www.wikidata.id-id.nina.az
Untuk perang oleh Pangeran Diponegoro lihat Perang Jawa Perang Jawa dari tahun 1741 hingga 1743 adalah konflik bersenjata antara gabungan tentara Tionghoa dengan Jawa melawan Vereenigde Oostindische Compagnie VOC yang meletus di Jawa tengah dan timur Setelah tentara Belanda membantai 10 000 orang Tionghoa di Batavia sekarang Jakarta mereka yang selamat melarikan diri ke Semarang di bawah kepemimpinan Khe Pandjang Meskipun telah diperingatkan bahwa pemberontakan akan segera meletus kepala militer VOC Bartholomeus Visscher mengabaikan peringatan tersebut dan tidak menyiapkan bala bantuan Seiring perkembangan situasi Sunan Mataram Pakubuwono II memilih mendukung para pemberontak Tionghoa sambil berpura pura membantu Belanda Perang JawaLukisan Jawa abad ke 19 menggambarkan salah satu episode Perang Tionghoa perang yang meletus di Jawa tahun 1741 1743Tanggalc 1 Februari 1741 hingga awal 1743LokasiJawa Tengah amp Jawa TimurHasilKemenangan BelandaPihak terlibatPasukan gabungan Tionghoa dan Jawa Kesultanan Mataram hingga 1741 Persekutuan Dagang Hindia Timur Kesultanan Mataram sejak 1742 Tokoh dan pemimpinSingseh POW Khe Pandjang Pakubuwono II 1 hingga 1741 Notokusumo POW Bartholomeus Visscher Hugo Verijsel Cakraningrat IV Pakubuwono II sejak 1742 Kekuatan23 500 puncak 3 400 puncak Setelah korban pertama berjatuhan pada 1 Februari 1741 di Pati para pemberontak Tionghoa menyebar ke seluruh Jawa bagian tengah Orang Jawa turut membantu orang Tionghoa sembari berpura pura bertempur melawan mereka agar orang Belanda mengira didukung orang Jawa Tipu daya ini menjadi semakin jelas dan tentara Tionghoa terus mendekati Semarang alhasil Visscher menjadi tidak stabil secara mental Sesudah merebut Rembang Tanjung dan Jepara tentara gabungan Tionghoa dan Jawa mengepung Semarang pada Juni 1741 Pangeran Cakraningrat IV dari Madura menawarkan bantuan kepada Belanda dan dari Madura ke arah barat ia membantai semua orang Tionghoa yang dapat ia temui dan memadamkan pemberontakan di Jawa bagian timur Pada akhir tahun 1741 pengepungan Semarang berhasil dipatahkan setelah tentara Pakubuwono II melarikan diri karena tentara Belanda dengan bala bantuan mereka memiliki senjata api yang lebih unggul Setelah Belanda melancarkan kampanye militer pada tahun 1742 Pakubuwono II memutuskan untuk menyerah dan beralih membantu Belanda Namun beberapa pangeran Jawa ingin meneruskan perang sehingga pada 6 April Pakubuwono II tidak diakui oleh para pemberontak Keponakan Pakubuwono II Raden Mas Garendi kemudian dipilih oleh para pemberontak sebagai penggantinya Begitu Belanda berhasil merebut kembali semua kota di pantai utara Jawa para pemberontak menyerang ibu kota Pakubuwono II di Kartosuro sehingga dia terpaksa melarikan diri bersama keluarganya Cakraningrat IV merebut kembali kota tersebut pada Desember 1742 dan pada awal 1743 pemberontak Tionghoa terakhir telah menyerah Setelah perang ini berakhir Belanda semakin menancapkan kekuasaannya di Jawa melalui perjanjian dengan Pakubuwono II Daftar isi 1 Latar belakang 2 1741 2 1 Konflik konflik awal 2 2 Ketidakstabilan Visscher dan kekalahan kekalahan awal 2 3 Pengepungan Semarang dan kekalahan Belanda 3 1742 1743 3 1 Kejatuhan Kartosuro 3 2 Kembalinya kekuasaan Belanda 4 Kesudahan 5 Lihat pula 6 Catatan 7 ReferensiLatar belakang nbsp Pembantaian 10 000 etnis Tionghoa di Batavia adalah penyebab utama dari perang tersebut Setelah lama ditindas oleh pemerintah kolonial Belanda etnis Tionghoa di Batavia sekarang Jakarta memberontak pada 7 Oktober 1740 sehingga menewaskan lima puluh tentara Belanda