk gadogado net Saat itu gadogado net mengklaim sudah untung namun butuh dana Rp 50 miliar untuk pengembangan situsnya sehingga merencanakan menjadi perusahaan publik 12 Belakangan rencana IPO tersebut baru terealisasi dalam wadah PT Metamedia Technologies yang melepas 60 juta sahamnya seharga Rp 200 lembar bersama waran dan resmi melantai di Bursa Efek Jakarta sejak 18 Juli 2001 kode emiten META 13 Sekitar 45 dana IPO tersebut akan digunakan sebagai dana ekspansi perusahaan ekspansi kantor pengembangan perangkat keras dan lunak dll sisanya untuk modal kerja promosi dll Setelah proses itu juga kepemilikan sahamnya mayoritas dikuasai oleh PT Galang Nusantara sedangkan Presiden Direkturnya dijabat oleh Howard Chu 7 Belakangan Metamedia juga memiliki tiga anak usaha PT Media Interaktif PT Wetmarket Nusantara dan IOAsia Pte Ltd 11 Akan tetapi dalam perkembangannya seiring dengan menurunnya tren gelembung dot com yang melanda banyak negara di awal 2000 an bisnis perusahaan ini pun mulai terganggu Sejak 2003 tercatat kinerja perusahaan ini terus menurun tidak mampu menunjukkan pendapatan dan laba yang baik dan tidak dapat melunasi surat hutang dari Town Hall Ltd 14 Di tahun 2005 perusahaan merugi Rp 4 9 miliar 11 Usaha infrastruktur dan pergantian kepemilikan sunting Menurunnya bisnis Metamedia Technologies Tbk kemudian dijadikan alat bagi konglomerasi Bosowa Corp untuk melakukan backdoor listing akan usahanya Dalam rangka memenuhi hal ini pada 21 Juni 2006 nama PT Metamedia Technologies Tbk diganti menjadi PT Nusantara Infrastructure Tbk 5 Hadirlah kemudian PT Nusantara Konstruksi Indonesia sebuah perusahaan berlaba Rp 13 miliar yang bergerak di bidang jalan tol lewat anak usahanya PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Bintaro Serpong Damai Direncanakan PT Nusantara Konstruksi akan merger dengan PT Nusantara Infrastructure dimana pemegang saham lama Nusantara Infrastructure PT Galang Nusantara dkk akan terdilusi digantikan saham Bosowa 14 15 Merger ini kemudian selesai dilakukan pada 14 September 2006 dan bisnis utamanya berubah menjadi di bidang infrastruktur pertambangan minyak dan gas bumi 5 Merger ini memang menghasilkan perbaikan kinerja bagi perusahaan ini dari sebelumnya merugi di tahun 2006 untung Rp 903 miliar 11 yang masih berlanjut di tahun 2007 16 Belakangan Bosowa meningkatkan sahamnya di perusahaan ini dengan memegang saham lebih dari 80 dan menghilangkan seluruh saham pemilik lama di tahun 2007 5 Pada Oktober 2008 tercatat perusahaan ini sudah mengoperasikan 24 7 km ditambah usaha di bidang logistik dan masih berencana untuk berekspansi di bidang air bersih dan energi 17 Salah satu jalan tolnya yaitu Jalan Tol Seksi IV dibangun di Makassar dari tahun 2007 2008 sebagai proyek pertama perusahaan ini pasca pergantian usaha 1 Sempat juga ditargetkan akan menguasai perusahaan produsen semen milik Bosowa Semen Bosowa namun gagal karena dirasa tidak sesuai dengan bisnisnya 18 Namun belakangan Bosowa nampak tidak ingin meneruskan kepemilikannya di perusahaan ini Seperti ketika muncul rencana rights issue di tahun 2009 Bosowa menyatakan mereka akan mengalihkan haknya ke perusahaan infrastruktur lain PT Leyand International Tbk 19 Dengan skema rights issue pada Juli 2010 senilai Rp 748 miliar saham Bosowa pun terdilusi dari 56 47 menjadi hanya setengahnya yang dibeli oleh Infrastructure Growth Fund IGF Singapura Rencananya dana dari transaksi itu akan digunakan untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan jalan tol seperti PT Margautama Nusantara dan 27 saham PT Jakarta Lingkar