www.wikidata.id-id.nina.az
Dermatitis popok iritan 2 bahasa Inggris irritant diaper dermatitis adalah istilah umum untuk ruam kulit di daerah dipakainya popok akibat berbagai gangguan kulit dan atau penyebab iritasi Ruam popok ini dapat muncul baik pada orang dewasa maupun anak anak Sebanyak 70 bayi dapat mengalami gejala gangguan kulit akibat popok mulai pada tujuh hari setelah kelahiran 3 Irritant diaper dermatitisBenign diaper rashInformasi umumNama laindiaper dermatitis napkin dermatitis 1 80 diaper rash nappy rashRuam popok umum atau irritant diaper dermatitis IDD bercirikan petak eritema yang bersambung dan kulit yang mengelupas terutama pada permukaan yang menonjol bulat tidak memengaruhi lipatan kulit Ruam popok yang diikuti infeksi bakteri atau jamur cenderung menyebar ke permukaan berceruk yaitu lipatan kulit juga permukaan yang membulat dan sering kali memunculkan eritema berdaging dengan pusat merah bersama bintil bintil di tepi Biasanya hal tersebut dianggap termasuk dermatitis kontak iritan Kata popok pada nama penyakit bukan karena popok menyebabkan munculnya ruam tetapi karena ruam dihubungkan dengan penggunaan popok disebabkan oleh bahan yang terperangkap dalam popok biasanya tinja Dermatitis kontak alergi muncul dalam argumen tetapi hanya ada sedikit bukti yang mendukung hal ini 4 Pada orang dewasa dengan inkontinensia tinja air seni atau keduanya ruam ini biasa disebut sebagai incontinence associated dermatitis IAD 5 6 Istilah kandidiasis popok digunakan jika sumber jamur terdeteksi Perbedaan ini penting sebab penanganan antijamur sepenuhnya berbeda Daftar isi 1 Penyebab 1 1 Urine 1 2 Pola makan 1 3 Infeksi sekunder 2 Diagnosis 2 1 Diagnosis diferensial 3 Swamedikasi 4 Penanganan 4 1 Penggantian popok 4 2 Jenis popok 4 3 Krem salep 4 4 Bahaya penggunaan bedak 4 5 Antijamur 5 Referensi 6 Pranala luarPenyebab suntingDermatitis popok iritan muncul jika kulit terpapar basah yang lama keasaman kulit yang menjadi lebih basa karena kombinasi dan reaksi setelahnya oleh air seni dan tinja serta rusaknya stratum korneum atau lapisan terluar kulit 7 Ini bisa terjadi karena diare buang air besar yang sering popok yang ketat paparan berlebihan terhadap amonia atau reaksi alergi 8 Pada orang dewasa stratum korneum terdiri atas 25 hingga 30 lapis keratinosit mati gepeng yang terus menerus dilepaskan dan digantikan oleh lapisan di bawahnya Sel sel mati ini tersambung dengan lipid yang disekresikan oleh stratum granulosum yang berada tepat di bawahnya membantu mempertahankan lapisan ini sebagai pembatas tahan air Fungsi stratum korneum adalah mengurangi pelepasan air menolak air melindungi lapisan kulit yang lebih dalam dari kerusakan dan menghalangi invasi mikroba ke kulit Pada bayi lapisan kulit ini lebih tipis dan mudah terganggu 9 Bayi biasanya mulai mengeluarkan air seni dalam 24 jam setelah kelahiran Pengeluaran urine ini dapat terjadi 20 kali sehari hingga usia mencapai dua bulan frekuensi berkurang menjadi delapan kali sehari hingga delapan bulan Pengeluaran tinja dapat terjadi tiga hingga enam kali sehari hingga usia mencapai delapan bulan kemudian berkurang hingga sekali atau tiga kali sehari Pada bulan pertama bayi penggantian popok hingga enam kali adalah wajar 10 Urine sunting nbsp Cloth diaper Walau basah sendiri berakibat kerja lebih keras dari kulit melunakkan stratum korneum dan meningkatkan besar besaran kerentanan terhadap luka akibat gesekan urine memberi efek tambahan pada keutuhan kulit karena pengaruhnya pada keasaman kulit