www.wikidata.id-id.nina.az
Agama Mesir Kuno adalah bentuk kepercayaan dan ritual politeisme nan kompleks yang melekat pada masyarakat Mesir Kuno Agama ini berpusat pada interaksi orang orang Mesir dengan dewa dewi yang mereka yakini muncul dan mengendalikan kekuatan alam Ritual ritual seperti doa dan pemberian persembahan merupakan upaya agar mendapat pertolongan dari para dewa Praktik keagamaan formal tertumpu pada firaun sang penguasa Mesir yang dipercaya memiliki kekuatan suci karena kedudukannya Para firaun berperan sebagai perantara rakyatnya dengan para dewa serta berkewajiban untuk menjunjung mereka melalui ritual ritual dan persembahan agar keseimbangan di alam semesta tetap terjaga Negeri tersebut juga mendedikasikan sumber daya yang sangat besar terutama untuk kegiatan kegiatan ritual dan pembangunan kuil kuil Seseorang dapat berinteraksi dengan para dewa demi kepentingan pribadi meminta pertolongan melalui doa atau meminta mereka untuk bertindak melalui ritual sihir Praktik praktik ini meski ada bedanya tetapi tetap berkaitan dengan ritual dan adat adat formal Tradisi keagamaan populer kemudian berkembang pesat dalam perjalanan sejarah Mesir seiring memudarnya status firaun Aspek penting lainnya adalah kepercayaan yang terkait alam baka dan upacara pemakaman Bangsa Mesir melakukan upaya khusus untuk memastikan kekekalan jiwa mereka setelah kematian mereka mempersiapkan makam makam perkakas pemakaman dan persembahan persembahan dalam rangka melestarikan tubuh dan jiwa orang yang telah meninggal Agama ini bermula sejak zaman prasejarah Mesir dan berlangsung selama lebih dari 3 000 tahun Seluk beluk keyakinan agama ini telah berubah seiring waktu sejalan dengan ketidaktetapan sifat keluhuran para dewa serta pergeseran hubungan rumit mereka Pada berbagai kesempatan dewa dewa tertentu kedudukannya dianggap lebih unggul dari yang lain termasuk dewa matahari Ra dewa pencipta Amun dan ibu dewi Isis Untuk periode yang singkat dalam teologi yang diundangkan oleh Firaun Akhenaten dewa tunggal yang disebut Aten menggantikan dewa dewa tradisional Agama dan mitologi Mesir Kuno banyak menyisakan tulisan tulisan dan monumen monumen beserta pengaruh luasnya terhadap kebudayaan kuno maupun modern Daftar isi 1 Teologi 1 1 Dewa Dewi 1 2 Asosiasi antar dewa 1 3 Kecenderungan monoteisme 1 4 Atenisme 2 Konsep penting lainnya 2 1 Kosmologi 2 2 Firaun agung 2 3 Alam baka 2 4 Penghakiman 3 Sastra 3 1 Mitologi 3 2 Teks ritual dan magis 3 3 Nyanyian dan doa 3 4 Teks pemakaman 4 Praktik 4 1 Kuil 4 2 Ritual dan festival resmi 4 3 Hewan suci 4 4 Peramal 4 5 Agama populer 4 6 Sihir 4 7 Praktik pemakaman 5 Sejarah 5 1 Periode Pradinasti dan Dinasti Awal 5 2 Kerajaan Lama dan Pertengahan 5 3 Kerajaan Baru 5 4 Periode berikutnya 5 5 Peninggalan 5 5 1 Zaman modern 6 Catatan kaki 7 Daftar pustaka 8 Bacaan lanjut 9 Pranala luarTeologiKepercayaan dan ritual yang sekarang disebut sebagai Agama Mesir Kuno adalah bagian tak terpisahkan dalam setiap aspek kebudayaan Mesir Bahasa mereka tidak memiliki satu pun istilah yang sepadan dengan konsep agama Eropa modern Agama Mesir Kuno bukanlah tradisi monolitik tetapi terdiri dari serangkaian keyakinan dan praktik yang luas dan beragam terhubung oleh fokus bersama mereka pada interaksi dunia manusia dan dunia dewa Karakteristik para dewa yang menghuni alam suci melekat pada pemahaman orang orang Mesir mengenai sifat sifat dunia tempat mereka tinggal 1 Dewa Osiris Anubis dan Horus dari kiri ke kananDewa Dewi Artikel utama Dewa Dewi Mesir Kuno Bangsa Mesir Kuno meyakini kekuatan para dewa di semua gerak dan prinsip prinsip alam Mereka percaya bahwa para dewa tidak hanya mengendalikan fenomena alam tetapi juga ada dalam unsur unsur alam itu sendiri 2 Kekuatan luhur ini termasuk elemen elemen karakteristik hewan atau kekuatan kekuatan abstrak Mereka percaya pada panteon dewa dewa yang berperan serta dalam semua aspek alam semesta dan komunitas manusia Praktik praktik religius yang mereka lakukan merupakan upaya untuk menjaga dan menenangkan fenomena fenomena tersebut dan mengubahnya demi kepentingan manusia 3 Sistem politeistik ini sangat kompleks karena dewa dewa diyakini muncul dalam manifestasi yang berbeda beda dan beberapa di antaranya memiliki peran mitologis Beragam kekuatan alam seperti matahari dikaitkan pada banyak dewa Panteon yang beragam mulai dari dewa dengan peran yang vital di alam semesta hingga dewa dewa kecil atau demon dengan peran yang sangat terbatas atau terlokalkan 4 Ini juga termasuk dewa dewa yang diadopsi dari kebudayaan asing dan adakalanya dari manusia firaun yang telah meninggal dianggap suci dan terkadang jelata yang dihormati seperti Imhotep juga didewakan 5 Penggambaran para dewa dalam karya seni bangsa Mesir bukanlah dimaksudkan sebagai representasi harfiah mengenai bentuk rupa para dewa seandainya mereka dapat dilihat karena sifat sejati para dewa diyakini penuh rahasia Sebaliknya penggambaran ini memberikan bentuk agar dewa dewa yang abstrak dapat dikenali dengan membandingkannya dengan simbol simbol alam yang menunjukkan peran mereka 6 Misalnya dewa kematian Anubis digambarkan sebagai jakal makhluk dengan kebiasaan mengais yang dianggap dapat merusak kelestarian jenazah Kulit hitamnya menyimbolkan warna daging yang dimumikan dan tanah hitam subur yang dianggap orang orang Mesir sebagai lambang kebangkitan Ikonografi ini tidak baku dan dapat berubah ubah karena beberapa dewa dapat digambarkan dalam berbagai bentuk 7 Banyak dewa dewa yang dikaitkan dengan suatu wilayah tertentu di Mesir dan pemujaan terhadap mereka di wilayah tersebut paling diutamakan Namun asosiasi ini berubah seiring waktu dan bukan berarti dewa yang terkait dengan suatu tempat memang berasal dari sana Misalnya dewa Monthu adalah pelindung asli kota Thebes Namun selama periode Kerajaan Pertengahan perannya digantikan oleh Amun yang mungkin telah muncul di tempat lain Popularitas dan kepentingan dewa dewa individu berfluktuasi dengan cara yang sama 8 Amun Ra kamutef mengenakan hiasan kepala Amun dan cakram matahari yang mewakili RaAsosiasi antar dewa Bangsa Mesir menyadari fakta bahwa fenomena alam yang berbeda saling terkait satu sama lain sehingga mereka juga mengaitkannya dengan dewa dewa 3 Para dewa Mesir memiliki hubungan timbal balik yang rumit yang sebagiannya menggambarkan interaksi kekuatan yang mereka wakili Bangsa Mesir biasa mengelompokkan dewa dewa dalam menggambarkan hubungan hubungan ini Beberapa kelompok dewa yang keluhurannya tidak pasti diperhubungkan atas kesamaan peranan mereka Ini biasanya termasuk dewa dewa kecil yang sedikit memiliki identitas individual Kombinasi lain menghubungkan dewa dewa berdasarkan makna simbolik angka angka dalam mitologi Mesir misalnya pasangan dewa biasanya mewakili dualitas fenomena yang berlawanan Salah satu kombinasi yang lebih umum adalah tritunggal kekerabatan yang terdiri dari ayah ibu dan anak yang disembah bersamaan Beberapa kelompok memiliki kepentingan yang lebih luas Misalnya Enneas yaitu kelompok yang terdiri dari sembilan dewa dalam sistem teologis yang tercakup dalam ranah mitologis penciptaan kerajaan dan alam baka 9 Hubungan antara para dewa juga dapat diekspresikan dalam proses sinkretisme yaitu dua dewa atau lebih dipadukan membentuk satu dewa gabungan Proses ini merupakan pengakuan akan kehadiran satu dewa di dalam yang lainnya jika dewa kedua memiliki peran yang termasuk peran dewa pertama Hubungan hubungan di antara para dewa ini berubah ubah serta tidak mewakili perpaduan dua dewa menjadi satu secara permanen Oleh karena itu beberapa dewa bisa membangun banyak hubungan sinkretis 10 Kadang kala sinkretisme ini memadukan dewa dewa dengan karakteristik yang sangat mirip Di lain waktu ia berpadu dengan dewa yang memiliki sifat sangat berlainan seperti ketika Amun dewa kekuatan tersembunyi digabung dengan Ra sang dewa matahari melahirkan Amun Ra yang memadukan kekuatan di balik segala hal dengan kekuatan terbesar dan paling tampak di alam 11 Kecenderungan monoteisme Banyak dewa diberikan julukan yang tampaknya menunjukkan bahwa mereka lebih hebat daripada dewa lainnya menggambarkan semacam penunggalan di luar banyaknya kekuatan