www.wikidata.id-id.nina.az
Bouraq Indonesia Airlines sering disingkat menjadi Bouraq Airlines atau hanya Bouraq adalah maskapai penerbangan swasta Indonesia yang pernah beroperasi Maskapai yang berdiri dari seorang pengusaha yang bernama Jerry Albert Sumendap ini jatuh bangun dalam mendirikan maskapai ini putra Manado yang sebelumnya menghabiskan waktu untuk berbisnis kayu ini adalah pengagas transportasi udara di Kalimantan yang ingin membawa kekayaan sumber daya minyak dan hasil alam yang nantinya bisa meningkatkan cadangan devisa negara di mana saat itu Indonesia berada pada masa pembangunan pada era Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto Bouraq Indonesia AirlinesIATA ICAO Kode panggilBO BOU BOURAQ 1 Didirikan1970Berhenti beroperasi2005PenghubungBandar Udara Internasional Soekarno HattaBandar Udara Sultan Aji Muhammad SulaimanBandar Udara Internasional JuandaAnak perusahaanBali AirArmada70Tujuan10 Kantor pusatJakarta IndonesiaTokoh utamaAlbert Sumendap pemilik Nama Buraq sendiri diambil dari nama kendaraan Nabi Muhammad SAW saat peristiwa suci dalam Islam Isra Mi raj Dengan pengambilan nama itu pula menjadikan nama tersebut sebagai harapan untuk menjadi maskapai tercepat baik dari segi perkembangan usaha maupun ketepatan waktu waktu terbang 2 Daftar isi 1 Sejarah 2 Armada 2 1 Mantan armada 3 Referensi 4 Pranala luarSejarah suntingPada awalnya Jarry Albert Sumendap hanya berniat mendirikan maskapai penerbangan tak berjadwal untuk memudahkan kunjungannya dan karyawan senior mereka yang juga dimilikinya lewat PT Pordisa Pada April 1969 dimulai proyek besar untuk mendirikan maskapai dengan cita cita menghubungkan Kalimantan dengan pulau pulau lain di tanah air Bermodal tiga unit Douglas DC 3 Jerry Sumendap akhirnya memulai bisnisnya di industri penerbangan Pada tanggal 1 April 1970 menjadi tonggak awal bagi nya karena pertama kalinya mendaratkan pesawat di lapangan rumput di Balikpapan Kalimantan Timur Perusahaan kayu miliknya memang memiliki kebutuhan untuk mengangkut pekerjanya ke kawasan pedalaman Kalimantan Seiring berjalannya waktu nasib berbeda dialami perusahaan kayu miliknya Perusahaan kayu ini terpaksa berhenti beroperasi dan gulung tikar Di sisi lain Bouraq semakin membesar ditandai dengan langkah perusahaan yang mendirikan anak perusahaan Bali Air tahun 1972 Perusahaan barunya ini khusus dioperasikan untuk melayani rute perintis di daerah timur Indonesia Selain Bali Air Bouraq juga melahirkan anak perusahaan Bouraq Natour yang bergerak di bidang konstruksi Bouraq Natour juga membantu pembangunan landasan Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado pada tahun 1976 dan perusahaan juga ikut membangun overlay dan paving landasan Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali untuk pesawat berbadan lebar 3 Selain itu Bouraq juga sempat mengikuti tender pengadaan pesawat haji dengan menyewa 2 Boeing 707 100 nbsp Boeing 707 100 yang disewa oleh Bouraq Indonesia Airlines untuk mengikuti tender haji tahun 1974 nbsp HS 748 Bouraq Indonesia Airlines berada di Chesterhire Inggris Setelah hampir satu dekade berdiri Bouraq makin menghiasi langit Indonesia Maskapai ini makin berkembang dengan pesat di dekade 1980an dengan ditunjang oleh empat armada pesawat Vickers VC 843 Viscount tiga buah CASA NC 212 dan enam belas Hawker Siddley HS 748 seri 2A dan 2B membuat armada Bouraq makin gencar untuk menerbangi penrbangan ke seluruh Indonesia tidak hanya itu saja Maskapai Bouraq pun memperkuat keberadaan Bali Air dengan menambahkan dua armada Britten Norman Islander dan empat buah Britten Norman Trislander untuk jarak pendek dan penerbangan perintis Bouraq pun akhirnya memasuki masa puncaknya pada 1990 an Bouraq berhasil mendapat predikat sebagai perusahaan penerbangan swasta dengan on time performance terbaik untuk penerbangan domestik Tidak hanya kata selamat yang datang tetapi juga