www.wikidata.id-id.nina.az
Peristiwa 27 Juli 1996 disebut sebagai Peristiwa Kudatuli akronim dari Kerusuhan dua puluh tujuh Juli atau Peristiwa Sabtu Kelabu karena memang kejadian tersebut terjadi pada hari Sabtu adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia PDI di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Soekarnoputri Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Soerjadi Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI Peristiwa 27 JuliBagian dari Kejatuhan SoehartoTanggal27 29 Juli 1996LokasiJakarta IndonesiaSebabKetidakpuasan terhadap pemerintahMetodeAktivisme mahasiswa kerusuhanPihak terlibatPihak pendukung Megawati SukarnoputriPemerintah Orde Baru Pemuda Pancasila dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan DaratJumlah korban5 orang tewas 149 orang terluka dan 23 orang hilangPeristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta khususnya di kawasan Jalan Diponegoro Salemba Kramat Beberapa kendaraan dan gedung terbakar Pemerintah saat itu menuduh aktivis PRD sebagai penggerak kerusuhan Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara Budiman Sudjatmiko mendapat hukuman terberat yakni 13 tahun penjara Daftar isi 1 Etimologi 2 Laporan Komnas HAM 3 Latar belakang 4 Pasca Orde Baru 5 Garis waktu 6 Buku dan penelitian 7 Peringatan 8 Referensi 9 Pranala luarEtimologi SuntingSecara etimologi terdapat dua istilah untuk Peristiwa 27 Juli ini yaitu Kudatuli dan Sabtu Kelabu Kudatuli pertama kali dimuat di tabloid Swadesi dan kemudian luas digunakan oleh berbagai media massa Mayjen TNI Purn Prof Dr Soehardiman SE juga pernah menggunakannya dalam bukunya Sabtu Kelabu merujuk pada hari saat terjadinya peristiwa ini yaitu hari Sabtu kata kelabu untuk menggambarkan suasana gelap yang melanda panggung perpolitikan Indonesia saat itu Tidak diketahui pencetusnya namun diduga semula beredar dalam forum forum di Internet Laporan Komnas HAM SuntingHasil penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 5 orang meninggal dunia 149 orang sipil maupun aparat luka luka 136 orang ditahan Komnas HAM juga menyimpulkan telah terjadi sejumlah pelanggaran hak asasi manusia Dokumen dari Laporan Akhir Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyebut pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di Kodam Jaya dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono Hadir pada rapat itu adalah Brigjen Zacky Anwar Makarim Kolonel Haryanto Kolonel Joko Santoso dan Alex Widya Siregar Dalam rapat itu Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan penyerbuan atau pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya Dokumen tersebut juga menyebutkan aksi penyerbuan adalah garapan Markas Besar ABRI c q Badan Intelijen ABRI bersama Alex Widya S Diduga Kasdam Jaya menggerakkan pasukan pemukul Kodam Jaya yaitu Brigade Infanteri 1 Jaya Sakti Pengamanan Ibu Kota pimpinan Kolonel Inf Tri Tamtomo untuk melakukan penyerbuan Seperti tercatat di dokumen itu rekaman video peristiwa itu menampilkan pasukan Batalion Infanteri 201 Jaya Yudha menyerbu dengan menyamar seolah olah massa PDI pro Kongres Medan Fakta serupa terungkap dalam dokumen Paparan Polri tentang Hasil Penyidikan Kasus 27 Juli 1996 di Komisi I dan II DPR RI 26 Juni 2000 1 Latar belakang SuntingSoeharto dan pembantu militernya merekayasa Kongres PDI di Medan dan ingin mendudukkan kembali Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI Rekayasa pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan Megawati itu dilawan pendukung Megawati dengan menggelar mimbar bebas di Kantor DPP PDI Mimbar bebas yang menghadirkan sejumlah tokoh kritis dan aktivis penentang Orde Baru telah mampu membangkitkan kesadaran kritis rakyat atas perilaku politik Orde Baru Sehingga ketika terjadi pengambilalihan secara paksa perlawanan dari rakyat pun terjadi Pasca Orde Baru SuntingPengadilan Koneksitas