di Meester Cornelis sekarang Jatinegara dan Tanah Abang 2 Pemberontakan ini dipadamkan oleh Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier yang mengirimkan 1 800 pasukan bersama dengan schutterij milisi dan sebelas batalion wajib militer ke Meester Cornelis dan Tanah Abang mereka menetapkan jam malam terhadap seluruh warga Tionghoa di dalam tembok kota tersebut agar mereka tidak dapat bersekongkol melawan Belanda 2 Ketika 10 000 etnis Tionghoa dari sekitar Tangerang dan Bekasi dihadang di depan pintu gerbang pada hari berikutnya 3 Valckenier segera mengadakan pertemuan darurat pada 9 Oktober 4 Pada hari pertemuan tersebut Belanda dan kelompok etnis lainnya di Batavia mulai membunuh seluruh etnis Tionghoa di kota tersebut mengakibatkan sekitar 10 000 orang tewas dalam waktu dua minggu 5 Menjelang akhir Oktober 1740 korban selamat dari pembantaian tersebut yang dipimpin oleh Khe Pandjang a berupaya untuk melarikan diri ke Banten tetapi dihadang oleh 3 000 pasukan Kesultanan Banten 5 9 Para korban yang selamat kemudian melarikan diri ke timur menuju Semarang 6 10 Meskipun Letnan Tionghoa Kwee Yong Khoo sudah memperingatkan perihal kemungkinan bahwa pemberontakan akan segera terjadi komandan militer untuk Jawa Bartholomeus Visscher mengabaikan ancaman tersebut Walaupun orang Tionghoa merupakan kelompok minoritas di Jawa mereka mulai menjalin persekutuan dengan orang Jawa yang merupakan kelompok etnis terbesar di pulau tersebut 11 Penerimaan agama Islam pada saat itu adalah penanda status peranakan Adipati Semarang dan keluarga Jayaningrat berasal dari keturunan Tionghoa 12 13 1741Konflik konflik awal Pada 1 Februari 1741 Kopral Claas Lutten dibunuh di rumahnya di Pati oleh 37 pemberontak Tionghoa yang bersenjatakan pedang tombak dan garu kelompok tersebut kemudian menjarah rumahnya 6 Para pemberontak tersebut dikejar oleh sekelompok pasukan Jawa atas perintah Bupati Kudus 14 Meskipun sebagian besar pemberontak berhasil melarikan diri satu orang ditangkap dan dibunuh dengan kepalanya dipenggal lalu disulakan pada sebuah tiang di tengah Semarang sebagai peringatan untuk orang orang lain yang ingin memberontak 14 Sementara itu di sekitar Demak dan Grobogan etnis Tionghoa berkumpul dan memilih pemimpin baru Singseh dan berupaya untuk membentuk negara mereka sendiri 15 Keberhasilan tentara Jawa dalam meredam pemberontakan membuat tenang Visscher meskipun Yong Khoo menyarankan agar ia waspada 16 Pada saat itu Visscher beserta pasukannya hanya berjumlah 90 orang Belanda dan 208 orang Nusantara tanpa bala bantuan b dan menerima saran saran yang saling berlawanan dari Yong Khoo dan pamannya Kapten Kwee Ang Khoo c 11 17 Untuk mengamankan posisinya Visscher mengirim permohonan ke bupati bupati dan pemimpin pemimpin setempat untuk menangkap dan membunuh seluruh etnis Tionghoa yang mencurigakan meskipun beberapa dari antara mereka langsung menaatinya dengan bukti tiga kepala yang diberikan kepada Visscher beberapa hari kemudian yang lainnya seperti Sunan Pakubuwono II dari Mataram bertindak lebih berhati hati dan berkata bahwa mereka merasa tidak pasti dengan keetisan perintah tersebut 18 Selama periode pertimbangan yang berlangsung dari akhir tahun 1740 hingga bulan Juli 1741 Pakubuwana II dan para penasihatnya berdebat tentang keuntungan bergabung dengan Tionghoa atau bertahan dan menyelamatkan orang orang Belanda agar hubungan mereka menjadi lebih baik 19 Pakubuwono II kemudian secara diam diam memberikan 2 000 real kepada Mas Ibrahim untuk memulai serangan terhadap VOC dan aset asetnya serta memerintahkan para bangsawan seniornya