www.wikidata.id-id.nina.az
Tafsir Al Qur an bahasa Arab تفسير القرآن adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan menafsirkan yang bersangkutan dengan Al Qur an dan isinya berfungsi sebagai mubayyin pemberi penjelasan menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur an khususnya menyangkut ayat ayat yang tidak di pahami dan samar artinya Kebutuhan umat Islam terhadap tafsir Al Qur an sehingga makna maknanya dapat dipahami secara penuh dan menyeluruh merupakan hal yang mendasar dalam rangka melaksanakan perintah Allah Tuhan dalam Islam sesuai yang dikehendaki Nya 1 Dalam memahami dan menafsirkan Al Qur an diperlukan bukan hanya pengetahuan bahasa Arab tetapi juga berbagai macam ilmu pengetahuan yang menyangkut Al Qur an dan isinya Ilmu untuk memahami Al Qur an ini disebut dengan Ushul Tafsir atau biasa dikenal dengan Ulumul Qur an ilmu ilmu Al Qur an Terdapat tiga bentuk penafsiran yaitu Tafsir bil ma tsur at tafsir bir ra yi dan tafsir isyari dengan empat metode yaitu ijmali tahlili muqarin dan maudhu i Sedangkan dari segi corak lebih beragam ada yang bercorak sastra bahasa fiqh teologi filsafat tasawuf ilmiyah dan corak sastra budaya kemasyarakatan Usaha menafsirkan Al Qur an sudah dimulai semenjak zaman para sahabat Nabi ﷺ sendiri Ali ibn Abi Thalib w 40 H Abdullah ibn Abbas w 68 H Abdullah Ibn Mas ud w 32 H dan Ubay ibn Ka ab w 32 H adalah di antara para sahabat yang terkenal banyak menafsirkan ayat ayat Al Qur an dibandingkan dengan sahabat sahabat yang lain 2 Daftar isi 1 Definisi 1 1 Abu Hayyan dalam A Bahru Al Muhith 1 2 Az Zarkashi Al Burhan fi Ulum Al Qur an 2 Urgensi tafsir Al Qur an dalam Islam 3 Sejarah tafsir Al Qur an 4 Rujukan dalam Tafsir Al Qur an 5 Bentuk Tafsir Al Qur an 5 1 Tafsir bi al Ma tsur 5 2 Tafsir bi ar Ra yi 5 3 Tafsir Isyari 6 Metodologi Tafsir Al Qur an 6 1 Metode Tahlili Analitik 6 2 Metode Ijmali Global 6 3 Metode Muqarin 6 4 Metode Maudhu i Tematik 7 Macam tafsir Al Qur an 8 Perkembangan 9 Tafsir terkenal antara lain 10 Ilmu terkait 11 Lihat pula 12 Pranala luar 13 Referensi 13 1 Kutipan 13 2 Daftar pustakaDefinisi SuntingTafsir bahasa Arab تفسير adalah kata berakar triliteral f s r F s r ف س ر bermakna 1 tampak dan jelasnya sesuatu 2 penyingkapan makna yang samar 3 Secara istilah tafsir Qur an adalah penjelasan firman Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Muhammad 3 As Suyuthi menukil dari az Zarkasyi menjelaskan pengertian tafsir sebagai ilmu untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Muhammad menjelaskan makna maknanya menyimpulkan hikmah dan hukum hukumnya 2 Sedangkan menurut istilah ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian tafsir menurut istilah Abu Hayyan dalam A Bahru Al Muhith Sunting Tafsir adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana mengucapkan lafadz Al Qur an ilmu qira at madlulnya ilmu bahasa arab hukumnya baik yang bersifat tunggal atau dalam untaian kalimat ilmu sharaf ilmu I rab ilmu bayan dan ilmu badi dan makna maknanya yang terkandung dalam tarkib ilmu hakikat dan majaz serta terkait dengan itu termasuk di dalamnya ilmu nasakh mansukh asbabun nuzul dan lainnya 4 Az Zarkashi Al Burhan fi Ulum Al Qur an Sunting Tafsir adalah ilmu yang mengenal Kitabullah Al Qur an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW menjelaskan makna maknanya serta mengeluarkan hukum hukum serta hikmah yang terkandung di dalamnya Dapat disimpulkan tafsir adalah ilmu yang mempelajari inti kandungan kitab Al Qur an yang diturunklan kepada Nabi Muhammad SAW beserta penjelasan maknanya Urgensi tafsir Al Qur an dalam Islam SuntingAl Qur an diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril dalam bahasa Arab dengan segala macam kekayaan bahasanya Di dalamnya terdapat penjelasan mengenai dasar dasar aqidah kaidah kaidah syariat asas asas perilaku menuntun manusia ke jalan yang lurus dalam berpikir dan beramal Namun Allah tidak menjamin perincian perincian dalam masalah masalah itu sehingga banyak lafal Al Qur an