www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk nama bandara lihat Bandar Udara Internasional H A S Hanandjoeddin Letnan Kolonel Pas Purn H A S Hanandjoeddin 5 Agustus 1910 5 Februari 1995 adalah tokoh militer Indonesia Dia pernah menjabat sebagai Bupati Belitung sejak 1967 hingga 1972 Namanya kini diabadikan di Bandar Udara Internasional H A S Hanandjoeddin Tanjung Pandan dan Lanud H A S Hanandjoeddin Tanjung Pandan 1 H A S HanandjoeddinBupati BelitungMasa jabatan 1967 1972PresidenSoehartoGubernurAli Amin Asnawi Mangku AlamInformasi pribadiLahir 1910 08 05 5 Agustus 1910Tanjung Tikar Sungai Samak Badau Belitung Kepulauan Bangka BelitungMeninggal5 Februari 1995 1995 02 05 umur 84 Tanjung Pandan Kepulauan Bangka BelitungKebangsaan IndonesiaSuami istriMusriahAnakHerman Hanafi Hasnah Wahyuni Nurhaida Farida Indra Ida Khaironi Firman Dian Fitriyani Karier militerPihak IndonesiaDinas cabangTNI Angkatan UdaraPangkatLetnan KolonelSatuanKopasgatLatar Belakang SuntingH A S Hanandjoeddin dimulai dari pendidikannya di sekolah Ambacht School AC Manggar pada tahun 1931 Lulus dari AC H A S Hanandjoeddin ditempatkan sebagai karyawan teknik di perusahaan NV Gameenchappelijke Minjbouwmaatschappij Biliiton GMB Dari GMB H A S Hanandjoeddin bekerja di NV Naamloze Venootschap Indische Bauxit Exploitatie Maatschappij NV NIBEM di Pulau Bintan H A S Hanandjoeddin dikirim kembali ke Belitung setelah kontrak kerja di NV NIBEM sebelum akhirnya hijrah ke Bandung dan bekerja di Wolter amp Co disamping sebagai terdaftar Partai Indonesia Raya Parindra Karena dianggap sebagai ancaman dan incaran pemerintah Belanda H A S Hanandjoeddin akhirnya pindah ke Malang dan bekerja pada Ozawa Butai Satuan Permukaan Darat Jepang setelah pihak Hindia Belanda menyerah kepada Jepang Di Ozawa Butai H A S Hanandjoeddin diangkat sebagai Hancho pimpinan kelompok pekerjaan Pada masa itu Pangkalan Udara Bugis menjadi pusat penerbangan Angkatan Darat Jepang di wilayah Jawa Timur Jepang akhirnya menyerah pada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom atom Pada saat itu juga satuan udara darat angkatan darat termasuk Ozawa Butai dibubarkan dan Lapangan Udara Bugis Malang dikuasai Angkatan Laut Jepang Beberapa saat setelah Indonesia merdeka Presiden Soekarno menyerukan untuk menggelar Badan Keamanan Rakyat BKR dan Komite Nasional Indonesia di daerah Kelompok Pemoeda Bagian Oedara pimpinan H A S Hanandjoeddin bergabung dengan BKR Malang yang kemudian berubah menjadi Divisi VIII Jawa Timur dan masuk dalam Panitia Persiapan Kaum Teknik Penerbangan Indonesia yang menjadi inti pembentukan BKR Oedara Divisi VIII Suropati Pada tanggal 10 Oktober 1945 dibentuklah Badan Keamanan Rakyat Oedara BKRO Malang BKRO kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat TKRO H A S Hanandjoeddin menjadi bagian BKRO Malang sebagai pelaksana teknis lapangan Pada saat itu ia bersama teknisi yang lain berhasil memperbaiki beberapa pesawat peninggalan Jepang antara lain Cukiu 003 dan Cukiu 004 Pasca jatuhnya Surabaya ke tangan Sekutu pada 12 November 1945 Panglima Divisi VIII membuka sekolah militer selama dua bulan H A S Hanandjoeddin mengikuti pendidikan di Sekolah Kadet Perwira Divisi VIII dan lulus dengan pangkat Letnan Satu TKR Angkatan Darat H A S Hanandjoeddin kemudian ditugaskan sebagai Komandan Pertahanan Teknik Udara Pangkalan Bugis dengan pangkat Letnan I TKR pada Januari 1946 Setelah TKR berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia TRI sebelumnya sempat bernama Tentara Keselamatan Rakyat TKR Oedara Malang berada di bawah TKR Oedara di Jogjakarta namun Pangkalan Bugis masih di bawah komando Divisi VIII Tapi hal itu tidak menghalangi H A S Hanandjoeddin untuk berbuat sesuatu bagi perjuangan bangsa Indonesia diantaranya berhasil memperbaiki pesawat pembom Shoki Ki 48 yang diberi nama Pangeran Diponegoro I atau PD I menyumbang pesawat Cukiu kepada Sekolah Penerbangan Darurat Jogjakarta pimpinan Adisutjipto memberikan sebuah pesawat Cukiu dengan nomor registrasi TK 007 kepada Pangkalan Udara Panasan Solo atas permintaan Letnan Soejono dan memberi pesawat untuk diperbaiki kepada Hardjono dari Pangkalan Udara Maospati Madiun dan Warma dari Pangkalan Udara Cibeureum Tasikmalaya TRI Oedara lalu berubah