Barat Satu 20 21 Akan tetapi kepemilikan IGF tidak bertahan lama yang kemudian digantikan pemegang saham baru Rajawali Corpora Rajawali mengakuisisi 23 6 3 2 miliar saham perusahaan ini dari IGF 22 seharga Rp 448 miliar 23 menjadikannya pemegang saham terbesar sebelum Bosowa 22 Orang kepercayaan Rajawali Darjoto Setyawan kemudian menjadi salah satu komisaris di PT Nusantara Infrastructure Tbk Pihak Rajawali sendiri bertekad untuk menambah kembali kepemilikan sahamnya melakukan merger dan akuisisi memperluas bisnisnya dengan membangun jalur kereta api bekerjasama dengan Bukit Asam Tbk serta terjun ke transportasi kelapa sawit dan pelabuhan 24 25 Pada tahun 2011 perusahaan ini juga menjajaki penyediaan air minum Umbulan di Jawa Timur 26 Masuknya modal Rajawali ini juga diharapkan mampu meningkatkan aset perusahaan menjadi Rp 40 triliun dalam 5 tahun kedepan 27 Pada tahun 2014 perusahaan yang tercatat memiliki 4 konsesi jalan tol di berbagai wilayah ini 28 bergerak di 4 bidang yaitu jalan tol pengelolaan air menara telekomunikasi dan konstruksi dengan 62 pendapatannya didominasi jalan tol Manajemen menargetkan investasi sebanyak Rp 2 triliun untuk bisa masuk ke sektor sektor tersebut 29 Sebelumnya perusahaan juga telah mengakuisisi PT Tara Cell Interbuana kemudian menjadi PT Komet Infra Nusantara di awal 2014 yang bergerak di bisnis menara infrastruktur senilai Rp 598 miliar 30 berencana masuk ke usaha pembangkit listrik tenaga air mini 31 masuk ke jasa air bersih di Sumatera Utara untuk Kawasan Industri Medan 1 dan mengalihkan beberapa anak usahanya di bidang jalan tol ke PT Margatama Nusantara yang juga merupakan anak usahanya 32 Anak usahanya PT Margatama juga dikabarkan melengkapi jalan tolnya dengan sistem traffic information system 33 Pada kuartal III 2015 perusahaan mencatatkan keuntungan Rp 164 19 miliar 34 tren positif berupa kenaikan laba masih berlanjut di akhir 2015 dan tahun 2016 35 Di tahun 2016 juga perusahaan ini juga mencatatkan pertumbuhan aset yang cukup baik walaupun keuntungannya masih didominasi jalan tol 36 Sementara itu Bosowa kemudian tercatat terus menjual sahamnya di perusahaan ini seiring kenaikan harganya sehingga pada tahun 2015 sahamnya tersisa kurang dari 5 Namun belakangan bukan hanya Bosowa yang melepas kepemilikannya di perusahaan ini melainkan juga Rajawali Corpora Hal ini disebabkan menurut manajemen Rajawali bisnis infrastruktur tidak cocok dengan mereka Saat itu Rajawali sudah memiliki 43 saham PT Nusantara Infrastructure Tbk lewat Eagle Infrastructure Fund Ltd dan PT Hijau Makmur Sejahtera 37 Rencana ini mulai terwujud di tahun 2015 dengan berdatangan sejumlah peminat asing dan lokal yang direncanakan akan ditetapkan di Juni Juli 2015 Salah satu peminatnya dikabarkan adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk 38 39 dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk 40 Ada rumor juga yang menyebut saham itu akan dijual ke konglomerasi Grup Salim Grup Djarum atau Grup Lippo 41 Namun baru pada akhir 2017 Rajawali mampu melepas sahamnya tersebut Awalnya saham saham Eagle Infrastructure Fund dan PT Hijau dilepas ke PT Matahari Kapital Indonesia dengan harga Rp 270 saham 42 menjadikan PT Matahari Kapital memiliki 43 sisanya publik Dikabarkan dalam titik ini Rajawali sesungguhnya masih mengendalikan Nusantara Infrastructure 41 Barulah Rajawali melepas kepemilikannya ketika perusahaan asal Filipina yang terafiliasi dengan Grup Salim Metro Pacific Tollways anak usaha Metro Pacific Investments membeli saham PT Matahari Kapital dengan harga US 132 juta pada