www.wikidata.id-id.nina.az
Teodisi Agustinus bahasa Inggris Augustinian theodicy adalah suatu bentuk teodisi Kristen yang membahas masalah kejahatan Pertama kali dibedakan sebagai suatu bentuk teodisi oleh John Hick dalam Evil and the God of Love yang ditulis pada tahun 1966 dimana ia menggolongkan teodisi Agustinus dan perkembangan selanjutnya sebagai Augustinian Hick membedakan antara teodisi Agustinus yang mencoba membebaskan Allah dari segala tanggung jawab kejahatan berdasarkan kebebasan kehendak dengan Teodisi Irenaeus yang menggambarkan Allah bertanggung jawab atas kejahatan tetapi dibenarkan karena bermanfaat untuk perkembangan manusia 1 Augustine lukisan Botticelli yang dianggap pengembang pertama bentuk teodisi ini Teodisi ini muncul sebagai respons terhadap persoalan yang berkaitan dengan adanya kejahatan 2 yang menimbulkan pertanyaan jika Allah itu Mahakuasa dan Maha Pemurah pasti tidak ada kejahatan di dunia Bukti adanya kejahatan mempertanyakan hakikat Allah atau keberadaan Nya bahwa Allah itu mungkin tidak Mahakuasa tidak Maha Pemurah atau tidak ada 3 Teodisi merupakan suatu upaya untuk menyelaraskan keberadaan dan hakikat Allah dengan adanya kejahatan di dunia dengan memberi penjelasan yang valid mengenai kejadiannya 2 Teodisi Agustinus menyatakan bahwa Allah menciptakan dunia ex nihilo dari nol dari kehampaan tetapi Allah tidak menciptakan kejahatan dan tidak bertanggung jawab atas kemunculannya 4 Kejahatan tidak dianggap muncul dengan sendirinya melainkan sebagai kehilangan kebaikan yaitu rusaknya ciptaan Allah 5 Teodisi Agustinus ini mendukung pandangan dosa asal Semua versi teodisi ini menerima tafsiran harfiah dari kisah penciptaan pada Kitab Kejadian termasuk keyakinan bahwa Allah menciptakan manusia laki laki dan perempuan tanpa dosa maupun tanpa penderitaan Kejahatan diyakini merupakan hukuman yang adil untuk kejatuhan manusia ke dalam dosa ketika Adam dan Hawa pertama kali melanggar perintah Allah dan diusir keluar dari Taman Eden 6 Kebebasan berkehendak umat manusia oleh Teodisi Agustinus dianggap merupakan alasan berkelanjutan untuk kejahatan moral orang melakukan perbuatan amoral atau bejat ketika kehendak mereka itu jahat 2 Sifat manusia yang jahat disebabkan oleh dosa asal para teolog Agustinian berpendapat bahwa dosa Adam dan Hawa merusak kehendak umat manusia 7 dan mempertahankan bahwa Allah tidak bersalah dan Allah itu baik dan Ia tidak bertanggung jawab atas adanya kejahatan 8 Daftar isi 1 Bentuk umum 2 Perkembangan 2 1 Agustinus 2 2 Thomas Aquinas 2 3 John Calvin 2 4 Peter van Inwagen 3 Kritik 3 1 Keberuntungan 3 2 Agama Buddha 3 3 Francesco Antonio Zaccaria 4 Lihat pula 5 Referensi 5 1 Catatan kaki 5 2 Daftar pustakaBentuk umum suntingTeodisi Augustinian pertama kali dibedakan sebagai bentuk teodisi oleh John Hick dalam Evil and the God of Love yang ditulis pada tahun 1966 di mana ia mengklasifikasikan teodisi Agustinus dan perkembangan selanjutnya sebagai Augustinian Hick membedakan antara teodisi Augustinian yang mencoba untuk membersihkan Tuhan dari semua tanggung jawab atas kejahatan berdasarkan kehendak bebas manusia dan teodisi Irenaia yang menganggap Tuhan bertanggung jawab atas kejahatan tetapi dibenarkan karena manfaatnya bagi perkembangan manusia 9 Teodisi Augustinian adalah tanggapan terhadap masalah pembuktian kejahatan 10 yang menimbulkan kekhawatiran bahwa jika Tuhan itu mahakuasa dan mahabaik seharusnya tidak ada kejahatan di dunia Bukti kejahatan dapat mempertanyakan sifat Tuhan atau keberadaannya dia tidak mahakuasa tidak baik hati atau tidak ada 11 Teodisi adalah upaya untuk mendamaikan keberadaan dan sifat Tuhan dengan bukti