Jayaningrat dan Citrasoma untuk menjadi pihak netral dalam konflik tersebut dan membiarkan sebanyak mungkin orang Tionghoa melarikan diri 19 20 Mertopuro dari Grobogan salah satu pendukung yang lebih vokal mengenai perlawanan aktif ditugaskan untuk memanas manasi orang Tionghoa di wilayahnya 21 22 Di dalam ibu kota Pakubuwono II di Kartosuro dia memerintahkan pemugaran Siti Hinggil Kidul Balairung Selatan sekarang disebut Sasana Hinggil di selatan keratonnya untuk menjadi alasan pada Belanda bahwa dia tidak memiliki tenaga kerja yang tersisa 22 Meskipun Visscher menerima intelijen mengenai rencana Pakubuwono II dia tetap memercayainya karena kesetiaannya pada VOC sebelumnya 20 Ketidakstabilan Visscher dan kekalahan kekalahan awal Ketika pasukan Tionghoa yang berjumlah 1 000 orang dan membahayakan jalur persediaan ke Semarang tiba di Tanjung pada April 1741 Visscher meminta agar para bupati mengirim pasukan untuk menghadapinya Namun pasukan para bupati menolak pindah sampai mereka mendapat hadiah berupa beras bermutu tinggi 16 23 Setelah Yong Khoo mengirimkan beras pasukan para bupati pergi ke Tanjung berdiri di luar jangkauan para pemberontak lalu melepaskan tembakan dan pergi 16 Para pemberontak kemudian menduduki pabrik gula di sana Di Grobogan Mertopuro yang dipersenjatai dengan senjata dari komando militer Belanda melakukan serangan terhadap para pemberontak Tionghoa dan dalam serangan tersebut para tentara Jawa melepaskan tembakan pada orang Tionghoa sebelum Belanda datang 21 Begitu Belanda tiba Mertopuro menunjukkan luka peluru pada kuda yang ditimbulkan oleh pasukannya sendiri sebagai bukti bahwa dia telah bertempur 21 Untuk menanggulangi tekanan dari pemberontak Tionghoa yang semakin menguat Visscher mengirim perintah ke benteng kompeni di seluruh pantai utara untuk mempekerjakan sebanyak mungkin tentara bayaran pribumi non Jawa yang dapat ditemukan 24 dia juga memerintahkan para bupati di Pati Jepara Kudus dan Cekalsewu yang saat itu sedang berada di Semarang untuk sebuah pertemuan militer untuk mengirim pasukan untuk memutus jalur pelarian pemberontak 20 Para bupati yang setia dengan Pakubuwono II mengirim 540 tentara ke Tanjung lalu diam diam berangkat ke Kartosuro 20 Namun saat pasukan tiba mereka pura pura menyerang lalu mundur kembali ke Semarang 25 Ketika Visscher menyadari bahwa para bupati sudah raib Pakubuwono II mengatakan kepadanya bahwa dia akan mengirim mereka kembali dengan 6 000 tentara tambahan dan meminta agar Visscher bisa menjamin kompensasi dari kantor pusat kompeni di Batavia 26 Berita segera menyebar mengenai ribuan pemberontak Tionghoa yang bersatu dengan pasukan dengan orang Jawa di Grobogan 26 Pada tanggal 1 Mei Visscher dipanggil oleh Kapten Rudolph Carel von Glan seorang pemimpin satuan menanyakan mengapa Visscher tidak melakukan apa pun untuk mengatasi pemberontakan tersebut 26 Visscher dengan panas menjawab bahwa itu bukan urusan Glan 26 Keesokan harinya setelah diinterogasi oleh jaksa Jeronimus Tonnemans Jr Yong Khoo dan Ang Khoo Visscher menjadi semakin marah memecahkan meja menjadi dua dan meneriaki penasihat Tionghoa nya 27 Ketika Yong Khoo menghilang setelah pertemuan tersebut Ang Khoo mengatakan pada Visscher bahwa dia telah bergabung dengan orang Tionghoa yang memberontak 27 Hal ini menyebabkan Visscher yang telah menginvestasikan banyak uang untuk Yong Khoo mengeluarkan keretanya dan berteriak kepada penduduk Semarang untuk melarikan diri saat masih memungkinkan Ini berlanjut sampai dia menabrak tembok kota 27 Para penduduk melarikan diri dari Semarang dengan panik meninggalkan