www.wikidata.id-id.nina.az
Lasem ꦭꦱ ꦩ merupakan salah satu kadipaten di Jawa yang pernah menjadi bawahan Kerajaan Majapahit Lasem sekarang merupakan bagian dari Kabupaten Rembang Pusat pemerintahan Lasem terletak pada sebelah barat Pegunungan Lasem tepatnya di Bhumi Kriyan Pada tahun 1391 Saka Pangeran Wirabajra memindahkan pusat pemerintahannya ke Bhumi Bonang Binangun Keberadaan kota ini diketahui karena memiliki situs situs cagar arkeologis sampai sekarang Daftar isi 1 Asal Usul Nama 2 Sejarah Pendirian 3 Daftar Adipati Lasem 4 Keadaan penduduk 5 Keluarga Bi Nang Un menetap di Lasem 6 Warisan Sejarah 7 Referensi 8 Lihat pulaAsal Usul Nama suntingMenurut naskah yang ditulis oleh Mbah Guru nama Lasem diambil dari nama Kamala dan Bekasem Manisan buah Kamala dan olahan Bekasem ini diajarkan oleh Ki Welug Mpu Rangga Widyabadra meninggal tahun 920 M kepada masyarakat Banjar Karanggan dan sekitarnya banjar desa besar Ada versi lain yang menyebutkan bahwa Lasem berasal dari kata Alas Asem maupun versi lain yaitu Lasem berasal dari kata Lao Sam Sejarah Pendirian suntingKetika Majapahit diperintah oleh Prabu Hayam Wuruk Akuwu Lasem Mpu Metthabadra ditaklukkan oleh pasukan pimpinan Patih Arya Gajah Gajah Mada dan Lasem berada dibawah imperium Majapahit Kemudian pemerintahan Lasem diserahkan kepada Dewi Indu dia dilantik sebagai Raja dengan gelar Bhre Lasem pada tahun 1351 M Naskah Carita Sejarah Lasem menyebutkan bahwa pada tahun Saka 1273 1351 Masehi adalah Dewi Indu yang menjadi Ratu di Lasem dia adik nakdulur misanane adik saudara sepupunya Prabu Hayam Wuruk diMajapahit Daftar Adipati Lasem suntingDaftar Adipati Lasem disusun berdasarkan 1 Naskah Veda Badra Santi Mpu Santibadra 2 Kitab Carita Lasem Mpu Panji Karsono 3 Kitab Negarakretagama Mpu Prapanca 4 Serat Pararaton Daftar Adipati Lasem adalah sebagai berikut Bhre Lasem I Rajasaduhita Indudewi atau Rajasaduhitendewi Dewi Indu Purnamawulan menikah Rajasawardhana Bhre Matahun I dan mempunyai anak Nagarawardhani Bhre Wirabhumi I Bhre Lasem II Nagarawardhani istri Bhre Wirabhumi II putri Indudewi Bhre Lasem III Kusumawardhani istri Wikramawardhana putri Hayam Wuruk Bhre Lasem IV istri Bhre Tumapel II putri Ranamanggala Bhre Pandasalas I Bhre Lasem V istri Bhre Tumapel II putri Bhre Wirabhumi II Setelah Bhre Pandansalas lengser Lasem dipimpin Pangeran Badranala putra Pangeran Wijayabadra Pangeran Wirabajra putra Pangeran Badranala dan Putri Cempo Bi Nang Ti pusat pemerintahan dipindah di Bhumi Bonang Binangun setelah menjadi adipati mendapat gelar Pangeran Wiranegara yang menjadi menantu Sunan Ampel Adipati selanjutnya adalah istri Pangeran Wiranagara Nyi Ageng Malokha ia kakak dari Sunan Bonang alias anak Sunan AmpelPada saat Pangeran Wiranagara wafat pemerintahan dipegang oleh istrinya yaitu Nyi Ageng Maloka putri Sunan Ampel dan pusat pemerintahan dipindah kembali ke Bhumi Lasem depan Puri Kriyan dengan gelar Adipati Lasem Ia dibantu oleh sanak saudara dari pihak suami Pangeran Santipuspa putra Tumenggung Wilwatikta Mpu Santibadra Keadaan penduduk suntingPenduduk Lasem pada umumnya bekerja sebagai petani nelayan pedagang maupun pengrajin Kerajaan Lasem memang terkenal sebagai negara pesisir dengan pelabuhan utamanya terletak di Pelabuan Kaeringan dan Pelabuhan Regol Agama resmi Kerajaan Lasem