kekuatan alam Hal ini berlaku khususnya bagi beberapa dewa yang pada berbagai waktu dalam lintasan sejarah menjadi sangat penting bagi agama Mesir Termasuk pelindung kerajaan Horus dewa matahari Ra dan ibu dewi Isis 12 Selama Kerajaan Baru sekitar 1550 1070 SM Amun memegang kedudukan ini Teologi pada zaman tersebut menguraikan secara rinci khususnya mengenai kehadiran Amun dalam mengendalikan segala hal sehingga ia dianggap lebih unggul daripada dewa lainnya yaitu sebagai perwujudan kekuatan dewa yang mencakup segalanya 13 Akibat pernyataan teologis seperti ini banyak ahli Mesir masa lalu seperti Siegfried Morenz de percaya bahwa di bawah tradisi politeistik agama Mesir terjadi peningkatan keyakinan akan keesaan dewa mengarah pada monoteisme Contoh dalam sastra Mesir yang menyebutkan dewa tanpa merujuk pada dewa tertentu tampaknya memberikan tendensi pada pandangan ini Namun pada tahun 1971 Erik Hornung en menunjukkan bahwa ciri ciri yang kiranya dimiliki mahluk agung dapat dikaitkan dengan banyak dewa yang berbeda bahkan pada periode ketika dewa dewa lain yang unggul Dia berpendapat bahwa rujukan kepada dewa yang tidak ditentukan dimaksudkan untuk merujuk secara fleksibel ke dewa manapun Karena itu ia berpendapat bahwa meski beberapa individu mungkin secara henoteis memilih satu dewa untuk disembah agama Mesir secara keseluruhan tidak memiliki gagasan tentang keberadaan suci di luar banyaknya dewa Namun perdebatan tidaklah berakhir di sana Jan Assmann en dan James P Allen en sejak itu menegaskan bahwa orang Mesir pada tingkat tertentu mengakui kekuatan suci tunggal Menurut pandangan Allen gagasan mengenai monoteistik muncul berdampingan secara inklusif dengan tradisi politeistik Ada kemungkinan bahwa hanya para teolog Mesir yang sepenuhnya mengakui kesatuan mendasar ini tetapi juga mungkin rakyat Mesir biasa mengidentifikasi kekuatan tunggal dengan satu dewa pada situasi tertentu 14 Atenisme Artikel utama Atenisme Selama periode Kerajaan Baru Akhenaten menghapuskan pemujaan resmi pada dewa dewa lain demi menyembah cakram matahari Aten Hal ini sering dianggap sebagai contoh pertama monoteisme sejati dalam sejarah meskipun rincian teologi Atenis masih belum jelas dan anggapan bahwa itu monoteistik masih diperdebatkan Mengecualikan semua selain satu dewa untuk disembah merupakan peralihan yang radikal dalam tradisi Mesir dan sebagian menganggap Akhenaten lebih sebagai praktisi monolatri daripada monoteisme 15 karena dia tidak secara aktif menyangkal keberadaan dewa dewa lain dia hanya menahan diri untuk menyembah dewa apa pun kecuali Aten Di bawah kekuasaan penerus Akhenaten Mesir kembali ke agama tradisionalnya dan Akhenaten sendiri bahkan dikecam sebagai orang ingkar 16 Konsep penting lainnya Dewa udara Shu dibantu oleh dewa dewa lain memegang Nut sang Langit sedangkan Geb sang Bumi berbaring di bawah Kosmologi Lihat pula Maat Konsepsi Mesir mengenai alam semesta berpusat pada Ma at sebuah kata yang mencakup beberapa konsep termasuk kebenaran keadilan dan keteraturan Ini merupakan tatanan semesta yang kekal dan abadi baik di alam semesta maupun dalam masyarakat manusia Ma at sudah ada sejak penciptaan dunia dan tanpanya dunia akan kehilangan kohesinya Dalam kepercayaan Mesir Ma at terus menerus terancam oleh kekuatan kekacauan sehingga semua masyarakat diharuskan untuk mempertahankannya Pada tingkat manusia ini berarti semua anggota masyarakat harus bekerja sama dan hidup berdampingan pada tingkat kosmik berarti bahwa semua kekuatan alam para dewa harus terus menjalankan tugasnya dalam keseimbangan 17 Golongan yang terakhir inilah yang menjadi pokok pangkal agama Mesir Bangsa Mesir berusaha menjaga Ma at di alam semesta dengan menopang para dewa melalui persembahan dan dengan melakukan ritual untuk mencegah kekacauan serta mengabadikan siklus alam 18 Bagian terpenting dari pandangan Mesir mengenai kosmos adalah konsep waktu yang sangat berkaitan dengan pemeliharaan Ma at Sepanjang waktu linear suatu pola siklus berulang saat Ma at diperbarui oleh peristiwa periodik yang menggemakan ciptaan asli Di antara peristiwa peristiwa ini adalah banjir tahunan Nil dan suksesi dari satu raja ke raja lainnya tetapi yang paling penting adalah perjalanan harian dewa matahari Ra 19 Ketika memikirkan bentuk kosmos bangsa Mesir melihat bumi sebagai hamparan tanah yang datar dan dipersonifikasikan oleh dewa Geb sedangkan yang melengkung adalah dewi langit Nut Keduanya dipisahkan oleh Shu dewa udara Di bawah bumi terbentang dunia bawah dan bawah langit yang paralel dan di luar langit terdapat hamparan tak terbatas Nu khaos yang sudah ada sebelum penciptaan 20 Bangsa Mesir juga percaya pada sebuah tempat yang disebut Duat wilayah misterius yang terkait dengan kematian dan kelahiran kembali yang mungkin terletak di dunia bawah atau di langit Setiap hari Ra melakukan perjalanan melintasi bumi di sisi bawah langit dan pada malam hari ia melewati Duat untuk dilahirkan kembali saat fajar 21 Dalam kepercayaan Mesir kosmos ini dihuni oleh tiga jenis makhluk hidup Salah satunya adalah para dewa yang lain adalah roh roh manusia yang telah meninggal yang ada di alam suci dan juga memiliki beberapa kemampuan para dewa Manusia yang hidup adalah kategori ketiga dan yang paling penting di antara mereka adalah firaun yang menjembatani alam manusia dengan para dewa 22 Patung kolosal Firaun Ramesses IIFiraun agung Artikel utama Firaun Para ahli Mesir telah lama memperdebatkan sejauh mana firaun dianggap sebagai dewa Tampaknya sangat mungkin bahwa orang Mesir memandang otoritas kerajaan itu sebagai kekuatan agung Oleh karena itu meskipun orang Mesir mengakui bahwa firaun adalah manusia dan tunduk pada kelemahan manusia mereka secara bersamaan memandangnya sebagai dewa karena kuasa suci kerajaan menjelma dalam dirinya Karena itu ia bertindak sebagai perantara antara rakyat Mesir dengan para dewa 23 Dia adalah kunci untuk menegakkan Ma at baik dengan menjaga keadilan dan harmoni dalam masyarakat serta dengan menopang para dewa melalui kuil kuil dan persembahan Untuk alasan ini ia mengawasi semua kegiatan keagamaan di negerinya 24 Namun pengaruh dan prestise kehidupan nyata firaun bisa berbeda dari yang digambarkan dalam tulisan tulisan dan penggambaran resmi dimana pada akhir periode Kerajaan Baru kepentingan peranan firaun terkait keagamaan menurun drastis 25 Raja juga dikaitkan dengan banyak dewa tertentu Dia diidentifikasi langsung dengan Horus yang mewakili kerajaan itu sendiri dan dia dianggap sebagai putra dewa Ra yang memerintah dan mengatur alam dan sebagai firaun yang memerintah serta mengatur masyarakat Pada periode Kerajaan Baru ia juga dikaitkan dengan Amun kekuatan tertinggi dalam kosmos 26 Setelah kematiannya sang raja sepenuhnya didewakan Dalam keadaan ini ia langsung diidentifikasi dengan Ra dan juga dikaitkan dengan Osiris dewa kematian dan kelahiran kembali serta ayah mitologis Horus 27 Banyak kuil pemakaman yang dibangun didedikasikan khusus untuk pemujaan firaun sebagai dewa 28 Burung ba salah satu aspek dari konsep jiwa dalam Mesir kuno Alam baka Kehidupan setelah kematian merupakan bagian terpenting dalam kepercayaan bangsa Mesir kuno Kepercayaan bangsa Mesir kuno akan adanya kehidupan setelah kematian disimbolkan dalam bentuk salib firaun yang disebut kunci kehidupan ankh Kunci kehidupan ini merupakan simbol kehidupan yang kekal simbol paling suci yang terdapat di makam makam dan dinding dinding kuil 29 Bangsa Mesir memiliki keyakinan yang rumit tentang kematian dan alam baka Mereka percaya bahwa manusia memiliki ka atau daya kehidupan yang meninggalkan jasad pada titik kematian Semasa hidup ka menerima rezekinya dari makanan dan minuman sehingga diyakini untuk menjaga keabadiannya setelah kematian ka harus terus mendapatkan persembahan makanan yang esensi spiritualnya masih bisa dikonsumsi Setiap orang juga memiliki ba serangkaian karakteristik spiritual yang unik bagi setiap individu mirip dengan gagasan kepribadian 30 Tidak seperti ka ba tetap melekat pada jasad setelah kematian Upacara pemakaman Mesir dimaksudkan untuk melepaskan ba dari jasadnya sehingga bisa bergerak bebas dan bergabung kembali dengan ka sehingga