menjadi TRI Angkatan Oedara pada tanggal 9 April 1946 dengan Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma sebagai Kepala Staf TRI Angkatan Oedara nya H A S Hanandjoeddin diberi pangkat Opsir Moeda Oedara III OMU III setara Letnan Muda Udara atau turun dua tingkat dari sebelumnya setahun kemudian karena penyesuaian pangkat 23 Mei 1946 Divisi VII Malang berganti nama menjadi Divisi VII Untung Suropati Pada masa itu H A S Hanandjoeddin bersama anggotanya berhasil membawa pesawat Pangeran Diponegoro II sebelumnya bernama Rocojunana ke Yogyakarta atas permintaan Wakil Kepala Staf TRI Angkatan Oedara Komodor Muda Udara Adisutjipto yang berujung pada penahanan H A S Hanandjoeddin selama tujuh hari di Markas Polisi Tentara di Malang Sebenarnya sejak 5 Mei 1946 Prof Dr Abdulrachman Saleh ditugaskan untuk memimpin Pangkalan Udara Bugis disamping sebagai Komandan Pangkalan Udara Maospati Madiun Namun baru tanggal 9 April 1947 Komodor Muda I Prof Dr Abdulrachman Saleh resmi memegang kendali komando Pangkalan Bugis Pada tanggal 17 Maret 1947 setelah penyerbuan kota Mojokerto oleh Belanda pasca sidang Komite Nasional Indonesia Pusat KNIP dengan hasil Perjanjian Linggarjati Abdulrachman Saleh berhasil membawa pesawat pemburu Hayabusa dengan nomor registrasi HN 201 yang telah diperbaiki H A S Hanandjoeddin dan anggotanya ke Jogjakarta untuk menambah kekuatan udara Pada saat itu pusat pemerintahan Jawa Timur berada di kota Malang 21 Juli 1947 Agresi Militer Belanda I dimulai Dalam perlawanan ini H A S Hanandjoeddin dan anggota teknik lainnya berhasil menyelamatkan 15 pesawat terbang yang berada di Pangkalan Udara Bugis H A S Hanandjoeddin sebagai pimpinan Pasukan Pertahanan Teknik PPU III 930 Malang ditunjuk sebagai Komandan Pertempuran Sektor I STC III Front Malang Timur dan sebagai Komandan Pertempuran Sektor II Karena Perjanjian Renville yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 yang salah satu isinya adalah TNI TRI berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia TNI sejak 3 Juni 1947 ditarik mundur dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur pasukan H A S Hanandjoeddin akhirnya pindah dari Malang Timur ke Tulung Agung untuk meneruskan pembangunan pangkalan udara darurat Dari Tulung Agung H A S Hanandjoeddin ditugaskan sebagai Komandan Detasemen Pertahanan Udara Prigi untuk melakukan pengamanan wilayah Pantai Prigi Pada masa itu H A S Hanandjoeddin sebagai Komandan Sektor II Pantai Selatan juga turut serta dalam misi pemusnahan Pemberontakan PKI Madiun pimpinan Muso Pada tanggal 19 Desember 1948 terjadi Agresi Militer Belanda II Sebagai Komandan Sektor II Pantai Selatan H A S Hanandjoeddin juga memimpin pasukan di Sektor Watulimo Pasca Belanda menguasai Pangkalan Udara Campurdarat H A S Hanandjoeddin ditunjuk untuk menangani urusan pertahanan AURI sebagai Wakil Danlanud Campurdarat Tanggungjawab H A S Hanandjoeddin tidak sampai di situ masih sebagai Wakil Danlanud Campurdarat Beliau juga ditugaskan sebagai Komandan Pertempuran Sub I pada Sektor V Instruksi Panglima Besar Jenderal Soedirman tanggal 19 Desember 1948 agar seluruh Angkatan Perang RI melakukan perang gerilya membuat H A S Hanandjoedin dipercaya sebagai Komandan Onder Distrik Militer ODM Pakel Walaupun pada tanggal 7 Mei 1948 ditandatanganinya Perjanjian Roem Roijen tapi Panglima Besar Jenderal Soedirman telah mengeluarkan seruan agar seluruh prajurit Angkatan Perang RI tidak angkat tangan Pada masa itu H A S Hanandjoeddin ditunjuk sebagai Komandan Sektor VIII Tulungagung juga merangkap sebagai Komandan KDM Campurdarat Setelah Konferensi Meja Bundar tanggal 27 Desember 1949 dan Pangkalan Bugis Malang diserahkan Belanda kepada AURI H A S Hanandjoeddin kembali ke Malang dan menjabat Kepala Jawatan Teknik Udara Pangkalan Udara Bugis H A S Hanandjoeddin berpangkat OMU II atau Letnan Udara II naik dari OMU III Itulah beberapa perjuangan H A S Hanandjoeddin dalam memperebutkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia disamping perjuangan lainnya untuk AURI juga negara Republik Indonesia Referensi Sunting Lanud Tanjung Pandan Berganti Nama Menjadi Lanud H AS Hanandjoeddin Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title H A S Hanandjoeddin amp oldid 24365901