www.wikidata.id-id.nina.az
Gajah perang adalah gajah yang dilatih dan digunakan untuk berperang dalam sejarah militer di banyak negara di dunia pada zaman dahulu Kegunaan gajah perang adalah untuk kendaraan dalam perang serta untuk mematahkan barisan dan menginjak injak musuh Penggunaan gajah dalam perang pertama kali dilakukan di India ketika gajah disediakan sebagai salah satu sayap dari empat sayap dalam militer India Divisi gajah perang disebut elefantri Kaisar Mughal Akbar yang Agung menunggangi gajah perang Gambar dari tahun 1609 1610 Penggunaan gajah perang kemudian menyebar ke Asia Tenggara dan ke barat di daerah Mediterania Pada masa Peradaban Hellenis gajah digunakan oleh Diadokhoi untuk menangkis serangan kavaleri Di barat penggunaan gajah untuk perang yang paling terkenal adalah oleh Jenderal Pirros Gajah perang dalam jumlah besar juga digunakan oleh pasukan Kartago terutama di bawah kepemimpinan Hannibal Seiring perkembangan zaman taktik perang yang semakin modern ikut menurunkan nilai ofensif gajah Selain itu gajah pun semakin sulit didapat Penggunaan gajah dalam perang di India juga berakhir ketika meriam dipergunakan gajah pun hanya digunakan sebagai tenaga pembantu Dalam semua perang yang memakai gajah umumnya gajah jantan selalu digunakan karena sifatnya yang agresif 1 Daftar isi 1 Sejarah 1 1 Penjinakan 1 2 Zaman kuno 1 2 1 India 1 2 2 Persia 1 2 3 Aleksander yang Agung 1 2 4 Diadokhoi 1 2 5 Mediterania 1 2 6 Kartago 1 2 7 Romawi 1 2 8 Sassaniyah 1 2 9 Timur Jauh 1 2 10 Sri Lanka 1 3 Abad Pertengahan 1 3 1 Eropa 1 3 2 Asia Tengah 1 3 3 Sri Lanka 1 3 4 Asia Tenggara 1 3 5 Cina 1 4 Masa modern 2 Penggunaan taktis 2 1 Kelemahan 3 Warisan budaya 4 Lihat pula 5 Catatan kaki 6 Referensi 7 Pranala luarSejarah Sunting nbsp Pasukan Maratha berarak dengan gajah perang mereka karya Edwin Lord Weeks nbsp Gajah perang dalam Pertempuran Gaugamela Penjinakan Sunting Jenis gajah pertama yang dijinakkan adalah gajah Asia yang dipergunakan untuk kegiatan pertanian Penjinakan gajah bukan sepenuhnya domestikasi karena gajah masih ditangkap di alam liar dan belum dibiakkan secara sengaja kemungkinan dimulai di tempat tempat berikut ini Di India sekitar tahun 2000 SM pada masa Peradaban Lembah Sungai Indus gajah mulai dijinakkan 2 Di Mesopotamia pada waktu yang kurang lebih sama gajah juga diperkirakan mulai dijinakkan Tempat lainnya adalah di Cina tempat bukti bukti arkeologis menunjukkan adanya gajah liar di lembah Sungai Kuning pada masa Dinasti Shang 1600 1100 SM Ini memunculkan dugaan Cina sebagai tempat awal penjinakkan gajah 3 Populasi gajah liar di Mesopotamia dan Cina berkurang secara drastis karena penebangan hutan dan meledaknya populasi manusia Pada 850 SM gajah Mesopotamia punah dan pada 500 SM gajah Cina tinggal sedikit dan hanya terdapat di daerah selatan Sungai Kuning Menangkap gajah dari alam liar merupakan tugas yang sulit tetapi cara ini diperlukan karena metode pembiakan memakan waktu yang lama untuk menghasilkan gajah dewasa yang siap tempur Secara umum gajah yang digunakan dalam perang adalah gajah jantan karena mereka lebih agresif Selain itu gajah betina dalam perang akan kabur dari gajah jantan sehingga hanya gajah jantan yang dapat digunakan dalam perang sedangkan gajah betina digunakan untuk keperluan logistik 4 Zaman kuno Sunting India Sunting Tidak ada bukti pasti mengenai kapan persisnya gajah perang mulai digunakan Himne religius Weda India terawal Rigweda bertahun antara akhir milenium kedua dan awal milenium pertama SM menyebutkan tentang penggunaan gajah sebagai kendaraan tepatnya dewa Indra yang mengendarai gajah putihnya Airawata namun tidak disebutkan mengenai penggunaan gajah dalam perang dan lebih berfokus pada peran Indra dalam memimpin pasukan berkuda 5 Sementara dalam kisah Mahabharata yang berasal dari sekitar abad kedelapan SM dalam bentuk terawalnya dan Ramayana yang berasal dari sekitar abad keempat SM 6 menyebutkan adanya gajah perang mengindikasikan awal penggunaan gajah dalam perang 7 Raja raja India kuno sangat memandang tinggi fungsi gajah perang Beberapa raja bahkan berpendapat bahwa pasukan tanpa gajah sama lemahnya dengan hutan tanpa singa kerajaan tanpa raja keberanian tanpa senjata 8 nbsp Ilustrasi mengenai gajah perang yang menyerang pasukan Aleksander yang Agung dalam Pertempuran Sungai Hydaspes Persia Sunting Dari India penggunaan gajah dalam militer menyebar ke barat ke Kekaisaran Persia Di sana gajah perang digunakan dalam beberapa kampanye militer dan pada gilirannya ikut memengaruhi kampanye militer Aleksander yang Agung Konfrontasi pertama antara pasukan Aleksander dan gajah perang Persia terjadi pada Pertempuran Gaugamela 331 SM saat Persia mengerahkan lima belas gajah perang 9 Gajah gajah tersebut ditempatkan di bagian tengah barisan Persia dan cukup membuat pasukan Makedonia terkejut sampai sampai Aleksander merasa harus memberi kurban pada Dewa Rasa Takut pada malam sebelum pertempuran Namun menurut beberapa sumber gajah gajah itu tidak banyak terlibat dalam pertempuran karena terlalu lelah setelah