bisa hidup kembali sebagai akh Namun penting juga bahwa jasad mendiang untuk dilestarikan karena orang Mesir percaya bahwa ba akan kembali ke jasadnya setiap malam untuk menerima kehidupan baru sebelum kemudian muncul di pagi hari sebagai akh 31 Pada masa masa awal firaun yang meninggal diyakini naik ke langit dan tinggal di antara bintang bintang 32 Selama Kerajaan Lama sekitar 2686 2181 SM ia lebih erat dikaitkan dengan kelahiran dewa matahari Ra dan dengan penguasa dunia bawah Osiris karena dewa dewa tersebut dianggap lebih penting 33 Penghakiman Dalam kepercayaan alam baka yang berkembang sejak periode Kerajaan Baru jiwa seseorang harus menghindari berbagai marabahaya adikodrati di Duat sebelum menjalani persidangan terakhir dikenal juga sebagai fase Penimbangan Jantung yang dilakukan oleh Osiris dan 42 Hakim Ma at Dalam persidangan ini para dewa menimbang perbuatan perbuatan mendiang semasa hidup dilambangkan oleh jantung dengan bulu yang mewakili dewi Ma at untuk menentukan apakah ia telah berbuat sesuai dengan Ma at Jika mendiang lebih berat timbangan kebaikannya dan dinilai layak maka ka dan ba nya disatukan menjadi Akh dan dia akan hidup dengan penuh keindahan dan kebahagiaan 34 Apabila timbangan kejahatannya lebih berat dia akan dikirim ke suatu tempat dimana ia akan disiksa dalam keabadian oleh sebuah makhluk yang disebut dengan pemakan kematian 35 Beberapa keyakinan muncul mengenai takdir Akh Seringkali orang yang mati dikatakan tinggal di alam Osiris negeri yang subur dan menyenangkan di dunia bawah 36 Penampakan matahari dari alam baka tempat roh mendiang bepergian dengan Ra dalam perjalanan sehari harinya terutama masih dikaitkan dengan keluarga raja tetapi juga bisa meluas untuk orang lain Selama Kerajaan Pertengahan dan Baru ada gagasan yang lazim bahwa akh dapat juga melakukan perjalanan di dunia orang hidup dan untuk beberapa alasan secara ajaib akh juga dapat mempengaruhi peristiwa peristiwa di sana 37 SastraLihat pula Sastra Mesir Kuno Meskipun bangsa Mesir tidak memiliki kitab keagamaan yang terpadu mereka menghasilkan banyak literatur keagamaan dalam berbagai jenis Naskah yang beragam tersebut memberikan pemahaman yang sangat luas namun masih belum menjelaskan secara lengkap tentang praktik dan keyakinan agama Mesir 38 Ra tengah melakukan perjalanan melalui dunia bawah dalam barque nya ditemani oleh dewa dewa lain 39 Mitologi Artikel utama Mitologi Mesir Mitos mitos Mesir adalah kisah kisah metaforis yang dimaksudkan untuk menggambarkan dan menjelaskan tingkah laku dan peran para dewa di alam Rincian peristiwa yang mereka ceritakan bisa berubah untuk menyampaikan perspektif simbolis yang berbeda pada peristiwa peristiwa misterius yang mereka gambarkan sehingga tercipta banyak mitos dalam versi yang berbeda dan saling bertentangan 40 Narasi mitos jarang ditulis secara penuh dan isi naskahnya lebih sering hanya mengandung episode dari atau kiasan ke mitos yang lebih besar 41 Oleh karena itu pengetahuan tentang mitologi Mesir sebagian besar berasal dari himne nyanyian yang memerinci peran dewa tertentu dari naskah ritual dan magis yang menggambarkan tindakan yang berkaitan dengan peristiwa mistis dan dari teks pemakaman yang menyebutkan peran dewa dewa di alam baka Beberapa informasi juga didapat dari kiasan dalam teks sekuler 38 Akhirnya orang orang Yunani dan Romawi seperti Plutarch mencatat beberapa mitos yang masih ada di akhir sejarah Mesir 42 Di antara mitos mitos Mesir yang penting adalah mitos penciptaan Menurut kisah kisah ini dunia muncul sebagai ruang kering di lautan primordial khaos Karena matahari sangat penting untuk kehidupan di bumi kebangkitan pertama Ra menandai momen kemunculan ini Berbagai bentuk mitos menggambarkan proses penciptaan dalam berbagai cara transformasi dewa primordial Atum menjadi elemen elemen yang membentuk dunia sebagai pidato berdaya cipta dari dewa intelektual Ptah dan sebagai perbuatan kekuatan tersembunyi Amun 43 Terlepas dari variasi ini penciptaan mewakili pembentukan awal ma at dan pola untuk siklus waktu berikutnya 44 Yang paling penting dari semua mitos Mesir adalah mitos Osiris dan Isis 45 Mitos ini menceritakan tentang dewa penguasa Osiris yang dibunuh oleh saudaranya Set dewa yang sering dikaitkan dengan kekacauan 46 Saudari dan istri Osiris Isis membangkitkannya sehingga dia bisa mengandung seorang putra Horus Osiris kemudian memasuki dunia bawah dan menjadi penguasa orang mati Setelah dewasa Horus bertempur dan mengalahkan Set untuk menjadi raja 47 Hubungan Set dengan kekacauan dan identifikasi Osiris dan Horus sebagai penguasa yang sah memberikan alasan untuk suksesi firaun dan menggambarkan para firaun sebagai penegak ketertiban Pada saat yang sama kematian dan kelahiran kembali Osiris terkait dengan siklus pertanian Mesir yang tanamannya tumbuh di tengah genangan Nil dan memberikan sebuah contoh untuk kebangkitan jiwa manusia setelah kematian 48 Motif mitos penting lainnya adalah perjalanan Ra melalui Duat setiap malam Dalam perjalanan ini Ra bertemu dengan Osiris yang sekali lagi bertindak sebagai agen regenerasi sehingga hidupnya diperbarui Dia juga bertarung setiap malam dengan Apep dewa kejahatan yang mewakili kekacauan Kekalahan Apep dan pertemuan dengan Osiris memastikan terbitnya matahari keesokan paginya peristiwa yang mewakili kelahiran kembali dan kemenangan ketertiban atas kekacauan 49 Teks ritual dan magis Prosedur ritual keagamaan sering ditulis pada papirus yang digunakan sebagai instruksi bagi mereka yang melakukan ritual Naskah naskah ritual ini disimpan terutama di perpustakaan perpustakaan kuil Kuil kuil itu sendiri juga ditulisi dengan teks naskah tersebut biasanya disertai dengan ilustrasi Berbeda dengan ritual papirus inskripsi ini tidak dimaksudkan sebagai instruksi tetapi dimaksudkan untuk mengabadikan ritual secara simbolis bahkan ketika dalam kenyataannya orang orang telah berhenti untuk melakukannya 50 Teks teks magis juga menggambarkan ritual walaupun ritual ini adalah bagian dari mantra yang digunakan untuk tujuan tertentu dalam kehidupan sehari hari Meskipun untuk tujuan keduniawian banyak dari teks teks ini juga berasal dari perpustakaan kuil dan kemudian disebarluaskan untuk masyarakat umum 51 Nyanyian dan doa Bangsa Mesir menghasilkan banyak doa dan nyanyian pujian yang ditulis dalam bentuk puisi Nyanyian dan doa mengikuti struktur yang sama namun dibedakan menurut tujuan pembuatannya Nyanyian pujian ditulis untuk memuji dewa dewa tertentu 52 Seperti teks ritual mereka ditulis di papirus dan di dinding kuil dan mungkin dibacakan sebagai bagian dari ritual tempat mereka berada dalam prasasti kuil 53 Sebagian besar terstruktur sesuai dengan satu set formula sastra yang dirancang untuk menjelaskan sifat aspek dan fungsi mitologi dari dewa tertentu 52 Mereka cenderung menyatakan teologi pokok secara lebih eksplisit daripada tulisan agama Mesir lainnya yang kemudian menjadi sangat penting di Kerajaan Baru karena pada periode tersebut wacana teologis sangat aktif digunakan 54 Doa mengikuti pola umum yang sama seperti nyanyian pujian tetapi membahasakan dewa yang relevan dengan cara yang lebih pribadi meminta berkat bantuan atau pengampunan atas kesalahan Doa jarang dilakukan sebelum Kerajaan Baru yang menunjukkan bahwa pada periode sebelumnya interaksi pribadi langsung dengan dewa dipercaya sebagai sesuatu yang mustahil atau setidaknya kurang diekspresikan secara tertulis Mereka dikenal terutama dari inskripsi pada patung dan stela yang tersisa di situs situs suci sebagai persembahan nazar 55 Bagian dari Kitab Kematian oleh juru tulis Hunefer yang menggambarkan Penimbangan Jantung Teks pemakaman Di antara tulisan tulisan Mesir yang paling signifikan dan ekstensif dilestarikan adalah teks pemakaman yang dirancang untuk memastikan bahwa jiwa jiwa orang yang sudah meninggal mencapai alam baka yang nyaman 56 Yang paling awal adalah Teks Piramida Pyramid Texts yakni berupa koleksi ratusan mantra yang diukir di dinding piramida kerajaan selama periode Kerajaan Lama yang dimaksudkan untuk memberikan firaun sarana untuk bergabung dengan para dewa di alam baka secara magis 57 Mantra mantra tersebut muncul dalam