www.wikidata.id-id.nina.az
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus Cari sumber Ernest Douwes Dekker berita surat kabar buku cendekiawan JSTOR Januari 2014 Halaman ini berisi artikel tentang tokoh pergerakan nasional Indonesia E F E Douwes Dekker yang dikenal pula dengan nama Danudirja Setiabudi Untuk penulis Belanda yang dikenal pula dengan nama pena Multatuli lihat Eduard Douwes Dekker Untuk kegunaan lain lihat Douwes Dekker Dr Ernest Francois Eugene Douwes Dekker umumnya dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi 8 Oktober 1879 28 Agustus 1950 adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia Dr Ernest Francois Eugene Douwes DekkerLahir 1879 10 08 8 Oktober 1879Pasuruan Hindia BelandaMeninggal28 Agustus 1950 1950 08 28 umur 70 Bandung Jawa Barat IndonesiaPekerjaanPolitikus Wartawan Aktivis PenulisSuami istriClara Charlotte DeijeJohanna P MosselHaroemi Wanasita Nelly Kruymel Ia adalah salah seorang peletak dasar nasionalisme Indonesia di awal abad ke 20 penulis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajahan Hindia Belanda wartawan aktivis politik serta penggagas nama Nusantara sebagai nama untuk Hindia Belanda yang merdeka Setiabudi adalah salah satu dari Tiga Serangkai pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia selain dr Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat Daftar isi 1 Kehidupan pribadi 2 Riwayat hidup 2 1 Masa muda 2 2 Perang Boer 2 3 Sebagai wartawan yang kritis dan aktivitas awal 2 4 Indische Partij 2 5 Dalam pembuangan di Eropa 2 6 Kegiatan jurnalistik dan Peristiwa Polanharjo 2 7 Aktivitas pendidikan dan Ksatrian Instituut 2 8 Kegiatan sebelum pembuangan 2 9 Pengasingan di Suriname 2 10 Perjuangan pada masa Revolusi Kemerdekaan dan akhir hayat 3 Penghargaan 4 Lihat pula 5 Bacaan lanjutan 6 Referensi 7 Pranala luarKehidupan pribadi SuntingDouwes Dekker terlahir di Pasuruan Jawa Timur pada tanggal 8 Oktober 1879 sebagaimana yang dia tulis pada riwayat hidup singkat saat mendaftar di Universitas Zurich September 1913 Ayahnya Auguste Henri Eduard Douwes Dekker adalah seorang agen di bank kelas kakap Nederlandsch Indisch Escomptobank Auguste ayahnya memiliki darah Belanda dari ayahnya Jan adik Eduard Douwes Dekker dan dari ibunya Louise Bousquet Sementara itu ibu Douwes Dekker Louisa Neumann lahir di Pekalongan Jawa Tengah dari pasangan Jerman Jawa 1 Dia terlahir sebagai anak ke 3 dari 4 bersaudara dan keluarganya pun sering berpindah pindah Saudaranya yang perempuan dan laki laki yakni Adeline 1876 dan Julius 1878 terlahir sewaktu keluarga Dekker berada di Surabaya dan adik laki lakinya lahir di Meester Cornelis Batavia sekarang Jatinegara Jakarta Timur pada tahun 1883 Dari situ keluarga Dekker berpindah lagi ke Pegangsaan Jakarta Pusat 1 Douwes Dekker menikah dengan Clara Charlotte Deije 1885 1968 anak dokter campuran Jerman Belanda pada tahun 1903 dan mendapat lima anak namun dua di antaranya meninggal sewaktu bayi keduanya laki laki Yang bertahan hidup semuanya perempuan Perkawinan ini kandas pada tahun 1919 dan keduanya bercerai Kemudian Douwes Dekker menikah lagi dengan Johanna Petronella Mossel 1905 1978 seorang Indo keturunan Yahudi pada tahun 1927 Johanna adalah guru yang banyak membantu kegiatan kesekretariatan Ksatrian Instituut sekolah yang didirikan Douwes Dekker Dari perkawinan ini mereka tidak dikaruniai anak Di saat Douwes Dekker dibuang ke Suriname pada tahun 1941 pasangan ini harus berpisah dan di kala itu kemudian Johanna