Walau penelitian menunjukkan bahwa amonia saja hanyalah penyebab iritasi kulit yang ringan begitu urea terpecah karena adanya urease tinja pH kuatnya keasaman meningkat karena amonia yang terlepas kemudian meningkatkan aktivitas enzim tinja seperti protease dan lipase 7 Enzim tinja ini meningkatkan hidrasi muatan air kulit dan permeabilitas garam empedu yang merupakan penyebab iritasi kulit Perbedaan tidak tampak di antara tingkat ruam popok pada pengguna popok sekali pakai konvensional dan pengguna popok kain yang dipakai ulang Bayi yang menggunakan popok sekali pakai penyerap super dengan bahan pembentuk gel mengalami lebih sedikit episode ruam popok jika dibandingkan dengan pengguna popok kain Namun demikian perlu disadari bahwa popok penyerap super mengandung pewarna yang dicurigai menyebabkan dermatitis kontak alergi ACD 11 Baik popok kain maupun sekali pakai harus diganti dengan sering untuk mencegah ruam popok walau pengguna tidak merasa basah Untuk mengurangi munculnya kasus ruam popok popok sekali pakai direkayasa agar dapat menarik kelembapan dari kulit bayi dengan gel sintetis yang tidak terdegradasi secara biologis Hari ini popok kain menggunakan kain mikrofiber penyerap super yang baru saja ada terletak dalam kantong dengan lapisan bahan ringan permeabel yang bersentuhan dengan kulit Desain ini berguna menarik kelembapan dari kulit ke kain mikrofiber Teknologi ini digunakan oleh kebanyakan merek popok kain berkantong besar hari ini Pola makan sunting Interaksi antara enzim pada tinja dan IDD mengonfirmasi pengamatan bahwa makanan dan ruam popok bayi terhubung karena enzim pada tinja dipengaruhi oleh makanan Bayi yang menyusu misalnya mengalami lebih sedikit kasus ruam popok mungkin karena kotoran mereka memiliki pH yang lebih tinggi dan aktivitas enzim yang lebih rendah Ruam popok juga kemungkinan besar terdeteksi pada bayi 8 12 bulan mungkin akibat peningkatan konsumsi makanan padat dan perubahan makanan pada usia tersebut komposisi tinja mengalami pengaruhnya Setiap kali asupan bayi berubah secara signifikan yaitu dari air susu ibu ke formula atau dari susu ke makanan yang padat terdapat peningkatan kemungkinan terjadinya ruam popok 12 Hubungan antara tinja dan IDD juga tampak ketika bayi lebih rentan mengalami ruam popok setelah diberikan antibiotik yang memengaruhi mikroflora intestinal 13 14 Selain itu terjadi peningkatan terjadinya kasus ruam popok pada bayi yang menderita diare pada 48 jam sebelumnya mungkin karena enzim tinja seperti lipase dan protease lebih aktif pada tinja yang lewat secara cepat melalui saluran gastrointestinal 15 Infeksi sekunder sunting Pentingnya infeksi sekunder pada IDD masih kontroversial Hubungan tidak tampak di antara ada atau tidaknya IDD dan jumlah koloni mikroba 7 Walau tampaknya bayi yang sehat terkadang memiliki kultur positif untuk Candida dan lainnya tanpa menunjukkan gejala apa apa terdapat korelasi positif antara keparahan ruam popok dan kemungkinan munculnya infeksi sekunder Sejumlah ragam infeksi muncul dalam laporan termasuk Staphylococcus aureus Streptococcus pyogenes Proteus mirabilis enterococci dan Pseudomonas aeruginosa tetapi Candida tampil sebagai penginvasi oportunis paling sering di daerah popok 16 17 18 19 Diagnosis suntingDiagnosis IDD dibuat secara klinis melalui pengamatan batas erupsi eritema pada permukaan yang bulat di daerah kemaluan dan bokong Jika dermatitis popok berlangsung lebih lama daripada 3 hari mungkin saja terdapat koloni Candida albicans memunculkan kandidiasis