susunan dan kombinasi yang berbeda dan beberapa di antaranya terlihat di semua piramida 58 Pada akhir Kerajaan Lama bagian baru mantra mantra pemakaman yang termasuk materi Teks Piramida mulai muncul di makam makam terutama tertulis pada peti mati Koleksi tulisan ini dikenal sebagai Teks Peti Mati Coffin Texts dan tidak disediakan untuk keluarga raja tetapi tertulis di makam pejabat non kerajaan 59 Di zaman Kerajaan Baru beberapa teks pemakaman yang baru muncul yang paling terkenal adalah Kitab Kematian Book of the Dead Berbeda dengan kitab kitab sebelumnya kitab ini memuat ilustrasi atau sketsa sketsa yang komprehensif 60 Kitab tersebut disalin pada papirus dan dijual kepada orang biasa untuk ditempatkan di makam mereka 61 Teks Peti Mati memuat bagian bagian dengan deskripsi rinci mengenai dunia bawah dan instruksi tentang cara mengatasi bahayanya Di Kerajaan Baru materi ini memunculkan beberapa kitab alam baka seperti Kitab Gerbang Kitab Gua Gua dan Amduat 62 Tidak seperti koleksi mantra mantra lepas kitab kitab alam baka ini adalah penggambaran yang terstruktur atas bagian ketika Ra melewati Duat dan disertai analogi perjalanan jiwa orang yang meninggal melalui alam kematian Penggunaannya pada awalnya terbatas pada makam makam firaun tetapi pada Periode Menengah Ketiga mereka digunakan lebih luas 63 Saat Mesir menjadi lebih modern praktik kunonya digantikan dengan teknik ilmiah yang baru dan efisien Beberapa kemajuan ilmiah ini terkait dengan pengembangan mumifikasi Dengan meningkatkan praktik mumifikasi tingkat lanjut mereka bangsa Mesir mampu mencapai tingkat kesempurnaan baru perihal kehidupan setelah kematian Praktik Tiang pertama dan barisan tiang Kuil Isis di Philae Kuil Artikel utama Kuil Mesir Kuil kuil telah ada sejak permulaan sejarah Mesir dan pada puncak peradaban mereka kuil kuil berdiri di sebagian besar kota kota di Mesir Kuil kuil ini termasuk kuil pemakaman yang melayani roh roh firaun dan kuil yang didedikasikan untuk sang dewa pelindung meskipun perbedaannya samar karena antara keilahian dan kedudukan raja terjalin begitu erat 44 Kuil kuil tersebut terutama tidak dimaksudkan sebagai tempat untuk pemujaan oleh masyarakat umum dan rakyat jelata memiliki seperangkat praktik keagamaan yang kompleks tersendiri Sebaliknya kuil kuil yang dikelola negara berfungsi sebagai rumah bagi para dewa tempat gambaran fisik yang berfungsi sebagai perantara mereka dirawat dan diberi persembahan Hal ini diyakini perlu untuk menyokong para dewa sehingga mereka pada gilirannya dapat menyokong alam semesta itu sendiri 64 Dengan demikian kuil kuil menjadi pusat masyarakat Mesir dan sumber daya yang besar pun dikhususkan untuk pemeliharaannya termasuk sumbangan dari monarki dan lahan lahan luas mereka Para firaun sering memperluas kuil sebagai bagian dari kewajiban mereka untuk menghormati para dewa sehingga banyak ditemui kuil yang berdiri dengan ukuran sangat besar 65 Meski demikian tidak semua dewa memiliki kuil yang didedikasikan untuk mereka karena banyak dewa dalam teologi resmi hanya menerima sedikit ibadah dan banyaknya dewa dewa rumah tangga menjadi fokus pemujaan populer dibanding ritual kuil 66 Kuil kuil paling awal Mesir memiliki struktur kecil dan tidak permanen tetapi selama Kerajaan Lama dan Pertengahan desainnya berkembang menjadi lebih rumit dan lebih banyak dibangun dari batu Pada zaman Kerajaan Baru rencana atau dasar tata letak kuil dilahirkan berevolusi dari elemen elemen yang sama dari kuil kuil Kerajaan Lama dan Pertengahan Dengan berbagai variasi rencana ini digunakan untuk sebagian besar kuil yang dibangun sejak saat itu dan sebagian besar dari mereka bertahan hingga kini Dalam rencana standar ini kuil dibangun di sepanjang pusat prosesi melewati serangkaian ruang dan balai menuju tempat suci yang menyimpan patung dewa kuil Akses ke bagian paling suci dari kuil kuil ini terbatas pada firaun dan pendeta pendeta tingkat tertinggi Perjalanan dari pintu masuk kuil ke tempat suci dianggap sebagai sebuah perjalanan dari dunia manusia ke alam suci sebuah titik yang ditekankan oleh simbolisme mitologis kompleks yang hadir dalam arsitektur kuil 67 Jauh di luar bangunan kuil adalah dinding terluar Di ruang antara keduanya terhampar bangunan bangunan tambahan termasuk ruang kerja dan tempat penyimpanan untuk memasok kebutuhan kuil Terdapat pula perpustakaan tempat tulisan suci kuil dan catatan duniawi disimpan yang mana berfungsi juga sebagai pusat pembelajaran pada berbagai subyek 68 Penmaat digambarkan dalam posisinya sebagai pendeta Amun membakar dupa dan memperlihatkan kepala yang dicukur menunjukkan kesucian pendeta Secara teoritis adalah tugas firaun untuk melaksanakan ritual di kuil karena ia adalah perwakilan resmi Mesir untuk para dewa Kenyataannya tugas ritual hampir selalu dilakukan oleh para pendeta Selama Kerajaan Lama dan Pertengahan tidak ada kelas pendeta yang terpisah sebaliknya banyak pejabat pemerintah yang bertugas dalam kapasitas ini selama beberapa bulan di luar tahun sebelum kembali ke tugas tugas sekuler mereka Hanya di Kerajaan Baru yang melakukannya adalah kependetaan profesional meskipun sebagian besar pendeta tingkat rendah masih bekerja paruh waktu Semua masih dipekerjakan oleh negara dan firaun yang memutuskan dalam penunjukan mereka 69 Namun akibat kekayaan kuil kuil yang kian bertambah pengaruh kependetaan makin meningkat hingga menyamai firaun itu sendiri Dalam fragmentasi politik Periode Menengah Ketiga sekitar 1070 664 SM para pendeta tinggi Amun di Karnak bahkan menjadi penguasa Mesir Hulu 70 Para pegawai kuil juga termasuk banyak selain para pendeta seperti para pemusik dan pelantun dalam upacara upacara di kuil Di luar kuil ada pengrajin dan pekerja lain yang membantu memenuhi kebutuhan kuil serta petani yang bekerja di perkebunannya Semua dibayar dengan bagian dari pendapatan kuil Karena itu kuil kuil besar merupakan pusat kegiatan ekonomi yang sangat penting karena terkadang bahkan mempekerjakan hingga ribuan orang 71 Ritual dan festival resmi Praktik keagamaan negara mencakup ritual kuil dalam pemujaan dewa dan upacara yang berkaitan dengan kerajaan suci Di antara yang terakhir adalah upacara penobatan firaun dan festival sed ritual pembaruan kekuatan firaun yang dilaksanakan secara berkala selama masa pemerintahannya 72 Ada banyak ritual kuil termasuk ritual yang terjadi di seluruh negeri dan ritual terbatas pada satu kuil atau kuil kuil dewa tunggal Beberapa dilakukan setiap hari sementara yang lain dilakukan setiap tahun atau pada kesempatan langka 73 Ritual kuil yang paling umum adalah upacara persembahan pagi dilakukan setiap hari di kuil kuil di seluruh Mesir Di dalamnya seorang pendeta tingkat tinggi atau kadang kadang firaun mencuci meminyaki dan menghiasi patung dewa dengan saksama sebelum menyajikannya dengan persembahan Setelah itu ketika dewa telah mengkonsumsi esensi spiritual dari persembahan barang barang tersebut diambil untuk dibagikan di kalangan para pendeta 72 Ritual kuil atau festival yang jarang terjadi masih dilakukan setiap tahun Perayaan perayaan ini biasanya berupa kegiatan selain persembahan biasa kepada para dewa seperti peragaan kembali mitos mitos tertentu atau penghancuran kekuatan kekuatan jahat secara simbolis 74 Sebagian besar peristiwa ini kemungkinan hanya dirayakan oleh para pendeta dan hanya dilakukan di dalam kuil 73 Namun festival kuil yang paling penting seperti Festival Opet dirayakan di Karnak biasanya berupa prosesi membawa patung dewa keluar dari tempat suci untuk mengunjungi situs penting lainnya seperti kuil dewa terkait Masyarakat biasanya berkumpul untuk menyaksikan prosesi tersebut dan kadang kadang mendapat bagian persembahan pada kesempatan kesempatan seperti ini 75 Apis merupakan seekor lembu jantan yang dipelihara oleh pendeta di dalam kuil di Memphis 76 Hewan suci Di banyak situs situs suci orang Mesir memuja hewan yang mereka yakini sebagai perwujudan dewa tertentu Hewan hewan ini dipilih berdasarkan tanda tanda suci tertentu yang diyakini menunjukkan kesesuaian mereka atas peran tersebut Beberapa hewan suci ini mempertahankan status tersebut selama sisa hidupnya seperti lembu Apis yang dipuja di