www.wikidata.id-id.nina.az
Ki Lurah Bagong Jawa ꦏ ꦭ ꦫ ꦧꦒ translit Ki Lurah Bagong adalah nama salah satu tokoh punakawan dalam kisah pewayangan yang berkembang di Jawa Tengah Yogyakarta dan Jawa Timur Tokoh ini dikisahkan sebagai anak dari Semar Dalam pewayangan Sunda juga terdapat tokoh panakawan yang identik dengan Bagong yaitu Cepot atau Astrajingga Namun bedanya menurut versi ini Cepot adalah anak tertua Semar Dalam wayang banyumasan Bagong lebih dikenal dengan sebutan Bawor Bagongꦧꦒ Tokoh pewayangan JawaNama lainBaworCepotAstrajinggaJamblahitaLupitPathokol BaworsariGrubugMangundiwangsaJenis kelaminLaki lakiPosisiPunakawanKarakteristikBotak bibir dower perut buncitKeluargaSemar ayah Gareng dan Petruk kakak Daftar isi 1 Ciri fisik 2 Asal usul 3 Bagong pada zaman Kolonial 4 Bagong versi Jawa Timur 5 Bagong versi Wayang Golek Menak 6 Iklan 7 Lihat pulaCiri fisik suntingSebagai seorang panakawan yang sifatnya menghibur penonton wayang tokoh Bagong pun dilukiskan dengan ciri ciri fisik yang mengundang kelucuan Tubuhnya bulat matanya lebar bibirnya tebal dan terkesan memble Dalam figur wayang kulit Bagong membawa senjata kudi Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri Dibandingkan dengan ketiga panakawan lainnya yaitu Semar Gareng dan Petruk maka Bagong adalah sosok yang paling lugu dan kurang mengerti tata krama Meskipun demikian majikannya tetap bisa memaklumi Asal usul suntingBeberapa versi menyebutkan bahwa sesungguhnya Bagong bukan anak kandung Semar Dikisahkan Semar merupakan penjelmaan seorang dewa bernama Batara Ismaya yang diturunkan ke dunia bersama kakaknya yaitu Togog atau Batara Antaga untuk mengasuh keturunan adik mereka yaitu Batara Guru Togog dan Semar sama sama mengajukan permohonan kepada ayah mereka yaitu Sang Hyang Tunggal supaya masing masing diberi teman Sanghyang Tunggal ganti mengajukan pertanyaan berbunyi siapa kawan sejati manusia Togog menjawab hasrat sedangkan Semar menjawab bayangan Dari jawaban tersebut Sanghyang Tunggal pun mencipta hasrat Togog menjadi manusia kerdil bernama Bilung sedangkan bayangan Semar dicipta menjadi manusia bertubuh bulat bernama Bagong Versi lain menyebutkan Semar adalah cucu Batara Ismaya Semar mengabdi kepada seorang pertapa bernama Resi Manumanasa yang kelak menjadi leluhur para Pandawa Ketika Manumanasa hendak mencapai moksha Semar merasa kesepian dan meminta diberi teman Manumanasa menjawab bahwa temannya yang paling setia adalah bayangannya sendiri Seketika itu pula bayangan Semar pun berubah menjadi manusia dan diberi nama Bagong karena sifatnya yang jenaka dan sembrono Bagong pada zaman Kolonial sunting nbsp Astrajingga Cepot versi wayang golek Sunda dari BagongGaya bicara Bagong yang seenaknya sendiri sempat dipergunakan para dalang untuk mengkritik penjajahan kolonial Hindia Belanda Ketika Sultan Agung meninggal tahun 1645 putranya yang bergelar Amangkurat I menggantikannya sebagai pemimpin Kesultanan Mataram Raja baru ini sangat berbeda dengan ayahnya Ia memerintah dengan sewenang wenang serta menjalin kerja sama dengan pihak VOC Belanda Keluarga besar Kesultanan Mataram saat itu pun terpecah belah Ada yang mendukung pemerintahan Amangkurat I yang pro Belanda ada pula yang menentangnya Dalam hal kesenian pun terjadi perpecahan Seni wayang kulit terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan Nyai Panjang Mas yang anti Amangkurat I dan golongan Kyai Panjang Mas yang sebaliknya Rupanya pihak Belanda tidak menyukai tokoh Bagong yang sering dipergunakan para dalang untuk mengkritik penjajahan VOC Atas dasar ini golongan Kyai Panjang Mas pun menghilangkan tokoh Bagong sedangkan Nyai Panjang Mas tetap mempertahankannya Pada zaman selanjutnya Kesultanan Mataram mengalami keruntuhan dan berganti nama menjadi Kasunanan Kartasura Sejak tahun 1745 Kartasura kemudian dipindahkan ke Surakarta Selanjutnya terjadi perpecahan yang berakhir dengan diakuinya Sultan Hamengkubuwono I yang bertakhta di Yogyakarta Dalam hal pewayangan pihak Surakarta mempertahankan aliran Kyai Panjang Mas yang hanya memiliki tiga orang panakawan Semar Gareng dan Petruk sedangkan pihak Yogyakarta menggunakan aliran Nyai Panjang Mas yang tetap mengakui keberadaan Bagong Akhirnya pada zaman kemerdekaan Bagong bukan lagi milik Yogyakarta saja Para dalang aliran Surakarta pun kembali menampilkan empat orang punakawan dalam setiap pementasan mereka Bahkan peran Bagong cenderung lebih banyak daripada Gareng yang biasanya hanya muncul dalam gara gara saja Bagong versi Jawa Timur suntingDalam pewayangan gaya Jawa Timuran yang berkembang di daerah Surabaya Sidoarjo Gresik Mojokerto Jombang Malang dan sekitarnya tokoh Semar hanya memiliki dua orang anak yaitu Bagong dan Sarangaja Bagong sendiri memiliki anak bernama Besut Dalam versi ini adik Bagong memang jarang di pentaskan namun ada lakon tertentu di mana Sarangaja keluar seperti lakon Adeg e Khayangan Suralaya di mana pada cerita ini menceritakan Asal usul Bagong dalam versi Jawa Timur Tentu saja Bagong gaya Jawa Timuran memiliki peran yang sangat penting sebagai panakawan utama dalam setiap pementasan wayang Ucapannya yang penuh humor khas timur membuatnya sebagai tokoh wayang yang paling ditunggu kemunculannya Dalam versi ini Bagong memiliki nama sebutan lain yaitu Jamblahita Bagong versi Wayang Golek Menak suntingDalam pementasan Wayang Golek Menak Bagong versi ini memang bentuk wajahnya menyerupai Cepot Mulai dari wajah tangan dan busananya persis seperti Cepot tetapi Bagong versi Wayang Golek Menak ini memiliki wajah berwarna hitam berjubah hitam memakai kaus belang merah putih dan berhidung mbangir Bagong yang seperti ini disebut Lupit atau nama lengkapnya Kyai Lurah Lupit dari Desa Karang Sembung Dia memiliki seorang adik yang bernama Slenteng Slenteng sendiri adalah perwujudan Gareng versi Wayang Golek Menak Dalam pakeliran Lupit adalah seorang punakawan yang hidup pada zaman kerajaan kerajaan Islam di pulau Jawa Misalnya sebagai abdi dalem Sultan Trenggono pada zaman Kesultanan Demak Iklan suntingSupertin 1992 1993 Lihat pula suntingPanakawan Semar Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Bagong amp oldid 23702637