yang membutuhkan tafsir apalagi sering digunakan susunan kalimat yang singkat namun luas pengertiannya Dalam lafazh yang sedikit saja dapat terhimpun sekian banyak makna Untuk itulah diperlukan penjelasan yang berupa tafsir Al Qur an 5 Tujuan pewahyuan Al Qur an adalah tadabbur Tadabbur adalah merenungi lafal lafal Al Qur an untuk memahami maknanya Allah berfirman Kitab Al Qur an yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat ayatnya dan agar orang orang yang berakal sehat mendapat pelajaran Qur an Sad 29 Jika tidak ada tadabbur maka manusia akan kehilangan hikmah tersebut dan lafal lafal Al Qur an tidak akan memberi pengaruh Firman Allah yang lain Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur an ataukah hati mereka terkunci Qur an Muhammad 24 Allah mencela orang orang yang tidak men tadabbur i Al Qur an serta menyebutkan tentang terkuncinya dan tidak adanya kebaikan pada hati mereka 5 Ulama ulama terdahulu berpendapat atas wajibnya mempelajari tafsir Al Qur an Mereka mempelajari lafal dan makna Al Qur an sehingga mereka bisa melaksanakan amal yang Allah maksudkan dalam Al Qur an Tidak mungkin melakukan suatu amal yang tidak diketahui hakikat maknanya 5 Abu Abdirrahman as Sulamiy berkata Orang orang yang mengajari kami Al Qur an seperti Utsman bin Affan dan Abdullah bin Mas ud ketika belajar sepuluh ayat dari Al Qur an kepada Nabi mereka tidak meminta tambah sampai mereka memahami ilmu dan amal yang terkandung di dalamnya Mereka berkata Oleh sebab itu kami mempelajari Al Qur an sekaligus ilmu dan amal 6 Sejarah tafsir Al Qur an SuntingSejarah ini diawali dengan masa Rasulullah ﷺ masih hidup sering kali timbul beberapa perbedaan pemahaman tentang makna sebuah ayat Untuk itu mereka dapat langsung menanyakan pada Rasulullah ﷺ Para sahabat yang terkenal banyak menafsirkan Al Qur an antara lain empat khalifah Ibnu Mas ud Ibnu Abbas Ubay bin Ka ab Zaid bin Tsabit Abu Musa al Asy ari Abdullah bin Zubair Pada masa ini belum terdapat satupun pembukuan tafsir dan masih bercampur dengan hadis Sesudah generasi sahabat datanglah generasi tabi in yang belajar Islam melalui para sahabat di wilayah masing masing Ada tiga kota utama dalam pengajaran Al Qur an yang masing masing melahirkan madrasah atau madzhab tersendiri yaitu Mekkah dengan madrasah Ibnu Abbas dengan murid murid antara lain Mujahid ibn Jabir Atha bin Abi Rabah Ikrimah Maula Ibn Abbas Thaus ibn Kisan al Yamani dan Said ibn Jabir Madinah dengan madrasah Ubay ibn Ka ab dengan murid murid Muhammad bin Ka ab al Qurazhi Abu al Aliyah ar Riyahi dan Zaid bin Aslam dan Irak dengan madrasah Ibnu Mas ud dengan murid murid Hasan al Bashri Masruq ibn al Ajda Qatadah bin Da amah Atah ibn Abi Muslim al Khurasani dan Marah al Hamdani Pada masa ini tafsir masih merupakan bagian dari hadis namun masing masing madrasah meriwayatkan dari guru mereka sendiri sendiri Ketika datang masa kodifikasi hadis riwayat yang berisi tafsir sudah menjadi bab tersendiri namun belum sistematis sampai masa sesudahnya ketika pertama kali dipisahkan antara kandungan hadits dan tafsir sehingga menjadi kitab tersendiri Usaha ini dilakukan oleh para ulama sesudahnya seperti Ibnu Majah Ibnu Jarir ath Thabari Abu Bakr ibn al Munzir an Naisaburi dan lainnya Metode pengumpulan inilah yang disebut tafsir bil Ma tsur Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Abbasiyah menuntut pengembangan metodologi tafsir dengan memasukan unsur ijtihad yang lebih besar Meskipun begitu mereka tetap berpegangan pada tafsir bi al Ma tsur dan metode lama dengan pengembangan ijtihad berdasarkan perkembangan masa tersebut Hal ini melahirkan apa yang disebut sebagai tafsir bi ar ra yi yang memperluas ijtihad dibandingkan masa sebelumnya Lebih lanjut perkembangan ajaran tasawuf melahirkan pula sebuah tafsir yang biasa disebut sebagai tafsir isyari Rujukan dalam Tafsir Al Qur an SuntingAl Utsaimin menjelaskan bahwa tafsir Al Qur an merujuk pada sumber sumber berikut 7 Pertama Kalamullah Al Qur an ditafsirkan dengan Al