yang digelar pada era Presiden Megawati hanya mampu membuktikan seorang buruh bernama Jonathan Marpaung yang terbukti mengerahkan massa dan melempar batu ke Kantor PDI Ia dihukum dua bulan sepuluh hari sementara dua perwira militer yang diadili Kol CZI Budi Purnama mantan Komandan Detasemen Intel Kodam Jaya dan Letnan Satu Inf Suharto mantan Komandan Kompi C Detasemen Intel Kodam Jaya divonis bebas Garis waktu Sunting nbsp Denah lokasi daerah yang terkena dampak peristiwa 27 Juli 1996 di Jakarta Indonesia nbsp Jembatan kereta api di dekat kantor pusat PDI tempat parkir tankSemua waktu berdasarkan Waktu Indonesia Barat WIB UTC 07 00 01 00 Di Markas PDI ada sekitar 300 orang yang berjaga suatu kebiasaan dilakukan sejak Kongres Medan lalu Di luar pagar ada sekitar 50 orang Satgas dan simpatisan Megawati mulai terlelap dan sebagian ada yang bermain catur di pinggir pelataran kantor dan juga di Jalan Diponegoro dengan beralaskan terpal 03 00 Para pendukung Mega mulai mencium sesuatu bakal terjadi setelah mobil polisi berkali kali melintas Sebagian dari mereka mencoba memantau keadaan dari jembatan kereta api Cikini 05 00 Serombongan pasukan berbaju merah kaus PDI bergerak menuju Diponegoro 58 Konon mereka diangkut dengan delapan truk 06 15 Pasukan berkaus merah tadi akhirnya sampai di depan Kantor PDI dan kedatangan mereka disambut para pendukung Mega dengan lemparan batu Pasukan merah tadi pun membalas dengan batu dan lontaran api Maka spanduk yang menutupi hampir semua bagian depan Kantor PDI terbakar ludes Bentrok fisik pun tak terhindarkan Sebuah sumber mengatakan ada 4 orang tewas tapi angka ini belum dikonfirmasi Semua jalan menuju ke arah Diponegoro sudah diblokir oleh kesatuan polisi Perempatan Matraman menuju ke Jalan Proklamasi ditutup dengan seng seng Dinas Pekerjaan Umum yang sedang dipakai dalam pembangunan jembatan layang Pramuka Jalan Tambak Massa sudah berkumpul di depan Bank BII Megaria Sedang di samping pos polisi sudah bersiap dua mobil anti huru hara dan empat mobil pemadam kebakaran persis di depan DPP PDI Polisi anti huru hara terlihat ketat di belakang mobil anti huru hara dan di depan Kantor PDI 09 15 Di samping Kantor PDI dan PPP terlihat massa yang tampaknya bukan dari PDI sedang baku lempar batu dengan ABRI yang bertameng dan bersenjatakan pentungan Massa terus melawan dengan melempar batu 09 24 Massa di belakang Gedung SLTPN 8 dan 9 di samping Kantor PDI dan PPP mulai terdesak mundur ketika ada bantuan pasukan yang tadinya hanya berjaga jaga di bawah jembatan kereta api Mereka dipukul mundur sampai di belakang Gedung Proklamasi Tiga wartawan foto mulai membidik massa yang lari tunggang langgang Sedang salah seorang wartawan foto mendekati pasukan loreng dan berusaha mengambil gambar Tiba tiba seorang wartawan foto yang belakangan diketahui bernama Sukma dari majalah Ummat terlihat dipukuli pasukan loreng dan diseret bajunya Lihat berita KOMPAS 29 Juli 1996 Dari sana Sukma dengan menarik bajunya dibawa ke belakang Gedung SLTP 8 dan 9 Jakarta tempat pasukan loreng berkumpul yang berjarak 300 meter dari tempat pertama pemukulan 09 35 Massa di depan Megaria yang diblokade pasukan polisi anti huru hara melempar batu ketika mobil ambulans dari Sub Dinas Kebakaran Jakarta yang meluncur dari kantor DPP PDI mencoba menerobos kerumanan massa dan polisi di depan Bank BII di pertigaan Megaria Massa yang berada di depan gedung bioskop Megaria dan Bank BII berteriak teriak dan bernyanyi Mega pasti menang pasti menang pasti menang 09 45 Wartawan dalam dan luar negeri yang sedari pagi berkumpul di depan pos polisi mulai dihalau oleh pasukan anti huru hara menuju kerumunan massa di depan Bank BII Saat itu juga terlihat kepulan asap hitam membubung dari DPP PDI Salah seorang satgas PDI pro Mega mengatakan bahwa sebagian Kantor PDI sempat dibakar dan arsip arsip di dalam kantor sudah dimusnahkan