www.wikidata.id-id.nina.az
Halaman ini berisi artikel tentang novel Untuk film yang berdasarkan novel ini lihat Tenggelamnya Kapal van der Wijck film Tenggelamnja Kapal van der Wijck EYD Tenggelamnya Kapal van der Wijck adalah sebuah novel yang ditulis oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan nama Hamka Novel ini mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabau dan perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian source source Artikel ini tersedia dalam versi lisan Dengarkan versi lisan dari artikel ini 21 menit source source noiconBerkas suara ini dibuat berdasarkan revisi dari artikel ini per tanggal 17 Agustus 2022 2022 08 17 sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini Bantuan Artikel lainnya Tenggelamnya Kapal van der WijckPengarangHamkaNegaraIndonesiaBahasaBahasa Indonesia MelayuGenreNovelPenerbit lihat di bawah Tanggal terbit1938Jenis mediaCetak kulit keras amp lunak Halaman224 cetakan ke 22 ISBNISBN 978 979 418 055 6 cetakan ke 22 Invalid ISBNOCLC246136296Novel ini pertama kali ditulis oleh Hamka sebagai cerita bersambung dalam sebuah majalah yang dipimpinnya Pedoman Masyarakat pada tahun 1938 Dalam novel ini Hamka mengkritik beberapa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pada saat itu terutama mengenai kawin paksa Kritikus sastra Indonesia Bakri Siregar menyebut Tenggelamnya Kapal van der Wijck sebagai karya terbaik Hamka meskipun pada tahun 1962 novel ini dituding menjiplak karya Jean Baptiste Alphonse Karr berjudul Sous les Tilleuls 1832 Diterbitkan sebagai novel pada tahun 1939 Tenggelamnya Kapal van der Wijck terus mengalami pencetakan ulang sampai sekarang Novel ini juga diterbitkan dalam bahasa Melayu sejak tahun 1963 dan telah menjadi bahan bacaan wajib bagi siswa sekolah di Indonesia dan Malaysia Daftar isi 1 Latar belakang 2 Alur 3 Tema 4 Rilis dan penerimaan 4 1 Tuduhan penjiplakan 5 Keterangan 6 RujukanLatar belakang nbsp Haji Abdul Malik Karim Amrullah penulis novelArtikel utama Haji Abdul Malik Karim Amrullah Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan singkatan Hamka adalah ulama asal Minangkabau yang dibesarkan dalam kalangan keluarga yang taat beragama Ia memandang tradisi yang ada dalam masyarakat di sekitarnya sebagai penghambat kemajuan agama sebagaimana pandangan ayahnya Abdul Karim Amrullah 1 2 Setelah melakukan perjalanan ke Jawa dan Mekkah sejak berusia 16 tahun untuk menimba ilmu ia bekerja sebagai guru agama di Deli Sumatera Utara lalu di Makassar Sulawesi Selatan 3 Dalam perjalanan ini terutama saat di Timur Tengah Hamka banyak membaca karya dari ahli dan penulis Islam termasuk karya penulis asal Mesir Mustafa Lutfi al Manfaluti hingga karya sastrawan Eropa yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab 4 5 Pada tahun 1935 Hamka meninggalkan Makassar untuk pergi ke Medan Di kota itu ia menerima permintaan untuk menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masjarakat yang dalam majalah ini untuk pertama kalinya nama pena Hamka diperkenalkan 2 Di sela sela kesibukannya Hamka menulis Tenggelamnya Kapal van der Wijck karya yang diilhami sebagian dari tenggelamnya suatu kapal pada tahun 1936 6 AlurPerdebatan mengenai harta warisan antara Pendekar Sutan dengan mamaknya berujung pada kematian Pendekar Sutan diasingkan dari Batipuh ke Cilacap selama dua belas tahun karena membunuh mamaknya Setelah bebas Pendekar Sutan memilih menetap di Makassar dan menikah dengan Daeng Habibah Akan tetapi setelah memperoleh seorang anak bernama Zainuddin Daeng Habibah meninggal dan tak lama setelah itu Zainuddin menjadi yatim piatu Ketika beranjak remaja Zainuddin meminta izin kepada pengasuhnya Mak Base untuk berangkat ke Minangkabau ia telah lama ingin menjumpai tanah asal ayahnya di Batipuh Namun kedatangan Zainuddin tidak mendapatkan sambutan baik di tengah tengah masyarakat yang menarik struktur kekerabatan dari ibu Ia dianggap tidak memiliki pertalian darah lagi dengan keluarganya di Minangkabau karena meskipun berayah Minang ibunya berasal dari Bugis Akibatnya ia merasa terasing dan melalui surat surat ia kerap mencurahkan kesedihannya kepada Hayati perempuan keturunan bangsawan Minang yang prihatin terhadapnya Setelah Zainuddin dan Hayati sama sama mulai jatuh cinta Zainuddin memutuskan pindah