menikah dengan Djafar Kartodiredjo yang juga merupakan seorang Indo sebelumnya dikenal sebagai Arthur Kolmus tanpa perceraian resmi terlebih dahulu Tidak jelas apakah Douwes Dekker mengetahui pernikahan ini karena ia selama dalam pengasingan tetap berkirim surat namun tidak dibalas Sewaktu Douwes Dekker kabur dari Suriname dan menetap sebentar di Belanda 1946 ia menjadi dekat dengan perawat yang mengasuhnya Nelly Alberta Geertzema nee Kruymel seorang Indo yang berstatus janda beranak satu Nelly kemudian menemani Douwes Dekker yang menggunakan nama samaran pulang ke Indonesia agar tidak ditangkap intelijen Belanda Mengetahui bahwa Johanna telah menikah dengan Djafar Douwes Dekker tidak lama kemudian menikahi Nelly pada tahun 1947 Douwes Dekker kemudian menggunakan nama Danoedirdja Setiabuddhi dan Nelly menggunakan nama Haroemi Wanasita nama nama yang diusulkan oleh Sukarno Sepeninggal Douwes Dekker Haroemi menikah dengan Wayne E Evans pada tahun 1964 dan kini tinggal di Amerika Serikat Walaupun mencintai anak anaknya Douwes Dekker tampaknya terlalu berfokus pada perjuangan idealismenya sehingga perhatian pada keluarga agak kurang dalam Ia pernah berkata kepada kakak perempuannya Adelin kalau yang ia perjuangkan adalah untuk memberi masa depan yang baik kepada anak anaknya di Hindia kelak yang merdeka Pada kenyataannya semua anaknya meninggalkan Indonesia menuju ke Belanda ketika Jepang masuk Demikian pula semua saudaranya tidak ada yang memilih menjadi warga negara Indonesia Riwayat hidup SuntingMasa muda Sunting Pendidikan dasar ditempuh Nes di Pasuruan Sekolah lanjutan pertama tama diteruskan ke HBS di Surabaya lalu pindah ke Gymnasium Koning Willem III School sekolah elit setingkat HBS di Batavia Selepas lulus sekolah ia bekerja di perkebunan kopi Soember Doeren di Malang Jawa Timur Di sana ia menyaksikan perlakuan semena mena yang dialami pekerja kebun dan sering kali membela mereka Tindakannya itu membuat ia kurang disukai rekan rekan kerja namun disukai pegawai pegawai bawahannya Akibat konflik dengan manajernya ia dipindah ke perkebunan tebu Padjarakan di Kraksaan sebagai laboran 2 Sekali lagi dia terlibat konflik dengan manajemen karena urusan pembagian irigasi untuk tebu perkebunan dan padi petani Akibatnya ia dipecat Perang Boer Sunting Menganggur dan kematian mendadak ibunya membuat Nes memutuskan berangkat ke Afrika Selatan pada tahun 1899 untuk ikut dalam Perang Boer Kedua melawan Inggris 3 Ia bahkan menjadi warga negara Republik Transvaal 2 Beberapa bulan kemudian kedua saudara laki lakinya Julius dan Guido menyusul Nes tertangkap lalu dipenjara di suatu kamp di Ceylon Di sana ia mulai berkenalan dengan sastera India dan perlahan lahan pemikirannya mulai terbuka akan perlakuan tidak adil pemerintah kolonial Hindia Belanda terhadap warganya Sebagai wartawan yang kritis dan aktivitas awal Sunting DD dipulangkan ke Hindia Belanda pada tahun 1902 dan bekerja sebagai agen pengiriman KPM perusahaan pengiriman milik negara Penghasilannya yang lumayan membuatnya berani menyunting Clara Charlotte Deije putri seorang dokter asal Jerman yang tinggal di Hindia Belanda pada tahun 1903 Kemampuannya menulis laporan pengalaman peperangannya di surat kabar terkemuka membuat ia ditawari menjadi reporter koran Semarang terkemuka De Locomotief Di sinilah ia mulai merintis kemampuannya dalam berorganisasi Tugas tugas jurnalistiknya seperti ke perkebunan di Lebak dan kasus kelaparan di Indramayu membuatnya mulai kritis terhadap kebijakan