delapan meriam yang sudah berisi peluru di luar tembok kota 27 Sehari setelahnya Visscher menyerahkan kekuasaan militer kepada Glan 27 Tidak lama kemudian berita sampai kepadanya bahwa Yong Khoo tidak bergabung dengan pemberontak tetapi telah dirampok menghabiskan malam di makam anaknya di Peterongan dalam keadaan depresi 27 Visscher pun kembali bersemangat ia kembali mengambil alih komando militer pada 4 Mei dan memerintahkan semua orang untuk kembali ke rumah mereka 28 Beberapa hari setelahnya empat bupati Suradiningrat dari Tuban Martapura dari Grobogan Suradimenggala dari Kaliwungu dan Awangga dari Kendal tiba di Semarang melaporkan bahwa 6 000 tentara yang dijanjikan sedang dalam perjalanan 28 Meskipun telah diberi tahu bahwa dia akan berada dalam bahaya jika dia melawan kompeni pada 11 Mei Pakubuwono II meminta agar semua bupati pesisir berjanji setia kepadanya 29 Dia melakukan hal yang sama untuk para anggota keratonnya pada 13 Mei 29 Namun beberapa pemimpin termasuk Pangeran Ngabehi Loringpasar yang merupakan calon penerus takhta yang kedua Pangeran Tepasana abang Pakubuwono II dan ibunya Ratu Amangkurat menentang revolusi Kapten Johannes van Velsen residen di Kartasura melaporkan kepada Visscher bahwa Sunan Pakubuwono II telah berhasil dibujuk untuk tidak memberontak 30 Namun Pakubuwono II menjadi semakin yakin bahwa dia akan bergabung dengan orang Tionghoa 30 Pada 23 Mei sekitar 1 000 orang Tionghoa meninggalkan Tanjung dan menuju ke timur menyerang pos Juwana yang dijaga oleh 15 prajurit serta satu pos lainnya di Rembang 17 31 32 Meskipun residen Belanda dan lima orang lainnya berhasil melarikan diri Belanda mencatat jumlah korban jiwa yang besar dengan laporan bahwa telah terjadi kanibalisme 31 Residen Demak telah mendengar desas desus mengenai kejadian ini dan juga terancam oleh 3 000 orang Tionghoa di luar tembok kota Ia pun meminta izin untuk mundur ke Semarang 17 31 Visscher menganggap Demak memiliki posisi penting untuk mempertahankan Semarang sehingga ia menolaknya dan malah mengirim 80 sampai 100 tentara Nusantara sebagai bala bantuan 17 31 Residen Demak akhirnya ditarik ke Semarang dan tugas untuk mempertahankan benteng diserahkan kepada Mertopuro 17 Rembang jatuh ke tangan Tionghoa pada 27 Juli sementara Jepara direbut empat hari kemudian 33 Pengepungan Semarang dan kekalahan Belanda nbsp Sebuah peta yang menunjukkan keadaan di Semarang Benteng di tengah dikepung oleh pasukan Tionghoa dan Jawa Pasukan Tionghoa dari Tanjung segera tiba di Semarang dan mengepung kota tersebut dengan bantuan dari pasukan yang sebelumnya dikirim untuk menghancurkan mereka 25 31 Visscher takut pasukannya tidak cukup sehingga ia meminta bala bantuan dari Pakubuwono II 31 Pakubuwono II bersedia mengirim satuan artileri tetapi sebenarnya satuan tersebut dimaksudkan untuk membantu pasukan Tionghoa 31 Pasukan Tionghoa dan Jawa telah mencapai tembok kota Semarang dan pada awal Juni Visscher memerintahkan ekspedisi balasan berjumlah 46 pasukan Eropa dan 146 pasukan Nusantara dan dibantu oleh tentara Jawa di bawah Gubernur Semarang Dipati Sastrawijaya Ekspedisi dilancarkan terhadap pasukan Tionghoa dan Jawa yang berkumpul di luar perbukitan Bergota 17 34 Di luar tembok kota pasukan Jawa langsung berkhianat setelah merusak persediaan artileri yang ada sementara kelompok Nusantara lainnya meninggalkan ekspedisi tersebut begitu mereka berhadapan dengan pasukan Tionghoa 17 Setelah membunuh beberapa pasukan Tionghoa tentara Belanda kembali ke benteng 34 Pada hari berikutnya Belanda menyita seluruh rumah orang Tionghoa termasuk rumah