kejahatan di dunia dengan memberikan penjelasan yang valid untuk terjadinya 10 Teodisi Augustinian menegaskan bahwa Tuhan menciptakan dunia ex nihilo dari ketiadaan tetapi menyatakan bahwa Tuhan tidak menciptakan kejahatan dan tidak bertanggung jawab atas terjadinya 12 Kejahatan tidak dikaitkan dengan keberadaannya sendiri tetapi digambarkan sebagai privasi kebaikan kerusakan ciptaan Tuhan yang baik 13 Teodisi Augustinian mendukung gagasan tentang dosa asal Semua versi teodisi ini menerima implikasi teologis dari narasi penciptaan Kejadian termasuk keyakinan bahwa Tuhan menciptakan manusia tanpa dosa atau penderitaan Kejahatan diyakini sebagai hukuman yang adil atas kejatuhan manusia ketika Adam dan Hawa pertama kali tidak menaati Tuhan dan diasingkan dari Taman Eden 14 Kehendak bebas manusia ditawarkan oleh teodisi Augustinian sebagai alasan lanjutan untuk kejahatan moral orang melakukan tindakan tidak bermoral ketika kehendak mereka jahat 15 Sifat jahat dari kehendak manusia dikaitkan dengan dosa asal Para teolog Augustinian berpendapat bahwa dosa Adam dan Hawa merusak kehendak manusia 16 mempertahankan bahwa Allah tidak bercela dan baik dan bukan dirinya sendiri yang bertanggung jawab atas kejahatan 17 Perkembangan suntingAgustinus sunting Agustinus dari Hippo AD 354 430 adalah seorang filsuf dan teolog yang lahir di Afrika Romawi sekarang Aljazair Dia mengikuti agama Manichaean selama awal kehidupannya tetapi menjadi Kristen pada tahun 386 Dua karya utamanya Confessions dan City of God mengembangkan ide ide kunci mengenai tanggapannya terhadap penderitaan Dalam Confessions Agustinus menulis bahwa karyanya sebelumnya didominasi oleh materialisme dan bahwa membaca karya Plato memungkinkannya untuk mempertimbangkan keberadaan substansi non fisik Ini membantunya mengembangkan tanggapan terhadap masalah kejahatan dari perspektif teologis dan non Manichean 18 berdasarkan interpretasinya terhadap beberapa pasal pertama kitab Kejadian dan tulisan tulisan Rasul Paulus 19 Di City of God Agustinus mengembangkan teodisinya sebagai bagian dari upayanya untuk menelusuri sejarah manusia dan menjelaskan kesimpulannya 18 Agustinus mengusulkan bahwa kejahatan tidak dapat eksis di dalam Tuhan atau diciptakan oleh Tuhan dan sebaliknya merupakan produk sampingan dari kreativitas Tuhan 20 Dia menolak gagasan bahwa kejahatan ada dalam dirinya sendiri sebaliknya mengusulkan bahwa itu adalah kekurangan atau jatuh dari kebaikan dan kerusakan alam 13 Dia menulis bahwa kejahatan tidak memiliki sifat positif tetapi hilangnya kebaikan telah menerima nama jahat 21 Baik kejahatan moral maupun alami terjadi Agustinus berpendapat karena penggunaan kehendak bebas yang jahat 12 yang dapat ditelusuri kembali ke dosa asal Adam dan Hawa 15 Dia percaya bahwa kehendak jahat ini yang ada di dalam jiwa manusia adalah perubahan dari kehendak yang diberikan Tuhan kepada manusia membuat penderitaan sebagai hukuman yang adil atas dosa manusia 22 Karena Agustinus percaya bahwa seluruh umat manusia hadir secara mani di pinggang Adam ia berpendapat bahwa semua umat manusia mewarisi dosa Adam dan hukumannya yang adil 23 Namun terlepas dari keyakinannya bahwa kehendak bebas dapat diubah menjadi kejahatan Agustinus menyatakan bahwa sangat penting bagi manusia untuk memiliki kehendak bebas karena mereka tidak dapat hidup dengan baik tanpanya Dia berpendapat bahwa kejahatan bisa datang dari manusia karena meskipun manusia tidak mengandung kejahatan mereka juga tidak sepenuhnya baik dan karenanya bisa rusak 24 Agustinus percaya bahwa Neraka fisik ada tetapi hukuman fisik adalah sekunder dari hukuman karena terpisah dari Tuhan Dia mengajukan