kolonial Ketika ia menjadi staf redaksi Bataviaasch Nieuwsblad 1907 tulisan tulisannya menjadi semakin pro kaum Indo dan pribumi Dua seri artikel yang tajam dibuatnya pada tahun 1908 Seri pertama artikel dimuat Februari 1908 di surat kabar Belanda Nieuwe Arnhemsche Courant setelah versi bahasa Jermannya dimuat di koran Jerman Das Freie Wort Het bankroet der ethische principes in Nederlandsch Oost Indie Kebangkrutan prinsip etis di Hindia Belanda kemudian pindah di Bataviaasche Nieuwsblad Sekitar tujuh bulan kemudian akhir Agustus seri tulisan panas berikutnya muncul di surat kabar yang sama Hoe kan Holland het spoedigst zijn kolonien verliezen Bagaimana caranya Belanda dapat segera kehilangan koloni koloninya versi Jermannya berjudul Hollands kolonialer Untergang Kembali kebijakan politik etis dikritiknya Tulisan tulisan ini membuatnya mulai masuk dalam radar intelijen penguasa 4 Rumah DD pada saat yang sama yang terletak di dekat Stovia menjadi tempat berkumpul para perintis gerakan kebangkitan nasional Indonesia seperti Sutomo dan Cipto Mangunkusumo untuk belajar dan berdiskusi Budi Utomo BO organisasi yang diklaim sebagai organisasi nasional pertama lahir atas bantuannya Ia bahkan menghadiri kongres pertama BO di Yogyakarta Aspek pendidikan tak luput dari perhatian DD Pada tahun 1910 8 Maret ia turut membidani lahirnya Indische Universiteit Vereeniging IUV suatu badan penggalang dana untuk memungkinkan dibangunnya lembaga pendidikan tinggi universitas di Hindia Belanda Di dalam IUV terdapat orang Belanda orang orang Indo aristokrat Banten dan perwakilan dari organisasi pendidikan kaum Tionghoa THHK Indische Partij Sunting Karena menganggap BO terbatas pada masalah kebudayaan Jawa DD tidak banyak terlibat di dalamnya Sebagai seorang Indo ia terdiskriminasi oleh orang Belanda murni totok atau trekkers Sebagai contoh orang Indo tidak dapat menempati posisi posisi kunci pemerintah karena tingkat pendidikannya Mereka dapat mengisi posisi posisi menengah dengan gaji lumayan tinggi Untuk posisi yang sama mereka mendapat gaji yang lebih tinggi daripada pribumi Namun akibat politik etis posisi mereka dipersulit karena pemerintah koloni mulai memberikan tempat pada orang orang pribumi untuk posisi posisi yang biasanya diisi oleh Indo Tentu saja pemberi gaji lebih suka memilih orang pribumi karena mereka dibayar lebih rendah Keprihatinan orang Indo ini dimanfaatkan oleh DD untuk memasukkan idenya tentang pemerintahan sendiri Hindia Belanda oleh orang orang asli Hindia Belanda Indiers yang bercorak inklusif dan mendobrak batasan ras dan suku Pandangan ini dapat dikatakan original karena semua orang pada masa itu lebih aktif pada kelompok ras atau sukunya masing masing Berangkat dari organisasi kaum Indo Indische Bond dan Insulinde ia menyampaikan gagasan suatu Indie Hindia baru yang dipimpin oleh warganya sendiri bukan oleh pendatang Ironisnya di kalangan Indo ia mendapat sambutan hangat hanya di kalangan kecil saja karena sebagian besar dari mereka lebih suka dengan status quo meskipun kaum Indo direndahkan oleh kelompok orang Eropa murni toh mereka masih dapat dilayani oleh pribumi Tidak puas karena Indische Bond dan Insulinde tidak bisa bersatu pada tahun 1912 Nes bersama sama dengan Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat mendirikan partai berhaluan nasionalis inklusif bernama Indische Partij Partai Hindia 2 5 Kampanye ke beberapa kota menghasilkan anggota berjumlah sekitar 5000 orang dalam waktu singkat Semarang