Memphis sebagai manifestasi dewa Ptah 77 Apabila seekor lembu mati apis orang orang Mesir berkabung selama 70 hari Bangkainya dibubuhi dengan rempah rempah kemudian dimakamkan dengan segala kehormatan 76 Hewan lain juga dihormati untuk jangka waktu yang lebih singkat Pemujaan pemujaan ini menjadi lebih populer di kemudian hari dan kuil kuil mulai memelihara hewan hewan untuk memilih manifestasi dewa baru 77 Sebuah praktik terpisah dikembangkan saat Dinasti ke Dua Puluh Enam dimana mulai dilakukan mumifikasi pada setiap anggota spesies hewan tertentu sebagai persembahan kepada dewa yang diwakili oleh spesies tersebut Jutaan kucing burung dan makhluk lainnya yang dimumifikasi dikubur di kuil kuil untuk menghormati para dewa Mesir 78 Para penyembah membayar pendeta dewa tertentu untuk mendapatkan dan membuat mumi hewan yang diasosiasikan dengan dewa tersebut dan mumi tersebut diletakkan di pemakaman dekat pusat penyucian dewa Peramal Bangsa Mesir menggunakan jasa peramal Orakel untuk meminta para dewa agar memberikan pengetahuan atau bimbingan Peramal Mesir dikenal terutama dari Kerajaan Baru dan sesudahnya Masyarakat dari berbagai kelas termasuk raja mengajukan pertanyaan pertanyaan pada peramal dan terutama di akhir Kerajaan Baru jawaban mereka dapat digunakan untuk menyelesaikan sengketa hukum atau menginformasikan keputusan kerajaan 79 Cara paling umum untuk berkonsultasi dengan peramal adalah mengajukan pertanyaan ke patung dewa ketika sedang dibawa dalam prosesi festival dan menafsirkan jawaban dari gerakan barque Metode lain termasuk menafsirkan perilaku hewan suci lukisan atau patung patung Cara memahami kehendak dewa tersebut memberikan pengaruh besar bagi para pendeta yang berbicara dan menafsirkan pesan pesan dewa 80 Agama populer Jika pemujaan resmi kerajaan dimaksudkan untuk menjaga stabilitas dunia bangsa Mesir masyarakat awam memiliki praktik keagamaan tersendiri yang berhubungan langsung dengan kehidupan sehari hari mereka 81 Agama populer ini meninggalkan sedikit bukti dibanding pemujaan resmi sehingga tidak dapat dipastikan sejauh mana hal itu mencerminkan praktik masyarakat secara keseluruhan karena bukti bukti ini sebagian besar dihasilkan oleh bagian penduduk Mesir yang kaya saja 82 Praktik keagamaan populer termasuk upacara dalam menandai transisi penting dalam kehidupan Ini termasuk kelahiran sebab bahaya yang dapat terjadi dalam prosesnya serta upacara penamaan karena nama dianggap sebagai bagian penting dari identitas seseorang Yang paling penting dari upacara upacara ini adalah upacara seputar kematian yang mana tujuannya untuk memastikan kelangsungan jiwa seseorang setelah kematian 83 Praktik keagamaan lainnya antara lain seperti upaya dalam memahami kehendak para dewa atau mencari pengetahuan mereka Praktik praktik tersebut termasuk penafsiran mimpi yang dianggap sebagai pesan dari alam suci dan konsultasi peramalan Masyarakat juga berupaya dalam mempengaruhi tingkah laku para dewa untuk kepentingan mereka sendiri melalui ritual magis sihir 84 Penduduk Mesir juga berdoa kepada dewa dan memberi persembahan secara pribadi Bukti ketaatan pribadi semacam ini jarang terjadi sebelum Kerajaan Baru Hal ini merupakan akibat dari pembatasan budaya dalam penggambaran aktivitas keagamaan oleh non kerajaan Ketaatan pribadi menjadi lebih menonjol di akhir Kerajaan Baru ketika para dewa dipercaya memiliki andil secara langsung dalam kehidupan seseorang seperti menghukum orang orang yang melakukan kesalahan dan menyelamatkan orang yang taat dari marabahaya 55 Kuil kuil resmi adalah tempat tempat penting untuk berdoa dan persembahan pribadi meskipun kegiatan utama mereka tertutup bagi orang awam Orang Mesir biasa menyumbangkan barang barang untuk dipersembahkan di kuil dewa dan benda benda yang bertuliskan doa untuk ditempatkan di ruang pengadilan kuil Seringkali mereka berdoa secara pribadi di depan arca kuil atau di kuil yang disiapkan untuk penggunaan tersebut 82 Namun selain kuil penduduk juga menggunakan kapel lokal yang terpisah dengan ukuran yang lebih kecil tetapi lebih mudah diakses daripada kuil kuil resmi Kapel kapel ini sangat banyak dan mungkin dikelola oleh anggota masyarakat 85 Rumah tangga juga biasa memiliki kuil kecil sendiri untuk dipersembahkan kepada dewa atau keluarga yang sudah meninggal 86 Para dewa yang dipuja dalam situasi semacam ini agak berbeda dari mereka yang berada di pusat pemujaan negara Banyak dewa populer yang penting seperti dewi kesuburan Taweret dan pelindung rumah tangga Bes yang tidak memiliki kuil sendiri Namun banyak dewa lainnya termasuk Amun dan Osiris yang sangat penting dalam agama populer maupun resmi 87 Beberapa individu mungkin mengkhususkan diri pada satu dewa Seringkali mereka menyukai dewa yang berafiliasi dengan wilayah mereka sendiri atau dengan peran mereka dalam kehidupan Dewa Ptah misalnya sangat penting di pusat pemujaannya di Memphis Namun sebagai dewa pelindung pengrajin ia menerima pemujaan di seluruh negeri dalam perannya tersebut 88 Sihir Kata sihir magic dapat digunakan untuk menerjemahkan istilah Mesir heka yang maknanya seperti James P Allen katakan kemampuan untuk membuat sesuatu terjadi dengan cara tidak langsung 89 Heka diyakini sebagai fenomena alam kekuatan yang digunakan untuk menciptakan alam semesta serta digunakan para dewa untuk bekerja sesuai kemauan mereka Manusia juga bisa menggunakannya dan praktik praktik magis terkait erat dengan agama Bahkan ritual biasa yang dilakukan di kuil juga dianggap sebagai sihir 90 Teknik magis juga sering digunakan secara personal untuk tujuan pribadi Meskipun hal ini bisa berbahaya bagi orang lain namun tidak ada bentuk sihir yang diduga mengandung bahaya di dalamnya Sebaliknya sihir dianggap sebagai jalan bagi manusia untuk mencegah atau mengatasi peristiwa peristiwa negatif 91 Jimat dalam bentuk Mata Horus simbol magis yang umumSihir erat kaitannya dengan kependetaan Karena di perpustakaan kuil terdapat banyak teks magis pengetahuan magis yang luar biasa diberikan kepada lektor pendeta yang mempelajari teks teks tersebut Para pendeta ini biasa bekerja di luar kuil mereka menyewakan jasa magis untuk orang awam Profesi lain juga biasa menggunakan sihir sebagai bagian dari pekerjaan mereka termasuk dokter pawang kalajengking dan pembuat jimat magis Kemungkinan besar bahwa kaum tani juga menggunakan sihir sederhana demi tujuan mereka Namun karena pengetahuan magis ini diwariskan secara lisan keberadaan bukti tentang hal ini terbatas 92 Bahasa terkait erat dengan heka sedemikian rupa sehingga Thoth dewa penulisan kadang kadang dikatakan sebagai pencipta heka 93 Oleh karena itu sihir sering melibatkan mantra tertulis atau lisan meskipun biasanya disertai juga dengan aktivitas aktivitas ritual Seringkali ritual ini menggunakan kekuatan dewa yang sesuai untuk melakukan aksi yang diinginkan memanfaatkan kekuatan heka untuk memaksa mereka bertindak Kadang kadang ritual ini mengharuskan para praktisi atau subjek ritual untuk berperan sebagai karakter dalam mitologi sehingga mendorong dewa untuk bertindak terhadap orang tersebut seperti yang ada dalam mitos Ritual juga menggunakan sihir simpatik menggunakan objek yang diyakini memiliki kemiripan yang sangat signifikan dengan subjek ritual Bangsa Mesir juga biasa menggunakan benda benda yang diyakini mengandung heka nya sendiri seperti jimat pelindung magis yang banyak dipakai oleh rakyat Mesir biasa 94 Praktik pemakaman Lihat pula Mesir Kuno Adat pemakaman Karena dianggap perlu demi keabadian jiwa pelestarian jenazah adalah bagian sentral dari praktik praktik pemakaman Mesir Awalnya bangsa Mesir mengubur jasad orang yang meninggal di gurun pasir dengan kondisinya yang gersang mampu memumikan jasad tersebut secara alami Namun pada Periode Dinasti Awal mereka mulai menggunakan makam demi perlindungan sehingga jasad terisolasi dari pengaruh kekeringan pasir dan bergantung pada pembusukan alami Maka bangsa Mesir mengembangkan praktik pembalseman yang cukup rumit yaitu jasad seseorang secara artifisial dikeringkan dan dibungkus kemudian diletakkan dalam peti mati 95 Kualitas proses pembalsemaan beragam tergantung biaya Bagi yang tidak mampu mendanai