melakukan perjalanan panjang menuju medan pertempuran 10 Aleksander menang secara meyakinkan di Gaugamela tetapi dia sangat terpukau pada gajah perang Persia Dia pun kemudian mengambil lima belas gajah perang tersebut dan memasukkannya ke dalam pasukannya dan jumlah itu bertambah ketika Aleksander menaklukan sisa wilayah Persia Aleksander yang Agung Sunting Ketika Aleksander yang Agung memasuki daerah India dia sudah memiliki pasukan gajah perang di bawah komandonya sendiri Di India Aleksander harus menghadapi pasukan Raja Porus yang berkuasa di daerah Punjab di Pakistan modern Raja Porus mengerahkan antara 85 sampai 100 gajah perang 11 12 pada Pertempuran Sungai Hydaspes Aleksander melawan dengan hanya mengerahkan pasukan infantri dan kavalerinya yang pada akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Porus termasuk pasukan gajahnya meskipun korban juga berjatuhan di pihak Aleksander Aleksander terus melaju ke timur sampai dia mengetahui bahwa raja raja di Kekaisaran Nanda dan Gangaridai mampu mengerahkan antara 3 000 sampai 6 000 gajah perang Jumlah ini jauh lebih besar daripada pasukan gajah yang dimiliki oleh pasukan Yunani ataupun Persia Menghadapi kekuatan sebesar ini pasukan Aleksander yang jauh lebih sedikit akhirnya memilih untuk menghentikan pergerakan mereka di India 13 Sepulangnya dari India Aleksander membentuk suatu pasukan gajah untuk menjaga istananya di Babilonia dan membuat pos elephantarch untuk memimpin unit gajahnya 10 nbsp Eleazar Makkabeus membunuh seekor gajah perang dan diinjak oleh gajah tersebut ilustrasi pada naskah Speculum Humanae Salvationis Diadokhoi Sunting Penggunaan gajah dalam perang terus menyebar Para penerus kekaisaran Aleksander yaitu para Diadokhoi menggunakan ratusan gajah India dalam perang mereka Penggunaan gajah perang oleh Diadokhoi yang paling terkenal adalah oleh Kekaisaran Seleukos yang memperoleh gajah perangnya dari India Perang antara Kekaisaran Seleukos dengan Chandragupta Maurya Sandrokottos pendiri Kekaisaran Maurya Perang Seleukia Maurya pada 305 SM berakhir dengan penyerahan wilayah timur Seleukos yang cukup luas yang ditukar dengan 500 ekor gajah perang India 14 Jumlah tersebut relatif kecil dibandingkan keseluruhan pasukan gajah Maurya yang disebut sebut mencapai 9 000 ekor gajah perang 15 Seleukos menggunakan gajah perang mereka pada Pertempuran Ipsos empat tahun kemudian Kekaisaran Seleukos juga menggunakan gajah perang untuk menghentikan Pemberontakan Makabim di Judea Ketika itu gajah gajah perang berhasil membuat para prajurit Yahudi yang menggunakan senjata yang lebih sederhana ketakutan Eleazar Makkabeus pria termuda di antara Hasmonean bersaudara berhasil membunuh seekor gajah perang dalam Pertempuran Beth Zakaria Dia menusuk perut sang gajah dengan tombaknya sebelum akhirnya dia mati tertindih oleh badan gajah tersebut Dia menyerang gajah tersebut karena secara salah mengira bahwa gajah itu mengangkut Antiokhos V raja Seleukos 16 Meskipun dia keliru dan akhirnya mati tindakannya menjadi terkenal Penggunaan pertama gajah perang di Eropa adalah pada tahun 318 SM oleh Polyperkhon salah satu mantan jenderal Aleksander Agung ketika itu dia mengepung Megalopolis di Peloponnesos dalam Perang Diadokhoi Dia mengerahkan 60 gajah yang dibawa dari Asia bersama pawang mereka Seorang veteran dari pasukan Aleksander yang bernama Damis ikut membantu rakyat Megalopolis bertahan menghadapi gajah gajah itu dan pada akhirnya Polyperkhon dikalahkan Gjah gajah itu kemudian diambil oleh Kassandros dan dipindahkan sebagian lewat laut ke medan tempur lainnya d Yunani Diduga bahwa Kassandros adalah yang pertama kali membuat kendaraan laut pengangkut gajah Beberapa gajah mati karena kelaparan pada tahun 316 SM ketika mengepungan kota Pydna di Makedonia Gajah gajah Polyperkhon lainnya digunakan di berbagai wilayah di Yunani oleh Kassandros 17 Mediterania Sunting Bangsa Mesir dan Kartago juga menggunakan gajah untuk perang seperti yang dilakukan oleh bangsa Numidia dan Kush Jenis gajah yang digunakan adalah gajah hutan Afrika Utara Loxodonta africana pharaohensis yang kelak punah akibat eksploitasi yang berlebihan 18 Gajah jenis ini berukuran lebih kecil dibandingkan gajah yang digunakan oleh Kekaisaran Seleukos di daerah timur Mediterania khususnya gajah dari Suriah Elephas maximus asurus yang tingginya mencapai 2 5 3 5 meter 8 10 kaki sampai ke pundak Ada kemungkinan bahwa beberapa gajah Suriah diperdagangkan ke daerah daerah di sekitarnya Pendapat ini didukung oleh bukti yang menunjukkan bahwa gajah favorit Hannibal dinamai Surus dari Suriah dan kemungkinan berasal dari Suriah Meskipun begitu bukti ini tidak terlalu meyakinkan 19 Sejak akhir 1940 an beberapa sejarawan berpendapat bahwa gajah hutan Afrika yang digunakan oleh Numidia Kartago dan Mesir tidak membawa rengga tempat duduk atau menara kecil di punggungnya dalam pertempuran mungkin karena fisiknya yang tidak sekuat gajah Asia 20 Beberapa referensi mengenai keberadaan rengga pada gajah perang Afrika hanyalah penggambaran puitis dan anakronistis tetapi beberapa