mencatat jumlah anggota terbesar diikuti Bandung Partai ini sangat populer di kalangan orang Indo dan diterima baik oleh kelompok Tionghoa dan pribumi meskipun tetap dicurigai pula karena gagasannya yang radikal Partai yang anti kolonial dan bertujuan akhir kemerdekaan Indonesia ini dibubarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda setahun kemudian 1913 karena dianggap menyebarkan kebencian terhadap pemerintah Akibat munculnya tulisan terkenal Suwardi di De Expres Als Ik Een Nederlander Was Seandainya Aku Seorang Belanda ketiganya lalu diasingkan ke Belanda karena DD dan Cipto mendukung Suwardi Dalam pembuangan di Eropa Sunting nbsp Universitas Zurich tempat Ernest Douwes Dekker menempuh pendidikan tingginya Masa di Eropa dimanfaatkan oleh Nes untuk mengambil program doktor di Universitas Zurich Swiss dalam bidang ekonomi Di sini ia tinggal bersama sama keluarganya Gelar doktor diperoleh secara agak kontroversial dan dengan nilai serendah rendahnya menurut istilah salah satu pengujinya Karena di Swis ia terlibat konspirasi dengan kaum revolusioner India ia ditangkap di Hong Kong dan diadili kemudian ia ditahan di Singapura 1918 Setelah dua tahun dipenjara ia pulang ke Hindia Belanda 1920 Kegiatan jurnalistik dan Peristiwa Polanharjo Sunting Sekembalinya ia ke Batavia setelah dipenjara DD aktif kembali dalam dunia jurnalistik dan organisasi Ia menjadi redaktur organ informasi Insulinde yang bernama De Beweging Ia menulis beberapa seri artikel yang banyak menyindir kalangan pro koloni serta sikap kebanyakan kaumnya kaum Indo Targetnya sebetulnya adalah de eropanisasi orang Indo agar mereka menyadari bahwa demi masa depan mereka berada di pihak pribumi bukan seperti yang terjadi berpihak ke Belanda Organisasi kaum Indo yang baru dibentuk Indisch Europeesch Verbond IEV dikritiknya dalam seri tulisan De tien geboden Sepuluh Perintah Tuhan dan Njo Indrik Sinyo Hendrik Pada seri yang disebut terakhir IEV dicap olehnya sebagai liga yang konyol dan kekanak kanakan Sejumlah pamflet lepas yang cukup dikenal juga ditulisnya pada periode ini seperti Een Natie in de maak Suatu bangsa tengah terbentuk dan Ons volk en het buitenlandsche kapitaal Bangsa kita dan modal asing Pada rentang masa ini dibentuk pula Nationaal Indische Partij NIP sebagai organisasi pelanjut Indische Partij yang telah dilarang Pembentukan NIP menimbulkan perpecahan di kalangan anggota Insulinde antara yang moderat kebanyakan kalangan Indo dan yang progresif menginginkan pemerintahan sendiri kebanyakan orang Indonesia pribumi NIP akhirnya bernasib sama seperti IP tidak diizinkan oleh Pemerintah Pada tahun 1919 DD terlibat atau tersangkut dalam peristiwa protes dan kerusuhan petani buruh tani di perkebunan tembakau Polanharjo Klaten Ia terkena kasus ini karena dianggap mengompori para petani dalam pertemuan mereka dengan orang orang Insulinde cabang Surakarta yang ia hadiri pula Pengadilan dilakukan pada tahun 1920 di Semarang Hasilnya ia dibebaskan namun kasus baru menyusul dari Batavia ia dituduh menulis hasutan di surat kabar yang dipimpinnya Kali ini ia harus melindungi seseorang sebagai redaktur De Beweging yang menulis suatu komentar yang di dalamnya tertulis Membebaskan negeri ini adalah keharusan Turunkan penguasa asing Yang membuatnya kecewa adalah ternyata alasan penyelidikan bukanlah semata tulisan itu melainkan mentalitas sang penulis dan dituduhkan ke DD Setelah melalui pembelaan yang panjang DD divonis bebas oleh pengadilan Aktivitas pendidikan