Qur an maksudnya ditafsirkan dengan ayat lain karena Allah adalah Yang menurunkan Al Qur an sehingga lebih mengetahui apa yang dikehendaki ayat Contoh firman Allah أ ل ا إ ن أ و ل ي اء الل ه ل ا خ و ف ع ل ي ه م و ل ا ه م ي ح ز ن ون Ingatlah sesungguhnya wali wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati QS Yunus 10 62Lafal أ و ل ي اء الل ه awliya Allah wali wali Allah ditafsirkan dengan firman Nya pada ayat berikutnya ال ذ ين آم ن وا و ك ان وا ي ت ق ون Yaitu orang orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa QS Yunus 10 63 firman Allah SWT و م ا أ د ر اك م ا الط ار ق tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu QS At Tariq 86 2Lafal الطارق ath thariq yang datang pada malam hari ditafsirkan dengan firman Nya pada ayat berikutnya الن ج م الث اق ب yaitu bintang yang cahayanya menembus QS At Tariq 86 3 firman Allah و الأ ر ض ب ع د ذ ل ك د ح اه ا Dan bumi sesudah itu dihamparkan Nya QS An Nazi at 79 30Lafal د ح اه ا daḥaha dihamparkan Nya ditafsirkan dengan firman Nya pada ayat berikutnya أ خ ر ج م ن ه ا م اء ه ا و م ر ع اه ا و ال ج ب ال أ ر س اه ا Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan menumbuhkan tumbuh tumbuhannya Dan gunung gunung dipancangkan Nya dengan teguh QS An Nazi at 79 30 Kedua perkataan Rasulullah maksudnya Al Qur an ditafsirkan dengan as sunnah karena Rasulullah adalah pembawa kabar dari Allah sehingga Rasulullah adalah manusia yang paling mengetahui maksud Allah pada firman Nya Contoh ل ل ذ ين أ ح س ن وا ال ح س ن ى و ز ي اد ة Bagi orang orang yang berbuat baik ada pahala yang terbaik surga dan tambahannya QS Yunus 10 26 Nabi menafsirkan lafal ز ي اد ة ziyadah tambahannya dengan melihat wajah Allah berdasarkan riwayat dari Ibnu Jarir ath Thabari dan Ibnu Abi Hatim tanpa adanya kesamaran dari Abu Musa 8 dan Ubay bin Ka ab 9 Ketiga perkataan sahabat terutama ulama mereka dan yang memiliki perhatian terhadap tafsir karena Al Qur an turun dengan bahasa mereka pada masa mereka Mereka adalah orang orang yang paling jujur dalam mencari kebenaran lebih selamat dari hawa nafsu dan lebih bersih dari perselisihan yang memecah belah mereka Contoh و إ ن ك ن ت م م ر ض ى أ و ع ل ى س ف ر أ و ج اء أ ح د م ن ك م م ن ال غ ائ ط أ و لام س ت م الن س اء Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan QS An Nisa 4 43 Telah sahih kabar dari Ibnu Abbas RA bahwa dia menafsirkan menyentuh perempuan dengan hubungan badan Keempat perkataan tabi in yang perhatian untuk mengambil tafsir dari para sahabat 10 karena mereka adalah generasi terbaik setelah sahabat lebih selamat dari hawa nafsu daripada generasi setelahnya dan bahasa Arab belum banyak berubah pada masa mereka Oleh karena itu mereka lebih dekat kepada kebenaran dalam menafsirkan Al Qur an daripada generasi setelahnya Ibnu Taimiyah berkata dalam Majmu al Fatawa Apabila terdapat konsensus di antara para tabi in maka argumen mereka tidak dapat diragukan Jika terdapat perbedaan maka argumen argumen mereka tidak bisa dipertentangkan dan tidak pula menentang argumen orang dari masa setelah mereka Perbedaan itu dikembalikan kepada bahasa Al Qur an sunnah atau keumuman bahasa Arab atau perkataan sahabat atas hal itu Kelima konsekuensi makna syar i atau bahasa berdasarkan konteks terhadap suatu kalimat berdasarkan firman Allah yang artinya Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu 11 QS An Nisa 4 105 Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami nya QS Az Zukhruf 43 3 dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan bahasa kaumnya suapay ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka QS Ibrahim 14 4 Jika makna syar i bertentangan dengan makna bahasa maka diambil konsekuensi makna syar i kecuali terdapat dalil yang menguatkan makna bahasa sehingga diambil konsekuensi makna bahasa Hal itu dikarenakan Al Qur an turun untuk menjelaskan syariat bukan untuk menjelaskan bahasa Contoh terjadinya perselisihan makna bahasa dan syar i kemudian diambil makna syar i firman Allah tentang orang orang munafik و لا ت ص