sumber lainnya juga tidak bisa begitu saja diabaikan Ada kesaksian kontemporer yang secara jelas menyebutkan bahwa pasukan Juba I dari Numidia menggunakan gajah yang berengga pada 46 SM 21 Pendapat ini dididukung oleh gambar gajah Afrika berengga pada koin Juba II 22 Rengga juga diceritakan ada pada pasukan Ptolemaios dari Mesir Polybius melaporkan bahwa dalam Pertempuran Raphia pada 217 SM gajah gajah perang milik Ptolemaios IV membawa rengga gajah gajah ini jauh lebih kecil daripada gajah Asia yang digunakan oleh Kekaisaran Seleukos dan kemungkinan juga gajah hutan Afrika 23 Juga ada bukti bahwa gajah perang Kartago dilengkapi dengan rengga atau menara kecil untuk keperluan militer tertentu 24 nbsp Pertempuran Zama oleh Henri Paul Motte 1890 nbsp Hannibals Elefanten auf Flossen 1890 oleh Henri Paul Motte menggambarkan pasukan gajah Hannibal yang menyeberangi sungai dalam perjalanannya untuk menyerang Romawi nbsp Ilustrasi Abad Pertengahan dari Armenia menggambarkan gajah perang kekaisaran Sassaniyah dalam Pertempuran Vartanantz nbsp Sebuah lukisan bergaya Romawi yang menggambarkan gajah perang Spanyol abad kesebelas Masehi nbsp Gajah perang dalam pertempuran pada Perang Karnataka Di daerah selatan suku suku tertentu memiliki akses terhadap gajah Sabana Afrika Loxodonta africana oxyotis Gajah jenis ini berukuran lebih besar dibandingkan gajah hutan Afrika atau gajah Asia tetapi hewan ini sukar dijinakkan dan karena itu tidak banyak digunakan dalam perang Ukuran tidak selalu menjadi faktor yang menentukan Contohnya gajah yang digunakan oleh Mesir dalam Pertempuran Raphia pada 217 SM lebih kecil daripada gajah Asia milik lawan mereka Antiokhos III yang Agung dari Suriah Namun pada akhirnya pasukan Mesirlah yang berhasil menang Beberapa gajah Asia diperdagangkan ke barat tepatnya ke pasar Mediterania Plinius Tua menyebutkan bahwa gajah Sri Lanka misalnya lebih besar lebih galak dan dengan demikian lebih baik dalam perang jika dibandingkan gajah lokal Keunggulan ini serta dekatnya pasokan ke pelabuhan membuat gajah Sri Lanka menjadi komoditas perdagangan yang menguntungkan 25 Meskipun penggunaan gajah perang di Mediterania paling sering dihubungan dengan perang antara Kartago dan Romawi tetapi gajah perang pertama kali diperkenalkan ke Mediterania oleh salah satu kerajaan di Yunani yaitu Epiros Raja Pirros dari Epiros membawa serta dua puluh ekor gajah untuk menyerang Romawi dalam Pertempuran Herakleia pada 280 SM Dia meninggalkan lima puluh ekor gajah lainnya yang dipinjam dari Firaun Ptolemaios II di daratan utama Yunani Ketika itu pasukan Romawi tidak siap menghadapi pasukan gajah dan pasukan Yunani sukses mengalahkan mereka Setahun kemudian Yunani kembali mengerahkan pasukan gajah untuk menghadapi Romawi dalam Pertempuran Asculum Kali ini pasukan Romawi sudah bersiap siap dengan menggunakan api serta senjata antigajah yaitu kereta perang yang ditarik kerbau dan dilengkapi dengan tombak panjang untuk melukai gajah dan api untuk menakuti gajah serta dikawal oleh pasukan bersenjata tombak untuk mengusir gajah Serangan terakhir gajah Yunani pada akhirnya berhasil mengalahkan pasukan Romawi lagi Namun meskipun menang Pirros menderita kerugian yang sangat besar sampai sampai dia berkata bahwa walaupun sekali lagi dia menang pasukannya tetap akan dihancurkan oleh Romawi Ungkapan ini kemudian terkenal sebagai istilah yang disebut Kemenangan Piris Kartago Sunting Terilhami oleh kehebatan gajah perang Kartago pun mulai menggunakan gajah perang secara besar besaran pada Perang Punisia Pertama Namun hasilnya kurang memuaskan Dalam Pertempuran Adys pada 255 SM gajah perang Kartago menjadi kurang efektif karena medannya kurang menguntungkan Sedangkan dalam Pertempuran Panormus pada 251 SM pasukan Romawi berhasil menakut nakuti gajah perang Kartago sehingga hewan hewan tersebut kabur dari medan tempur Pada Perang Punisia Kedua Hannibal memimpin pasukan gajah perang menyeberangi pegunungan Alpen meskipun pada akhirnya sebagian besar gajah itu mati karena kondisi lingkungan di sana Pasukan Romawi sendiri telah mengembangkan taktik anti gajah perang yang berujung pada kemenangan Romawi atas Hannibal dalam Pertempuran Zama pada 202 SM Ketika itu gajah perang Hannibal menjadi tidak efektif karena begitu disiplinnya pasukan manipulus Romawi yang membiarkan gajah perang Hannibal lewat begitu saja Romawi Sunting Pada akhir Perang Punisia Romawi mengambil banyak gajah perang Kartago dan menggunakannya untuk keperluan militer mereka sendiri Ketika menaklukan Yunani Romawi mulai mengerahkan pasukan gajah perang termasuk di antaranya pada Invasi Makedonia pada 199 SM Pertempuran Kinoskefalai pada 197 SM 26 pertempuran Thermopilai 27 dan Pertempuran Magnesia pada 190 SM saat lima puluh gajah perang Antiokhos III menghadapi enam belas gajah perang Romawi Bertahun tahun kemudian Romawi mengerahkan dua puluh dua gajah perang dalam Pertempuran Pidna pada 168 SM 28 Gajah perang juga digunakan oleh Romawi dalam kampanye militer melawan bangsa Keltiberia dan Galia Yang paling terkenal adalah ketika