pada masa pemerintahan Duhitendu Dewi sampai masa pemerintahan Pangeran Wirabajra adalah Ciwa Buddha selain ada pula Hindu aliran Siwa Buddha dan Kejawen Ketika Pangeran Wiranagara berkuasa agama resmi kerajaan berganti menjadi Islam walaupun agama lain masih tetap diakui sebagai agama kerajaan Keluarga Bi Nang Un menetap di Lasem sunting nbsp Batik Lasem motif Tiga Negeri klasikPada kira kira tahun Saka 1335 1413 M ada salah seorang Dhang Puhawang Lasem Laksamana dari negara Cempa yang bernama Bi Nang Un beserta keluarga dan orang orang warga dari negerinya datang di Lasem berlabuh mendaratkan kapal kapalnya di pelabuhan Regol Kedatangan mereka karena mereka semua hendak pindah dari negara Cempa dan menetap di bumi Lasem yang sebelumnya telah mendapatkan izin dari Adipati Pangeran Wijayabadra Setahun sebelum kedatangan mereka Bi Nang Un telah terlebih dulu datang di Lasem karena ikut berlayar menjelajah Bawana dunia bersama Dhang Puhawang Cheng Ho dari negara Tiongkok Ketika Bi Nang Un melihat betapa melimpah dan suburnya bumi Lasem juga orang orang sekitar yang begitu ramah apalagi di Lasem telah banyak juga orang orang Cempa yang pindah dan menetap di sana seketika itu juga timbul keinginan Dhang Puhawang Bi Nang Un untuk ikut pindah dan menetap di Lasem Dirinya lantas meminta izin dan pamit kepada Dhang Puhawang Cheng Ho tidak dapat meneruskan perjalanannya berlayar menjelajah Bawana dunia dan hendak pindah menetap di Lasem Permintaan tersebut akhirnya juga mendapatkan restu dari Pangeran Wijayabadra selaku Adipati Lasem tetapi dengan syarat jika kepindahannya kelak beserta keluarga dan warga warga lain dari Cempa diharapkan dapat membawa banyak benda atau tanaman tanaman yang di tanah Jawa tidak ada seperti Pari Campa Klewer Padi Campa Ketan Ireng ketan hitam pelem blungkow mangga blungkow Tebu Limpow Delimow delima Pitik Cempow ayam Campa merak ulese biru burung merak berbulu biru serta orang orang yang ahli di bidang Kesenian Orang orang Campa itu perawakan dan kulitnya mirip sekali dengan orang Jawa Yang laki laki memakai gelung kadhal menek dan sisir penyu plengkung dan menggunakan sarung gembaya Jauh sekali dengan kebiasaan dan perawakan orang orang Cina Orang Campa beragama Buddha dan memuja Sang Lokeswara sedangkan orang orang dari Cina beragama Kong Hu Cu dan memuja dewa beraneka rupa Lelaki Cina memakai kuncir Towcang dan bercelana gombyor hitam Kedatangan Bi Nang Un beserta keluarga dan rakyat rakyatnya diterima dengan sangat baik oleh Adipati Lasem Pangeran Wijayabadra lantas mendapatkan tanah untuk bertempat tinggal di bumi Kemandhung sampai ke Telangbenthung Orang orang dari Campa pintar sekali membuat Slepi wadah tembakau dari bulu merak pintar membatik membuat perhiasan dari emas menari dan membuat gamelan Anak anak kecil dan juga generasi mudanya entah laki laki atau perempuan pasti bisa menari dan menabuh gamelan untuk upacara upacara pemujaan dalam agama Buddha Istri Bi Nang Un bernama Na Li Ni mereka mempunyai dua orang anak pada saat kepindahan merek ke bumi Lasem anak yang pertama berusia lima tahun bernama Bi Nang Na anak yang kedua berumur tiga tahun bernama Bi Nang Ti Bi Nang Un berserta keluarga dan orang orangnya menetap di bumi Kemendhung di sebelah selatan sungai sedangkan yang di sebelah utara sungai