Ang Khoo 34 Ketika senjata dan amunisi ditemukan di rumahnya Ang Khoo menyatakan bahwa barang barang tersebut adalah sisa sisa dari perang sebelumnya pada 1718 34 Tidak memercayai Ang Khoo Belanda menangkapnya dan Yong Khoo lalu memerintahkan mereka dirantai dan dipenggal Visscher kemudian memerintahkan eksekusi semua etnis Tionghoa 34 Pada tanggal 14 Juni Visscher memerintahkan agar permukiman orang orang Tionghoa di luar benteng diratakan dengan tanah 34 Meskipun orang Tionghoa unggul dalam jumlah mereka tidak mencoba melancarkan serangan terakhir 17 Dengan semakin banyaknya pemberontakan yang terjadi di Jawa bagian timur kompeni didekati oleh Pangeran Cakraningrat IV dari Madura yang menawarkan diri untuk bersekutu dengan Belanda jika mereka mendukung upayanya untuk mendirikan kerajaannya sendiri di wilayah tersebut 35 Cakraningrat IV yang dulunya adalah pejuang yang hebat bagi Mataram merasa tersinggung dengan Pakubuwono II karena tidak diajak ikut musyawarah perang sehingga ia siap untuk mengobarkan perang melawan pasukan sang Sunan 36 Setelah Belanda setuju Cakraningrat IV memutuskan hubungannya dengan Mataram dan mengembalikan istrinya saudari Pakubuwono II ke Kartosuro 37 Sepanjang bulan Juni dan Juli pasukan Cakraningrat IV berupaya untuk membunuh seluruh etnis Tionghoa pertama dimulai di Madura kemudian menyebar ke Tuban Surabaya Jipang dan Gresik d 38 Pada 12 Juli seluruh orang Tionghoa di wilayah Surabaya dan Gresik telah melarikan diri atau dibunuh 33 Pada 9 Juli Pakubuwono II memerintahkan eksekusi Pangeran Tepasana dan adik laki laki lainnya yang dituduh sebagai informan Velsen keluarga mereka termasuk putra Tepasana yang masih kecil Raden Mas Garendi diasingkan 39 Tak lama sesudah itu pada bulan Juli Pakubuwono II secara terbuka menunjukkan dukungannya kepada para pemberontak Tionghoa dengan melancarkan penyergapan 33 37 Pada 20 Juli pasukannya memasuki garnisun Belanda di Kartasura dengan berpura pura membantu mempersiapkan serangan terhadap orang Tionghoa Begitu masuk tentara Jawa melepaskan tembakan dan mengejutkan Belanda meskipun diserang secara mendadak dan kehilangan tiga puluh lima orang dalam serangan awal Belanda berhasil bertahan selama tiga minggu 37 40 Namun setelah pasukan Tionghoa ikut bertempur garnisun itu pun jatuh Velsen dihukum mati dan tentara lainnya yang masih hidup diberi pilihan atau dipaksa untuk masuk Islam atau dibunuh 33 37 Mereka menyunat pasukan Belanda yang selamat sementara pasukan Jawa menangkap anak anak dan perempuan Belanda sebagai rampasan perang setelah mengeksekusi pemimpin Belanda 41 42 Sementara itu pasukan Khe Pandjang dipukul mundur dari Bekasi dan bergabung dengan 1 000 prajurit di bawah pimpinan Kapten Ismail untuk merebut Tegal 33 Pada 25 Juli pengganti Visscher Abraham Roos yang ditugaskan pada akhir Juni karena Visscher dianggap tidak stabil secara mental tiba di Semarang dengan 170 pasukan Ia mengamati bahwa kompeni hanya mengendalikan benteng permukiman Eropa dan tumpuan pantai 34 43 Setelah kedatangan Roos pemerintah Belanda mulai mengirim lebih banyak bala bantuan yang pada akhirnya berjumlah sedikitnya 1 400 tentara Belanda dan 1 600 tentara Nusantara 43 Pada November 1741 benteng kompeni di Semarang tengah dikepung oleh 3 500 tentara Tionghoa dan 20 000 tentara Jawa yang dipersenjatai dengan 30 meriam sementara di pihak kompeni hanya terdapat 3 400 tentara Belanda dan Nusantara 31 44 Dengan keunggulan senjata api dan taktik Belanda pasukan Pakubuwono II tercerai berai pengepungan tersebut akhirnya gagal dan Belanda kemudian melancarkan ekspedisi militer