Romawi menggunakan gajah perang dalam Invasi Britania Satu penulis kuno menyebutkan bahwa Caesar memiliki seekor gajah yang besar yang dilengkapi dengan baju perang dan membawa menara kecil yang ditempati oleh pemanah dan pelempar batu Ketika hewan tak dikenal ini menyeberangi sungai pasukan Briton dan kuda kuda mereka kabur melarikan diri 29 Akan tetapi dia mungkin salah membedakan gajah tersebut dengan gajah serupa yang digunakan pada penaklukan terakhir Britania oleh Claudius Setidaknya satu kerangka gajah dengan senjata batu api ditemukan di Inggris dan awalnya dikira sebagai gajah Romawi meskipun kemudian terbukti sebagai kerangka mammoth dari Zaman batu 30 Pada masa Claudius penggunaan gajah perang mulai berkurang Penggunaan terakhir gajah perang yang signifikan di Mediterania terjadi dalam Pertempuran Thapsus 46 SM Ketika itu Julius Caesar mempersenjatai legion kelimanya Alaudae dengan kapak dan dia memerintahkan pasukannya untuk menyerang kaki gajah perang yang dikerahkan oleh Romawi Pasukan Caesar pun meraih kemenangan Pertempuran Thapsus merupakan penggunaan terakhir gajah perang yang signifikan di Romawi 31 Sassaniyah Sunting Kekaisaran Parthia di Persia beberapa kali menggunakan gajah perang dalam perang melawan Kekaisaran Romawi Sementara di Kekaisaran Sassaniyah yang merupakan penerus Kekaisaran Parthia gajah perang merupakan komponen militer yang penting 32 Kekaisaran Sassaniyah mengerahkan gajah perang dalam kampanye kampanye militer mereka melawan musuh musuh di barat Salah satu konflik yang terkenal adalah Pertempuran Vartanantz pada 451 M saat gajah perang Sassaniyah berhasil menakut nakuti pasukan Armenia Contoh lainnya adalah Pertempuran al Qadisiyyah pada 636 M saat tiga puluh tiga gajah perang dikerahkan oleh Kekaisaran Sassaniyah untuk melawan pasukan Arab Pasukan gajah Sassaniyah memegang keunggulan dibandingkan pasukan kavaleri Sassaniyah Pasukan Sassaniyah memperoleh gajah dengan cara memasoknya dari India Pasukan gajah perang Sassaniyah dipimpin oleh seorang pejabat yang disebut Zend hapet atau Komandan India entah karena gajahnya memang didapat dari India atau karena gajah gajah itu diurus oleh orang Hindustan asli 33 Pasukan gajah Sassaniyah tidak pernah sekuat pasukan gajah India dan setelah Kekaisaran Sassaniyah runtuh penggunaan gajah perang di daerah ini juga berhenti Timur Jauh Sunting Di Cina penggunaan gajah perang agak jarang dibandingkan dengan di lokasi lainnya 34 35 Menurut catatan tertua yang pernah ditemukan gajah perang digunakan pada 554 M ketika Dinasti Wei Barat mengerahkan dua ekor gajah berbaju perang dari Lingnan ke medan tempur dengan dipandu oleh budak budak Melayu dan dilengkapi dengan menara kayu serta pedang yang diikatkan ke belalai mereka 34 Gajah gajah itu berhasil dihalau oleh para pemanah 34 Dinasti Han pada abad kedua SM berperang dengan kerajaan Yue dari Asia Tenggara yang menggunakan gajah perang Taktik yang digunakan untuk menghalau gajah gajah perang tersebut di antaranya adalah dengan menggunakan api dan panah busur silang yang sangat banyak di samping menggali lubang dan parit yang diisi dengan tombak Di Asia Tenggara di sepanjang perbatasan Vietnam modern pasukan Champa mengerahkan sampai 602 ekor gajah perang melawan Dinasti Sui 36 Pasukan Sui mengalahkan gajah gajah perang itu dengan membuat perangkap berupa lubang lubang selain itu mereka juga menggunakan banyak busur silang 36 Sri Lanka Sunting Catatan sejarah Sri Lanka mengindikasikan penggunaan gajah sebagai kendaraan yang dinaiki oleh raja ketika sedang memimpin pasukan dalam pertempuran 37 dan beberapa gajah tercatat dalam sejarah Gajah Kandula merupakan kendaraan raja Dutugamunu sedangkan Maha Pambata Batu Besar adalah kendaraan raja Elara dalam pertempuran pada 200 SM 38 Abad Pertengahan Sunting Eropa Sunting Pada Abad Pertengahan gajah perang jarang digunakan di Eropa Karel yang Agung menggunakan gajahnya yang bernama Abul Abbas ketika dia berperang dengan pasukan Denmark pada 804 Masehi 39 Prajurit Perang Salib memberi kesempatan pada Kaisar Romawi Suci Frederick II untuk menangkap gajah di Tanah Suci Gajah juga digunakan dalam penaklukan kota Cremona pada 1214 Akan tetapi pada masa ini penggunaan gajah dalam perang lebih bersifat simbolis ketimbang praktis nbsp Pasukan Kerajaan Khmer dengan gajah perangnya melawan pasukan Cham pada abad ke 12 Relief di kuil Bayon di Angkor Kamboja nbsp Pertempuran Besar Yuthahatthi Raja Siam Naresuan bertarung dengan putra mahkota Burma di dekat Suphanburi pada Janauri 1593 Patung di Muang Boraan provinsi Samut Prakan Thailand Asia Tengah Sunting Lebih jauh ke timur gajah masih tetap digunakan dalam peperangan Pasukan Mongol berhadapan dengan gajah perang di Khorazm Burma Vietnam dan India pada abad ke 13 M 40 Meskipun mengalami kegagalan dalam invasi mereka ke Vietnam dan India pasukan Mongol berhasil mengalahkan gajah perang di luar Samarkand dengan menggunakan katapel dan mangonel sedangkan di Burma pasukan Mongol menghujani gajah perang dengan panah dari busur campur mereka yang terkenal 41 Genghis