terpagari tembok beteng kota Kadipaten Lasem yang panjang membujur ke timur sampai ke Taman Kamalapuri Sepanjang pagar pekarangan rumah di Kemandhung membujur terus ke selatan sampai ke tanjakan pekarangan Juru Demung ditanami kembang melathi rangkep bunga melati rangkep yang disukai oleh Putri Na Li Ni karena itulah tempat menetapnya Pangeran Bi Nang Un dinamakan Taman Banjarmlati Di Taman Banjarmlati tersebut Putri Na Li Ni mengajar membuat slepi lar merak kipas dari bulu merak membatik dan mengajari menari kepada anak anak putri Kemandhung dan juga mengajari kepada putra putrinya sendiri Kakek Ke Tong Dhaw yang merupakan paman putri Na Li Ni menjadi Pujangga Seni Karawitan dan mengajar Karawitan kepada para pemuda di desa tersebut juga mengajarkan ilmu Dharma Buddha Sakyamuni Kakek Mpu Pandhita Asthapaka Ke Tong Dhaw tersebut membuka hutan sebelah selatan bumi Kemandhung dan membuat sendang mata air yang airnya dengan sangat deras keluar dari tanah padas tanah keras gersang yang sumber airnya dari sumber payung sendang mata air tersebut lantas di beri nama sendang Jalatundha Setelahnya daerah tersebut di beri nama desa Ketandhan dengan Kakek Ke Tong Dhaw menjadi cikal bakal desa tersebut dengan panggilan Buyut Ketandha Pada masa masa inilah lahir Batik Lasem yang sampai sekarang menjadi ikon batik pesisiran khas Lasem yang kaya akan perpaduan unsur unsur budaya dengan warna yang khas dan motif yang unik Warisan Sejarah suntingDaftar Peninggalan yang masih tersisa antara lain Kitab Sabda Badra Santi yang disimpan di rumah Raden Panji Margono yang masih keturunan dari raja raja Lasem sekaligus putra Adipati Lasem Tejokusumo V Punden Perabuan Eyang Santibadra Bukit Tapaan Ngasinan Warugunung Pertapaan Gebang Warugunung Punden Perabuan Bhre Lasem Peruntuhan Candi Maladresmi Gowak Pertapaan Mandirasari Gunung Selembu Rakitan Pelabuhan Regol Bonang Binangun Makam Pangeran Wiranegara Sriombo Makam Pangeran Wirabajra Sriombo Perabuan Putri Cempo Bi Nang Ti dan Pangeran Badranala Bonang Reruntuhan Taman Sitaresmi Caruban Gedongmulyo Reruntuhan Taman Kamalapuri Bumi Makam Kutha Sumbergirang Reruntuhan Candi Pucangan Tasiksono Reruntuhan Candi Ratnapangkaja Semangu Karangturi Situs Batu Tapak Tapak Kaki Hayam Wuruk Kajar Situs Lingga Kajar Kajar nbsp Pegunungan Lasem tampak puncak Argopuro perkampungan Warugunung Bukit Gebang sebelah kampung Bukit Tapaan dan Bukit Congol nbsp Situs Batu Tapak di Kajar merupakan cap kaki Prabu Hayam Wuruk saat mengujungi Kerajaan Lasem Referensi suntingAkrom Unjiya 2008 Lasem Kota Dampoawang Sejarah yang Terlupakan Mbah Guru 1996 Sejarah Kawitane Wong Jawa lan Wong Kanung Mpu Santibadra Veda Sabda Badra Santi Mulyana Slamet 2006 Tafsir sejarah nagarakretagama dalam bahasa Indonesia PT LKiS Pelangi Aksara hlm 339 340 ISBN 978 979 2552 546 Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Panji Karsono 1920 Carita Sejarah LasemLihat pula suntingKahuripan Daha Tumapel Wengker Pajang Paguhan Kabalan Mataram Matahun Wirabhumi Pandansalas Keling Pamotan Pawanuhan Pakembangan Jagaraga Tanjungpura Kembangjenar Singhapura Kalinggapura Kertabhumi Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori Tag ini diberikan pada Februari 2023 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Kadipaten Lasem amp oldid 23976603