dan Ksatrian Instituut Sunting Sekeluarnya dari tahanan dan rentetan pengadilan DD cenderung meninggalkan kegiatan jurnalistik dan menyibukkan diri dalam penulisan sejumlah buku semi ilmiah dan melakukan penangkaran anjing gembala Jerman dan aktif dalam organisasinya Prestasinya cukup mengesankan karena salah satu anjingnya memenangi kontes dan bahkan mampu menjawab beberapa pertanyaan berhitung dan menjawab beberapa pertanyaan tertulis Atas dorongan Suwardi Suryaningrat yang saat itu sudah mendirikan Perguruan Taman Siswa ia kemudian ikut dalam dunia pendidikan dengan mendirikan sekolah Ksatrian Instituut KI di Bandung Ia banyak membuat materi pelajaran sendiri yang instruksinya diberikan dalam bahasa Belanda KI kemudian mengembangkan pendidikan bisnis namun di dalamnya diberikan pelajaran sejarah Indonesia dan sejarah dunia yang materinya ditulis oleh Nes sendiri Akibat isi pelajaran sejarah ini yang anti kolonial dan pro Jepang pada tahun 1933 buku bukunya disita oleh pemerintah Keresidenan Bandung dan kemudian dibakar Pada saat itu Jepang mulai mengembangkan kekuatan militer dan politik di Asia Timur dengan politik ekspansi ke Korea dan Tiongkok DD kemudian juga dilarang mengajar Kegiatan sebelum pembuangan Sunting Karena dilarang mengajar DD kemudian mencari penghasilan dengan bekerja di kantor Kamar Dagang Jepang di Jakarta Ini membuatnya dekat dengan Mohammad Husni Thamrin seorang wakil pribumi di Volksraad Pada saat yang sama pemerintah Hindia Belanda masih trauma akibat pemberontakan komunis ISDV tahun 1927 memecahkan masalah ekonomi akibat krisis keuangan 1929 dan harus menghadapi perkembangan fasisme ala Nazi di kalangan warga Eropa Europaeer Serbuan Jerman ke Denmark dan Norwegia dan akhirnya ke Belanda pada tahun 1940 mengakibatkan ditangkapnya ribuan orang Jerman di Hindia Belanda berikut orang orang Eropa lain yang diduga berafiliasi Nazi DD yang memang sudah dipantau akhirnya ikut digaruk karena dianggap kolaborator Jepang yang mulai menyerang Indochina Prancis Ia juga dituduh komunis Pengasingan di Suriname Sunting DD ditangkap dan dibuang ke Suriname pada tahun 1941 melalui Belanda Di sana ia ditempatkan di suatu kamp jauh di pedalaman Sungai Suriname yang bernama Jodensavanne Padang Yahudi 3 Tempat itu pada abad ke 17 hingga ke 19 pernah menjadi tempat permukiman orang Yahudi yang kemudian ditinggalkan karena kemudian banyak pendatang yang membuat keonaran Kondisi kehidupan di kamp sangat memprihatinkan Sampai sampai DD yang waktu itu sudah memasuki usia 60 an sempat kehilangan kemampuan melihat Di sini kehidupannya sangat tertekan karena ia sangat merindukan keluarganya Surat menyurat dilakukannya melalui Palang Merah Internasional dan harus melalui sensor Ketika kabar berakhirnya perang berakhir para interniran buangan di sana tidak segera dibebaskan Baru menjelang pertengahan tahun 1946 sejumlah orang buangan dikirim ke Belanda termasuk DD Di Belanda ia bertemu dengan Nelly Albertina Gertzema nee Kruymel seorang perawat Nelly kemudian menemaninya kembali ke Indonesia Kepulangan ke Indonesia juga melalui petualangan yang mendebarkan karena DD harus mengganti nama dan menghindari petugas intelijen di Pelabuhan Tanjung Priok Akhirnya mereka berhasil tiba di Yogyakarta ibu kota Republik Indonesia pada waktu itu pada tanggal 2 Januari 1947 Perjuangan pada masa Revolusi Kemerdekaan dan akhir hayat Sunting Tak lama setelah kembali ia segera terlibat dalam posisi posisi penting di sisi Republik Indonesia Pertama