yang berhasil merebut kembali Jepara 44 1742 1743Kejatuhan Kartosuro Pada awal 1742 Pakubuwono II menyerah kepada Belanda e 46 Pada bulan Maret tujuh orang Belanda yang dipimpin oleh Kapten Johan Andries Baron van Hohendorff tiba di Kartosuro untuk menentukan syarat syarat penyerahan Pakubuwono II 46 Meski awalnya Belanda meminta Pangeran Loringpasar sang putra mahkota yang masih muda putra sulung Pangeran Notokusumo serta Pangeran Pringgalaya sebagai sandera Loringpasar digantikan oleh Ratu Amangkurat karena sang putra mahkota terlalu sakit untuk melakukan perjalanan 46 Karena tidak mau membiarkan orang Belanda membawa anaknya Notokusumo yang saat itu tengah mengepung Semarang melakukan serangan palsu terhadap pasukan Tionghoa mereka yang sakit atau terluka dibunuh sementara pasukan yang masih sehat diizinkan melarikan diri Tujuannya adalah untuk memberi kesan kesetiaan kepada Belanda 45 47 Dia kemudian pergi ke Kartosuro untuk mencoba menyelamatkan putranya tetapi para pejabat Belanda di situ memerintahkan kepadanya untuk mengamankan jalan ke Demak 45 47 Setelah mengulur ulur waktu Notokusumo bersedia melakukannya dan melakukan perjalanan ke Semarang 47 Namun setelah tiba di Semarang dia ditangkap oleh pimpinan pasukan yang baru Hugo Verijsel dengan restu dari Pakubuwono II 44 47 Verijsel kemudian mengerahkan 300 prajurit Belanda dan 500 pasukan Nusantara untuk membersihkan wilayah di sekitar Kartosuro tetapi mereka terhenti di Salatiga karena diserang oleh pasukan tiga temenggung Verijsel kemudian mundur ke Ampel 47 Karena telah melakukan kesepakatan dengan Belanda pada 6 April Pakubuwono II tidak lagi diakui oleh para pangeran yang masih bertempur dan pemberontak Tionghoa 45 48 Para pemimpin pemberontak memilih Garendi sebagai sunan yang baru Garendi kemudian mengambil nama Sunan Kuning 45 48 49 Pada 19 Juni dikabarkan bahwa pasukan Notokusumo yang saat itu berada di bawah komando Kyai Mas Yudanagara telah meninggalkan Kartosuro untuk mendudukkan Sunan Kuning di atas takhta 50 Pada 30 Juni mereka tiba di Kartosuro bersama dengan pasukan Khe Pandjang dan menyerang kota tersebut 50 Pasukan Pakubuwono II yang berjumlah 2 000 orang tetap bertahan untuk melawan mereka sementara Pakubuwono II keluarganya dan orang orang Belanda melarikan diri dengan menunggangi kuda dan menyeberang Sungai Bengawan Solo 51 Pakubuwono II kemudian berjanji akan menyerahkan wilayah pesisir dan membiarkan Belanda memilih patih atau menteri utama jika Belanda membantunya merebut kembali takhtanya 52 Kembalinya kekuasaan Belanda Pada awal Juli Verijsel mengerahkan 360 pasukan Ambon yang dipimpin oleh Kraeng Tanate untuk membantunya mempertahankan Semarang 53 Pada 21 Juli Kapten Gerrit Mom datang dari Sulawesi dengan 800 pasukan yang bertugas sebagai bala bantuan 53 Mom dan Tanate kemudian dikirim untuk menaklukkan kembali Demak yang diduduki oleh 4 000 pemberontak di bawah kepemimpinan jenderal Tionghoa Singseh dan jenderal Jawa Raden Suryakusuma 54 Pertempuran berikutnya terjadi selama beberapa hari dan akhirnya berhasil dimenangkan oleh Belanda 54 Pasukan Belanda melanjutkan serangannya ke Kudus di kota tersebut diperkirakan terdapat 2 000 prajurit Tionghoa yang menunggu kedatangan bantuan dari Kartosuro 54 Dengan bantuan tambahan dari pasukan yang dipimpin oleh Ngabehi Secanegara dari Jepara dan Kapten Hendrik Brule dari Semarang Mom dan Tanate merebut kembali kota tersebut tanpa perlawanan pada 28 Agustus 54 Setelah merebut kembali Demak dan Kudus bupati yang tersisa mulai menyerah dan mereka sendiri telah dijanjikan pengampunan oleh Pakubuwono