ke Padang Panjang karena mamak Hayati memintanya untuk keluar dari Batipuh Sebelum berpisah Hayati sempat berjanji kepada Zainuddin untuk selalu setia Sewaktu Hayati berkunjung ke Padang Panjang karena hendak menjumpai Zainuddin Hayati menginap di rumah sahabatnya Khadijah Namun sekembali dari Padang Panjang Hayati dihadapkan oleh permintaan keluarganya yang telah sepakat untuk menerima pinangan Azis kakak Khadijah Keluarga Hayati lebih menyukai Aziz yang murni keturunan Minang dan berasal dari keluarga terpandang ketimbang Zainuddin Meskipun masih mencintai Zainuddin Hayati akhirnya terpaksa menerima dinikahkan dengan Aziz Mengetahui Hayati telah menikah dan mengkhianati janjinya Zainuddin yang sempat berputus asa pergi ke Jawa bersama temannya Muluk tinggal pertama kali di Batavia sebelum akhirnya pindah ke Surabaya Di perantauan Zainuddin menjadi penulis yang terkenal Pada saat yang sama Aziz juga pindah ke Surabaya bersama Hayati karena alasan pekerjaan tetapi rumah tangga mereka akhirnya menjadi berantakan Setelah Aziz dipecat mereka menumpang ke rumah Zainuddin tetapi Aziz lalu bunuh diri dan dalam sepucuk surat ia berpesan agar Zainuddin menjaga Hayati Namun Zainuddin tidak memaafkan kesalahan Hayati Hayati akhirnya disuruh pulang ke Batipuh dengan menaiki kapal van der Wijck Di tengah tengah perjalanan kapal yang dinaiki Hayati tenggelam dan setelah Zainuddin mendengar berita itu ia langsung menuju sebuah rumah sakit di Tuban Sebelum kapal tenggelam Muluk yang menyesali sikap Zainuddin memberi tahu Zainuddin bahwa Hayati sebetulnya masih mencintainya Namun tidak lama setelah Zainuddin datang Hayati meninggal Sepeninggal Hayati Zainuddin menjadi sakit sakitan sampai akhirnya meninggal Jasadnya dimakamkan di dekat pusara Hayati TemaSeperti novel Hamka sebelumnya Di Bawah Lindungan Ka bah Tenggelamnya Kapal van der Wijck ditulis untuk mengkritik beberapa tradisi dalam adat Minang yang berlaku saat itu seperti perlakuan terhadap orang berketurunan blasteran dan peran perempuan dalam masyarakat Hal tersebut dimunculkan dengan usaha Hayati menjadi istri yang sempurna biarpun Aziz tidak menghargainya 7 8 Hamka beranggapan bahwa beberapa tradisi adat tersebut tidak sesuai dengan dasar dasar Islam ataupun akal budi yang sehat 7 Melalui Tenggelamnya Kapal van der Wijck Hamka mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa demi tercapainya kemerdekaan dengan tidak melebarkan perbedaan antar suku dan budaya Hamka melalui simbol Zainuddin mempertanyakan ketimpangan adat Minangkabau yang menganut sistem matrilineal Meskipun seorang anak berayah orang Minangkabau jika suku ibunya bukan Minangkabau maka ia adalah orang lain Selain itu Hamka mengkritik adat Minangkabau yang tidak memberikan tempat pada laki laki dalam struktur keluarga Adat Minangkabau yang menempatkan perempuan sebagai pewaris harta dalam keturunannya membuat laki laki termarginalkan Hamka menulis sangatlah malang bagi seorang laki laki jika tidak mempunyai saudara perempuan karena membuat harta warisan kedua orangtuanya akan diurus oleh mamak saudara laki laki dari keluarga ibu butuh rujukan Hayati mewakili potret perempuan Minangkabau yang harus tunduk pada struktur adat meskipun harus berjuang keras melawan keinginannya sendiri Aziz adalah simbol kewibawaan tetapi berperilaku buruk Keluarga Hayati menerima lamaran Aziz untuk meminang Hayati dan menolak lamaran Zainuddin karena Zainuddin dianggap tidak punya adat dan suku meskipun memiliki perilaku yang baik butuh rujukan Rilis dan penerimaanTenggelamnya Kapal van der Wijck pertama kali diterbitkan sebagai cerita bersambung dalam majalah Islam mingguan Hamka di Medan Pedoman Masjarakat pada tahun 1938 9 Menurut Yunan Nasution salah satu karyawan majalah tersebut ketika majalah itu dikirimkan ke Kutaraja Aceh kini Banda Aceh banyak pembaca yang telah menunggu di stasiun kereta api agar bisa membaca bab berikutnya secepat mungkin Hamka juga menerima surat dari beberapa pembaca yang beranggapan bahwa novel itu mencerminkan kehidupan mereka Namun beberapa orang Muslim konservatif menolak Tenggelamnya Kapal van der Wijck mereka menyatakan bahwa seorang ulama harusnya tidak mengarang cerita tentang percintaan 6 Setelah mendapat sambutan yang hangat itu Hamka memutuskan untuk menerbitkan Tenggelamnya