November 2017 43 44 Dengan ditambah 4 83 saham yang sudah dimiliki Metro Pacific dari pasar modal maka kepemilikan perusahaan tersebut mencapai 48 27 di PT Nusantara Infrastructure Tbk 45 46 Perkembangan di bawah Metro Pacific sunting Dalam pernyataan pasca akuisisi disampaikan bahwa perusahaan akan berfokus ke bisnis air jalan tol dan energi dan mengurangi usahanya di bidang menara telekomunikasi dan pelabuhan Perusahaan juga akan membangun 3 4 proyek baru termasuk proyek jalan layang di Makassar dengan total proyek Rp 9 10 triliun 47 Sebagai realisasi dari perubahan fokus ini pada 22 Maret 2018 anak usaha META di bidang infrastruktur PT Komet Infra Nusantara dijual kepada PT Protelindo anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk dengan harga Rp 1 05 triliun 48 Perusahaan ini juga pada tahun yang sama mendapatkan kredit sindikasi dari sejumlah bank seperti BCA dan Bank Sulselbar dengan total Rp 1 54 triliun 49 Meskipun demikian tercatat penjualan bisnis telekomunikasi itu membuat penurunan pendapatan Nusantara Infrastructure yang mencapai 5 4 di akhir 2019 walaupun masih menunjukkan tren positif seperti di bidang laba 50 Sektor tol masih menjadi penopang utama bisnis perusahaan ini 51 Selain itu PT Nusantara Infrastructure Tbk juga berniat membantu pemerintah dalam mensukseskan proyek infrastruktur 52 Sementara itu di bidang kepemilikan tercatat Metro Pacific Salim Grup menaikkan kepemilikannya di perusahaan ini mencapai 53 26 pada Juli 2018 dan 77 di Oktober 2018 53 dikarenakan adanya tender offer 1 Pada tahun 2020 perusahaan mencatatkan kenaikan pendapatan 26 dengan adanya kenaikan sektor energi walaupun laba berkurang dengan cukup banyak 51 74 akibat harus mendanai proyek PLTA dan jalan tol baru 54 55 belum lagi adanya pandemi COVID 19 yang menurunkan minat masyarakat berpergian di jalan tol 56 Kedua proyek ini telah selesai di akhir 2020 berlokasi masing masing di Makassar dan Medan 57 Pendapatan perusahaan di tahun ini mencapai Rp 1 57 triliun 58 Nusantara Infrastructure juga menargetkan proyek air bersih di Bitung Sulawesi Utara 59 3 proyek fasilitas jalan tol bekerjasama dengan beberapa kontraktor 60 menjajaki peluang terjun ke bisnis air bersih di Nusa Tenggara Timur dan tol di Sulawesi Selatan Mamminasata 61 62 dan lainnya yang akan ditangani anak usaha Untuk itu pada tahun 2022 belanja modal Nusantara Infrastructure mencapai Rp 1 5 triliun 63 Selain itu perusahaan juga berminat bekerjasama pendanaan dengan Lembaga Pengelola Investasi untuk pembangunan infrastrukturnya 64 Pada tahun 2021 perusahaan ini mencatatkan pendapatan Rp 844 7 miliar laba bersih Rp 25 76 miliar dan aset Rp 1 2 triliun Perusahaan mencatatkan 273 karyawan di tahun ini turun dari 2020 sebanyak 270 1 Upaya delisting sunting Pada November 2023 perusahaan mengumumkan rencananya untuk go private yang didasari beberapa alasan seperti kondisi keuangan perseroan adanya proyek berbiaya besar dan sudah merasa cukup menghimpun modal dari pasar modal Rencananya pemegang saham utamanya PT Metro Pacific Tollways Indonesia akan melakukan tender offer 25 35 saham perusahaan seharga Rp 250 lembar agar bisa menguasai sepenuhnya 65 Proses ini ditargetkan selesai pada April 2024 66 Rujukan sunting a b c d e f g h i j LapTahunan META 2021 Detail Profile Perusahaan Tercatat METRO PACIFIC TAMBAH KEPEMILIKAN SAHAM DI Pernikahan Konglomerat Besanan Terjadi di Grup Djarum Salim a b c d e Lapkeu META 2007 Kompas seratus a b Metamedia Akan Tawarkan 300 juta Saham Perdana pranala nonaktif permanen Eksekutif Masalah 246 250 Indonesia News