ل ع ل ى أ ح د م ن ه م م ات أ ب دا Dan janganlah kamu sekali kali menyembahyangkan jenazah seorang yang mati di antara mereka QS At Taubah 9 84 Dalam ayat terdapat kata yang bermakna as shalah kemudian diterjemahkan menyembahyangkan Salat secara bahasa artinya doa sedangkan secara syar i dalam ayat ini adalah berdiri di samping jenazah untuk mendoakannya dengan cara cara khusus Dengan demikian makna syar i didahulukan karena memang hal itulah yang dimaksud oleh Yang berbicara dan yang dipahami oleh yang mendengar Adapun larangan berdoa untuk mereka secara mutlak diambil dari dalil lain Contoh terjadinya perselisihan makna bahasa dan syar i kemudian diambil makna bahasa dengan dukungan dalil firman Allah SWT خ ذ م ن أ م و ال ه م ص د ق ة ت ط ه ر ه م و ت ز ك يه م ب ه ا و ص ل ع ل ي ه م Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan mendoalah untuk mereka QS At Taubah 9 103 Dalam ayat terdapat kata yang bermakna as shalah kemudian diterjemahkan mendoalah Maksud salat di sini adalah doa berdasarkan dalil HR Muslim 12 dari Abdullah bin Abi Aufa bahwa Nabi pernah ketika menerima zakat orang orang berdoa bersalawat untuk mereka Kemudian datang Abi Aufa menyerahkan zakatnya kemudian Nabi berdoa Allahumma shalli ala ali Abi Awfa Ya Allah semoga salawat tercurahkan kepada keluarga Abi Aufa 13 Bentuk Tafsir Al Qur an SuntingAdapun bentuk bentuk tafsir Al Qur an yang dihasilkan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga Tafsir bi al Ma tsur Sunting Dinamai dengan nama ini dari kata atsar yang berarti sunnah hadits jejak peninggalan karena dalam melakukan penafsiran seorang mufassir menelusuri jejak atau peninggalan masa lalu dari generasi sebelumnya terus sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam Tafsir bi al Matsur adalah tafsir yang berdasarkan pada kutipan kutipan yang shahih yaitu menafsirkan Al Qur an dengan Al Qur an Al Qur an dengan sunnah karena ia berfungsi sebagai penjelas Kitabullah dengan perkataan sahabat Para sahabatlah yang dianggap paling memahami Kitabullah Setelah itu barulah perkataan tokoh tokoh besar tabi in karena mereka pada umumnya menerimanya dari para sahabat Menurut Al Zarkasyi istilah tafsir Bil Al matsur merupakan gabungan dari tiga fakta tafsir bi dan al ma tsur Secara bahasa tafsir berarti mengungkap atau menyingkap Bi berarti dengan Sedangkan al ma tsur berarti ungkapan yang dinukil Sedangkan secara etimologis pengertian tafsir bi al ma tsur yaitu Tafsir bi al ma tsur ialah tafsir yang berpegang kepada riwayat yang shahih yaitu menafsirkan Al Qur an dengan Al Qur an atau dengan sunnah karena ia berfungsi menjelaskan kitabullah atau dengan apa yang dikatakan oleh tokoh tokoh besar tabi in karena pada umumnya mereka menerima dari para sahabat Diatas telah dibahas tentang perbedaan dalam memaknai tafsir bi al ma tsur Pertama adalah pendapat yang meyakini tafsir bi al ma tsur dengan penafsiran Al Qur an dengan Al Qur an hadits pendapat sahabat dan tabi in kedua tafsir yang berupa kompilasi penafsiran nabi shahabat dan tabi in sekilas redaksionalnya berdekatan namun hakikat dari kedua definisi ini sangat jauh berbeda Tidak diragukan lagi tafsir bi al Ma tsur yang berasal dari Sahabat mempunyai nilai tersendiri Jumhur ulama berpendapat tafsir Sahabat mempunyai status hukum marfu disandarkan kepada Rasulullah bila berkenaan dengan asbab al nuzul dan semua hal yang tidak mungkin dimasuki ra yu Sedang hal yang memungkinkan dimasuki ra yu maka statusnya adalah mauquf terhenti pada sahabat selama tidak disandarkan kepada Rasulullah Tafsir tafsir bil ma tsur yang terkenal antara lain Tafsir Ibnu Jarir Tafsir Abu Laits As Samarkandy Tafsir Ad Dararul Ma tsur fit Tafsiri bil Ma tsur karya Jalaluddin As Sayuthi Tafsir Ibnu Katsir Tafsir Al Baghawy dan Tafsir Baqy ibn Makhlad Asbabun Nuzul karya Al Wahidy dan An Nasikh wal Mansukh karya Abu Ja far An Nahhas Tafsir bi ar Ra yi Sunting Seiring perkembangan zaman yang menuntut pengembangan metode tafsir karena tumbuhnya ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah maka tafsir ini memperbesar peranan ijtihad dibandingkan dengan penggunaan tafsir bi al Matsur Dengan bantuan ilmu ilmu bahasa Arab ilmu qiraah ilmu ilmu Al Qur an hadits dan ilmu hadits ushul fikih dan ilmu ilmu lain seorang mufassir akan menggunakan kemampuan ijtihadnya untuk menerangkan maksud ayat dan mengembangkannya dengan bantuan perkembangan ilmu ilmu pengetahuan yang ada Contoh Tafsir bir ra yi dalam Tafsir Jalalain khalaqal insaana min alaq Surat Al Alaq 2 Kata alaq disini diberi makna dengan bentuk jamak dari lafaz alaqah yang berarti segumpal darah yang kental Adapun istilah tafsir bir ra yi dijadikan sebagai lawan dari tafsir bil ma tsur dengan makna ra yu adalah logika pendapat akal dan opini Maksudnya sumber penafsiran suatu ayat bukan didasarkan pada riwayat dan sanad yang sampai ke shahabat atau Rasulullah SAW melainkan penjelasannya datang dari diri sang mufassir sendiri Kadang juga diistilahkan dengan tafsir bid dirayah dimana maknua dirayah itu sama saja dengan makna ra yu yaitu yang artinya mengerti mengetahui dan memahami Bahkan menurut Syekh Muhammad Ali As Shobuni yang dimaksud ra yu adalah al ijtihad Tafsir bi al ra yi disebut juga dengan istilah tafsir bi al ma qul tasfir bi al ijtihad atau tafsir bi al istinbath yang secara selintas mengisyratkan tafsir ini lebih berorentasi kepada penalaran ilmiah yang bersifat aqli rasional dengan pendekatan kebahasaan yang menjadi dasar penjelasannya Itulah sebabnya mengapa para ulama berbeda beda pendapat dalam menilai tafsir bi al ra yi Akan halnya ijtihad yang memungkinkan hasilnya benar atau salah maka tafsir bi al ra yi juga demikian adanya Ada yang dianggap benar yang karenanya maka layak dipedomani tetapi ada juga yang dianggap salah atau menyimpang dan karenanya maka harus dijauhi Misalnya ketika menjelaskan makna bahasa suatu kata dalam Al Quran sang mufassir menjelaskan bahwa secara makna bahasa kata yang dimaksud itu punya akar kata terentu dan juga dijelaskan bagaimana penggunaannya oleh orang Arab Tentu penjelasan secara kebahasaan seperti ini tidak datang dari Nabi SAW para shahabat atau tabi in melainkan datang dari diri sang mufassir sendiri yang mana dia memang ahli di bidang bahasa Arab Atau misalnya ketika seorang mufassir menjelaskan pelajaran yang bermanfaat yang didapat dari suatu ayat tentu saja ini pun tidak ada penjelasan dari Nabi SAW atau atsar para shahabat Sebab menguraikan pelajaran serta hikmah apa yang bisa didapat dari suatu ayat tentu bisa dilakukan oleh setiap orang Dan di masa modern para ilmuwan dan pakar ilmu pengetahuan seringkali mengaitkan informasi di dalam suatu ayat dengan apa apa yang mereka temukan dalam fakta fakta ilmiyah Tentu temuan mereka ini juga tidak bersumber dari atsar melainkan dari hasil pengamatan mereka sendiri serta fakta fakta dalam ilmu pengetahuan sendiri Maka semua hal itu oleh kebanyakan ulama masih dianggap sebagai bagian dari bentuk penafsiran Al Quran dan dinamakanlah dengan istilah tafsir bir ra yi sebagai antitesis dari tafsir bil ma tsur Dalam implementasinya tafsir bir ra yi ini oleh para ulama dibagi menjadi dua macam yaitu tafsir dengan logika yang terpuji dan tasfir dengan logika yang tidak terpuji Memang begitulah istilah yang digunakan yaitu terpuji dan tidak terpuji Nampaknya penggunaan istilah ini ingin menghindari klaim benar atau salahBeberapa tafsir bir ra yi yang terkenal antara lain Tafsir Al Jalalain karya Jalaluddin Muhammad Al Mahally dan disempurnakan oleh Jalaluddin Abdur Rahman As Sayuthi Tafsir Al Baidhawi Tafsir Al Fakhrur Razy Tafsir Abu Suud Tafsir An Nasafy Tafsir Al Khatib Tafsir Al Khazin Tafsir Isyari Sunting Menurut kaum sufi setiap ayat mempunyai makna yang zahir dan batin Yang zahir adalah yang segera mudah dipahami oleh akal pikiran sedangkan yang batin adalah yang isyarat isyarat yang tersembunyi dibalik itu yang hanya dapat diketahui oleh ahlinya Isyarat isyarat kudus yang terdapat di balik ungkapan ungkapan Al Qur an inilah yang