Khan dan Kublai Khan sama sama mengambil gajah perang yang mereka tangkap untuk kemudian dimasukkan ke dalam pasukan Mongol 42 Satu abad kemudian penakluk lainnya dari Asia Tengah Timur Lenk juga menghadapi pasukan gajah perang Pada 1398 pasukan Timur berhadapan dengan lebih dari seratus ekor gajah India dalam suatu pertempuran Gajah gajah tersebut memicu ketakutan pada pasukan Timur dan hampir menyebabkan pasukannya kalah Timur akhirnya bisa menang dengan menerapkan strategi khusus Dia mengikatkan jerami yang terbakar di punggung pasukan untanya Asapnya membuat unta untanya berlari dan membuat gajah gajah musuh ketakutan Gajah gajah itu pun mencoba kabur dan malah menginjak injak pasukan mereka sendiri Catatan sejarah lainnya menceritakan bahwa Timur menggunakan galtrop berukuran besar untuk menghentikan pergerakan pasukan gajah musuh 43 Di kemudian hari para pemimpin Dinasti Timuriyah menggunakan gajah tangkapan untuk menghadapi pasukan Kesultanan Utsmaniyah Sri Lanka Sunting Raja Rajasinghe I mengerahkan pasukan gajah berjumlah 2 200 ekor gajah perang ketika dia mengepung benteng Portugis di Colombo Sri Lanka pada 1558 44 Rakyat Sri Lanka sendiri tetap meneruskan tradisi mereka dalam menangkap dan melatih gajah yang sudah dilakukan sejak masa kuno Pejabat yang bertanggung jawab dalam hal penangkapan dan pengelolaan gajah disebut Gajanayake Nilame 44 sedangkan pejabat yang disebut Kuruve Lekham bertugas mengatur Kuruwe atau prajurit penunggang gajah 44 Sementara itu pelatihan gajah perang merupakan tugas klan Kuruwe yang berada di bawah wewenang Muhandiram pos administratif Sri Lanka mereka sendiri Asia Tenggara Sunting nbsp Gajah gajah Citrananda saling menyerangs satu sama lain disebut Udiya dalam kampanye Mughal melawan pasukan pemberontak Khan Zaman dan Bahadur Khan pada tahun 1567 Di Asia Tenggara Kerajaan Khmer berhasil menjadi kekuatan yang disegani pada abad kesembilan Masehi terutama berkat penggunaan gajah perang Militer Khmer menempatkan busur silang ganda di atas gajah perang mereka Setelah jatuhnya kekuasaan Khmer pada abad kelima belas kekuasaan penerusnya yaitu Burma kini Myanmar dan Siam kini Thailand juga mengadopsi penggunaan gajah dalam peperangan Dalam banyak pertempuran para pemimpin pasukan biasanya bertarung di atas gajah perang mereka Salah satu pertempuran yang terkenal adalah ketika pasukan Burma menyerang Kerajaan Ayutthaya di Siam Puncak pertempuran tersebut terjadi ketika putra mahkota Burma Minchit Sra dibunuh oleh raja Siam Naresuan dalam pertarungan di atas gajah pada 1593 Cina Sunting Bangsa Cina secara umum sangat jarang menggunakan gajah perang Salah satu pengecualian terjadi pada abad ke 10 ketika Han Selatan menggunakan gajah ketika berperang Karena itu Han Selatan disebut sebagai satu satunya bangsa di daratan Cina yang pernah menggunakan gajah sebagai bagian dari pasukan regulernya 34 Anomali ini terjadi karena adanya kedekatan geografis dan kultural antara Han Selatan dengan Asia Tenggara 34 Pejabat militer yang bertugas memimpin pasukan gajah disebut Wakil Digitan dan Agitan Gajah Raksasa 45 Setiap gajah membawa menara kecil yang bisa menampung sepuluh prajurit atau lebih 46 Selama beberapa waktu gajah perang memainkan peranan penting dalam beberapa kemenangan Han Selatan misalnya dalam invasi Chu pada 948 M 46 Akan tetapi pasukan gajah Han Selatan pada akhirnya dikalahkan secara telak di Shao pada 971 M Ketika itu gajah perang Han Selatan diserang dengan busur silang api oleh pasukan Dinasti Song 46 Setelah itu penggunaan gajah perang di Cina mulai dihentikan 46 Masa modern Sunting nbsp Gajah Siam yang digunakan untuk mengangkut artileri ringan di Laos pada 1893 nbsp Selama Perang Dunia I gajah digunakan untuk menarik pelengkapan berat Gajah ini menarik amunisi di Sheffield Dengan munculnya bubuk mesiu pada akhir abad ke 15 posisi gajah dalam perang pun mulai berubah Senapan lontak tidak terlalu berpengaruh pada gajah yang mampu menahan banyak tembakan 47 Namun tembakan meriam adalah sesuatu yang sangat berbeda Seekor gajah dapat dengan mudah dirobohkan hanya dengan satu tembakan meriam Dengan gajah yang masih digunakan untuk membawa komandan dalam pertempuran mereka menjadi target yang menggiurkan bagi artileri musuh Meskipun demikian di Asia Tenggara gajah perang masih terus digunakan sampai akhir abad kesembilan belas Salah satu kesulitan utama di kawasan ini adalah keadaan medan geografisnya dan gajah bisa melewati daerah yang sulit dengan lebih mudah dibandingkan jika menggunakan kavaleri kuda Tentara Siam memanfaatkan gajah perang yang dipersenjatai dengan jingal sampai Perang Prancis Siam pada 1893 sedangkan Vietnam menggunakan gajah perang sampai sekitar tahun 1885 ketika terjadi Perang Sino Prancis Memasuki abad dua puluh gajah yang tak dilatih bertempur digunakan untuk tujuan militer sampai Perang Dunia II 48 terutama karena hewan ini mampu berjalan di daerah daerah yang sulit dilalui oleh kendaraan modern Sir William Slim komandan Pasukan ke XIV menulis mengenai gajah dalam pengantarnya pada Elephant Bill 49 