II 53 55 Koalisi pemberontak Tionghoa dan Jawa yang mulai berantakan terus mempertahankan Kartosuro hingga Desember 1742 tetapi kemudian terusir dari kota tersebut akibat serangan Cakraningrat IV f 52 56 49 Meskipun orang Jawa diizinkan untuk melarikan diri orang Tionghoa hanya bisa melarikan diri ke Prambanan di dekatnya setelah terjadinya pertempuran di Asem 55 Dua bulan kemudian orang orang Tionghoa yang didampingi oleh pemimpin Jawa yang terkenal Pakunegara berupaya untuk bertahan tetapi dikalahkan dan terpaksa melarikan diri ke kaki bukit di sepanjang pesisir selatan 55 Maklumat pengampunan kemudian diumumkan dan Singseh menyerah di Surabaya g 55 KesudahanMeskipun Belanda mengembalikan Pakubuwono II ke kekuasaannya pada awal 1743 ia dipaksa untuk menandatangani sebuah perjanjian 57 Selain harus memindahkan keratonnya ke sekitar Solo Pakubuwono II diwajibkan menyerahkan dua pemimpin pemberontakan Jawa 58 Perjanjian tersebut juga mengatur bahwa Pakubuwono II harus menyerahkan pantai utara Jawa Madura dan Jawa bagian timur kepada Belanda Selain itu Pakubuwono II diwajibkan untuk membayar 8 600 ton metrik beras sebagai upeti setiap tahun dan melarang orang orang Jawa berlayar ke luar Jawa Madura dan Bali 57 49 Pakubuwono II wafat pada 1749 ia sendiri sebenarnya adalah seorang pemimpin tidak populer yang hanya dapat bertahan di tampuk kekuasaan berkat perlindungan dari Belanda 52 Perselisihan terus berlanjut antara orang orang keraton setelah kematian Pakubuwono II yang kemudian berujung pada pembagian wilayah Mataram menjadi dua kerajaan Kasunanan Surakarta di bawah kepemimpinan Pakubuwono III dan Kesultanan Yogyakarta di bawah kepemimpinan Mangkubumi 52 Pangeran Cakraningrat IV tidak mendapatkan wilayah atau kekuasaan yang dijanjikan dan malah dikucilkan di Madura 57 Cakraningrat IV merasa terkhianati dan kemudian bergabung dengan pemberontakan lain pada 1745 setelah putranya menyerah kepada Belanda Cakraningrat IV melarikan diri ke Banjarmasin di Kalimantan tetapi ditangkap dan diasingkan di Tanjung Harapan pada 1746 59 Meskipun sudah menguasai banyak wilayah pesisir Perusahaan Hindia Timur Belanda sudah sangat lelah 52 Menurut Merle Calvin Ricklefs Sultan Yogyakarta yang baru Mangkubumi kemudian menjadi musuh paling berbahaya bagi pemerintah kolonial Belanda pada abad ke 18 52 Pemerintahan Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendirikan sebuah monumen untuk para korban pembantaian Batavia 1740 dan orang Jawa dan Tionghoa yang bertempur melawan Belanda dalam perang Jawa Monumen yang berdiri di Taman Budaya Tionghoa Indonesia Taman Mini Indonesia Indah tersebut diberi nama lengkap Monumen Perjuangan Laskar Tionghoa dan Jawa Melawan VOC 1740 1743 60 Lihat pulaPerang Kuning Geger PacinanCatatan Beberapa sumber menyebut namanya sebagai Khe Pandjang Que Pandjang Si Pandjang atau Sie Pan Djiang 6 7 8 Setiono menyatakan bahwa nama sebenarnya adalah Oie Panko 6 Saat itu pasukan Khe Pandjang masih berada di Bekasi di antara Batavia dan Semarang sedangkan di Sulawesi Selatan sedang ada perang yang berlangsung Sehingga posisi Visscher terputus dari kedua kubu besar Belanda 11 Meskipun dia adalah paman Kwee Yong Khoo Kwee Ang Khoo diberitakan membencinya 16 Sumber sumber tidak menjelaskan jumlah korban tewas meskioun di Gresik diperkirakan berjumlah 400 jiwa 37 38 Menurut Stamford Raffles seorang penjelajah dan ilmuwan Britania di Hindia Pakubuwono II mungkin terdorong oleh ketakutan akan balasan dari Belanda atau kehebatan militer Tionghoa 45 Cakraningrat IV pada awalnya mencoba untuk mendirikan kerajaannya sendiri dan