Service Masalah 1872 1991 Copyright c 2000 Metamedia Interaktif All rights reserved a b c d Indonesian Capital Market Directory Warta ekonomi mingguan berita ekonomi amp bisnis Volume 12 Masalah 1 8 Sejarah dan Profil Singkat META Nusantara Infrastructure Tbk a b Bapepam Setujui Merger Nusantara Infrastructure Bosowa Backdoor Listing di BEJ Nusantara Infrastructure Terpangkas 45 6 Nusantara Infrastruktur An Emerging Infrastructure Company Nusantara Infrastructure Batal Akuisisi Semen Bosowa Bosowa Does Not Execute Right Issue of Nusantara Infrastructure META Akan Right Issue 8 5 Miliar Lembar Saham Nusantara Rights Issue Rp 748 Miliar Rajawali Group Resmi Miliki 23 6 Saham META META dan Grup Rajawali komitmen garap serius sektor infrastruktur Rajawali Siap Keluarkan Berapapun untuk Kuasai Nusantara Infastructure RUPS Nusantara Infrastructure sahkan direktur amp komisaris baru Nusantara Infrastructure Incar Pelabuhan 2011 META Anggarkan Belanja Modal Rp4 Triliun Indonesia s Changing Political Economy Anak Usaha Rajawali Group Kebanjiran Proyek Infrastruktur Nusantara Infrastructure Akuisisi Perusahaan Menara Rp 598 Miliar 2014 Ekspansi Usaha Nusantara Infrastructure Fokus Pada Bis Pengalihan Saham Nusantara Infrastructure di Bintaro Bosowa Disetujui Melalui PT Margautama Nusantara PT Nusantara Infrastructure Bangun Traffic Information System di Makassar Laba Bersih Nusantara Infrastructure Capai 164 19 Miliar PT Nusantara Infrastructure Tbk META mencatatkan laba bersih 2016 tumbuh 13 10 Total Aset Nusantara Infrastructure Tumbuh Hingga 14 Persen META Ada Apa Denganmu BIA 48 Rajawali Corpora Proceeds With Plans to Sell Infrastructure Plantation Units Indonesia s Surya Semesta eyeing Nusantara Infrastructure stake Grup Rajawali Lepas 21 Saham Nusantara Infrastruktur Rp 864 Miliar a b Tetap Kuasai META 43 Saham Dialihkan buat Restrukturisasi Grup Rajawali Lepas Saham Nusantara Infrastructure Perusahaan Filipina Akuisisi Saham Nusantara Infrastructure Pemilik baru Nusantara Infrastructure simpang siur Perusahaan Filipina Metro Pacific Tollways Corporation Akuisisi 43 32 Saham META Investment Partnership Nusantara Infrastructure amp Metro Pacific Tollways Corp Ini Fokus Bisnis META Pasca Grup Salim Masuk Nusantara Infrastructure Jual Bisnis Menara ke Protelindo Nusantara Infrastructure Group obtains syndicated loans of Rp1 54 T Laba META Tahun 2019 Turun 5 Sektor Tol Topang Kinerja Keuangan Nusantara Infrastructure META Nusantara Infrastructure Siap Dukung Pemerintah Bangun Infrastruktur Grup Salim Tambah Investasi di Nusantara Infrastructure Laba Nusantara Infrastructure Menyusut 51 74 Pendapatan Nusantara Infrastructure Naik 26 Imbas Covid 19 Kinerja META di Q1 2020 Turun 18 Perkuat Kinerja Nusantara Infrastructure Kebut Pengembangan Bisnis di Masa Pandemi Nusantara Infrastructure Raup Pendapatan Rp 1 57 Triliun Sepanjang 2020 Nusantara Infrastructure Investasi pada Proyek SPAM di Sulawesi Utara Nusantara Infrastructure META Meneken Kontrak Kerjasama Konstruksi 3 Proyek Punya Tol di Makassar Nusantara Infrastructure Incar Proyek Tol Mamminasata Simak proyek proyek yang akan digarap Nusantara Infrastructure META tahun depan Nusantara Infrastructure Siapkan Capex Rp 1 5 Triliun Tahun ini Nusantara Infrastructure META tertarik kerjasama dengan INA SWF dalam pendanaan Delisting Emiten Grup Salim META Tender Offer Rp 250 Saham Jadwal Delisting Grup Salim META dari Bursa Realisasi April 2024Pranala luar suntingSitus resmi Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Nusantara Infrastructure amp oldid 25269829