Korban tewas dari PDI pro Megawati yang berada di DPP diperkirakan empat orang Sekitar 300 orang luka parah 50 orang diantaranya dari cabang cabang Jawa Timur yang tengah berjaga jaga di Kantor PDI Jalan Diponegoro di depan DPP PDI mulai dibersihkan dari batu batu dan bekas kebakaran Seonggok bangkai mobil dan motor yang terbakar juga disiram dan berada persis di depan pintu masuk Kantor PDI 11 30 Ribuan massa terus bertambah dan terpisah letaknya di 3 tempat Yaitu di depan Bioskop Megaria di depan BII serta di depan Telkom persis di depan jalan tempat Proyek Apartemen Menteng Mereka menjadi satu kerumunan besar di pos polisi di bawah jembatan kereta api layang Belum lagi massa dari arah Selatan di bawah jembatan layang kereta api yang sebelumnya dipukul mundur sudah mulai bergerak maju dan menjadi satu kembali dengan massa besar tadi Mimbar bebas pun digelar Helikopter polisi terus memantau massa yang mulai mengadakan mimbar bebas Dipandu aktivis pemuda mimbar bebas menjadi ajang umpatan pada aparat keamanan dan sanjungan untuk Mega Mega pasti menang pasti menang pasti menang terus terdengar Massa yang masih di dalam pagar lintasan kereta api mulai merobohkan pagar besi lantas menyatu dengan massa peserta mimbar bebas 11 40 Massa yang berada di dalam pagar lintasan kereta api mulai melempar batu ke arah aparat yang sudah berjaga jaga di depan SMP 8 dan 9 Jakarta Terdengar dari kejauhan massa di mimbar bebas terus berteriak mengecam aparat berseragam loreng Batu batu yang beterbangan membuat wartawan berlindung di belakang blokade polisi dan sebagian lagi menyelamatkan diri dengan berlindung di mobil anti huru hara Pihak kepolisian Jakarta Pusat berusaha menenangkan massa yang melempari pasukan dari Yon Kavaleri VII dan Yon Armed 7 Jayakarta Massa yang terus bergerak membuat pasukan berseragam loreng bertahan di sekitar Jalan Pegangsaan Timur Di depan pos polisi massa yang terus bertambah jumlahnya memenuhi pentas mimbar bebas Massa di depan bioskop Megaria merobohkan pagar besi pembatas jalan dan bergabung menyaksikan mimbar bebas Salah seorang tampak berdiri di tengah lingkaran massa dengan membawa tongkat berbendera Merah Putih yang dikibarkan setengah tinggi tongkat Dia berteriak Kita di sini menjadi saksi sejarah Kawan kawan kita mati di dalam Kantor PDI Kita harus menunggu komando langsung dari Ibu Mega teriaknya lantang Yang lain menyanyikan Satu komando satu tindakan Kemudian ada doa bersama untuk mereka yang tewas 12 40 Pihak keamanan meminta utusan mimbar bebas untuk bersama sama pihak keamanan masuk melihat situasi di dalam Kantor PDI Lima orang akhirnya dipilih sementara mimbar bebas terus berjalan 12 45 Bantuan polisi dari satuan Sabhara Polda Metro Jaya mulai berdatangan memenuhi jalan depan Kantor PDI Sedang lima orang utusan di bawah pimpinan Drs Abdurrahman Saleh bekas pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia masuk ke dalam kantor DPP yang porak poranda Sekitar lima menit berada di dalam Kantor PDI lima utusan tadi ke luar Salah seorang wakil utusan ketika ditanya TEMPO Interaktif tentang bagaimana kondisi di dalam kantor DPP mengatakan Di dalam tidak ada apa apa darah berceceran di semua ruangan Orang ini bercerita sambil menahan tangis matanya sarat air mata sambil membawa jaket merah PDI bernama dada Nico Daryanto mantan Sekretaris Jenderal PDI dan satu spanduk merah Kelima utusan tersebut didaulat naik ke atas mobil anti huru hara untuk melaporkan keadaan di dalam gedung Baru beberapa kata terucap dari utusan tadi sebuah batu melayang entah darimana dan mengenai tangan seorang utusan yang berdiri di atas mobil anti huru hara Akhirnya laporan keadaan Kantor PDI berhenti sampai di situ 13 52 Pengacara Megawati RO Tambunan berpidato di depan Kantor PDI Dia mengatakan Kita menduduki Kantor DPP karena Megawati adalah pimpinan yang syah Negara ini adalah negara