Mereka gajah membangun banyak jembatan bagi kami mereka membantu membuat dan meluncurkan lebih banyak kapal bagi kami daripada yang Helene lakukan bagi Yunani Tanpa mereka gerak mundur kami dari Burma akan menjadi lebih sukar dan gerak maju untuk melakukan pembebasan akan menjadi lebih lambat dan sulit Bagi banyak pasukan di negara negara gagal gajah kini lebih berharga untuk diambil gadingnya daripada fungsinya sebagai kendaraan Ribuan gajah mati dalam perang saudara karena perburuan ilegal Gajah digolongkan sebagai hewan pikul dalam manual lapangan Pasukan Khusus Amerika Serikat yang diterbitkan pada 2004 tetapi penggunaan gajah oleh personel Amerika Serikat tidak dianjurkan karena gajah merupakan spesies yang terancam punah 50 Catatan terakhir mengenai penggunaan gajah dalam perang terjadi pada 1987 ketika Irak diduga menggunakan gajah untuk mengangkut persenjataan berat untuk digunakan di Kirkuk Penggunaan taktis SuntingBagian ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Gajah perang berita surat kabar buku cendekiawan JSTOR nbsp Pahatan yang menggambarkan gajah perang pada Perang Anglo Sikh Pertama diterbitkan oleh The Illustrated London News Ketebalan kulit gajah melindunginya dari luka Posisi pengendara di atas gajah memberikan pandangan yang luas namun ia adalah target yang kelihatan nbsp nbsp Gajah digunakan oleh kavaleri India Ada banyak tujuan mengapa gajah digunakan dalam perang Gajah perang biasanya ditempatkan di tengah barisan tempat mereka dimanfaatkan untuk menahan serangan musuh atau untuk melakukan serangan terhadap pasukan lawan Ukurannya yang besar dan penampilannya yang menakutkan menjadikan gajah sebagai kavaleri berat yang cukup berguna 51 Di luar medan tempur gajah berguna untuk membawa perlengkapan perang yang berat sebelum akhirnya mereka digantikan oleh kendaraan bermesin yang lebih modern Serangan gajah bisa mencapai kecepatan sekitar 30 km jam 20 mil jam Tidak seperti kavaleri kuda gajah tidak dapat dihentikan dengan mudah oleh infantri Serangan gajah dilakukan murni dengan kekuatan Gajah menyerang barisan depan musuh dan menginjak injak prajurit musuh sambil mengayun ayunkan belalainya Prajurit yang tak terinjak biasanya akan terlempar Selain itu gajah bisa memicu ketakutan pada pasukan yang tidak terbiasa bertempur melawan gajah bahkan pasukan Romawi pun yang terkenal disiplin sempat terkejut menghadapi pasukan gajah Teror yang disebabkan oleh gajah akan membuat barisan pertahanan musuh menjadi pecah dan buyar Kuda yang tidak terbiasa dengan bau gajah juga bisa langsung panik jika berhadapan dengan pasukan gajah Sementara itu kulit yang tebal memberi perlindungan bagi gajah sedangkan tinggi dan berat gajah memberi perlindungan bagi pengendaranya Banyak gajah perang yang dilengkapi baju perang untuk memberi perlindungan yang lebih baik Posisi dari atas gajah memberikan pandangan yang luas karena itu banyak jenderal yang menaiki gajah untuk memperoleh pandangan yang lebih luas pada medan pertempuran Selain untuk penyerangan gajah juga menyediakan tempat yang aman dan stabil bagi pemanah untuk menembakkan panahnya di medan pertempuran yang dari sana bisa melihat dan menyerang lebih banyak target Panah terus berkembang menjadi senjata yang lebih maju dan beberapa raja Khmer dan India menggunakan busur silang raksasa mirip dengan ballista untuk meluncurkan tombak panjang untuk membunuh kavaleri dan gajah perang musuh Pada akhir abad keenam belas Masehi kulverin dan jingal juga digunakan pada gajah Gajah perang juga dilengkapi dengan persenjataan mereka sendiri Di Sri Lanka rantai dengan bola besi diikatkan pada belalai gajah dan gajahnya juga dilatih untuk mengayunkan ayunkan belalainya dengan keterampilan tertentu Di berbagai tempat dibuat bermacam macam baju perang untuk gajah dengan tujuan untuk melindungi badan dan kaki gajah sementara belalainya dibiarkan bebas supaya lebih mudah menyerang musuh Gajah perang juga dapat mengangkut menara kecil di punggungnya yang disebut rengga Benda ini merupakan tempat bagi para prajurit di atas gajah dan bisa berfungsi pula sebagai perlindungan Dalam Perang Punisia tiap gajah perang mengangkut beberapa orang pemanah serta beberapa prajurit yang membawa sarisa tembiang sepanjang enam meter Di daerah timur gajah perang mengangkut banyak prajurit Komandan senior berada di atas rengga atau di atas leher gajah Pengemudi gajah yang disebut mahout pawang gajah bertugas untuk mengendalikan gajahnya Dalam banyak pasukan mahout membawa pisau pahat dan palu untuk memotong sumsum tulang belakang gajah jika gajah tersebut mengamuk dan tak bisa dikendalikan Kelemahan Sunting Gajah perang juga memiliki kelemahan Gajah memiliki kecenderungan tersendiri untuk panik Jika memperoleh luka yang sangat menyakitkan atau jika pengendaranya mati gajah akan mengamuk dan berlari tak terkendali 51 serta bisa mengakibatkan kerugian pada kedua belah pihak yang sedang bertempur Infantri Romawi yang berpengalaman kadang mencoba untuk memotong belalai gajah dengan tujuan membuat gajah tersebut panik dan berlari ke belakang