Kapal van der Wijck sebagai novel dengan usaha penerbitan milik temannya M Syarkawi dengan menggunakan penerbit swasta Hamka tidak dikenakan sensor seperti yang berlaku di Balai Pustaka Cetakan kedua juga dengan penerbit Syarkawi Lima cetakan berikutnya mulai pada tahun 1951 dengan Balai Pustaka Cetakan kedelapan pada tahun 1961 diterbitkan oleh Penerbit Nusantara di Jakarta hingga tahun 1962 novel ini telah dicetak lebih dari 80 ribu eksemplar Cetakan setelah itu kemudian diterbitkan oleh Bulan Bintang 9 10 Novel Hamka ini juga pernah diterbitkan di Malaysia beberapa kali 6 Kritikus sastra Indonesia beraliran sosialis Bakri Siregar menyebut Tenggelamnya Kapal van der Wijck sebagai karya terbaik Hamka 3 Kritikus lain Maman S Mahayana berpendapat bahwa novel ini mempunyai karakterisasi yang baik dan penuh ketegangan Maman beranggapan bahwa ini mungkin karena novel ini awalnya diterbitkan sebagai cerita bersambung 11 Tuduhan penjiplakan Pada bulan September 1962 Abdullan S P nama samaran dari Pramoedya Ananta Toer yang memuat tulisannya ke dalam koran Bintang Timur menyebutkan bahwa novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dijiplak dari Sous les Tilleuls 1832 karya Jean Baptiste Alphonse Karr melalui terjemahan berbahasa Arab oleh Mustafa Lutfi al Manfaluti sebenarnya desas desus penjiplakan sudah lama ada 12 13 Hal ini menjadi polemik luas dalam pers Indonesia 14 Sebagian besar orang yang menuduh Hamka berasal dari Lekra sebuah organisasi sastra sayap kiri yang berafiliasi dengan PKI a Sementara itu penulis di luar sayap kiri melindungi Hamka 12 15 Beberapa kritikus menemukakan beberapa kesamaan antara dua buku tersebut baik dari segi alur maupun teknik penceritaan 16 Ahli dokumentasi sastra H B Jassin yang membandingkan kedua karya itu dengan menggunakan terjemahan Sous les Tilleuls berbahasa Indonesia yang diberi judul Magdalena menulis bahwa novel ini tidaklah mungkin hasil penjiplakan sebab cara Hamka mendeskripsikan tempat itu sangat mendalam dan sesuai dengan gaya bahasanya dalam tulisan sebelumnya 17 Jassin juga menegaskan bahwa novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck membahas masalah adat Minang yang tidak mungkin ditemukan dalam suatu karya sastra luar 7 Akan tetapi Bakri Siregar beranggapan bahwa terdapat banyak kesamaan antara Zainuddin dan Steve serta Hayati dan Magdalena yang menandai adanya penjiplakan 3 Kritikus sastra asal Belanda A Teeuw menyatakan bahwa tanpa berpendapat kalau kesamaan yang terkandung dalam novel itu dilakukan secara sadar memang terdapat banyak hal yang mirip di antara kedua karya itu tetapi Tenggelamnya Kapal van der Wijck sesungguhnya mempunyai tema yang murni dari Indonesia 13 Keterangan Lekra banyak menentang agama Oleh sebab itu Hamka yang merupakan ulama dianggap sebagai salah satu target penting 12 RujukanCatatan kaki Siregar 1964 hlm 60 a b Teeuw 1980 hlm 104 a b c Siregar 1964 hlm 61 Jassin 1985 hlm 46 Jassin 1985 hlm 47 a b c Tempo 2008 Hamka Menggebrak Tradisi a b c Jassin 1985 hlm 63 Mahayana 2007 hlm 169 a b Mahayana 2007 hlm 168 Siregar 1964 hlm 123 Mahayana 2007 hlm 170 a b c Mahayana Sofyan amp Dian 1995 hlm 78 79 a b Teeuw 1980 hlm 105 Kompas 2012 Palagan Hamka Jassin 1985 hlm 59 Jassin 1985 hlm 65 66 Jassin 1985 hlm 61 Daftar pustaka Hamka Menggebrak Tradisi Tempo Jakarta 19 Mei 2008 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 06 04 Diakses tanggal 4 Juni 2012 Jassin H B 1985 Apakah Tenggelamnya Kapal van der Wijck Plagiat Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei I Jakarta Gramedia hlm 59 69 OCLC 36434233 Mahayana Maman S 2007 Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia Jakarta RajaGrafindo Persada ISBN 978 979 769 115 8 Mahayana Maman S Sofyan Oyon Dian Achmad 1995 Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern Jakarta Grasindo ISBN 978 979 553 123 4 Siregar Bakri 1964 Sedjarah Sastera Indonesia 1 Jakarta Akademi Sastera dan Bahasa Multatuli OCLC 63841626 Teeuw A 1980 Sastra Baru Indonesia 1 Ende Nusa Indah OCLC 222168801 Palagan Hamka dan Lentera Pram Kompas Jakarta 20 Maret 2012 Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012 03 24 Diakses tanggal 12 Juni 2012 Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Tenggelamnya Kapal Van der Wijck amp oldid 24359161