akan tercurah ke dalam hati dari limpahan gaib pengetahuan yang dibawa ayat ayat Itulah yang biasa disebut tafsir Isyari tafsyir berdasarkan intuisi atau bisikan batinContoh bentuk penafsiran secara Isyari antara lain adalah pada ayat Innallaha ya murukum an tadzbahuu baqarah Surat Al Baqarah 67 Yang mempunyai makna zhahir adalah Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina tetapi dalam tafsir Isyari diberi makna dengan Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih nafsu hewaniah Beberapa karya tafsir Isyari yang terkenal antara lain Tafsir An Naisabury Tafsir Al Alusy Tafsir At Tastary Tafsir Ibnu Araby Metodologi Tafsir Al Qur an SuntingMetodologi Tafsir dibagi menjadi empat macam yaitu metode tahlili metode ijmali metode muqarin dan metode maudlu i Metode Tahlili Analitik Sunting Metode ini adalah yang paling tua dan paling sering digunakan Menurut Muhammad Baqir ash Shadr metode ini yang ia sebut sebagai metode tajzi i adalah metode yang mufasir nya berusaha menjelaskan kandungan ayat ayat Al Qur an dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat Al Qur an sebagaimana tercantum dalam Al Qur an Tafsir ini dilakukan secara berurutan ayat demi ayat kemudian surat demi surat dari awal hingga akhir sesuai dengan susunan Al Qur an Dia menjelaskan kosakata dan lafazh menjelaskan arti yang dikehendaki sasaran yang dituju dan kandungan ayat yaitu unsur unsur i jaz balaghah dan keindahan susunan kalimat menjelaskan apa yang dapat diambil dari ayat yaitu hukum fiqih dalil syar i arti secara bahasa norma norma akhlak dan lain sebagainya Menurut Malik bin Nabi tujuan utama ulama menafsirkan Al Qur an dengan metode ini adalah untuk meletakkan dasar dasar rasional bagi pemahaman akan kemukjizatan Al Qur an sesuatu yang dirasa bukan menjadi kebutuhan mendesak bagi umat Islam dewasa ini Karena itu perlu pengembangan metode penafsiran karena metode ini menghasilkan gagasan yang beraneka ragam dan terpisah pisah Kelemahan lain dari metode ini adalah bahwa bahasan bahasannya amat teoretis tidak sepenuhnya mengacu kepada persoalan persoalan khusus yang mereka alami dalam masyarakat mereka sehingga mengesankan bahwa uraian itulah yang merupakan pandangan Al Qur an untuk setiap waktu dan tempat Hal ini dirasa terlalu mengikat generasi berikutnya Metode Ijmali Global Sunting Metode ini adalah berusaha menafsirkan Al Qur an secara singkat dan global dengan menjelaskan makna yang dimaksud tiap kalimat dengan bahasa yang ringkas sehingga mudah dipahami Urutan penafsiran sama dengan metode tahlili namun memiliki perbedaan dalam hal penjelasan yang singkat dan tidak panjang lebar Keistimewaan tafsir ini ada pada kemudahannya sehingga dapat dikonsumsi oleh lapisan dan tingkatan kaum muslimin secara merata Sedangkan kelemahannya ada pada penjelasannya yang terlalu ringkas sehingga tidak dapat menguak makna ayat yang luas dan tidak dapat menyelesaikan masalah secara tuntas Metode Muqarin Sunting Tafsir ini menggunakan metode perbandingan antara ayat dengan ayat atau ayat dengan hadits atau antara pendapat pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan perbedaan tertentu dari objek yang diperbandingkan itu Metode Maudhu i Tematik Sunting Tafsir berdasarkan tema yaitu memilih satu tema dalam Al Qur an untuk kemudian menghimpun seluruh ayat Al Qur an yang berkaitan dengan tema tersebut baru kemudian ditafsirkan untuk menjelaskan makna tema tersebut Metode ini adalah metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al Qur an dengan cara mengumpulkan ayat ayat Al Qur an yang mempunyai tujuan satu yang bersama sama membahas topik atau judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebab sebab turunnya kemudian memperhatikan ayat ayat tersebut dengan penjelasan penjelasan keterangan keterangan dan hubungan hubungannya dengan ayat ayat lain kemudian mengambil hukum hukum darinya Macam tafsir Al Qur an SuntingSetiap penafsir akan menghasilkan corak tafsir yang berbeda tergantung dari latar belakang ilmu pengetahuan