barisan mereka sendiri Skirmisher cepat yang bersenjatakan lembing juga sering berusaha menghalau gajah karena lembing dan senjata sejenisnya dapat membuat panik gajah Gajah perang kadang tak terlindungi pada bagian samping karena itu infantri Romawi yang menggunakan api atau barisan tembiang yang banyak misalnya Triarii akan berusaha membuat gajah musuh memperlihatkan bagian sampingnya Dengan begitu gajah tersebut akan menjadi rentan terhadap tusukan tembiang atau lembing skirmisher Olahraga kavaleri pancang tenda tumbuh dari rezim pelatihan bagi para penunggang kuda untuk melumpuhkan atau menghalau gajah perang 52 Salah satu metode terkenal untuk mengacaukan pasukan gajah perang adalah dengan menggunakan babi perang Para penulis kuno percaya bahwa gajah takut pada suara lenguhan babi 53 dan kelemahan tersebut banyak dieksploitasi Di Megara dalam Perang Diadokhoi misalnya pasukan Megara menumpahkan minyak pada sekawanan babi membakarnya dan mengusirnya ke arah pasukan gajah musuh Gajah gajah musuh menjadi panik akibat didatangi oleh kawanan babi yang melenguh dan terbakar 54 Nilai guna gajah perang berbeda beda bagi daerah barat dan timur Di barat misalnya Romawi militer lebih mengutamakan kedisplinan infantri dan kavaleri berkuda Sementara di timur gajah perang lebih banyak digunakan karena mereka mengandalkan rasa takut dan teror untuk mengalahkan musuh Pada abad kesembilan belas adalah muncul tren untuk membandingkan perbedaan tersebut 55 Salah satu sejarawan berkomentar bahwa gajah perang telah terbukti mudah gugup dan gampang waswas pada suara suara tak dikenal dan karena alasan inilah gajah perang rentan memecah barisan dan melarikan diri 56 Meskipun demikian penggunaan gajah perang yang berlangsung selama ribuan tahun menunjukkan bahwa unit ini memang berguna dalam medan pertempuran Warisan budaya SuntingBab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar nbsp Bagian pelengkung yang tinggi pada Gerbang Amar Singh memungkinkan gajah untuk masuk ke dalam benteng Penggunaan gajah perang selama berabad abad telah meninggalkan warisan budaya di banyak tempat Banyak permainan perang tradisional yang memasukkan gajah perang Caturangga permainan papan India kuno yang merupakan asal mula catur menyebut salah satu bidaknya dengan nama Gaja yang bermakna gajah dalam bahasa Sanskerta Penyebutan ini juga diserap oleh bahasa Indonesia yang menyebut bidak tersebut dengan nama gajah Begitu pula dalam bahasa bahasa lainnya misalnya bahasa Arab al fil dan bahasa Rusia Slon Dalam permainan Shogi dari Jepang pernah ada bidak yang disebut Gajah Mabuk sebelum akhirnya dihapuskan atas perintah dari Kaisar Go Nara dan kini tidak lagi muncul dalam versi modernnya Baju perang gajah yang pada awalnya digunakan untuk pertempuran kini biasanya hanya ada di museum Satu set baju perang gajah India yang masih terawat dengan baik ada di Royal Armouries Museum di Leeds Sementara itu museum museum di India juga menampilkan banyak baju perang gajah lainnya yang masih bagus Arsitektur India juga menunjukkan adanya pengaruh yang besar dari penggunaan gajah dalam perang selama bertahun tahun Hiasan bertema gajah perang banyak menghiasi gerbang gerbang militer misalnya yang ada di Benteng Lohagarh Ada juga gerbang yang berduri dan anti gajah misalnya yang ada di benteng Kumbhalgarh Di seluruh penjuru India gerbang gerbang dari masa yang lebih kuno selalu jauh lebih tinggi daripada gerbang buatan Eropa Gerbang gerbang tersebut dibuat lebih tinggi supaya gajah dengan rengga bisa lewat di bawahnya Gajah perang tetap menjadi topik yang populer dalam seni artistik baik dalam lukisan lukisan Orientalis dari abad kesembilan belas maupun dalam sastra Salah satu adaptasi paling terkenal mengenai gajah perang dalam fiksi dibuat oleh Tolkien yang memopulerkan penggambaran gajah perang yang fantastis dalam bentuk suatu hewan yang dia namai oliphaunt atau mumakil Lihat pula SuntingDaftar pertempuran yang melibatkan gajah perang Penghukuman mati dengan gajah Pasukan Sassaniyah Sejarah gajah di Eropa Daftar gajah bersejarah Hewan militer Siasat kavaleri Gajah perang PersiaCatatan kaki Sunting John M Kistler War Elephants Westport CT Praeger 2006 xi HISTORY OF THE DOMESTICATION OF ANIMALS Elephants History World hlm 2 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 05 04 Diakses tanggal 12 1 2011 Lebih dari satu parameter pages dan page yang digunakan bantuan Periksa nilai tanggal di accessdate bantuan Schafer 289 290 Kistler hlm xi V Jayaram The Vedic Pantheon Hindu Website Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023 05 23 Diakses tanggal 13 1 2011 Periksa nilai tanggal di accessdate bantuan Sankalia 1963 Nossov hlm 10 Chakrvarti hlm 48 9 Chinnock hlm 38 a b Nossov hlm 19 Quintus Curtius Rufus 60 70 M Historiae Alexandri Magni 8 13 6 Metz Epitome 54 Plutarch 75 M Kehidupan Aleksander yang Agungt Diarsipkan 2006 05 17 di Wayback Machine Fox 2006 Plinius Naturalis Historia VI 22 4 1 Makabim 6 43 46 Kistler M John War Elephants University of Nebraska Press 2007 hlm 54 77 