dua alasan untuk ini Pertama manusia memiliki kehendak bebas dan hanya mereka yang memilih untuk mengikuti Tuhan yang akan diampuni dan mampu menghindari Neraka 25 Kedua dia percaya bahwa pilihan Adam dan Hawa untuk berdosa mempengaruhi pilihan bebas kita dan bahwa manusia dibiarkan tidak mampu melawan dosa 26 Agustinus mengusulkan agar kasih karunia Yesus Kristus membebaskan manusia dari dosa asal tetapi ia menyatakan bahwa manusia hanya dapat diselamatkan jika mereka memilih untuk menerima kasih karunia dan bahwa pilihan ini dibentuk oleh karakter individu manusia Menerima bahwa bahkan mereka yang akan diselamatkan terus berbuat dosa Agustinus mengusulkan bahwa mereka yang memilih kasih karunia Tuhan masih akan pergi ke Neraka untuk sementara waktu untuk membersihkan mereka dari dosa mereka sebelum pergi ke Surga 26 Thomas Aquinas sunting Thomas Aquinas seorang filsuf dan teolog skolastik abad ketiga belas yang sangat dipengaruhi oleh Agustinus 27 mengusulkan suatu bentuk teodisi Augustinian dalam bukunya Summa Theologica Aquinas memulai dengan mencoba menegakkan keberadaan Tuhan 28 melalui Lima Jalannya dan kemudian membuktikan bahwa Tuhan itu baik dan harus memiliki alasan yang cukup secara moral untuk membiarkan kejahatan ada 29 Aquinas mengusulkan bahwa semua kebaikan di dunia harus ada dengan sempurna di dalam Tuhan dan bahwa yang ada dengan sempurna Tuhan harus benar benar baik Dia menyimpulkan bahwa Tuhan itu baik dan tidak ada kejahatan di dalam Tuhan 17 Aquinas mendukung pandangan Agustinus bahwa kejahatan adalah larangan kebaikan mempertahankan bahwa kejahatan memiliki keberadaan sebagai kekurangan yang secara intrinsik ditemukan dalam kebaikan 30 Keberadaan kejahatan ini menurut Aquinas dapat dijelaskan sepenuhnya dengan kehendak bebas Dihadapkan dengan pernyataan bahwa manusia akan menjadi lebih baik tanpa kehendak bebas dia berpendapat bahwa kemungkinan dosa diperlukan untuk dunia yang sempurna dan dengan demikian individu bertanggung jawab atas dosa mereka 15 Baik adalah penyebab kejahatan tetapi hanya karena kesalahan pada bagian dari agen Dalam teodisenya mengatakan sesuatu itu jahat berarti mengatakan bahwa ia tidak memiliki kebaikan yang berarti ia tidak dapat menjadi bagian dari ciptaan Tuhan karena ciptaan Tuhan tidak kekurangan apa apa Aquinas mencatat bahwa meskipun kebaikan membuat kejahatan menjadi mungkin itu tidak mengharuskan kejahatan Ini berarti bahwa Tuhan yang baik tidak dianggap sebagai penyebab kejahatan karena kejahatan muncul dari cacat pada agen dan Tuhan terlihat tanpa cacat 31 Filsuf Eleonore Stump mempertimbangkan komentar Aquinas tentang Kitab Ayub berpendapat bahwa Aquinas memiliki pandangan positif tentang penderitaan perlu untuk membedakan Bumi dengan surga dan mengingatkan manusia bahwa mereka masih memiliki kecenderungan untuk melakukan kejahatan 28 Aquinas percaya bahwa kejahatan dapat diterima karena kebaikan yang datang darinya dan kejahatan hanya dapat dibenarkan jika diperlukan agar kebaikan terjadi 32 Mencoba untuk membebaskan Tuhan dari tanggung jawab atas terjadinya kejahatan Aquinas bersikeras bahwa Tuhan hanya mengizinkan kejahatan terjadi daripada menghendakinya 33 Dia mengenali terjadinya apa yang tampaknya jahat tetapi tidak mengaitkannya dengan tingkat keberadaan yang sama dengan yang dia kaitkan dengan spiritualitas Seperti Agustinus Aquinas menegaskan bahwa manusia memikul tanggung jawab atas kejahatan karena penyalahgunaan kehendak bebas mereka 34 John Calvin sunting John Calvin merupakan seorang teolog dari Prancis abad ke 16 dan juga tokoh utama dalam perkembangan Calvinisme Perkembangannya dipengaruhi oleh berberapa