aliran kalam mahzab fiqih kecenderungan sufisme dari ahli tafsir itu sendiri sehingga tafsir yang dihasilkan akan mempunyai berbagai corak Abdullah Darraz mengatakan dalam an Naba al Azhim sebagai berikut Ayat ayat Al Qur an bagaikan intan setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut sudut lainnya dan tidak mustahil jika kita mempersilahkan orang lain memandangnya maka ia akan melihat banyak dibandingkan apa yang kita lihat Di antara berbagai corak itu antara lain adalah Corak Sastra Bahasa munculnya corak ini diakibatkan banyaknya orang non Arab yang memeluk Islam serta akibat kelemahan orang orang Arab sendiri di bidang sastra sehingga dirasakan perlu untuk menjelaskan kepada mereka tentang keistimewaan dan kedalaman arti kandungan Al Qur an di bidang ini Corak Filsafat dan Teologi corak ini muncul karena adanya penerjemahan kitab kitab filsafat yang memengaruhi beberapa pihak serta masuknya penganut agama agama lain ke dalam Islam yang pada akhirnya menimbulkan pendapat yang dikemukakan dalam tafsir mereka Corak Penafsiran Ilmiah akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka muncul usaha usaha penafsiran Al Qur an sejalan dengan perkembangan ilmu yang terjadi Corak Fikih akibat perkembangan ilmu fiqih dan terbentuknya madzhab mahzab fikih maka masing masing golongan berusaha membuktikan kebenaran pendapatnya berdasarkan penafsiran penafsiran mereka terhadap ayat ayat hukum Corak Tasawuf akibat munculnya gerakan gerakan sufi maka muncul pula tafsir tafsir yang dilakukan oleh para sufi yang bercorak tasawuf Corak Sastra Budaya Kemasyarakatan corak ini dimulai pada masa Syaikh Muhammad Abduh yang menjelaskan petunjuk petunjuk ayat ayat Al Qur an yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat usaha usaha untuk menanggulangi masalah masalah mereka berdasarkan petunjuk ayat ayat dengan mengemukakan petunjuk tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti dan enak didengar Corak pendidikan penafsiran Al Quran dengan pendekatan pendidikan biasa disebut dengan Tafsir tarbawi 14 Perkembangan SuntingIlmu tafsir Al Qur an terus mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman Perkembangan ini merupakan suatu keharusan agar Al Qur an dapat bermakna bagi umat Islam Pada perkembangan terbaru mulai diadopsi metode metode baru guna memenuhi tujuan tersebut Dengan mengambil beberapa metode dalam ilmu filsafat yang digunakan untuk membaca teks Al Qur an maka dihasilkanlah cara cara baru dalam memaknai Al Qur an Di antara metode metode tersebut yang cukup populer antara lain adalah Metode Tafsir Hermeneutika dan Metode Tafsir Semiotika Tafsir terkenal antara lain Sunting Abdullah bin Abbas dilahirkan di Syi bi tiga tahun sebelum hijrah ada yang mengatakan lima tahun sebelum hijrah dan wafat di kota Thoif pada tahun 65 H dan ada yang mengatakan tahun 67 H dan Ulama Jumhur mengatakan wafat pada tahun 68 H banyak melahirkan beberapa tafsir yang tidak terhitung jumlahnya dan tafsiran dia dikumpulkan dalam sebuah kitab yang diberi nama Tafsir ibnu Abbas Di dalam kitab ini terdapat beberapa riwayat dan metode yang berbeda beda namun yang paling bagus adalah tafsir yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalhah Al Hasyimi Mujahid bin Jabr dilahirkan pada tahun 21 H pada masa ke pemimpinan Umar bin Khattob dan wafat pada tahun 102 103 H sedangkan menurut Yahya bin Qhatton dia wafat pada tahun 104 H termasuk tokoh tafsir pada masa tabi in sehingga dia dikatakan tokoh paling alim dalam bidang tafsir pada masa tabi in dan pernah belajar tafsir kepada Ibnu Abbas sebanyak 30 kali Atthobari bernama lengkap Muhammad bin Jarir di lahirkan di Baghdad pada tahun 224 H dan wafat pada tahun 310 H karangan karangannya adalah Jami ul Bayan Fi Tafsiril Qur an Tarikhul Umam Al muluk dan masih banyak lagi yang belum disebutkan Ibnu Katsir bernama lengkap Isma il bin Umar Al Qorsyi ibnu Katsir Al Bashri Di lahirkan pada tahun 705 H dan wafat pada tahun 774 H termasuk ahli dalam bidang fiqih hadist