popok dengan batas tajam dan warna merah yang menonjolnya 20 Diagnosis diferensial sunting Ruam lain yang mungkin muncul di daerah popok mencakup seborrhoeic dermatitis dan dermatitis atopik Baik dermatitis seborrheic dan atopik membutuhkan penanganan masing masing bukan topik yang dibahas di sini Dermatitis seborrheic bercirikan terkelupasnya kulit kuning tebal berminyak paling sering muncul di kulit kepala cradle cap tetapi dapat juga muncul di lipatan inguinal Dermatitis atopik atau eczema berhubungan dengan reaksi alergi sering kali turunan Kelas ruam ini dapat muncul di mana saja di badan dan bercirikan gatal yang intens Swamedikasi suntingPenanganan tanpa resep dokter cukup dengan konsultasi apoteker atau tenaga kesehatan yang lain hanya boleh dilakukan jika beberapa kondisi berikut tidak tampak 10 Lesion telah ada selama lebih daripada tujuh hari Lesion tidak membaik setelah tujuh hari walau menerima penanganan yang sesuai Terdapat infeksi sekunder viral bakterial atau fungal Lesion adalah bagian atau disebabkan oleh penyakit lain Dermatitis berkaitan dengan infeksi saluran kemih berkemih menyakitkan atau kelainan penis atau vulva Terdapat kulit yang rusak ulserasi blister atau pengelupasan karena berjalannya penyakit atau pasien e g garukan Penampakan menyerupai kulit onion atau formasi bulla muncul pada daerah yang terjangkit Darah vesikel cairan atau nanah muncul keluar pada lesion Lesion berlangsung kronis jangka panjang dan sering kambuh Gejala gangguan kebugaran yang umum muncul e g demam diare mual muntah bengkaknya nodus limfa inguinal detak nadi cepat atau ruam atau lesion kulit di daerah lain tubuh Perubahan perilaku yang signifikan terjadi pada pasien e g letargi menangis terus menerus berhubungan dengan ruam Kondisi komorbid e g HIV transplantasi organ terapi imunosupresan riwayat indeksi hepatik dermal Penanganan suntingPenanganan yang mungkin mencakup minimalisasi penggunaan popok krem penghalang kortison ringan topikal dan agen antijamur Beragam proses inflamasi dan infeksi dapat terjadi di daerah popok dan kesadaran akan dermatitis ruam tipe sekunder ini membantu diagnosis dan penangan yang akurat pada pasien 21 Secara keseluruhan sangat sedikit bukti dengan kualitas yang cukup memberitahukan efektivitas penanganan yang beragam Kain lap dengan sifat membersihkan melembabkan serta melindungi mungkin lebih baik daripada sabun dan air pembersih kulit juga mungkin lebih baik daripada sabun dan air tetapi kekuatan bukti dibandingkan dengan penanganan lain adalah sangat rendah 22 Penggantian popok sunting Penanganan yang paling efektif walau bukan yang paling praktis adalah pemberhentian penggunaan popok membiarkan kulit yang terjangkit terkena udara 23 Pilihan lain yang mudah adalah mempersering pergantian popok 20 Pengeringan kulit seluruhnya sebelum pemasangan popok adalah usaha pencegahan yang baik karena kelembapan berlebihanlah entah dari air seni dan tinja atau dari keringat yang memberi peluang terjadinya ruam 24 Jenis popok sunting Beberapa sumber mengklaim bahwa ruam popok lebih sering pada pengguna popok kain 7 Yang lain mengklaim bahwa bahan popok memberi efek sejauh ini karena dapat menarik kelembaban dari kulit bayi dan mencegah infeksi Candida sekunder 25 Namun demikian tidak ada data yang cukup dari randomized controlled trial untuk mendukung atau melarang penggunaan popok sekali pakai 26 Dan lagi efek popok yang tidak terdegredasi secara biologis terhadap lingkungan adalah faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan kebijakan publik 27 Krem salep sunting Pendekatan lain adalah mengeblok kelembapan sehingga tidak mencapai kulit pengobatan yang umum direkomendasikan dengan ini termasuk pelindung berbasis minyak atau krem penghalang beragam krem popok yang dijual bebas jeli petroleum dimetikon dan minyak lain Penyegel demikian biasanya memberi efek yang sebaliknya jika kulit tidak kering sepenuhnya yang mana justru menyegel kelembaban di dalam kulit padahal harusnya di luar Salep berbasis seng oksida seperti Pinxav mungkin lumayan efektif terutama sebagai pencegahan karena memberi efek baik mengeringkan dan astringent kulit sebagai antiseptik ringan tanpa iritasi 21 Meta analisis 2005 menemukan tidak ada bukti penggunaan vitamin A topikal mengobati dermatitis popok 28 Bahaya penggunaan bedak sunting Beragam bubuk penyerap kelembaban seperti talkum atau tepung mengurangi kelembaban tetapi mungkin menyebabkan komplikasi lain Bubuk yang terbawa udara dapat menyebabkan iritasi jaringan paru paru dan bubuk dari tanaman bertepung jagung arrowroot dapat menumbuhkan jamur dan tidak direkomendasikan oleh American Academy of Dermatology 29 Antijamur sunting Pada ruam yang terus menerus atau sangat buruk krem antijamur sering digunakan Pada kasus yang mana ruam condong merupakan iritasi sediaan kortikosteroid topikal ringan e g krem hidrokortison diberikan Kesulitan membedakan infeksi jamur dari iritasi kulit semata membuat banyak dokter memilih krem kombinasi kortikosteroid dan antijamur seperti hidrokortison mikonazol Referensi sunting James William Berger Timothy Elston Dirk 2005 Andrews Diseases of the Skin Clinical Dermatology 10th ed Saunders ISBN 0 7216 2921 0 Rapini Ronald P Bolognia Jean L Jorizzo Joseph L 2007 Dermatology 2 Volume Set St Louis Mosby ISBN 978 1 4160 2999 1 Visscher Marty O Chatterjee Ranjit Munson Karen A Bare Diane E Hoath Steven B 2000 01 Development of Diaper Rash in the Newborn Pediatric Dermatology 17 1 52 57 doi 10 1046 j 1525 1470 2000 01710 x ISSN 0736 8046 Periksa nilai tanggal di date bantuan John Harper MB BS MRCP Arnold P Oranje Neil S Prose 2006 Textbook of pediatric dermatology Wiley Blackwell hlm 160 ISBN 978 1 4051 1046 4 Diakses tanggal 9 May 2010 Payne D 2017 Stop the rash managing incontinence associated dermatitis in the community Br J Community Nurs 22 Suppl 3 S20 S26 doi 10 12968 bjcn 2017 22 Sup3 S20 PMID 28252336 Barthel W Markwardt F 1975 PubMed search incontinence associated dermatitis Title Biochemical Pharmacology 24 20 1903 4 doi 10 1016 0006 2952 75 90415 3 PMID 20 a b c d Shin Helen T 2014 04 01 Diagnosis and Management of Diaper Dermatitis Pediatric Clinics of North America Pediatric Dermatology 61 2 367 382 doi 10 1016 j pcl 2013 11 009 PMID 24636651 What is diaper rash What causes diaper rash MedicalBug Diakses tanggal 31 August 2012 pranala nonaktif permanen Chiou Y B Blume Peytavi U 2004 Stratum Corneum Maturation Skin Pharmacology and Physiology dalam bahasa english 17 2 57 66 doi 10 1159 000076015 ISSN 1660 5527 PMID 14976382 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link a b Handbook of nonprescription drugs an interactive approach to self care Berardi Rosemary R edisi ke 16th ed Washington D C American Pharmacists Association 2009 ISBN 978 1 58212 122 2 OCLC 234426657 Pemeliharaan CS1 Teks tambahan link Dib Rania Diaper Rash Medscape Diakses tanggal 31 August 2012 Atherton D J Mills K 2004 What can be done to keep babies skin healthy RCM Midwives Journal 7 7 288 290 Borkowski S 2004 Diaper