pembalseman mereka masih melakukan penguburan di gurun 96 Upacara Opening of the Mouth yang dilakukan sebelum pemakamanSetelah proses mumifikasi selesai mumi diangkut dari rumahnya menuju makam untuk prosesi pemakaman yang dihadiri teman dan kerabatnya bersama dengan para pendeta Sebelum pemakaman para pendeta ini melakukan beberapa ritual termasuk Upacara Pembukaan Mulut Opening of the Mouth yang dimaksudkan untuk mengembalikan indra mendiang dan memberinya kemampuan untuk menerima persembahan Kemudian mumi tersebut akan dikubur dan makamnya disegel 97 Setelah itu para kerabat atau pendeta memberi persembahan makanan kepada mendiang di kapel kamar jenazah secara berkala Seiring waktu keluarga akan mengabaikan persembahan untuk kerabat yang sudah lama meninggal sehingga kebanyakan pemujaan tersebut hanya berlangsung satu atau dua generasi saja 98 Namun jika pemujaan masih berlangsung orang yang hidup terkadang menulis surat yang isinya meminta bantuan pada kerabat yang meninggal dengan keyakinan bahwa orang yang meninggal dapat mempengaruhi dunia orang hidup seperti yang dilakukan para dewa 99 Makam orang Mesir pertama disebut mastaba berupa struktur bata persegi panjang sebagai tempat para raja dan bangsawan dimakamkan Masing masing berisi ruang pemakaman bawah tanah dan kapel terpisah di atas tanah untuk ritual pemakaman Di Kerajaan Lama mastaba berkembang menjadi piramida yang melambangkan gundukan purba mitos Mesir Piramida dibangun untuk para bangsawan disertai dengan kuil kuil besar di pusatnya Firaun Kerajaan Pertengahan terus membangun piramida sehingga popularitas mastaba berangsur memudar Semakin banyak rakyat biasa dengan sarana yang memadai dikuburkan di pemakaman batu yang dilengkapi kapel kapel di dekatnya suatu pendekatan yang ampuh untuk menangkal perampokan makam Pada awal Kerajaan Baru bahkan para firaun dikuburkan di makam jenis ini dan terus berlangsung hingga kemerosotan agama itu sendiri 100 Makam bisa berisi berbagai macam barang lainnya termasuk patung mendiang untuk dijadikan sebagai pengganti jasad seandainya rusak 101 Karena diyakini bahwa mendiang harus melakukan pekerjaan di alam baka seperti dalam kehidupan di dunia pemakaman sering kali memuat model model kecil manusia yang melakukan pekerjaan di tempat mendiang 102 Makam orang orang kaya juga bisa berisi perabotan pakaian dan benda sehari hari lainnya yang dimaksudkan untuk digunakan di alam baka bersama dengan jimat dan barang barang lain sebagai perlindungan magis terhadap marabahaya di dunia arwah 103 Perlindungan lebih lanjut diberikan oleh teks teks pemakaman Dinding makam juga memuat karya seni termasuk lukisan makanan orang yang telah meninggal yang secara magis diyakini memungkinkan mendiang menerima rezeki bahkan setelah persembahannya berhenti dilakukan 104 Sejarah Narmer seorang penguasa pra dinasti ditemani oleh orang orang yang membawa panji panji berbagai dewa lokalPeriode Pradinasti dan Dinasti Awal Agama Mesir diperkirakan berawal sejak masa prasejarah berdasarkan bukti yang hanya berasal dari catatan arkeologi langka dan ambigu Pemakaman yang teliti selama Periode Pradinasti menyiratkan bahwa orang orang pada masa ini percaya pada beberapa bentuk kehidupan setelah kematian Pada saat yang sama hewan hewan dikuburkan secara ritual sebuah praktik yang mungkin mencerminkan perkembangan dewa zoomorphism penggambaran dewa dalam bentuk hewan seperti yang ditemukan dalam agama sesudahnya 105 Terdapat bukti yang samar mengenai dewa dewa dalam wujud manusia dan jenis dewa ini mungkin kemunculannya lebih lambat dibanding dalam wujud hewan Setiap daerah di Mesir awalnya memiliki dewa pelindungnya sendiri tetapi karena komunitas komunitas kecil ini saling menaklukkan atau menyerap satu sama lain dewa dari wilayah yang kalah dimasukkan ke dalam mitologi dewa lain atau diserap keseluruhannya Hal ini menghasilkan panteon yang kompleks yaitu beberapa dewa tetap penting hanya secara lokal sedangkan yang lain mengembangkan makna yang lebih universal 106 Seiring perubahan waktu dan pergeseran kerajaan seperti kerajaan pertengahan kerajaan baru dan kerajaan lama biasanya agama yang mengikutinya tetap di dalam batas batas wilayah tersebut Periode Dinasti Awal dimulai dengan penyatuan Mesir sekitar 3000 SM Peristiwa ini mengubah agama Mesir karena beberapa dewa menjadi kepentingan nasional dan pemujaan firaun yang agung menjadi fokus utama kegiatan keagamaan 107 Horus diidentifikasi sebagai raja dan pusat pemujaannya di ibukota Mesir Hulu Nekhen Nekhen adalah salah satu situs keagamaan paling penting pada masa itu Pusat penting lainnya adalah Abydos tempat para penguasa awal membangun kompleks pemakaman yang cukup megah 108 Kerajaan Lama dan Pertengahan Selama Kerajaan Lama para pendeta dewa dewa besar berusaha untuk mengatur panteon nasional yang rumit menjadi kelompok kelompok yang terkait dengan mitologi mereka serta peribadatan di kuil seperti Ennead dari Heliopolis yang menghubungkan dewa dewa penting seperti Atum Ra Osiris dan Set dalam satu mitos penciptaan 109 Sementara itu piramida disertai dengan kompleks kuil kamar jenazah yang besar menggantikan mastaba sebagai makam firaun Berbeda dengan ukuran kompleks piramida yang besar kuil kuil untuk dewa tetap relatif kecil menunjukkan bahwa agama resmi pada periode ini lebih menekankan pemujaan raja agung daripada pemujaan dewa dewa secara langsung Ritual penguburan dan arsitektur periode ini sangat mempengaruhi kuil kuil dan ritual rumit yang digunakan dalam pemujaan para dewa pada periode berikutnya 110 Kompleks piramida di Djedkare IsesiDi awal Kerajaan Lama Ra semakin berpengaruh dan pusat pemujaannya di Heliopolis menjadi situs agama paling penting di negara ini 111 Pada Dinasti Kelima Ra adalah dewa yang paling menonjol di Mesir Terbangunnya kaitan yang erat antara Ra dengan kerajaan dan alam baka menjadikan hal ini bertahan selama sisa sejarah Mesir 112 Pada masa yang sama Osiris menjadi dewa alam baka yang penting Teks Piramida pertama kali ditulis pada masa ini mencerminkan keunggulan konsep matahari dan Osirian tentang alam baka meskipun mereka juga mengandung sisa sisa tradisi yang jauh lebih tua 113 Teks teks tersebut merupakan sumber yang sangat penting untuk memahami teologi Mesir kuno 114 Pada abad ke 22 SM Kerajaan Lama runtuh dalam kekacauan Periode Menengah Pertama dengan konsekuensi penting bagi agama Mesir Para pejabat Kerajaan Lama sudah mulai mengadopsi upacara pemakaman yang awalnya didedikasikan untuk para bangsawan 115 Tetapi kini adanya hambatan yang longgar di antara kelas kelas sosial bermakna bahwa praktik praktik ini serta keyakinan keyakinan yang menyertainya secara bertahap diperluas ke semua penduduk Mesir yakni sebuah proses yang disebut demokratisasi alam baka 116 Pandangan Osirian tentang alam baka memiliki daya tarik terbesar bagi rakyat jelata sehingga Osiris menjadi salah satu dewa yang paling penting 117 Akhirnya para penguasa dari Thebes bersatu kembali dengan bangsa Mesir di Kerajaan Pertengahan sekitar 2055 1650 SM Firaun Thebes ini awalnya mempromosikan dewa pelindung Monthu untuk kepentingan nasional tetapi selama Kerajaan Pertengahan ia dikalahkan oleh meningkatnya popularitas Amun 118 Di negara Mesir yang baru ini ketaatan pribadi tumbuh lebih penting dan dinyatakan lebih bebas dalam sastra sebuah tren yang kemudian berlanjut di Kerajaan Baru 119 Kerajaan Baru Kerajaan Pertengahan runtuh pada Periode Menengah Kedua sekitar 1650 1550 SM tetapi negeri tersebut kembali dipersatukan oleh penguasa Thebes yang menjadi firaun pertama Kerajaan Baru Di bawah rezim baru ini Amun menjadi dewa negara tertinggi Dia disinkretisasi dengan Ra pelindung raja yang sudah lama berdiri dan kuilnya di Karnak menjadi pusat agama Mesir yang paling penting Ketinggian status Amun sebagian disebabkan karena pentingnya wilayah Thebes juga karena kependetaan yang semakin profesional Diskusi teologis mereka yang maju menghasilkan uraian rinci tentang kekuatan universal Amun 120 Hubungan yang meningkat dengan orang luar pada periode ini menyebabkan adopsi dari banyak dewa Timur Dekat ke dalam jajaran dewa dewa mereka Pada saat yang sama orang orang Nubia