tama ia menjabat sebagai menteri negara tanpa portofolio dalam Kabinet Sjahrir III yang hanya bekerja dalam waktu hampir 9 bulan Selanjutnya berturut turut ia menjadi anggota delegasi negosiasi dengan Belanda konsultan dalam komite bidang keuangan dan ekonomi di delegasi itu anggota DPA pengajar di Akademi Ilmu Politik dan terakhir sebagai kepala seksi penulisan sejarah historiografi di bawah Kementerian Penerangan Di mata beberapa pejabat Belanda ia dianggap komunis meskipun ini sama sekali tidak benar Pada periode ini DD tinggal satu rumah dengan Sukarno Ia juga menempati salah satu rumah di Kaliurang Dan dari rumah di Kaliurang inilah pada tanggal 21 Desember 1948 ia diciduk tentara Belanda yang tiba dua hari sebelumnya di Yogyakarta dalam rangka Aksi Polisionil Setelah diinterogasi ia lalu dikirim ke Jakarta untuk diinterogasi kembali Tak lama kemudian DD dibebaskan karena kondisi fisiknya yang payah dan setelah berjanji tak akan melibatkan diri dalam politik Ia dibawa ke Bandung atas permintaannya Harumi kemudian menyusulnya ke Bandung Setelah renovasi mereka lalu menempati rumah lama dijulukinya Djiwa Djuwita di Lembangweg Di Bandung ia terlibat kembali dengan aktivitas di Ksatrian Instituut Kegiatannya yang lain adalah mengumpulkan material untuk penulisan autobiografinya terbit 1950 70 jaar konsekwent dan merevisi buku sejarah tulisannya Ernest Douwes Dekker wafat dini hari tanggal 28 Agustus 1950 tertulis di batu nisannya 29 Agustus 1950 versi van der Veur 2006 dan dimakamkan di TMP Cikutra Bandung Penghargaan SuntingJasa DD dalam perintisan kemerdekaan diekspresikan dalam banyak hal Di setiap kota besar dapat dijumpai jalan yang dinamakan menurut namanya Setiabudi Jalan Lembang di Bandung utara tempat rumahnya berdiri sekarang bernama Jalan Setiabudi Di Jakarta bahkan namanya dipakai sebagai nama suatu kecamatan yakni Kecamatan Setiabudi di Jakarta Selatan Di Belanda nama DD juga dihormati sebagai orang yang berjasa dalam meluruskan arah kolonialisme meskipun hampir sepanjang hidupnya ia berseberangan posisi politik dengan pemerintah kolonial Belanda bahkan dituduh pengkhianat Lihat pula SuntingDaftar tokoh Indonesia Daftar tokoh Eropa IndonesiaBacaan lanjutan SuntingCh M Nasruddin Anshoriy Tjakrawerdaya Djuanaidi 2008 Rekam Jejak Dokter Pejuang amp Pelopor Yogyakarta LKIs ISBN 979 1283 613 Komandoko Gamal 2008 Boedi Oetomo Awal Bangkitnya Kesadaran Bangsa Yogyakarta MedPress ISBN 979 788 015 X Anwar Rosihan 2009 Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia 3 Jakarta Kompas ISBN 978 979 709 429 4 Setiadi Purwanto Arvian Yandhrie November 2012 Douwes Dekker Sang Inspirator Revolusi Jakarta KPG Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan Majalah Tempo ISBN 978 979 91 0513 4 Referensi Sunting a b Setiadi amp Arvian 2012 hlm 66 70 a b c DOUWES DEKKER Ernest Francois Eugene 1879 1950 Instituut voor Nederlandse Geschiedenis Diakses tanggal 2 November 2018 a b Danudirdja Setiabuddhi 1879 1950 Kompas com Kompas Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 November 2005 Diakses tanggal 2 November 2018 Indonesia Early Political Movements Library of Congress Country Studies Parameter access date membutuhkan url bantuan The Growth of National Consciousness Federal Research Division of the Library of Congress Diakses tanggal 2006 01 08 Pranala luar Sunting Biografie in BWN Diakses tanggal 10 Januari 2020 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Ernest Douwes Dekker amp oldid 23445909