rash care and management Pediatr Nurs 30 6 467 70 PMID 15704594 Gupta AK Skinner AR 2004 Management of diaper dermatitis Int J Dermatol 43 11 830 4 doi 10 1111 j 1365 4632 2004 02405 x PMID 15533067 Atherton DJ 2004 A review of the pathophysiology prevention and treatment of irritant diaper dermatitis Curr Med Res Opin 20 5 645 9 doi 10 1185 030079904125003575 PMID 15140329 Ferrazzini G Kaiser RR Hirsig Cheng SK et al 2003 Microbiological aspects of diaper dermatitis Dermatology 206 2 136 41 doi 10 1159 000068472 PMID 12592081 Ward DB Fleischer AB Feldman SR Krowchuk DP 2000 Characterization of diaper dermatitis in the United States Arch Pediatr Adolesc Med 154 9 943 6 doi 10 1001 archpedi 154 9 943 PMID 10980800 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008 12 16 Diakses tanggal 2020 05 02 Wolf R Wolf D Tuzun B Tuzun Y November 2000 Diaper dermatitis Clinics in Dermatology 18 6 657 660 doi 10 1016 s0738 081x 00 00157 7 ISSN 0738 081X PMID 11173200 Weston W L Lane A T Weston J A October 1980 Diaper dermatitis current concepts Pediatrics 66 4 532 536 ISSN 0031 4005 PMID 7432838 a b Abzug Mark Deterding Robin Hay William Levin Myron 2014 04 29 Current diagnosis amp treatment pediatrics Hay William W Levin Myron J Deterding Robin R Abzug Mark J edisi ke Twenty second New York ISBN 978 0071827348 OCLC 877881324 a b Scheinfeld N 2005 Diaper dermatitis a review and brief survey of eruptions of the diaper area American Journal of Clinical Dermatology 6 273 81 doi 10 2165 00128071 200506050 00001 PMID 16252927 Beeckman D Van Damme N Schoonhoven L Van Lancker A Kottner J Beele H Gray M Woodward S Fader M 10 November 2016 Interventions for preventing and treating incontinence associated dermatitis in adults The Cochrane Database of Systematic Reviews 11 CD011627 doi 10 1002 14651858 CD011627 pub2 PMC 6464993 nbsp PMID 27841440 Nappy Rash Medinfo Diakses tanggal 31 August 2012 How to Treat Baby Rash Identify and Treat Baby Rash thebabyrash com dalam bahasa Inggris 2017 05 02 Diakses tanggal 2017 05 21 Akin Frank Spraker Mary Aly Raza Leyden James Raynor William Landin Wendell 2001 08 01 Effects of Breathable Disposable Diapers Reduced Prevalence of Candida and Common Diaper Dermatitis Pediatric Dermatology dalam bahasa Inggris 18 4 282 290 doi 10 1046 j 1525 1470 2001 01929 x ISSN 1525 1470 PMID 11576399 Baer E L Davies M W Easterbrook K J 2006 07 19 Disposable nappies for preventing napkin dermatitis in infants PDF The Cochrane Database of Systematic Reviews 3 CD004262 doi 10 1002 14651858 CD004262 pub2 ISSN 1469 493X PMID 16856040 Prasad H R Y Srivastava Pushplata Verma Kaushal K October 2004 Diapers and skin care merits and demerits Indian Journal of Pediatrics 71 10 907 908 doi 10 1007 bf02830834 ISSN 0019 5456 PMID 15531833 Davies Mark W Dore Amanda J Perissinotto Kaylene L 2005 10 19 Topical Vitamin A or its derivatives for treating and preventing napkin dermatitis in infants Cochrane Database of Systematic Reviews dalam bahasa Inggris 4 CD004300 doi 10 1002 14651858 CD004300 pub2 ISSN 1465 1858 PMC 6718230 nbsp PMID 16235358 Mom and baby skin care American Academy of Dermatology Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2012 Diakses tanggal 31 August 2012 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pranala luar suntingKlasifikasiDICD 10 L22ICD 9 CM 691 0MeSH D003963DiseasesDB 23119Sumber luarMedlinePlus 000964eMedicine ped 2755 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Dermatitis popok iritan amp oldid 24269080