karya Agustinus 35 Berbeda dengan Agustinus Calvin bersedia menerima bahwa Tuhan bertanggung jawab atas kejahatan dan penderitaan Namun ia juga menyatakan bahwa Tuhan tidak dapat didakwa untuk itu 36 Calvin melanjutkan pendekatan Augustinian bahwa dosa adalah akibat dari kejatuhan manusia dan berargumen bahwa pikiran kehendak dan kasih sayang manusia dirusak oleh dosa Dia percaya bahwa hanya kasih karunia Allah yang cukup untuk memberikan manusia bimbingan etis yang berkelanjutan dengan alasan bahwa akal dibutakan oleh sifat manusia yang berdosa 37 Calvin mengusulkan bahwa umat manusia ditentukan dibagi menjadi orang pilihan dan kaum reprobat orang pilihan adalah mereka yang telah dipilih Allah untuk diselamatkan dan satu satunya orang yang akan diselamatkan 38 Peter van Inwagen sunting Filsuf Peter van Inwagen mengusulkan formulasi orisinal teodisi Augustinian dalam bukunya The Problem of Evil Ia menyarankan agar untuk sementara formulasi panjang dari presentasi Augustine tentang teodisi kehendak bebas dapat menjawab masalah kejahatan manusia dan alam global itu tidak mampu menjawab apa yang dia sebut argumen lokal dari kejahatan yang berfokus pada contoh contoh spesifik kejahatan yang bisa telah dihapus dari dunia menjadi lebih baik tanpa mengganggu rencana Tuhan misalnya itu pasti tidak akan mengambil apa pun dari rencana Tuhan bagi dunia untuk hanya menghapus seorang wanita yang telah diperkosa dan dibunuh karena jumlah ini akan terlalu kecil dibandingkan ke seluruh kejahatan dunia untuk mengambil dari tujuan Tuhan untuk kejahatan seperti yang dikemukakan oleh Agustinus Sebagai tanggapan van Inwagen berpendapat bahwa tidak ada jumlah kejahatan yang tidak sewenang wenang yang diperlukan Tuhan untuk memenuhi rencananya dan dia melakukan ini dengan menggunakan rumusan paradoks Sorites Dia berargumen bahwa tidak ada jumlah kejahatan terkecil yang diperlukan untuk memenuhi rencana Tuhan dan dengan demikian Tuhan memilih jumlah kejahatan yang sewenang wenang untuk dunia ini yang akan memenuhi tujuannya seperti menunjukkan kepada dunia bahwa ada banyak kejahatan dan kejahatan bahwa ini tidak dapat dicegah Namun van Inwagen mencatat bahwa bahkan jika pembaca tidak setuju dengan dia dan percaya bahwa ada jumlah minimum yang diperlukan tanggapannya dapat dengan mudah dirumuskan untuk mengakomodasi mereka teis dapat dengan mudah mengatakan bahwa Tuhan memang memilih jumlah minimum dan dengan demikian ada bukanlah kejahatan yang sia sia karena setiap kejahatan memiliki tujuan dalam rencana Allah bagi dunia Dia mencatat bahwa tanggapan ini akan sangat terbuka untuk Molinists memang banyak Molinists seperti William Lane Craig telah memilih untuk menjawab dengan cara ini sebagai hasilnya 39 40 Kritik suntingKeberuntungan sunting Narasi Agustinus dalam pertengkaran dengan Manichean Fortunatus sebagian melibatkan masalah kriminal dan merekam debat publik antara Agustinus dan guru Manichean Fortunatus Fortunatus mengkritik teisme Agustinus dan mengusulkan bahwa jika Tuhan memberikan kehendak bebas kepada jiwa manusia itu pasti terkait dengan dosa manusia Augustin sendiri mempertimbangkan masalah ini dalam kehendak bebas empat tahun lalu Fortunatus mengutip Perjanjian Baru dan menyarankan bahwa selain perbuatan jahat yang dilakukan oleh orang orang kejahatan juga ada dan orang orang melakukan perbuatan seperti itu karena sifatnya yang cacat 41 Agustinus menyatakan bahwa dosa asal dosa Adam sebelum manusia mampu melakukan dosa secara pribadi yang membatasi kebebasan manusia dengan cara yang mirip dengan pembentukan kebiasaan 42 Ini bukanlah pengajaran tentang dosa asal suatu pandangan yang belum