hukum jadi tunggu proses hukum selesai katanya keras Yang dimaksud Tambunan adalah proses hukum berupa tuntutan Megawati ke alamat Soerjadi dan sejumlah pejabat pemerintah di pengadilan yang sampai kini masih disidangkan sehingga status Kantor PDI belum diputuskan Menurut RO Tambunan Kapolres Jakarta Pusat sudah berjanji tidak seorang pun diperkenankan masuk termasuk kubu Soerjadi Barang barang tak satu pun boleh keluar dari dalam kantor pihak pengacara akan mendaftar barang barang DPP Ini negara hukum kita harus turuti perintah hukum ujar Tambunan 14 05 Soetardjo Soerjogoeritno salah satu pimpinan DPP PDI yang pro Megawati tiba tiba terlihat berjalan mendekati Kantor PDI Sesaat kemudian Soerjogoeritno bicara dengan Kapolres Jakarta Pusat soal status Kantor PDI Massa yang mencoba mendekati Soerjogoeritno dihalau anggota Brimob yang bersiaga dengan anjing pelacak Tapi melihat ribuan orang dua anjing herder itu tak berani bergerak mengejar massa Massa makin berani Kami ini manusia kok dikasih anjing kata seseorang marah Siang itu pula setumpuk koran Terbit yang memberitakan Kantor DPP PDI Diserbu ramai ramai dirobek robek 14 29 Hujan batu terjadi Massa yang berada di depan pos polisi melempari barikade polisi anti huru hara Satuan anti kerusuhan itu terpaksa mundur dan berlindung dari hujan batu Mobil anti huru hara yang tetap nongkrong di bawah jembatan layang dilempari batu bertubi tubi Dua lapis barisan polisi dan tentara bergerak maju Dengan tameng dan tongkat mereka merangsek maju menghalau massa Maka ribuan orang itu beringsut mundur ke arah Salemba Ada sekitar 100 orang yang berlindung di dalam gedung Kedutaan Besar Palestina persis di depan Kantor PDI Di samping Kantor PDI di Kantor PPP terlihat puluhan wartawan berkumpul Sementara itu polisi dan tentara mengejar massa sampai di depan Rumah Sakit Cipto RSCM Beberapa orang terlihat dipentung dengan rotan Seorang siswa STM 1 Jakarta menangis di depan bioskop Megaria lengannya patah ketika menangkis pukulan dan pentungan petugas Di depan Megaria itu suasananya gaduh ambulans meraung raung terus menerus Korban korban yang bocor kepalanya dan luka luka diseret ke depan Kantor PDI dan menjadi bidikan foto wartawan 15 00 Enam buah panser mulai berdatangan di depan pos polisi Megaria Persis di depan Rumah Sakit Cipto RSCM sebuah bus tingkat dibakar massa Tak jauh dari bus yang terbakar satu lagi bus PPD nomor trayek 40 disiram bensin dan dibakar dengan sebuah korek api Terbakarlah bus jurusan Kampung Rambutan Kota itu 15 37 Persis di depan Fakultas Kedokteran UI Salemba sebuah bus Patas PPD nomor trayek 2 habis terbakar Ribuan massa mulai mencabuti rambu rambu lalu lintas dan menghancurkan lampu lalu lintas di pertigaan Salemba Asrama Kowad yaitu gedung Persit Kartika Candra Kirana merupakan gedung pertama yang diamuk massa Pertama tama dengan lemparan batu dari luar kemudian massa masuk ke halaman dan membakar gedung tersebut Sebuah kendaraan jip yang diparkir di halaman dibakar massa menimbulkan api yang besar Wisma Honda yang terletak di sebelah Barat gedung Persit tak luput dari lemparan batu Tapi beberapa jam kemudian gedung Honda itu pun habis dilalap si jago merah Massa kemudian bergerak ke arah Selatan dan membakar Gedung Departemen Pertanian yang berlantai delapan Sebuah sedan Mercy juga dibakar habis 15 55 Massa terus bergerak ke arah Matraman Maka beberapa gedung pun jadi korban amukan api yang disulut massa Pertama tama gedung Bank Swansarindo Internasional Api yang berasal dari karpet lantai dan gorden jendela kaca itu dengan cepat merambat ke atas gedung berlantai lima ini Show room Auto 2000 yang berada disebelahnya juga tidak luput dari amukan massa dan dibakar beserta mobil yang dipamerkan di dalamnya Selanjutnya Bank Mayapada juga dibakar massa Ribuan massa terus bergerak ke arah Matraman Dengan tembakan ke udara massa mulai tercerai