yang ditaklukkan menyerap kepercayaan agama Mesir dan khususnya mengadopsi Amun sebagai dewa mereka 121 Akhenaten dan keluarganya menyembah AtenTatanan religius Kerajaan Baru terpecah ketika Akhenaten menyetujui dan menggantikan Amun dengan Aten sebagai dewa negara Akhirnya ia menghapuskan ibadah resmi untuk sebagian besar dewa lainnya serta memindahkan ibu kota Mesir ke kota baru di Amarna Bagian sejarah Mesir ini kemudian disebut Periode Amarna Dengan demikian Akhenaten mengklaim status yang belum pernah terjadi sebelumnya hanya dia yang bisa memuja Aten dan rakyatnya menujukan ibadah mereka kepadanya Sistem Atenistis tidak memiliki mitologi dan keyakinan alam baka yang berkembang dengan baik dan Aten tampak jauh dan impersonal sehingga rezim baru tersebut tidak menarik bagi rakyat biasa 122 Dengan demikian banyak yang terus menyembah dewa dewa tradisional secara pribadi Namun penarikan dukungan negara terhadap dewa dewa lain sangat mengganggu masyarakat Mesir 123 Para penerus Akhenaten kemudian memulihkan sistem agama tradisional dan akhirnya mereka membongkar semua monumen Atenistis 124 Sebelum Periode Amarna agama populer cenderung mengarah ke hubungan yang lebih pribadi antara jamaah dan dewa dewa mereka Perubahan Akhenaten telah membalikkan tren ini tetapi setelah agama tradisional dipulihkan ada reaksi balik Masyarakat mulai percaya bahwa para dewa jauh lebih banyak terlibat secara langsung dalam kehidupan sehari hari Amun dewa tertinggi dianggap sebagai wasit terakhir dari takdir manusia penguasa sejati Mesir Firaun juga lebih bersifat manusiawi dan keagungannya memudar Pentingnya peramal sebagai instrumen pengambilan keputusan semakin meningkat begitu pula kekayaan dan pengaruh para penutur nubuat kependetaan Tren ini merusak struktur tradisional masyarakat dan berkontribusi pada runtuhnya Kerajaan Baru 125 Periode berikutnya Pada milenium ke 1 SM Mesir menjadi lebih lemah daripada di masa sebelumnya dan dalam beberapa periode bangsa asing mengambil alih negeri tersebut serta mencaplok posisi firaun Pentingnya status firaun terus memudar dan penekanan pada ketaatan populer terus meningkat Pemujaan hewan yang merupakan bentuk ibadah khas Mesir semakin populer di periode ini sebagai respon terhadap ketidakpastian dan pengaruh asing di masa tersebut 126 Isis lebih populer sebagai dewi perlindungan sihir dan keselamatan pribadi dan menjadi dewi paling penting di Mesir 127 SerapisPada abad ke 4 SM Mesir menjadi kerajaan Helenistik di bawah Dinasti Ptolemaik 305 30 SM yang mengambil alih peran firaun dalam mempertahankan agama tradisional dan membangun atau memperbarui kuil kuil Golongan penguasa kerajaan Yunani mengidentifikasi dewa dewa Mesir dengan milik mereka sendiri 128 Dari sinkretisme lintas budaya ini muncul Serapis dewa yang menggabungkan Osiris dan Apis dengan karakteristik dewa Yunani yang menjadi sangat populer di kalangan penduduk Yunani Namun demikian kebanyakan dua sistem kepercayaan tersebut tetap terpisah dan dewa dewa Mesir tetap di Mesir 129 Kepercayaan era Ptolemeus sedikit berubah setelah Mesir menjadi provinsi Kekaisaran Romawi pada 30 SM dengan raja raja Ptolemeus digantikan oleh kaisar kaisar nun jauh 128 Pemujaan Isis bahkan menarik bagi orang orang Yunani dan Romawi di luar Mesir dan dalam bentuk Helenisasi menyebar ke seluruh kekaisaran 130 Di Mesir sendiri ketika kekaisaran mulai melemah kuil kuil resmi runtuh dan porak poranda Tanpa adanya pengaruh yang terpusat praktik keagamaan menjadi terpecah pecah dan terlokalisasi Sementara itu agama Kristen tersebar di seluruh Mesir dan pada abad ketiga dan keempat Masehi dekrit kaisar Kristen dan gerakan ikonoklasme penduduk Kristen lokal mengikis kepercayaan tradisional Walaupun mampu bertahan di kalangan penduduk untuk beberapa lama agama Mesir perlahan lahan memudar 131 Altar untuk Thoth dari pengikut Kemetik Peninggalan Agama Mesir menciptakan kuil kuil dan makam makam yang menjadi memorial Mesir kuno paling abadi tetapi juga mempengaruhi kebudayaan lain Pada zaman firaun banyak simbol simbol seperti sfinks dan Matahari Bersayap yang diadopsi oleh budaya lain di seluruh Mediterania dan Timur Dekat juga beberapa dewa dewa mereka seperti Bes Beberapa koneksi ini sulit dilacak Konsep Elysium Yunani mungkin berasal dari pandangan Mesir tentang alam baka 132 Pada akhir zaman dahulu konsep Neraka agama Kristen kemungkinan besar dipengaruhi oleh beberapa tamsil dalam Duat Cerita Injil mengenai Yesus dan Maria mungkin telah dipengaruhi oleh Isis dan Osiris 133 Keyakinan Mesir juga mempengaruhi atau memunculkan beberapa sistem kepercayaan esoterik yang dikembangkan oleh orang orang Yunani dan Romawi yang menganggap Mesir sebagai sumber kebijaksanaan mistik Hermetisisme misalnya berasal dari tradisi pengetahuan sihir rahasia yang terkait dengan Thoth 134 Zaman modern Jejak keyakinan kuno tetap ada dalam tradisi rakyat Mesir hingga zaman modern tetapi pengaruhnya pada masyarakat modern meningkat dengan invasi Prancis di Mesir pada tahun 1798 serta penglihatan mereka pada monumen monumen dan gambaran gambaran Sebagai akibatnya orang Barat mulai mempelajari kepercayaan Mesir secara langsung dan motif agama Mesir diadopsi dalam kesenian Barat 135 Agama Mesir sejak itu memiliki pengaruh dalam kebudayaan populer Karena minat yang terus berlanjut pada kepercayaan Mesir pada akhir abad ke 20 beberapa kelompok agama baru yang berada di bawah label Kemetisme lahir berdasarkan rekonstruksi yang berbeda dari agama Mesir kuno 136 Catatan kaki Assmann 2001 hlm 1 5 80 Assmann 2001 hlm 63 64 82 a b Allen 2000 hlm 43 44 Wilkinson 2003 hlm 30 32 89 Silverman David P 1991 Divinity and Deities in Ancient Egypt dalam Shafer 1991 hlm 55 58 David 2002 hlm 53 Wilkinson 2003 hlm 28 187 89 Teeter Emily 2001 Cults Divine Cults dalam Redford 2001 hlm 340 44 vol I Wilkinson 2003 hlm 74 79 Dunand amp Zivie Coche 2005 hlm 27 28 Wilkinson 2003 hlm 33 35 Wilkinson 2003 hlm 36 67 Assmann 2001 hlm 189 92 241 42 Wilkinson 2003 hlmn 36 39 Assmann 2001 hlmn 10 11 Montserrat 2000 hlm 36ff Najovits 2003 hlmn 131 44 Dunand amp Zivie Coche 2005 hlm 35 Allen 2000 hlm 198 Allen 2000 hlm 115 17 Assmann 2001 hlmn 4 5 Shafer 1997 hlmn 2 4 Assmann 2001 hlmn 68 79 Allen 2000 hlmn 104 127 Shafer 1991 hlmn 117 21 Dunand amp Zivie Coche 2005 hlmn 45 46 Allen James P The Cosmology of the Pyramid Texts dalam Simpson 1989 hlm 20 26 Allen 2000 hlm 31 Wilkinson 2003 hlm 54 56 Assmann 2001 hlm 5 6 Wilkinson 2003 hlm 55 Shaw 2000 hlmn 311 12 David 2002 hlm 69 95 184 Wilkinson 2003 hlm 60 63 Shafer 1997 hlm 2 4 Nurlidiawati 2015 hlm 91 92 Allen 2000 hlm 79 80 Allen 2000 hlm 94 95 Taylor 2001 hlm 25 David 2002 hlm 90 94 95 Fleming amp Lothian 1997 hlm 104 Nurlidiawati 2015 hlm 91 Nurlidiawati 2015 hlm 91 David 2002 hlm 160 61 Assmann 2005 hlm 209 10 398 402 a b Traunecker 2001 hlm 1 5 Wilkinson 2003 hlm 222 223 Tobin Vincent Arieh 2001 Myths An Overview dalam Redford 2001 hlm 464 68 vol II Pinch 1995 hlm 18 Fleming amp Lothian 1997 hlm 26 Allen 2000 hlm 143 45 171 73 182 a b Shafer 1997 hlm 2 4 Assmann 2001 hlm 124 Fleming amp Lothian 1997 hlm 76 78 Quirke amp Spencer 1992 hlm 67 Fleming amp Lothian 1997 hlm 84 107 108 Fleming amp Lothian 1997 hlm 33 38 39 Dunand amp Zivie Coche 2005 hlm 93 99 Pinch 1995 hlm 63 a b Foster John L Lyric dalam Redford 2001 hlm 312 17 vol II Dunand amp Zivie Coche 2005 hlm 94 Assmann 2001 hlm 166 a b Ockinga Boyo Piety dalam Redford 2001 hlm 44 46 vol III Allen 2000 hlm 315 Hornung 1999 hlm 1 5 David 2002 hlm 93 Taylor 2001 hlm 194 95 Hornung 1999 hlm xvii 14 Quirke amp Spencer 1992 hlm 98 Allen 2000 hlm 316 17 Hornung 1999 hlm 26 27 30 Wilkinson 2003 hlm 42 44 Wilkinson 2000 hlm 8 9 50 Wilkinson 2000 hlm 82 Dunand amp Zivie Coche 2005 hlm 72 82 86 89 Wilkinson 2000 hlm 72 75 Shafer 1997 hlm 9 Wilkinson 2000 hlm 9 25 26 Wilkinson 2000 hlm 92 93 a b Thompson Stephen E Cults Overview dalam Redford 2001 hlm 326 332 a b Wilkinson 2000 hlm 95 Dunand amp Zivie Coche 2005 hlmn 93 95 Shafer 1997 hlm 25 Shafer 1997 hlm 27 28 a b Nurlidiawati 2015 hlm 90 a b Dunand amp Zivie Coche 2005 hlm 21 83 Quirke amp Spencer 1992 hlmn 78 92 94 Owen 2004 Kruchten Jean Marie Oracles dalam