dirumuskan oleh Agustinus tetapi tentang pembatasan kebebasan manusia yang disebabkan oleh dosa 43 Fortunatus mengusulkan agar Agustinus mengurangi ruang lingkup kejahatan hanya untuk apa yang dilakukan oleh manusia meskipun Agustinus menulis bahwa Fortunatus akhirnya mengakui perdebatan tersebut ketika dia mengakui bahwa dia tidak dapat mempertahankan pandangannya tentang asal mula kejahatan 44 Agama Buddha sunting Pakar agama Paul Ingram dan Frederick Streng memandang bahwa meskipun agama Buddha menentang pandangan Agustinus tentang baik dan jahat ia mengusulkan dualisme bahwa baik dan jahat memiliki nilai yang sama Bukannya mengecualikan kebaikan dan kejahatan seperti Agustinus Pandangan mereka mirip dengan deskripsi Manichaeian tentang baik dan jahat baik dari artian kesetaraan dan berlawanan meskipun agama Buddha mengajarkan bahwa keduanya akan mencapai kesimpulan dan menyelesaikan konflik Ingram dan Strong berpendapat bahwa teologi Agustinus gagal menjelaskan keberadaan kejahatan sebelum dosa Adam yang muncul dalam bentuk godaan ular dalam Kejadian 45 Francesco Antonio Zaccaria sunting Teolog Italia Francesco Antonio Zaccaria mengkritik konsep Agustinus tentang kejahatan pada abad ke 18 Dia menunjukkan penggunaan kata jahat untuk menyiratkan perbedaan antara menyalahkan dosa dan berkabung penderitaan dan percaya bahwa Agustinus percaya bahwa dosa mendahului penderitaan Ini adalah masalah bagi Zaccaria yang menganggapnya membuat Agustinus tampak ceroboh dan acuh tak acuh terhadap penderitaan manusia Bagi Zaccaria pandangan Agustinus tentang kejahatan sebagai cacat tidak secara memuaskan menjawab pertanyaan masyarakat modern tentang mengapa penderitaan itu ada 46 Lihat pula suntingAgustinus dari HippoReferensi suntingCatatan kaki sunting Hall 2003 hal 132 a b c Svendsen amp Pierce 2010 hal 48 49 Tooley Michael 16 September 2002 substantial revision 21 August 2009 The Problem of Evil Stanford Encyclopedia of Philosphy Diakses tanggal 8 February 2012 Periksa nilai tanggal di date bantuan Bennett Peters Hewlett amp Russell 2008 hal 126 Menn 2002 hal 170 Corey 2000 hal 177 178 Green 2011 hal 779 Geivett 1995 hal 19 Hall 2003 p 132 a b Svendsen amp Pierce 2010 pp 48 49 Stanford Encyclopedia of Philosophy Parameter access date membutuhkan url bantuan a b Bennett Peters Hewlett amp Russell 2008 p 126 a b Menn 2002 p 170 Corey 2000 pp 177 178 a b c Svendsen amp Pierce 2010 p 49 Green 2011 p 779 a b Geivett 1995 p 19 a b Stanford Encyclopedia of Philosophy Parameter access date membutuhkan url bantuan Korsmeyer 1995 p 47 Menn 2002 p 168 The City of God Augustine of Hippo Book XI Chapter 9 Menn 2002 p 174 Bennett Peters Hewlett amp Russell 2008 p 127 Menn 2002 p 176 Cavadini 1999 p 422 a b Cavadini 1999 p 423 Stanford Encyclopedia of Philosophy Parameter access date membutuhkan url bantuan a b Little 2005 p 44 Geivett 1995 p 18 Geivett 1995 pp 19 20 Little 2005 pp 42 43 Howard Snyder 1996 p 51 Korsmeyer 1995 p 45 Wawrykow 2005 p 53 Cavadini 1999 pp 116 118 Case Winters 1990 p 70 McKim 2004 p 93 Steele amp Thomas 1963 pp 15 17 van Inwagen Peter 2003 The Problem of Evil edisi ke 1st 157 Molinism vs Calvinism Fredriksen 2010 hlm 146 Situmorang amp Sihombing 2020 hlm 18 Fredriksen 2010 hlm 146 147 Fredriksen 2010 hlm 147 Ingram amp Streng 1986 p 148 Zaccaria 2009 p 104 Daftar pustaka sunting Augustine of Hippo fifth century nbsp The City of God Wikisource Augustine of Hippo 392 AD nbsp Acts or Disputation Against Fortunatus the Manichaean Wikisource Barber Bruce Neville David 2005 Theodicy and Eschatology ATF Press ISBN 978 1 920691 22 6 Bennett Gaymon Peters Ted Hewlett Martinez J Russell Robert