menginginkan Pakubuwono II dihukum mati sebagai contoh raja yang tidak beriman tetapi kemudian segera mengembalikan kendali atas keraton kepada Pakubuwono II karena Belanda mengancam perang 45 52 Namun hubungan antara keduanya terus menegang 52 Setelah penangkapannya Singseh diasingkan ke Ceylon kini Sri Lanka dan di tempat tersebut dia menghabiskan sisa hidupnya 45 ReferensiCatatan kaki M C Ricklefs 11 September 2008 A History of Modern Indonesia Since C 1200 Palgrave Macmillan hlm 114 ISBN 978 1 137 05201 8 pranala nonaktif permanen a b Setiono 2008 hlm 111 113 Dharmowijono 2009 hlm 298 Setiono 2008 hlm 114 a b Setiono 2008 hlm 114 116 119 a b c d Setiono 2008 hlm 135 Raffles 1830 hlm 235 Dharmowijono 2009 hlm 301 Ricklefs 1983 hlm 270 Ricklefs 1983 hlm 27 a b c Setiono 2008 hlm 136 137 Willem G J Remmelink 1990 Emperor Pakubuwana II Priyayi amp Company and the Chinese War W G J Remmelink hlm 136 Willem G J Remmelink 1994 The Chinese war and the collapse of the Javanese state 1725 1743 KITLV Press hlm 136 ISBN 978 90 6718 067 2 a b Setiono 2008 hlm 136 Raffles 1830 hlm 235 236 a b c d Setiono 2008 hlm 137 a b c d e f g h Ricklefs 1983 hlm 272 Setiono 2008 hlm 137 138 a b Ricklefs 1983 hlm 274 a b c d Setiono 2008 hlm 139 a b c Raffles 1830 hlm 239 a b Ricklefs 1983 hlm 275 Ricklefs 1983 hlm 271 Ricklefs 1983 hlm 241 a b Raffles 1830 hlm 240 a b c d Setiono 2008 hlm 140 a b c d e f Setiono 2008 hlm 141 a b Setiono 2008 hlm 142 a b Setiono 2008 hlm 143 a b Setiono 2008 hlm 144 a b c d e f g h Setiono 2008 hlm 145 Hall 1981 hlm 357 a b c d e Setiono 2008 hlm 147 a b c d e f g Setiono 2008 hlm 146 Setiono 2008 hlm 148 Ricklefs 1983 hlm 278 280 a b c d e Raffles 1830 hlm 241 a b Setiono 2008 hlm 149 Ricklefs 1983 hlm 288 Ricklefs 1983 hlm 280 Thomas Stamford Raffles 1817 The History of Java hlm 218 The History of Java 1817 hlm 218 a b Ricklefs 1983 hlm 273 a b c Ricklefs 1983 hlm 281 a b c d e f g Raffles 1830 hlm 242 a b c Setiono 2008 hlm 150 a b c d e Setiono 2008 hlm 151 a b Setiono 2008 hlm 156 a b c Hall 1981 hlm 358 a b Setiono 2008 hlm 152 Setiono 2008 hlm 153 a b c d e f g h Ricklefs 1983 hlm 282 a b c Setiono 2008 hlm 154 a b c d Setiono 2008 hlm 155 a b c d Raffles 1830 hlm 244 Setiono 2008 hlm 157 a b c Setiono 2008 hlm 161 Raffles 1830 hlm 245 Setiono 2008 hlm 161 162 Hasanul Rizqa 03 Maret 2016 Monumen Laskar Tionghoa dan Kisah Geger Cina 1742 Republika Diakses tanggal 04 Juli 2017 Periksa nilai tanggal di access date date bantuan Bibliografi Dharmowijono W W 2009 dalam bahasa Belanda Van koelies klontongs en kapiteins het beeld van de Chinezen in Indisch Nederlands literair proza 1880 1950 Of Coolies Klontong and Captains The Image of the Chinese in Indonesian Dutch Literary Prose 1880 1950 Tesis Doctorate in Humanities Universiteit van Amsterdaam http dare uva nl document 147345 Diakses pada 1 December 2011 Hall Daniel George Edward 1981 A History of South East Asia dalam bahasa Inggris edisi ke 4 illustrated New York St Martin s Press ISBN 978 0 312 38641 2 Raffles Thomas Stamford 1830 1817 The History of Java dalam bahasa Inggris 2 London Black OCLC 312809187 Ricklefs Merle Calvin 1983 The crisis of 1740 1 in Java the Javanese Chinese Madurese and Dutch and the Fall of the Court of Kartasura Bijdragen tot de Taal Land en Volkenkunde dalam bahasa Inggris 139 2 3 268 290 doi 10 1163 22134379 90003445 Setiono Benny G 2008 Tionghoa dalam Pusaran Politik Jakarta TransMedia Pustaka ISBN 979 799 052 4 Parameter trans title yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Perang Jawa 1741 1743 amp oldid 22999559