Redford 2001 hlm 609 611 Frankfurter 1998 hlm 145 152 Sadek 1988 hlm 1 2 a b Wilkinson 2003 hlm 46 Dunand amp Zivie Coche 2005 hlm 128 131 Baines dalam Shafer 1991 hlm 164 171 Lesko Barbara S Cults Private Cults dalam Redford 2001 hlm 336 339 Sadek 1988 hlm 76 78 David 2002 hlm 273 276 277 Traunecker 2001 hlm 98 Allen 2000 hlm 156 157 Pinch 1995 hlm 9 17 Baines dalam Shafer 1991 hlm 165 Pinch 1995 hlm 51 63 Pinch 1995 hlm 16 28 Pinch 1995 hlm 73 78 Quirke amp Spencer 1992 hlm 86 90 David 2002 hlm 300 1 Taylor 2001 hlm 187 93 Taylor 2001 hlm 95 David 2002 hlm 282 Taylor 2001 hlm 141 55 Fleming amp Lothian 1997 hlm 100 1 Taylor 2001 hlm 99 103 Taylor 2001 hlm 107 10 200 13 Quirke amp Spencer 1992 hlm 97 98 112 Wilkinson 2003 hlm 12 15 Wilkinson 2003 hlm 31 David 2002 hlmn 50 52 Wilkinson 2003 hlm 15 Wilkinson 2000 hlm 17 19 David 2002 hlm 51 81 85 Dunand amp Zivie Coche 2005 hlm 78 79 Malek Jaromir The Old Kingdom dalam Shaw 2000 hlm 92 93 108 9 David 2002 hlm 90 91 112 Malek Jaromir The Old Kingdom dalam Shaw 2000 hlm 113 David 2002 hlm 92 Assmann 2005 hlm 389 91 Seidlmayer Stephen The First Intermediate Period dalam Shaw 2000 hlm 124 David 2002 hlm 154 56 David 2002 hlm 154 Callender Gae The Middle Kingdom dalam Shaw 2000 hlm 180 81 David 2002 Assmann 2001 David 2002 hlm 276 304 David 2002 hlm 215 18 238 Van Dijk The Amarna Period and the Later New Kingdom c 1352 1069BC dalam Shaw 2000 hlm 287 311 David 2002 hlm 238 39 Van Dijk The Amarna Period and the Later New Kingdom c 1352 1069BC dalam Shaw 2000 hlm 289 310 12 Simpson 1989 hlm 72 79 David 2002 hlm 312 17 Wilkinson 2003 hlm 51 146 49 a b Peacock David The Roman Period dalam Shaw 2000 hlm 437 38 David 2002 hlm 325 28 David 2002 hlm 326 Frankfurter 1998 hlm 23 30 Assmann 2001 hlm 392 Strong amp Strong 2008 hlm 5 Hornung 2001 hlm 1 9 11 73 75 Hornung 2001 hlm 75 Fleming amp Lothian 1997 hlmn 133 36 Melton 2009 hlm 841 847 851 855 Daftar pustakaAllen James P 2000 Middle Egyptian An Introduction to the Language and Culture of Hieroglyphs dalam bahasa Inggris Cambridge University Press ISBN 0 521 77483 7 Assmann Jan 2001 1984 The Search for God in Ancient Egypt dalam bahasa Inggris Lorton David transl Cornell University Press ISBN 0 8014 8729 3 2005 2001 Death and Salvation in Ancient Egypt dalam bahasa Inggris Lorton David transl Cornell University Press ISBN 0 8014 4241 9 David Rosalie 2002 Religion and Magic in Ancient Egypt dalam bahasa Inggris Penguin ISBN 0 14 026252 0 Dunand Francoise amp Zivie Coche Christiane 2005 Gods and Men in Egypt 3000 BCE to 395 CE dalam bahasa Inggris Lorton David transl Cornell University Press ISBN 0 8014 8853 2 Fleming Fergus amp Lothian Alan 1997 The Way to Eternity Egyptian Myth dalam bahasa Inggris Amsterdam Duncan Baird ISBN 0 7054 3503 2 Frankfurter David 1998 Religion in Roman Egypt Assimilation and Resistance dalam bahasa Inggris Princeton University Press ISBN 0 691 07054 7 Hornung Erik 1999 The Ancient Egyptian Books of the Afterlife dalam bahasa Inggris Lorton David transl Cornell University Press ISBN 0 8014 8515 0 2001 The Secret Lore of Egypt Its Impact on the West dalam bahasa Inggris Lorton David transl Cornell University Press ISBN 0 8014 3847 0 Melton J Gordon 2009 Encyclopedia of American Religions dalam bahasa Inggris edisi ke 8th Gale Cengage Learning ISBN 0 7876 9696 X Montserrat Dominic 2000 Akhenaten History Fantasy and Ancient Egypt dalam bahasa Inggris Routledge ISBN 0 415 18549 1 Najovits Simson 2003 Egypt trunk of the tree dalam bahasa Inggris 2 Algora ISBN 978 0 87586 256 9 Nurlidiawati 2015 Sejarah Agama Agama Studi Historis tentang Agama Kuno Masa Lampau Jurnal Rihlah Makassar UIN Alauddin Makassar 3 1 88 108 ISSN 2339 0921 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 05 01 Diakses tanggal 2018 07 15 Owen James 2004 Egyptian Animals Were Mummified Same Way as Humans National Geographic News dalam bahasa Inggris Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 01 05 Diakses tanggal 2010 08 06 Pinch Geraldine 1995 Magic in Ancient Egypt dalam bahasa Inggris University of Texas Press ISBN 0 292 76559 2 pranala nonaktif permanen Quirke Stephen amp Spencer Jeffrey 1992 The British Museum Book of Ancient Egypt Thames amp Hudson ISBN 0 500 27902 0 Redford Donald B ed 2001 The Oxford Encyclopedia of Ancient Egypt dalam bahasa Inggris Oxford Oxford University Press ISBN 978 0 19 513822 1 Sadek Ashraf Iskander 1988 Popular Religion in Egypt during the New Kingdom dalam bahasa Inggris Hildesheim ISBN 3 8067 8107 9 Shafer Byron E ed 1991 Religion in Ancient Egypt Gods Myths and Personal Practice dalam bahasa Inggris Cornell University Press ISBN 0 8014 9786 8 Shafer Byron E ed 1997 Temples of Ancient Egypt dalam bahasa Inggris IB Tauris ISBN 1 85043 945 1 Shaw Ian ed 2000 The Oxford History of Ancient Egypt dalam bahasa Inggris New York Oxford University Press ISBN 0 19 815034 2 Simpson William Kelly ed 1989 Religion and Philosophy in Ancient Egypt dalam bahasa Inggris Yale Egyptological Seminar ISBN 0 912532 18 1 Strong Steven amp Strong Evan 2008 Mary Magdalene s Dreaming A Comparison of Aboriginal Wisdom and Gnostic Scripture dalam bahasa Inggris University Press of America ISBN 978 0 76184280 4 Taylor John 2001 Death and the Afterlife in Ancient Egypt dalam bahasa Inggris University of Chicago Press ISBN 0 226 79164 5 Traunecker Claude 2001 1992 The Gods of Egypt dalam bahasa Inggris Lorton David transl Cornell University Press ISBN 0 8014 3834 9 Wilkinson Richard H 2000 The Complete Temples of Ancient Egypt dalam bahasa Inggris Thames amp Hudson ISBN 0 500 05100 3 2003 The Complete Gods and Goddesses of Ancient Egypt dalam bahasa Inggris Thames amp Hudson ISBN 0 500 05120 8 Bacaan lanjutClarysse Willy Schoors Antoon Willems Harco Quaegebeur Jan 1998 Egyptian Religion The Last Thousand Years Studies Dedicated to the Memory of Jan Quaegebeur Peeters ISBN 90 429 0669 3 Harris Geraldine Sibbick John O Connor David 1992 Gods and Pharaohs from Egyptian Mythology Bedrick ISBN 0 87226 907 8 Hart George 1997 Egyptian Myths Legendary Past University of Texas Press ISBN 0 292 72076 9 Hill Marsha 2007 Gifts for the gods images from Egyptian temples New York The Metropolitan Museum of Art ISBN 9781588392312 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018 11 19 Diakses tanggal 2018 07 14 Bilolo Mubabinge 2004 Kinshasa Munich 1987 Les cosmo theologies philosophiques d Heliopolis et d Hermopolis Essai de thematisation et de systematisation Academy of African Thought dalam bahasa French 2 Munich Paris sec I Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link 2003 Kinshasa Munich 1986 Les cosmo theologies philosophiques de l Egypte Antique Problematique premisses hermeneutiques et problemes majeurs Academy of African Thought dalam bahasa French 1 Munich Paris sec I Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link 2003 Kinshasa Munich 1995 Metaphysique Pharaonique IIIeme millenaire av J C Academy of African Thought dalam bahasa French 4 Munich Paris C A Diop Center for Egyptological Studies INADEP sec I Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link 2004 Kinshasa Munich 1988 Le Createur et la Creation dans la pensee memphite et amarnienne Approche synoptique du Document Philosophique de Memphis et du Grand Hymne Theologique d Echnaton Academy of African Thought dalam bahasa French 2 Munich Paris sec I Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Pinch Geraldine 2004 Egyptian Mythology A Guide to the Gods Goddesses and Traditions of ancient Egypt Oxford University Press ISBN 0 19 517024 5 Schulz R Seidel M 1998 Egypt The World of the Pharaohs Cologne Konemann ISBN 3 89508 913 3 Pranala luarBudge EA Wallis Legends of the Gods diarsipkan dari versi asli tanggal 2016 03 04 diakses tanggal 2018 07 14 readable HTML book with images and footnotes Egyptian Gods Ideology and Belief in Ancient Egypt Digital Egypt UK UCL Ancient Egypt The Internet Sacred Text Archive Religion in the Lives of the Ancient Egyptians U Chicago Wikimedia Commons memiliki media mengenai Religion in Ancient Egypt Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Agama Mesir Kuno amp oldid 23837035