John 2008 The evolution of evil Vandenhoeck amp Ruprecht ISBN 978 3 525 56979 5 Case Winters Anna 1990 God s power traditional understandings and contemporary challenges Westminster John Knox Press ISBN 978 0 664 25106 2 Cavadini John C 1999 Augustine through the ages an encyclopedia Wm B Eerdmans Publishing ISBN 978 0 8028 3843 8 Cheetham David 2003 John Hick a critical introduction and reflection Ashgate Publishing ISBN 978 0 7546 1599 6 Cobb John B Griffin David Ray 1976 Process theology an introductory exposition edisi ke 9 Westminster John Knox Press ISBN 978 0 664 24743 0 Corey Michael Anthony 2000 Evolution and the problem of natural evil Rowman and Littlefield ISBN 978 0 7618 1812 0 Davis Stephen 2001 Encountering evil live options in theodicy Westminster John Knox Press ISBN 978 0 664 22251 2 Duncan Steven 2007 Analytic Philosophy of Religion its History since 1955 Humanities Ebooks Ellis George Francis Rayner Murphy Nancey 1996 On the moral nature of the universe theology cosmology and ethics Fortress Press ISBN 978 0 8006 2983 0 Fredriksen Paula 2010 Augustine and the Jews A Christian Defense of Jews and Judaism Yale University Press ISBN 978 0 300 16628 6 Situmorang Sihol Sihombing Agustian Ganda 2020 DOSA ASAL MENURUT AGUSTINUS Jurnal LOGOS 17 1 doi 10 54367 logos v17i1 1037 Geivett R Douglas 1995 Evil amp the Evidence For God The Challenge of John Hick s Theodicy Temple University Press ISBN 978 1 56639 397 3 Green Joel 2011 Dictionary of Scripture and Ethics Baker Academic ISBN 978 0 8010 3406 0 Griffin David Ray 1976 God power and evil a process theodicy Westminster John Knox Press ISBN 978 0 664 22906 1 Hall Lindsey 2003 Swinburne s hell and Hick s universalism are we free to reject God Ashgate Publishing ISBN 978 0 7546 3400 3 Hick John 2010 Evil and the God of love Palgrave Macmillan ISBN 978 0 230 25279 0 Howard Snyder David 1996 The evidential argument from evil Indiana University Press ISBN 978 0 253 21028 9 Ingram Paul Streng Frederick 1986 Buddhist Christian Dialogue Mutual Renewal and Transformation University of Hawaii Press ISBN 978 0 8248 0829 7 Korsmeyer Jerry 1995 God creature revelation a neoclassical framework for fundamental theology University Press of America ISBN 978 0 8191 9689 7 Little Bruce Alva 2005 A Creation order Theodicy God And Gratuitous Evil University Press of America ISBN 978 0 7618 2989 8 McGrath Alister 1995 The Blackwell encyclopedia of modern Christian thought Wiley Blackwell ISBN 978 0 631 19896 3 McKim Donald 2004 The Cambridge Companion to John Calvin Cambridge University Press ISBN 978 0 521 01672 8 Melse C Robert 1993 Process theology a basic introduction Chalice Press ISBN 978 0 8272 2945 7 Menn Stephen 2002 Descartes and Augustine Cambridge University Press ISBN 978 0 521 01284 3 Plantinga Alvin Sennett James 1998 The analytic theist an Alvin Plantinga reader Wm B Eerdmans Publishing ISBN 978 0 8028 4229 9 Sharma Arvind 2006 A primal perspective on the philosophy of religion Springer ISBN 978 1 4020 5013 8 Steele David N Thomas Curtis 1963 The five points of Calvinism defined defended documented P amp R Publishing ISBN 978 0 87552 444 3 Svendsen Lars Fr H Pierce Kerri A 2010 A philosophy of evil Dalkey Archive Press ISBN 978 1 56478 571 8 Wawrykow Joseph Peter 2005 A Z of Thomas Aquinas Hymns Ancient amp Modern ISBN 978 0 334 04012 5 Zaccaria Francesco 2009 Participation and Beliefs in Popular Religiosity An Empirical Theological Exploration Among Italian Catholics Volume 18 of Empirical Studies in Theology BRILL ISBN 978 90 04 18096 3 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Teodisi Agustinus amp oldid 22823566