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022 10 26 Diakses tanggal 2012 08 31 BBCE Science and Nature Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021 06 27 Diakses tanggal 2011 01 13 Nossov hlm 30 Scullard 1948 1974 240 45 Caesar De Bello Africo 30 2 41 2 86 1 J Mazard Corpus Nummorum Numidiae Mauretaniaeque Paris 1955 103 nº 276 pl 247 Polybius v 84 2 7 Rance 2009 Plinius Tua Naturalis Historia buku VI The Battle of Cynoscephalae The Roman Empire Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 05 03 Diakses tanggal 14 1 2011 Periksa nilai tanggal di accessdate bantuan The Syrian Wars IV 16 20 English translation from Horace White ed 1899 Davis hlm 51 Polyaenus VIII 23 5 Mammoths Giants of the Ice Age oleh Adrian Lister Paul G Bahn hlm 116 pranala nonaktif permanen Gowers African Affairs Rance 2003 Charles 2007 Rawlinson hlm 189 a b c d e Schafer hlm 290 Schaefer hlm 290 bangsa Cina belum menguasai kemampuan yang dibutuhkan untuk melatih dan mengendalikan gajah perang a b Ebrey 90 Dassanayake M B Sri Lankan Elephants WWW Virtual Library Sri Lanka Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 03 03 Diakses tanggal 12 1 2011 Periksa nilai tanggal di accessdate bantuan War Against King Elara The Mhavamsa Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017 12 16 Diakses tanggal 15 1 2011 Periksa nilai tanggal di accessdate bantuan His Majesty s Elephant Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009 04 30 Diakses tanggal 2011 01 15 Kistler hlm 200 Kistler hlm 197 Joregensen Niderost and Rice hlm 88 Ahmed ibnu Arabshah a b c Jayewardene Jayantha Eelephants In Sri Lankan History and Culture Art Sri Lanka Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 08 27 Diakses tanggal 15 1 2011 Periksa nilai tanggal di accessdate bantuan Schafer 290 291 a b c d Schafer 291 Nossov hlm 14 War Veteran Elephant Dies Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 11 12 Diakses tanggal 2011 01 16 Williams James Howard Elephant Bill Rupert Hart Davis London 1954 FM 3 05 213 FM 31 27 Special Forces Use of Pack Animals PDF John F Kennedy Special Warfare Center and School 2004 Diarsipkan PDF dari versi asli tanggal 2018 09 27 Diakses tanggal 2011 01 16 a b Moerbeck Martijn 1997 Tactics of the War Elephant Monolith Community Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 05 17 Diakses tanggal 2008 05 02 Canada s National Tent Pegging Team Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007 02 06 Diakses tanggal 2011 01 16 Plinius Tua VIII 1 27 Aelian de Natura Animalium buku XVI bab 36 Diarsipkan 2023 03 03 di Wayback Machine Said 1978 Jayawardhene 1994 Referensi SuntingChakrvarti P The Art of War in Ancient India 2003 Charles Michael B The Rise of the Sassanian Elephant Corps Elephants and the Later Roman Empire Iranica Antiqua 42 2007 301 346 Chinnock E J The Anabasis of Alexander The Battle of Gaugamela by Arrian trans Davis Paul K 100 Decisive Battles from Ancient Times to the Present The World s Major Battles and How They Shaped History 1999 Ebrey Patricia Buckley Anne Walthall James Palais 2006 East Asia A Cultural Social and Political History Boston Houghton Mifflin Company ISBN 0 618 13384 4 Fox Robin L Alexander the Great Penguin 2004 ISBN 0 14 102076 8 Goldworthy Adrian The Fall of Carthage The Punic Wars 265 146 BCE Orion 2003 ISBN 0 304 36642 0 Gowers William The African Elephant in Warfare African Affairs Vol 46 No 182 Jayawardhene Jayantha Elephant in Sri Lanka 1994 Keegan John History of Warfare Pimlico 1993 ISBN 0 679 73082 6 Kistler John M War Elephants Westport CT Praeger 2006 Joregensen Christer Eric Niderost and Rob S Rice Fighting Techniques of the Oriental World Amber Books 2008 Nossov Konstantin War Elephants 2008 ISBN 978 1 84603 268 4 Rance Philip Elephants in Warfare in Late Antiquity Acta Antiqua Academiae Scientiarum Hungaricae 43 2003 355 384 Rance Philip Hannibal Elephants and Turrets in Suda 8 438 Polybius Fr 162B An Unidentified Fragment of Diodorus Classical Quarterly 59 1 2009 91 111 Rawlinson George The Seven Great Monarchies of the Ancient Eastern World The Seventh Monarchy History of the Sassanian or New Persian Empire 1885 reprint 2007 ISBN 9781428647 Said Edward Orientalism 1978 ISBN 0 394 74067 X Sankalia H D Ramayana Myth or Reality New Delhi 1963 Schafer Edward H War Elephants in Ancient and Medieval China Oriens Volume 10 Nomor 2 1957 289 291 Scullard H Hannibal s elephants Numismatic Chronicle ser 6 8 1948 158 68 Scullard H H The Elephant in the Greek and Roman World London 1974 ISBN 0 500 40025 3 White Horace ed Appian The Foreign Wars 1899 Pranala luar Sunting nbsp Wikimedia Commons memiliki media mengenai War elephants Inggris Penggunaan Gajah dalam Militer pada Periode Yunani dan Romawi Inggris Gajah dalam Sejarah dan Budaya Sri Lank Diarsipkan 2007 08 22 di Wayback Machine Inggris Pertempuran Khajwa Diarsipkan 2014 12 29 di Wayback Machine Inggris Wawancara dengan John Kistler tentang gajah perang Diarsipkan 2012 06 08 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Gajah perang amp oldid 23914511