berai Sebagian ke arah Pramuka sebagian lagi ke arah Proyek Perdagangan Senen Sebelumnya seorang polisi kelihatan memegangi kepalanya yang bocor kena lemparan batu Dia berkata kepada seorang rekannya yang berseragam loreng Bapak yang bawa senjata ke depan saja Pak 16 19 Massa rupanya melempari gedung Bank BHS di Jalan Matraman Kelihatan api mulai menyala di samping gedung BHS tetapi tidak sampai menyentuh gedung bank itu karena sepasukan tentara berbaret hitam dengan tronton pengangkut pasukan segera tiba Sedangkan jalan Salemba Raya terlihat gelap Asap hitam tebal dari gedung Bank Mayapada dan Auto 2000 membubung ke udara Massa yang bergerak ke arah Salemba inilah yang kemudian membakar gedung Darmex Gedung Telkom terus sampai ke arah Senen Namun mereka dihalau panser tentara dan gagal mencapai Senen 16 33 Tiga panser didatangkan ke perempatan Matraman Panser ini berhasil membubarkan massa yang merusak semua rambu rambu lalu lintas 19 00 Massa di Jalan Proklamasi mulai berkerumun Tak lama kemudian mereka membakar toko Circle K Studio SS Foto dan beberapa bangunan lagi Aksi dikabarkan berlangsung sampai pukul 01 00 dinihari 2 Buku dan penelitian SuntingPeristiwa 27 Juli menghasilkan sejumlah buku dan sejumlah penelitian Pejabat militer juga menulis buku untuk menjelaskan posisinya dalam kasus itu Benny S Butarbutar yang menulis buku Soeyono Bukan Puntung Rokok 2003 memaparkan Kasus 27 Juli dari perspektif Soeyono yang kala itu menjabat Kepala Staf Umum ABRI Ia membangun teori persaingan srikandi kembar antara Megawati dan Siti Hardijanti Rukmana sebagai latar terjadinya Kasus 27 Juli Ia juga memaparkan rivalitas di tubuh tentara yang membuatnya tersingkir dari militer Soeyono menyebutnya sebagai Killing the Sitting Duck Game rekayasa untuk Membunuh Bebek Lumpuh Sehari sebelum kejadian Soeyono mengalami kecelakaan di Bolaang Mongondow Buku lain yang muncul adalah Membongkar Misteri Sabtu Kelabu 27 Juli 1996 dengan editor Darmanto Jatman 2001 Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia juga membukukan hasil penelitian mengenai Militer dan Politik Kekerasan Orde Baru Soeharto di Belakang Peristiwa 27 Juli 2001 Peringatan SuntingPada Rabu 26 Juli 2006 Malam Dasawarsa Tragedi 27 Juli 1996 digelar di bekas Kantor Partai Demokrasi Indonesia PDI di Jalan Diponegoro Nomor 58 Menteng Jakarta Pusat Acara hanya dihadiri keluarga korban dan saksi mata peristiwa ini Petinggi partai yang sudah berubah nama menjadi PDI Perjuangan tidak terlihat hadir Begitu juga Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri Walau begitu acara berjalan khidmat Setelah tahlilan peringatan itu diteruskan pemotongan tumpeng kemudian ditutup dengan renungan 3 Referensi Sunting Selimut Politik Sabtu Kelabu Diarsipkan 2008 12 07 di Wayback Machine Tempo TEMPO Interaktif edisi 23 01 10 Agustus 1996 Liputan 6 pranala nonaktif permanen Pranala luar Sunting Indonesia Kumpulan tulisan seputar peristiwa 27 Juli Diarsipkan 2009 08 01 di Wayback Machine Tempo Indonesia Diponegoro 58 Suatu Hari pada 1996 Diarsipkan 2009 08 06 di Wayback Machine Tempo Indonesia Letjen Purn Soeyono SBY Ada di Lokasi tapi Diarsipkan 2010 07 25 di Wayback Machine Tempo Indonesia Pengakuan Syarwan Hamid Detik Diarsipkan 2005 11 27 di Wayback Machine Indonesia Kasus 27 Juli Diarsipkan 2007 03 11 di Wayback Machine Indonesia Kapolri Perintahkan Kasus 27 Juli Dilanjutkan Media Indonesia Diarsipkan 2004 11 18 di Wayback Machine Indonesia Sepuluh Tahun Kasus 27 Juli Korban Tetaplah sebagai Korban Kompas pranala nonaktif permanen Indonesia Kekerasan 27 Juli 1996 Dalam Kenangan Ujang liputan6 com pranala nonaktif permanen Indonesia Kudatuli nbsp Artikel bertopik sejarah Indonesia ini adalah sebuah rintisan Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya lbs Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Peristiwa 27 Juli amp oldid 23967347