sejarah dan tafsir karangan karangannya adalah Al Bidayah Wan Nihayah Fi Tarikhi Al Ijtihad Fi Tholabil jihad Tafsirul Qur an dan lain lainnya Fakhruddin Ar Rozi bernama lengkap Muhammad bin Umar bin Al Hasan Attamimi Al Bakri Atthobaristani Ar Rozi Fakhruddin yang terkenal dengan sebutan Ibnul Khotib As Syafi i lahir di Royyi pada tahun 543 H dan wafat pada tahun 606 H di harrot mengajarkan ilmu ilmu agama dan ilmu ilmu pasti dan juga mendalami ilmu filsafat dan mantiq karangannya adalah mafatihul Ghoib fi Tafsirul Qur an Al Muhasshol fi Ushulil Fiqh Ta jizul Falasifah dan lain lainya Ilmu terkait SuntingLughat filologi yaitu ilmu untuk mengetahui setiap arti kata Al Qur an Mujahid rah a berkata Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat ia tidak layak berkomentar tentang ayat ayat Al Qur an tanpa mengetahui ilmu lughat Sedikit pengetahuan tentang ilmu lughat tidak cukup karena kadang kala satu kata mengandung berbagai arti Jadi hanya mengetahui satu atau dua arti tidaklah cukup Dapat terjadi yang dimaksud kata tersebut adalah arti yang berbeda Nahwu tata bahasa Sangat penting mengetahui ilmu nahwu karena sedikit saja i rab bacaan akhir kata berubah akan mengubah arti kata tersebut Sedangkan pengetahuan tentang i rab hanya di dapat dalam ilmu nahwu Sharaf morfologi Isytiqaq akar kata Ma ani susunan kata Bayaan Badi Qira at Aqa id Ushul Fiqih Asbabun Nuzul Asbabunnuzul adalah sebuah ilmu yang menerangkan tentang latar belakang turunnya suatu ayat Atau bisa juga keterangan yang menjelaskan tentang keadaan atau kejadian pada saat suatu ayat diturunkan meski tidak ada kaitan langsung dengan turunnya ayat Tetapi ada konsideran dan benang merah antara keduanya Seringkali peristiwa yang terkait dengan turunnya suatu ayat bukan hanya satu bisa saja ada beberapa peristiwa sekaligus yang menyertai turunnya suatu ayat Atau bisa juga ada ayat ayat tertentu yang turun beberapa kali dengan motivasi kejadian yang berbeda Nasikh Mansukh Fiqih Hadits WahbiLihat pula SuntingAyat MuhkamPranala luar SuntingKajian tafsir Qishar al mufashshal dalam bahasa Arab Referensi SuntingKutipan Sunting Mir a b As Suyuthi hlm 187 a b Ath Thayyar 1993 hlm 11 Sarwat Ahmad Ilmu Tafsir Sebagai Pengantar Parameter url status yang tidak diketahui akan diabaikan bantuan a b c Al Utsaimin 2001 hlm 23 Al Utsaimin 2001 hlm 23 24 Al Utsaimin 2001 hlm 25 28 Ibnu Abi Hatim mengeluarkannya dalam tafsirnya 6 1945 hadis no 10341 Al Lalikai mengeluarkannya dalam Syarḥ Ushul al I tiqad cetakan kedua 3 458 459 hadis no 785 Ath Thabari mengeluarkannya dalam tafsirnya 15 69 hadis no 17633 Al Lalikai mengeluarkannya dalam Syarḥ Ushul al I tiqad cetakan kedua 3 456 terutama Tabi in kibar lebih banyak bertemu sahabat Maksud yang telah Allah wahyukan kepadamu adalah yang telah Allah tunjukkan kepadamu Muslim mengeluarkannya di halaman 849 Kitab Zakat Bab 54 Doa untuk orang yang membayar zakat hadis no 1078 Hukum bersalawat kepada selain Nabi dan keluarganya diperselisihkan ulama Yang membolehkan memberi syarat 1 mengikuti salawat kepada Nabi 2 karena seseorang melakukan perbuatan baik sebagai bentuk rasa terima kasih 3 tidak dianggap syiar agama Islam Azania Journal www azaniajournal com Diakses tanggal 2023 02 27 Daftar pustaka Sunting Al Utsaimin Muhammad Shalih 2001 Tim Editor Al Maktabah al Islamiyyah ed Ushul fi at Tafsir dalam bahasa Arab Al Maktabah al Islamiyyah As Suyuthi Al Itqan fi Ulum al Qur an dalam bahasa Arab Dar al Fikr Ath Thayyar Musa ad Sulaiman 1993 Fuṣul fi Uṣul al Tafsir Pasal pasal dalam Landasan Tafsir dalam bahasa Arab Riyadh KSA Darun Nasyr Addauli Hamzah Muchotob 2003 Studi Al Qur an Komprehensif Yogyakarta Gama Media ISBN 979 95526 1 3 Sumber daring Mir Mustansir Tafsir Oxford Islamic Studies Online The Oxford Encyclopedia of the Islamic World dalam bahasa bahasa Inggris Diakses tanggal 26 Oktober 2017 Pemeliharaan CS1 Bahasa yang tidak diketahui link Diperoleh dari https id wikipedia org w index php title Tafsir Al Qur 27an amp oldid 23671775