kata kok bisa pun juga keluar terkait dengan armada yang digunakan oleh Bouraq yang secara samar dilihat sudah tua membuat maskapai ini mendapat komentar pedas dari para pesaing yang sudah menguasai pasar domestik terlebih dahulu 4 nbsp Salah satu armada Boeing 737 200 Bouraq Indonesia Airlines yang dibeli dari MAS Tak mau menerima kritikan pedas tersebut Bouraq langsung menjawab nada negatif para pesaingnya dengan mendatangkan pesawat Boeing 737 200 untuk meningkatkan kualitas pelayanan peremajaan pesawat dan memenuhi pertumbuhan bisnis yang tumbuh cukup signifikan dengan transaksi sebesar US 70 juta dollar tujuh unit pesawat bekas berhasil didapat dari Malaysia Airlines yang rata rata berusia 10 tahun dan hal ini membuat Bouraq pun makin lebar dengan dukungan armada yang berjumlah menjadi sebanyak 30 unit sementara itu Bouraq juga mengoptimalkan penggunaan SDM 100 awak pilot kopilot Satu yang unik dari dan jarang terjadi dalam industri penerbangan nasional adalah Bouraq mempekerjakan penerbang perempuan yaitu Meriam Zanaria Lokawati Nakagawa dan Cipluk Pada tahun 1995 menjadi hari duka bagi seluruh Bouraq Sang pendiri Jerry Albert Sumendap wafat dalam usia 69 tahun Bouraq pun memasuki babak baru dengan masuknya Danny Sumendap pada akhir 1995 Bermodalkan tekad besar untuk mempertahankan eksistensi Bouraq Danny melakukan restrukturisasi besar pada perusahaan demi bersaing dengan perkembangan zaman Namun banyaknya loyalis dari Bouraq membuat keputusan drastis tersebut tak berjalan lancar sepenuhnya Perlahan lahan upaya resrtukturisasi organisasi akhirnya mampu menyelamatkan Bouraq dari ketatnya persaingan bisnis penerbangan Namun rasa nyaman ini hanya bertahan sementara Bouraq harus berhadapan dengan persoalan yang jauh lebih besar Krisis finansial Asia 1997 Krisis keuangan yang melanda Asia dan berdampak pada Indonesia ini terbukti telah menghempaskan sejumlah maskapai penerbangan Namun Bouraq tak menyerah begitu saja Berbagai strategi disusun untuk tetap mempertahankan keberlangsungan Bouraq Efisiensi pun terpaksa ditempuh dengan mengurangi pesawat dan pilot kopilot Dalam kondisi ini Bouraq ibarat kapal karam yang menunggu waktu untuk tenggelam Tekanan yang makin kuat membuat maskapai Bouraq lama kelamaan makin menyusut baik jumlah armada maupun awak kabin Jelang akhir hayatnya Bouraq hanya menyisakan sebuah pesawat Boeing B737 200 Kejayaan sebagai maskapai yang memiliki puluhan pesawat berakhir dengan tragis jelang tutupnya Bouraq dengan disahkannya sertifikat pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 25 Juli 2005 Akhirnya pada hari penetapan itu maskapai yang berlogo B yang diselimuti oleh hijau toska yang selama ini menghiasi langit nusantara pun akhirnya berpulang ke jurang kehancuran bisnis dan tidak tampak lagi 5 Armada suntingPer September 2005 armada Bouraq Indonesia terdiri dari 6 Boeing 737 200 IATA 732 ICAO B732 1 McDonnell Douglas MD 82 IATA M82 ICAO MD82 Mantan armada sunting Aerospatiale N 262 Boeing 707 Boeing 737 200 Fokker F27 Di operasikan oleh Bali Air BAC One Eleven Di alihkan Ke pelita air Service Douglas DC 3 Fokker F28 Fellowship Di Alihkan Ke Nurman avia Hawker Siddeley HS 748 McDonnell Douglas MD 82 NAMC YS 11 Vickers Viscount CASA C 212Referensi sunting Airline Codes http bisnis liputan6 com read 710126 bouraq air maskapai legenda yang kandas setelah 35 tahun p 2 http bisnis liputan6 com read 710126 bouraq air maskapai legenda yang kandas setelah 35 tahun p 3 http bisnis liputan6 com read 710126 bouraq air maskapai legenda yang kandas setelah 35 tahun p 4 http bisnis liputan6 com read 710126 bouraq air maskapai legenda yang kandas setelah 35 tahun p 6Pranala luar sunting Indonesia Web Bouraq Indonesia Inggris Armada Bouraq Indonesia Diarsipkan 2007 03 12 di Wayback Machine Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Bouraq Indonesia Airlines amp oldid 24001341